Anda di halaman 1dari 25

NAMA KELOMPOK:

Muhammad Kevin Rahman 24030117130082


Desi Nur Pratiwi 24030117140020
Diana Nurul Farihah 24030117130087
Salma Nuha W. 24030117130079
Proses dan Analisa Faizatun Ni’mah 24030117130092

Bahan Angganararas Wedhar R. 24030117140026


Rahma Alfia Khoiri 24030117130062
Industri Keramik
Dwi Retno 24030117130077
Muhammad Daffa Fauzan 24030117140028
Puspa Ajeng 24030117130075
Nurani Putri Insani 24030117140017
Mata Kuliah: Analisis Bahan
Industri Nabela Eka Devi S. 24030117120002
PENGERTIAN

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos


yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses
pembakaran.
Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik
sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang
dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan
sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah
liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan
bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2).
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal
dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang
umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat
keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan
mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung
pada lingkungan geologi di mana bahan diperoleh. Secara umum
strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas.
JENIS – JENIS
KERAMIK
1. KERAMIK 2. KERAMIK HALUS 3. KERAMIK KACA
TRADISIONAL (KERAMIK (GLASS CERAMICS)
Keramik tradisional yaitu INDUSTRI)
keramik yang dibuat dengan Fine ceramics (keramik modern atau biasa Adalah jenis bahan keramik yang
menggunakan bahan alam, disebut keramik teknik, advanced ceramic, diproduksi dengan konversi bahan kaca
seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang engineering ceramic, techical ceramic) adalah (glass) menjadi struktur poly-crystalline
termasuk keramik ini adalah: keramik yang dibuat dengan menggunakan melalui heat treatment. Ukuran butir
barang pecah belah (dinnerware), oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida biasanya berkisar 0,1-1,0 m, jauh lebih
keperluan rumah tangga (tile, logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: kecil dibandingkan ukuran keramik
bricks), dan untuk industri elemen pemanas, semikonduktor, komponen konvensional. Struktur mikro ini
(refractory). turbin, dan pada bidang medis. menjadikan keramik kaca menjadi lebih
kuat dan biasanya tidak tembus cahaya
(berwarna abu-abu atau putih).
PROSES PEMBUATAN
KERAMIK
A. Proses Pembuatan Keramik Tradisional
1. Pengelolaan Bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan
baku dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan
keramik plastis yang telah siap pakai. Dengan metode basah
maupun kering, dengan cara manual ataupun masinal.
Proses :
• Pengurangan kadar air : dilakukan pada proses basah, dimana hasil
• pengurangan ukuran butir : Dilakukan dengan penumbukan
campuran bahan yang berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan,
atau penggilingan dengan ballmill, ukuran zyang lazim
yaitu pengentalan untuk mengurangi jumlah air yang terkandung
digunakan adalah 60 – 100 mesh
sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini dapat dilakukan
• Penyaringan : untuk memisahkan material dengan ukuran dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat
yang tidak seragam filterpress.
• Pencampuran dan pengadukan : untuk mendapatkan
• Pengulian : untuk menghomogenkan massa badan tanah liat dan
campuran bahan yang homogen/seragam. Pengadukan dapat
membebaskan gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak.
dilakukan dengan cara manual maupun masinal dengan
Massa badan keramik yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup,
blunger maupun mixer
kemudian diperam agar didapatkan keplastisan yang maksimal.
PROSES PEMBUATAN
KERAMIK
A. Proses Pembuatan Keramik Tradisional • teknik putar (throwing)
2. Pembentukan
tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah:
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan centering (pemusatan), coning (pengerucutan), forming
tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki (pembentukan), rising (membuat ketinggian benda), refining the
Ada 3 teknik utama : contour (merapikan).
• pembentukan tangan langsung (handbuilding)
Benda yang dapat dibuat dengan keteknikan ini adalah benda-
Ada beberapa metode yang dikenal selama ini: teknik pijit benda yang berbentuk dasar silinder: misalnya piring, mangkok,
(pinching), teknik pilin (coiling), dan teknik lempeng (slabbing). vas, guci dan lain-lain

• teknik cetak (casting)

Teknik cetak dapat dilakukan dengan 2 cara: cetak padat dan


cetak tuang (slip). Pada teknik cetak padat bahan baku yang
digunakan adalah badan tanah liat plastis sedangkan pada teknik
cetak tuang bahan yang digunakan berupa badan tanah liat
slip/lumpur. Keunggulan dari teknik cetak ini adalah benda yang
diproduksi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama persis.
Berbeda dengan teknik putar atau pembentukan langsung
PROSES PEMBUATAN
KERAMIK
4. Pembakaran
proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras,
A. Proses Pembuatan Keramik Tradisional dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku (furnace) suhu tinggi.
Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran :
suhu sintering (matang)
3. Pengeringan atmosfer tungku dan mineral yang terlibat
Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis Pada proses pemanasan, partikel-partikel bubuk menyatu dan memadat.
yang terikat pada badan keramik. Ada 3 proses : Proses pemadatan ini menyebabkan objek keramik menyusut hingga 20 persen
• Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, dari ukuran aslinya. Tujuan dari proses pemanasan ini adalah untuk
menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan memaksimalkan kekerasan keramik dengan mendapatkan struktur internal
penyusutan berhenti yang tersusun rapih dan sangat padat
• Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut Pembakaran biscuit
• Air yang terserap pada permukaan partikel hilang Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena
Proses pengeringan dilakukan secara lambat untuk menghindari melalui pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit
retak/cracking. (bisque) merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah
Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal dibakar pada kisaran suhu 700 – 1000°C. Pembakaran biskuit sudah cukup
benda keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi membuat suatu benda menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda-benda
penyusutan, pengeringan dengan sinar matahari langsung atau mesin keramik berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda
pengering dapat dilakukan. Proses yang terlalu cepat akan mengakibatkan yang akan diglasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.
keretakkan dikarenakan hilangnya air secara tiba-tiba tanpa diimbangi
penataan partikel tanah liat secara sempurna, yang mengakibatkan
5. mendadak
penyusutan Pengglasiran
Tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup,
dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang;
untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan.
Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek
tertentu sesuai keinginan.
PROSES PEMBUATAN
KERAMIK
B. Proses Pembuatan Keramik Kaca

Berdasarkan jenis produk terbagi menjadi :


• Proses diskrit utk produk per-unit, spt : botol, bola lampu, dll
• Proses kontinu utk glass datar/ rata, spt :lembaran/ pelat glass
(jendela), tabung (lab. dan lampu TL)
• Proses pembuatan fiber, spt : utk insulasi, komposit fiberglass, fiber
optik
PROSES PEMBUATAN
KERAMIK
• Pressing :
B. Proses Pembuatan Keramik Kaca
Proses yang digunakan secara luas utk produk
Proses Produk Per-unit (Shaping of Piece Ware) massal, spt : piring, lensa headlight, kaca muka
• Casting : tabung TV/ monitor, dll yg relatif berbentuk datar/
Penuangan cairan glass ke dlm mold dan didinginkan rata (flat)
sangat perlahan (spt lensa astronomi, kaca cermin), utk
finishing produk di lapping dan polishing.
• Spinning :
Seperti centrifugal casting pada metal, utk produk
berbentuk kerucut (mis : bagian belakang tabung sinar
katode TV/ PC, bagian depan monitor dirakit kemudian).

• Blowing (mis : botol minuman, toples, gelas


minum, bola lampu)
- Metode Press and Blow (utk produk dengan
mulut kontainer besar)
- Metode Blow and Blow (utk produk dengan
mulut kontainer lebih kecil)
PROSES PEMBUATAN
KERAMIK
B. Proses Pembuatan Keramik Kaca • Rolling of Flat Plate :
Proses Kontinu (Shaping of Flat and Tubular Glass yg masih plastis dari furnace dialirkan
Glass) melalui pasangan roller yg berfungsi mengatur
ketebalan lembaran glass.
• Drawing of Flat Glass : • Float Process :
- Proses Fourcault, menggunakan dies dari Glass mengalir langsung dari melting furnace
fireclay (disebut debiteuse yg berfungsi sbg melalui bak cairan timah (molten tin). Cairan glass
pembentuk & pemadat glass). Cooler terletak menyebar mengikuti permukaan cairan timah shg
sedikit di atas debiteus & Glass datar didorong menghasilkan ketebalan & kehalusan yang seragam
ke atas oleh roller.
• Drawing of Glass Tubes : (proses Danner)
- Proses Colburn, menggunakan beberapa roller
Cairan glass mengalir mengelilingi saluran hollow
sbg pembentuk & pengarah ketika glass masih
putar mandrel, saat yg sama udara dihembuskan.
plastis shg dpt didinginkan dengan posisi
Selama proses pengerasan, glass tube ditunjang
horisontal.
oleh banyak roller hingga glass bisa mencapai
Kedua proses di finishing dng grinding & polishing panjang 30 m. Contoh produk : glass lab, lampu TL,
untuk menghilangkan bekas potongan, & thermometer.
memastikan permukaan rata & halus.
PROSES PEMBUATAN
KERAMIK
B. Proses Pembuatan Keramik Kaca 2. Drawing Filament kontinu : Utk fiber glass
kontinu berdiameter kecil (batas uk. terkecil
Pembentukan Fiber Glass (Forming of Glass sekitar 0,0025 mm) diproduksi dng drawing
Fibers) (menarik) bentangan cairan glass melalui celah/
lubang kecil pada pelat panas yang terbuat dari
Produk fiber glass terbagi menjadi : paduan platinum. Setiap fiber dari celah
• Serat glass utk thermal insulation, acoustical digabungkan ke spool utk di lapisi pelumas atau
insulation & saringan udara, bentuk spt wool yg bahan kimia pelindung.
berserat.
• Filamen kontinu (panjang) utk fiber reinforced
plastics, benang tekstil, & fiber optik.
Metode produksi :
1. Centrifugal Spraying (utk pembuatan glass
wool) : Cairan glass mengalir ke penampang
putar dng banyak celah di sekelilingnya. Gaya
sentrifugal menyebabkan glass mengalir melalui
lubang utk menjadi serat massal sbg material
isolasi termal & akustik.
PROSES PEMBUATAN
KERAMIK
C. Proses Pembuatan Keramik Kaca
Heat Treatment and Finishing
• Annealing • Tempering • Finishing
Berfungsi utk mengurangi & Juga berfungsi utk menghilangkan Menggunakan grinding, polishing (utk
menghilangkan tegangan dalam yg internal stress. Prosesnya dengan hasil proses drawing, rolling, pressing &
umumnya terjadi pada glass setelah memanaskan glass pada temperatur di atas rolling), cutting (utk hasil proses kontinu)
forming. Annealing berupa pemanasan glass annealing hingga kondisi plastis, kemudian
ke temperatur yang diinginkan (sekitar 500 diikuti quenching permukaan
C), didiamkan beberapa saat untuk (menggunakan udara bertekanan). Ketika
menghilangkan tegangan dan gradien permukaan dingin, mereka akan mengeras
temperatur, serta secara perlahan pada saat sisi dalam masih plastis. Ketika sisi
didinginkan hingga temperatur ruangan. dalam berangsur dingin maka permukaan
Lama proses Annealing tergantung luar yg keras tertekan. Shg glass lebih tahan
ketebalan glass. Annealing pada pabrik glass terhadap tegangan tekan (compressive
modern menggunakan tungku seperti stresses) dari pada tegangan tarik (tensile
lorong (disebut Lehrs), dimana produk stresses ). Contoh aplikasi utk jendela
mengalir perlahan melalui hot chamber di gedung tinggi, pintu kaca. Kaca depan mobil
atas konveyor menggunakan annealing glass 2 (dua)
lembar berpenyekat polimer transparan.
PROSES PEMBUATAN
KERAMIK
C. Proses Pembuatan Keramik Industri

1. Pembentukan
• Injection Molding : Proses ini digunakan untuk membuat objek yang
Setelah pemurnian, sedikit wax (lilin) biasanya ditambahkan
untuk meekatkan bubuk keramik dan menjadikannya mudah kecil dan rumit. Metode ini menggunaan piston untuk menekan bubuk

dibentuk. Plastik juga dapat ditambahkan untuk mendapatkan keramik melalui pipa panas masuk ke cetakan. Pada cetakan tersebut,

kelenturan dan kekerasan tertentu. Bubuk tersebut dapat menjadi bubuk keramik didinginkan dan mengeras sesuai dengan bentuk

bentuk yang berbeda-beda dengan beragam proses pembentukan cetakan. Ketika objek tersebut telah mengeras, cetakan dibuka dan

(molding). bagian keramik dipisahkan

Proses : • Extrusion : Extrusion adalah proses kontinu yang mana bubuk keramik

• Slip Casting : proses untuk membuat keramik yang berlubang. dipanaskan didalam sebuah tong yang panjang. Terdapat baling-baling

Proses ini menggunakan cetakan dengan dinding yang berlubang- yang memutar dan mendorong material panas tersebut kedalam

lunagng kecil dan memanfaatkan daya kapilaritas air. cetakan. Karena prosesnya yang kontinu, setelah terbentuk dan
didinginkan, keramik dipotong pada panjang tertentu. Proses ini
• Pressure Casting : Pada proses ini, bubuk keramik dituangkan
digunakan untuk membuat pipa keramik, ubin dan bata modern
pada cetakan dan diberi tekanan. Tekanan tersebut membuat
bubuk keramik menjadi lapisan solid keramik yang berbentuk
seperti cetakan
PROSES PEMBUATAN
KERAMIK
C. Proses Pembuatan Keramik Industri
Beberapa contoh penggunaan keramik industri :
2. Densifikasi
1. Peralatan yang dibuat dari alumina dan silikon nitrida dapat
Proses densifikasi menggunakan panas yang tinggi untuk menjadikan digunakan sebagai pemotong, pembentuk dan penghancur logam.
2. Keramik tipe zirconias, silikon nitrida maupun karbida dapat
sebuah keramik menjadi produk yang keras dan padat. Setelah dibentuk,
digunakan untuk saluran pada rotorturbocharger diesel temperatur
keramik dipanaskan pada tungku (furnace) dengan temperatur antara tinggi dan Gas-Turbine Engine.
3. Keramik sebagai insulator adalah aluminum oksida (AlO3). Keramik
1000 sampai 1700oC. Pada proses pemanasan, partikel-partikel bubuk
sebagai semikonduktor adalah barium titanate (BaTiO3) dan
menyatu dan memadat. Proses pemadatan ini menyebabkan objek strontium titanate (SrTiO3). Sebagai superkonduktor adalah senyawa
keramik menyusut hingga 20% dari ukuran aslinya. berbasis tembaga oksida.
4. Keramik dengan campuran semen dan logam digunakan untuk
Tujuan dari proses pemanasan ini adalah untuk memaksimalkan pelapis pelindung panas pada pesawat ulang-alik dan satelit.
kekerasan keramik dengan mendapatkan struktur internal yang tersusun 5. Keramik Biomedical jenis porous alumina digunakan sebagai implants
pada tubuh manusia. Porous alumina dapat berikatan dengan tulang
rapih dan sangat padat. dan jaringan tubuh.
6. Butiran uranium termasuk keramik yang digunakan untuk
pembangkit listrik tenaga nuklir. Butiran ini dibentuk dari gas
Kegunaan Keramik Industri uranium hexafluorida (UF6).
Keramik dinilai dari propertinya. Kegunaan keramik beragam 7. Keramik berbasis feldspar dan tanah liat digunakan pada industri
disesuaikan dengan kemampuan dan daya tahannya. Keramik dengan bahan bangunan.
properti elektrik dan magnetik dapat digunakan sebagai insulator, 8. Keramik juga digunakan sebagai coating (pelapis) untuk mencagah
semikonduktor, konduktor dan magnet. Keramik dengan properti yang korosi.
berbeda dapat digunakan pada aerospace, biomedis, konstruksi bangunan, 9. Keramik yang digunakan adalah jenis enamel. Peralatan rumah
dan industri nuklir. tangga yang menggunakan pelapisan enamel ini diantaranya adalah
kulkas, kompor gas, mesin cuci, mesin pengering.
SNI ISO 13006:2018
Ubin Keramik – Definisi, klasifikasi, karakteristik dan penandaan

1. Ruang Lingkup
Standar Nasional ini mendefinisikan istilah dan menetapkan
klasifikasi, karakteristik dan persyaratan penandaan untuk
ubin keramik dengan kualitas komersial terbaik (kualitas
pertama). Standar Nasional ini tidak berlaku untuk ubin yang
dibuat selain melalui proses ekstrusi normal atau press-
kering. Ini tidak berlaku untuk aksesori atau hiasan dekoratif
seperti pinggiran, sudut, pinggir (skirting), penutup
(capping), teluk (coves), manik-manik (beads), tangga, ubin
melengkung dan potongan aksesori lainnya atau mosaik
(yaitu setiap bagianyang dapat masuk ke dalam persegi,
dengan sisi yang kurang dari 7 cm).
2. Klasifikasi
Dasar pengklasifikasian : Ubin keramik dibagi dalam
beberapa kelompok berdasarkan metode pembuatannya dan
penyerapan airnya. Pengelompokan ini tidak
menggambarkan penggunaan produk.
SNI ISO 13006:2018
Ubin Keramik – Definisi, klasifikasi, karakteristik dan penandaan

3. Syarat Mutu
Syarat mutu meliputi mutu tampak, ketetapan ukuran, penyimpangan
bentuk, penyerapan air, spacer lug, ubin rectified, kaki belakang.
SNI ISO 13006:2018
Ubin Keramik – Definisi, klasifikasi, karakteristik dan penandaan
SNI 03-1331-2001
Ubin Mosaik Keramik

1. Ruang Lingkup
Standar ini menetapkan mutu ubin mosaik keramik yang dipergunakan untuk lantai.
2. Definisi
b. Toleransi Ukuran
Ubin mosaik keramin (disebut mosaik) merupakan ubin yang mempunyai ukuran luas
tidak lebih dari 55 cm², tebal 4 mm- 9 mm, bersifat padat, keras dengan warna asli Cara uji sesuai dengan (SNI) 03-4026-1996 butir 6.2
atau ditambah pewarna keramik, berglasir atau tidak berglasir, berpermukaan, datar
atau bertekstur.
3. Lembaran Mosaik
Susunan mosaik di atas lembaran kertas atau bahan lain, dengan jarak antara mosaik
maksimum 2,0.
4. Syarat Mutu
a. Keadaaan Permukaan
Cara uji sesuai dengan (SNI) 03-4062-1996 butir 6.1
Mosaik tidak boleh menampakkan cacat-cacat sebagai berikut :
• Mosaik berglasir : badan membengkok, gelembung-gelembung retak-retak, glasir
lepas, lubang jarum pada permukaan glasir, noda-noda yang berasal dari unsur-
unsur glasir atau bukan glasir.
• Mosaik tidak berglasir : badan membengkok, gelembung gelembung, retak-retak,
goresan pada badan, bekas lekatan dengan bahan lain, noda-noda pada permukaan
badan.
SNI 03-1331-2001
Ubin Mosaik Keramik

c. Penyerapan air e. Ketahanan terhadap kejut suhu


Cara uji sesuai dengan (SNI) 03-4026-1996 butir Cara uji sesuai dengan (SNI) 03-4026-1996 butir 6.14, glasir mosaik
6.8, penyerapan air mosaik rata rata tidak boleh tidak harus menunjukkan adanya retak.
melebihi ketentuan seperti yang tercantum pada
tabel: f. Ketahanan retak glasir
Cara uji sesuai dengan (SNI) 03-4026-1996 butir 6.13, glasir mosaik
tidak harus menunjukkan adanya retak.
g. Ketahanan terhadap bahan kimia
Cara uji sesuai dengan (SNI) 03-4026-1996 butir 6.11, ketahanan noda
mosaik minimum 2 dan ketahanan terhadap bahan kimia minimal kelas
B.
h. Kuat lentur
Cara uji sesuai dengan (SNI) 03-4026-1996 butir 6.10, kuat lentur
d. Kekerasan mosaik rata-rata minimun /cm² dan tiap contoh yang diuji minimun 200
kg/cm².
Cara uji sesuai dengan (SNI) 03-4026-1996 butir
6.12, kekerasan mosaik berglasir minimum dari 5 j. Lembaran mosaik
skala Moh’s dan mosaik tidak berglasir minimun • lembaran mosaik yang diuji harus memiliki daya rekat yang baik
6 skala Moh’s. yaitu tidak mengakibatkan mosaik lepas dari lembarannya.
• lembaran murni yang diuji tidak ada yang tertinggal pada lembaran.
SNI 03-1331-2001
Ubin Mosaik Keramik

i. Ketahanan terhadap gesekan


Kehilangan berat setelah diuji maksimum 0,10 gram.
Dibawah merupakan gambar alat uji ketahanan mosaik keramik
SNI 7275:2018
Keramik berglasir – Tableware – Alat makan dan minum

1. Ruang Lingkup
Standar nasional ini menetapkan klasifikasi, syarat mutu, pengambilan contoh, uji, dan syarat lulus uji tableware yang digunakan
untuk alat makan dan minum dari keramik berglasir baik dalam bentuk datar maupun berongga. Standar ini tidak berlaku untuk
tableware sebagai cindera mata/barang seni yang tidak digunakan langsung untuk alat makan dan minum.
2. Klasifikasi
Tableware untuk alat makan dan minum dari keramik berglasir terdiri dari bone china, fine china, porselin, semi vitreous china/semi
porselin, stoneware, earthenware, dan majolica.
SNI 7275:2018
Keramik berglasir – Tableware – Alat makan dan
minum

3. Syarat Mutu
b. Ketahanan retak glasir
a. Mutu tampak
Prinsip uji : Ketahanan retak glasir ditentukan dengan
memperlakukan contoh ke dalam uap air di bawah tekanan
tertentu, kemudian contoh uji yang telah didinginkan diperiksa
glasirnya dari retak glasir dengan bantuan bahan pewarna.
c. Ketahanan terhadap kejut suhu
Prinsip uji : ditentukan dengan memanaskan contoh uji ke
dalam oven dengan suhu 120⁰C selama 45 menit, kemudian
contoh uji dimasukkan dengan segera ke dalam air bersuhu
20±3⁰C lalu diperiksa glasirnya dari retak glasir dengan bantuan
bahan pewarna. Jika tidak ada retakan, contoh diuji kembali
dengan menaikkan suhu oven sebesar 20⁰C tiap siklus, uji
dilakukan sampai siklus ketiga.
SNI 7275:2018
Keramik berglasir – Tableware – Alat makan dan minum

e. Ketahanan pukul
Uji ketahanan pukul menurut Riecke-Mauve
d. Penyerapan air
Prinsip uji : Penyerapan air ditentukan sebagai
meningkatnya massa dalam benda uji yang telah
dipersiapkan sebagai hasil dari perendaman terkontrol di
dalam air, dinyatakan sebagai presentase massa dari benda uji
kering.

f. Migrasi timbal dan kadmium


Metode pengujian batas migrasi maksimum sesuai dengan ketentuan dalam SNI ISO 6486-
1.
SNI 03-2095-1998
Genteng Keramik

3. Syarat Mutu
1. Ruang Lingkup a. Mutu Tampak
Standar ini meliputi ruang lingkup, acuan, definisi, klasifikasi, syarat mutu, Genteng keramik harus mempunyai permukaan atas yarrg mulus, tidak terdapat
pengembilan contoh, cara uji, syarat lulus uji, dan syarat penandaan untuk retak, bintik-bintik hitam, benjolan dan lekukan yang disebabkan oleh bagian
genteng keramik. Genteng keramik tidak termasuk genteng bubung. permukaan yang lepas atau cacat lain dan nuansa warna dan bentuk harus seragam
2. Klasifikasi bagi tiap jenis.
Genteng keramik diklasifikasikan sesuai ukuran seperti pada tabel Susunan genteng pada pemasangan harus rapih dan baik.
b. Ketetapan ukuran
Genteng keramik untuk semua tingkat mutu harus memenuhi ukuran seperti
pada tabel
SNI 03-2095-1998
Genteng Keramik

c. Penyimpangan bentuk e. Beban lentur


Penyimpangan bentuk genteng keramik rata-ratamaksimum 3%. Genteng keramik harus mampu menahan beban lentur minimum seperti pada tabel
d. Penyerapan air
Genteng keramik harus mempunyai penyerapan air maksimum menurut
tabel
Referensi

Badan Standardisasi Nasional. (1998). SNI 03-2095-1998. Genteng Keramik. Badan


Standardisasi Nasional. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. (2001). SNI 03-1331-2001. Ubin Mosaik Keramik. Badan
Standardisasi Nasional. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. (2018). SNI 7275:2018. Keramik berglasir – Tableware – Alat
makan dan minum. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. (2019). SNI ISO 13006:2018. Ubin Keramik – Definisi,
klasifikasi, karakteristik dan penandaan. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai