Anda di halaman 1dari 19

KIMIA PERTANIAN

EFKK 122 / 3 (2-1)


POKOK BAHASAN:

(Keseimbangan Kimia dan Tetapannya)

Oleh:
Ir. MUHAMMAD MAHBUB, MP
Fakultas Pertanian UNLAM
Konsep Kesetimbangan Kimia
Konsep Kesetimbangan Dinamis:
Reaksi kesetimbangan adalah reaksi dimana zat-zat hasil
reaksi ( produk ) dapat bereaksi kembali membentuk zat-
zat semula ( reaktan ).
Jadi reaksi berlangsung dua arah/bolak-balik (reversibel) :

reaktan produk

mA+nB pC+qD
m, n, p, q = koefisien reaksi A, B, C, D = Zat-zat yg bereaksi

Kapankah reaksi bolak-balik mencapai keadaan setimbang ?


Pada saat laju reaksi ke kanan = laju reaksi ke kiri
Reaksi Reversible (dua arah/bolak -balik)

Reaksi Irreversible (satu arah) , tidak dapat balik lagi


Kesetimbangan
Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa suatu reaksi
bolak-balik telah mencapai kesetimbangan ?
Saat tercapai kesetimbangan jumlah zat-zatnya baik
reaktan maupun produk tidak lagi berubah. Jumlah zat
sebanding dengan mol dan konsentrasi sehingga saat
setimbang mol dan konsentrasi zat-zatnya tetap.

Mengapa kesetimbangan kimia disebut


kesetimbangan dinamis?
Walaupun reaksi kimia sudah mencapai keadaan
setimbang akan tetapi reaksi tetap berlangsung pada
tingkat molekul/ mikroskopis (tidak mudah dilihat) ,
karena kecepatan reaksi maju/ke kanan = reaksi balik/ke
kiri maka seakan-akan reaksinya sudah berhenti.
Kesetimbangan homogen & heteregen
Kesetimbangan homogen : hanya melibatkan zat –zat dalam
satu fasa saja.
Contoh:
Semua zat berada dalam fasa gas (g)

Semua zat berada dalam fasa larutan(aq)

Kesetimbangan heterogen: melibatkan zat –zat lebih dari satu


fasa .
Contoh:
zat berada dalam fasa solid (s) dan larutan(aq)
Tetapan Kesetimbangan Kimia (K)
 Ciri khas reaksi kesetimbangan adalah zat-zat ruas kiri (reaktannya )
tidak pernah habis.
 Pada saat terjadi kesetimbangan, maka harga tetapan kesetimbangan
(K) dapat ditentukan. Nilainya ditentukan dengan menggunakan
perbandingan konsentrasi zat-zatnya saat tercapai kesetimbangan.
Tetapan kesetimbangan (K) adalah hasil kali konsentrasi setimbang zat
di ruas kanan dibagi hasil kali konsentrasi setimbang zat di ruas kiri,
masing-masing konsentrasi zat dipangkatkan dengan koefisiennya.

mA+nB pC+qD
  [ 𝐶 ] 𝑝 ∙[ 𝐷 ]𝑞 produk
𝐾= 𝑚 𝑛
[ 𝐴 ] ∙[ 𝐵 ] reaktan

m, n, p, q = koefisien reaksi
[A], [B], [C], [D] = konsentrasi zat dalam kesetimbangan (mol/L atau M)
Tetapan Kesetimbangan Kimia (K)
  [ 𝐶 ] 𝑝 ∙[ 𝐷 ]𝑞 produk
𝐾= 𝑚 𝑛
[ 𝐴 ] ∙[ 𝐵 ] reaktan

 Jika nikai K > 1 maka hasil/produk yang dihasilkan banyak


 Jika nikai K < 1 maka hasil/produk yang dihasilkan sedikit

Bentuk zat yg digunakan dalam perhitungan K :


 Senyawa dalam bentuk larutan (aq) dan gas (g) diperhitungkan .
 Senyawa murni padat (s) dan murni cair (l) tidak dimasukkan.
Perhitungan K

BiCl3(aq) + H2O(l) BiOCl(s) + 2 HCl(aq)


BiOCl (s) dan H2O (l) tidak disertakan dalam persamaan K karena berturut-
turut bentuk zat padat (s) dan zat cair murni ( l).
  [ 𝐻𝐶𝑙 ] 2
𝐾= ❑
[ 𝐵𝑖𝐶𝑙 3]

CO(g) + 3 H2(g) CH4(g) + H2O(g)


Semua zat berbentuk gas (g) maka disertakan dalam perhitungan K

  [ 𝐶𝐻 4 ]❑ ∙[ 𝐻 2 𝑂 ]❑
𝐾= ❑ 3
[ 𝐶𝑂] ∙[ 𝐻 2]
Contoh
   Soal 1:
Dalam wadah bervolume 2 liter terdapat dalam kesetimbangan 0,2 mol
gas N2, 0,3 mol gas H2 dan 0,2 mol gas NH3, maka harga K untuk
keadaan setimbang itu adalah :
N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g)
Jawaban:
Molar dalam kesetimbangan
N2 = 0,2mol/2L = 0,1 M
H2 = 0,3mol/2L = 0,15 M
NH3 = 0,2mol/2L = 0,1 M
  [ 𝑁𝐻 3]2  
= 2,96
𝐾= ❑ 3
[ 𝑁 2] ∙[ 𝐻 2]
Contoh soal 2:
Pada suhu tinggi dengan suatu katalisator. Dalam suatu wadah 500 ml (0,5 L) mula-mula
dimasukkan 1 mol gas CO dan 3 mol gas H2 diperoleh 0,378 mol air. Tentukan besarnya
tetapan kesetimbangan K pada suhu tersebut !

Jawaban : CO(g) + 3 H2(g)  CH4(g) + H2O(g)

Zat dan CO(g) H2(g) CH4(g) H2O(g)


rasio mol 1 3 1 1
mol mula-mula /
1 mol 3 mol Belum ada hasil Belum ada hasil
belum setimbang
mol bereaksi 0,378 mol 1,134 mol 0,378 mol 0,378 mol
mol setimbang 1 – 0,378= 3 – 1,134 =
0,378 mol 0,378 mol
0,622 mol 1,866 mol
Molaritas : 0,622 mol/0,5L 1,866 mol/0,5L 0,378 mol/0,5L = 0,378 mol/0,5L =
mol/L (M) = 1,244 M = 3,732 M 0,756 M 0,756 M

  [𝐶𝐻 4 ]❑ ∙[𝐻 2 𝑂]❑   [ 0,756]❑ ∙[ 0,756]❑ −3


𝐾= ❑ 3
𝐾= ❑ 3
=8,84 ∙10
[𝐶𝑂] ∙[ 𝐻 2] [1,244 ] ∙ [3,732]
Harga K yang kecil (K< 1) hanya membentuk sedikit sekali metana (CH4)
Pergeseran Kesetimbangan

1. Perubahan Konsentrasi
2. Perubahan suhu
3. Perubahan tekanan
4. Peranan Katalisator
1. Pengaruh Konsentrasi:
a. Jika salah satu pereaksi/reaktan/senyawa di ruas kiri
diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke ruas
kanan/produk/hasil reaksi. Sebaliknya jika salah satu
produk/hasil reaksi/ruas kanan diperbesar maka
kesetimbangan akan bergeser ke ruas
kiri/pereaksi/reaktan.

b. Jika salah satu pereaksi/reaktan/senyawa di ruas kiri


diperkecil maka kesetimbangan akan bergeser ke ruas
kiri/pereaksi/reaktan. Sebaliknya jika salah satu
produk/hasil reaksi/ruas kanan diperkecil maka
kesetimbangan akan bergeser ke ruas kanan/produk/hasil
reaksi.
Perubahan Konsentrasi
Reaksi :
A + B C

Bila A ditambah artinya konsentrasinya diperbesar,


sehingga “jika diberi, dia akan memberi” maka terjadi
pergeseran ke kanan sehingga C bertambah banyak.

Bila B diambil (dipisah) artinya memperkecil


konsentrasi B sehingga “jika diambil , dia akan
mengambil” maka reaksi bergeser ke kiri sehingga C
berkurang.
2. Perubahan Suhu
 Entalphy (ΔH = -) adalah reaksi melepaskan panas (eksoterm).
Misal reaksi pembentukan amoniak (NH 3) adalah eksoterm atau
memerlukan suhu rendah :
N2 + 3 H2  2 NH3 ΔH = -92 Kj (eksoterm)
Suhu  , nilai K 
Maka, jika suhu diturunkan (kalor dilepas), maka reaksi akan
bergeser ke arah hasil, yaitu NH 3 bertambah banyak, dan sebaliknya.

 Entalphy (ΔH = +) adalah reaksi membutuhkan panas (endoterm).


Misal: reaksi penguraian NH3 adalah endoterm/perlu panas:
2 NH3  N2 + 3 H2 ΔH = +92 Kj (endoterm)
Suhu  , nilai K 
Jika suhu dinaikkan (kalor bertambah) reaksi bergeser ke arah hasil
(N2 & H2 lebih banyak terbentuk) dan NH 3 banyak terurai., dan
sebaliknya.
3. Perubahan tekanan
Perubahan tekanan hanya berpengaruh untuk gas.
Fase padat dan cair pengaruh tekanan diabaikan.
Sesuai hukum Boyle maka :
 Jika tekanan diperbesar (atau volume diperkecil) maka
reaksi bergeser ke arah jumlah mol gas yang terkecil.
 Jika tekanan diperkecil (volume diperbesar) maka reaksi
bergeser ke arah jumlah mol gas yang terbesar.
Karena koefisien reaksi menyatakan perbandingan
mol ,maka cukup memperhatikan jumlah koefisien gas
pada masing-masing ruas.
4. Peranan Katalisator
Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat
reaksi tapi tidak ikut bereaksi.
Sesuai dengan fungsinya mempercepat reaksi maka
akan mempercepat tercapainya proses
kesetimbangan, dengan cara mempercepat reaksi
maju dan reaksi balik sama besar.
Fungsi katalisator akan bekerja pada awal reaksi
(saat sebelum kesetimbangan tercapai).
Jika kecepatan reaksi maju = kecepatan reaksi balik
atau tercapai kesetimbangan, maka katalisator
berhenti berfungsi.
Latihan 1
1. Sebutkan jenis kesetimbangan (homogen/heterogen dan
tuliskan persamaan tetapan keseimbangan (K) untuk
masing-masing reaksi berikut:

a. N2O4(g)  2 NO2(g)
b. 2 SO2(g) + O2(g)  2 SO3(g)
c. 3 Fe(s) + 4 H2O(g)  Fe3O4(s) + 4 H2(g)

17
Latihan 2
2. Sebanyak 0,1 mol HI dimasukkan dalam tabung 1 liter
dan terurai sesuai reaksi : 2HI  H2 + I2. Jika I2
yang terbentuk adalah 0,02 mol,

Tentukan :
a. Masing-masing mol zat yang bereaksi.
b. Masing-masing mol zat yang setimbang
c. Tetapan kesetimbangan (K)

18
Latihan 3
3. Tetapan kesetimbangan (K) untuk reaksi :
2HBr  H2 + Br2 K = 0,5 .
jika 2 mol HBr dimasukkan dalam tabung 2 liter.

Tentukan :
a. Masing-masing mol zat yang setimbang
b. Hitung mol gas H2 yg dihasilkan

19

Anda mungkin juga menyukai