Anda di halaman 1dari 14

SEL VOLTA

Sel Volta atau Sel Galvani


Sel volta adalah sel elektrokimia dimana energi kimia dari reaksi redoks
spontan diubah menjadi energi listrik.

2
Sel volta

Anode dan katode diletakkan


Pemisahan reaksi redoks
dalam suatu elektrolit
menjadi 2 bagian, yaitu
dihubungkan oleh rangkaian
setengah reaksi oksidasi di
luar berupa kawat. Maka
anode dan setengah reaksi
elektron akan mengalir dari
reduksi di katode.
anode ke katode.

Arus listrik ini disebabkan


adanya beda potensial antara
anode dan katode, yang dapat Aliran ini adalah arus listrik .
diketahui dari pengukuran
menggunakan voltmeter
Sel Volta

Anode Katode
→ Terjadi oksidasi → Terjadi reduksi
→ Bermuatan (–) → Bermuatan (+)
ANONE
KAREPO
Notasi sel
Susunan suatu sel volta dinyatakan dengan suatu notasi singkat yang disebut diagram
sel.

• Anode biasanya digambarkan di sebelah kiri, sedangkan katode di sebelah


kananpada anode terjadi oksidasi Zn menjadi Zn.
• Di katode terjadi reduksi ion Cu menjadi Cu.
• Dua garis sejajar (||) yang memisahkan anode dan katode menyatakan
jembatan garam, sedangkan garis tunggal menyatakan batas antarfase.
a. Susunan dan
Fungsi Tiap Bagian
Sel Volta

Jembatan garam berisi larutan garam (NaCl


atau NaNO3) berfungsi menetralkan muatan
ion di kedua gelas reaksi

Rakitan sel Volta.

Pada gelas pertama, pada katode terjadi reaksi reduksi, Cu2+ + 2e g Cu, sedangkan pada
anode terjadi reaksi oksidasi, Zn g Zn2+ + 2e. Anode (Zn) dicelupkan dalam larutan yang
mengandung Zn2+. Logam Zn dari anode akan larut sambil melepaskan elektron.
Elektron dibebaskan menuju tembaga melalui penghantar. Elektron ini kemudian akan
ditangkap ion Cu2+ dan mengendap. Akibat adanya aliran elektron inilah, maka terjadi
aliran listrik.
Potensial Sel

Potensial sel juga sering disebut gaya gerak listrik (ggl; emf =
electromotive force).

Potensial elektrode (E) adalah selisih potensial yang dihasilkan di


antara elektrode dan larutannya dalam setengah sel. Apabila
pengukuran dilakukan pada suhu 25°C dengan konsentrasi ion 1
M dan tekanan 1 atm, disebut potensial elektrode standar (E°).

Elektrode hidrogen terdiri atas larutan asam yang dialiri gas


hidrogen melalui logam inert, yaitu pelatina. Pada permukaan
pelatina terdapat kesetimbangan sebagai berikut.
2H+ + 2e gH2. E° = 0 volt.
POTENSIAL ELEKTRODE STANDAR
Pengukuran Potensial Elektrode Standar (E°)
Setengah reaksi E0 (volt) Setengah reaksi E0 (volt)
Li+(aq) + e−→ Li(s) −3,045 Co2+(aq) + 2e –→ Co(s) −0,28
K+(aq) + e–→ K(s) −2,924 Ni2+(aq) + 2e –→ Ni(s) −0,23
Ba2+(aq) + 2e –→ Ba(s) −2,90 Sn2+(aq) + 2e –→ Sn(s) −0,136
Sr (aq) + 2e → Sr(aq)
2+ – −2,89 Pb2+(aq) + 2e –→ Pb(s) −0,126
Nilai standar Ca (aq) + 2e → Ca(s)
2+ – −2,76 Fe (aq) + 3e → Fe(s)
3+ − −0,036
Na (aq) + e → Na(s)
+ – −2,71 2H (aq) + 2e → H2(g) 0,000
(EO) dari
+ –

Mg (aq) + 2e → Mg(s)
2+ – −2,375 Sn (aq) + 2e → Sn (aq)
4+ – 2+ +0,15
beberapa Al3+(aq) + 3e –→ Al(s) −1,706 Cu2+(aq) + 2e –→ Cu(s) +0,34
elektrode Ti2+(aq) + 2e –→ Ti(s) −1,63
−1,029
I2(s) + 2e → 2I (aq)
– – +0,535
Mn2+(aq) + 2e−→ Mn(s) Ag (aq) + e → Ag(s)
+ – +0,799
potensial Cr2+(aq) + 2e –→ Cr(s) −0,91 Br2(aq) + 2e → 2Br (aq)
– – +1,087
elektrode 2H2O(l) + 2e → H2(g) + 2OH (aq) −0,83
− –
Pt2+(aq) + 2e–→Pt(s) +1,2
O2(g)+4H+(aq) + 4e–→ 2H2O(l) +1,23
Zn2+(aq) + 2e –→ Zn(s) −0,76
Cl2(g) + 2e –→2Cl–(aq) +1,34
Cr3+(aq) + 3e –→ Cr(s) −0,74
Au (aq) + e → Au(s)
+ – +1,68
Cr3+(aq) + e –→ Cr2+(aq) −0,41
F2(g) + 2e → 2F (aq)
– – +2,87
Fe2+(aq) + 2e –→ Fe(s) −0,409
Cd2+(aq) + 2e –→ Cd(s) −0,403
POTENSIAL ELEKTRODE STANDAR
Pengukuran Potensial Elektrode Standar (E°)

Potensial sel (Eosel) merupakan selisih antara nilai potensial elektrodedari


anode dan katodesuatu sel elektrokimia. Fakta bahwa arus listrik bergerak dari
katode ke anode menunjukkan bahwa katode mempunyai potensial lebih tinggi
daripada anode (listrik mengalir dari kutub dengan potensial tinggi ke rendah).
Oleh karena itu,nilai potensial sel merupakan selisih nilai potensial katode
dikurangi anode, atau:

Eosel = Eokatode – Eoanode

atau

Eosel = Eoreduksi – Eooksidasi


POTENSIAL ELEKTRODE STANDAR
Potensial Elektrode Standar serta Daya Oksidasi dan
Daya Reduksi
Nilai potensial elektrode dapat digunakan untuk mengetahui daya oksidasi
dan daya reduksi suatu zat. Semakin positif nilai potensial reduksi suatu zat,
berarti zat tersebut semakin mudah mengalami reduksi, dan itu berarti zat
tersebut akan menjadi oksidator kuat. Sebaliknya, semakin negatif nilai
potensial reduksi suatu zat, berarti zat tersebut semakin mudah mengalami
oksidasi, dan itu berarti zat tersebut akan menjadi reduktor kuat.
Jadi,semakin positif nilai potensial reduksi standar suatu zat
semakin kuat daya oksidasinya (oksidator kuat) dan
sebaliknya, semakin negatif nilai potensial reduksi standar
suatu zat semakin kuat daya reduksinya (reduktor kuat).
Deret volta
Li – K – Ba – Ca – Na – Mg – Al – Mn – Zn – Cr – Fe – Ni – Co – Sn –
Pb – Cu – Hg – Ag – Pt – Au

Semakin ke kanan :
- Semakin kurang reaktif logamnya (makin sulit melepas elektron)
- Semakin mudah tereduksi (makin kuat sifat oksidator

Logam yang lebih kiri dapat mendesak logam yang lebih


dikanan
Potensial sel

Eosel = Eokatode – Eoanode

Eosel Reaksi redoks

Eosel > 0 (Eosel = positif) Spontan

Eosel < 0 (Eosel = negatif) Tidak spontan


POTENSIAL ELEKTRODE STANDAR
Potensial Elektrode Standar serta Daya Oksidasi dan
Daya Reduksi
Nilai potensial elektrode dapat digunakan untuk mengetahui daya oksidasi
dan daya reduksi suatu zat. Semakin positif nilai potensial reduksi suatu zat,
berarti zat tersebut semakin mudah mengalami reduksi, dan itu berarti zat
tersebut akan menjadi oksidator kuat. Sebaliknya, semakin negatif nilai
potensial reduksi suatu zat, berarti zat tersebut semakin mudah mengalami
oksidasi, dan itu berarti zat tersebut akan menjadi reduktor kuat.
Jadi,semakin positif nilai potensial reduksi standar suatu zat
semakin kuat daya oksidasinya (oksidator kuat) dan
sebaliknya, semakin negatif nilai potensial reduksi standar
suatu zat semakin kuat daya reduksinya (reduktor kuat).
THANKS!

14

Anda mungkin juga menyukai