Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN TERBAIK

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

PERCOBAAN VII
PENENTUAN KONSENTERASI LARUTAN ZnSO4
SECARA POTENSIOMETRI

Disusun oleh :
Alfin Khoirunnisa D.S. (24030117120011)
Lela Khoiriyah (24030117140024)
Millatun Nahdliyah (24030117120033)
M. Daffa Fauzan (24030117140028)
Nadira Rahma Nurfalah (24030117140030)
Novemi Eliza (24030117120031)
Servasius Rehan S. (24030117120030)
Tri Anjanuariani (24030117120027)
Asisten:
Mawas Kuntum K.U. (2403015130120)

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan VII yang berjudul, “Penentuan Konsentrasi


ZnSO4 Secara Potensiometri” tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan
konsentrasi ZnSO4 dan cuplikan ZnSO4 secara potensiometri. Prinsip percobaan
ini adalah pengukuran beda potensial dalam suatu larutan untuk menentukan
konsentrasi ion logamnya melalui reaksi redoks pada sistem galvani, yaitu dimana
pada sel ini sebagian dari energi yang dilepaskan secara spontan dalam suatu
reaksi kimia yang dikonversi menjadi energi listrik sehingga dapat digunakan
untuk melakukan kerja. Metode yang digunakan adalah metode potensiometri,
yaitu metode yang digunakan untuk mengukur beda potensial listrik dengan cara
menyeimbangkan dua buah potensial yang berlawanan yaitu reduksi dan oksidasi
sehingga tidak ada arus yang melewati galvanometer. Dihasilkan konsentrasi dari
variasi massa ZnSO4 yaitu 0,8 g, 2 g, dan 4 g dalam 50 ml aquadest dengan
perhitungan menggunakan persaman Nerst masing masing sebesar 2,329 x 10 -47
M; 1,506 x 10-35 M; 1,409 x 10-48. Sedangkan konsentrasi dari perhitungan gram
dan volume yaitu 0,099 M; 0,248 M; 0,497 M. Dengan E sel yang diperoleh
masing masing 0,952 V; 0.603 V; 0,988 V. Dari konsentrasi yang diperoleh dapat
diketahui bahwa semakin besar ∆E maka semakin kecil konsentasi dari Zn2+.

Kata Kunci : potensiometri, galvani, ZnSO4


PERCOBAAN VII

PENENTUAN KONSENTERASI LARUTAN ZnSO4

SECARA POTENSIOMETRI

I. TUJUAN
Menentukan konsenterasi larutan ZnSO4secara potensiometri

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Potensiometri
Potensiometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan
hubungan antara potensial elektroda relative dengan konsentrasi larutan
dalam satu sel kimia. Metode ini berguna untuk menentukan titik setara
suatu titrasi secara instrumental sebagai pengganti indikator visual, sebagai
contoh pada titrasi-titrasi asam basa, redoks, kompleksiometri dan
pengendapan. Alat yang digunakan untuk melakukan percobaan ini adalah
potensiometri atau pH meter dengan elektroda kerja dan referensi yang
tercelup dalam larutan yang diukur. Hasil pengukuran berupa harga
potensial elektroda yang dibuat kurva hubungan antara potensial (E) dan
volume pereaksinya.

(Hendayana, 1994)
2.2 Sel Elektrokimia
Elektrokimia adalah bidang yang luas dalam aspek terluarnya
mencakup sel bahan bakar, pengubahan energi listrik, korosi. Dalam suatu
sel elektrokimia suatu sumber luar dari energi listrik digunakan untuk
memaksa reaksi kimia agar berlangsung dengan arah berlawanan arah
sementara.
Katoda Anoda
Sel galvani + -
Sel elektrolisis - +

(Underwood, 2002)

2.3 Sel galvani


Suatu sel galvani adalah suatu sel dimana reaksi kimia muncul secara
spontan, melepaskan energi listrik yang dapat digunakan untuk berbagai
keperluan.
Elektroda dimana oksidasi muncul disebut anoda. Elektroda reduksi
muncul disebut katoda. Pada sel galvani anoda adalah negatif dan katoda
adalah positif (Underwood, 2002).
2.4 Persamaan Nerst
Potensial arus dihubungkan dengan aktivitas zat yang ikut serta dalam
reaksi sel. Fungsi Gibbs :
∆G = ∆G0 + RT ln Q
Sehingga :

∆ G 0 RT
E=- - Ln Q
VF VF
Sebuah persamaan Nerst untuk potensial sel arus nol pada segala
komposisi adalah :
RT
E = E0- = Ln Q
VF
Keterangan:
∆G: Energi bebas gibss
R :Tetapan gas universal (0.082 L.atm/mol Kelvin)
T :Suhu (K)
Q :Hasil bagi reaksi
E :Potensial reduksi (Volt)
E0 :Potensial standar reduksi (volt)
F : konstanta faraday (96485,3 s A/ mol)
V :Tegangan
(Atkins, 1990).
2.5 Deret Volta
Deret volta adalah urutan logam-logam berdasarkan kenaikan
potensial elektroda standarnya. Pada deret volta unsur logam dengan
potensial elektroda lebih negatif ditempatkan di bagian kiri, sedangkan
unsur dengan potensial elektroda yang lebih positif ditempatkan di bagian
kanan (Parsons, 1985).
Reduktor kuat sampai lemah :
Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, H2O2, Zn, Cr, Fe, Cd, Co, Ni, Sn, Pb, H+,
Sb, Br, Au, Hg, Ag, Pb, Au (Rivai, 1995).
2.6 Potensial Elektroda
Potensial elektroda Ɛº dapat diukur dalam larutan yang mengandung
bentuk pengoksidasi dan pereduksi dalam konsentrasi yang ekuimolar.
Elektroda standar yakni yang bersentuhan dengan larutan-larutan yang
kadar ionya 1M dan tekanan 1 atm. Pengukuran suatu sel volta adalah
pengukuran gaya dorong dari reaksi redoks. Elektroda hydrogen standar
digunakan sebagai elektroda pembanding standar karena harga voltanya
nol. Potensial elektroda standar diukur secara langsung, namun potensial
antara dua elektroda standar ideal dapat dihitung dari pengukuran yang
dilakukan terhadap larutan yang lebih encer.
Voltage sel keseluruhan diberikan kepada elektode disebut potensial
reduksistandar. Reaksi katode(reduksi) kebalikan dan elektroda yang
sebagai anode dan menjalankan oksidasi (Keenan,1991).
Table Potensial Reduksi.

Li+(aq) + e- -----> Li(s) -3.05

K+(aq) + e- -----> K(s) -2.93

Ba2+(aq) + 2 e- -----> Ba(s) -2.9

Sr2+(aq) + 2 e- -----> Sr(s) -2.89

Ca2+(aq) + 2 e- -----> Ca(s) -2.87


Na+(aq) + e- -----> Na(s) -2.71

Mg2+(aq) + 2 e- -----> Mg(s) -2.37

Be2+(aq) + 2 e- -----> Be(s) -1.85

Al3+(aq) + 3 e- -----> Al(s) -1.66

Mn2+(aq) + 2 e- -----> Mn(s) -1.18

2 H2O + 2 e- -----> H2(g) + 2 OH-(aq) -0.83

Zn2+(aq) + 2 e- -----> Zn(s) -0.76

Cr3+(aq) + 3 e- -----> Cr(s) -0.74

Fe2+(aq) + 2 e- -----> Fe(s) -0.44

Cd2+(aq) + 2 e- -----> Cd(s) -0.4

PbSO4(s) + 2 e- -----> Pb(s) + SO42-(aq) -0.31

Co2+(aq) + 2 e- -----> Co(s) -0.28

Ni2+(aq) + 2 e- -----> Ni(s) -0.25

Sn2+(aq) + 2 e- -----> Sn(s) -0.14

Pb2+(aq) + 2 e- -----> Pb(s) -0.13

2 H+(aq) + 2 e- -----> H2(g) 0

Sn4+(aq) + 2 e- -----> Sn2+(aq) 0.13

Cu2+(aq) + e- -----> Cu+(aq) 0.13

SO42-(aq) + 4 H+(aq) + 2 e- -----> SO2(g) + 2 H2O 0.2

AgCl(s) + e- -----> Ag(s) + Cl-(aq) 0.22

Cu2+(aq) + 2 e- -----> Cu(s) 0.34

O2(g) + 2 H2 + 4 e- -----> 4 OH-(aq) 0.4

I2(s) + 2 e- -----> 2 I-(aq) 0.53

MnO4-(aq) + 2 H2O + 3 e- -----> MnO2(s) + 4 OH-(aq) 0.59

O2(g) + 2 H+(aq) + 2 e- -----> H2O2(aq) 0.68

Fe3+(aq) + e- -----> Fe2+(aq) 0.77

Ag+(aq) + e- -----> Ag(s) 0.8


Hg22+(aq) + 2 e- -----> 2 Hg(l) 0.85

2 Hg2+(aq) + 2 e- -----> Hg22+(aq) 0.92

NO3-(aq) + 4 H+(aq) + 3 e- -----> NO(g) + 2 H2O 0.96

Br2(l) + 2 e- -----> 2 Br-(aq) 1.07

O2(g) + 4 H+(aq) + 4 e- -----> 2 H2O 1.23

MnO2(s) + 4 H+(aq) + 2 e- -----> Mn2+(aq) + 2 H2O 1.23

Cr2O72-(aq) + 14 H+(aq) + 6 e- -----> 2 Cr3+(aq) + 7 H2O 1.33

Cl2(g) + 2 e- -----> 2 Cl-(aq) 1.36

Au3+(aq) + 3 e- -----> Au(s) 1.5

MnO4-(aq) + 8 H+(aq) + 5 e- -----> Mn2+(aq) + 4 H2O 1.51

Ce4+(aq) + e- -----> Ce3+(aq) 1.61

PbO2(s) + 4 H+(aq) + SO42-(aq) + 2 e- -----> PbSO4(s) + 2 H2O 1.7

H2O2(aq) + 2 H+(aq) + 2 e- -----> 2 H2O 1.77

Co3+(aq) + e- -----> Co2+(aq) 1.82

O3(g) + 2 H+(aq) + 2 e- -----> O2(g) + H2O 2.07

F2(g) + 2 e- -----> F-(aq) 2.87

(Keenan,1991)
2.7 Jembatan Garam
Jembatan garam biasanya berupa tabung berbentuk U yang diisi
dengan agar-agar yang dijenuhkan dengan KCl. Jembatan garam berfungsi
untuk menjaga kenetralan muatan listrik pada larutan. Karena konsentrasi
larutan elektrolit pada jembatan garam lebih tinggi dari pada konsentrasi
elektrolit di kedua bagian elektroda, maka ion negative dari jembatan
garam masuk ke salah satu setengah sel yang kelebihan muatan positif dan
ion positif dari jembatan garam berdifusi kebagian lain yang kelebihan
muatan negatif.
Dengan adanya jembatan garam terjadi aliran electron yang kontinu
melalui kawat pada rangkaian luar dan aliran ion-ion melalui larutan
sebagai akibat dari reaksi redoks yang spontan yang terjadi pada kedua
elektroda.
Penggunaan agar-agar mempunyai keuntungan, diantaranya menjaga
agar larutan elektrolit di satu bagian elektroda tidak mengalir kebagian
elektroda lainnya saat permukaan kedua larutan elektrolit di kedua
elektrolit berbeda (Underwood, 2002).
2.8 Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang terdapat zat terlarut elektrolit
yang merupakan zat yang dapat menghantarkan arus listrik ketika
dilarutkan kedalam pelarut air. Larutan elektrolit dapat berupa asam, basa
maupun garam. Larutan elektrolit di kategorikan sebagai larutan elektrolit
kuat dan lemah (Chang,1987).
2.9 Analisa Bahan
2.9.1 CuSO4
Sifat Fisik : Padatan kristal biru, ρ = 3,5 g/ml, BM = 159,61
g/ml
Sifat Kimia : Bersifat higroskopis (dapat menyerap molekul
air) , digunakan sebagai fungisida (Bahan kimia yang berguna
untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan jamur atau
gulma) (Daintith, 1994).
2.9.2 ZnSO4
Sifat Fisik : Senyawa kristalin berwarna putih
Sifat Kimia : Larut dalam air, digunakan sebagai mordan (zat
untuk merendam kain atau benang sebelum diberi
warna) (Daintith, 1994).
2.9.3 Tembaga (Cu)
Sifat Fisik : Unsur transisi berwarna cokelat kemerahan,
memiliki TL = 1083,340C, TD = 25820C
Sifat Kimia : tidak bereaksi dengan H2SO4 dan asam
hidroklorida encer, dengan HNO3 membentuk oksigen nitrogen. Cu
hanya dapat berekasi dengan asam yang sangat kuat, HNO3
merupakan asam yang kuat dibandingkan H2SO4 dan hidroklorida.
Reaksinya:
Cu + 4H+ + 2NO3- → Cu+2 + 2NO2 +H2O
(Daintith, 1994)
2.9.4 Seng (Zn)
Sifat Fisik : Unsur logam putih kebiruan, memiliki TL
419,570C, TD 9070C.
Sifat Kimia : Bereaksi dengan asam encer
membebaskanhidrogen, larut dalam alkali menghasilkan zinkat.
Dalam asam : Zn(s) + 2H+ (aq) → Zn+2 (aq) + H2 (g)
Dalam alkali : ZnO + H2O + 2OH- → [Zn(OH)4]2-
(Daintith, 1994).

2.9.5 Agar- agar

Sifat Fisik : kenyal, berupa butiran- butiran sebelum dimasak

Sifat Kimia : karbohidrat kompleks yang diperoleh dari algae


tertentu, diolah untuk membuang substansi yang tidak
dikehendaki (Chang, 1987).

2.9.6 KCl

Sifat Fisik : BM 74,55 g/mol, densitas 1,987 g/cm3, kristal


putih padat

Sifat Kimia : larut dalam air (Daintith, 1994).

2.9.7 Akuades

Sifat Fisik : Cairan tak berwarna, berbau, maupun berasa,


mempunyai titik didih 100oC dan titik leleh 0oC, berdensitas 1
g/cm3.

Sifat Kimia : Mempunyai ikatan hidrogen, bersifat polar, dan


digunakan sebagai pelarut universal (Daintith, 1994).
III.METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1Alat
-Gelas bekker
-Multimeter
-Labu ukur
-Gelas ukur
-Set jembatan garam
3.2.1 Bahan
-Larutan CuSO4
-Larutan ZnSO4
-Garam KCl
-Logam Zn
-Logam Cu
-Agar-agar
3.2 Gambar skema kerja
3.2.1 Pembuatan Jembatan Garam

2,5 gram agar- agar

penuangan agar-agar dalam gelas beker


penambahn 0,5 gram KCl

penambahan 50 mL akuadest

pengadukan dan pemanasan

pemasukan agar-agar kecil dalam pipa U


3.2.2 Sel Galvani

Larutan CuSO4 1 M 50 mL Larutan ZnSO4 50 mL 0,8 gram

Larutan Cu.SO4 1 M 50 mL Larutan ZnSO4 50 mL 2 gram


Larutan CuSO4 1 M 50 mL Larutan ZnSO4 50 mL 4 gram
IV. DATA PENGAMATAN

No Konsentrasi CuSO4 (M) Massa ZnSO4 (gr) E(Volt)


1 1 0,8 0,952
2 1 2 0,603
3 1 4 0,988

V. HIPOTESIS

Percobaan yang berjudul, “Penentuan Konsentrasi ZnSO4 Secara


Potensiometri” tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan konsentrasi
ZnSO4 dan cuplikan ZnSO4 secara potensiometri. Prinsip percobaan ini adalah
pengukuran beda potensial dalam suatu larutan untuk menentukan konsentrasi ion
logamnya melalui reaksi redoks pada sistem galvani, yaitu dimana pada sel ini
sebagian dari energi yang dilepaskan secara spontan dalam suatu reaksi kimia
yang dikonversi menjadi energi listrik sehingga dapat digunakan untuk melakukan
kerja. Metode yang digunakan adalah metode potensiometri, yaitu metode yang
digunakan untuk mengukur beda potensial listrik dengan cara menyeimbangkan
dua buah potensial yang berlawanan yaitu reduksi dan oksidasi sehingga tidak ada
arus yang melewati galvanometer. Hasil yang akan diperoleh adalah potensial sel
yang akan semakin kecil ketika konsentrasi besar.
LEMBAR PENGESAHAN PERCOBAAN VII

PENENTUAN KONSENTERASI LARUTAN ZnSO4


SECARA POTENSIOMETRI

Semarang,12 November
2018

Praktikan,

Alfin Khoirunnisa D.S Novemi Eliza


NIM. 24030117120011 NIM. 24030117120019

Millatun Nahdliyah M. Daffa Fauzan


NIM. 24030117120033 NIM. 24030117140028

Tri Anjanuariani Lela Khoiriyah


NIM. 24030117120027 NIM. 24030117140024

Nadira Rahma Nurfalah Servasius Rehan S


NIM. 24030117140030 NIM. 24030117120030
Mengetahui,
Asisten,

Mawas KuntumK.U
NIM.2403011513012
0
VI. PEMBAHASAN

Percobaan berjudul “Penentuan Konsentrasi Larutan ZnSO4 Secara


Potensiometri” dilakukan dengan tujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
ZnSO4 secara potensiometri. Prinsip percobaan ini adalah pengukuran beda
potensial dalam suatu larutan untuk menentukan konsentrasi ion logamnya
melalui reaksi redoks pada sistem sel galvani. Metode yang digunakan adalah
metode potensiometri. Potensiometri merupakan salah satu cara pemeriksaan
fisikokimia yang menggunakan peralatan listrik untuk mengukur potensial
elektroda indikator antara dua elektroda yang dicelupkan kedalam larutan reaksi.
Besarnya potensial elektroda ini tergantung pada kepekatan ion-ion tertentu dalam
larutan. (Handayana, 1994).

Pertama yang dilakukan adalah membuat jembatan garam dari campuran


agar-agar dan KCl yang dilarutkan dalam air dan dipanaskan. Fungsi dari
pemanasan yaitu agar KCl dapat bercampur dengan agar-agar, sedangkan fungsi
dari pengadukan adalah agar campuran menjadi homogen.Pemanasan dilakukan
dengan diaduk pelan-pelan dan tidak sampai mendidih agar tidak terbentuk
gelembung.Hal ini bertujuan agar tidak terbentuk gelembung-gelembung udara
didalam larutan. Digunakan KCl karena merupakan larutan elektrolit yang
berfungsi sebagai elektrolit yang terkonsentrasikan dimana mobilitas kation dan
anionnya sama besar sehinga dapat meminimalkan nilai potensial junction.
Setalah itu diletakkan di pipa U dan terbentuklah jembatan garam.

Selanjutnya membuat larutan CuSO4 dan larutan ZnSO4 digelas beker


yang berbeda. Logam Cu dicelupkan kedalam larutan garamnya (CuSO4) maka
batang logam Cu yang akan bermuatan positif terhadap larutannya. Dalam hal ini
Cu mengalami reduksi sehingga bertindak sebagai katoda. Sedangkan, logam Zn
dicelupkan pada laruutan ZnSO4 akan bermuatan negatif sehingga berada pada
keadaan teroksidasi yang akan bertindak sebagai anoda

Adapun reaksi yang terjadi:

CuSO4 Cu2+ + SO42-

Katoda : Cu2+ +2e- Cu

Zn2+ + SO42- ZnSO4

Anoda : Zn Zn2+ +2e-


(Svehla, 1985)
Pada percobaan ini sel yang digunakan adalah sel galvani dimana selnya
bersifat spontan karena muatannya positif. Prinsip dari sel galvani adalah
meneruskan elektron-elektron yang mengalir melalui kabel-kabel elektroda
dari senyawa satu ke senyawa lain dengan melewati voltmeter. Dibawah ini
dapat dilihat deret volta berdasarkan dari mudah dan sulitnya direduksi :

Li-K-Ba-Sr-Ca-Na-Mg-Al-Mn- Zn -Cr-Fe-Co-Ni-Sn-Pb-H2O-

Oksidasi

Sb-Bi- Cu -Hg-Ag-Pt-C-Au

Reduksi

(Underwood, 2002)

Potensial sel dapat menentukan anoda memiliki nilai potensial sel


reduksi standar lebih rendah dibandingkan katoda sehingga elektron mengalir
dari potensial setengah sel rendah ke tinggi, maka elektron mengalir dari anoda
menuju katoda (Chang, 1987).

Apabila tidak memakai jembatan garam, maka transfer electron tetap


terjadi tetapi transfer ion tidak terjadi. Transfer electron yaitu perpindahan suatu
electron yang menyebabkan terjadinya arus listrik sedangkan transfer ion adalah
pepindahan ion dari suatu senyawa yang mengalami reaksi redoks.

Reaksi yang terjadi tanpa jembatan garam:

Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu

(Chang, 2004)

Reaksi kationik dan anionik adalah reaksi pertukaran ion positif dan ion
negative ke dalam suatu spesi senyawa yang berbeda.

Dampak potensial besar maka terjadi over voltage(terjadi potensial yang


berlebihan), menyebabkan arus listrik yang besar.

Setelah kedua larutan terhubung dengan jembatan garam, lalu electrode


dihubungkan dengan multimeter. Electrode yang berada dalam ZnSO4
dihubungkan dengan kabel yang bermuatan negative dan electrode pada larutan
CuSO4 dihubungkan dengan kabel yang bermuatan positif. Setelah itu diukur
potensialnya. Dari hasil percobaan potensial yang didapat pada larutan ZnSO4
dengan berat 0.8 gram yang dilarutkan dalam 50ml aquadest yaitu 0.952 volt,
berat 2 gram yaitu 0,603 volt dan berat 4 gram yaitu 0,988 volt. Konsentrasi
yang didapatkan dari percobaan dengan perhitungan menggunakan persaman
Nerst yaitu masing masing sebesar 2,329 x 10-47 M , 1,5066 x 10 -35 M, 1,409 x
10-48 M.Sedangkan konsentrasi yang seharusnya yaitu 0,0994 M , 0,248M ,
0,497M. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin besar harga Esell maka
konsentrasi ZnSO4 semakin kecil.Hal ini sesuai dengan persamaan Nerst
dimana konsentrasi berbanding terbalik dengan Esel.
VII. PENUTUP

7.1 Kesimpulan

7.1.1 Cu bersifat sebagai katoda dan Zn bersifat sebagai anoda.

7.1.2 sistem yang digunakan pada percobaan ini adalah system galvani.

7.1.3 Berdasarkan hasil percobaan diperoleh konsentrasi Zn2+ dalam


larutan ZnSO4 0,8 g, 2g, dan 4g masing-masing sebesar 0,094,
0,284 M, 0.497 M.

7.1.4 Semakin besar ∆E maka semakin besar pula konsentrasi Zn2+


dalam larutan ZnSO4

7.2 Saran

7.2.1 praktikan harus hati-hati dan teliti dalam praktikum.

7.2.2 praktikan harus lebih konsentrasi dan fokus dalam praktikum.

7.2.3 Saat memasukkan agar-agar dengan cara menghisap kedalam pipa


U harus hati-hati karena mengandung KCl.

7.2.4 Setelah alat digunakan segera dibersihkan atau dicuci


DAFTAR PUSTAKA

Atkins, 1994, Kimia Fisik, Erlangga, Jakarta

Basri, Sarjoni, 1996,” Kamus Kimia”, Rhineka Cipta,Jakarta.

Chang, Raymond, 2004, “ Kimia Dasar”, Erlangga, Jakarta. Untuk

Daintith, 1994, Kamus Lengkap Kimia, Erlangga, Jakarta

Fatih, A, 2008, Kamus Lengkap Kimia, Panji Pustaka, Yogyakarta

Hendayana, 1994, Kimia Analitik Instrumen, IKIP Press, Jakarta

Khopkar, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta

Miller,1991,”Statistika Untuk Kimia Analitik”,ITB, Bandung

Perry, 1984, Chemical Engineering Handbook, McGraw Hill Book Inc, New
York

Rivai,Harrizul,1995, “Asaa Pemeriksaan Kimia dan Struktur”,


Erlangga,Jakarta

Syarifudin,1995,”Sel Kimia Dengan Transference”, Kimia UPI, Bandung.

Underwood, 2002, Kimia Analisis Kuantitatif, Erlangga, Jakarta

Vogel,1985, “Analisis Kimia Kualitatif Mikro dan Semimikro”, PT Kalman


Pustaka,Jakarta.

Yua+, Yan [et al],2012,”Preparation and properties of TiO2 / fumed silica


composite Photocatalithic materials”, tismone NSW 2480, Australia.
LEMBAR PENGESAHAN PERCOBAAN VII

PENENTUAN KONSENTERASI LARUTAN ZnSO4


SECARA POTENSIOMETRI

Semarang, 12 November
2018

Praktikan,

Alfin Khoirunnisa D.S Novemi Eliza


NIM. 24030117120011 NIM. 24030117120019

Millatun Nahdliyah M. Daffa Fauzan


NIM. 24030117120033 NIM. 24030117140028

Tri Anjanuariani Lela Khoiriyah


NIM. 24030117120027 NIM. 24030117140024

Nadira Rahma Nurfalah Servasius Rehan S


NIM. 24030117140030 NIM. 24030117120030
Mengetahui,
Asisten,

Mawas Kuntum
K.U
NIM.
24030115130120
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar Rangkaian Alat


LAMPIRAN

Perhitungan

1. Massa CuSO4.5H20
Dik: M=1M
V= 50 ml = 0,005 L
BM=249,65 g/mol
Dit: m CuSO4.5H2O?
Jawab:
n = M.V
= 1 M X 0,05 L
= 0,05 mol
m = n X BM
= 0,05 mol X 249,65 g/mol
= 12,5 gram

2. Menghitung konsentrasi Zn dengan variasi


A. Perhitungan konsentrasi dengan gram dan volume
1.) Dik : m = 0.8 gram
BM=161 g/mol
Dit: M =?

Jawab:

gr 1000
M= X
mr v

0,8 g 1000
= x
161 g/mol 50 ml

= 0,0994 M

2.) Dik: m= 2 gram


BM=161 g/mol
Dit: M=?
Jawab:

gr 1000
M= X
mr v

2g 1000
= x
161 g/mol 50 ml

= 0,248 M

3.) Dik: m= 4 gram


BM=161 g/mol
Dit: M=?

Jawab:

gr 1000
M= X
mr v

2g 1000
= x
161 g/mol 50 ml

=0,497 M

B. Dengan persamaan Nerstz


 Dik : massa ZnSO4 = 0,8 gram
Ered Cu2+ / Cu = 0,337
Eoks Zn / Zn 2+ = 0,763
Dit : M Zn?
Jawab
0,0591 log1 0,0591 log 1
Esel = ( E0 Cu 2+ Cu
¿ ¿ - . ) – ( E0 Zn2+ Zn¿ ¿ - . )
2 Cu 2+ ¿ ¿ 2 Zn 2+¿ ¿
0,0591 log 1 0,0591 log 1
0,952 V = ( 0,337− . ) – (0,763 - . )
2 1 2 Zn 2+¿ ¿

0,0591 log 1
0,952 V = 0,337– (0,763 - . )
2 Zn 2+¿ ¿

0,0591 log1
(0,763 - . ) = - 0,615
2 Zn 2+¿ ¿
log 1
-0,02955 . = -1,378
Zn 2+¿ ¿

log 1
= 46,6328
Zn 2+¿ ¿

Zn2+ = 2,329 x 10-47 M

 Dik : massa ZnSO4 = 2 gram


Ered Cu 2+ / Cu = 0,337
Eoks Zn / Zn 2+ = 0,763
Dit : M Zn?
Jawab :
0,0591 log1 0,0591 log 1
Esel = ( E0 Cu 2+ Cu
¿ ¿ - . ) – ( E0 Zn2+ Zn¿ ¿ - . )
2 Cu 2+ ¿ ¿ 2 Zn 2+¿ ¿
0,0591 log 1 0,0591 log 1
0,603 V = ( 0,337− . ) – (0,763 - . )
2 1 2 Zn 2+¿ ¿
0,0591 log 1
0,603 V = 0,337– (0,763 - . )
2 Zn 2+¿ ¿
0,0591 log1
(0,763 - . ) = - 0,266
2 Zn 2+¿ ¿
log 1
-0,02955 . = -1,029
Zn 2+¿ ¿
log 1
= 34,822
Zn 2+¿ ¿
Zn2+ = 1,5066 x 10-35
 Dik : massa ZnSO4 = 4 gram
Ered Cu 2+ / Cu = 0,337
Eoks Zn / Zn 2+ = 0,763
Dit : M Zn?
Jawab :
0,0591 log1 0,0591 log 1
Esel = ( E0 Cu 2+ Cu
¿ ¿ - . ) – ( E0 Zn2+ Zn¿ ¿ - . )
2 Cu 2+ ¿ ¿ 2 Zn 2+¿ ¿
0,0591 log 1 0,0591 log 1
0,988 V = ( 0,337− . ) – (0,763 - . )
2 1 2 Zn 2+¿ ¿
0,0591 log 1
0,988 V = 0,337– (0,763 - . )
2 Zn 2+¿ ¿

0,0591 log1
(0,763 - . ) = - 0,651
2 Zn 2+¿ ¿

log 1
-0,02955 . = -1,414
Zn 2+¿ ¿

log 1
= 47,851
Zn 2+¿ ¿

Zn2+ = 1,409 x 10-48

Anda mungkin juga menyukai