PERCOBAAN VII
PENENTUAN KONSENTERASI LARUTAN ZnSO4
SECARA POTENSIOMETRI
Disusun oleh :
Alfin Khoirunnisa D.S. (24030117120011)
Lela Khoiriyah (24030117140024)
Millatun Nahdliyah (24030117120033)
M. Daffa Fauzan (24030117140028)
Nadira Rahma Nurfalah (24030117140030)
Novemi Eliza (24030117120031)
Servasius Rehan S. (24030117120030)
Tri Anjanuariani (24030117120027)
Asisten:
Mawas Kuntum K.U. (2403015130120)
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
ABSTRAK
SECARA POTENSIOMETRI
I. TUJUAN
Menentukan konsenterasi larutan ZnSO4secara potensiometri
(Hendayana, 1994)
2.2 Sel Elektrokimia
Elektrokimia adalah bidang yang luas dalam aspek terluarnya
mencakup sel bahan bakar, pengubahan energi listrik, korosi. Dalam suatu
sel elektrokimia suatu sumber luar dari energi listrik digunakan untuk
memaksa reaksi kimia agar berlangsung dengan arah berlawanan arah
sementara.
Katoda Anoda
Sel galvani + -
Sel elektrolisis - +
(Underwood, 2002)
∆ G 0 RT
E=- - Ln Q
VF VF
Sebuah persamaan Nerst untuk potensial sel arus nol pada segala
komposisi adalah :
RT
E = E0- = Ln Q
VF
Keterangan:
∆G: Energi bebas gibss
R :Tetapan gas universal (0.082 L.atm/mol Kelvin)
T :Suhu (K)
Q :Hasil bagi reaksi
E :Potensial reduksi (Volt)
E0 :Potensial standar reduksi (volt)
F : konstanta faraday (96485,3 s A/ mol)
V :Tegangan
(Atkins, 1990).
2.5 Deret Volta
Deret volta adalah urutan logam-logam berdasarkan kenaikan
potensial elektroda standarnya. Pada deret volta unsur logam dengan
potensial elektroda lebih negatif ditempatkan di bagian kiri, sedangkan
unsur dengan potensial elektroda yang lebih positif ditempatkan di bagian
kanan (Parsons, 1985).
Reduktor kuat sampai lemah :
Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, H2O2, Zn, Cr, Fe, Cd, Co, Ni, Sn, Pb, H+,
Sb, Br, Au, Hg, Ag, Pb, Au (Rivai, 1995).
2.6 Potensial Elektroda
Potensial elektroda Ɛº dapat diukur dalam larutan yang mengandung
bentuk pengoksidasi dan pereduksi dalam konsentrasi yang ekuimolar.
Elektroda standar yakni yang bersentuhan dengan larutan-larutan yang
kadar ionya 1M dan tekanan 1 atm. Pengukuran suatu sel volta adalah
pengukuran gaya dorong dari reaksi redoks. Elektroda hydrogen standar
digunakan sebagai elektroda pembanding standar karena harga voltanya
nol. Potensial elektroda standar diukur secara langsung, namun potensial
antara dua elektroda standar ideal dapat dihitung dari pengukuran yang
dilakukan terhadap larutan yang lebih encer.
Voltage sel keseluruhan diberikan kepada elektode disebut potensial
reduksistandar. Reaksi katode(reduksi) kebalikan dan elektroda yang
sebagai anode dan menjalankan oksidasi (Keenan,1991).
Table Potensial Reduksi.
(Keenan,1991)
2.7 Jembatan Garam
Jembatan garam biasanya berupa tabung berbentuk U yang diisi
dengan agar-agar yang dijenuhkan dengan KCl. Jembatan garam berfungsi
untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada larutan. Karena konsentrasi
larutan elektrolit pada jembatan garam lebih tinggi dari pada konsentrasi
elektrolit di kedua bagian elektroda, maka ion negative dari jembatan
garam masuk ke salah satu setengah sel yang kelebihan muatan positif dan
ion positif dari jembatan garam berdifusi kebagian lain yang kelebihan
muatan negatif.
Dengan adanya jembatan garam terjadi aliran electron yang kontinu
melalui kawat pada rangkaian luar dan aliran ion-ion melalui larutan
sebagai akibat dari reaksi redoks yang spontan yang terjadi pada kedua
elektroda.
Penggunaan agar-agar mempunyai keuntungan, diantaranya menjaga
agar larutan elektrolit di satu bagian elektroda tidak mengalir kebagian
elektroda lainnya saat permukaan kedua larutan elektrolit di kedua
elektrolit berbeda (Underwood, 2002).
2.8 Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang terdapat zat terlarut elektrolit
yang merupakan zat yang dapat menghantarkan arus listrik ketika
dilarutkan kedalam pelarut air. Larutan elektrolit dapat berupa asam, basa
maupun garam. Larutan elektrolit di kategorikan sebagai larutan elektrolit
kuat dan lemah (Chang,1987).
2.9 Analisa Bahan
2.9.1 CuSO4
Sifat Fisik : Padatan kristal biru, ρ = 3,5 g/ml, BM = 159,61
g/ml
Sifat Kimia : Bersifat higroskopis (dapat menyerap molekul
air) , digunakan sebagai fungisida (Bahan kimia yang berguna
untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan jamur atau
gulma) (Daintith, 1994).
2.9.2 ZnSO4
Sifat Fisik : Senyawa kristalin berwarna putih
Sifat Kimia : Larut dalam air, digunakan sebagai mordan (zat
untuk merendam kain atau benang sebelum diberi
warna) (Daintith, 1994).
2.9.3 Tembaga (Cu)
Sifat Fisik : Unsur transisi berwarna cokelat kemerahan,
memiliki TL = 1083,340C, TD = 25820C
Sifat Kimia : tidak bereaksi dengan H2SO4 dan asam
hidroklorida encer, dengan HNO3 membentuk oksigen nitrogen. Cu
hanya dapat berekasi dengan asam yang sangat kuat, HNO3
merupakan asam yang kuat dibandingkan H2SO4 dan hidroklorida.
Reaksinya:
Cu + 4H+ + 2NO3- → Cu+2 + 2NO2 +H2O
(Daintith, 1994)
2.9.4 Seng (Zn)
Sifat Fisik : Unsur logam putih kebiruan, memiliki TL
419,570C, TD 9070C.
Sifat Kimia : Bereaksi dengan asam encer
membebaskanhidrogen, larut dalam alkali menghasilkan zinkat.
Dalam asam : Zn(s) + 2H+ (aq) → Zn+2 (aq) + H2 (g)
Dalam alkali : ZnO + H2O + 2OH- → [Zn(OH)4]2-
(Daintith, 1994).
2.9.6 KCl
2.9.7 Akuades
penambahan 50 mL akuadest
V. HIPOTESIS
Semarang,12 November
2018
Praktikan,
Mawas KuntumK.U
NIM.2403011513012
0
VI. PEMBAHASAN
Li-K-Ba-Sr-Ca-Na-Mg-Al-Mn- Zn -Cr-Fe-Co-Ni-Sn-Pb-H2O-
Oksidasi
Sb-Bi- Cu -Hg-Ag-Pt-C-Au
Reduksi
(Underwood, 2002)
Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu
(Chang, 2004)
Reaksi kationik dan anionik adalah reaksi pertukaran ion positif dan ion
negative ke dalam suatu spesi senyawa yang berbeda.
7.1 Kesimpulan
7.1.2 sistem yang digunakan pada percobaan ini adalah system galvani.
7.2 Saran
Perry, 1984, Chemical Engineering Handbook, McGraw Hill Book Inc, New
York
Semarang, 12 November
2018
Praktikan,
Mawas Kuntum
K.U
NIM.
24030115130120
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Perhitungan
1. Massa CuSO4.5H20
Dik: M=1M
V= 50 ml = 0,005 L
BM=249,65 g/mol
Dit: m CuSO4.5H2O?
Jawab:
n = M.V
= 1 M X 0,05 L
= 0,05 mol
m = n X BM
= 0,05 mol X 249,65 g/mol
= 12,5 gram
Jawab:
gr 1000
M= X
mr v
0,8 g 1000
= x
161 g/mol 50 ml
= 0,0994 M
gr 1000
M= X
mr v
2g 1000
= x
161 g/mol 50 ml
= 0,248 M
Jawab:
gr 1000
M= X
mr v
2g 1000
= x
161 g/mol 50 ml
=0,497 M
0,0591 log 1
0,952 V = 0,337– (0,763 - . )
2 Zn 2+¿ ¿
0,0591 log1
(0,763 - . ) = - 0,615
2 Zn 2+¿ ¿
log 1
-0,02955 . = -1,378
Zn 2+¿ ¿
log 1
= 46,6328
Zn 2+¿ ¿
0,0591 log1
(0,763 - . ) = - 0,651
2 Zn 2+¿ ¿
log 1
-0,02955 . = -1,414
Zn 2+¿ ¿
log 1
= 47,851
Zn 2+¿ ¿