Anda di halaman 1dari 8

Reaksi dalam Larutan Berair

Ika Imeldasari
Pendidikan kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Jalan Laksada Adi Sucipto, Yogyakarta 55281
Email: ikaimelda29@gmail.com

ABSTRAK

Reaksi kimia berkaitan erat dengan adanya perubahan secara kimiawi, yang mana perubahan
ini ditunjukan oleh produk dari reaksi kimia itu sendiri. Perbedaan jenis produk dan reaktan
mengindetifikasi adanya perubahan kimiawi pada reaksi kimia. Produk dan reaktan dari suatu
reaksi kimia dapat berupa larutan, sehingga didalam kehidupan sering ditemukan reaksi kimia
dalam bentuk larutan hal ini dikarenakan reaksi dalam bentuk larutan dapat memudahkan dan
mempercepat reaksi tersebut. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari reaksi yang
berlangsung dalam larutan berair dan mengetahui persamaan molekul, persamaan ionik, dan
persamaan ionik total dari suatu reaksi. Metode yang dilakukan dalam percobaan ini adalah
metode pengenceran untuk merubah molaritas larutan yang ada menjadi molaritas yang
dibutuhkan dan pencampuran antar larutan. Secara kualitatif beberapa campuran larutan
tersebut mengalami perubahan baik dalam hal warna dan terbentuknya endapan. Endapan itu
terjadi karena adanya interaksi antara satu ion dengan ion lainnya yang menghasilkan reaksi
pengendapan. Contohnya dalam percobaan ini adalah pada percobaan dua dan empat. Secara
teori, sebagian besar senyawa hidroksida tidak dapat larut dalam air, kecuali untuk logam
alkali, Ba dan Ca. Ketika CuSO4 dan NaOH direaksikan, OH- berinteraksi dengan Cu2+
sehingga menghasilkan endapan Cu(OH)2. Begitupula yang terjadi pada reaksi keempat yaitu
ada interaksi antara ion PO43- dan Ca2+ sehingga tebentuklah endapan Ca3(PO4)2. Sedangkan
pada reaksi kesatu dan ketiga yaitu reaksi antara KCl dan NaNO 3 serta (NH4)2SO4 dan NaOH
tidak terjadi suatu perubahan apapun dan tidak juga terbentuk endapan hal ini terjadi karena
semua ion ion nya memiliki kemampuan larut dalam air yang tinggi sehingga endapan tidak
terjadi.

Kata kunci : larutan, endapan, reaksi


A. Pendahuluan

1. Latar belakang

Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang menyebabkan perubahan pada senyawa
kimia. Reaksi kimia biasanya diidentikan dengan adanya perubahan secara kimiawi, dan
terbentuknya poduk sebagai hasil dari reaks yang biasanya memliki perbedaan ciri ciri dari
reaktannya. Reaktan dan produk dari sebuah reaksi kimia dapat berupa bentuk larutan.
Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat, yang terdiri dari dua
komponen yaitu pelarut (solvent) yaitu substansi yang melarutkan, komponen ini juga yang
menentukan bentuk dari larutan (sebagai gas, cair, atau padatan), dan terlarut (soute) yaitu
substansi yang terlarut dalam solvent. Banyak reaksi yang dilakukan dalam bentuk larutan hal
ini dikarenakan partikel partikel yang ada akan terbagi dan tercampur merata dengan bebas
dalam larutan sehingga reaksi akan berlangsung lebih cepat. Pelarut yang paling penting
dalam reaksi kimi adalah air karena air merupakan pelarut yang baik untuk berbagai macam
zat kimia baik dalam bentuk ion atau molekul. Oleh karena itu banyak reaksi yang terjadi
dalam larutan berair.

2. Hipotesis

Percobaaan ini bertujuan untuk mempelajari reaksi yang berlangsung dalam larutan berair
dan mengetahui persamaan molekul, persamaan ionik, dan persamaan ionik total dari suatu
reaksi. Reaksi yang berlangsung pada campuran antar larutan adalah sebagai berikut.

KCl(aq) + NaNO3(aq)→ KNO3(aq) + NaCl(aq)

CuSO4(aq) + NaOH(aq) → Cu(OH)2(s) + Na2SO4(aq)

(NH4)2SO4(aq) + NaOH(aq) → NH4OH(aq) + Na2SO4(aq)

Na3PO4(aq) + Ca(NO3)2(aq)→ NaNO3(s) + Ca3(PO4)2(aq)

Dari keempat reaksi yang ada, dapat diprediksikan bahwa reaksi yang akan menghasilkan
endapan adalah reaksi ke dua dan empat. Sedangkan reaksi yang pertama dan kedua tidak
akan menghasilkan endapan dan juga tidak akan terjadi perubahan pada larutannya.
3. Dasar teori

Banyak reaksi kimia dan hampir semua proses biologisnya berlangsung dalam lingkungan
berair. Oleh karena itu merupakan hal yang penting untuk memahami sifat sifat berbagai zat
yang berbeda dalam larutan dengan medium air. Larutan adalah campuran yang homogen
dari dua atau lebih zat, zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut, sedangkan zat
yang jumlahnya lebih banyak disebut pelarut. Larutan bisa berwujud gas (seperti udara),
padat (seperti alloy/paduan logam), atau cair (misalnya air laut) (Chang,2005)

Bila reaksi kimia berlangsung diantara zat zat dalam larutan, persyaratan yang sama
bahwa hukum kekekalan selalu berlaku. Namun, tidak lagi mengkonversi masa dan jumlah
bahan kimia (menggunakan massa molar sebagai faktor konversi) melainkan antara volume
larutan dan jumlah bahan kimia, dengan konsentrasi sebagai faktor konversi (Oxtoby, 2011)

Salah satu jenis reaksi yang umumnya berlangsung dalam larutan berair adalah reaksi
pengendapan yang cirinya adalah terbentuknya produk yang tak larut atau endapan. Endapan
adalah padatan tak larut yang terpisah dari larutan. Reaksi pengendapan biasanya melibatkan
senyawa senyawa ionik. Misalnya ketika larutan timbal nitrat [Pb(NO 3)2] ditambahkan
kedalam larutan natrium iodida (NaI), akan terbentuk endapan kuning timbal iodida (PbI2):

Pb(NO3)2(aq) + 2NaI(aq) → PbI2(s) + 2NaNO3(aq)

Persamaan yang menggambarkan proses pengendapan timbal iodida diatas disebut persamaan
molekul karena rumus senyawanya dituliskan seolah olah semua spesi berada sebagai
molekul atau keseluruhan unit. Persamaan molekul berguna karena memberikan informasi
mengenai identitas pereaksi. Walaupun demikian, suatu persamaan molekul tidak secara
akurat menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi pada tingkat mikroskopis. Ketika
senyawa ionik larut dalam air, maka akan terurai menjadi komponen anion dan kationnya.
Agar lebih realistis, persmaan reaksi sebaiknya menunjukan proses disosiasi senyawa ionik
yang terlarut menjadi ion ionnya. Oleh karena itu, kembali pada reaksi antara natrium iodida
dan timbal nitrat dapat dituliskan :

Pb 2+ (aq) + 2NO3- (aq) + 2Na+(aq) + 2I- (aq) → PbI2 (s) + 2Na+ (aq) + 2NO3-(aq)

Persamaan reaksi diatas yang menunjukan spesi spesi yang terlarut dalam bentuk ion ion
bebasnya disebut persamaan ionik. Ion ion yang tidak terlibat dalam reaksi keseluruhan
dalam hal ini ion ion Na+ dan NO3- disebut ion pendamping. Karena ion ion pendamping
muncul pada kedua ruas persamaan dan tidak berubah selama reaksi kimia,, ion ion tersebut
dapat diabaikan . untuk memusatkan perhatian pada perubahan yang sebenarnya terjadi, dapat
menuliskan persamaan ionik total, yang menunjukan hanya spesi spesi yang benar benar
berperam dalam reaksi (Chang, 2005)

Pb 2+ (aq) + 2I- (aq) → PbI2 (s)

Mengendap tidaknya suatu larutan dipengaruhi oleh kelarutannya. Kelarutan


(solubility) adalah suatu zat dalam suatu pelarut menyatakan jumlah maksimum suatu zat
yang dapat larut dalam pelarut. Satuan kelarutan pada umumnya dinyatakan dalam gram L -1
(M). Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis pelarutan dan
suhu. Senyawa polar akan mudah larut dalam senyawa polar begitu juga dengan senyawa non
polar yang akan mudah larut dalam senyawa non polar. Sebaliknya, senyawa non polar
umumnya tidak larut dalam senyawa polar,, misalnya NaCl yang tidak larut dalam minyak
tanah selain itu kelarutan zat padat dalam air semakin tinggi bila suhunya dinaikan. Dalam
suatu larutan jenuh dari suatu elektrolit yang sukar larut, terdapat kesetimbangan antara zat
padat yang tidak larut dan ion ion zat itu yang larut. Karena zat padat tidak mempunyai
molaritas, maka tetapan kesetimbangan reaksi hanya melibatkan ion ionnya saja , dan tetapan
kesetimbangan nya disebut tetapan hasil kali kelarutan (ksp). Oleh karena s dan ksp sama
sama dihitung pada lartan jenuh, maka s dan ksp memiliki hubungan yang sangat erat. Jadi
nilai ksp ada keterkaitannya dengan nilai s. Secara umum hubungan antara kelarutan (s) dan
tetapan hasil kelarutan (ksp) dapat dinyatakan :

AxBy ↔ x Ay+(aq) + y Bx-(aq0

Ksp = xx yy s(x+y) (James E. Brady, 1999)

Beberapa senyawa memiliki kelarutan yang khas, antara lain semua senyawa logam
alkali (1A), senyawa amonium (NH4-), senyawa nitrat (NO3-), klorat (ClO3-), dan perklorat
(ClO4-) dapat larut. Sebagian besar senyawa hidroksida (OH -) tidak dapat larut, kecuali untuk
logam alkali dan barium hidroksida dapat larut, dan senyawa kalsium hidroksida sedikit larut.
Sebagian besar karbonat (CO32-), fosfat (PO33-) dan sulfida (S2-) tidak dapat larut, kecuali
untuk senyawa ion logam alkali dan amonium. Serta sebagian besar senyawa klorida
(Cl-),bromida (Br-), dan iodida (I-) dapat larut, kecuali untuk senyawa senyawa yang
mengandung Ag+, Hg22+, dan Pb2+ tidak dapat larut ( Brady, 1999)
B. Metode penelitian

Pada percobaan reaksi yang berjudul reaksi dalam larutan berair ini praktikan
menggunakan beberapa alat dan bahan. Alat yang digunakan yaitu labu ukur berukuran 10
ml untuk tempat pengenceran larutan, gelas beker untuk menampung larutan, pipet ukur
yang digunakan untuk memindahkan sekaligus mengukur larutan yang dibutuhkan, pipet
tetes untuk memindahkan larutan dalam jumlah kecil atau sedikit, bola hisap untuk
menyedot larutan, tabung reaksi untuk mencampurkan atau mereaksikan larutan dan rak
tabung reaksi yang digunakan sebagai tempat untuk tabung reaksi.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah kalium korida (KCl) 1 M, natrium nitrat
(NaNO3) 1 M, tembaga (II) sulfat (CuSO 4) 1 M, Natrium hidroksida (NaOH) 1 M, natrium
posfat (Na3PO4) 0,5 M, amonium sulfat ((NH4)2SO4) 1M, kalsium nitrat (Ca(NO3)2) 0,2 M,
dan aquades.

Dalam percobaan reaksi dalam larutan berair, langkah pertama yang dilakukan adalah
larutan larutan KCl, NaNO3, CuSO4, dan NaOH 1 M diencerkan menjadi larutan KCl,
NaNO3, CuSO4, dan NaOH 0,2 M, serta mengencerkan Na3PO4 0,5 M menjadi Na3PO4 0,2 M
dengan menggunakan labu ukur 10 ml. Kemudian larutan larutan tersebut direaksikan, KCl
0,2 M direaksikan dengan NaNO3 0,2 M, CuSO4 0,2M direaksikan dengan NaOH 0,2M,
((NH4)2SO4) 1M direaksikan dengan NaOH 1M, dan Na3PO4 0,2 M direaksikan dengan
(Ca(NO3)2) 0,2M dengan menggunakan tabung reaksi.

Pengenceran pada KCl, NaNO3, CuSO4, dan NaOH 1 M menjadi KCl, NaNO3, CuSO4, dan
NaOH 0,2 M

M1.V1 = M2 V2

1 . V1 = 0,2 . 10

V1 = 2 ml

Pengenceran Na3PO4 0,5 M menjadi Na3PO4 0,2 M

M1.V1 = M2 V2

0,5 . V1 = 0,2 . 10
V1 = 4 ml

C. Hasil

1. Data pengamatan

No. Larutan 1 L Narutan 2 Reaksi molekul Pengamatan

warna Endapan

1 2 ml KCl 2 ml NaNO3 KCl(aq) + NaNO3(aq)→ Tidak Tidak ada


0,2M 0,2 M KNO3(aq) + NaCl(aq) berwarna

2 2 ml CuSO4 2 tetes NaOH CuSO4(aq) + NaOH(aq) → biru Ada endapan


0,2M 0,2M Cu(OH)2(s) + Na2SO4(aq) putih

3 3 ml 2 ml NaOH (NH4)2SO4(aq) + NaOH(aq) → Tidak Tidak ada


(NH4)2SO4 1M NH4OH(aq) + Na2SO4(aq) berwarna
1M

4 2 ml 2 ml Na3PO4(aq) + Ca(NO3)2(aq)→ Putih Ada endapan


Na3PO4 Ca(NO3)2 NaNO3(s) + Ca3(PO4)2(aq) keruh putih
0,1M 0,1M

2. Pembahasan

Percobaan kali ini berjudul reaksi dalam larutan berair yang bertujuan untuk mempelajari
reaksi yang dapat terjadi dalam larutan berair dan mengetahui persamaan molekul, persamaan
ionik, dan pesamaan ionik total dari suat reaksi.

Pada reaksi larutan yang pertama yaitu reaksi antara larutan KCl dan larutan NaNO 3, ketika
KCl dan NaNO3 dicampurkan maka ion ion nya akan terionisasi menjadi K+ Cl – dan Na +
NO3-. Hasil campurannya tidak mengahasilkan endapan dan tidak menunjukan adanya
perubahan apapun. Hal ini terjadi karena menurut teori dikatakan untuk kelarutan dalam air
dalam keadaan STP senyawa yang mengandung logam alkali akan terlarut, begitu pula
dengan senyawa NO3-. Dalam kasus ini, karena semua ionnya memiliki kemampuan terlarut
dalam air maka ketika direaksikan pun tidak menghasilkan endapan. Hal ini sesuai dengan
persamaan reaksi yang sudah dituliskan dalam tabel diatas yang merupakan hasil dari
percobaan praktikan, tidak ada endapan yang terbentuk. Kedua senyawanya terionisasi
sempurna menjadi ion ionnya.

Hal yang sama terjadi pada reaksi larutan yang ketiga, (NH 4)2SO4 dan NaOH . setiap ionnya
memiliki kemampuann untuk larut dalam air. Senyawa yang berikatan dengan amonium
(NH4+) akan terlarut dalam air, untuk ion sulfat (SO42-) akan terlarut dengan semua kation
kecuali jika bertemu dengan Ba2+ , Hg 2+, Pb 2+ tidak akan terlarut dan akan mengendap, dan
dengan Ca2+ Ag + sebagian akan mengendap. Pada reaksi ketiga ini pula, tidak terjadi endapa
dan perubahan apapun pada larutan karena tidak ada interaksi ion ion tertentu yang
menyebabkan endapan terbentuk.

Selanjutnya, reaksi kedua dan keempat. Kedua reaksi ini menghasilkan endapan, pada reaksi
kedua terbentuk endapan berwarna biru dan pada reaksi keempat terbentuk adanya endapan
berwarna putih. Pada reaksi ketiga, CuSO4(aq) + NaOH direaksikan yang menghasilkan
endapan berwarna biru. Ketika kedua senyawa dilarutkan, keduanya akan terionisasi menjadi
Cu2+ SO4 2- dan Na + OH- yang akan berinteraksi satu sama lain. Sebagian besar senyawa
hidroksida tidak dapat larut dalam air, kecuali untuk logam alkali, Ba dan Ca. Dalam hal ini
OH- berinteraksi dengan Cu2+ sehingga menghasilkan endapan Cu(OH)2. Sedangkan ion ion
lain tetap menjadi ion pendamping karena sifat kelarutannya.

Reaksi keempat adalah reaksi antara Na3PO4 dan Ca(NO3)2, ketika keduanya dilarutkan, maka
ion ionnya akan terionisasi menjadi ion Na+ PO43- dan Ca+2+ Cl-. Pada reaksi ini terbentuk
endapan berwarna putih yang mana diakibatkan karena ada senyawa ion PO 43- yang tidak
akan terlarut bila berikatan dengan semua senyawa kecuali dengan kation dari logam alkali
dan amonium. Jadi ketika kedua larutan dicampurkan, ada interaksi antara ion PO 43- dan Ca2+
sehingga tebentuklah endapan Ca3(PO4)2.

D. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini yaitu reaksi dalam larutan berair dapat
mempercepat dan mempermudah proses reaksi tersebut, contoh reaksi yang terjadi dalam
larutan berair adalah reaksi peengendapan. Persamaan molekul adalah persamaan reaksi yang
rumus senyawanya dituliskan seolah olah semua spesi berada sebagai molekul atau
keseluruhan unit. Persamaan molekul berguna karena memberikan informasi mengenai
identitas pereaksi. Persamaan ionik yaitu Persamaan reaksi yang menunjukan spesi spesi
yang terlarut dalam bentuk ion ion bebasnya. Sedangkan persamaan ionik total yaitu
persamaan yang menunjukan hanya spesi spesi yang benar benar berperam dalam reaksi.

E. Daftar pustaka

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar jilid 1. Jakarta: Erlangga

Oxtoby, David W. 2001. Kimia Modern. Jakarta: Erlangga

Brady. 1999. Kimia Universitas. Jakarta : Penerbit Binapura Aksara

Anda mungkin juga menyukai