Anda di halaman 1dari 32

BEBERAPA REAKSI RUMIT

1. Reaksi reversibel
A B
kostanta laju kekanan = k1
konstanta laju kekiri = k-1

Pada kesetimbangan :
laju reaksi kekanan = laju reaksi kekiri
k1 [A]e = k-1 [B]e

• Contoh:
• 1. 2NO + O2 2NO2
• 2. CH3COOC2H5 + H2O CH3COOH + C2H5OH
Reaksi reversibel
• 2A P
dx x xe
 k1 (a  x)  k 1 (k1  k 1 )t  ln
dt 2 xe  x
•A  2P
dx x xe
 k1 (a  )  k 1 ( x) (k1  k 1 )t  ln
dt 2 xe  x
•A  Y + Z
dx axe  ax  xxe k1
 k1 (a  x)  k1 ( x) 2 ln  (2a  xe )t
dt a( xe  x) xe
2. Reaksi samping atau reaksi paralel
• Misal: A B
A C

• contoh : C2H5OH C2H4 + H2O


C2H5OH CH3CHO + H2
 
3. Reaksi berurutan

Contoh:
4. Reaksi berantai
Contoh reaksi pembentukan HBr yang terjadi melalui beberapa tahap yaitu:
a. Tahap inisiasi : Br2 → Br + Br 
b. Tahap propagasi : Br + H2 → HBr + H
H + Br2 → HBr + Br
c. Tahap Inhibisi: H + HBr → H2 + Br
d. Tahap terminasi: 2Br → Br2
Mekanisme tahap propagasi dinamakan mekanisme rantai, atom H dan Br adalah
pusat rantai.
• 
E. REAKSI SnI dan Sn2
Reaksi ini sering dijumpai pada hidrolisis halida
organik.
* A + B  C
k2
+ D Sn2
A  E + D Sn1
k1
*
E + B  C (cepat)
A : Halida B : Basa
dx
 k1 (a  x)  k 2(a  x)(b  x)
dt
1 a(k1  k 2b  k 2 a)
ln t
k1  k 2b  k 2 a (k1  k 2b)( a  x)
1. Reaksi H2 dan I2 menghasilkan HI, waktu paruh pada 508oC adalah
135 menit. Jika konsentrasi awal kedua reaktan adalah masing 0,5
M. Berapa konsentrasi produk setelah 10 menit dan sudah berapa %
sisa reaksi .
MEKANISME REAKSI

Reaksi Elementer:
• Unimolekuler
• Bimolekuler
• Tertmolekuler.
Misal:
• Mekanisme antara CO dengan NO2 adalah:
• 1. NO2 + NO2  NO3 + NO (reaksi elementer)
• 2. NO3 + CO  NO2 + CO2 (reaksi elementer)
Reaksi elementer adalah reaksi sederhana yang hanya
berlangsung dalam satu tahap.

Sebagan besar reaksi adalah reaksi kompleks dan


membutuhkan lebih dari satu tahap.

Mekanisme reaksi adalah urutan tahap-tahap elementer


yang mengarah pada pembentukan produk.

Zat-antara adalah spesi yang muncul daam mekanisme,


namun tidak ada dalam reaksi setimbang keseluruhan.
Mekanisme Reaksi

Urutan tahap-tahap elementer yang mengarah pada


pembentukan produk disebut mekanisme reaksi.

2NO (g) + O2 (g) 2NO2 (g)

Tahap elementer: NO + NO N 2 O2
Tahap elementer: N2O2 + O2 2NO2
Reaksi keseluruhan: 2NO + O2 2NO2

14.5
Zat-antara adalah spesi yang muncul dalam mekanisme
reaksi tetapi tidak ada dalam persamaan setimbang.
Zat-antara selalu terbentuk dalam tahap elementer awal dan
hilang dalam tahap elementer berikutnya.

Tahap elementer: NO + NO N 2 O2
+ Tahap elementer: N2O2 + O2 2NO2
Reaksi keseluruhan: 2NO + O2 2NO2

Molekularitas suatu reaksi banyaknya molekul yang bereaksi


dalam tahap elementer.
• Reaksi unimolekular – tahap elementer dengan I molekul
• Reaksi bimolekular – tahap elementer dengan 2 molekul
• Reaksi termolekular – tahap elementer dengan 3 molekul
14.5
Hukum Laju dan Tahap Elementer

Reaksi unimolekular A produk laju = k [A]

Reaksi bimolekular A+B produk laju = k [A][B]

Reaksi bimolekular A+A produk laju = k [A]2

Menulis mekanisme reaksi yang benar:


• Jumlah tahap elementer harus menghasilkan
persamaan setara keseluruhan untuk reksi tersebut.
• Tahap penentu-laju harus menyatakan hukum laju yang
sama dengan yang diperoleh dari percobaan.

Tahap penentu-laju adalah tahap paling lambat dari


keseluruhan tahap pembentukan produk.
14.5
Hanya untuk reaksi elementer, pangkat-pangkat
dalam hukum laju harus berkorespons dengan
koefisien-koefisien dalam persamaan setimbang.

Tahap-tahap elementer yang membentuk


mekanisme reaksi harus memenuhi dua syarat.
1. Jumlah tahap elementer harus menghasilkan
persamaan setara keseluruhan untuk reksi
tersebut.
2. Tahap penentu-laju (tahap paling lambat) harus
menyatakan hukum laju yang sama dengan yang
diperoleh dari percobaan.
• A mechanism is a collection of elementary steps

N2O5  NO2 + NO3


2 NO2 (g) + F2 (g)  2 NO2F (g)
Laju reaksi = k [NO2] [F2]
Mengapa tidak: Laju reaksi = k [NO2]2 [F2]
Apakah reaksi elementer sama dengan reaksi keseluruhan (reaksi
total) ??
Angapan Dasar Untuk Menyimpulkan Mekanisme Reaksi
1. Stoikiometri keseluruhan persamaan yang sudah setara
tidak memperlihatkan molekul-molekul yang sebenarnya
berantaraksi.
2. Banyak reaksi yang berlangsung beberapa tahap. Jumlah
persamaan reaksi dari tahap ini adalah persamaan reaksi
keseluruhan.
3. Salah satu tahap berlangsung lambat dan tahap ini adalah
tahap penentu laju reaksi.
4. Laju keseluruhan dari reaksi yang berlangsung dalam
tahap-tahap adalah laju dari tahap yang paling lambat.
5. Hukum laju dari keseluruhan reaksi ditentukan oleh
stoikiometri dari tahap yang paling lambat dan bukan
stoikiometri keseluruhan reaksi.
 
Contoh:
1. H2O2 + I– → H2O + IO– slow
2. H2O2 + IO- → H2O + O2 + I– fast

2H2O2 + I- →
2H2O + O2 + I–

laju reaksi = k1 [H2O2] [I –]


Mekanisme :
1. 2NO ↔ N2O2 (cepat) (equilibrium k1, k-1)
2. N2O2 + Cl2 → 2NOCl (lambat)
2NO + Cl2 → 2NOCl
v = k2 [N2O2] [Cl2]
Karena N2O2 berada dalam kesetimbangan dengan
NO2 ( reaksi nomor satu)
Maka : v = k2 K [NO]2 [Cl2] = k [NO]2 [Cl2]
 
Langkah untuk menentukan laju reaksi
• Harus dikenali terlebih dahulu zat antara.
• Gunakan pendekatan steady state treatment
(pendekatan keadaan mantap) terhadap zat antara tersebut.
• Keadaan mantap adalah : perobahan konsentrasi zat antara terhadap
waktu sangat kecil sekali dan dianggap sama dengan nol.
1. N2O5 ↔ NO2 + NO3 (equilibrium k1, k-1)
2. NO2 + NO3 NO + O2 + NO2
3. NO + NO3 2NO2
Reaksi total adalah:
2N2O5 ↔ 4NO2 + O2
Zat antara adalah NO dan NO3
d[NO3]/dt=k1[N2O5]-k-1[NO2][NO3]- k2[NO2][NO3] - k3[NO][NO3] = 0

d[NO]/dt=k2 [NO2][NO3] - k3 [NO][NO3] = 0

[NO]=k2[NO2]/k3 [NO3] = ???


1. Br2 2 Br (fast) (equilibrium k1, k-1)
2. H2 + Br HBr + H slow
3. H + Br HBr fast
H2 + Br2 ↔ 2 HBr

k1 [Br2] = k-1 [Br]2


dan [Br] = (k1/k-1 [Br2])½
• Laju reaksi = k2 [H2] [Br] (tahap lambat)
• Br bentuk antara
• Laju reaksi = k2 [H2] (k1/k-1 [Br2])½
= k [H2] [Br2] ½;
• k = k2 (k1/k-1)½ M-½ s -1
orde reaksi total = 1.5

1 N2O5 NO2 + NO3 fast equilibrium
2 NO2 + NO3 NO + O2 + NO2 slow
3 NO3 + NO NO2 + NO2 fast
• -d[N2O5]/dt = ???
A + B→ Y + Z
• i. V = k[A]2
• ii. V= k[B]
• iii. V = k[A][B]
A B Y  Z
2 A  X (very slow)
v  k[A] 2
X  2 B  2Y  2Z (very fast )

v  k[B] B  X (very slow)


A  X  Y  Z (very fast )

A  B  X (very slow) A  X (very rapid equilibrium)


v  k[A][B] X  Y  Z (very fast ) X  B  Y  Z (very slow)

A  X 1 (very rapid equilibrium)


A  B  X (very rapid equilibrium)
B  X 2 (very rapid equilibrium)
X  Y  Z (very slow)
X 1  X 2  Y  Z (very slow)
A + 2B → Y + Z
• V = k[A][B]
• V = k[A][B]2
A  2B  Y  Z
k1
A  B  X( veryslow )
v  k[A][B] k2
X  B  Y  Z( veryfast )

k1
A  B  X( veryrapid equilibri um)
v  k[A][B] 2
k 1
k2
X  B  Y  Z( veryslow )
• NO2 (g) + NO2 (g)  NO3 (g) + NO (g) (slow)
• NO3 (g) + CO (g)  NO2 + CO2 (g) (fast)
• NO2 (g) + CO (g)  NO (g) + CO2 (g)

Anda mungkin juga menyukai