Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

JUDUL PERCOBAAN :
ANALISIS ANION
Praktikan Kelompok III :
Sophia Felisitas Rexyna ( 24030117120001 )
Nabila Iftinan Sari ( 24030117120004 )
Jhosua Enrico Hangoluan S (24030117120010)
Diffa Savira Ramadhany ( 24030117120013 )
Sonia Setya Ningrum ( 24030117120016)
Sella Nadya Mulyadi ( 24030117120020)
Syarifah Nur Aulia ( 24030117140025)

Tanggal Praktikum : Kamis, 8 November 2018

Asisten Laboratorium : Tri Wahyuni & Linda Puspita O.

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2018
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Analisis Anion” dengan tujuan
dapat mengidentifikasi anion-anion dalam larutan dan padatan ‘unknown’ dengan
menggunakan metode pemisahan ‘kemikalia cair’ yang didasarkan pada kelakuan
ion-ion yang berbeda ketika direaksikan dengan reagen-reagen tertentu. Prinsip
yang digunakan adalah reaksi spesifik dan selektif ion.Metode dalam percobaan
ini adalah pemisahan ‘kemikalia cair’. Hasil yang didapatkan adalah
Larutan Cl- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 endapan putih,
Larutan Br- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 endapan putih kekunigan,
Larutan I- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3  endapan kuning,
Larutan SO3- dan SO42- direaksikan dengan Ba (C2H2O2)2  endapan putih,
Larutan CrO42- direaksikan dengan Ba (C2H2O2)2 + OH-  endapan putih ,larutan
PO43- direaksikan dengan Ba (C2H2O2)2 + HCl  larutan keruh ,
Larutan NO3- direaksikan dengan H2SO4 pekat ditambah FeSO4  cincin coklat
setelah digojog kuning,
larutan Unknown I adalah I-,
larutan unkown II adalah H2O.
PERCOBAAN I
ANALISIS ANION

I. TUJUAN PERCOBAAN
Dapat mengidentifikasi anion-anion dalam larutan dan padatan
‘unknown’ dengan menggunakan metode pemisahan ‘kemikalia cair’ yang
didasarkan pada kelakuan ion-ion yang berbeda ketika direaksikan dengan
reagen-reagen tertentu.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Analisa Kualitatif
Dalam analisa kualitatif ada 2 macam uji yaitu reaksi kering dan
basah. Reaksi kering dapat ditetapkan untuk zat-zat padat dan reaksi
basah digunakan untuk zat dalam larutan.
Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan dapat digunakan untuk
analisis semimikro dengan hanya identifikasi kecil. Uji ini benar-benar
memberikan informasi yang bermanfaat dalam waktu yang singkat.
Teknik yang berbeda digunakan untuk reaksi basah dalam analisis
makro, semimikro, mikro ( Svehla,1985 ).

2.2 Metode Pengendapan


Kelarutan zat adalah jumlahnya jika dilarutkan pada pelarut yang
di ketahui beratnya dan zat tersebut mempunyai kesetimbangan dengan
pelarut itu. Larutan lewat jenuh adalah larutan dengan konsentrasi zat
terlarut lebih besar dibanding dalam keadaan setimbang pada suhu
tertentu. Kelarutan bertambah dengan bertambahnya temperatur.
Pengendapan dilakukan dengan larutan encer yang ditambahkan pereaksi
perlahan-lahan dengan pengadukan yang teratur.
Endapan terbentuk dengan larutan itu menjadi terlalu jenuh dengan
zat yang bersangkutan. Kelarutan endapan sama dengan konsentrasi
molar dari larutan jenuhnya ( Svehla,1985 ).
2.3 Hasil Kali Kelarutan
Larutan jenuh suatu garam yang juga mengandung garam tersebut
yang tak larut, dengan kelebihan merupakan suatu sistem kesetimbangan
terhadap hukum massa dapat diberlakukan, misalnya: jika endapan perak
klorida ada dalam kesetimbangan dengan larutan jenuhnya, maka
kesetimbangan yang terjadi:
AgCl Ag+ + Cl-
Reaksi diatas merupakan kesetimbangan heterogen, karena AgCl
ada dalam fase padat, sedangkan ion-ion Ag+ dan Cl- ada dalam fase
tersebut. Teapan kesetimbangan dapat ditulis sebagai:

K
Ag  Cl 
 -

 AgCl 
Konsentrasi perak klorida dalam fase padat tidak berubah dan
karenanya dapat dimasukkan ke dalam suatu tetapan baru. Ksp
dinamakan hasil kali kelarutan:

Ksp  Ag    Cl  

Jadi dalam larutan perak klorida, pada suhu dan tekanan konstan,
hasil kali konsentrasi ion perak dan ion klorida adalah konstan. Untuk
larutan jenuh suatu elektrolit Ava , Bvb yang terion menjadi ion-ion vaAm-
dan vbBn-
Ava Bvb
Hasil kali kelarutan [K] dapat dinyatakan sebagai:


Ksp  A m   va

 B n  vb

Sehingga dapat dinyatakan bahwa dalam larutan jenuh suatu


elektrolit yang sedikit larut, hasil kali konsentrasi dari ion-ion
pembentuknya untuk setiap suhu tertentu adalah konstan, dengan
konsentrasi ion dipangkatkan dengan bilangan yang sama dengan jumlah
masing-masing ion yang dihasilkan oleh disosiasi dari suatu molekul
elektrolit (Svehla, 1985).
2.4 Pencucian Endapan
Pencucian endapan bertujuan untuk menghilangkan kontaminasi
(zat-zat pengotor) pada permukaan endapan. Pencucian endapan
menggunakan larutan elektrolit kuat yang mengandung ion sejenis yang
sama dengan endapan agar kelarutan endapan berkurang. Larutan harus
mudah menguap agar endapannya mudah untuk ditimbang. Larutan
pencuci dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

1. Larutan yang dapat mengurangi kelarutan dari endapannya


2. Larutan yang dapat mencegah hidrolosis garam dari basa lemah
atau asam lemah
3. Larutan yang dapat mencegah terbentuknya koloid yang
mengakibatkan dapat lolos pada kertas saring (Svehla, 1985).

2.5 Reaksi Pembentukan Kompleks


Dalam pelaksanaan analisis anorganik kualitatif banyak digunakan
reaksi yang menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion kompleks
dari suatu atom (ion) pusatnya dan sejumlah ligan yang terikat erat
dengan atom pusat itu. Jumlah relatif komponen ini dalam kompleks
yang stabil nampak mengikuti stoikiometri yang sangat tertentu.
Meskipun ini tidak dapat ditafsirkan dalam bentuk atau lingkup konsep
valensiyang klasik (Svehla, 1985).
II.6 Selektif ion
Adalah reaksi yang terjadi atas sekelompok bahan/ion-ion yang
berbeda-beda, misalnya bila ion Cl- ditambahkan kation, maka dapat
terjadi endapan. Reaksi ini tidak spesifik, sebab yang dapat mengendap
dengan Cl- itu tidak hanya satu macam kation, tetapi tiga macam, yaitu
Ag+, Pb+, Hg+, ( lebih, bila diperhatikankation-kation lain yang kurang
lazim misalnya Cu+.Pt4+, Tl+) (Svehla, 1985).
II.7 Kemikalia cair
Kemikalia cair merupakan salah satu metode pemisahan pada
analisis kation maupu anion yang didasarkan pada perilaku ion-ion yang
berbeda ketika suatu larutan anion atau kation direaksikan dengan
reagen-reagen tertentu (Svehla, 1985).

II.8Analisis Anion
II.8.1 Klorida
Kebanyakan klorida larut dalam air, merkurium klorida, perak
klorida, yang ini sangat sedikit larut dalam air dingin, tetapi mudah
larut dalam air panas atau mendidih, CuCl, BiOCl, SbOCL, HgOCl
tak larut dalam air. Kepekaan 1,5 mg Cl¯ (batas konsentrasi 1 dalam
30.000) dan 0,3 mg Cl¯ (batas konsentrasi 1 dalam 150.000)(Svehla,
1985).

II.8.2 Bromida
Kelarutan Ag, Hg, Cu, tak larut dalam air. Timbel bromide sangat
sedikit larut dalam air dingin, tetapi lebih larut dalam air mendidih.
Semua bromide lainnya larut. Kepekaan 2 mg Br2 (batas konsentrasi 1
dalam 25.000) (Svehla, 1985).
II.8.3 Iodida
Kelarutan iodide adalah serupa dengan klorida dan
bromida.Perak,merkurium (II), tembaga (I) dan timbel iodide adalah
garam-garam yang sedikit larut. Kepekaan 2 mg I2 (batas konsentrasi
1 dalam 20.000) (Svehla, 1985).

II.8.4 Nitrat
Semua nitrat larut dalam air, nutrat dari merkurium dan bismuth
menghasilkan garam basa setelah diolah dengan air.Garam-garam ini
larut dalam asam nitrat encer. Kepekaan 0,05 mg Nitrat dengan batas
konsentrasi 1 dalam 1 juta (Svehla, 1985).

II.8.5 Sulfat
Sulfat dari barium, stronsium dan timbale praktis tidak larut
dalam air. Sulfat dari merkurium (II) dan kalsium larut sedikit dan
kebanyakan sulfat dari logam-logam sisanya larut (Svehla, 1985).

2.8.6 Kromat
Kromat logam biasanya adalah zat-zat padat warna yang
menghasilkan larutan kuning bila larut dalam air. Asam mineral
encer, yaitu ion-ion hydrogen, kromat, berubah menjadi
dikromat(Svehla, 1985).

2.8.7 Fosfat

Fosfat dari ammonium dan dari logam-logam alkali, kecuali dari


litium larut dalam air; fosfat primer dari logam-logam alkali tanah juga
larut. Semua fosfat logam-logam lainnya, dan juga fosfat sekunder dan
tersier dari logam-logam alkali tanah, larut sangat sedikit atau tidak larut
dalam air (Svehla, 1985).

2.9 Analisa Bahan


2.9.1 AgNO3
Sifat fisik: Padatan kristal tidak berwarna, titik leleh: 59C, titik
didih: 97C, densitas: 1,82.
Sifat kimia: Larut dalam asam nitrat encer, reagen analitik.

(Daintith, 1994)

2.9.2 H2SO4
Sifat fisik: cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, agak kental,
higroskopis, bersifat korosif, asam kuat, titik leleh:
-10C, titik didih 315-338C, densitas: 1,8.
Sifat kimia: digunakan sebagai katalis, merupakan asam kuat.

(Basri, 1996)

2.9.3 HNO3
Sifat fisik: Asam anorganik, tidak berwarna, tidak berbau, agak
kekuningan, bersifat korosif, densitas: 1,89, titik leleh:
-4,1C, titik didih: 83C.
Sifat kimia: sebagai oksidator.

(Basri, 1996)
2.9.4 HCl
Sifat fisik : tidak berwarna, berbau tajam, titik didih: 84,9C
Sifat kimia: larut dalam pelarut air, termasuk asam kuat, dilarutkan
dengan mereaksikan NaCl dengan H2SO4 pekat.

(Basri, 1996)

2.9.5 Aquades
Sifat fisik: berat molekul l18. Densitas 1,08, titik leleh 0C, titik
didih 100C.
Sifat kimia: bersifat polar dan sebagai pelarut universal.
(Basri, 1996)

2.9.6 Fosfat

Fosfat dari ammonium dab dari logam-logam alkali, kecuali


dari litium larut dalam air; fosfat primer dari logam-logam alkali
tanah juga larut. Semua fosfat logam-logam lainnya, dan juga
fosfat sekunder dan tersier dari logam-logam alkali tanah, larut
sangat sedikit atau tidak larut dalam air (Svehla, 1985).

2.9.6 H3PO4
Sifat fisik : Berbentuk Cair, Specific Gravity (25oC) : 1.685,
Viskositas : 3 86 mPa.oiling point : 158oC, Melting point :
42.35oC, Vapor Density : 3,4 
Sifat kimia: -Merupakan asam lemah, Rumus molekul : H3PO4 –
,Berat molekul :98 gr/mol, Pada temperatur tinggi, asam
dapat bereaksi, dengan metal dan teroksidasi
(Svehla, 1985).
 
III. METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet Tetes

3.1.2 Bahan
1. NaCl
2. KBr
3. KI
4. Na2SO4
5. Pb(NO3)2
6. K2CrO4
7. AgNO3
8. Ba(C2H3O2)2
9. HCl
10. HNO3
11. H2SO4 pekat
12. FeSO4
13. Na2SO3

3.2 Gambar Alat

Tabung Reaksi Pipet Tetes


3.3 Skema Kerja
3.3.1 Uji Ion Klorida (dalam NaCl)
- Test 1 dan 2

5 tetes larutan Cl-

Tabung reaksi

Pengamatan larutan
Hasil

Penambahan 5 tetes H2SO4 pekat


Hasil
- Test 3

5 tetes larutan Cl-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes AgNO3


Hasil

Penambahan 5 tetes HNO3


Hasil
- Test 4

5 tetes larutan Cl-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes Ba(CH3COO)2


Hasil

Penambahan 5 tetes HCl


Hasil
- Test 5

5 tetes larutan Cl-


Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes FeSO4

Hasil

3.3.2 Uji Ion Bromida (dalam KBr)


- Test 1 dan 2
5 tetes larutan Br-
Tabung reaksi

Pengamatan larutan

Hasil

Penambahan 5 tetes H2SO4 pekat

Hasil
- Test 3

5 tetes larutan Br-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes AgNO3

Hasil
Penambahan 5 tetes HNO3

Hasil
- Test 4

5 tetes larutan Br-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes Ba(CH3COO)2

Hasil
Penambahan 5 tetes HCl

Hasil
- Test 5

5 tetes larutan Br-


Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes FeSO4

Hasil

3.3.3 Uji Larutan Iod (dalam KI)


- Test 1 dan 2
5 tetes larutan I-
Tabung reaksi

Pengamatan larutan

Hasil

Penambahan 5 tetes H2SO4 pekat

Hasil
- Test 3

5 tetes larutan I-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes AgNO3

Hasil
Penambahan 5 tetes HNO3

Hasil

- Test 4

5 tetes larutan I-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes Ba(CH3COO)2

Hasil
Penambahan 5 tetes HCl

Hasil

- Test 5

5 tetes larutan I-
Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes FeSO4

Hasil
3.3.4 Uji Ion Sulfit (dalam Na2SO3)
- Test 1 dan 2
5 tetes larutan SO3-
Tabung reaksi

Pengamatan larutan

Hasil

Penambahan 5 tetes H2SO4 pekat

Hasil

- Test 3

5 tetes larutan SO3-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes AgNO3

Hasil
Penambahan 5 tetes HNO3

Hasil
- Test 4

5 tetes larutan SO3-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes Ba(CH3COO)2

Hasil
Penambahan 5 tetes HCl

Hasil

- Test 5
5 tetes larutan SO32-
Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes FeSO4

Hasil

3.3.5 Uji Ion Sulfat (dalam Na2SO4)


- Test 1 dan 2
5 tetes larutan SO42-
Tabung reaksi

Pengamatan larutan

Hasil

Penambahan 5 tetes H2SO4 pekat

Hasil
- Test 3

5 tetes larutan SO42-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes AgNO3

Hasil
Penambahan 5 tetes HNO3

Hasil

- Test 4

5 tetes larutan SO42-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes Ba(CH3COO)2

Hasil
Penambahan 5 tetes HCl

Hasil

- Test 5

5 tetes larutan SO42-

Tabung reaksi
Penambahan 5 tetes FeSO4

Hasil
3.3.6 Uji Ion Fosfat (dalam NaH2PO4)
- Test 1 dan 2
5 tetes larutan PO43-
Tabung reaksi

Pengamatan larutan

Hasil

Penambahan 5 tetes H2SO4 pekat

Hasil
- Test 3

5 tetes larutan PO43-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes AgNO3

Hasil
Penambahan 5 tetes HNO3

Hasil
- Test 4

5 tetes larutan PO43-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes Ba(CH3COO)2

Hasil
Penambahan 5 tetes HCl

Hasil
- Test 5

5 tetes larutan PO43-


Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes FeSO4

Hasil

3.3.7 Uji Ion Nitrat (dalam Pb(NO3)3)


- Test 1 dan 2
5 tetes larutan NO3-
Tabung reaksi

Pengamatan larutan

Hasil

Penambahan 5 tetes H2SO4 pekat

Hasil
- Test 3

5 tetes larutan NO3-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes AgNO3

Hasil
Penambahan 5 tetes HNO3

Hasil
- Test 4

5 tetes larutan NO3-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes Ba(CH3COO)2

Hasil
Penambahan 5 tetes HCl

Hasil
- Test 5

5 tetes larutan NO3-

Tabung reaksi
Penambahan 5 tetes FeSO4
Hasil

3.3.8 Uji Ion Kromat (K2CrO4)


- Test 1 dan 2
5 tetes larutan CrO42-

Tabung reaksi

Pengamatan larutan

Hasil

Penambahan 5 tetes H2SO4 pekat

Hasil
- Test 3

5 tetes larutan CrO42-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes AgNO3

Hasil
Penambahan 5 tetes HNO3

Hasil
- Test 4

5 tetes larutan CrO32-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes Ba(CH3COO)2

Hasil
Penambahan 5 tetes HCl

Hasil
- Test 5

5 tetes larutan
CrO32-
Tabung reaksi
Penambahan 5 tetes FeSO4
Hasil
3.3.9 Uji Larutan Unknown 1
- Test 1 dan 2
5 tetes larutan Unknown 1

Tabung reaksi

Pengamatan larutan

Hasil

Penambahan 5 tetes H2SO4 pekat

Hasil

- Test 3

5 tetes larutan Unknown 1


Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes AgNO3

Hasil

Penambahan 5 tetes HNO3

Hasil
- Test 4

5 tetes larutan Unknown 1

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes Ba(CH3COO)2

Hasil
Penambahan 5 tetes HCl

Hasil

- Test 5

5 tetes larutan
Larutan Unknown I
Tabung reaksi
Penambahan 5 tetes FeSO4
Hasil

3.3.10 Uji larutan Unknown 2


- Test 1 dan 2
5 tetes larutan Unknown 2

Tabung reaksi

Pengamatan larutan

Hasil

Penambahan 5 tetes H2SO4 pekat

Hasil
- Test 3
5 tetes larutan Unknown 2

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes AgNO3

Hasil

Penambahan 5 tetes HNO3

Hasil
- Test 4

5 tetes larutan Unknown 2

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes Ba(CH3COO)2

Hasil
Penambahan 5 tetes HCl

Hasil

- Test 5

5 tetes larutan
Larutan Unknown II
Tabung reaksi
Penambahan 5 tetes FeSO4
Hasil
IV. DATA PENGAMATAN
Ion Test 1 Test 2 Test 3 Test 4 Test 5
Larutan Kenampak H2SO4 AgNO3 HNO3 Ba(C2H3O2)2 HCl Khusus
yang an Larutan pekat Uji
diuji Nitrat
Cl- Larutan Larutan Endapan Endapan Larutan Larutan Kuning
bening bening, putih putih bening bening (ada
suhu naik endapa
n
coklat)
Br- Larutan Larutan Endapan Endapan Larutan Larutan Coklat
bening bening, putih putih bening bening +
suhu naik kekuning kekuning endapa
an an n
I- Larutan Endapan Larutan Endapan Larutan Larutan hitam
bening coklat,suh berwarna kuning bening bening
u naik Kuning
susu
SO32- Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Terbent
bening bening, bening bening berwarna berwarna uk
suhu naik putih susu putih endapa
keruh n
dan ada cokelat
endapan
putih
SO42- Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Endapa
bening bening, bening bening berwarna berwarna n
suhu naik putih susu putih Coklat,
keruh da larutan
nada berwar
endapan na
putih coklat
kekunin
gan
PO43- Larutan Larutan Larutan Larutan Endapan Endapan Ada
bening bening, bening bening putih putih endapa
suhu naik n coklat
NO3- Larutan Larutan Tetap Bening , Bening Endapan Terbent
bening bening bening keruh kuning uk
endapa
n
cokelat
CrO42- Larutan Larutan Endapan Endapan Kuning keruh Endapan Endapa
kuning orange, merah merah kuning n hitam
suhu naik bata bata kehijau
an
Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan
Unkno bening kuning, coklat coklat bening bening kuning
wn I suhu naik susu susu bening

Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan Larutan


Unkno Bening Bening, Bening Bening Bening Bening Bening
wn II Suhu naik
V. HIPOTESIS
Percobaan berjudul “Analisis Anion” bertujuan untuk mengidentifikasi
anion-anion dalam larutan dan padatan ‘unknown’ dengan metode pemisahan
“kemikalia cair” yang didasarkan pada kelakuan ion-ion yang berbeda ketika
direaksikan dengan reagen-reagen tertentu. Prinsip yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu reaksi spesifik dan selektif ion. Metode yang digunakan
adalah pemisahan “kemikalia cair”. Percobaan ini menunjukkan anion pada
sampel larutan unknown dan known dapat di identifikasi dengan menggunakan
metode pemisahan kemikalia cair yang di dasarkan pada kelakuan ion yang
berbeda-beda ketika direaksikaan dengan reagen-reagen tertentu. Kemungkinan
hasil yang diperoleh yaitu :
Larutan Cl- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 endapan putih
Larutan Br- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 endapan putih kekunigan
Larutan I- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3  endapan kuning
Larutan SO3- dan SO42- direaksikan dengan Ba (C2H2O2)2 menghasilkan endapan
putih
Larutan NO3- direaksikan dengan H2SO4 pekat ditambah FeSO4 menghasilkan
cincin coklat .
Larutan CrO42- direaksikan dengan Ba (C2H2O2)2 + OH- menghasilkan endapan
putih
Larutan PO43- direaksikan dengan Ba (C2H2O2)2 + HCl menghasilkan larutan keruh
VI. PEMBAHASAN
Telah dilakukan percobaan analisis anion, dengan tujuan untuk dapat
mengidentifikasi anion-anion dalam larutan dan padatan known maupun
unknown. Metode yang digunakan adalah pemisahan kemikalia cair yang
didasarkan pada kelakuan-kelakuan ion-ion yang berbeda ketika
direaksikan dengan reagen-reagen tertentu.Prinsip yang digunakan yaitu
didasarkan pada reaksi spesifik dan reaksi selektif ion. Reaksi spesifik
yaitu penambahan suatu bahan atau reagen yang hanya dapat bereaksi
dengan satu ion tertentu (Harjadi, 1990). Sedangkan, reaksi selektif ion
adalah penambahan suatu bahan atau reagen yang bereaksi atas
sekelompok ion yang berbeda-beda (Harjadi, 1990) .

Test yang pertama yaitu penampakan padatan maupun larutan, test


kedua yaitu penambahan H2SO4 pada sampel yang bertujuan untuk
pengujian anion, pada test ketiga dilakukan penambahan AgNO3 pada
sample yang bertujuan untuk mengendapkan beberapa anion perak yang
mungkin akan mengendapkan dalam bentuk garam dengan kation Ag+.
Kemudian ditambahankan HNO3 jika terdapat endapan. HNO3 berfungsi
untuk menguatkan adanya ion perak pada sampel. Test keempat yaitu
penambahan reagen Ba(C2H3O2)2 yang bertujuan untuk mengendapkan
anion kelompok barium kalsium. Kemudian penambahan HCl untuk uji
definitif anion golongan barium kalsium. Test kelima yaitu uji khusus
untuk anion nitrat. Pada uji ini untuk mengidentifikasi adanya nitrat
digunakan reagensia H2SO4 pekat dan FeSO4.

6.1 Uji Ion klorida (dalam NaCl)


Percobaan ini bertujuan untuk mengidentikasi adanya anion klorida
dalam sampel known dengan menggunakan metode kemikalia cair
berdasarkan perbedaan kelakuan ion ketika direaksikan dengan reagen
tententu. Ion Cl-terdapat dalam larutan NaCl yang berwarna bening. Pada
percobaan ini larutan NaCl ditambahkan dengan H2SO4 pekat sehingga
menghasilkan panas karena terjadi pelepasan hidrogen klorida. Reaksi :
Cl- + H2SO4 HCl + HSO4- (Svehla, 1985)
Kemudian dilakukan penambahan reagen AgNO3. Terjadi perubahan
warna larutan dari bening menjadi putih keruh dan terdapat endapan putih.
Fungsi penambahan AgNO3 untuk mengendapkan Cl- sebagai AgCl,
reaksinya:
−¿ →AgCl ↓¿

Ag+¿+Cl ¿
(Svehla, 1985).

Endapan tersebut dapat terbentuk karena hasil kali kelarutan dari


larutan dari larutan tersebut telah terlampui oleh hasil kali konsentrasi ion-
ion yang terlibat, atau dapat ditulis Qc > Ksp. Ksp dari AgCl yaitu sebesar
1x10-12 Larutan tersebut dikatakan telah jenuh karena apabila larutan telah
jenuh dengan zat yang bersangkutan maka endapan dapat terbentuk.
Setelah itu ditambahkan HNO3 yang bertujuan melarutkan endapan AgCl
atau uji definitif lebih lanjut diperoleh larutan menjadi lebih jernih
dibandingkan sebelumnya namun endapan tidak larut.Ini disebabkan
karena senyawa AgCl- sudah cukup stabil dan memiliki kerapatan yang
tinggi maka sulit untuk memutuskan dengan penambahan HNO 3 encer.
Selain itu AgCl memiliki Ksp sangat kecil (1,5x10-10) maka tidak larut
dengan penambahan HNO3 yang memiliki konsentrasi rendah. Jadi, pada
uji ini penambahan HNO3 bertujuan untuk menguatkan identifikasi adanya
ion Cl-, dimana terbentuknya endapan AgCl yang tidak larut dengan HNO3
encer. Reaksinya:
AgCl (s) + HNO3 AgCl (s) ↓+ H2O + NO3-
Endapan putih (Svehla, 1985 ).
Endapan putih menunjukkan bahwa sampel positif pada test 3 dan
mengandung ion Cl-. Lalu dilakukan test 4 ditambahkan Ba(C2H3O2)2 dan
HCl terdapat perubahan yang ditandai dengan larutan yang menjadi keruh.
Kemudian dilakukan tes 5 Percobaan ini yaitu test khusus uji nitrat. Hasil
positif dari uji ini adalah terbentuknya cincin coklat pada larutan, namun
pada uji ion Cl- ini larutan menjadi warna kuning dan ada endapan coklat
maka hasilnya negatif. (Svehla, 1985).

6.2 Uji Ion Bromida (dalam KBr)


Percobaan ini bertujuan untuk mengidentikasi adanya anion bromida
dalam sampel known dengan menggunakan metode kemikali cair berdasarkan
perbedaan kelakuan ion ketika direaksikan dengan reagen tententu.
Percobaan ini dilakukan pengidentifikasian adanya ion Br- dalam larutan
sample, yang menggunakan test 3 yaitu dengan penambahan reagen AgNO 3 dan
HNO3. Warna dari larutan sample yaitu bening dan setelah ditambahkan AgNO 3
dan HNO3 menjadi putih keruh dan terdapat endapan putih. Fungsi penambahan
AgNO3 dan HNO3 untuk mengendapkan Br- sebagai AgBr, reaksinya:
KBr+ AgNO 3 → KNO 3+ AgBr [endapan putih]↓
( Svehla, 1985 )
Endapan tersebut dapat terbentuk karena hasil kali kelarutan dari larutan
tersebut telah terlampui oleh hasil kali konsentrasi ion-ion yang terlibat, atau
dapat ditulis Qc > Ksp. Ksp dari AgBr yaitu sebesar 4 x 10-13 ( Svehla, 1985 ).
Larutan tersebut dikatakan telah jenuh apabila terbentuk endapan dengan
zat yang bersangkutan. Dalam hal ini Br dalam KBr direaksikan dengan AgNo3
menghasilkan larutan bewarna keruh dan terbentuk endapan putih dari AgBr .
Setelah itu ditambahkan HNO3 yang bertujuan melarutkan endapan AgBr.
Diperoleh larutan menjadi lebih jernih dibandingkan sebelumnya namun endapan
tidak larut. Ini disebabkan karena senyawa AgBr sudah cukup stabil dan memiliki
kerapatan yang tinggi maka sulit untuk memutuskan dengan penambahan HNO3
encer. Selain itu AgBr memiliki Ksp sangat kecil ( 4x10 -13 ) maka tidak larut
dengan penambahan HNO3 yang memiliki konsentrasi rendah. Jadi, pada uji ini
penambahan HNO3 bertujuan untuk menguatkan identifikasi bahwa adanya ion
Br-, dimana terbentuknya endapan AgBr yang tidak larut dengan HNO 3 encer.
AgBr dapat larut dalam ammonia encer yang menunjukkan sample mengandung
ion Br-.
Reaksinya:
AgBr (s) + HNO3  AgBr (s) + H2O + NO3-
Endapan putih
( Svehla, 1985 )
6.3 Uji Larutan Iod (dalam KI)
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentikasi adanya anion
iodida dalam sampel known dengan menggunakan metode kemikalia cair
berdasarkan perbedaan kelakuan ion ketika direaksikan dengan reagen tententu.
Percobaan ini dilakukan pengidentifikasian adanya ion I- dalam larutan
sample, yang menggunakan test 3 yaitu dengan penambahan reagen AgNO 3 dan
HNO3. Warna dari larutan sample yaitu bening dan setelah ditambahkan AgNO 3
dan HNO3 menjadi putih keruh dan terdapat endapan putih. Fungsi penambahan
AgNO3 dan HNO3 untuk mengendapkan I- sebagai AgI, reaksinya:
KI + AgNO 3 → KNO 3+ AgI [endapan putih] ↓
( Svehla, 1985 )
Endapan tersebut dapat terbentuk karena hasil kali kelarutan dari larutan
tersebut telah terlampui oleh hasil kali konsentrasi ion-ion yang terlibat, atau
dapat ditulis Qc > Ksp. Ksp dari AgI yaitu sebesar 0.9 x 10-16( Svehla, 1985 ).
Larutan tersebut dikatakan telah jenuh apabila terbentuk endapan dengan
zat yang bersangkutan. Dalam hal ini I dalam KI direaksikan dengan AgNo3
menghasilkan larutan bewarna keruh dan terbentuk endapan putih dari AgI.
Setelah itu ditambahkan HNO3 yang bertujuan melarutkan endapan AgI.
Diperoleh larutan menjadi lebih jernih dibandingkan sebelumnya namun endapan
tidak larut. Ini disebabkan karena senyawa AgI sudah cukup stabil dan memiliki
kerapatan yang tinggi maka sulit untuk memutuskan dengan penambahan HNO3
encer. Selain itu AgI memiliki Ksp sangat kecil ( 0.9x10-16 ) maka tidak larut
dengan penambahan HNO3 yang memiliki konsentrasi rendah. Jadi, pada uji ini
penambahan HNO3 bertujuan untuk menguatkan identifikasi bahwa adanya ion I-,
dimana terbentuknya endapan AgI yang tidak larut dengan HNO 3 encer. AgI dapat
larut dalam ammonia encer yang menunjukkan sample mengandung ion I-.
Reaksinya:
AgI (s) + HNO3  AgI (s) + H2O + NO3-
Endapan putih ( Svehla, 1985 )
6.4 Uji Ion Sulfit (dalam Na2SO3)
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentikasi adanya anion sulfit
dalam sampel known dengan menggunakan metode kemikali cair
berdasarkan perbedaan kelakuan ion ketika direaksikan dengan reagen
tententu. Percobaan ini dilakukan pengidentifikasian adanya SO3- dalam
larutan sampel, yang menggunakan test 4 yaitu dengan penambahan H2SO4
pekat , larutan berwarna bening dan larutan menjadi panas akibat reaksi
eksoterm yang terjadi pada larutan tersebut. Kemudian ditambahkan
AgNO3, sampel tetap bening. AgNO3 HNO3 berfungsi untuk mengendapkan
anion golongan perak. karena tidak ada anion golongan perak dalam sampel
Na2SO3, maka tidak dihasilkan endapan. lalu ditambahkan Ba(C2H3O2)2
terdapat perubahan yang ditandai dengan larutan yang menjadi keruh dan
mulai muncul sedikit endapan putih.
Kemudian dilakukan tes 5 Percobaan ini yaitu test khusus uji nitrat.
Hasil positif dari uji ini adalah terbentuknya cincin coklat pada larutan . uji
ini dilakukkan dengan cara menambahkan larutan asam sulfat pekat dan
Besi(II)Sulfat.
Ba2+ + SO32- BaSO3 (Svehla,1985)
Endapan BaSO3 terbentuk karena hasil kali konsentrasi ion-ion Ba2+ dan
SO32- lebih besar daripada Ksp BaSO3. Ksp BaSO3 adalah 8 x 10-7.
Terbentuk Endapan putih keruh dengan endapan dalam kondisi melayang
dikarenakan reaksi belum berjalan secara sempurna
(Svehla, 1985).
Larutan BaSO3 lewat jenuh terhadap penambahan Ba(C2H3O2)2 dan HCl
sehingga terbentuk endapan berwarna putih setelah penambahan kedua
larutan tersebut.
Dengan penambahan Ba2+, kelompok anion kalsium-barium mengendap
sehingga larutan sampel ini positif mengandung ion SO 32- termasuk ke
dalam kelompok kalsium-barium.
6.5 Uji Ion Sulfat (dalam Na2SO4)
Percobaan ini diawali kenampakan larutan yang berwarna bening,
Kemudian dilakukan penambahan H2SO4 yang hasilnya menjadi panas dan
tetap bening. Penambahan H2SO4 bertujuan untuk mengasamkan larutan.
Setelah itu, dilakukan penambahan AgNO3 dan HNO3. Fungsi penambahan
AgNO3 dan HNO3 berfungsi untuk mengendapkan anion golongan perak
dan memastikan adanya anion golongan perak dalam larutan. Hasil tidak
menunjukkan perubahan karena tidak adanya anion golongan perak,
larutan tetap bening. Kemudian dilakukan penambahan Ba(C2H3O2)2 dan
HCl, hasilnya larutan menjadi keruh dan penambahan HCl juga tetap
keruh serta adanya endapan putih.
Reaksi yang terjadi :
Ba2+ + SO42- BaSO4 (endapan putih)
(Svehla, 1985)
Endapan BaSO4 terbentuk karena hasil kali konsentrasi ion-ion
Ba2+ dan SO42- lebih besar daripada Ksp BaSO\4. Ksp BaSO4 adalah 1,1 x
10-11 (Svehla, 1985). Larutan BaSO4 lewat jenuh terhadap penambahan
Ba(C2H3O2)2 sehingga terbentuk endapan. Kesimpulannya ion sulfat dalam
Na2SO4 dapat menghasilkan endapan saat penambahan Ba(C2H3O2)2 dan
HCl dikarenakan ion sulfat (SO42-) termasuk ke dalam kelompok kalsium-
barium.

6.6 Uji Ion Fosfat (dalam H3PO4)


Percobaan ini bertujuan untuk mengidentikasi adanya anion fosfat
dalam sampel known dengan menggunakan metode kemikali cair berdasarkan
perbedaan kelakuan ion ketika direaksikan dengan reagen tententu.
Kemudian dengan menambahkan H2SO4 dan hasilnya panas dan tidak ada
perubahan warna. Kemudian dilakukan penambahan AgNO3 dan HNO3 dan hasil
tidak menunjukkan perubahan karena tidak adanya anion golongan perak.
Kemudian dilakukan penambahan Ba(C2H3O2)2 dan HCl, hasilnya larutan menjadi
keruh dan penambahan HCl juga tetap keruh.
Reaksi yang terjadi :
3Ba2+ + 2PO42- Ba3(PO4)2 (endapan) (Svehla, 1985).
Endapan Ba3(PO4)2 terbentuk karena hasil kali konsentrasi ion-ion Ba 2+
dan PO42- lebih besar daripada Ksp Ba3(PO4)2. Ksp Ba3(PO4)2 adalah 3,4 x 10-23
(Svehla, 1985). Larutan BaPO4 lewat jenuh terhadap penambahan Ba(C2H3O2)2
sehingga terbentuk endapan. Kesimpulanya ion sulfat dalamNaH2PO4 dapat
menghasilkan endapan saat penambahan Ba(C2H3O2)2 dan HCl dikarenakan ion
sulfat (PO43-) termasuk ke dalam kelompok kalsium-barium.
Selanjutnya uji nitrat dengan penambahan FeSO4 ketika ditambahkan FeSO4
secara perlahan-lahan yang bertujuan untuk menguji kandungan nitrat dalam
sampel , hasil yang didapatkan adalah perubahan warna. Hasilnya larutan
berwarna kuning bening dan terdapat endapan warna coklat.

6.7 Uji Ion Nitrat (dalam Pb(NO3)2


Percobaan ini bertujuan untuk mengidentikasi adanya anion nitrat dalam
Pb(NO3)2 dengan menggunakan metode kemikali cair berdasarkan perbedaan
kelakuan ion ketika direaksikan dengan reagen tententu.

Percobaan ini diawali dengan test kenampakan larutan yang berwarna


bening , kemudian test 2 ditambahkan H 2SO4 yang bertujuan sebagai katalis untuk
mempercepat terjadinya reaksi antara larutan nitrat dan besi (II) sulfat sehingga
terjadi reaksi oksidasi pada Fe 2+ menjadi Fe 3+ fungsi besi (II) sulfat adalah agar
terbentuknya cincin coklat saat bereaksi dengan anion NO3 - membentuk
[Fe(NO)2+]. Dilakukan penuangan asam sulfat pekat terlebih dahulu dalam
sampel dan gojog agar homogen kemudian baru ditambakan dengan besi (II)
sulfat dengan perlahan lahan. Ditambahkannya asam sulfat pekat terlebih dahulu
karena cincin coklat itu akan terbentuk jika asam sulfat berada dibawah besi(II)
sulfat karena massa jenis asam sulfat yang lebih tinggi. Pada saat ditambahkan
H2SO4 warna yang dihasilkan tetap bening dan panas karena terjadi reaksi
endoterm yang menghasilkan panas.
Ketika ditambahkan FeSO4 secara perlahan-lahan yang bertujuan untuk
menguji kandungan nitrat dalam sampel , hasil yang didapatkan adalah perubahan
warna larutan menjadi kuning dan terbentuknya endapan berwarna cokelat .
Seharusnya hasil positif dari uji ini adalah terbentuknya cincin coklat pada larutan
Cincin coklat ini disebabkan oleh pembentukan [Fe(NO)2+]. Setelah campuran
digojog , warna coklat ini hilang nitrogen(II) oksida dilepaskan, dan tinggallah
larutan ion besi (III) berwarna kuning. Tidak terbentuknya cincin cokelat pada
percobaan ini disebebkan karena reagen FeSO4 yang sudah tidak murni atau rusak
, karena FeSO4 bersifat higroskopis sehingga mudah bereaksi dengan udara .

Reaksinya sebagai berikut :

(Svehla, 1985)

6.8 Uji ion Cr- (K2CrO4)


Percobaan ini bertujuan untuk mengidentikasi adanya anion kromat dalam
sampel K2CrO4 dengan menggunakan metode kemikalia cair berdasarkan
perbedaan kelakuan ion ketika direaksikan dengan reagen tententu.
Percobaan ini dilakukan pengidentifikasian adanya ion CrO42- dalam
larutan sample, Anion CrO42- ini diidentifikasi dengan test 4. Larutan CrO42- yang
berwarna kuning direaksikan dengan H2SO4 pekat menghasilkan larutan berwarna
orange dan hangat hal ini menandakan adanya reaksi eksoterm yang terjadi pada
larutan. Kemudian, larutan CrO42- diuji kembali dengan larutan AgNO3
menghasilkan larutan berwarna merah bata dan terdapat endapannya, fungsi dari
penambahan AgNO3 yaitu untuk mengendapkan anion kelompok perak.
Reaksi :
CrO42- + Ag+ → Ag2CrO4↓(Svehla, 1985)
Endapan ini terbentuk karena larutan Ag2CrO4 lewat jenuh terhadap
penambahan AgNO3. Selain itu karena hasil kali konsentrasi ion-ionnya lebih
besar daripada Ksp Ag2CrO4 (Ksp Ag2CrO4 = 2,4 x 10-12) (Svehla,1985).
Selanjutnya diberi penambahan larutan HNO3 menghasilkan larutan
berwarna kuning dan endapan, fungsi penambahan HNO 3 untuk memastikan anion
yang ada dalam sampel dan endapan tidak dapat larut. . Endapan Ag2CrO4 tidak
dapat larut dengan penambahan HNO3 karena penambahan ion sejenis (NO3-)
yang menyebabkan larutan lewat jenuh. Selain itu Ksp Ag2CrO4 (Ksp Ag2CrO4 =
2,4 x 10-12) lebih kecil daripada Ksp AgNO3 (Ksp AgNO3 = 6,0 x 10-4) sehingga
AgNO3 membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengendap (endapan
Ag2CrO4 tetap ada) (Svehla,1985).
Kemudian,larutan CrO42- diuji kembali dengan Ba asetat yang bertujuan untuk
mengendapkan kromat dari barium kromat. Setelah itu penambahan Ba asetat
larutan menjadi berwarna kuning. Warna kuning pada Larutan CrO 42- terjadi
karena CrO42- merupakan ion kompleks berwarna. CrO42- berwarna karena Cr
adalah logam transisi yang mempunyai konfigurasi elektron pada orbital d. Warna
yang timbul karena orbital d yang menyerap spektrum cahaya yang menyerap
warna.
Reaksi:

CrO42- + Ba2+ → BaCrO4 ↓ (Svehla, 1985)

Ksp BaCrO4 = 1,6 x 10-10(Svehla,1985). Endapan terbentuk karena larutan


telah terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan dan hasil kali konsentrasi ion-ion
telah terlampui harga kali kelarutannya atau dapat ditulis Qc>Ksp.

Setelah itu ditambahkan HCl yang bertujuan untuk uji definitif dan untuk
menguatkan identifikasi bahwa terdapat ion CrO42- pada sample. Selain itu HCl
bertujuan untuk melarutkan endapan.Saat setelah penambahan HCl, endapan yang
terbentuk menjadi larut. Hal ini menunjukkan adanya reaksi terhadap HCl, karena
[BaCl] < [BaCrO4]. Hal ini menunjukkan bahwa sample terbukti ion kromat
golongan anion kalium barium.
Reaksi:

BaCrO4 + 2HCl → BaCl2↓ + H2Cr2O4 (Svehla,1985)

Kemudian dilakukan tes 5 Percobaan ini yaitu test khusus uji nitrat. Hasil
positif dari uji ini adalah terbentuknya cincin coklat pada larutan, namun pada uji
ion Cr- ini larutan menjadi warna kuning dan ada endapan coklat maka hasilnya
negatif. (Svehla, 1985).

6.9 Uji Larutan Unknown I


Pada percobaan ini anion yang di identifikasi belum diketahui jenis ionnya
. Larutan unknown berwarna bening. Kemudian larutan unknown itu direaksikan
dengan H2SO4 larutan tetap bening dan panas, kemudian ditambahkan dengan
AgNO3 dan warna larutan menjadi keruh . Seharusnya, hasil yang dihasilkan
adalah endapan putih. Penambahan AgNO3 berfungsi untuk mengendapkan anion
kelompok perak.
Reaksi : KI + AgNO3 AgI(s) + KNO3
(Svehla,1985)
Endapan ini terbentuk karena larutan AgI lewat jenuh terhadap
penambahan AgNO3. Selain itu karena hasil kali konsentrasi ion-ionnya lebih
besar daripada Ksp AgI yaitu 8,3 x 10-17. Kemudian endapan AgI ditambah
dengan HNO3 untuk memastikan anion yang ada dalam sampel dan endapan tidak
dapat larut. Endapan AgI tidak dapat larut dengan penambahan HNO3 karena
penambahan ion sejenis (NO3-) yang menyebabkan larutan lewat jenuh. Selain itu
Ksp AgI (8,3 x 10-17) lebih kecil daripada Ksp AgNO3 (6 x 10-4). (Svehla, 1990)
sehingga AgNO3 membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengendap
(endapan AgI tetap ada).
Reaksi : AgI(s) + HNO3 AgI(s) + H2O+ NO3-
(Svehla,1985)
Setelah dilakukan penambahan HNO3 kemudian dilakukan penambahan
Ba(C2H3O2)2 dan HCl larutan menjadi keruh , begitu juga ketika dilakukan uji
khusus nitrat larutan menjadi kuning . Bisa disimpulkan bahwa larutan unkown 1
adalah lautan yang mengandung ion Cl- karena hasilnya sama seperti uji positif
dari ion Cl - .

6.10 Uji Larutan Unknown II


Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis ion yang
terdapat pada larutan sampel unknown II. Sampel larutan unknown mula-mula
berwarna bening. Ketika ditambahkan H2SO4 pekat reaksi berlangsung eksoterm
dengan ditandai panas pada tabung reaksi , warna larutan masih tetap sama yaitu
bening. Fungsi penambahan H2SO4 yaitu untuk mengasamkan larutan. Kemudian
dilakukan penambahan AgNO3 larutan tetap bening. Fungsi penambahan AgNO 3
dan HNO3 yaitu untuk mengendapkan anion. Sampel tidak termasuk dalam
golongan perak karena pada penambahn HNO3 endapan tidak larut. Reaksi:

SO42- + 2 Ag+ Ag2SO4 (s)

Ag2SO4 (s) + HNO3 endapan tidak larut + panas + gas (Svehla,1985)


Pada test 4, sampel unknown II yang berwarna bening direaksikan dengan
Ba(C2H3O2)2. Warna larutan tersebut menjadi keruh dan terbentuk endapan warna
putih. Kemudian dilakukan penambahan HCl larutan tetap keruh dan terdapat
endapan.

Pada tes 5, dilakukan uji khusus nitrat yaitu dengan penambahan reagen
H2SO4 pekat dan FeSO4. Tujuan penambahan H2SO4 yaitu untuk mengasamkan
larutan dan tujuan penambahan FeSO4 yaitu untuk menguji apakah larutan tersebut
mengandung ion nitrat atau tidak. Hasilnya adalah terdapat endapan coklat dan
larutan berwarna coklat kekuningan. Sampel tidak termasuk dalam anion nitrat
karena pada penambahan FeSO4 tidak terbentuk cincin coklat. Dapat dipastikan
kalau larutan unknown II adalah larutan yang mengandung ion sulfat (SO42-)
karena hasilnya sama dengan uji positif dari ion sulfat yaitu adanya endapan
warna putih.
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
- Larutan Cl- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 endapan putih
- Larutan Br- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 endapan putih kekunigan
- Larutan I- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3  endapan kuning
- Larutan SO3- dan SO42- direaksikan dengan Ba (C2H2O2)2 menghasilkan
endapan putih
- Larutan CrO42- direaksikan dengan Ba (C2H2O2)2 + OH- menghasilkan
endapan putih
- Larutan PO43- direaksikan dengan Ba (C2H2O2)2 + HCl menghasilkan
larutan keruh
- Larutan NO3- direaksikan dengan H2SO4 pekat ditambah FeSO4
menghasilkan cincin coklat setelah digojog kuning,
- Larutan Unknown I adalah I-
- Larutan unkown II adalah H2O

7.2 Saran
- Gunakan reagen yang kondisinya masih bagus agar didapatkan hasil
yang baik
- Penambahan reagen secara sistematis sesuai dengan pentunjuk buku
panduan praktikum
- Perhatikan perubahan yang terjadi dengan teliti disetiap penambahan
reagen
LEMBAR PENGESAHAN

Semarang, 8 November 2018

Praktikan 1 Praktikan 2 Praktikan 3

Sophia Felisitas Rexyna Nabila Iftinan Sari Jhosua Enrico H S


NIM. 24030117120001 NIM. 24030117120004 NIM. 24030117120010

Praktikan 4 Praktikan 5 Praktikan 6

Diffa Savira Ramadhany Sonia Setya Ningrum Sella Nadya Mulyadi


NIM. 24030117120013 NIM. 24030117120016 NIM. 24030117120020

Praktikan 7

Syarifah Nur Aulia


NIM. 24030117140025

Mengetahui,
Asisten Praktikum 1 Asisten Praktikum 2

Tri Wahyuni Linda Puspita O.


NIM.24030115120021 NIM.24030115120027
DAFTAR PUSTAKA
Basri, Sarjoni. 1996. Kamus Kimia. Jakarta : Rineka Cipta

Daintith, John. 1994. Kamus Lengakap Kimia. Jakarta: Erlangga

Svehla,G. 1985. Buku Teks Analisis Organik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta: PT Kalman Media Pustaka
LAMPIRAN
1.Uji Ion klorida (dalam NaCl)

Test 1 Test 2 ( H2SO4 pekat) Test 3 (AgNO3)

Test 3 (HNO3 ) Test 4 (Ba(C2H3O2)2) Test 4 (HCl)


Test 5 (FeSO4)
2. Uji Larutan Iod

Test 1 dan 2 Test 3 (AgNO3) Test 3 (HNO3)

Test 4 (Ba(C2H3O2)2) Test 4 (HCl)


3.Uji Ion Sulfat

Test 1 dan 2 Test 3 (AgNO3) Test 3 (HNO3)

Test 4 (Ba(C2H3O2)2) Test 4 (HCl)


5. Uji ion Kromat ( dalam K2Cr2O4 )

Uji ion kromat Uji ion kromat Uji ion kromat


dengan H2SO4 dengan AgNO3 dengan HNO3

Test 4 (Ba(C2H3O2)2 Test 4 (HCl)


6. Uji Larutan Unknown 1

Test 1 Test 2 Test 3


(Kenampakan) (H2SO4) (AgNO3)

Test 3 Test 4
Test 4
(AgNO3) (Ba(C2H3O2)2 HCl

Test 5

(Uji Nitrat)
7. Uji Larutan Unknown 2

Test 1 Test 2 Test 3


Kenampakan larutan Penambahan H2SO4 pekat Penambahan AgNO3

Test 3 Test 4 Test 4


Penambahan HNO3 Penambahan Ba(C2H3O2)2 Penambahan HCl

Test 5 Test 5
Penambahan H2SO4 pekat Penambahan FeCl3
8.Uji Bromin dalam KBr

(Tes 1) ( Tes 2 ) Br+ h2SO4 ( Tes 3 ) Br + HNO3


( Tes 3 ) Br + AgNO3 ( Tes 4 ) Br + HCl ( Tes 4 Br + Ba ( C2H3O2)2

( Tes 5 Br + FeSO4)
9. Uji Sulfit

Tes 1 Tes 2 Tes 5

Penampakan Larutan Penambahan H2SO4 Uji Nitrat


Tes 3 Tes 3 Tes 4

Penambahan AgNO3 Penambahan HNO3 Penambahan


(Ba(C2H3O2)2

Tes 4

Penambahan HCl

10. Uji Nitrat

Tes 1 Tes 2 Tes 5

Penampakan Larutan Penambahan H2SO4 Uji Nitrat


Tes 3 Tes 3 Tes 4
Penambahan AgNO3 Penambahan HNO3 Penambahan
(Ba(C2H3O2)2

Tes 4

Penambahan HCl
Nama : Nabila Iftinan Sari

NIM : 24030117120004

Kelompok 3

Pretest Percobaan 2: Analisis Kelompok Anion

Soal Pretest:

1. Sebutkan judul, tujuan, prinsip, metode, dan hipotesis dari percobaan ini!
2. Apa yang dimaksud dengan analisa kualitatif serta analisa anion?
3. Sebutkan hasil salah satu uji positif dari percobaan ini beserta reaksinya!
4. Tuliskan salah satu skema kerja dari percobaan yang kalian lakukan!

JavaBean Pretest:
1. Judul: “Analisis Kelompok Anion”
Tujuan: Mengidentifikasi anion-anion dalam larutan dan padatan
“unknown” dengan metode pemisahan “kemikalia cair” yang didasarkan
pada kelakuan ion-ion yang berbeda ketika direaksikan dengan reagen-
reagen tertentu.
Prinsip: Reaksi spesifik dan selektif ion
Metode: Pemisahan kemikalia cair
Hipotesis:
Percobaan ini berjudul “Analisis Kelompok Anion” yang bertujuan
untuk mengidentifikasi anion-anion dalam larutan dan padatan “unknown”
dengan metode pemisahan “kemikalia cair” yang didasarkan pada
kelakuan ion-ion yang berbeda ketika direaksikan dengan reagen-reagen
tertentu. Prinsip yang digunakan yaitu reaksi spesifik dan selektif ion.
Metode yang digunakan adalah pemisahan “kemikalia cair”. Hasil yang
akan diperoleh yaitu:
- Larutan Cl- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 menghasilkan endapan
putih
- Larutan Br- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 menghasilkan endapan
putih
- Larutan I- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 menghasilkan endapan
kuning
- Larutan SO3- dan SO42- direaksikan dengan Ba(C2H3O2)2 menghasilkan
endapan putih
- Larutan NO3- direaksikan dengan H2SO4 pekat ditambah FeSO4
menghasilkan cincin coklat
- Larutan CrO42- direaksikan dengan Ba(C2H3O2) + OH- menghasilkan
endapan putih
- Larutan PO43- direaksikan dengan Ba(C2H3O2)2 + HCl menghasilkan
larutan keruh.
2. Analisa kualitatif yaitu suatu analisa yang berdasarkan pengamatan
melalui sifat fisik seperti warna. Dalam analisa kualitatif ada 2 macam uji
yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat ditetapkan untuk
zat-zat padat dan reaksi basah digunakan untuk zat dalam larutan.
Analisa anion suatu analisa yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya
anion-anion dalam larutan.
3. Salah satu contoh hasil uji positif yaitu adanya endapan putih ketika
larutan SO42- direaksikan dengan Ba(C2H3O2)2 + HCl. Reaksi yang terjadi:
Ba2+ + SO42- → BaSO4 ↓ (endapan putih)

Endapan putih menunjukkan hasil positif karena, uji positif dari anion
SO42- adalah adanya endapan putih.

4. Skema kerja uji ion sulfat (dalam Na2SO4)


- Test 1,2,5
P
5 tetes larutan SO42-

Tabung Reaksi
Pengamatan larutan

Hasil
Penambahan 5 tetes H2SO4 pekat

Hasil
Penambahan 5 tetes FeSO4

Hasil

- Test 3

5 tetes larutan SO42-

Tabung Reaksi
Penambahan 5 tetes AgNO3

Hasil

Penambahan 5 tetes HNO3

Hasil

- Test 4

5 tetes larutan SO42-

Tabung Reaksi
Penambahan 5 tetes Ba(C2H3O2)2

Hasil

Penambahan 5 tetes HCl

Hasil
Pretest

Nama : Sonia Setya Ningrum

NIM : 24030117120016

1. Apa yang dimaksud dengan analisis kualitatif dan analisis anion


2. Tuliskan skema kerja percobaan yang kalian lakukan
3. Apa yang dimaksud kemikalia cair
4. Sebutkan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini
5. Sebutkan judul Tujuan prinsip dan metode

Jawab

1. Analisis Kualitatif adalah suatu proses dalam mengidentifikasi keberadaan


suatu senyawa kimia dalam suatu larutan/sampel yang tidak diketahui.
Analisis kualitatif disebut juga analisa jenis yaitu suatu cara yang
dilakukan untuk menentukan macam, jenis zat atau komponen –
komponen bahan yang dianalisa.
Analisis Anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya
ion dalam suatu sampel.
2. Uji Ion Fosfat (dalam H3PO4)
- Test 1, 2, dan 5

5 tetes larutan PO43-

Tabung reaksi

Pengamatan larutan

Hasil

Penambahan 5 tetes H2SO4 pekat

Penambahan 5 tetes FeSO4


Hasil

- Test 3

5 tetes larutan PO43-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes AgNO3


- Test 4

5 tetes larutan PO43-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes Ba(CH3COO)2

Hasil

Penambahan 5 tetes HCl

Hasil

3. Kemikalia cair adalah salah satu metode pemisahan pada analisis kation
maupu anion yang didasarkan pada perilaku ion-ion yang berbeda ketika
suatu larutan anion atau kation direaksikan dengan reagen-reagen tertentu.
4. Alat :
1. Tabung reaksi
2. Pipet Tetes

Bahan :

1. AgNO3
2. KBr
3. Ba(C2H3O2)2
4. HCl
5. HNO3
6. H2SO4pekat
7. FeSO4
8. KI
9. Na2SO4
10. Na2SO3
11. H3PO4
12. Pb(NO3)2
13. K2CrO4
14. Larutan unknown 1
15. Larutan unknown 2
5. Judul : Analisis Kelompok Anion
Tujuan : Dapat mengidentifikasi anion – anion dalam larutan dan
padatan “unknown” dengan menggunakan metode pemisahan “kemikalia
cair” yang didasarkan pada kelakuan ion – ion yang berbeda ketika
direaksikan dengan reagen – reagen tertentu.
Prinsip : Reaksi spesifik dan selektif ion
Metode : Pemisahan Kemikalia Cair
Nama : Sella Nadya

NIM : 24030117120020

Kelompok 3

Pretest Percobaan 2 : Analisis Anion

1. Apa yang dimaksud dengan analisa kualitatif serta analisa anion?


Analisis Kuantitatif adalah analisa berdasarkan 2 macam uji yaitu reaksi
kering dan basah . Reaksi kering dapat ditetapkan untuk zat-zat padat .
Reaksi basah untuk zat –zat dalam larutan . Dalam
kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik.
Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk
satu jenis kation/anion tertentu.

2. Sebutkan judul, tujuan, prinsip, metode dan hipotesis percobaan ini!


Judul : Analisis Kelompok Anion
Tujuan: Mengidentifikasi anion-anion dalam larutan dan padatan
“unknown” dengan
metode pemisahan “kemikalia cair” yang didasarkan pada kelakuan
ion-ion yang berbeda ketika direaksikan dengan reagen-reagen
tertentu.
Prinsip : Berdasarkan reaksi spesifik dan reaksi selektif ion .
Metode : kemikalia cair yang di dasarkan pada kelarutan ion-ion yang
berbeda ketika direaksikan dengan garam-garam tertentu .
Hipotesis : Percobaan ini berjudul “Analisis Kelompok Anion” yang
bertujuan untuk mengidentifikasi anion-anion dalam larutan dan padatan
“unknown” dengan metode pemisahan “kemikalia cair” yang didasarkan
pada kelakuan ion-ion yang berbeda ketika direaksikan dengan reagen-
reagen tertentu. Prinsip yang digunakan yaitu reaksi spesifik dan selektif
ion. Metode yang digunakan adalah pemisahan “kemikalia cair”. Hasil
yang akan diperoleh yaitu:
- Larutan Cl- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 menghasilkan endapan
putih
- Larutan Br- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 menghasilkan endapan
putih
- Larutan I- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 menghasilkan endapan
kuning
- Larutan SO3- dan SO42- direaksikan dengan Ba(C2H3O2)2 menghasilkan
endapan putih
- Larutan NO3- direaksikan dengan H2SO4 pekat ditambah FeSO4
menghasilkan cincin coklat
- Larutan CrO42- direaksikan dengan Ba(C2H3O2) + OH- menghasilkan
endapan putih
- Larutan PO43- direaksikan dengan Ba(C2H3O2)2 + HCl menghasilkan
larutan keruh.

3. Tuliskan salah satu skema kerja dari percobaan yang kalian lakukan!
Uji Anion Nitrat dalam Pb(NO3)2
Test 1,2,5
P
5 tetes larutan NO3-

Tabung Reaksi

Pengamatan larutan

Hasil

Penambahan 5 tetes H2SO4 pekat

Hasil

Penambahan 5 tetes FeSO4

Hasil
Test 3

5 tetes larutan NO3-

Tabung Reaksi

Penambahan 5 tetes AgNO3

Hasil

Penambahan 5 tetes HNO3

Hasil

Test 4

5 tetes larutan NO3-

Tabung Reaksi

Penambahan 5 tetes Ba(C2H3O2)2

Hasil

Penambahan HCl

Hasil

4. Sebutkan hasil salah satu uji positif dari percobaan ini beserta reaksinya!
Salah satu contoh hasil uji positif yaitu adanya endapan putih ketika
larutan SO42- direaksikan dengan Ba(C2H3O2)2 + HCl. Reaksi yang terjadi:
Ba2+ + SO42- → BaSO4 ↓ (endapan putih)
Endapan putih menunjukkan hasil positif karena, uji positif dari anion
SO42- adalah adanya endapan putih.

5. Apa yang dimaksud selektif ion dan metode pengendapan ?


Selektif ion adalah reaksi yang terjadi atas sekelompok bahan atau ion-ion
yang berbeda-beda dan merupakan reaksi yang tidak spesifik .
Metode pengendapan adalah metode yang dilakukan untuk memisahkan
suatu zat sehingga terbentuknya endapan , endapan mempunyai kelarutan
yang kecil , dan dapat dipisahkan melalui titrasi , endapan akan terbentuk
jika larutan terlelu jenuh dengan zat yang bersangkutan .
Nama : Jhosua Enrico H. Simanullang

NIM : 24030117120018

Kelompok 3

Pretest Percobaan 2: Analisis Kelompok Anion

Soal Pretest:

1.Apa yang dimaksud dengan analisa kualitatif serta analisa anion?


2.Sebutkan judul, tujuan, prinsip, metode, dan hipotesis dari percobaan ini!
3.Sebutkan hasil salah satu uji positif dari percobaan ini beserta reaksinya!
4.Tuliskan salah satu skema kerja dari percobaan yang kalian lakukan!

Jawaban Pretest:
1. Analisa kualitatif yaitu suatu analisa yang berdasarkan pengamatan
melalui sifat fisik seperti warna. Dalam analisa kualitatif ada 2 macam uji
yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat ditetapkan untuk
zat-zat padat dan reaksi basah digunakan untuk zat dalam larutan.
2. Judul :Analisa anion suatu analisa yang bertujuan untuk mengidentifikasi
adanya anion- anion dalam larutan. Judul: “Analisis Kelompok Anion”
Tujuan: Mengidentifikasi anion-anion dalam larutan dan padatan
“unknown” dengan metode pemisahan “kemikalia cair” yang didasarkan
pada kelakuan ion-ion yang berbeda ketika direaksikan dengan reagen-
reagen tertentu.
Prinsip : Reaksi spesifik dan selektif ion
Metode : Pemisahan kemikalia cair
Hipotesis:
Percobaan ini berjudul “Analisis Kelompok Anion” yang bertujuan
untuk mengidentifikasi anion-anion dalam larutan dan padatan “unknown”
dengan metode pemisahan “kemikalia cair” yang didasarkan pada
kelakuan ion-ion yang berbeda ketika direaksikan dengan reagen-reagen
tertentu. Prinsip yang digunakan yaitu reaksi spesifik dan selektif ion.
Metode yang digunakan adalah pemisahan “kemikalia cair”. Hasil yang
akan diperoleh yaitu:
- Larutan Cl- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 menghasilkan endapan
putih
- Larutan Br- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 menghasilkan endapan
putih
- Larutan I- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 menghasilkan endapan
kuning
- Larutan SO3- dan SO42- direaksikan dengan Ba(C2H3O2)2 menghasilkan
endapan putih
- Larutan NO3- direaksikan dengan H2SO4 pekat ditambah FeSO4
menghasilkan cincin coklat
- Larutan CrO42- direaksikan dengan Ba(C2H3O2) + OH- menghasilkan
endapan putih
- Larutan PO43- direaksikan dengan Ba(C2H3O2)2 + HCl menghasilkan
larutan keruh.

3. Salah satu contoh hasil uji positif yaitu adanya endapan putih ketika
larutan SO32- direaksikan dengan Ba(C2H3O2)2 + HCl. Reaksi yang terjadi:
Ba2+ + SO32- → BaSO3 ↓ (endapan putih)

Endapan putih menunjukkan hasil positif karena, uji positif dari anion
SO32- adalah adanya endapan putih.

4. Skema kerja uji ion sulftt (dalam Na2SO3)


- Test 1,2,5
P
5 tetes larutan SO32-

Tabung Reaksi
Pengamatan larutan

Hasil
Penambahan 5 tetes H2SO4 pekat

Hasil
Penambahan 5 tetes FeSO4

Hasil

- Test 3

5 tetes larutan SO32-

Tabung Reaksi
Penambahan 5 tetes AgNO3

Hasil

Penambahan 5 tetes HNO3

Hasil

- Test 4

5 tetes larutan SO32-

Tabung Reaksi
Penambahan 5 tetes Ba(C2H3O2)2

Hasil

Penambahan 5 tetes HCl

Hasil
Pretest Percobaan II Praktikum Kimia Analitik “Analisis Anion”
Nama : Sophia Felisitas Rexyna
NIM : 24030117120001
Kelas : A
Kamis, 8 November 2018

SOAL

1. Sebutkan judul, tujuan, prinsip, metode serta hipotesis percobaan ini!


2. Apa yang dimaksud dengan analisa kualitatif serta analisa anion?
3. Sebutkan hasil salah satu uji positif pada percobaan ini beserta reaksinya!
4. Tuliskan salah satu skema kerja dari percobaan ini (yang tadi kalian
lakukan)!
JAWABAN

6. Judul : Analisis Kelompok Anion


Tujuan : Dapat mengidentifikasi anion – anion dalam larutan dan
padatan “unknown” dengan menggunakan metode
pemisahan “kemikalia cair” yang didasarkan pada kelakuan
ion – ion yang berbeda ketika direaksikan dengan reagen –
reagen tertentu.
Prinsip : Reaksi spesifik dan selektif ion
Metode : Pemisahan Kemikalia Cair
Hipotesis :
Percobaan ini berjudul “Analisis Anion” yang bertujuan
untuk mengidentifikasi anion-anion dalam larutan dan padatan ‘unknown’
dengan metode pemisahan “kemikalia cair” yang didasarkan pada
kelakuan ion-ion yang berbeda ketika direaksikan dengan reagen-reagen
tertentu. Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini yaitu reaksi spesifik
dan selektif ion. Metode yang digunakan adalah pemisahan “kemikalia
cair”. Percobaan ini menunjukkan anion pada sampel larutan unknown dan
known dapat di identifikasi dengan menggunakan metode pemisahan
kemikalia cair yang di dasarkan pada kelakuan ion yang berbeda-beda
ketika direaksikaan dengan reagen-reagen tertentu. Kemungkinan hasil
yang diperoleh yaitu :
Larutan Cl- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 menghasilkan endapan
putih.
Larutan Br- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 menghasilkan endapan
putih kekunigan.
Larutan I- direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 menghasilkan endapan
kuning.
Larutan SO3- dan SO42- direaksikan dengan Ba (C2H2O2)2
menghasilkan endapan putih.
Larutan NO3- direaksikan dengan H2SO4 pekat + FeSO4 menghasilkan
cincin coklat.
Larutan CrO42- direaksikan dengan Ba (C2H2O2)2 + OH- menghasilkan
endapan putih.
Larutan PO43- direaksikan dengan Ba (C2H2O2)2 + HCl menghasilkan
larutan keruh.

7. Analisis Kualitatif adalah suatu proses dalam mengidentifikasi keberadaan


suatu senyawa kimia dalam suatu larutan/sampel yang tidak diketahui.
Analisis kualitatif disebut juga analisa jenis yaitu suatu cara yang
dilakukan untuk menentukan macam, jenis zat atau komponen –
komponen bahan yang dianalisa.

Analisis Anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya


ion dalam suatu sampel.

8. Salah satu contoh hasil uji positif nya adalah bila larutan Cl - (dalam NaCl)
direaksikan dengan AgNO3 + HNO3 menghasilkan endapan putih.
Reaksinya :
AgCl (s) + HNO3 AgCl (s) ↓+ H2O + NO3-( Svehla, 1985 ).
Endapan putih
Endapan putih menunjukkan bahwa sampel positif pada test 3 dan
mengandung ion Cl-.

9. Uji Ion Klorida (dalam NaCl)


- Test 1,2, dan 5 - Test 3
5 tetes larutan Cl- 5 tetes larutan Cl-

Tabung reaksi Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes AgNO3


Pengamatan larutan
Hasil Hasil

Penambahan 5 tetes H2SO4 pekat Penambahan 5 tetes HNO3

Penambahan 5 tetes FeSO4 Hasil


- Test 4

5 tetes larutan Cl-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes Ba(CH3COO)2

Hasil

Penambahan 5 tetes HCl

Hasil
Pretest

Nama : Diffa Savira Ramadhany

NIM : 24030117120013

6. Sebut dan jelaskan judul, tujuan, prinsip dan metode serta hipotesisnya
7. Apa yang dimaksud dengan analisis kualitatif dan analisis anion
8. Tuliskan skema kerja percobaan yang kalian lakukan
9. Sebutkan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini
10. Apa yang dimaksud kemikalia cair

Jawab

10. Judul : Analisis Kelompok Anion


Tujuan : Dapat mengidentifikasi anion – anion dalam larutan dan
padatan “unknown” dengan menggunakan metode pemisahan “kemikalia
cair” yang didasarkan pada kelakuan ion – ion yang berbeda ketika
direaksikan dengan reagen – reagen tertentu.
Prinsip : Reaksi spesifik dan selektif ion
Metode : Pemisahan Kemikalia Cair
11. Analisis Kualitatif adalah suatu proses dalam mengidentifikasi keberadaan
suatu senyawa kimia dalam suatu larutan/sampel yang tidak diketahui.
Analisis kualitatif disebut juga analisa jenis yaitu suatu cara yang
dilakukan untuk menentukan macam, jenis zat atau komponen –
komponen bahan yang dianalisa.
Analisis Anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya
ion dalam suatu sampel.
12. Uji Ion Fosfat (dalam H3PO4)
- Test 1, 2, dan 5

5 tetes larutan PO43-

Tabung reaksi

Pengamatan larutan

Hasil

Penambahan 5 tetes H2SO4 pekat

Penambahan 5 tetes FeSO4


Hasil
- Test 3

5 tetes larutan PO43-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes AgNO3

Hasil

Penambahan 5 tetes HNO3

Hasil
- Test 4

5 tetes larutan PO43-

Tabung reaksi

Penambahan 5 tetes Ba(CH3COO)2

Hasil

Penambahan 5 tetes HCl

Hasil

13. Alat :
3. Tabung reaksi
4. Pipet Tetes

Bahan :
16. AgNO3
17. KBr
18. Ba(C2H3O2)2
19. HCl
20. HNO3
21. H2SO4pekat
22. FeSO4
23. KI
24. Na2SO4
25. Na2SO3
26. H3PO4
27. Pb(NO3)2
28. K2CrO4
29. Larutan unknown 1
30. Larutan unknown 2
14. Kemikalia cair adalah salah satu metode pemisahan pada analisis kation
maupu anion yang didasarkan pada perilaku ion-ion yang berbeda ketika
suatu larutan anion atau kation direaksikan dengan reagen-reagen tertentu.

Anda mungkin juga menyukai