Anda di halaman 1dari 27

KESETIMBANGAN KIMIA

 Oleh : Sherly Hera Ayu K


Kelas : XI IPA 4
No Absen : 36
Materi:

A. Kesetimbangan Dalam Kehidupan Sehari-


hari
B. Keadaan Kesetimbangan
C. Pergeseran Kesetimbangan
D. Hukum Kesetimbangan
E. Sistem Kesetimbangan Dalam Industri
A. Kesetimbangan Dalam
Kehidupan Sehari-hari
 Banyak peristiwa dalam kehidupan sehari-
hari yang merupakan proses
kesetimbangan.
Contohnya :
Perubahan wujud cair
Reaksi kesetimbangan dalam tubuh
Reaksi kesetimbangan dalam mulut
B. Keadaan Kesetimbangan
Reaksi Umum :
mA + nB pC + qD
Pembentukan zat diruas kanan (reaksi maju)
selalu disertai pembentukan kembali zat diruas
kiri (reaksi balik).
Reaksi terus berlangsung dua arah.
Arti kesetimbangan : kecepatan reaksi ke kanan
sama dengan kecepatan reaksi ke kiri
Pada keadaan setimbang konsentrasi zat baik ruas
kiri maupun kanan berada dalam keadaan tetap.
Lanjutan B
Hubungan konsentrasi zat pada keadaan setimbang :
mA + nB pC + qD maka
K = [C]p [D]q
[A]m [B]n
Keterangan :
K = tetapan kesetimbangan
[A] = konsentrasi A pada kesetimbangan = mol / volume (lt)
[B] = konsentrasi B pada kesetimbangan = mol / volume (lt)
[C] = konsentrasi C pada kesetimbangan = mol / volume (lt)
[D] = konsentrasi Dpada kesetimbangan = mol / volume (lt)
Lanjutan B
Harga K (kesetimbangan) menunjukkan
banyaknya hasil reaksi (zat ruas kanan) yang
dapat terbentuk pada suatu reaksi
kesetimbangan.

Harga K besar artinya bahwa zat ruas kanan


banyak terbentuk.

Harga K kecil artinya zat diruas kiri sedikit


terurai.
C. Pergeseran Kesetimbangan

1. Perubahan Konsentrasi
2. Perubahan suhu
3. Perubahan tekanan
4. Peranan Katalisator
1. Perubahan Konsentrasi
Reaksi :
A+B C
Bila A ditambah artinya konsentrasinya
diperbesar, sehingga “jika diberi, dia akan
memberi” maka terjadi pergeseran ke kanan
sehingga C banyak.
Bila B diambil (dipisah) artinya memperkecil
konsentrasi B sehingga “jika diambil , dia akan
mengambil” maka reaksi bergeser ke kiri
sehingga C berkurang.
Lanjutan 1.

 Jika salah satu zat konsentrasinya


diperbesar (ditambah), maka reaksi
bergeser dari arah zat tersebut.

 Jika salah satu zat konsentrasinya


diperkecil (dikurangi), maka reaksi akan
bergeser ke arah zat tersebut.
2. Perubahan Suhu
Jika suhu dinaikkan (menambah atau memberikan
kalor) maka reaksi akan bergeser ke arah kiri yaitu
arah reaksi yang endoterm (membutuhkan).

Jika suhu diturunkan(kalor dikurangi), maka reaksi


akan bergeser ke arah kanan yaitu arah reaksi yang
eksoterm(mengeluarkan).
Misal : 2 NH3 N2 + 3 H2 ΔH = +92 Kj
Jika suhu dinaikkan reaksi bergeser ke kanan (NH3
banyak terurai), jika suhu diturunkan akan bergeser ke
kiri.
3. Perubahan tekanan
Perubahan tekanan hanya berpengaruh untuk gas.
Fase padat dan cair pengaruh tekanan diabaikan.
Sesuai hukum Boyle maka :
 Jika tekanan diperbesar (volume diperkecil) maka
reaksi bergeser ke arah jumlah mol gas yang terkecil.
 Jika tekanan diperkecil (volume diperbesar) maka
reaksi bergeser ke arah jumlah mol gas yang terbesar.
Karena koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol ,maka cukup memperhatikan
jumlah koefisien gas pada masing-masing ruas.
4. Peranan Katalisator
 Katalisator adalah zat yang dapat
mempercepat reaksi tapi tidak ikut bereaksi.
 Sesuai dengan fungsinya mempercepat reaksi
maka akan mempercepar tercapainya proses
kesetimbangan, dengan cara mempercepat
reaksi maju dan reaksi balik sama besar.
 Fungsi katalisator pada awal reaksi (sebelum
kesetimbangan tercapai).
 Jika kecepatan reaksi maju = kecepatan reaksi
balik maka katalis berhenti berfungsi.
D. Hukum Kesetimbangan
Ketentukan yang harus diperhatikan :
 Jangan menggunakan hukum aksi massa
sebelum menghitung konsentrasi masing-
masing zat pada kesetimbangan.
 Konsentrasi zat selalu dalam satuan molar (mol
/ lt) sehingga jangan lupa perhatikan volume.
 Zat ruas kiri berlaku hubungan : zat pada saat
setimbang = zat mula=mula – zat yang terurai.
Lanjutan D

 Zat ruas kanan berlaku hubungan :


zat pada saat setimbangan = zat yang
terbentuk dari zat ruas kiri yang
terurai.
 Koefisien reaksi kesetimbangan
menyatakan perbandingan mol zat
ruas kiri yang terurai serta mol zat
ruas kanan yang terbentuk pada saat
setimbang.
Cara penyelesaian praktis
soal kesetimbangan
 mA + nB pC + qD
 Mula mula : e f
 Terurai : g h
 Setimbang : i j k l
 Keterangan :
 e = mol A mula-mula
 f= mol B mula-mula
 g = mol A yang terurai
 h= mol B yang terurai
 i= mol A pada kesetimbangan = e – g
 j= mol B pada kesetimbangan = f – h
 k = mol C pada kesetimbangan = (C yang terbentuk)
 l = mol D pada kesetimbangan = (D yang terbentuk)
Lanjutan cara penyelesaian
soal:
 Karena C dan D yang dihasilkan berasal
dari A dan B yang terurai, maka harga g,
h, k, l harus sesuai dengan perbandingan
koefisien.

 g : h : k : l = m : n : p : q ini dinamakan
hubungan tanda panah bengkok yang
disebut angka jalur koefisien.
E. Sistem Kesetimbangan
Dalam Industri
Proses Haber – Bosch :

1. Merupakan proses yang sangat penting dalam


industri kimia karena amoniak merupakan
bahan utama dalam pembuatan berbagai barang
misal : pupuk urea, asam nitrat, dan senyawa
nitrogen.

2. Bisa dipakai sebagai pelarut karena kepolaran


amoniak cair hampir menyamai kepolaran air.
Proses Kontak :
 Adalah proses pembuatan asam sulfat secara
besar-besaran. Digunakan untuk pembuatan
pupuk amonium sulfat, pada proses pemurnian
minyak tanah, pada industri baja untuk
menghilangkan karat besi sebelum bajanya
dilapisi timah atau seng, pada pembuatan zat
warna, obat-obatan, pada proses pemurnian
logam dengan cara elektrolisa, pada industri
tekstil dll.
 Pada proses kontak bahan yang dipakai adalah belerang
murni yang dibakar di udara :
S + O2 SO2

SO2 yang terbentuk dioksidasi di udara dengan memakai


katalisator :
2 SO2 + O2 2SO3 + 45 kkal
Katalis yang dipakai adalah vanadium penta-oksida (V2O5).
Makin rendah suhunya maka makin banyak SO3 yang
dihasilkan, tapi reaksi yang berjalan lambat.
 Dengan memperhitungkan faktor waktu dan
hasil dipilih suhu 400oC dengan hasil kurang
lebih 98%.

 Karena SO3 sukar larut dalam air maka


dilarutkan H2SO4 pekat.

 SO3 + H2SO4 H2S2O7 (asam pirosulfat)


 H2S2O7 + H2O 2 H2SO4
Contoh soal

1. 0,1 mol HI dimasukkan dalam tabung 1 lt dan


terurai sesuai reaksi : 2HI H 2 + I2. Jika
I2 yang terbentuk adalah 0,02 mol, berapa
harga K?

2. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi :


A + 2B AB2 adalah 0,25.
Berapa jumlah mol A yang harus dicampurkan
pada 4 mol B dalam volume 5 lt agar menghasilkan
1 mol AB2.
 3. H₂O(g) + I₂(g) 2 Hl₂(g) Kc = 50
Jika konsentrasi HI dan I₂ pada saat
kesetimbangan masing-masing bernilai 0,5 M
dan 0,1 M, berapakah konsentrasi H₂ pada
kesetimbangan itu?
Jawaban no 1

2 HI H2 + I2
Mula-mula : 0,1
Terurai : 2 x 0,02 = 0,04
Setimbang : 0,1-0,04=0,06 0,02 0,02

[HI] = mol / lt = 0,06 / 1 lt = 0,06


[H2] = mol / lt = 0,02 / 1 lt = 0,02
[I2] = mol / lt = 0,02 / 1 lt = 0,02

K = [H2] [I2] = 0,02 x 0,02 = 1,1 x 10 -1

[HI]2 (0,06)2
Jawaban no.2
 Misal mol A mula-mula = x mol
 A + 2B AB2
Mula-mula : x 4
Terurai : 1 2
Setimbang : x-1 4-2 = 2 1

[AB2] = mol / lt = 1 / 5 lt = 1/5


[A] = mol / lt = x-1 / 5 lt = (x-1)/5
[2B] = mol / lt = 2 / 5 lt = 2/5
K= [AB2] ¼= 1/5 x = 26
[A] [B]2 (x-1)/5 (2/5)2
 Jawaban no 3.

Kc = [HI]²
[H₂] [I₂]

50 = [0,5]²
[H₂] [0,1]

[H₂] = 0,005 M
Kesimpulan

 Reaksi HCl + NaOH NaCl + H2O


berlangsung sempurna dari kiri ke kanan.
NaCl dan H2O yang terbentuk tidak dapat
bereaksi kembali untuk menghasilkan HCl
dan NaOH. Ini dinamakan reaksi
berkesudahan atau irreversible (tidak
dapat balik lagi) yaitu suatu reaksi dinama
zat di ruas kanan tidak dapat bereaksi
kembali untuk membentuk zat diruas kiri.
 Reaksi N2 + 3H2 2NH3 akan terurai
kembali menjadi 2NH3 N2 + 3H2 ini
dinamakan reaksi kesetimbangan atau reaksi
reversible (dapat balik) yaitu reaksi dimana
zat –zat diruas kanan dapat bereaksi atau
terurai kembali membentuk zat di ruas kiri.

 Reaksi ke arah kanan disebut reaksi maju


dan ke ruas kiri disebut reaksi balik.

Anda mungkin juga menyukai