NIM 24030119120009
I. TUJUAN PERCOBAAN
Dapat mengidentifikasi anion-anion dalam larutan dan padatan
“unknown‟ dengan menggunakan metode pemisahan “kemikalia cair‟
yang didasarkan pada kelakuan ion-ion yang berbeda ketika
direaksikan dengan reagen-reagen tertentu.
Sifat Kimia :
- termasuk asam kuat
- dilarutkan dengan mereaksikan NaCl dengan H2SO4 pekat
- larut dalam pelarut air
(Mulyono, 2005).
2.9.2 H2SO4
Sifat Fisik :
- berupa cairan jernih
- tidak berwarna, tak berbau, agak kental
- bersifat higroskopis
- titik leleh -10°C
- titik didih 315-338°C
- densitas 1,8 g / cm3
Sifat Kimia :
- merupakan asam kuat
- digunakan sebagai katalis
- bersifat korosif
(Basri, 1996).
2.9.3 HNO3
Sifat Fisik :
- asam anorganik
- tak berwarna, tak berbau
- bersifat korosif
- densitas 1,89 g / mL
- titik leleh -41°C
- titik didih 83 0 C
Sifat Kimia :
- bersifat sebagai oksidator
(Basri, 1996)
2.9.4 AgNO3
Sifat fisik:
- Padatan kristal tidak berwarna
- titik leleh 59°C
- titik didih 97°C,
- densitas 1,82 g/cm3
Sifat kimia:
- -Larut dalam asam nitrat encer,reagen analitik.
(Daintith, 1994)
2.9.5 FeSO4
FeSO4 (Besi (II) Sulfat) (FI 3: 254)
Nama resmi : Ferrosi sulfat
Nama lain : Besi(II) sulfat
RM/BM : FeSO4 /151,90
Kelarutan : Perlahan-lahan larut hampir sempurna
dalam air bebas CO2 P.
Pemerian : Serbuk,putih keabuan ,rasa
logam,sepat.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai sampel
(Dirjen POM, 1979)
III. Metodologi Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.2 Alat :
1. Tabung Reaksi
2. Pipet Tetes
3. Pemanas Spirtus
4. Penjepit
3.1.3 Bahan
1. HCl
2. Aquades
3. HNO3
4. H2SO4
5. AgNO3
6. Ba(C2H3O2)2
7. FeSO4
3.2 Gambar Alat
- Tes 3
5 tetes larutan Cl-
Tabung reaksi
Penambahan 5 tetes AgNO3
Hasil
Penambahan 5 tetes HNO3
Hasil
- Tes 4
Hasil
Hasil
- Tes 5
- 5 tetes larutan Cl-
Tabung reaksi
Hasil
- Test 3
Hasil
- Tes 4
5 tetes larutan Br-
Tabung reaksi
Penambahan 5 tetes Ba(CH3COO)2
Hasil
Penambahan 5 tetes HCl
Hasil
- Tes 5
5 tetes larutan Br-
Tabung reaksi
Penambahan 5 tetes FeSO4
Hasil
Hasil
- Test 3
5 tetes larutan I-
Tabung reaksi
Hasil
Hasil
- Test 4
5 tetes larutan I-
Tabung reaksi
Hasil
Hasil
- Test 5
5 tetes larutan I-
Tabung reaksi
Hasil
Pengamatan larutan
Hasil
Hasil
- Test 3
Tabung reaksi
Hasil
Hasil
- Test 4
Tabung reaksi
Hasil
Hasil
- Test 5
5 tetes larutan SO32-
Tabung reaksi
Hasil
3.3.5 Uji Ion Sulfat (dalam Na2SO4)
- Test 1 dan 2
Hasil
Hasil
- Test 3
Tabung reaksi
Hasil
Hasil
- Test 4
Tabung reaksi
Hasil
Hasil
- Test 5
Tabung reaksi
Penambahan 5 tetes FeSO4
Hasil
Pengamatan larutan
Hasil
Penambahan 5 tetes H2SO4 pekat
Hasil
- Test 3
Tabung reaksi
Hasil
Hasil
- Test 4
Tabung reaksi
Hasil
Hasil
- Test 5
Hasil
Pengamatan larutan
Hasil
Hasil
- Test 3
Tabung reaksi
Hasil
Hasil
- Test 4
Tabung reaksi
Hasil
Hasil
- Test 5
Tabung reaksi
Tabung reaksi
Pengamatan larutan
Hasil
Hasil
- Test 3
Tabung reaksi
Hasil
Hasil
- Test 4
Tabung reaksi
Hasil
Hasil
- Test 5
5 tetes larutan
CrO32-
Tabung reaksi
Penambahan 5 tetes FeSO4
Hasil
Tabung reaksi
Pengamatan larutan
Hasil
Penambahan 5 tetes H2SO4 pekat
Hasil
- Test 3
Hasil
Hasil
- Test 4
Tabung reaksi
Hasil
Hasil
- Test 5
5 tetes larutan
Larutan Unknown I
Tabung reaksi
Penambahan 5 tetes FeSO4
Hasil
Tabung reaksi
Pengamatan larutan
Hasil
Hasil
- Test 3
Hasil
Hasil
- Test 4
Tabung reaksi
Hasil
Hasil
- Test 5
5 tetes larutan
Larutan Unknown II
Tabung reaksi
Penambahan 5 tetes FeSO4
Hasil
IV. Data Pengamatan
Ion Test 1 Test 2 Test 3 Test 4 Test 5
Larutan Kenampak H2SO4 AgNO3 HNO3 Ba(C2H3 HCl Khusus
yang an Larutan pekat O2)2 Uji Nitrat
diuji
Cl- Larutan Larutan Putih keruh Putih Putih Putih Kuning
bening Keruh, keruh keruh keruh (ada
Panas endapan
coklat)
Br- Larutan Larutan Keruh , ada Keruh , Larutan Larutan Coklat
bening bening, endapan ada bening bening endapan
Panas Putih endapan
Putih
I- Larutan Endapa Larutan Endapan Larutan Larutan hitam
kuning n putih, berwarna kuning putih putih
panas Kuning susu keruh keruh
susu
SO32- Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Terbentuk
bening bening, bening bening berwarna berwarna endapan
panas Endapan Endapan putih putih cokelat
Putih putih keruh keruh
SO42- Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Endapan
bening keruh bening bening berwarna berwarna Coklat,
Endapan Endapan putih putih larutan
putih putih keruh keruh da n berwarna
ada coklat
endapan kekuninga
putih n
PO43- Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Ada
Keruh bening, bening bening keruh dan keruh dan endapan
panas Endapan Endapan endapan endapan coklat
kuning kuning putih putih
NO3- Larutan Larutan Tetap puih Larutan Larutan Larutan Terbentuk
bening bening , putih keruh keruh endapan
panas cokelat
CrO42- Larutan Larutan Larutan Kuning Kuning kuning Endapan
kuning putih merah bata bening hitam
panas kehijauan
Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan
Unkno bening Bening , Keruh Keruh Keruh Keruh kuning,
wn I Panas berendapk
an
Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan
Unkno Bening Bening, Bening Bening Keruh Keruh ada ada
wn II Suhu endapan endapan
naik putih coklat
V. Hipotesis
Percobaan ini berjudul “Analisis Kelompok Anion. Tujuan dari
percobaan ini ialah agar dapat mengidentifikasi anion-anion dalam
larutan dan padatan “unknown‟ dengan menggunakan metode
pemisahan “kemikalia cair” yang didasarkan pada kelakuan ion-ion
yang berbeda ketika direaksikan dengan reagen-reagen tertentu.
Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini ialah reaksi spesifik
dan selektif ion. Reaksi spesifik merupakan reaksi yang terjadi atas
penambahan suatu bahan atau reagen yang hanya dapat bereaksi
dengan satu ion tertentu. Selektif ion sendiri merupakan
Metode yang digunakan dalam percobaan ini ialah metode pemisahan
“kemikalia cair”. Percobaan ini menunjukkan anion pada sampel
larutan unknown dan known dapat di identifikasi dengan
menggunakan metode pemisahan kemikalia cair yang di dasarkan pada
kelakuan ion yang berbeda-beda ketika direaksikaan dengan reagen-
reagen tertentu. Kemungkinan hasil yang diperoleh yaitu :
Larutan Cl- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 menghasilkan
endapan putih
Larutan Br- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 menghasilkan
endapan putih kekunigan
Larutan I- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 menghasilkan endapan
kuning
Larutan SO3- dan SO42- direaksikan dengan Ba (C2H3O2)
menghasilkan endapan putih
Larutan NO3- direaksikan dengan H2SO4 pekat ditambah FeSO4
menghasilkan cincin coklat .
Larutan CrO42- direaksikan dengan Ba (C2H3O2)2 + OH- menghasilkan
endapan putih
Larutan PO43- direaksikan dengan Ba (C2H3O2)2 + HCl menghasilkan
larutan keruh
VI. Pembahasan
Telah dilakukan praktikum kimia analitik dengan judul percobaan
“Analisis Kelompok Anion”. Percobaan praktikum kimia analitik ini
memiliki tujuan untuk dapat mengidentifikasi anion-anion dalam larutan
dan padatan „unknown‟. Pada percobaan ini menggunakan prinsip reaksi
selektif dan selektif ion. Reaksi spesifik reaksi yang terjadi atas
penambahan suatu bahan atau reagen yang hanya dapat bereaksi dengan
satu ion tertentu (Harjadi,1990). Sedangkan selektif ion sendiri diartikan
sebagai reaksi yang terjadi atas sekelompok bahan/ion-ion yang berbeda-
beda, misalnya bila ion Cl- ditambahkan kation, maka dapat terjadi
endapan (G.Svehla, 1985). Metode yang dipakai dalam percobaan ini
menggunakan metode pemisahan „kemikalia cair‟, yaitu salah satu metode
pemisahan pada analisis kation maupu anion yang didasarkan pada
perilaku ion-ion yang berbeda ketika suatu larutan anion atau kation
direaksikan dengan reagen-reagen tertentu (Svehla, 1985).
Dalam percobaan ini, ion-ion yang dipakai adalah, Cl- (dalam NaCl), Br-
(dalam KBr), I- (dalam KI), SO32- (dalam Na2SO3), SO42- (dalam Na2SO4),
PO43- (dalam NaH2PO4), NO3- (dalam Pb(NO3)3), CrO42- (dalam K2CrO4),
larutan unknown 1 dan larutan unknown 2.
Hal yang pertama kali dilakukan dalam percobaan ini ialah bagaimana
awal kenampakan larutan sebelum ditambahan reagen-reagen lain. Uji
yang kedua adalah penambahan H2SO4 pekat sebanyak 5 tetes, kemudian
mengamati perubahan warna yang terjadi. Uji yang ketiga dilakukan
penambahan AgNO3 dan HNO3 sebanyak 5 tetes, kemudian mengamati
perubahan warna yang terjadi. Uji keempat adalah menambahkan
Ba(C2H3O2)2 dan HCl sebanyak 5 tetes, kmudian mengamati perubahan
warna yang terjadi. Uji yang terakhir adalah uji khusus untuk anion nitrat.
Dilakukan penambahan FeSO4 sebanyak 5 tetes. Guna dari penambahan
FeSO4 ini untuk mengidentifikasi keberadaan nitrat. Kemudian
mengamati perubahan warna yang terjadi.
(Svehla, 1985)
Endapan tersebut dapat terbentuk karena hasil kali kelarutan dari larutan tersebut
telah terlampui oleh hasil kali konsentrasi ion-ion yang terlibat, atau dapat ditulis
Qc > Ksp. Ksp dari AgBr yaitu sebesar 4 x 10-13 ( Svehla, 1985 ).
Larutan tersebut dikatakan telah jenuh apabila terbentuk endapan dengan zat
yang bersangkutan. Dalam hal ini Br dalam KBr direaksikan dengan AgNo3
menghasilkan larutan bewarna keruh dan terbentuk endapan putih dari AgBr .
Setelah itu ditambahkan HNO3 yang bertujuan melarutkan endapan AgBr.
Diperoleh larutan menjadi lebih jernih dibandingkan sebelumnya namun endapan
tidak larut. Ini disebabkan karena senyawa AgBr sudah cukup stabil dan
memiliki kerapatan yang tinggi maka sulit untuk memutuskan dengan
penambahan HNO3 encer. Selain itu AgBr memiliki Ksp sangat kecil ( 4x10 -13 )
maka tidak larut dengan penambahan HNO3 yang memiliki konsentrasi rendah.
Jadi, pada uji ini penambahan HNO3 bertujuan untuk menguatkan identifikasi
bahwa adanya ion Br -, dimana terbentuknya endapan AgBr yang tidak larut
dengan HNO3 encer. AgBr dapat larut dalam ammonia encer yang menunjukkan
sample mengandung ion Br-.
Reaksinya:
AgBr (s) + HNO3 AgBr (s) + H2O + NO3-
Endapan putih
( Svehla, 1985 )
6.3 Uji I - dalam KI
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi ada atau
tidaknya anion I- dalam sampel known menggunakan metode „kemikalia cair‟
berdasarkan dengan perilaku ion terhadap reagen tertentu. Kenampakan larutan I -
dalam KI sebelum direaksikan dengan reagen tertentu berwarna kuning.
Kemudian direaksikan dengan H2SO4 pekat sehingga suhu mengalami
peningkatan, dan terbentuk endapan berwarna putih. Perubahan suhu yang
meningkat menjadi panas dikarenaka adanya pelepasan hidrogen.
I- + H2SO4 HI + HSO4-
( Svehla, 1985 )
Kemudian dilakukan uji yang ketiga yaitu untuk mengidentifikasi anion I-,
dengan cara menambahkan reagen AgNO3 dan HNO3. Fungsi penambahan
reagen tersebut untuk mengendapkan ion I- menjadi AgI. Sedangkan perubahan
yang terjadi yaitu terbentuknya endapan berwarna kuning susu. Berikut reaksi
yang terjadi :
I- + Ag+ AgI(s)
( Svehla, 1985 )
Endapan tersebut dapat terbentuk karena hasil kali kelarutan dari larutan
tersebut telah terlampui oleh hasil kali konsentrasi ion-ion yang terlibat, atau
dapat ditulis Qc > Ksp. Ksp dari AgI yaitu sebesar 0.9 x 10-16( Svehla, 1985 ).
Larutan tersebut dikatakan telah jenuh apabila terbentuk endapan dengan zat
yang bersangkutan. Dalam hal ini I dalam KI direaksikan dengan AgNo3
menghasilkan larutan bewarna keruh dan terbentuk endapan putih dari AgI.
Setelah itu ditambahkan HNO3 yang bertujuan melarutkan endapan AgI.
Diperoleh larutan menjadi lebih jernih dibandingkan sebelumnya namun endapan
tidak larut. Ini disebabkan karena senyawa AgI sudah cukup stabil dan memiliki
kerapatan yang tinggi maka sulit untuk memutuskan dengan penambahan HNO3
encer. Selain itu AgI memiliki Ksp sangat kecil ( 0.9x10 -16 ) maka tidak larut
dengan penambahan HNO3 yang memiliki konsentrasi rendah. Jadi, pada uji ini
penambahan HNO3 bertujuan untuk menguatkan identifikasi bahwa adanya ion I -
, dimana terbentuknya endapan AgI yang tidak larut dengan HNO3 encer. AgI
dapat larut dalam ammonia encer yang menunjukkan sample mengandung ion I -.
AgI (s) + HNO3 AgI (s) [endapan kuning susu]+ H2O(l)+ NO3-(aq)
(Svehla, 1985)
6.4 Uji SO32- dalam Na2SO3
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi ada
atau tidaknya anion SO32- dalam sampel known menggunakan metode
„kemikalia cair‟ berdasarkan dengan perilaku ion terhadap reagen tertentu.
Kenampakan larutan SO32- dalam Na2SO3 sebelum direaksikan dengan reagen
tertentu berwarna bening. Kemudian direaksikan dengan H 2SO4 pekat sehingga
suhu mengalami peningkatan, namun larutan tetap berwarna bening.
Kemudian dilakukan uji yang ketiga yaitu penambahan reagen AgNO 3 dan
HNO3. Fungsi penambahan reagen ini mengendapkan anion golongan perak.
Setelah penambahan reagen tersebut hasilnya adalah larutan bening dan endapan
putih. Tidak terbentuk endapan perak. Berikut reaksi yang terjadi :
SO32- + Ag+ [AgSO3]-
( Svehla, 1985 )
Kemudian untuk uji yang keempat ditambahkan reagen Ba(C2H3O2)2 dan HCl.
Perubahan yang terjadi ialah larutan berubah warna menjadi putih keruh.
Uji yang kelima merupakan uji khusus nitrat. Hasil positif dari uji percobaan ini
ialah menghasilkan endapan berbentuk cincin coklat dalam larutan. Pada uji ini
ditambahkan Besi(II) sulfat. Berikut reaksi yang terjadi :
Ba2+ + SO32- BaSO3
(Svehla,1985)
Endapan BaSO3 terbentuk karena hasil kali konsentrasi ion-ion Ba2+ dan SO32
lebih besar daripada Ksp BaSO3. Ksp BaSO3 adalah 8 x 10-7. Terbentuk Endapan
putih keruh dengan endapan dalam kondisi melayang dikarenakan reaksi belum
berjalan secara sempurna
(Svehla, 1985).
Larutan BaSO3 lewat jenuh terhadap penambahan Ba(C2H3O2)2 dan HCl
sehingga terbentuk endapan berwarna putih setelah penambahan kedua larutan
tersebut.
Dengan penambahan Ba2+, kelompok anion kalsium-barium mengendap
sehingga larutan sampel ini positif mengandung ion SO32- termasuk ke dalam
kelompok kalsium-barium.
lebih besar daripada Ksp BaSO4. Ksp BaSO4 adalah 1,1 x 10-11 (Svehla, 1985).
Larutan BaSO4 lewat jenuh terhadap penambahan Ba(C2H3O2)2 sehingga
terbentuk endapan. Kesimpulannya ion sulfat dalam Na2SO4 dapat menghasilkan
endapan saat penambahan Ba(C2H3O2)2 dan HCl dikarenakan ion sulfat (SO42-)
termasuk ke dalam kelompok kalsium-barium.
6.6 Uji PO43- dalam NaH2PO4
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi ada
atau tidaknya anion PO43- dalam sampel known menggunakan metode
„kemikalia cair‟ berdasarkan dengan perilaku ion terhadap reagen tertentu.
Kenampakan larutan PO43- dalam NaH2PO4 sebelum direaksikan dengan reagen
tertentu berupa larutan keruh. Kemudian direaksikan dengan H 2SO4 pekat.
Setelah pemberian H2SO4 larutan berubah menjadi warna kuning dan mengalami
peningkatan suhu karna adanya perpindahan panas yang terjadi.
Kemudian dilakukan uji yang ketiga yaitu penambahan reagen AgNO 3 dan
HNO3. Fungsi reagen ini untuk mengendapan anion golongan perak dari
NaH2PO4. Setelah penambahan reagen tersebut perubahan yang dihasilkan
menjadi larutan bening dengan endapan putih, Tidak terdapat endapan anion
golongan perak. Kemudian uji keempat dilakukan penambahan reagen
Ba(C2H3O2)2 dan HCl. Perubahan yang terjadi tidak terlalu signifikan yaitu,
larutan berubah warna menjadi putih keruh dan terdapat endapan putih.
Reaksi yang terjadi :
3Ba2+ + 2PO42- Ba3(PO4)2 (endapan) (Svehla, 1985).
Endapan Ba3(PO4)2 terbentuk karena hasil kali konsentrasi ion-ion Ba2+ dan
PO42- lebih besar daripada Ksp Ba3(PO4)2. Ksp Ba3(PO4)2 adalah 3,4 x 10-23
(Svehla, 1985)
Larutan BaPO4 lewat jenuh terhadap penambahan Ba(C2H3O2)2 sehingga
terbentuk endapan. Kesimpulanya ion sulfat dalamNaH2PO4 dapat menghasilkan
endapan saat penambahan Ba(C2H3O2)2 dan HCl dikarenakan ion sulfat (PO43-)
termasuk ke dalam kelompok kalsium-barium.
Kemudian uji yang terakhir, yaitu uji khusus nitrat. Hasil positif dari uji ini ialah
menghasilkan endapan berbentuk cincin berwarna coklat dalam larutan. Dalam
percobaan ini ditambahan FeSO4. Ketika ditambahkan FeSO4 secara perlahan-
lahan yang bertujuan untuk menguji kandungan nitrat dalam sampel , hasil yang
didapatkan adalah perubahan warna. Hasilnya terdapat endapan warna coklat.
(Svehla,1985)
Kemudian dilanjutkan uji yang keempat, sampel unknown II yang berwarna
bening ditambahkan dengan Ba(C2H3O2)2. Warna larutan tersebut menjadi keruh
dan terbentuk endapan warna putih. Kemudian dilakukan penambahan HCl
larutan tetap keruh dan terdapat endapan.
Dilanjutkan dengan uji yang kelima, uji khusus nitrat. Dilakukan penambahan
reagen H2SO4 pekat dan FeSO4. Tujuan penambahan H2SO4 yaitu untuk
mengasamkan larutan dan tujuan penambahan FeSO4 yaitu untuk menguji
apakah larutan tersebut mengandung ion nitrat atau tidak. Hasilnya adalah
terdapat endapan coklat dan larutan berwarna coklat kekuningan. Sampel tidak
termasuk dalam anion nitrat karena pada penambahan FeSO 4 tidak terbentuk
cincin coklat. Dapat dipastikan kalau larutan unknown II adalah larutan yang
mengandung ion sulfat (SO42-) karena hasilnya sama dengan uji positif dari ion
sulfat yaitu adanya endapan warna putih.
VII. Penutup
7.1 Kesimpulan
1. Untuk mengidentifikasi anion dalam larutan unknown dapat
digunakan metode pemisahan kemikalia cair yang didasarkan pada
kelakuan ion-ion yang berbeda ketika direaksikan dengan reagen-
reagen tertentu.
2. Percobaan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil :
Larutan Cl- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 endapan putih
Larutan Br- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 endapan putih
kekunigan
Larutan I- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 endapan kuning
Larutan SO3- dan SO42- direaksikan dengan Ba (C2H2O2)2
menghasilkan endapan putih
Larutan CrO42- direaksikan dengan Ba (C2H2O2)2 + OH-
menghasilkan endapan putih
Larutan PO43- direaksikan dengan Ba (C2H2O2)2 + HCl menghasilkan
larutan keruh
Larutan NO3- direaksikan dengan H2SO4 pekat ditambah FeSO4
menghasilkan cincin coklat setelah digojog kuning.
Larutan Unknown I adalah ion Cl-
Larutan Unknown II adalah ion SO42-
DAFTAR PUSTAKA
Petrucci. 1992. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta : Erlangga..
Svehla,G. 1985. Buku Teks Analisis Organik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta: PT Kalman Media Pustaka
Svehla, 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro
Jilid 1. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka