Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

‫السال م علئكم ورحمة اللة وبر كا تة‬

Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat


Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga Tugas praktikum analisis bahan anorganik dan
lingkungan tentang “Identifikasi Dan Pemisahan Kation Ca2+ , Pb2+ ,
Sb5+, Mn2+ ” terselesaikan dengan lancar.

Tugas ini disusun sebagai tugas pembelajaran dengan tujuan


yang lebih khusus untuk menambah pengetahuan tentang “Identifikasi
Dan Pemisahan Kation Ca2+ , Pb2+ , Sb5+, Mn2+ ” dan bisa lebih
mengetahui lebih dalam dan peranannya di laboraturium.
Harapan saya semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi saya
sendiri dan pembaca. Saya telah berusaha sebisa mungkin untuk
menyelesaikan tugas ini namun masih jauh dari sempurna dan banyak
kekurangan, maka saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini dan tugas berikutnya.

‫والسالم عليكم ورحمةاللة وبركا تة‬

Makassar , 21 September 2019

Penyusun

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 1


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................. 1

Daftar isi ............................................................................................ 2

BAB I : Pendahuluan ....................................................................... 3

Latar belakang ..................................................................... 3

Rumusan masalah ................................................................ 4

Tujuan .................................................................................. 4

BAB II : Tinjauan pustaka ................................................................ 5

BAB III : Isi ...................................................................................... 9

BAB IV : Penutup ............................................................................. 17

Kesimpulan ....................................................................................... 20

Saran .................................................................................................. 20

Daftar pustaka ................................................................................... 21

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 2


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Kimia analitik dibagi menjadi bidang-bidang yang disebut analisis


kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif berkaitan dengan identifikasi
zat-zat kimia, mengenali unsur-unsur senyawa apa yang ada dalam suatu sampel.
Umumnya kimia dihadapkan dengan analisis kualitatif, sejumlah unsur dipisahkan
dan diidentifikasi melalui pengendapan dengan hidrogen sulfida. Analisis
kualitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang
terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut dinyatakan sebagai
analit (Day dan Underwood, 2001: 2).
Dasar identifikasis pengenalan unsur-unsur terletak pada sifat-sifat kimia
atau fisika. Sifat-sifat yang paling sederhana yang dipakai untuk pengenalan
adalah sifat-sifat yang langsung dapat diamati. Misalnya, warna suatu senyawa
atau hasil reaksi dengan pereaksi tertentu, dapat dipakai sebagai dasar pengenalan
(Chadijah, 2012: 79).
Keberadaan suatu kation dikonfirmasi atau diidentifikasi dengan
menggunakan satun atau lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik untuk
suatu kation. Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan
kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat tersebut. Katiom diklasifikasiakan
dalam golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa
reagensia (Chadijah, 2012: 99).

Berdasarkan teori diatas maka dilakukanlah percobaan analisis kualitatif


kation untuk menentukan jenis kation yang terdapat dalam sampel dengan analisa
kimia kualitatif.

Analisis kualitatif atau disebut juga analisis jenis adalah suatu cara yang
dilakukan untuk menentukan macam, jenis zat atau komponen-komponen bahan
yang dianalisis. Dalam melakukan analisis kualitatif yang dipergunakan adalah
sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimianya.

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 3


Analisis kation dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara pemisahan dan
identifikasi.

Rumusan Masalah :
1. Apa yang dimaksud dengan kimia analitik kualitatif?
2. Apa yang dimaksud kation?
Tujuan :
1. Mengetahui kimia analitik kualitatif secara keseluruhan beserta
penjelasannya.
2. Memahami dan dapat menganalisis kation Kation Ca2+ , Pb2+ , Sb5+, Mn2+
secara tepat.
3. Sebagai bahan referensi skaligus informatif bagi penulis dan lebih
khususnya bagi pembaca

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 4


BAB II

Tinjauan Pustaka

1. Kimia Analitik Kualitatif

Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang


digunakan untuk mengenali atau mengidentifikasi suatu unsur atau
senyawa kimia (anion atau kation) yang terdapat dalam sebuah sampel
berdasarkan sifat kimia dan fisikanya. Sifat fisika suatu zat kimia adalah
sifat yang dapat diamati dengan pancaindera dan sifat yang dapat diukur
tanpa mengubah susunan kimia zat tersebut. Sifat yang dapat diamati
dengan pancaindera adalah wujud/rupa, warna, bau, rasa, tekstur,
terbentuknya gelembung gas, dan terbentuknya endapan, sedangkan sifat
yang dapat diukur tanpa mengubah susunan kimia zat antara lain bobot
jenis, indeks bias, titik didih, dan titik leleh/beku.

Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang
disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif
membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan
apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan
analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur
Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu
yang ada dalam sampel. Prosedur yang biasa digunakan untuk menguji
suatu zat yang tidak diketahui, pertama kali adalah membuat sampel
(contoh) yang dianalisis dalam bentuk cairan (larutan). Selanjutnya
terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji ion-ion yang mungkin ada.
Kesulitan yang lebih besar dijumpai pada saat mengidentifikasi berbagai
konsentrasi dalam suatu campuran untuk ion, biasanya dilakukan
pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses pengendapan, selanjutnya
dilakukan pelarutan kembali endapan tersebut. Kemudian diadakan uji-uji
spesifik untuk ion-ion yang akan diidentifikasi. Uji spesifik dilakukan
dengan menambahkan reagen (pereaksi) tertentu yang kan memberikan

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 5


larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik (khas) untuk
ion-ion tertentu.

2. Analisis Kation
2.1 Pengertian kation
Kation adalah ion bermuatan positif yang terbentuk ketika
sebuah atom kehilangan satu atau lebih elektron selama reaksi
kimia. Ini memiliki muatan listrik positif, karena memiliki lebih
banyak proton daripada elektron, dan akan tertarik kepada anion,
yang memiliki muatan negatif.

2.2 Klasifikasi Kation


Kation-kation dikelompokkan dalam lima golongan yang
bertujuan untuk analisis kualitatif sistematik. Kation-kation
digolongkan berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa
reagensia. Reagensia golongan yang biasanya digunakan untuk
klasifikasi kation adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium
sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan pada
kemampuan suatu kation untuk bereaksi dengan reagensia-
reagensia dengan membentuk endapan atau tidak.

Ciri-ciri khas kelima golongan ini adalah:


a. Golongan I
Kation golongan I membentuk endapan dengan asam
klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbel, merkurium (I)
(raksa), dan perak.
b. Golongan II
Kation golongan II tidak dapat bereaksi dengan asam
klorida, namun dapat membentuk endapan dengan hidrogen
sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini
adalah merkurium(II), tembaga, bismut, kadmium, arsenik (III),
arsenik (V), stibium (III), stibium (V), timah (II), dan timah
(III)(IV).

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 6


c. Golongan III
Kation golongan III tidak bereaksi dengan asam klorida
encer atau dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
mineral encer. Kation golongan ini membentuk endapan
dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau amoniakal.
Kation-kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi
(II), besi (III), kromium (III), aluminium, zink, dan mangan
(II).
d. Golongan IV
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia
golongan I, II, dan III. Kation-kation pada golongan IV
membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya
amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam.
Kation-kation golongan ini adalah: kalsium, strontium, dan
barium.
e. Golongan V
Kation-kation pada golongan V adalah kation yang
umum yang tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia pada
golongan sebelumnya. Kation ini merupakan golongan kation
yang terakhir yaitu ion-ion magnesium, natrium, kalium,
amonium, litium, dan hidrogen.

2.3 Penentuan Golongan Kation


Untuk identifikasi kation secara sistematis, harus dilakukan
pemisahan golongan.Setelah itu baru di lakukan uji spesifik setiap
kation yang ada dalam golongan tersebut untuk mengidentifikasi
keberadaan di dalam cuplikan.Dalam analisis kation ini terdapat
lima golongan :
 Golongan 1 : akan mengendap sebagai garam klor dalam
kondisi asam yang kuat.
 Golongan 2 : akan mgengendap sebagai garam sulfida atau
hidroksida dalam suasana sedikit basa.

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 7


 Golongan 3 : akan mengendap sebagai garam sulfida atau
diroksida dalam sedikit basa.
 Golongan 4 : tetap berada dalam larautan setelah
pemeriksaan kation golongan 1,2, dan 3.
 Golongan 5 : golongan 5 dapat di pisahkan langsung dari
golongan 1-4.karena gas mempunyai bau yang tidak enak
serat berbahaya , maka di gunakan tiosetamida sebagai
pengganti reaksi tioasetamida dengan air bila di panas kan
akan menghasilkan juga, tetapi berupa larutan.

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 8


BAB III

ISI

A. Kation Golongan IV Kalsium (Ca2+)

Kation golongan IV terdiri dari Barium, Stronsium, dan Kalsium. Kation


golongan ini tidak bereaksi dengan Asam klorida, Hidrogen sulfida, ataupun
Amonium sulfida tetapi Amonium karbonat membentuk endapan-endapan putih.

Langkah Pemisahan dan identifikasi Kation Golongan IV

Kalsium dan barium berada dalam golongan yang sama dalam sistem
periodik, sehingga memiliki sifat-sifat yang hampir sama. Kemiripan sifat ini
menyebabkan kedua senyawa ini sulit untuk dipisahkan. Adapun langkah
pemisahan dan identifikasi dari kation kalsium dan barium adalah sebagai berikut
:

1. Larutan hasil pemisahan golongan III yaitu Ca2+, Ba2+, NH4+ ditambahkan 15
M HNO3. Kemudian dipanaskan sampai menghasilkan residu yang tujuan nya
untuk menghilangkan ion ammonium melalui reaksi redoks , kemudian
ditambahkan 6M HCl + H2O

2. Kemudian ditambahkan 6M NH3 dan 3M (NH4)2CO3 sehingga menghasilkan


endapan Barium karbonat (BaCO3) dan kalsium karbonat (CaCO3)
3. Kemudian pada endapan itu ditambahkan 6 M CH3COOH dan dipanaskan
sebagai pengaturan pH larutan agar endapan larut
4. Kemudian pada larutan tersebut ditambahkan lagi 3M CH3COONH4 + 0,1 M
K2CrO4 sehingga terbentuk kondisi larutan yang baik untuk mengendapkan
BaCrO4 dan melarutkan CaCrO4
5. Kemudian ditambahkan 12 M HCl untuk lebih meyakinkan kehadiran ion
barium dilakukan tes nyala yang jika terdapat ion barium maka memberikan
nyala warna kuning. Tujuan di tambahkan asam klorida agar lebih mudah
menguap

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 9


6. Untuk memisahkan ion Ca2+ dengan ion CrO42- (lanjutan prosedur 4 )
ditambahkan 6M NH3, 3M (NH4)2CO3 sehingga menghasilkan endapan
CaCO3. CrO42- yang dihasilkan lalu di buang
7. Kemudian pada CaCO3 ditambahkan 6M HNO3 dan kemudian dipanaskan
sehingga menghasilkan ion ca2+ dan H+
8. Kemudian ditambahkan 0,1 M (NH4)2C2O4 sehingga menghasilkan endapan
kalsium oksalat (CaC2O4)
9. Kemudian ditambahkan 12M HCl dan dilakukan tes nyala.Tes nyala untuk
mengkonfirmasi ion kalsium (Ca+) menghasilkan warna merah bata yang
berarti adanya ion Ca2+

B. Kation Golongan I ( Pb2+)

Identifikasi Kation Pb2+

Dalam identifikasi kation golongan I, ion Pb2+ adalah kation yang


pertama kali diidentifikasi. Untuk mengidentifikasi kation ini dapat dilakukan
langkah- langkah seebagai berikut

Uji kation Pb2+


a. Memasukkan Pb(NO3)2 0,1 M sebanyak 0,5 mL kedalam 2 tabung reaksi.
b. Pada tabung I menambahkan 3 tetes larutan kalium kromat (K2CrO4) 2
M.
c. Pada tabung II menambahkan larutan asam sulfat (H2SO4) 2 N sebanyak 3
tetes dan etanol 96% sebanyak 3 tetes.
d. Jika dalam sampel positif mengandung kation Pb2+, maka akan dihasilkan
endapan PbCrO4 yang berwarna kuning.

Uji Pb2+
Pb2+ + K2CrO42- —→ PbCrO4 + 2K+
(endapan kuning)
Pb2+ + H2SO42- —→ PbSO4 + 2H+
(endapan putih)

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 10


Uji kation timbal (Pb2+), menambahkan dengan larutan kalium kromat
(K2CrO4) menghasilkan warna endapan putih yang menandakan bahwa larutan
kalium kromat (K2CrO4) tidak dapat melarutkan kation timbal (Pb2+) karena
hanya mudah larut jika ditambahkan dengan asam nitrat. Begitupun dengan
penambahan larutan tembaga sulfat (CuSO4) yang akan menghasilkan endapan
orange. Pada penambahan larutan asam sulfat (H2SO4) 2 M dan alkohol 96% yang
berfungsi membentuk endapan timbal sulfat (PbSO4) menghasilkan endapan
berwarna putih. Hal ini sesuai dengan teori , yang menyatakan apabila timbal
(Pb2+) direaksikan dengan larutan kalium kromat (K2CrO4) akan menghasilkan
endapan berwarna kuning.

Pemisahan Kation Pb2+


Golongan 1 : Ag+, Hg+, Pb2+
Untuk memisahkan katiga kation ini kita menambahkan HCL 6 M pada
sampel uji. Kation golongan 1 akan mengendap sebagai garam klorida yang
berwarna putih. Reaksi yang terjadi :
Ag+ + Cl- —→ AgCl
2Hg+ + 2Cl- —→Hg2Cl2
Pb2+ + 2Cl- —→ PbCl2

Endapan PbCl2 akan larut dengan kenaikan suhu. Karena itu PbCl2 dapat
dipisahkan dari kedua kation yang lain dengan menambahkan air panas kemudian
mensentrifus dan memisahkannya dari larutan. Adanya Pb2+ dapat diidentifikasi
dengan penambahan K2CrO4 membentuk endapan kuning atau dengan H2SO4
membentuk endapan putih.
Pb2+ + CrO42- —→ PbCrO42-
Pb2+ + SO42- —→ PbSO4

Hg+ dan Ag+ dapat dipisahkan dengan penambahan NH3. Jika ada Hg2Cl2
maka dengan NH3 akan bereaksi

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 11


Hg2Cl2 + 2NH3 —→ HgNH2Cl↓(putih) + Hg + NH4Cl↓ (hitam)

Endapan yang teramati menjadi berwarna abu-abu. Sedangkan


penambahan amonia terhadap Ag+ menyebabkan endapan AgCl larut kembali
karena terjadi pembentukan kompleks Ag(NH3)2+ yang stabil.
AgCl + 2NH3 —→ Ag(NH3)2+ + Cl-

Adanya Ag+ dapat diuji dengan menambahkan asam kuat HNO3 6 M. Ion
H+ akan mendekomposisi kompleks Ag(NH3)2+ sehingga Ag+ akan bebas dan
bereaksi dengan Cl- yang sudah ada membentuk endapan AgCl kembali
Ag(NH3)2+ + 2H+ + Cl- —→ AgCl + 2NH4+

Skema analisis kation golongan 1 sebagai berikut :

Ag+, Hg+, Pb2+

HCl

AgCl, Hg2Cl2, PbCl2 (endapan putih)

Air panas
Pb2+ AgCl, Hg2Cl2
K2CrO4 NH3

PbCrO4(endapan kuning) Ag(NH3)2+,Cl-Hg(hitam),HgNH2Cl (putih)

Kation Golongan II ( Sb5+)

Kation golongan II (Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+, Cd2+, As3+, As5+, Sb3+, Sb5+,
Sn2+, Sn4+) membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
mineral encer. Endapan yang terbentuk adalah : HgS (hitam), PbS (hitam), CuS

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 12


(hitam), CdS (kuning), Bi2S3 (coklat), As2S3 (kuning), As2S5 (kuning), Sb2S3
(jingga), Sb2S2 (jingga), SnS (coklat) dan SnS2 (kuning).

Kation golongan II dibagi lagi menjadi lagi dua sub golongan


berdasarkan kelarutan endapan tersebut dalam amonium polisulfida, yaitu sub
golongan tembaga (golongan IIA) dan sub golongan arsenik (Golongan IIB).
Sulfida dari sub golongan tembaga (Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+) tidak larut dalam
amonium polisulfida, sedangkan sulfida sub golongan arsenik (As3+, As5+, Sb3+,
Sb5+, Sn2+, Sn4+) larut membentuk garam-garam kation. Ion-ion golongan II B ini
bersifat amfoter, oksidanya membentuk garam baik dengan asam maupun dengan
basa. Semua sulfida dari golongan IIB larut dalam (NH4)2S tidak berwarna kecuali
SnS.

Sb5+
1. Sb5+ dengan Tes Bettendorf
a. Masukkan 3 tetes Sb5+ kedalam tabung reaksi, kemudian 0,5ml SnCl*
jenuh + HCl pekat 2 ml , panaskan perlahan
b. Amati perubahan yang terjadi
2. Sb5+ dengan Tes Gutzeit
a. Masukkan 3 tetes Sb5+ ke dalam tabung reaksi + 2 ml H2SO4 pekat +
2 butir Zn, sumbat longgar dengan kapas Pb Asetat, tutup dengan
kertas saring + AgNO3 20%. Panaskan perlahan.
b. Diamati endapan hitam yang terbentuk
3. Sb5+ dengan air aquades
a. Masukkan 3 tetes Sb5+ kedalam tabung reaksi + air aquades.
b. Amati perubahan yang terjadi.
4. Sb5+ dengan NH4OH 2N
a. Masukkan 2 tetes Sb5+ + tetes demi tetes NH4OH 2N
b. Amati perubahan yang terjadi.
5. Sb5+ dengan potongan Zn
a. Masukkan 2 tetes Sb5+ ke dalam tabung reaksi + potongan Zn
b. Amati perubahan yang terjadi

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 13


6. Sb5+ dengan Fe (kawat besi)
a. Masukkan 2 tetes Sb5+ + Fe (kawat besi)
b. Diamati endapan hitam yang terbentuk
7. Sb5+ dengan KI 5%
a. Masukkan 2 tetes Sb5+ + 2 tetes KI 5%
b. Amati perubahan yang terjadi.
8. Sb5+ dengan Rhodamin B 0,01%
a. Masukkan 2 tetes Sb5+ di plate tetes + 5 tetes Rhodamin B 0,01%
b. Diamati perubahan warna dari merah menjadi biru

Pemisahan Kation Sb5+


Uji Endapan Sub Golongan II B (arsenic)

Sampel

Dialirkan H2S dalam suasana asam


encer

Endapan Sulfida golongan II

(HgS, As2S3)

Dituangkan 5cc NH4OH 2N melalui


Filter dan filtrate mengalir melalui filter

Endapan Filtrat
Ditambahkan HNO3
encer hingga bereaksi
Jika endapan (HgS) berwarna
hitam, maka mengandung Hg2+
Jika endapan (As2S3) berwarna kuning,
diduga mengandung As3+.

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 14


Untuk mengidentifikasi
adanya ion As lain
Larutkan dalam NH4OH
panas
Panaskan beberapa menit
dengan H2O2 dan
ditambahkan Mg(NO3)2

Menghasilkan endapan putih


Mg(NH4)AsO4.6H2O

Disaring dan dicuci dengan


sedikit air
Tuangkan keatas filter
1 cc AgNO3 yang mengandung
sedikit asam asetat

Filtrat Endapan
Mungkin mengandung HSb, Cl4, dan Ag3AsO4 berwarna merah coklat, maka
H2ClS6. mengandung As5+.

Larutan dibagi menjadi 3 bagian

Larutan 1 Larutan 2 Larutan 3

Buat alkalis dengan Tambahkan pada 2 Netralkan larutan, tambahkan 10-15


NH4OH. Tambahkan asam tetes larutan sedikit cm kawat besi yang bersih pada 1 cc
oksalat jenuh berlebih, Kristal NaNO2 dan larutan, panaskan perlahan-lahan
didihkan dan alirkan H2S tambahkan 2 tetes untuk mereduksi stannic menjadi
selama 1 menit waktu reagens Rhodamin-B stanno dan saring. Lalu tambahkan
panas pada filtrate larutan HgCl2.

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 15


Endapan merah jingga Warna lembayung atau
dari Sb2S3 menunjukkan endapan lembayung
adanya Sb3+ menunjukkan adanya
Sb5+

Kation Golongan III ( Mn2+)


Identifikasi kation Mn2+
a. Mangan dapat diidentifikasi dengan mengoksidasi Mn2+ menjadi MnO4-
yang berwarna ungu dengan natrium bismutat (NaBiO3) dalam asam nitrat.
2Mn2+ + 5HBiO3 + 9H+→ 2MnO4- + 5Bi3+ + 7H2O
b. Dengan larutan natrium hidroksida terbentuk endapan putih. Endapan
dengan cepat teroksidasi bila terkena udara menjadi coklat.
Mn2+ + 2OH- → Mn(OH)2↓
c. Dengan larutan amonia terbentuk endapan putih. Endapan dengan cepat
teroksidasi bila terkena udara menjadi coklat
Mn2+ + 2NH3 + 2H2O →Mn(OH)2↓ + 2NH4+
d. Dengan larutan amonium sulfida terbentuk endapan merah jambu dari
mangansulfida.
Mn2+ + S2- → MnS↓
e. Dengan larutan natrium fosfat terbentuk endapan merah jambu dari mangan
amoniumfosfat.
Mn2+ + 2NH3 + HPO42- →Mn(NH4) PO4 ↓

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 16


Lampiran skema pemisahan kation

1. Pemisahan Kation Golongan I

Kation- kation golongan I,II,III,IV,V

Bila basa diasamkan dengan HNO3


HCl (sedikit berlebihan)

Endapan gol. I LARUTAN


Kation golongan II, III, IV, V
PbCl2, AgCl, Hg2Cl2

H2O untuk mencuci


H2O panas untuk melarutkan Pb2+

Larutan Endapan

Uji Pb2+ AgCl, Hg2Cl2

K2CrO4 KI H2SO4

↓Kuning ↓Kuning ↓Putih

2. Pemisahan Kation Golongan II

Kation-Kation Golongan II, III, IV, V

Ditambahkan H2S

HgS, PbS, Bi2S3, CuS, CdS, As2S3, Larutan Kation gol. III, IV, V
As2S5, Sb2S3, SnS, SnS2.

Ditambahkan (NH4)2S2 dan dipanaskan (50-60)°C

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 17


HgS, PbS, Bi2S3, CuS, CdS AsS33-, SbS33-, SnS23-

Sub gol. II.A Sub. Gol. II.B


(sub. Gol. Cu) (sub. Gol. As)

3. Pemisahan Kation Golongan III

Kation golongan III, IV, V

+ HNO3 pekat, didihkan untuk


menghilangkan anion
+ NH4Cl 2M, didihkan sehingga
suasana amonium
+ NH4OH 4M, dipanaskan
sehingga mengendap

Larutan kation Endapan Fe2+, Fe3+, Al3+, Cr3+, Mn2+


golongan IV, V

+NH4Cl 1% (dicuci)
+NaOH 4M
+H2O2 3%, didihkan

Larutan Cr3+ dan Al3+ Endapan Mn2+ dan Fe

+ Na2HPO4

↓Merah muda

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 18


4. Pemisahan Kation Golongan IV

Kation Golongan IV, dan V

+NH4Cl
+NH4OH untuk suasana basa
+(NH4)2CO3

Endapan BaCO3, SrCO3, CaCO3 Kation Golongan V

+CH3COOH encer

Ba2+, Sr2+, Ca2+

+CH3COONH4
+K2CrO4
Endapan Sr2+, Ca2+

Larutan BaCrO4 +(NH4)2SO4


Jenuh
+Tio padatan

Larutan Sr2+ Larutan Ca2+

+(NH4)2C3O4

CaC3O4

Putih (+) Ca2+

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 19


BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan :

1. Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang digunakan


untuk mengenali atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia
(anion atau kation) yang terdapat dalam sebuah sampel berdasarkan sifat
kimia dan fisikanya. Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua
bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis
kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau
senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada
pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan
mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan
penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel.
2. Analisis kation dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya
melalui metode H2S, HCL, Dan NaOH. Analisis kation dapat dilihat dari
pembentukan endapan serta warna yang dihasilkan. Terdapat beberapa
golongan kation yaitu kation golongan I, II, III, IV dan V. tetapi pada
analisis kation Ca2+ , Pb2+ , Sb5+, Mn2+ .

Saran :
Kami menyadari dalam penyajian makalah ini, masih banyak terdapat
kekurangan. Maka dari itu Kami mengharapkan kritik dan saran dari Pembimbing
dan teman-teman semua.

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 20


DAFTAR PUSTAKA
http://gudangilmubudi.blogspot.com/2018/02/pemisahan-kation-golongan-iiia-
dan-iiib.html

Witri, 2013, Analisis Anion Kation Bagian 2 di https://wytr33.wordpress.com/


2013/01/03 (diakses tanggal 26 September 2019)

http://neverlandlufi.blogspot.com/2014/01/identifikasi-kation-golongan-ii-b.html

Yusuf Noer Arifin Pemisahan Dan Identifikasi Kation Golongan II di


https://www.asymmetricalife.com/2017/11/html (diakses tanggal 26 September
2019)

Ca2+, Pb2+, Sb5+, Mn2+ Page 21

Anda mungkin juga menyukai