Anda di halaman 1dari 30

REAKSI

RUMIT
KINETIKA REAKSI KELAS A
Kelompok 3
1. Sarah Raselia Nina S (24030118120055)
2. Marsya Rizqia Putri (24030119130075)
3. Nur maulina rahmawati (24030119130095)
4. Adyuna Riana Putri (24030119130079)
5. Aulia Rachman. A (24030119130045)
6. Achmad Fadhurohman (24030118130135)
7. Anjalya Figo Nur Sabarina (24030118130105)
8. Aditia Fadhil Hanan Permata (24030119120037)
9. Rakka Gustyan Pratama (24030119120039)
10. Fitrianata Mayang Sari (24030118130099)
11. Listya Agustin (24030118140141)
Table of contents
1
2
0 Reaksi Rumit
0 Reaksi Berurutan
3
1 4 4
0 Reaksi Reversibel
0 Reaksi Berantai
5
2 5 6

0 Reaksi Paralel 0 Reaksi SN1 dan SN2

3 6
1
2

01 3
4
Reaksi Rumit 5
6
Reaksi Rumit 1

• Suatu reaksi kimia yang disebut sebagai reaksi rumit apabila reaksi tersebut
2
tersusun atas berbagai reaksi sederhana.
• Pada umumnya persamaan laju reaksi rumit tidak dapat diturunkan dari 3
persamaan stoikiometrinya.
• Kemolekulan reaksi yang tidak sama dengan ordenya disebut juga reaksi
rumit.
4
• Terdapat berbagai cara untuk menyusun reaksi-reaksi sederhana menjadi
suatu reaksi rumit, yaitu : 5
a. Reaksi sederhana yang disusun secara paralel
b. Reaksi sederhana yang disusun secara berurutan 6
c. Reaksi sederhana yang disusun secara berlawanan
d. Reaksi sederhana yang disusun secara berantai
1

02
2
3
4
Reaksi Reversibel 5
6
1
 • Reaksi Reversibel adalah reaksi dua arah (bolak-balik). Pada reaksi ini, hasil reaksi dapat kembali
membentuk reaktan.
A B
2
kostanta laju ke kanan = k1
konstanta laju ke kiri = k-1 3
• Pada kesetimbangan :
laju reaksi ke kanan = laju reaksi ke kiri 4
k1 [A]e = k-1 [B]e
5
6
• Contoh : C2H5OH + CH3COOH 𝑘  1 CH3COO2H5 + H2O

𝑘  2
1
 • 2A ↔ P
 
2
• A ↔ 2P 3
 


4
A↔ Y+Z
(x)2   𝑎 x e+ 𝑎𝑥+ 𝑥 x e 𝑘1 5
  𝑙𝑛 = ( 2 𝑎 − x e) 𝑡
  𝑎( x e − 𝑥) xe
6
1
2

03 3
4
Reaksi Paralel 5
6
1
• Reaksi parallel atau reaksi samping (competitive reaction) yaitu dari reaktan yang
sama dihasilkan produk yang berbeda melalui jalur reaksi yang berbeda pula. 2
• Ada 2 jenis reaksi parallel :
a. Satu jenis reaktan secara parallel menghasilkan lebih dari satu jenis produk
A 𝑘  1 U 3
A 𝑘  2 V
𝑘
A  3 W 4
b. Berbagai jenis reaktan secara parallel menghasilkan satu jenis produk
A 𝑘  1 P
B 𝑘  2 P 5
C 𝑘  3 P
c. Contoh reaksi parallel :
𝑘  1
6
C2H5OH C2H4 + H2O
𝑘  2
C2H5OH CH3CHO + H2
1
 • Harga tetapan laju secara total  • Diintegralkan,

[U] = + C
2
] Atau
[U] = [U + 3
Karena, Diperoleh harga V dan W,
[V] = [V + 4
[W] = [W +
Maka, Jika U, maka diperoleh persamaan
] yang tidak bergantung pada waktu dan 5
konsentrasi awal dari reaktan
6
1

04
2
3
4
Reaksi Berurutan 5
6
1
● Pada Reaksi ini produk dari sebuah reaksi menjadi reaktan dalam reaksi
selanjutnya, hal ini disebut juga mekanisme reaksi berkelanjutan.
𝑘  1 𝑘  2
2
A B C

● Dimana untuk menyederhanakannya, diasumsikan koefisien stoikiometri per


3
kesatuan. Karena reaksi diasumsikan orde satu, maka laju reaksi pertama dan
kedua adalah 4
r1 = k1 [A] dan r2 = k2 [A]
5
Contoh reaksi: 6
2NaClO → NaCl + NaClO2
NaClO2 + NaClO → NaCl + NaClO3
𝑘 B1 𝑘  2 1
A C

Misal konsentrasinya : x y c mol/liter 2


● Contoh: 2(CH3)2CO → 2CH2=CO → 2CO + CH4
3
+
2CH4 4
Laju  terurainya A:
● (1)
Laju pembentukan B: (2) 5
Laju pembentukan C: (3)
Bentuk hasil integrasi persamaan 1 adalah:
6
x = xoe-k1t, dimana xo = konsentrasi A awal.
  Jadi,
1
Bentuk hasil integrasi persamaan 2 adalah:
(x diganti dengan xoe-k1t) y = (k1/k’1)x 2
Jadi: Tetapi, karena x = xoe-k1t1, maka akan
y= diperoleh: 3
sedangkan untuk hasil integrasi persamaan 3 y = (k1/k’1)xoe-k1t
adalah
dari persamaan 3 diperoleh:
4
●  
diketahui bahwa x + y + z = xo

jadi, z = xo – x – y 5
z = xo [1 + (1/k1k’1) (k’1e-k1t - k’1e-k1t)]

intermediet B konsentrasinya dianggap


6
tetap:
1
2

05 3
4
Reaksi Berantai 5
6
• Dalam reaksi berantai, zat antara yang dihasilkan dalam satu tahap menghasilkan zat
1
antara reaktif dalam tahap berikutnya dan demikian seterusnya. Zat antara yang berperan
pada perambat rantai disebut pembawa rantai. Dalam reaksi berantai pembawa 2
rantainya adalah radikal. Radikal bebas terbentuk jika ikatan terbelah menjadi dua yang
sama, sehingga setiap atom mendapat satu dari dua elektron yang dipakai untuk
berikatan. Radikal bebas sebagai suatu molekul memiliki satu atau lebih elektron tidak 3
berpasangan pada orbital terluarnya, sehingga sangat labil dan mudah bereaksi.
• Proses rantai adalah proses yang akan berlangsung melalui serangkaian proses-proses
elementer sebagai berikut ini : 4
1. Inisiasi rantai
Reaksi diinisisasi saat ikatan terlemah pada reaktan atau pada salah satu reaksi-reaksi
untuk menghasilkan radikal, kemudian bertindak sebagai pembawa rantai.
5
2. Propagasi rantai 6
Radikal bebas menyerang reaktan menghasilkan molekul produk dan spesies reaktif yang
lain. Radikal bebas yang baru ini bereaksi lebih lanjut dan membentuk lagi radikal bebas
yang semula, yang sekali lagi menyerang molekuler reaktan. Dengan jalan ini produk dan
pembawaan rantai terbentuk secara kontinyu. Proses ini diistilahkan dengan reaksi
propagasi.
 3. Terminasi rantai
1
Sebagai tambahan, radikal bebas terpisah dari sistem reaksi dengan cara rekombinasi
atau disproporsionasi. Dengan jalan ini pembawa rantai akan hancur dan rantai 2
mengalami terminasi (penghentian).

4. Contoh Reaksi Berantai 3


Reaksi antara gas hidrogen dan bromine pada temperatur antara 200 dan 300 OC telah
dipelajari oleh Bodenstein dan Lind pada 1906. Hasil riset kemudlan menujukkan reaksi 4
rantai linier. Kontras dengan reaksi H 2 + I2 yang diduga sebagai reaksi sederhana
bimolekuler. Reaksi H2 + Br2 adalah contoh yang baik reaksi rantai dan ia adalah contoh
klasik yang biasa dikutip dalam kebanyakan buku kimia fisik. Hal ini dapat ditunjukkan
5
tidak hanya bahwa mekanisme yang diusulkan konsisten dengan data eksperimental,
tetapi langkah-langkah elemen lain yang mungkin tidak penting dalam reaksi ini. 6
Mekanisne berikut mengusulkan untuk menjelaskan hasil eksperimen mereka.
 • Beberapa tahap Reaksi :
1
a. Tahap inisiasi :
Br2 𝑘   1 2HBr 2
(terbentuk akibat absorpsi foton)
b. Tahap propagasi :
Br + H2 𝑘   2 HBr + H 3
(perambatan)
𝑘
H + Br2   3 HBr + Br 4
c. Tahap inhibisi :
H + HBr
𝑘  4 HBr + Br
(pemutusan rantai) 5
d. Tahap terminasi
𝑘  5 :
2Br Br2
• Hasilnya adalah contoh reaksi yang agak jarang dimana laju dipengaruhi konsentrasi 6
produk. Intermediet reaktif atau pembawa rantai adalah atom hidrogen dan bromin.
Yang secara kontinu terbentuk oleh langkah propagasi.
 • Hukum Laju Reaksi Berantai sering menghasilkan hukum laju yang rumit seperti reaksi di 1
atas. Hukum laju yang diamati melalui eksperimen adalah:

• Kerumitan hukum laju menunjukkan adanya mekanisme yang rumit maka diajukan
2
mekanisme seperti di atas. Hukum laju pembentukan HBr dari reaksi mekanisme:

• Untuk membuktikan apakah reaksi rantai tersebut benar, harus dibuktikan dengan hukum
3
laju hasil eksperimen. Caranya adalah dengan menggunakan pendekatan steady state
yaitu dengan menganggap perubahan zat antara (pembawa rantai) setiap perubahan 4
waktu = 0.

- (1) 5
 (2)
 (3) 6
 • Bila persamaan (1) dan (2) dieliminasi,  
1
maka :
2k5 [Br]2 = 2k1 [Br2]
• Menghasilkan : 2
 (4)
[Br]2 = • Substitusikan persamaan (4) ke persamaan (5)
menghasilkan :
3
[Br] = [Br2]1/2
• Substitusi [Br] ke persamaan (2), maka :  (5)
4
[H]k3[Br2] + k4]HBr] = k2[Br][H2] 5

• Untuk menyederhanakan persamaan (3),


6
eliminasikan dengan persamaan (2) :
 
1
• Dalam reaksi berantai dikenal juga konsep panjang rantai, yang dinyatakan sebagai
Perbandingan kecepatan total reaksi terhadap kecepatan langkah pertama (inisiasi). 2
• Panjang rantai :
3
4
5
6
1
2

06 3
4
Reaksi SN1 dan SN2 5
6
Reaksi SN1
1
● SN1 adalah singkatan dari substitusi unimolekuler nukleofilik. Jadi,
persamaan laju berlaku dalam situasi di mana jumlah nukleofil jauh
2
lebih besar daripada jumlah zat antara karbokation. Reaksi SN1 adalah
reaksi ion. Suatu reaksi pengionan yang terkadang disertai penataan
3
ulang yang disusul persenyawaan dengan nukelufil. Mekanismenya 4
kompleks karena adanya interaksi molekul pelarut, molekul RX, dan
ion-ion antara yang terbentuk. 5
6
Laju Reaksi SN1
1
● Laju reaksi khas SN1 tidak bergantung pada konsentrasi nukleofil, tetapi hanya
bergantung pada konsentrasi alkil halida. 2
● Laju SN1 = k [RX]
● Ini disebabkan oleh sangat cepatnya reaksi antara R + dan Nu:- tetapi konsentrasi R+ sangat 3
kecil. Kombinasi cepat antara R+ dan Nu:- hanya terjadi bila karbokation itu ter-bentuk.
Oleh karena itu laju keseluruhan reaksi ditentukan seluruhnya oleh cepatnya RX
berionisasi dan membentuk karbokation R +. Tahap ionisasi ini (Tahap 1 dalam reaksi 4
keseluruhan) disebut tahap penentu-laju. Tahap paling lambat dalam deret keseluruhan
adalah menentukan laju. 5
● Suatu reaksi SN1 bersifat order pertama dalam laju karena laju itu ber banding lurus
dengan hanya konsentrasi satu pereaksi (RX). Reaksi ini adalah reaksi uni-molekular
karena hanya satu partikel (RX) yang terlibat dalam keadaan transisi tahap pentu-laju. 6
1
Contoh, Mekanisme Reaksi SN1 suatu alkil halida tersier adalah reaksi bertahap (stepwise reaction).

● Tahap 1 , pematahan alkil halida menjadi sepasang ion: ion halida dan suatu bokation
2
3
4
● Tahap 2, Penggabungan karbokation dengan nukelofil (H 2O) meghasilkan produk awal, suatu alkohol 5
berproton

6
● Tahap 3, Lepasnya H+ dari dalam alkohol berproton, dalam suatu reaksi asam basa yang cepat dan
1
reversibel, dengan pelarut
2
3
● Secara keseluruhan t-butil bromida dengan air terdiri dari dua reaksi ; reaksi SN1 dan reaksi asam basa
4
5
● Sehingga, laju keseluruhan reaksi ini bergantung laju langkah pertama, yaitu, langkah paling lambat.
Langkah paling lambat dalam reaksi ini disebut langkah penentu laju karena secara harfiah membatasi laju 6
di mana produk reaksi dapat terbentuk.
 
Laju reaksi = k[(CH3)3CBr)]
Reaksi SN2
1
● Reaksi SN2 bermaksud sebagai reaksi substitusi, nukleofilik,
2
bimolekular. Bimolekular ini bermaksud sebagai reaksi yang mana
baik nukleofil maupun alkil halida (metil halida, alkil halida primer, alkil 3
halida sekunder) terlibat dalam keadaan transisi. Stereokimia pada
reaksi ini adalah inversi konfigurasi. Reaksi ini merupakan suatu reaksi 4
belakang yang serempak dengan mekanisme umum sebagai berikut:
R R 5

Nu + CH X Nu CH + X 6

R R
Laju Reaksi SN2
1
● Laju reaksi bergantung pada variabel konsentrasi pereaksi dan struktur pereaksi.
● Penambahan konsentrasi pereaksi pada reaksi S N2 akan menambah laju terbentuknya
2
produk karena kemungkinan tumbukan antar molekul pereaksi menjadi lebih besar.
Lazimnya laju reaksi SN2 berbanding lurus dengan konsentrasi-konsentrasi kedua
3
pereaksi. Jika semua variabel lainnya dibuat konstan dan konsentrasi alkil halida atau
konsentrasi nukleofil dilipat-duakan, maka laju pembentukan produk juga berlipat dua. 4
Jika salah satu konsentrasi dilipat-tigakan, laju juga akan berlipat tiga.
Nu + RX RNu + X 5
Laju SN2 = k [RX][Nu:-] 6
● Dalam persamaan tersebut, [RX] dan [Nu: -] menyatakan konsentrasi dalam mol/liter
masing-masing dari alkil halida dan nukleofil. k merupakan tetapan laju.
● Orde laju reaksinya adalah orde kedua yang mana laju berbanding lurus baik dengan
konsentrasi Nu:- maupun alkil halida.
Thank
1
2
3

You
Do you have any questions?
4
5

CREDITS: This presentation template was created


6
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai