Anda di halaman 1dari 73

Percobaan I

Hari/ tanggal : Senin 25 Juni 2012

BEBERAPA SIFAT SENYAWA ORGANIK


DAN ANORGANIK

A. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mempelajari beberapa sifat umum antara senyawa
organik dan anorganik
B. DASAR TEORI
Senyawa organik merupakan golongan besar senyawa kimia yang molekulnya
mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Banyak di antara
senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan komponen
penting dalam biokimia. Nama "organik" merujuk pada sejarahnya, pada abad ke-19,
yang dipercaya bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat/disintesis dalam tubuh
organisme melalui vis vitalis - life-force. Sehingga Studi mengenai senyawaan
organik disebut kimia organik.
Senyawa organik adalah senyawa yang mengandung unsur C dan H dan dapat
ditemukan pada semua makhluk hidup misal C6H6O6. Sedangkan senyawa anorganik
senyawa yang tidak mengandung / tidak mempunyai ikatan C dan H contohnya NaCl,
HCl, CO2. Di antara beberapa golongan senyawaan organik adalah senyawa alifatik,
rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik, senyawaan
yang mengandung paling tidak satu cincin benzena; senyawa heterosiklik yang
mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul
rantai panjang gugus. Yang membedakan antara kimia organik dan anorganik adalah
ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen. Contoh

H2CO3 (asam karbonat)

termasuk

anorganik, dan asam format termasuk organik.


Senyawa anorganik didefinikan sebagai senyawa yang pada umumnya
menyusun material / benda tak hidup. Organik merupakan bagian jasad yang berasal

Laporan Praktikum Kimia Organik II

dari jasad hidup, seperti lingkungan hayati sedangkan anorganik berasal dari jasad
mati, seperti air, angin, tanah, cuaca, iklim, dll.
Unsur-unsur penyusunan senyawa anorganik beraneka ragam, pada umumnya
mudah larut dalam air, tidak larut dalam pelarut-pelarut organik, hampir tidak ada
keisomeran, berupa asam, basa dan garam, reaksi-reaksi ionik, berlangsung cepat dan
sederhana, jumlah atom unsur penyusunnya kecil dan tidak berikatan satu sama lain.
Ciri-ciri umum reaksi senyawa anorganik antara lain:
1. Terjadinya penyatuan secara langsung
2. Berupa substitusi suatu atom atau gugusan atom-atom lain
3. Terjadinya dekomposisi (penguraian)
4. Dapat mengalami metatesis atau dekomposisi rangkap
5. Ada yang berupa reaksi oksidasi dan reduksi
Pada senyawa organik, dijumpai pula reaksi oksidasi dan reduksi di samping
adanya penyatuan dua macam senyawa yang membentuk suatu hasil adisi, yang
kemudian berubah menjadi suatu hasil akhir yang lebih stabil. Reaksi penggantian
suatu gugus oleh gugus atau atom lain (substitusi) dan reaksi penyusunan ulang
banyak juga dijumpai dalam senyawa organik.
C. ALAT DAN BAHAN

Alat
Tabung reaksi dan rak tabung

reaksi
Pipet tetes
Spatula
Kaca arloji
Corong
Gelas kimia
Kaki tiga, lampu spiritus dan

kawat kasa
Cawan penguap

Bahan
daun, plastik

Gula,

aluminium
Minyak kelapa
Karbon tetraklorida (CCl4)
Asam sulfat (H2SO4)
Kalium
permanganat

(KMnO4)
Garam dapur (NaCl)
Air (H2O)
Lilin
Feri sulfat (FeSO4)
Alkohol

dan

D. PROSEDUR KERJA
a. Komposisi
Panaskan sedikit gula pada suhu tinggi dalam sebuah porselin! Ulangi percobaan ini
dengan menggunakan: a) Daun, b) sepotong plastik, c) sepotong aluminium.

Laporan Praktikum Kimia Organik II

Bedakan zat mana yang organik dan yang anorganik? unsur manakah yang umum
dalam semua senyawa organik?.
b. Penguapan
Uapkan satu tetes masing-masing alkohol dan air di dalam kaca arloji! catat dan
bandingkan waktu yang diperoleh untuk penguapan sempurna! manakah yang
digolongkan sebagai senyawa organik dan manakah yang anorganik?
c. Sifat bakar
Bakarlah sepotong lilin kecil yang ditempatkan pada sebuah porselin!. Ulangi
percobaan diatas dengan menggunakan garam (NaCl)

sebagai ganti lilin!

Bandingkan langkah yang diperoleh?. Bedakan mana yang termasuk senyawa


organik dan senyawa anorganik?.
d. Daya hantar listrik
Ingatlah daya hantar listrik pada larutan gula, larutan NaCl, HCl, dan NaOH!.
manakah yang digolongkan sebagai senyawa organik dan anorganik?
e. Kelarutan
Tempatkan diatas 2 tabung reaksi masing-masing 5 tetas minyak kelapadan 1
sendok kecil garam. Tambahkan 2 mL air kedalam tabung! zat manakah yang dapat
larut dalam air? Apakah air merupakan pelarut organik atau anorganik? apakah air
bersifat polar atau bukan polar? Ulangi proses diatas tetapi gunakan CCl 4 sebagai
pelarut menggantikan air! Zat manakah yang larut dalam CCL4 ?
Apakah NaCl merupakan zat yang bersifat polar atau bukan polar? bagaimana
hasilnya dengan minyak?
f. kecepatan reaksi
Tempatkan 5 tetes FeSO4 01 M dalam sebuah tabung reaksi bersih! tambahkan 2
tetes H2SO4 3 M dan 0,1 KMnO4! Perhatikan bagaimana hasilnya? Ulangi
percobaan diatas dengan menggunakan alkohol yang tidak murni sebagai pengganti
FeSO4! Jika tidak ada reaksi yang kelihatan, panaskan larutan ini dalam penangas
air! Bandingkan kecepatan dari kedua reaksi tersebut?
g. Buatlah ringkasan tentang perbedaan sifat senyawa organik dan anorganik!
E. DATA PENGAMATAN
a. Komposisi
Nama Zat
Gula

Hasil pengamatan
Sebelum dipanaskan gula berupa padatan Kristal putih,
setelah dipanaskan gula mencair dan menjadi warna coklat
serta mengeluarkan gas serta berbau gosong, kemudian
didinginkan membentuk gumpalan padat berwarna hitam
(karbon)
Laporan Praktikum Kimia Organik II

Daun kering

Saat dipanaskan daun mengalami perubahan warna, dan

Sepotong plastik

semakin lama menjadi hitam dan rapuh


Saat dipanaskan plastik mencair dan mengeluarkan gas ,
berbau

Sepotong aluminium

tajam

dan

setelah

didinginkan

membentuk

gumpalan hitam (karbon)


Sebelum dipanaskan aluminium berupa padatan setelah
dipanaskan tidak terjadi perubahan bentuk.

b. Penguapan
Nama zat
Alkohol

Hasil pengamatan
Pada kaca arloji Alkohol dalam waktu 0:15:36 alkohol

Air

habis menguap
Ketika air diteteskan pada kaca arloji dalam waktu
2:40:32 menguap sempurna

c. Sifat bakar
Nama Zat
Lilin

Hasi pengamatan
Lilin yang berupa padatan berwarna putih, setelah
dipanaskan

dengan

cepat

mencair,

dan

mengeluarkan gas, setelah didinginkan kembali


membentuk padatan berwarna putih yang tidak
tersusun teratur seperti semula.
Garam yang adalah butiran-butiran kecil berwarna

Garan (NaCl)

putih, setelah dipanaskan garam tidak mengalami


perubahan, hanya rapuh.
d. Daya hantar listrik (ingat/ menurut teori)
Nama Zat
Alkohol
Larutan NaCl
Larutan gula
HCl
NaOH
e. Kelarutan

Hasil Pengamatan
Tidak dapat menghantarkan arus listrik
Dapat menghantarkan arus listrik
Tidak dapat menhantarkan arus listrik
Dapat menghantarkan arus listrik
Dapat menghantarkan arus Listrik

Nama Zat

Data pengamatan

1. 5 tetes minyak kelapa Tidak tercampur /terpisah


+ H2O
2. NaCl + H2O
3. NaCl + CCl4

Tercampur sempurna
Reaksi antara NaCl

+ CCL4 reaksi

berlangsung cepat , NaCl larut dalam CCl4


Laporan Praktikum Kimia Organik II

f. Kecepatan Reaksi
Nama Zat
1.
FeSO4 (5
H2SO4
2.

tetes)

Hasil pengamatan
+ FeSO4 berwarna bening dan H2SO4 yang juga

KMnO4, bening ditambahkan dengan KMnO4 menjadi

dipanaskan
keruh dan panas pada tabung reaksi
Alkohol + H2SO4 + Ketiga
senyawa
tersebut
dicampur
KMnO4, dipanaskan

membentuk warna merah jambu dan panas


pada tabung reaksi.

F. ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil data pengamatan diatas:
a. Komposisi
Gula dipanaskan
Gula tergolong senyawa organik karena gula mencair, mengalami perubahan
warna dari padatan Kristal putih menjadi warna coklat dan berbau gosong
(perubahan bentuk). Setelah didinginkan membentuk bongkahan padat berwarna

hitam (karbon).
Daun Kering: Daun kering juga tergolong dalam senyawa organik karena saat
daun kering dipanaskan pada suhu tinggi dalam sebuah porselin, mengalami

perubahan menjadi hitam dan rapuh (karbon).


Sepotong plastik:
Plastik juga merupakan senyawa organik karena ketika plastik dipanaskan,
plastik mencair dan mengeluarkan gas berbau tajam dan setelah didinginkan

membentuk gumpalan hitam (karbon).


Sepotong Aluminium
Aluminium tergolong senyawa anorganik karena aluminium ketika dipanaskan
dengan cawan penguap tidak mengalami perubahan apapun atau tetap pada

bentuk asalnya.
b. Penguapan
Alkohol dan air masing-masing ditetesi pada kaca arloji. alkohol cepat mengauap
(15 detik) sehingga alkohol termasuk senyawa organik dan air merupakan senyawa
anorganik karena menguap dalam waktu yang lama (air merupakan benda mati).
c. Sifat bakar
Lilin dan garam masing-masing dipanaskan, lilin mencair dan mengeluarkan gas,
dan kembali membentuk padatan putih setelah didinginkan (senyawa organik)
karena saat dipanaskan mengalami perubahan struktur (mencair). Sedangkan

Laporan Praktikum Kimia Organik II

Natrium klorida tidak mengalami perubahan saat dipanaskan dalam sebuah porselin
(anorganik).
d. Daya hantar listrik
Yang dapat menghantarkan arus listrik adalah Larutan NaCl dan HCl, sedangkan
alkohol, larutan gula dan NaOH tidak dapat menghantarkan arus listrik. (tidak
dipraktekan)
e. Kelarutan
Minyak kelapa ditambahkan dalam air, minyak kelapa tidak larut dalam air dimana
keduanya saling terpisah sehingga minyak kelapa merupan pelarut organik yang
bersifat non polar. Dan NaCl larut dalam air (anorganik), sedangkan NaCl
ditambahkan dengan CCl4; NaCl larut cepat dalam CCl4 (keduanya senyawa tersebut
bersifat non polar). Minyak kelapa ditambahkan dengan CCl4 tidak melarut dan
terpisah.
f. Kecepatan Reaksi
FeSO4 0,1 M yang ditambahkan dengan H 2SO4 3 M dan KMnO4 menghasilkan
perubahan warna dari bening menjadi keruh dan pada tabung reaksi menjadi panas.
demikian halnya dengan alkohol 70% yang ditambahkan dengan H 2SO4 dan KMnO4
terjadi perubahan warna menjadi merah jambu dan terjadi panas pada tabung reaksi.
Tetapi reaksi yang terjadi pada campuran ini, berlangsung lambat. Persamaan reaksi
adalah :

FeSO4( aq) + H2SO4 (aq) + KMnO4(aq)

senyawa anorganik karena reaksi berlangsung cepat)


FeSO4(aq) + H2SO4(aq) + C2H5OH(aq)
C 2H5MnO4(aq) + KOH(aq) (tergolong

Fe (MnO 4)2(aq) + K2SO4(aq) (termasuk

senyawa organik karena reaksi berlangsung lambat)


G. PEMBAHASAN
Senyawa organik adalah senyawa yang mengandung unsur C dan H dan
merupakan golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon,
kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon.
Berdasarkan analisis data diatas yang tergolong senyawa organik: gula (C 6H12O6),
daun kering, sepotong plasti, alkohol, lilin, minyak kelapa. Karena berdasarkan sifat
senyawa organik adalah:
Senyawa organik mudah terbakar dan reaksi pembakarannya membentuk karbon
yang ditandai dengan zat yang terbakar berwarna hitam; seperti yang terjadi pada
gula, daun kering dan plastik yang dibakar menjadi hitam (karbon) dan berbau
gosong.
Laporan Praktikum Kimia Organik II

Di udara senyawa organik lebih mudah menguap dibandingkan dengan senyawa


anorganik. Kecepatan menguap dapat dipengaruhi oleh gugus fungsinya. Seperti
pada alkohol yang memiliki gugus hidroksil yang mana setetes alkohol pada kaca
arloji mengauap pada waktu 15 detik dan air menguap dalam waktu yang lama

serta membutuhkan suhu tinggi.


Senyawa organik dapat larut dalam pelarut non polar, tetapi tidak semua senyawa
organik maupun anorganik larut dalam pelarut polar maupun non polar seperti
pada percobaan ini, CCl4 dengan minyak kelapa. Hal ini disebabkan karena
kekuatan ikatan, jenis

ikatan dan unsur pembentuknya yang dimiliki oleh

senyawa tersebut.
Senyawa organik tidak memiliki daya hantar listrik yang baik karena senyawa
organik memiliki ikatan antar atom yang kuat, sehingga tidak mudah terionisasi

dalam air, seperti pada alkohol dan larutan gula.


Senyawa organik memilki tingkat kecepatan reaksi yang lambat karena tersusun
oleh unsur-unsur yang sangat elektronegatif, sehingga memilki kemampuan yang
besar untuk menarik elektron dari unsur lain. Seperti larutan NaCl, HCl, dan
NaOH pada percobaan ini.
Sedangkan senyawa anorganik didefinisikan sebagai senyawa pada alam yang

pada umumnya menyusun material/benda tak hidup. Berdasarkan data pengamatan


dan analisis data diatas yang tergolong senyawa anorganik adalah : Aluminium, air,
garam, Asam kloroda, FeSO4, karena dilihat dari sifatnya:
Senyawa anorganik tidak mudah terbakar karena pada sturuktur senyawa
anorganik pada umumnya tidak tersusun atas karbon kecuali karbida, karbonat,

dan oksida karbon. Sepotong aluminium tidak mengalami perubahan struktur.


Air merupakan senyawa anorganik karena tidak mudah menguap di udara sebab

air tidak memilki gugus hidroksil dalam sturkturnya.


Natrium klorida merupakan senyawa anorganik karena memiliki daya hantar

listrik yang baik dalam air karena dapat terionisasi sempurna.


Di lihat dari kelarutannya senyawa anorganik larut dalam pelarut polar, tetapi
tidak semua senyawa organik maupun anorganik larut dalam pelarut polar
maupun nonpolar, karena kekuatan ikatan, jenis ikatan dan unsur pembentuk
yang dimiliki oleh senyawa tersebut.

H. KESIMPULAN

Laporan Praktikum Kimia Organik II

Dari data pengamatan dan analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa
perbedaan sifat senyawa organik dan anorganik adalah :
1. Sifat senyawa Organik :
- Bila dibakar menghasilkan arang (karbon)
- Di udara senyawa organik lebih mudah menguap
- Senyawa organik dapat larut dalam pelarut non polar
- Tidak memiliki daya hantar listrik yang baik
- Tingkat kecepatan reaksi yang lambat.
2. Sifat senyawa anorganik:
- Senyawa anorganik tidak mudah terbakar
- Tidak mudah menguap di udara
- Pada umumnya memiliki daya hantar listrik yang baik
- Senyawa anorganik larut dalam pelarut polar.

I. Ringkasan materi
a. komposisi:
Yang termasuk organik adalah gula, daun kering dan plastik. sedangkan yang
termasuk anorganik adalah aluminium. unsure yang umum dalam semua senyawa
organic adalah karbon (C), hydrogen (H), tetapi juga oksigen, nitrogen dan
unsur-unsur senyawa halogen.
b. Penguapan
yang tergolong senyawa organik adalah alkohol dan yang tergolong senyawa
anorganik adalah air.
c. Sifat bakar
Yang termasuk senyawa organic adalah lilin sedangkan garam (NaCl) tergolong
senyawa anorganik.
d. Daya hantar listrik (tidak praktek)
Yang digolongkan sebagai senyawa organik adalah alkohol dan larutan gula
sedangkan larutan garam, HCl dan NaOH tergolong senyawa anorganik.
e. Kelarutan
Zat yang dapat larut dalam air adalah NaCl. dan air merupakan pelarut anorganik
karena air bersifat polar. NaCl larut dalam CCl 4. dan CCl4 merupakan pelarut
organik karena CCl4 bersifat nonpolar. sedangkan minyak dilarutkan dalam air
tidak dapat larut diaman air dan minyak berpisah; demikian halnya minyak
dengan CCl4 tidak dapat larut /berpisa.

Laporan Praktikum Kimia Organik II

DAFTAR PUSTAKA

Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: Kalman
Media Pusaka
Fessenden & Fessenden. 1999. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga
Kopong, Aloysius. 1989. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Kupang: UNWIRA
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/pipa4335/sej-organik.htm

Laporan Praktikum Kimia Organik II

Percobaan II
Hari / tanggal : Selasa 26 Juni 2012

ANALISA UNSUR-UNSUR SENYAWA


ORGANIK
A. TUJUAN PERCOBAAN :
Untuk Menganalisis Beberapa Unsur Dalam Senyawa Organik

B. DASAR TEORI
Studi mengenai senyawa organik disebut kimia organik. Senyawa organik adalah
golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida,
karbonat,dan oksida karbon. Banyak diantara senyawaan organik, seperti protein, lemak,
dan karbohidrat, merupakan komponen penting dalam biokimia.
Keberadaan unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon dapat didefinisikan melalui
reaksi pembakaran yang menghasilkan unsur karbon dan hidrogen. Pembakaran senyawa
organik secara sempurna menghasilkan gas CO2, sedangkan pembakaran senyawa karbon
yang tidak sempurna akan menghasilkan karbon atau zat arang.
Untuk menguji unsur C, H, dan O dalam suatu senyawa hidrokarbon dapat diketahui
dengan cara membakar senyawa tersebut sehingga terjadi reaksi sebagai berikut :
CxHy + O2(g)

CO2(g) + H2O(g)

CxHyO2 + O2(g) CO2(g) + H2O(g)


Bahan yang berasal dari makhluk hidup umumnya merupakan senyawa karbon. Hal
ini dapat dibuktikan dalam kejadian sehari-hari. Ketika sampel organik seperti kertas,
kayu, telur, daging, atau beras dibakar pada suhu cukup tinggi bahan tersebut menjadi
gosong. Hal ini terjadi karena pemanasan menyebabkan senyawa karbon yang
terkandung dalam bahan tersebut terurai menjadi karbon berwarna hitam.
Untuk memudahkan menganalisa unsur-unsur yang lain, pertama harus mengetahui
bahwa unsur-unsur tersebut terdapat dalam suatu zat organik. Analisis unsur senyawa
organik di lakukan dengan cara yaitu sejumlah massa tertentu di bakar dan
Laporan Praktikum Kimia Organik II

10

karbondioksida, air yang di hasilkan di jebak dengan absorben yang tepat dan peningkatan
massa absorben kemudian di tentukan peningkatan massa adsorben di akibatkan oleh CO2
dan H2O yang di serap dari nilai ini jumlah karbon dan hidrogen dalam sampel dapat di
tentukan.Metode pembakaran sudah di kenal sejak dulu yang di gunakan oleh Lavoiser
dan secara signifikan di sempurnakan oleh Leibig.
Metode modern untuk menentukan jumlah karbon (C) atau karbondioksida (CO 2)
dan air (H2O) dengan kromatografi gas, bahan dengan metode penimbangan. Namun
prinsipnya tidak berubah sama sekali. (Yoshito,809:06). Nitrogen di temukan oleh
kimiawan dan fisikawan Daniel Rutherford di tahun 1772. Dia memisahkan gas oksigen
dan karbondioksida dari udara dan menunnjukkan gas yang tersisa tidak menunjang
pembakaran atau makhluk hidup pada saat yang bersamaan ada beberapa ilmuwan lainnya
yang mengadakan riset tentang nitrogen.
Dalam percobaan ini, akan dianalisis unsur tersebut yaitu dengan cara zat organik
ditambahkan tembaga oksida dan dipanaskan akan menghasilkan gas karbon dioksida
dan air.
Zat organik + CuO
CO2 + Ca(OH)2

CO2 + H2O
CaCO3 + H2O

C. ALAT DAN BAHAN


Alat

Bahan

Tabung reaksi
Pipa kaca bengkok
Sumbat gabus
Sendok
Penjepit tabung reaksi
Lampu spiritus
Gelas ukur
Pipet tetes

Serbuk cupri oksida (CuO)


Gula pasir (C12H22O11)
Larutan Kalsium Hidroksida (CaOH)

0,1 M
Putih telur
Larutan timbal nitrat Pb(NO3)2 0,1 M

D. PROSEDUR KERJA
1. Penentuan C dan H dalam senyawa Organik

Laporan Praktikum Kimia Organik II

11

Isilah tabung 1 dengan sedikit campuran serbuk CuO dan C12H22O11. tutup
tabung reaksi dengan sumbat gabus yang sudah diberi pipa kaca bengkok.
Kedalam tabung reaksi 2 masukkan 10 ml larutan CaOH 0,1 M dan
hubungkan pipa kaca bengkok antara tabung 1 dengan tabung 2
Tabung 1 dipanaskan beberapa menit amati dan catat perubahan yang
terjadi

Apakah terbentuk gas dari hasil reaksi? perubahan apa yan terjadi pada
tabung 2, dari perubahan tersebut menunjukkan unsur apa?
Zat apakah yang terdapat pada pipa kaca, zat tersebut menunjukkan adanya
unsure apa yang terkandung di dalamnya
2. Penentuan unsur N dalam senyawa Organik
masukan 1 sendok serbuk urea ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 2
ml larutan NaOH 0,1 M
panaskan perlahan-lahan dan cium bau yang keluar
periksa gas dengan kertas lakmus merah basa, perubahan kertas lakmus
menunjukkan gas apa yang di hasilkan dan gas tersebut menunjukkan
adanya unsur apa?
3. Penentuan unsur S dalam senyawa organic
masukkan 2 ml putih telur ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 2 ml
NaOH 0,1 M
panaskan tabung hingga mendidih dan dinginkan
tambahkan 1 tetes larutan Pb(NO3)2 0,1 M lalu amati perubahan yang
terjadi
perubahan tersebut menunjukkan adanya unsure apa?

E. DATA PENGAMATAN
a. Penentuan unsur C dan H dalam senyawa Organik
Nama Zat
Tabung I Gula pasir +
CuO dipanaskan

Hasil pengamatan
Serbuk CuO berwarna hitam dan gula pasir berupa
Kristal putih pada tabung I yang dihubungkan

Tabung II 10 mL larutan

dengan pipa kaca bengkok ke tabung II, lalu pada

Ca(OH)2

tabung I dipanaskan perlahan-lahan mencair dan


Laporan Praktikum Kimia Organik II

12

adanya gas yang mengalir menuju tabung II.


Dengan gas yang mengalir dari tabung I membuat
larutan Ca(OH)2 pada tabung II menjadi keruh.
Dan pada pipa kaca bengkok terdapat uap air.

b. Penentuan unsur N dalam senyawa organik


Nama Zat

Hasil pengamatan

1 sendok serbuk Urea + 2 ml

Mengelurkan gas yang berbau pesing, dan

larutan NaOH 0,1M dipanaskan

setelah diuji dengan kertas lakmus merah, gas


yang keluar membirukan kertas lakmus merah
tersebut.

c. Penentuan unsur S dalam senyawa organik


Nama zat
2 ml putih telur + 5 ml NaOH

Hasil pengamatan
Saat dipanaskan campuran mendidih, dan

0,1 M dipanaskan

setelah dibiarkan dingin larutan terbentuk


seperti jeli dan setelah ditambahkan Pb(NO3)2
0,1 M terbentuk endapan berwarna coklat
kehitaman.

F. ANALISIS DATA
a. Penentuan unsur C dan H dalam senyawa organik
Gula + CuO dipanaskan dalam tabung 1, mencair dan berubah warna menjadi
merah kecoklatan; mengeluarkan gas CO2 melalui pipa bengkok menuju tabung
reaksi 2 yang terisi air kapur, gas CO 2 menunjukan adanya unsur C. Dan gas CO 2
yang masuk mengeruhkan air kapur pada tabung 2. Sedangkan pada pipa bengkok
penghubung kedua tabung terbentuk uap air (H2O) menunjukan adanya unsur H.
Reaksinya sbb:
CuO + C12H22O11 + Ca (OH)2
Cu(OH)2 + CO2 + O2 + H2O + CaO
b. Penentuan unsur N dalam senyawa organik
Campuran antara urea dengan NaOH 0,1 M yang dipanaskan mengeluarkan gas
dan berbau pesing, gas yang keluar mengubah warna kertas lakmus merah
menjadi biru. Hal ini menunjukkan adanya unsur N yang ada dalam gas tersebut.
Persamaan reaksinya sbb:
CO(NH2)2 + NaOH

NH3 + H2O + CO2 + NaNO2

Laporan Praktikum Kimia Organik II

13

c. Saat dipanaskan campuran mendidih, dan setelah dibiarkan dingin larutan


terbentuk seperti jeli dan setelah ditambahkan Pb(NO3)2 0,1 M terbentuk endapan
berwarna coklat kehitaman. Endapan coklat kehitaman ini menunjukan adanya
unsur S di dalam campuran tersebut.
Persamaan reaksinya sbb:
Pb(NO3)2 + NaOH

NaNO3 + Pb(OH)2

NH2 CH (CH2SH) COOH + NaOH


NHNa CH(CH2SH) + H2O + PbNO3

NHNa CH(CH2SH) + H2O


NHNa CH(CH2SPb) + H2O + HNO3

G. PEMBAHASAN
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya
mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat,dan oksida karbon. Banyak diantara
senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan komponen
penting dalam biokimia.
Keberadaan unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon dapat didefinisikan melalui
reaksi pembakaran yang menghasilkan unsur karbon dan hidrogen. Pembakaran senyawa
organik secara sempurna menghasilkan gas CO2, sedangkan pembakaran senyawa karbon
yang tidak sempurna akan menghasilkan karbon atau zat arang. Kimia organik adalah
percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan
sintesis senyawa organik. Dalam percobaan ini analisis unsur-unsur dalam senyawa
organik dilakukan beberapa pengujian yaitu uji karbon dan hidrogen, uji peleburan
belerang dan nitrogen dengan menggunakan natrium hidroksida.
a) Uji karbon dan hidrogen (C & H)
Sukrosa/gula pasir + CuO: gula pasir (C 12H22O11) + CuO dibakar, mengeluarkan gas CO 2
dan terbentuk gumpalan hitam pada tabung reaksi, hal ini disebabkan karena gula pasir
yang berupa kristal putih mengandung unsur karbon yang apabila dibakara akan berubah
struktur menjadi gumpalan hitam. Gula pasir yang dibakar juga menghasilkan uap air
(H2O). Pembakaran senyawa organik (C12H22O11 CuO) secara sempurna menghasilkan gas
CO2, sedangkan pembakaran senyawa karbon yang tidak sempurna akan menghasilkan
karbon atau zat arang.

Laporan Praktikum Kimia Organik II

14

Tabung 2 yang terisi Ca(OH)2 0,1 M yang awalnya bening berubah menjadi keruh.
Karena adanya gas CO2 dari tabung 1, yang mengalir melalui pipa kaca bengkok. Dan
pada pipa kaca bengkok terdapat uap air (H2O) menunjukan adanya unsur hidrogen.
b) Uji unsur Nitrogen (N)
Serbuk urea yang titambahkan dengan 2 mL larutan NaOH 0,1 M, dalam tabung reaksi
dipanaskan mengeluarkan gas dan berbau pesing, ketika gas yang keluar diuji dengan
indikator (lakmus merah) maka terlihat kertas lakmus merah berubah menjadi biru.
Perubahan warna yang terbentuk pada kertas lakmus menunjukan adanya unsur Nitrogen
yang terkandung dalam gas tersebut.
c) Uji unsur belerang (S)
Pada penentuan unsur S dalam senyawa organik, dapat di tentukan dengan
memasukkan putih telur ke dalam tabung reaksi, kemudian di tambahkan dengan NaOH.
Dalam putih telur mengandung protein yang tersusun dari beberapa asam amino. Di
dalam asam amino tersebut ada yang mengandung gugus sulfur, sehingga ketika di
tambahkan dengan PbNO3 sulfur bereaksi dengan timbal membentuk (PbS) dan nitrat
sehingga larutan tersebut membentuk endapan berwarna coklat kehitaman. Warna
tersebut menunjukkan adanya unsur S.
H. KESIMPULAN
Dari data pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa penentuan unsur-unsur dalam
senyawa organik:
Unsur C terdapat gas CO2 yang dihasilkan dari pemanasan gula pasir dan
serbuk CuO dan unsur H yang terdapat dalam uap air (H2O) yang dihasilkan
saat dipanaskan.
Unsur N dapat dilihat dari perubahan warna pada kertas lakmus merah
menjadi biru.
Unsur S dapat dilihat dari perubahan warna yakni warna coklat kehitaman.

Laporan Praktikum Kimia Organik II

15

Ringkasan senyawa organik


Penentuan unsur C dan H
Dari percobaan yang dilakukan hasil reaksi terbentuk gas CO2, dan pada tabung 2
terjadi perubahan warna dari bening menjadi keruh. Hal ini menunjukan adanya
unsur C; dan uap air (H2O) pada pipa kaca yang menunjukan adanya unsur H.
Penentuan unsur N pada senyawa organik
Gas yang dihasilkan merubah kertas lakmus merah menjadi biru menunjukan adanya
unsur N.
Penentuan unsur S pada senyawa organik
Adanya undur S dalam senyawa organik dilihat dari perubahan warna pada larutan
saat dipanaskan dan terbentuknya endapan seperti jeli berwarna coklat kehitaman.

Daftar Pustaka

Drs. Parlan M.Si 2003. KimiaOrganik I. Malang JICA


Fessenden & Fessenden, 1982. Kimia Organik Edisi ketiga jilid 1 dan 2.jakarta : Erlangga.
Team Teaching Kimia Anorganik. 2008. Modul Praktikum.Gorontalo:UNG

Laporan Praktikum Kimia Organik II

16

Percobaan III
Hari/tanggal:Selasa,26 juni 2012

FENOL

A. TUJUAN PERCOBAAN:
Untuk mengetahui sifat fenol dan perbedaannya dengan alkohol
B. LANDASAN TEORI
Fenol atau asam karbolat atau benzenol merupakan zat kristal yang memiliki
bau yang khas. Rumus kimianya adalah C 6H5OH dan sturukturnya memiliki gugus
hidroksil (OH) yang berikatan dengan cicin fenil. Fenol mempunyai struktur yang
serupa dengan alkohol tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik,
dan dengan A- (sebagai aril) maka rumus fenol dituliskan sebagai Ar-OH. Fenol
memiliki beberapa turunan, diantaranya resorsinol dan pirogalol

Laporan Praktikum Kimia Organik II

17

Fenol memiliki kelarutan yang terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Semua jenis
alkohol ini memiliki beberapa karakteristik yang sama di samping beberapa
karakteristik lain yang berbeda akibat perbedaan dalam strukturnya. Alkohol dan
fenol memiliki kemiripan dalam beberapa hal, tetapi terdapat perbedaan yang cukup
mendasar sehingga kedua kelompok senyawa ini dianggap sebagai kelompok gugus
fungsi yang berbeda. Salah satu perbedaan utama adalah bahwa fenol bersifat jutaan
kali lebih asam daripada alkohol. Penambahan sejumlah larutan natrium hidroksida
ke dalam fenol akan menyebabkan gugus OH dalam molekul terdeprotonasi; hal ini
tak akan terjadi kepada alkohol.
Sifat fisik fenol adalah semakin besar struktur suatu alkohol atau fenol, maka
biasanya titik didihnya semakin tinggi. Ketika ukuran suatu alkohol bertambah besar,
maka probabilitas alkohol menjadi berwujud padat semakin besar. Sebagian besar
senyawa fenol berwujud padat. Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena gugus
hidroksi pada alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Namun
ketika ukuran gugus alkil pada alkohol bertambah besar, kelarutannya dalam air akan
berkurang. Hal ini disebabkan oleh kemampuan gugus alkil yang dapat mengganggu
pembentukan ikatan hidrogen antara gugus hidroksi dengan air. Jika gangguan ini
menjadi cukup besar, akibatnya molekul-molekul air akan menolak molekul-molekul
alkohol untuk menstabilkan kembali ikatan hidrogen antarmolekul air. Jika gugus non
polar (seperti gugus alkil) terikat pada cincin aromatik, maka kelarutan fenol dalam
air akan berkurang. Hal ini yang menjadi alasan mengapa gugus non polar sering
disebut sebagai gugus hidrofobik. Dan Keasaman Fenol sebagian besar bersifat asam
yang lebih lemah daripada asam karboksilat dan asam yang lebih kuat daripada
alkohol. Ketika fenol bereaksi dengan suatu basa, fenol akan diubah menjadi anion
fenoksida, sehingga fenol akan terlarut dalam larutan basa (sebagai garam fenoksida).
Larutan natrium hidroksida dan natrium karbonat merupakan basa yang cukup kuat
untuk dapat melarutkan hampir semua fenol yang tak larut dalam air, tetapi larutan
natrium bikarbonat tidak dapat. Tidak satu pun diantara basa-basa tersebut yang
Laporan Praktikum Kimia Organik II

18

cukup kuat untuk mengubah sejumlah tertentu alkohol menjadi ion alkoksida (yang
akan dapat melarutkan alkohol yang tak larut dalam air dalam bentuk anion
alkoksida). Urutan kebasaan dari basa-basa yang terdapat dalam persamaan reaksi di
atas, mulai dari yang paling kuat ke yang lemah: NaOH > Na2CO3 > NaHCO3.
Penambahan FeCl3 ke dalam suatu larutan fenol, menghasilkan suatu larutan
berwarna. Berdasarkan struktur fenol, warna produk yang dihasilkan dapat bervariasi
mulai dari merah sampai ungu. Alkohol tidak menghasilkan warna apapun terhadap
uji ini. Fenol mempunyai sifat-sifat yaitu mempunyai sifat asam. Atom H dapat
diganti tak hanya dengan logam (seperti alkohol tetapi juga dengan basa, terjadi
fenolat. Sifat asam dari fenol-fenol lemahdan fenolat ini dapat diuraikan dengan asam
karbonat. Mudah dioksidasi, juga oleh O 2 udara dan memberikan zat-zat warna,
mereduksi larutan fehling dan Ag-beramoniak. Memberi reaksi-reaksi berwarna
dengan FeCl3. Mempunyai sifat antiseptik, beracun, mengikis, Ka = 1 X 10 -10
(Riawan, 1990).

C. ALAT DAN BAHAN


Alat

Sendok kecil
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet tetes
Pelat tetes

Bahan

Fenol
Resolsinol
Pirogalol
Air
Salisilat
Kertas lakmus
NaOH
Na2CO3
FeCl3
Alkohol
H2SO4 pekat
NaNO2

D. PROSEDUR KERJA
1. Sifat-sifat
Laporan Praktikum Kimia Organik II

19

a. Mengamati sifat fisika dari fenol


b. Kelarutan dalam air dan alkohol
Mengambil 1 sendok kecil fenol kemudian menambahkan air dan
mengocoknya.
Melakukan hal yang sama, tetapi air diganti dengan alkohol.
c. Menguji larutan dari bagian b dengan kertas lakmus biru
d. Kelarutan dalam NaOH
Mengambil 1 sendok kecil fenol dan memasukkannya ke dalam tabung
reaksi kemudian menambahkan 2 ml 6 M NaOH dan mengocoknya
2. Perbedaan antara fenol dan alkohol
a. Tes dengan lakmus
Meneteskan fenol dan alkohol pada pelat tetes kemudian diuji dengan
lakmus
b. Tes dengan Na2CO3
Menguji fenol dan alkohol dengan Na2CO3
c. Tes dengan FeCl3
Mengukur 2 ml alkohol ke dalam tabung reaksi dan meneteskan
3.
a.
b.
c.
d.

FeCl3.Melakukan hal yang sama pada fenol.


Liebermann reaksi nitroso
Menambahkan fenol ke dalam 1 ml H2SO4
Menambahkan kristal NaNO2 ke dalam campuran (a) sampai terjadi warna
Menuangkan larutan tersebut ke dalam air es
Menambahkan NaOH pada larutan tersebut

E. DATA PENGAMATAN
a. Sifat-sifat
N

Nama zat

Hasil pengamatan

o
1

Dilihat dari sifat fisik:


Fenol
Resolsinol
Pirogalol .

Fenol berupa kristal putih,


Resolsinol berupa serbuk putih
Pirogalol berupa serbuk putih,

Dilihat dari kelarutannya dan uji

kecoklatan

lakmus:
1 sendok kecil fenol + 2 ml air
(dikocok). Diuji dengan lakmus
merah
1 sendok kecil fenol + Alkohol
diuji dengan lakmus merah
Resolsinol + air diuji dengan

Fenol larut dalam air dan lakmus


merah tetap merah
fenol larut dalam alkohol larutan
warna putih keruh lakmus merah
tetap merah.
Resolsinol larut dalam air dan

Laporan Praktikum Kimia Organik II

20

lakmus merah
lakmus merah tetapmerah
Resolsinol + alkohol diuji dengan Resolsinol larut dalam alkohol,
lakmus merah
Pirogalol + air diuji dengan
3

warna larutan coklat dan lakmus


merah tetap merah.
Pirogalol larut dalam air dan

lakmus merah
Pirogalol + alkohol diuji dengan

lakmus merah tetap merah


Pirogalol larut dalam alkohol,

lakmus merah

warna larutan bening dan lakmus

Kelarutan dengan NaOH


1 sendok kecil fenol dan

merah tetap merah.

masukkan ke dalam tabung

Fenol berupa kristal putih, NaOH

sedang; tambahkan 2 ml 6 M

berupa larutan bening, fenol larut

NaOH. (dikocok)

dalam NaOH.

b. Perbedaan antara alkohol dan fenol


Etenol, fenol, resolsinol, pirogalol
N

Nama zat

Hasil pengamatan

o
1
2

Tes dengan lakmus


Alkohol diuji dengan lakmus
merah
Fenol diuji dengan lakmus merah
Tes dengan Na2CO3
alkohol + Na2CO3
fenol + Na2CO3
Tes dengan FeCl3
Alkohol + FeCl3
Resolsinol+FeCl3
Fenol (kristal)+ FeCl3
Pirogalol + FeCl3

lakmus merah tetap merah


lakmus merah tetap merah
larut dan warna larutan bening.
Larut dan warna larutan putih
keruh.
FeCl3 (bening), alkohol
(bening)
warna larutan menjadi kuning
FeCl3 dengan resolsinol larutan
berwarna ungu.
Berwarna ungu
Berwarna coklat

a. Liebermann reaksi nitroso


Asam nitroso tes warna

Nama zat

Hasil pengamatan
Laporan Praktikum Kimia Organik II

21

Kristal fenol + 1 ml H2SO4 pekat

Larutan berwarna hijau dan dinding

(bening) + Kristal putih NaNO2

tabung panas dan ketika ditambah


NaNO2 larutannya berwarna hitam

Larutan diatas dimasukan ke


dalam 10 ml air es
larutan alkalin dengan
menambahkan 20% NaOH

pekat, dinding tabung reaksi panas,


Larutan berbau, berwarna merah
bata dan adanya gelembung gas.
Warna larutan hijau tua

F. ANALISIS DATA

Sifat
Kelarutan fenol dalam air dan alkohol
fenol dan turunan fenol yakni, pirogalol dan resorsinol cepat larut dalam alkohol
sedangkan dalam air sedikit lambat. Karena air dan alkohol memiliki gugus

hidroksil (OH ) yang lebih banyak dari fenol.


Uji lakmus
Fenol, pirogalol dan resorsinol merupakan senyawa yang bersifat asam jika
dilarutkan dalam air karena memerahkan lakmus biru. Sedangkan, jika ketiganya
dilarutkan dalam alkohol akan menjadi senyawa netral yang ketika diuji dengan

kertas lakmus merah yang tidak mengalami perubahan warna.


Kelarutan dalam NaOH
Fenol larut dalam NaOH, dengan membentuk garam fenoksida. Denagn reaksi
sebagai berikut:

Perbedaan antara fenol dan alkohol


Uji dengan lakmus
Alkohol dan fenol bersifat netral, karena tidak mengubah warna kertas lakmus
merah.

Uji dengan Na2CO3

Laporan Praktikum Kimia Organik II

22

Fenol dapat bereaksi dengan natrium karbonat yang ditandai dengan melarutnya
natrium karbonat dalam fenol, dan dalam alkohol tidak larut membentuk endapan

berwarna putih.
Uji dengan FeCl3
Fenol, resorsinol memberikan perubahan warna menjadi ungu sedangkan alkohol
dan FeCl3 menjadi kuning dan pirogalol dan FeCl3 menjadi coklat, artinya
semuanya meberikan reaksi positif. Reaksi yang terjadi pada fenol adalah:
OH

Cl

Cl

+ Fe

Cl

Cl

Fe + 3HCl
Cl

Liebermann reaksi nitroso


Panas yang timbul pada dinding taabung menunjukkan bahwa reaksi antara fenol
dengan asam sulfat merupakan reaksi eksoterm. Warna yang dihasilkan merupakan
hasil reaksi liebermann. Air es, kristal NaNO 2 dan asam sulfat digunakan untuk
membentuk senyawa diazo.
G. PEMBAHASAN
Fenol adalah senyawa turunan benzena yang mengikat gugus OH pada cincin
benzena.Fenol biasa disebut dengan nama dagang karbol. Fenol berwujud kristal
pada suhu kamar dan dapat larut dalam air maupun pelarut organik. Fenol murni tidak
berwarna, tetapi warnanya dapat berubah menjadi merah jika terkena udara terbuka.
Sifat fenol sedikit berbeda dengan alkohol walaupun memiliki gugus OH yang sama
bentuk anion alkoksida).
Fenol mempunyai karakteristik padat, berwarna bening, berbau khas dan termasuk
senyawa aromatik. Fenol memiliki kelarutan yang terbatas dalam air, yakni 8,3
gram/100 mL, sehingga fenol lambat larut dalam air. Akan tetapi, turunan fenol
seperti pirogalol dan resorsinol larut dalam air dengan cepat dan alkohol karena
memiliki gugus hidroksil (OH ) yang lebih banyak dari fenol. Semakin banyak
gugus hidroksil pada suatu fenol, maka kelarutan senyawa itu dalam air akan semakin
tinggi. Gugus hidroksil ini membentuk ikatan hidrogen dengan air dan gugus hidroksil
pada alkohol sehingga dapat larut.
Fenol memilki sifat yang cenderung asam artinya dapat melepaskan H + dari
gugus hidroksilnya. Fenol bersifat asam yang lebih lemah dari asam karboksilat dan
asam yang lebih kuat dari alkohol. Ketika fenol bereaksi suatu basa seperti natrium
hidroksida (NaOH), fenol akan diubah menjadi anion fenoksida (C6H5O), sehingga
fenol akan larut dalam suatu larutan basa sebagai garam fenoksida. Dalam percobaan
ini garam fenoksida yang didapat adalah natrium fenoksida (C 6H5ONa). Natrium
Laporan Praktikum Kimia Organik II

23

karbonat (Na2CO3) merupakan basa yang cukup kuat untuk dapat melarutkan hampir
semua fenol yang tidak larut dalam air. Berbeda dengan fenol, alkohol tidak dapat
dilarutkan dengan basa manapun untuk merubah alkohol menjadi ion alkoksida (yang
akan melarutkan alkohol yang tak larut dalam air)
Persamaan reaksi yang terjadi dari fenol, resolsinol dan pirogarol yang dilarutkan
dengan air:
Kelarutan air dengan fenol
C6H5OH + H2O
C6H5OH + H2O + CO2
Resolsinol dengan air
C6H5(OH)2 + H2O
C6H5OH + H2O + CO2
Pirogalol dengan air,
C6H5(OH)3 + H2O
C6H5OH + H2O + CO2
Sedangkan kelarutan fenol dengan NaOH,persamaan reaksi yang terjadi adalah:
C6H5OH + NaOH

C6H5ONa + H2O

Reaksi fenol dengan FeCl3 merupakan reaksi khas bagi fenol dan turunannya.
Penambahan FeCl3 ke dalam suatu larutan fenol, menghasilkan larutan berwarna
ungu. Berdasarkan struktur fenol, warna produk yang dihasilkan dapat bervariasi
mulai dari merah sampai ungu, atom H pada gugus OH fenol, disubstitusi oleh
FeCl2 dan karena Fe adalah golongan transisi, berikatan dengan fenol menyebabkan
perubahan warna yang macam-macam yang pada percobaan ini didapat warna ungu,
ungu tua pada resorsinol dan coklat tua pada pirogalol.
Reaksi yang terjadi pada perbedaan antara alkohol dan fenol yang di tes dengan
Na2CO3 dan dengan FeCl3 adalah:

C2H5OH + Na2CO3

tidak terjadi reaksi

C6H5OH + Na2CO3

C6H5ONa + H2CO3

C2H5OH + FeCl3

C2H5Cl3 + FeOH

C6H5OH + FeCl3

FeOC6H5

C6H5(OH)2 + FeCl3

Fe(OC6H5)2

C6H5(OH)3 + FeCl3
Fe(OC6H5)3
Reaksi nitroso Liebermann, asam sulfat bertindak sebagai katalis yang mereduksi
ikatan pada NaNO2 sehingga dapat berikatan dengan cincin aromatik membentuk
senyawa intermediet yang berwarna hijau, setelah ditambahkan air es (sebagai
Laporan Praktikum Kimia Organik II

24

penetral suasana) larutan berubah menjadi merah. Penambahan basa (NaOH) agar
suasana reaksi menjadi basa.
Pada reaksi nitroso, persamaan reaksi yang terjadi adalah:
C6H5OH + H2SO4

C6H5OSO4 + H2O

C6H5OSO4 + H2O + NaNO2

C6H5ONa + HNO2 + H2SO4

H. KESIMPULAN
Fenol memiliki kelarutan yang lambat dalam air, sedangkan turunan fenol seperti
pirogalol dan resorsinol larut cepat dalam air dan alkohol. Semakin banyak gugus
hidroksil pada suatu fenol, maka kelarutannya dalam air akan semakin tinggi.
Dibanding dengan asam karboksilat fenol lebih bersifat asam lemah dan asamnya
lebih kuat dari alkohol.
Bila fenol bereaksi dengan basa seperti natrium hidroksida (NaOH), fenol akan
diubah menjadi anion fenoksida (C6H5O), sehingga fenol akan larut dalam suatu
larutan basa sebagai natrium fenoksida (C6H5ONa).
Alkohol tidak dapat dilarutkan dengan basa manapun
Reaksi fenol dengan FeCl3 merupakan reaksi khas bagi fenol dan turunannya.
Daftar Pustaka
Fessenden dan fessenden.1982.Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1 Dan 2.Erlangga:Jakarta
Cotton dan wilkinson.1973.Kimia Anorganik Dasar.universitas indonesia press:Jakarta
http://hamidunmhydun.blogspot.com/2012/01/laporan-alkohol-dan-fenol.html

Laporan Praktikum Kimia Organik II

25

Percobaan IV
Hari/ tanggal : Senin 25 Juni 2012

SIFAT-SIFAT ANALINA

A. TUJUAN PERCOBAAN: :
a. Mengetahui proses pembentukan garam dan fenol dari senyawa anilina.
b. Menguji kebasaan serta reaksi anilina dengan asam nitrit ( HNO2 ).
B. LANDASAN TEORI
Anilin atau Amino aromatik yang juga dikenal dengan amino benzena/fenil amina,
yaitu zat cair yang tak berwarna, sukar larut dalam air, uapnya bersifat racun dan
bersifat basa lemah, dapat terbakar. Anilina pertama kali diisolasi dari daun nila
melalui destilasi dengan air kapur. Anilin banyak dibuat melalui reduksi nitrobenzen.
Reduksifasacair,nitrobenzendireduksidenganhidrogendalamsuasanaasam(HCl)
sertaadanyaironboring,dengansuhusekitar135170Cdantekananantara50500

Laporan Praktikum Kimia Organik II

26

atm, dimana asam ini akan mengikat oksigen sehingga akan terbentuk air, dengan
bantuankatalisFe2O3reaksinyasebagaiberikut:
4C6H5NO2+11H2===>4C6H5NH2+8H2O(FaithandKeyes,DB,195)
Proses reduksi dalam fasa cair sudah tidak digunakan lagi karena tekanan yang
digunakantinggisehinggakurangeffisiendarisegiekonomisdanteknis.Yieldyang
dihasilkanadalah95%(JohnWileyandSons.Inc,195).
Prosespembuatananilindarireduksinitrobenzendalamfasagas,sebagaipereduksi
adalahgashidrogendanuntukmempercepatreaksidibantudengankatalisatorNikel
Oksid,reaksinyasebagaiberikut:
C6H5NO2+3H2===>C6H5NH2+2H2O
Padaprosesreduksifasagasdengansuhudidalamreaktorsekitar275350Cdan
tekanan1,4atm,reaksiyangterjadiadalahreaksieksotermiskarenamengeluarkan
panas.Yieldyangdihasilkanpadaprosesiniadalah98%dankemurniandarihasil
(anilin) yang tinggi ini (99 %) mengakibatkan anilin dari segi komersial dapat
digunakan(FaithandKeyes,DB,1957).

Dalam industri, anilin digunakan dalam pembuatan bahan dasar zat warna yang mana
hasil dari garam diazoniium dengan amina-amina aromatik atau fenol-fenol, plastik
juga difarmasi sebagai bahan baku obat-obatan golongan sulfat, seperti sulfanilamid
dan sulfamerazin namun meimilliki efek samping yaitu dapat menyebabkan pusing,
muntah-muntah dan gejala isomnia (susah tidur), dan sebagai analin merupakan bahan
bakar roket dan bahan peledak.
Rumus bangun dari anilina adalah sebagai berikut:
NH2

NH2

atau

Laporan Praktikum Kimia Organik II

27

Anilin dapat bereaksi dengan asam sufat pekat membentuk anilin monosulfat yang jika
dipanaskan akan berubah menjadi asam sulfanilit (bahan pembuat zat warna). Anilin
bereaksi dengan asam nitrit dan HCl pada suhu di bawah 5 0C dan menghasilkan garam
diazodium. Proses ini dinamakan diazotisasi yang reaksinya sebagai berikut:
NH2HCl

NH2

HCl

HNO3

Anilina

Cl + 2H2O

Benzena diozonium klorida

Garam ini apabila direaksikan dengan halogen dapat membentuk aril halida atau fenil
halida (sebagai gas air mata).
Tabel sifat fisik dan sifat kimia anilina
Sifat fisika anilina
o Rumus molekul
o Berat molekul
o Titik didih normal
o Suhu kritis
o Tekanan kritis
o Wujud
o Warna
o Spesifik gravitu

Sifat kimia anilina


oHalogenasi senyawa anilin dengan brom dalam

: C6H5NH2
: 93,12 g/gmol
larutan sangat encer menghasilkan endapan 2,
: 184,4 oC
4, 6 tribromo anilina.
: 426 oC
oPemanasan
anilin hipoklorid dengan senyawa
: 54,4 atm
: cair
anilin sedikit berlebih pada tekanan sampai 6
: jernih
atm menghasilkan senyawa diphenylamina
: 1,024 g/cm3
oHidrogenasi katalitik pada fase cair pada suhu
135 170oC dan tekanan 50 500 atm
menghasilkan

80%

cyclohexamina

(C6H11NH2). Sedangkan hidrogenasi anilin


pada fase uap dengan menggunakan katalis
nikel menghasilkan 95% cyclohexamina.
oNitrasi anilin dengan asam nitrat pada sushu
-20oC menghasilkan mononitroanilin, dan
nitrasi anilin dengan nitrogen oksida cair pada
suhu 0oC menghasilkan 2, 4 dinitrophenol.

C. ALAT DAN BAHAN


Laporan Praktikum Kimia Organik II

28

Alat

Bahan

Tabung reaksi
Silinder ukur
Gelas kimia
Pipet tetes
Cawan porselan
Kaki tiga
Kawat kasa
Pembakar spritus
Thermometer
Corong kimia

Anilina
HCl pekat
Larutan FeCl3
Larutan NaNO2 5%
Kertas lakmus
Aquades
Es batu

D. PROSEDUR KERJA
1 Pembentukan Garam
Campurkan 1 atau 2 mL analina dengan sekitar 1 mL HCl pekat. Apakah
2

hasilnya?
Kebasaan
Kocoklah setetes analina dengan 2mL aquades dan ujilah larutan denagn

kertas lakmus. Apakah hasilnya


Ambil 1 atau 2 mL larutan diatas tambahkan beberapa tetes larutan ferri

klorida. Apakah hasilnya?


Diazotisasi
Masukan 2 mL analina ke dalam tabung
tambahkan 2 mL air dan 4 mL HCl pekat
Kocoklah dan Dinginkan sampai 50C didalam air es, kemudian tambahkan

larutan NaOH2 5% kedalamnya.


biarkan campuran dalam air es untuk langkah E dan F
4. Pembentukan Fenol
Ambilah seperempat bagian larutan anilina dingin dari langkah no.3
kemudian panaskan perlahan-lahan.
Amati sifat dan bau hasil dari campuran setelah reaksi berakhir.
Tulislah persamaan seimbang semua reaksi yang terjadi!!!!!
E. DATA PENGAMATAN
Pembentukan garam
Laporan Praktikum Kimia Organik II

29

Nama zat

Hasil pengamatan

2 ml anilina + 1 ml HCl pekat

Analina

berwarna

coklat,

tidak

mengalami perubahan warna, berbau


menyengat, dan terbentuk gas berwarna
putih, panas pada tabung reaksi dan
terdapat Kristal.

Kebasaan
Nama zat

Hasil pengamatan

setetes anilina + 2 ml aquadest diuji Larutan


dengan kertas lakmus.

ternentuk

endapan

dengan

warna coklat tua. Analina tidak larut


dalam air. Lakmus merah tetap merah.

2 ml larutan diatas + beberapa tetes

Terbentuk seperti jeli

larutan feri klorida.

Diazotasi
Nama zat

Hasil Pengamatan

Anilina + air + HCl pekat

Larutan didinginkan dalam air es


sampai suhu 5 C lalu + NaNO2 5%.

Larutan berwarna coklat, Analina


berwarna coklat, tidak mengalami
perubahan warna, berbau menyengat,
dan terbentuk gas berwarna putih,
panas pada tabung reaksi dan terdapat
Kristal.

Pembentukan fenol
Nama zat

larutan

anilina

Pengamatan
dari

langka Setelah dipanaskan, terdapat

Laporan Praktikum Kimia Organik II

30

sebelumnya kemudian
perlahan-lahan.

panaskan gelembung gas, baunya menyengat /bau


fenol

F. ANALISIS DATA
Data pengamatan diatas dapat di analisis sebagai berikut :
o Reaksi yang terjadi saat analina ditambahkan HCl pekat adalah
NH2

N
+

N Cl

HCl
Garam diazonium

o Uji terhadap kertas lakmus


Ketika larutan analina diuji dengan kertas lakmus merah tidak mengalami
perubahan warna.
NH2

lakmus merah

lakmus merah tetap merah

Anilina tidak melarut dalam air karena anilina merupakan senyawa turunan
benzena yang tidak larut dalam pelarut polar. Pada penambahahan larutan feri
klorida, analina yang berwarna coklat, tidak mengalami perubahan warna, berbau
menyengat, dan terbentuk gas berwarna putih, panas pada tabung reaksi dan
terdapat Kristal.
Hal ini dikarenakan dalam strukturnya anilina tidak mengandung fenol atau tidak
mengandung gugus hidroksil (-OH), sehingga larutan tidak menghasilkan reaksi
positif (positif apabila larutan berubah warna menjadi larutan berwarna ungu)
o Diazotasi
Ketika Anilina ditambahkan HCl larutan Analina berwarna coklat, tidak mengalami
perubahan warna, berbau menyengat, dan terbentuk gas berwarna putih, panas pada
tabung reaksi dan terdapat Kristal. Hal ini terjadi karena analin merupakan
senyawa yang bersifat basa yang ketika ditambahkan dengan HCl (asam kuat) akan
breaksi membentuk garam. Garam yang dihasilkan dari proses ini yaitu garam
diazonium yang berwarna coklat, gas yang dihasilkan adalah gas klor. dan Kristal
yang terbentuk merupakan hasil pembekuan setelah ditambahkan dengan NaNO 2
5%.
Laporan Praktikum Kimia Organik II

31

o Pembentukkan fenol
Garam yang

sudah terbentuk dari langkah sebelumnya dipanaskan, Setelah

dipanaskan, terdapat gelembung gas, baunya menyengat /bau fenol. Bau


menyengat tersebut menandakan dalam reaksi tersebut sudah terbentuk fenol dan
gas yang keluar adalah gas N2. Kation benzendiazonium akan segera berubah
menjadi kation fenil dengan melepas molekul air dan gas N 2. Kation fenil bersifat
cukup reaktif sehingga dengan cepat ia akan bereaksi dengan ion OH dari
molekul air dan membentuk fenol. Pemutusan gugus NH 2 pada benzena dan
pengikatan gugus OH pada molekul benzen yang sama disebut dengan reaksi
substitusi nukleofilik SN2.
G. PEMBAHASAN
Anilina (C6H5NH2), yang dikenal biasa fenil amina atau amino benzena.
Senyawa turunan benzena ini mengandung gugus amina. Tujuan percobaan untuk
mengetahui proses pembentukan garam dan fenol dari senyawa anilina. Senyawa
turunan benzena ini tidak dapat melarut dalam pelarut polar (seperti air) tetapi akan
melarut jika dilarutkan dalam pelarut nonpolar (alkohol).
Anilina memberikan hasil negatif ketika di uji dengan FeCl 3 karena dalam strukturnya
anilin tidak mengandung fenol. FeCl3 memberikan hasil positif ketika di uji pada
senyawa yang mengandung fenol.
Ketika anilina yang bersifat basa direaksikan dengan asam klorida pekat (asam
kuat), hasil reaksinya membentuk garam diazonium. Anilin akan membentuk garam
diazonium ketika direaksikan dengan asam kuat yang tidak stabil pada suhu kamar
karena garam diazonium yang terbentuk mudah terurai membentuk senyawa fenol dan
gas nitrogen. Sehingga reaksi dilakukan pada suhu dibawah 5oC. Penambahan natrium
nitrit ke dalam anilina klorida disebut diazotasi. Pada saat diazotasi suhu dijaga
dibawah 10OC dengan pendingin es, karena reaksi tersebut sangat eksotermis. Dalam
reaksi ini ion diazonium bertindak sebagai elektrofil. Struktur resonansi ion
diazonium menunjukkan bahwa kedua nitrogen bermuatan parsial positif. Nitrogen
terminal menyerang posisi orto atau para dari cincin benzene teraktifkan (cincin yang
disubstitusi dengan suatu gugus pelepas electron seperi NH 2 atau (-OH). Garam
diazonium klorida bereaksi dengan 2-naftol pada suasana basa. Pada suasana basa 2naftol akan melepaskan H+ sehingga terbentuk ion fenoksida yang reaktif. Ion
fenoksida dari 2-naftol menyerang garam diazonium melalui reaksi kopling sehingga
terbentuk senyawa orto-fenilazo-2-naftol. Produk kopling mengandung gugus azo
Laporan Praktikum Kimia Organik II

32

(-N=N-) dan biasanya dirujuk sebagai senyawa azo (Fessenden dan Fessenden,
1992).
Reaksinya sebagai berikut:
NH2
HNO3

NH2

NO2
HCl

Cl

NaNO3/ HCl

Senyawa Azo

Pembentukan fenol, anilina dingin yang merupakan hasil pembentukan


diazotisasi tersebut dipanaskan tercium bau yang menyengat. Pemanasan dilakukan
Kation benzendiazonium akan segera berubah menjadi kation fenil dengan melepas
molekul air dan gas N2. Kation fenil bersifat cukup reaktif sehingga dengan cepat ia
akan bereaksi dengan ion OH dari molekul air dan membentuk fenol. Anilin dapat
membentuk kation benzendazonium apabila direaksikan dengan asam nitrit, reaksi ini
disebut dengan reaksi diazotasi. Fenol tidak akan terbentuk jika tidak melewati reaksi
diazotasi, karena benzen telah penuh dengan elektron dan tidak dapat berikatan
dengan gugus -OH.
Reaksi yang terbentuk sebagai berikut:
NO2

NH2
HNO3

NH2
HCl

NaNO2/HCl

N Cl
H2O, H+, O-

OH

Campuran larutan yang mengandung asam kuat akan merubah NaNO 2 yang
ditambahkan menjadi HNO2 (asam nitrit), asam nitrit ini kemudian akan merubah
anilin menjadi kation benzendiazonium. Kation benzendiazonium akan segera
berubah menjadi kation fenil dengan melepas molekul air dan gas N2. Kation fenil
bersifat cukup reaktif sehingga dengan cepat ia akan bereaksi dengan ion OH dari
molekul air dan membentuk fenol. Pemutusan gugus NH2 pada benzen dan
pengikatan gugus

OH pada molekul benzen yang sama disebut dengan reaksi

substitusi nukleofilik SN2.


H. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan ini dapat di ambil kessimpulan bahwa:
Reaksi anilin denga asam kuat membentuk garam, karena anilin adalah suatu
senyawa yang bersifat basa.
Anilin merupakan senyawa turunan benzena yang tidak larut dalam pelarut
polar tetapi larut dalam pelarut nonpolar.
Anilin dapat membentuk garam diazonium ketika breaksi dengan asam kuat.
Proses reaksinya dilakukan dibawa suhu 5C karena Garam diazonium yang
dihasilkan tidak stabil pada suhu kamar.
Laporan Praktikum Kimia Organik II

33

Pemanasan garam diazonium pada suhu tinggi akan terbentuk fenol, karena
garam diazonia tidak stabil pada suhu kamar.

Daftar Isi
Fessenden dan fessenden.1982.Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1 Dan 2.
Erlangga:Jakarta
Keenan and Kleinfelter, Wood, 1980, Kimia Universitas, Erlangga: Jakarta.
Mulyono, Drs. HAM, M.Pd, 2005. Kamus Kimia (trb. VI), Bumi Aksara: Jakarta.

Laporan Praktikum Kimia Organik II

34

Percobaan V
Hari/ tanggal : Senin 25 Juni 2012

SIFAT-SIFAT ASAM SALISILAT


A. TUJUAN PERCOBAAN:
Untuk mengetahui sifat dan reaksi asam salisilat
B. DASAR TEORI
Asam salisilat nama lainnya adalah asam O-hidroksi-benzoat atau asam
1-hidroksi-benzoat. Asam organik dengan rumus struktur C6H4(OH)(COOH).
Asam silat adalah sebuah cincin benzena dengan dua kelompok fungsional
tetangga salah satunya adalah asam karboksilat (COOH) yang lain adalah
hidroksil (OH). Asam salisilat merupakan bubuk kristal putih atau bentuk seperti
kristal jarum dengan rasa manis larut dalam aseton, ester, alkohol, air mendidih,
benzena dan terpentin, sedikit larut dalam air pada suhu 1580C.
Asam salisilat merupakan turunan benzena yang tergolong asam
karboksilat sehingga asam salisilat memiliki gugus karboksil ( COOH). Adanya
gugus ini menyebabkan asam salisilat dapat bereaksi dengan akohol membentuk
ester yang adalah merupakan turunan asam salisilat. Misalnya, reaksi asam
salisilat dengan metanol akan menghasilkan metil salisilat. Minyak gandapura
adalah ester dari asam salisilat (sebagai metil salisilat).
COOCH3
OH

Asam salisilat bersifat racun jika digunakandalam jumlah besar, tetapi dalam
jumlah sedikit asam salisilat digunakan sebagai pengawet makanan, antiseptik
pada pasta gigi, zat pewarna, aspirin, dan untuk pembuat zat celup.
Struktur molekul asam salisilat adalah:

Laporan Praktikum Kimia Organik II

35

Asam salisilat dengan masa molekul relatif 138,12 merupakan senyawa


berbentuk kristal dengan titik leleh 1590C dan titik didih 211oC (20 mmHg).
Senyawa ini pada pemanasan yang cepat dapat terdekomposisi menjadi fenol dan
karbondioksida. Asam salisilat dapat dibuat dengan mensintesis kolbe yaitu Nafenolat kereing dipanaskan 1800C-2000C dalam aliran karbondioksida;
Reaksinya :
COONa
ONa

COOH
ONa

CO2

OH

Senyawa-senyawa ester dapat mengalami hidrolisis dalam suasana asam


maupun basa untuk menghasilkan asam karboksilat dan alkohol. Hidrolisis ester
dalam suasana asam dapat terjadi melalui beberapa macam mekanisme reaksi
tergantung dari struktur esternya, tetapi mekanisme reaksi yang umum
merupakan kebalikan dari reaksi esterifikasi Fischer. Proses reaksi hidrolisis
dengan katalis basa terjadi dalam beberapa tahap yang dimulai dengan
deprotonasi, serangan ion hidroksida, eliminasi metanol dan dan diakhiri dengan
protonasi (March, 1992).
Hidrolisis ester dalam suasana basa sering dikenal sebagai reaksi penyabunan
dan reaksi ini bersifat tidak dapat balik.
RCOOR + NaOH kalor RCOONa + ROH
Hidrolisis ester ini berlangsung melalui substitusi nukleofilik terhadap asil
dimana nukleofil ion hidroksida yang ditambahkan pada gugus karbonil ester
akan menghasilkan intermediet tetrahedral.
Esterifikasi adalah proses pembentukan ester dengan reaktan asam
karboksilat dan alkohol. Reaksi ini berlangsung secara reversibel dan
menghasilkan produk samping berupa air. Biasanya reaksi ditambahkan katalis
berupa asam. Reaksi esterifikasi terjadi sangat lambat. Dengan menggunakan
katalis asam sulfat atau asam klorida, kesetimbangan rekasi bisa dicapai lebih
cepat. Reaksi pembuatan ester:
RCOOH + R-OHRCOOR' + H2O
[ As. Karboksilat ] [ Alkohol & Ester] [air]
Esterifikasi dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu; struktur molekul alkohol, suhu
proses dan konsentrasi katalis maupun reaktan.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat

Bahan

Laporan Praktikum Kimia Organik II

36

Sendok
Tabung reaksi

Kertas saring

Pembakar spiritus

Pipet tetes

Gelas kimia

Lumping dan alu

Asam salisilat
Air
Alkohol
NaOH encer
FeCl3
Fe(NO3)3
Millon reagen
Kapur soda
Metil alcohol
H2SO4 pekat

D. PROSEDUR KERJA
a. Sifat fisika
Amatilah sifat-sifat fisika dari asam salisilat, warna, bau, kelarutan dalam air,
alkohol dan NaOH encer. Dan catatlah hasil pengamatannya.
b. Siapkan suatu larutan asam salisilat dengan cara mengocok 1 senduk kecil
salisilat dalam 15 mL air selama beberapa menit. Saring larutan dan filtrat
dibagi dalam tiga tabung reaksi. Gunakan filtrat tersebut untuk langkah C dan E.
c. Reaksi dengan FeCl3
Pada tabung 1 tambahkan 1-2 tetes larutan FeCl3 atau Fe(NO3)3, apakah
warnanya?
d. Reaksi dengan millon reagen
Pada tabung 2 tambahkan 1- tetes millon reagen, panaskan sedikit campuran itu.
Apakah hasilnya?
e. Formasi ester
Masukan ke dalam tabung 1 senduk kecil asam salisilat. Tambahkan 15

20 tetes metal alkohol dan H2SO4 pekat.


Didihkan berlahan-lahan selama 12 menit
Tuangkan campuran ke dalam 20 mL air di dalam gelas kimia, lalu amati

bau dari campuran encer.


Senyawa apakah yang terbentuk? Catatlah persamaannya. Apakah tujuan
H2SO4 dalam reaksi?
Berilah nama dan rumus dari 3 turunan asam salisilat???

E. DATA PENGAMATAN
Laporan Praktikum Kimia Organik II

37

Sifat fisika
Nama zat

Hasil pengamatan

sifat -sifat asam salisilat

Warna
Bau
Kelarutan
dalam air
Alcohol
NaOH encer

Serbuk berwarna putih


Tidak berbau
Tidak larut

Larut, ada cincin ester, bau wangi


Larut, bau wangi

Kelarutan
Nama zat

Hasil pengamatan

Larutan asam salisilat, (disaring)


dibagi dalam 3 tabung reaksi

Filtrat berwarna bening

Reaksi dengan FeCl3


Nama zat

Hasil pengamatan

Filtat tabung 1 dari langkah Fitrat berwarna bening setelah


2 + FeCl3
ditambahkan
FeCl3
(kuning)
larutannya menjadi warna ungu

Reaksi dengan millon reagen


Nama zat

Hasil pengamatan

Filtrate dari langkah 2 + millon Filtrate (bening) + millon reagen


reagen dan dipanaskan
(bening), menjadi hampir coklat
tapi tidak terang

Formasi ester
Nama zat

Hasil pengamatan

Asam salisilat + ettanol + Asam salisilat larut dalam metanol


H2SO4 pekat
dan l Larutannya putih keruh +
H2SO4 mengeluarkan gas dan panas
pada dinding tabung.
Dipanaskan
menit

selama

12 Saat dipanaskan larutan tidak


berubah warna, tercium bau seperti

Laporan Praktikum Kimia Organik II

38

minyak angin

F. ANALISIS DATA
Sifa-sifat
Asam salisilat berwujud Kristal berwarna putih, tidak berbau, tidak larut dalam air
tetapi larut dalam alkohol. Asam salisilat tidak larut dalam air karena asam
salisisilat tidak larut dalam pelarut polar (tidak mampu membentuk ikatan hidrogen
dengan air), sedangkan dalam alkohol larut karena alkohol merupakan pelarut
nonpolar.

Reaksi dengan FeCl3


Filtrat yang berwarna bening ditetesi dengan FeCl3 (kuning) menghasilkan warna
ungu. Hal ini di karenakan asam salisilat mengandung fenol.

Reaksi dengan millon reagen


Asam salisilat (bening) dengan millon reagen (bening) larutan berwarna bening,
namun setelah dipanaskan larutannya berwarna coklat tidak terang. Hal ini
disebabkan karena Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat
dalam asam nitrat.
Formasi ester.
Ester dihasilkan apabila asam salisilat dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan
katalis asam. Percobaan ini asam sulfat pekat bertindak sebagai katalis. Pada
percobaan menunjukan bahwa asam salisilat larut dalam metanol dan l Larutannya
putih keruh + H2SO4 mengeluarkan gas dan panas pada dinding tabung. Saat
dipanaskan larutan tidak berubah warna, tercium bau seperti minyak angin hal ini
disebabkan karena dalam proses ini telah terbentuk senyawa ester ( bau wangi).
fungsi pemanasan dalam proses ini adalah untuk mempercepat pembentukan ester.
G. PEMBAHASAN
Asam salisilat merupakan bubuk kristal putih atau bentuk seperti kristal jarum
dengan rasa manis larut dalam aseton, ester, alkohol, air mendidih, benzena dan
terpentin, sedikit larut dalam air pada suhu 1580C. Asam salisilat yang adalah turunan
benzena yang tergolong asam karboksilat sehingga asam salisilat memiliki gugus
karboksil (COOH). Adanya gugus ini menyebabkan asam salisilat dapat bereaksi
dengan akohol membentuk ester yang adalah merupakan turunan asam salisilat. Asam
salislilat tidak dapat larut dalam air karena asam salisilat merupakan senyawa turunan
Laporan Praktikum Kimia Organik II

39

benzena yang tidak dapat larut dalam pelarut polar seperti air; dalam hal ini asam
salisilat dalam reaksinya dengan air, tidak mampu membentuk ikatan hidrogen dengan
air.
Dalam strukturnya, asam salisilat mengandung fenol sehingga di uji dengan
FeCl3

dan reagen millon memberikan hasil positif

yaitu larutan asam salisilat

berwarna ungu ketika di uji dengan FeCl3 dan di uji dengan millon reagen perubahan
warnanya hampit coklat. Uji FeCl3

dan reagen millon digunakan untuk

mengidentifikasi adanya fenol dalam reaksi asam salisilat. Perubahan warna yang
hampir coklat ini disebabkan karena Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan
merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan
protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh
pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya
senyawa merkuri dengan gugus hidroksi fenil yang berwarna.
Ester dihasilkan apabila asam salisilat dipanaskan bersama alkohol dengan
bantuan katalis asam. percobaan menunjukan bahwa asam salisilat larut dalam
metanol dan l Larutannya putih keruh + H 2SO4 mengeluarkan gas dan panas pada
dinding tabung. Saat dipanaskan larutan tidak berubah warna, tercium bau seperti
minyak angin hal ini disebabkan karena dalam proses ini telah terbentuk senyawa
ester (bau wangi). fungsi pemanasan dalam proses ini adalah untuk mempercepat
pembentukan ester. Mekanisme pembentukan ester adalah sebagai berikut :
Tahap I :

H2SO4

2H+ + SO4-

Tahap II: Protonasi gugus karbonil


OH

O
C

OH

OH+
C

OH

OH

Tahap 3:
Adisi alkohol dan pemindahan suatu proton ke salah satu gugus hidroksil:

Laporan Praktikum Kimia Organik II

40

OH

OH+
C

OH
OH

C
+

CH3OH

OH

OH

O+

OH
C

OH

OH

OCH3

H3C

OH

O
C

OCH3

H2O

Tahap 4: Eliminasi air dan deprotonisasi:


OH

O
C

OH
OCH3

O
C

OCH3

H2SO4

H2SO4

H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan ini, maka dapat disimpulkan :
Asam salisilat berwujud kristal putih, tidak berbau dan mempunyai sifat larut dalam
pelarut nonpolar seperti alkohol dan tidak larut dalam pelarut polar seperti air. Asam
salisilat memberikan hasil positif ketika di uji dengan FeCl 3 dan reagen millon karena
asam salisilat mengandung fenol, Asam salisilat dapat breaksi dengan alkohol
membentuk ester dengan bantuan katalis asam dan melalui pemanasan karena asam
salisilat mengandung gugus karboksil yang reaktif dengan alkohol, dengan
terprotonasinya gugus karbonil.
Daftar Pustaka
Mulyono, Drs. HAM, M.Pd, 2005. Kamus Kimia (trb. VI), Bumi Aksara: Jakarta.
Fessenden dan fessenden.1982.Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1 Dan 2.
Erlangga:Jakarta
http://hamidunmhydun.blogspot.com/2012/01/laporan-alkohol-dan-fenol.html

Laporan Praktikum Kimia Organik II

41

Percobaan VI
Hari/ tanggal : Selasa, 26 Juni 2012

KARBOHIDRAT (AMILUM)
A. TUJUAN PERCOBAAN:
Membuktikan sifat-sifat dari amilum dan membuktikan apakah
amilum merupakan golongan karohidrat
B. LANDASAN TEORI
Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom karbon,
hidrogen dan oksigen. Pada tumbuhan karbohidrat diperoleh dari reaksi fotosintesis
yaitu dengan mereaksikan karbondioksida (CO2) dengan air (H2O) dalam klorofil.
amilum rumus kimia (C6H10O5)n.
Amilum (pati) adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air.
Amilum merupakan homopolimer dari glukosa yang digabung oleh mata rantai alfa,
sama dengan maltosa. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan
untuk minyimpan kelebihan glukosa yang biasanya disimpan dalam benih, akar dan
umbi. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat yaitu amilosa dan amilokeptin.
Dalam komposisi yang berbeda-beda, amilosa memberikan sifat keras sedangkan
amilopektin menyebabkan sifat lengket.
Amilosa merupakan campuran dari 2 polimer yaitu amilosa dan amilopektrin.
Pati alammengandung 10-20% amilosa dan 80-90% amilopektrin, bila terhidrolisis
Laporan Praktikum Kimia Organik II

42

akan membentuk dekstrin dan dekudian berakhir dengan menghasilkan glukosa. Di


duga bagian luar dari butiran amilum sebagai amilosa dan bagian dalam butirannya
sebagai amilopektrin.
Amilosa dipisahkan dari amilopektin dengan cara menambahkan 1 -pentanol
kedalam larutan amilum dalam air. Tingkat kelarutan amilosa kurang di bandingkan
dengan amilopektin, sehingga amilopektin dapat larut dalam alkohol sedangkan
amilosa tidak larut. Namun sebaliknya dalam air panas amilosa larut, sedangkan
amilopektin tidak.
Amilosa terdiri atas rantai lurus yang panjang dari glukosa, terikat bersama
ikatan 1,4 alfa dan panjang rantainya antara 100 hingga 100000 unit glukosa.
Jika dilarutkan dalam air amilosa, akan membentuk micelle yang dapat menagkap
iodium dan memberikan warna biru yang khas. Warna ini merupakan uji iodine dalam
larutan amilum.
Amilopektin memiliki ikatan rantai 1,4 alfa, tidak seperti amilosa, amilopektin
berupa polimer bercabang dan yang menjadi cabang adalah rantai 1,6 alfa glikosida.
Seperti gambar rumus strukturnya adalah sebagai berikut:

Larutannya dalam air, amilopektin berinteraksi dengan iodium menghasilkan warna


merah keunguan. Amilum akan terhidrolisis membentuk molekul-molekul glukosa
apabila dipanaskan dengan HCl encer dengan enzim amilase.
C6H10O5 + H2O

amilase

C6H12O6
glukosa

Pereaksi Fehling
Perekasi Fehling adalah oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk
mengenal kandungan aldehida pada suatu senyawa.
Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. Fehling A adalah
larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium
natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut,
sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion
Laporan Praktikum Kimia Organik II

43

Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan
CuO.
Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan
diendapkan sebagai Cu2O. Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi Fehling menghasilkan
endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer
misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan.
Fehling A
Fehling A berisi larutan CuSO4, bersifat cair, berwarna biru, titik didih 99,9 C, titik lebur
-0,1oC, larut dalam air, dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit, tidak mudah
terbakar. (Ensiklopedia umum, 1999)
Fehling B
Fehling B berisi larutan NaOH dan KNa-tartrat, tidak berwarna, berbau, titik didih
103oC, titik lebur -10 oC. (Ensiklopedia umum, 1999)
Air ludah
Air ludah mengandung air, lendir, garam, dan juga enzim ptialin. Enzim ini berfungsi
mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula yaitu maltose dan glukosa. Ludah akan
membungkus bagian-bagian dari makanan dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai
mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (lisosim) yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Air liur memiliki pH netral. Air liur
berfungsi untuk membasahi makanan, mencegah mulut dari kekeringan, membunuh
mikroorganisme, dan sebagai penyangga pH. Dalam ludah dan dalam cairan yang
dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terdapat amilum yang terdapat
dalam makanan kita. Oleh enzim emilase diubah menjadi maltase. Cara kerja enzim
amilase yaitu pertama amilum (zat tepung) diubah menjadi maltosa dengan dibantu enzim
amilase.
Percobaan Iod
Amilum termasuk polisakarida. Polisakarida memiliki struktur yang spiral (menutup)
yang pabila polisakarida ini (amilum) ditetesi Iod, maka molekul Iod akan terperangkap
di dalamnya sehingga larutan yang terbentuk berwarna biru.
Laporan Praktikum Kimia Organik II

44

Ketika dipanaskan, amilun kan terhidrolisis menjadi monosakarida sehingga Iod bisa
terlepas. Selanjutnya ditambahkan NaOH maka I- akan bereaksi dengan Na+ membentuk
NaI, akibatnya larutan akan menjadi bening.
Hal ini tidak berlaku untuk jenis-jenis sakarida yang lain seperti monosakarida,
disakarida, dan oligosakarida karena struktur mereka masih sederhana.
Apabila dipanaskan maka ikatan antara Na dan I kembali renggang sehingga apabila
didiamkan bisa balik lagi (Na+ dan I-) dan terbentuk warna biru kembali.
C. ALAT DAN BAHAN

ALAT
Gelas kimia
Pipet
Tabung reaksi
Silinder ukur
Pembakar spritus
Kaca arloji
Kaki tiga
Kawat kasa

BAHAN
Amilum
Aquades
Air
Alkohol
HCl
NaOH
Air ludah
H2SO4
Feling A
Feling B
Iodin

D. PROSEDUR KERJA
1) Sifat sifat
Amati sifat-sifat dari tepung kanji dan tentukan kelarutannya dalam air dan alkohol
2) Persiapan larutan amilum
1. Tambahkan ke dalam tabung reaksi besar 1 gram tepung kanji dan tambahkan 20
ml air. Kocoklah. Sistem disperse apakah ini?
2. Tuangkan campuran ini ke dalam gelas kimia 250 ml yang di isi dengan 100 ml
air mendidih. Aduklah. Sistem disperse apakah ini?
3. Biarkan campuran mendingin. Gunakan cairan jernih untuk tes berikut
3) Uji yodium
1. Pada 1 ml larutan amilum tambahkan larutan yodium tetes demi tetes sampai
memperoleh warna. Apakah hasilnya?
2. Panaskan campuran. Apakah hasilnya?
3. Dinginkan kembali. Uraikan hasilnya
4) Uji dengan larutan fehling
1. Pada 1 ml larutan amilum tambahkan 5-8 tetes larutan fehling A + B
2. Panaskan tabung di dalam penangas air. Apakah larutan amilum direduksi
larutan fehling?
5) Hidrolisa amilum
Laporan Praktikum Kimia Organik II

45

1. Tempatkan 50 ml dari larutan amilum ke dalam sebuah labu erlenmeyer


2. Tambahkan 2-3 tetes HCl pekat dan panaskan perlahan-lahan sampai mendidih
3. Setiap 2-3 menit teteskan 1-2 tetes diatas kaca arloji dan uji dengan larutan
yodium. Warna apakah yang di hasilkan?
4. Bila larutan amilum tidak memberikan lagi warna dengan larutan yodium,
hentikan pemanasan
5. Tambahkan 1 ml larutan NaOH encer dan uji dengan fehling seperti langkah D.
Berilah zat- zat dalam langkah- langkah hidrolisa. Tuliskan persamaan
6) Reaksi ludah pada larutan amilum
1. Campurkan kedalam tabung reaksi 1 ml amilum dan 1 ml ludah
2. Panaskan campuran dalam penangan air sampai 40 0C
3. Keluarkan tabung dan biarkan campuran mendingin selama 15 20 menit
4. Tambahkan 2 ml reagen fehling ke dalam tabung reaksi
5. Pnaskan dalam penangas air
6. Bandingkan hasil ini dengan hasil dari langkah E
E. DATA PENGAMATAN
1. Sifat- sifat
Nama Zat
Sifat-sifat fisika tepung

Hasil pengamatan
kanji.

Kelarutan dalam air dan alkohol

Bubuk berwarna putih, tidak


berbau
Sedikit larut (tersuspensi)

Kanji + air

Melarut

Kanji + alcohol

2. Persiapan larutan amilum


Nama zat
1 gram tepung kanji + 20 ml air .
Sistem dipersi apakah ini ?

Hasil pengamatan
Sedikit larut
Suspensi (system disperse kasar)

Tuangkan campuran ke
dalam100 ml air mendidih.
System dispersi apakah ini ?
Koloid
3. Uji yodium

Laporan Praktikum Kimia Organik II

46

Nama zat

Hasil pengamatan

1 ml larutan amilum + larutan


yodium tetes demi tetes .
Apakah hasilnya ?
Campuran dipanaskan. Apakah
yang terjadi ?

Menghasilkan larutan berwarna


biru tua
Larutan mejadi bening

Dinginkan kembali.
Menghasilkan larutan berwarna
biru kehijauan
4. Uji dengan larutan fehling
Nama zat

Hasil pengamatan

1 ml larutan amilum + 5 8

Menghasilkan larutan berwarna biru

tetes fehling (A + B )

muda

Dipanaskan dalam penangas air

Larutan tetap biru

5. Hidrolisis amilum
Nama zat

Hasil pengamatan

50 ml amilum + 2-3 tetes HCl

Larutan menjadi putih susu dan setelah

pekat, dipanaskan sampai

dipanaskan menjadi bening

mendidih
Setiap 2-3 menit teteskan 1-2
tetes di atas kaca arloji dan uji
dengan larutan yodium
2 menit ke-1 :
2 menit ke-2 :

Larutan menjadi biru

2 menit ke-3 :

Tetap biru

Laporan Praktikum Kimia Organik II

47

2 menit ke-4 :

Menjadi Ungu

2 menit ke-5 :

Tetap Ungu

2 menit ke-6 :

Menjadi Merah

2menit ke-7 :

Tetap merah

2 menit ke-8 :

Menjadi merah kekuningan

2 menit ke-9 :

Menjadi Kuning (warna yodium)

Ketika larutan amilum tidak

Tetap Kuning (warna yodium)

memberi warna lagi dengan


yodium. Pemanasan dihentikan
Tambahkan 1 ml larutan NaOH
encer dan uji dengan fehling

Ditetesi dengan larutan fehling


berubah menjadi hijau dan setelah
dipanaskan terbentuk endapan merah
bata

6. Reaksi ludah pada amilum


Nama sat
1 ml ludah + 1 ml amilum
Dipanaskan sampai 40C
Setelah dingin + reagen fehling

Hasil pengamatan
Setelah di panaskan larutan menjadi putih
keruh
Ditambahkan fehling menjadi hijau

Dipanaskan dalam penangas air


F. ANALISIS DATA
Dilihat dari sifat fisika
Tepung kanji berbentuk bubuk putih, sedikit larut dalam air dan larut semua dalam
alkohol
Untuk persiapan larutan amilum
Amilum tidak larut dalam air terjadi sistem suspensi dan setelah dipanaskan
terbentuk larutan koloid
Untuk uji yodium
Laporan Praktikum Kimia Organik II

48

Yodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida. Amilum memberikan


warna biru pada iodium, dan ketika larutan dipanaskan warnanya menjadi bening.
Setelah didinginkan kembali warna larutan tersebut kembali menjadi biru kehijauan.
Hal ini membuktikan bahwa hanya larutan amilum yang memberikan reaksi positif
ketika di uji dengan yodium, hal ini menunjukan bahwa larutan amilum mengandung
pati dan termasuk polisakarida. Sementara kelompok monosakarida dan disakarida
memberikan hasil negatif terhadap yodium.
Uji Fehling
Ketika larutan amilum di uji dengan fehling, larutannya berwarna biru muda, setelah
dipanaskan dalam penangas air larutannya tetap berwarna biru. Hal ini disebabkan
karena amilum merupakan polisakarida yang tidak dapat memberikan hasil positif
dengan Fehling. Amilum bukan gula pereduksi karena tidak mempunyai gugus
aldehid dan keton bebas, sehingga tidak terjadi oksidasi antara amilum dengan larutan
Fehling, maka tidak terbentuk endapan dan larutan tetap berwarna hijau setelah
dipanaskan.
Hidrolisis amilum
Larutan amilum ditambahkan dengan HCl pekat menghasilkan warna putih susu
kemudian dipanaskan menjadi bening. Fungsi pemanasan adalah untuk memutuskan
ikatan glikosida pada amilum sehingga ikatan glikosidanya putus menjadi komponen
gula sederhana (monosakarida), hidrolisis terjadi hanya pada pemanasan dalam
suasana asam.
2 menit pertama dan kedua : larutan amilum yang ditetesi dengan larutan
yodium, larutannya berwarna biru, yang menandakan bahwa di dalam larutan
tersebut masih terdapat amilum. Larutan berwarna biru yang dihasilkan
menandakan bahwa pati mempunyai struktur tiga dimensi berupa spiral, dalam
struktur tersebut pati dapat mengikat molekul Iodium secara fisik dengan cara
menempatkan Iodium tersebut ke dalam spiral sehingga kompleks tersebut

berwarna biru.
2 menit ke tiga dan keempat: larutan yang ditetesi dengan larutan yodium
larutannya berubah menjadi ungu, karena di dalam larutan tersebut tidak lagi

mengandung amilum tetapi amilodekstrin.


2 menit ke lima : larutan yang ditetesi dengan larutan yodium larutannya berubah
menjadi merah. Karena, larutan yang telah membentuk aminodekstrin sebagian
ikatan glikosidanya sudah putus membentuk eritrodektrin.

Laporan Praktikum Kimia Organik II

49

2 menit ke enam : larutan yang telah membentuk eritrodektrin ditetesi dengan


yodium, larutannya berwarna merah kekuningan, karena ikatan glikosida pada
eritrodektrin terhrolisis kembali oleh panas sehingga sebagiannya putus menjadi

akrodekrin yang berwarna merah kekuningan.


2 menit ke tujuh (pada menit ke 20): larutan yang ditetesi larutan yodium,
larutannya berwarna kuning, ketika membenetuk warna kuning maka pemanasan
dihentikan karena amilum tidak lagi memberikan perubahan warna sebab warna
kuning merupakan warna larutan yodium. Dengan terbentuknya warna kuning
dengan demikian dalam larutan tidak lagi terdapat amilum. warna kuning hasil
negatif sebab amilum sudah terhidrolisis sempurna menjadi molekul sederhana
yaitu maltose membentuk eritrodektrin yang pada akhirnya menjadi glukosa
yang merupakan senyawa monosakarida.
Larutan yang tidak memberikan perubahan warna ketika ditetesi dengan yodium
ditambahkan dengan NaOH encer, larutannya diuji dengan fehling memberikan
warna kehijauan yang setelah dipanaskan menghasilkan larutan merah bata. Hal
ini disebabkan pereaksi fehling terdiri dari dua bagian, yaitu fehling A dan fehling
B. Fehling A adalah larutan CuSO 4 sedangkan fehling B merupakan campuran
larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereaksi Fehling dibuat dengan
mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang
berwarna biru tua. Dalam pereaksi fehling dimana ion Cu 2+ terdapat sebagai ion
kompleks. Pereaksi fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO sehingga ketika
ditambahkan ke dalam larutan glukosa dimana strukturnya mengandung gugus
aldehida sehingga gugus aldehida terbebut mereduksi ion Cu2+ terdapat sebagai
ion kompleks dalam fehling sehingga ketika dipanaskan akan terbentuk endapan
merah bata. Pemanasan dimaksudkan untuk mempercepat terjadinya reaksi antara
glukosa dengan fehling. Endapan merah bata yang terbentuk adalah Cu 2O.
Reaksinya adalah sebagai berikut :

Aldehid

merah bata

G. PEMBAHASAN
Amilum (pati) adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air.
Amilum merupakan homopolimer dari glukosa yang digabung oleh mata rantai alfa,
Laporan Praktikum Kimia Organik II

50

sama dengan maltosa. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat yaitu amilosa dan
amilokeptin. Dalam komposisi yang berbeda-beda, amilosa memberikan sifat keras
sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket.
Amilum tidak larut dalam air sehingga disebut sebagai amilo paktin. Oleh karena
berat molekul dari amilo paktin lebih besar dari amilosa (yang larut dalam air)
dimana berat molekul dari amilo paktin adalah 70.000-106, akibatnya amilum/pati
tidak larut dalam air. Tetapi amilum larut dalam alkohol
Tepung kanji tidak larut dalam air, hanya terlihat keruh dan masih bisa dibedakan
pelarut dan zat yang terlarut peristiwa ini disebut sistem suspensi. Pemanasan
terhadap larutan ini terlihat membentuk kentalan dan terbentuk larutan koloid.
Peristiwa ini terjadi karena partikel-partikel amilum tidak bebas bergerak dan
diikat oleh molekul air sehingga larutannya menjadi kental dimana

partikel

amilum sudah menyatu dengan air.


Amilum termasuk polisakarida. Polisakarida memiliki struktur yang spiral
(menutup) yang apabila ditetesi yodium, maka molekul Iod akan terperangkap di
dalamnya. Akibatnya larutan ini akan berwarna biru. Sehingga amilum disebut
mengalami reaksi positif. Ketika dipanaskan, amilun akan terhidrolisis menjadi
monosakarida sehingga Iod bisa terlepas. Uji

yodium

dimaksudkan untuk

memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan. Warna biru yang
dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan
iodin. Tetapi amilum yang telah ditetesi iodin kemudian dipanaskan, warna yang
dihasilkan sebagai hasil dari reaksi yang positif akan menghilang dan terlihat
bening setelah didinginkan warna biru akan muncul kembali. Di dalam amilum
sendiri terdiri dari dua macam amilum yaitu amilosa yang tidak larut dalam air
dingin dan amilopektin yang larut dalam air dingin (Wahyudi,dkk., 2003:116).
Ketika amilum dilarutkan dalam air, amilosa akan membentuk micelles yaitu
molekul-molekul yang bergerombol dan tidak kasat mata karena hanya pada
tingkat molekuler.
Micelles ini dapat mengikat I2 yang terkandung dalam reagen iodium dan
memberikan warna biru khas pada larutan yang diuji. Pada saat pemanasan,
molekul-molekul akan saling menjauh sehingga micellespun tidak lagi terbentuk
sehingga tidak bisa lagi mengikat I2. Akibatnya warna biru khas yang ditimbulkan
menjadi menghilang. Micelles akan terbentuk kembali pada saat didinginkan dan
warna biru khas pun kembali muncul (Fessenden, 1997:609). Warna biru khas
Laporan Praktikum Kimia Organik II

51

yang ditimbulkan sebagai hasil dari reaksi positif, juga akan hilang jika larutan
yang telah positif dalam pengujian iod ditambah dengan NaOH. Ion Na + yang
bersifat alkalis akan mengikat iodium sehingga warna biru khas akan memudar
dan hilang.
Uji yodium, larutan amilum ditetesi dengan yodium menghasilkan warna biru tua
saat dipanaskan warnanya menjadi bening dan setelah dibiarkan dingin kembali
berwarna biru, hal ini membuktikan bahwa amlilum merupakan jenis/golongan
karbohidrat dari polisakarida komplek amilosa. Selain dari pada itu amilum/pati
bukan merupakan gula pereduksi sebab tidak menghasilkan endapan merah bata
jika ditetesi fehling ataupun yodium.
Amilum yang diuji dengan pereaksi Fehling (A+B) menghasilkan

larutan

berwarna biru muda, setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan warna (tetap biru)
karena amilum merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan
Fehling. Amilum bukan gula pereduksi yang tidak mempunyai gugus aldehid dan
keton bebas, sehingga tidak terjadi oksidasi antara amilum dengan larutan Fehling
maka tidak terbentuk endapan dan larutan tetap berwarna biru setelah dipanaskan.
amilum yang merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan
fehling.
Hidrolisa amilum, larutan amilum ditetesi dangan HCl pekat larutannya menjadi
putih keruh, ketika dipanaskan larutannya menjadi bening dan larutanya tidak
mengental, karena HCl merupakan asam kuat. Pada saat proses pemanasan larutan
HCl menguap dan larutan tersebut kemudian diambil dan teteskan pada kaca arloji
kemudian diuji dengan larutan yodium dan terjadi perubahan warna menjadi biru,
dikarenakan bentuk molekul amilum yang awalnya berbentuk spiral; pengaruh
panas maka bentuk spiral menjadi renggang mengakibatkan molekul I 2 mengikat
molekul amilum sehinga terjadi perubahan warna menjadi biru, dan proses
perubahan warna dari biru menajdi bening walaupun ditetesi dengan yodium,
dikarenakan suhunya menurun sehingga molekul amilum kembali terbentuk
spiral. Penambahan NaOH tidak terjadi perubahan warna (tetap bening) dimana
NaOH bersifat basa kuat ketika bercampur dengan HCl maka akan terbentuk
larutan garam.
Amilum dapat breaksi dengan ludah karena dalam air ludah terkandung enzim
amylase yang akan memberikan perubahan warna yang menjadi kehijauan setelah
dipanaskan, sebagai pertanda amilum mengalami hidrolisis menjadi maltose oleh
enzim amylase. Maltosa yang mempunyai sifat mereduksi karena masih
Laporan Praktikum Kimia Organik II

52

mempunyai gugus OH glikosidik sehingga memberikan hasil positif ketika di


reaksikan dengan fehling.

H. KESIMPULAN
Hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:

Amilum terdiri dari 2 bagian yaitu amilosa yang larut dalam air dan amilopektin

yang tidak larut dalam air.


Amilum terbentuk dari dua macam karbohidrat yaitu amilosa dan amiloppektin yang
ketika di uji dengan larutan yodium memberikan warna biru, ketika dipanaskan
birunya menghilang kemudian setelah didinginkan warna birunya muncul kembali
karena perubahan suhu (suhu dinaikan maka bentuk spiral merenggang dan jika suhu
diturunkan maka bentuk spiral akan terbentuk kemabali), artinya warna biru saat

molekul berbentuk spiral dan warna bening karena terjadi kerenggangan pada spiral.
Amilum merupakan polisakarida yang tidak mempunyai gugus aldehid dan keton

bebas, sehingga tidak dapat bereaksi positif dengan Fehling.


Amilum dapat dihidrolisis yaitu dengan cara pemanasan. Hidrolisis amilum adalah
pengujian untuk mengetahui bahwa amilum dapat terurai menjadi glukosa

(monosakarida penyusunnya).
Amilum dapat breaksi dengan ludah karena dalam air ludah terkandung enzim
amylase yang menghidrolisis amilum menjadi maltase.

Laporan Praktikum Kimia Organik II

53

DAFTAR PUSTTAKA
Mulyono, Drs. HAM, M.Pd, 2005. Kamus Kimia (trb. VI), Bumi Aksara: Jakarta.
Kopong, Aloysius. 1989. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Kupang: UNWIRA
Fessenden, Ralph J. dan Joan S. Fessenden. 1994. Kimia Organik, terj. Edisi Ketiga.
Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Www.Karbohidrat. Google.com

Laporan Praktikum Kimia Organik II

54

Percobaan VII
Hari/ tanggal : Selasa 26 Juni 2012

GULA

A. TUJUAN PERCOBAAN:
Untuk mengetahui sifat-sifat gula
B. DASAR TEORI
Gula adalah kelompok senyawa karbohidrat dengan beberapa tipe. Karbohidrat adalah
senyawa organik yang banyak ditemukan di alam dengan unsur penyusun utamanya
adalah karbon, oksigen, dan hidrogen. Rumus umunya C nH2mOm, yang disebut sakarida.
Sumber utamanya adalah tumbuhan. Tipe paling sederhana dari senyawa ini adalah
monosakarida yang meliputi triosa, tetrosa, pentosa dan heksosa. Oligosakarida meliput
yang lebih kompleks yakni disakarida yang meliputi maltosa, laktosa, termasuk sukrosa;
dan trisakarida (gula dengan tiap molekulnya tersusun dari 3 satuan monoksida) dan
tetrasakarida. Sementara yang tergolong polisakarida yakni amilum, glikogen dan
selulosa. Baik monosakarida maupun kelompok oligosakarida umumnya terasa manis
dan dapat larut dala air.
Secara umum karbohidrat tersusun atas C, O, dan H, tapi tidak selalu, hidrogen dan
oksigen dalam karbohidrat, perbandingannya dua atom hidrogen dan satu atom oksigen
yaitu sebagai molekul air (H2O), sehingga muncul kata carbohydrate sebagai turunan
dari carbon hidrate. Beberapa karbohidrat, seperti ramnosa, C6H12O5, tidak mengandung
hidrogen dan oksigen sebagai H2O.
Secara potensial karbohidrat dapat dikonversi menjadi hidroksi aldehid atau keton.
Semua gula sederhana memiliki gugus gula bebas. Gugus gula bebas ini punya arti
Laporan Praktikum Kimia Organik II

55

penting dalam mengidentifikasi setiap jenis karbohidrat. Karena satu golongan


karbohidrat tidak bisa dipecah manjadi sesuatu yang lebih sederhana, maka logislah
kalau disebut dengan karbohidrat sederhana, atau gula sederhana, atau monosakarida,
atau monosakarosa. Tapi, banyak karbohidrat yang tersusun dari dua sampai ribuan
molekul gula sederhana, yang kemudian disebut sebagai karbohidrat gabungan,
compound carbohydrates. Semua karbohidrat gabungan ini bisa dihidrolisis menjadi
lebih monosakarida penyusunnya dengan pemanasan dan penambahan asam atau dengan
enzim tertentu. Reaksi inilah yang dipakai sebagai dasar dari beberapa percobaan pada
percobaan karbohidrat ini.
Glukosa
Glukosa merupakan kelompok karbohidrat heksosa dari monosakarida dengan rumus
molekul C6H12O6, padatan kristal berwarnah putih, manis (75% dari kemanisan
sukrosa, tapi nilai kalornya sama). Glukosa dialam banyak ditemukan dalam buah
anggur; maka juga disebut sebagi gula anggur, juga disebut dekstrosakarena
srukturnya sebagian besar berada dalam bentuk D- yakni D-glukosa. Glukosa
merupakan monomer yang ditemukan di alam sebagai dimer sampai polimer. Glukosa
yang dikonsumsi tubuh umumnya diubah menjadi glukosa dan mengalami sirkulasi
dalam tubuh (dalam darah mengandung + 0,08%, dalam urine 0,2 %)

Glukosa dapat diperoleh dari hidrolisis sukrosa (gula tebu) atau pati (amilum). Selain
pada buah anggur

glukosa terdapat dalam madu lebah. Dalam tumbuhan glukosa

dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan
klorofil dalam daun serta mempunyai sifat:
Memutar bidang polarisasi cahaya ke kanan (+ 52.70)

Laporan Praktikum Kimia Organik II

56

Dapat mereduksi larutan fehling dan membuat larutan merah bata


Dapat mengalami mutarotasi. Dapat difermentasi menghasilkan alkohol (etanol)
dengan reaksi sebagai berikut:
C6H12O6 --> 2C2H5OH + 2CO2
Fruktosa
Fruktosa adalah senyawa karbohidrat dari monosakarida yang mengandung gugus
keton >C=O disebut hetoheksosa. Rumus molekulnya sama dengan kelompok
monosakarida lain yakni C6H12O6.

CH2OH

OH
H

CH2OH

Frukto

Fruktosa yang adalah ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya


terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa atau gula buah. Fruktosa
mempunyai rasa lebih manis dari pada gula tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat
dibedakan dari glukosa dengan pereaksi seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3
dhidroksi-benzena) dalam asam klorida. Disebut juga sebagai gula buah, diperoleh
dari hidrolisis sukrosa; dan mempunyai sifat:
Memutar bidang polarisasi cahaya ke kiri (-92.4oC)
Dapat mereuksi larutan fehling dan membentuk endapan merah bat
Dapat difermentasi
Sukrosa
Sukrosa atau gula pasir merupakan kelompok senyawa disakarida yang dibentuk
dari monomer-monomernya yang berupa unit glukosa dan fruktosa, dengan rumus
Laporan Praktikum Kimia Organik II

57

molekul C12H22O11 Senyawa ini dikenal sebagai sumber nutrisi serta dibentuk oleh
tumbuhan, seperti tebu atau gula bit. Penambahan sukrosa dalam media berfungsi
sebagai sumber karbon. Unit glukosa dan fruktosa diikat oleh jembatan asetal oksigen
dengan orientasi alpha. Glukosa larut dalam air dan terhidrolisis membentuk glukosa dan
fruktosa. Campuran sama banyak glukosa dan fruktosa dari hasil hidrolisis ini disebut
gula invert atau gula invertosa karena campuran kedua molekul tersebut bersifat
levorotasi (putar-kiri) sedangkan sukrosa bersifat deksrorotasi (putar-kanan) terhadap
bidang polarisasi cahaya. Struktur ini mudah dikenali karena mengandung enam cincin
glukosa dan lima cincin fruktosa. Proses fermentasi sukrosa melibatkan mikroorganisme
yang dapat memperoleh energi dari substrat sukrosa dengan melepaskan karbondioksida
dan produk samping berupa senyawaan alkohol. Sukrosa bereaksi negatif terhadap
pereaksi fehling, benedict, dan tollens.

Laktosa
Laktosa adalah bentuk disakarida dari karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi
bentuk lebih sederhana yaitu galaktosa dan glukosa. Mempunyai rumus molekul
C12H22O11 yang juga disebut gula susu karena laktosa ada di dalam kandungan susu,
dan merupakan 2-8 persen bobot susu keseluruhan. Padatan kristal tak berwarna ini
berasa manis (1/6 kali kemanisan sukrosa) dan muda larut dalam air.

Laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa.
Laktosa adalah disakarida pereduksi. Selama proses pencernaan, laktosa mengalami
proses hidrolisis enzimatik oleh laktase dari sel-sel mukosa usus.
Sifat-sifat kimia lakotsa:
Laporan Praktikum Kimia Organik II

58

Isomer laktosa adalah glukosa dan maltosa.

Mengurai pada 203oC.

Hidrolisis laktosa menghasilkan molekul glukosa dan galaktosa

Hanya terdapat pada binatang mamalia dan manusia

Dapat diperoleh dari hasil samping pembuatan keju

Bereaksi positif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens

Maltosa
Senyawa karbohidrat tergolong gula disakarida dengan rumus molekul
C12H22O11. Maltosa terdiri dari dua residu D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan
glikosida. Sebuah molekul glukosa dihubungkan melalui atom karbonnya yang
pertama dengan gugus hidroksil atom karbon keempat pada molekul glukosa yang
lainnya. Kedua residu glukosa tersebut berada dalam bentuk piranosa. Maltosa
memilliki gugus karbonil yang berpotensi bebas yang dapat dioksidasi, sehingga
maltosa mempunyai sifat gula pereduksi. Di dalam tubuh, maltosa didapat dari hasil
pemecahan amilum yang lebih mudah dicerna. Maltosa banyak terdapat kecambah,
susu dan pada serealia, misalnya beras dan dihasilkan dari proses peragian.
(Almatsier, S. 2005).

Beberapa sifat maltosa:

Hidrolisis maltosa menghasilkan 2 molekul glukosa

Digunakan dalam makanan bayi dan susu bubuk beragi (malted milk), sebagai
nutrisi dalam makanan.
Laporan Praktikum Kimia Organik II

59

Bentuk monohidratnya C12H22O11. H2O

Bereaksi positif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens

Uji karbohidrat
Uji kualitatif
Pengujian ini dapat dilakukan dengan dua (2) macam cara, yaitu; pertama
menggunakan reaksi pembentukan warna dan yang kedua menggunakan prinsip
kromatografi

(TLC/Thin

HPLC/High

Performance

Layer
Liquid

Cromatograpgy, GC/Gas
Cromatography).

Cromatography,

Dikarenakan

efisiensi

pengujian, pada umumnya untuk menguji secara kualitatif hanya digunakan


prinsip pembentukan warna sebagai dasar penentuan kandungan karbohidrat
dalam suatu bahan. Sedikitnya ada tujuh macam reaksi pembentukan warna,
yakni:
1) Reaksi Molisch
Menghidrolisis

macam-macam

karbohidrat

dan

H2SO4

pekat

menjadi

Monosakarida. Sehingga menghasilkan Furfural dan hidroksimetilfurfural, dan


reaksinya menghasilkan senyawa kompleks berwarna ungu membentuk cincin.
2) Uji yodium
Polisakarida dengan penambahan iodium akan membentuk kompleks adsorpsi
berwarna yang spesifik. Amilum atau pati dengan yodium menghasilkan warna
biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, sedangkan glikogen dan
sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan yodium membentuk warna
merah coklat
3) Uji benedit
Gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion
Cu dalam suasana alkalis menjadi Cu yang mengendap sebagai Cu 2O
berwarna merah bata.
4) Uji barfoed
Laporan Praktikum Kimia Organik II

60

Ion Cu (dari pereaksi barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat
oleh gula pereduksi monosokarida dari pada disakarida dan menghasilkan
endapan Cu2O berwarna merah bata.
5) Uji seliwanoff
Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksifurfural dan dengan
penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa
kompleks berwarna merah orange.

6) Uji osazon
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan
membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin
berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang
spesifik. Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali
bila didinginkan. Namun, sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus
aldehida atau yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas. Sebaliknya,
osazon monosakrida tidak larut dalam air mendidih.
7) Asam musat
Oksidasi terhadap kerbohidrat dengan asam nitrat pekat akan menghasilkan
asam yang dapat larut. Namun, laktosa dan galaktosa menghasilkan asam musat
yang dapat larut.
Hidrolisis karbohidrat
o Hidrolisis pati
Dua fraksi pemisahan pati dengan air panas, yaitu : amilosa pati terlarut yang
menghasilkan warna biru jika diberi yodium, dan amilopektin merupakan
fraksi yang tidak larut tapi menghasilkan warna ungu sampai merah jika
dicampur dengan larutan yodium. Pati akan terhidrolisis menjadi senyawa
yang lebih sederhana atau mendekati monosakarida, dengan melihat
Laporan Praktikum Kimia Organik II

61

perubahan warna dari biru sanpai tidak berwarna, hasil akhir dapat diujikan
dengan pembuktian penetralan dengan uji benedict.
o Hidrolisis sukrosa
Sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan terhidrolisis, lalu menghasilkan
glukosa dan fruktosa. Hal ini menyebabkan uji benedict dan seliwanoff yang
sebelum hidrolisis memberikan hasil negatif menjadi positif. Uji barfoed
menjadi positif pula dan menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa menghasilkan
monosakarida.

o Pereaksi Tollens
Disebut juga perak amoniakal yang merupakan campuran AgNO3 dan amonia
yang berlebihan. Jika bereaksi dengan monosakarida yang mengandung gugus
aldehid akan menghasilkan cermin perak. (Fessenden, 1986)
o Fehling A
Fehling A berisi larutan CuSO4, bersifat cair, berwarna biru, t.d 99,9 C, t.l -0,1
o

C, larut dalam air, dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit, tidak

mudah terbakar. (Ensiklopedia umum, 1999)


o Fehling B
Fehling B berisi larutan NaOH dan KNa tartrat, tidak berwarna, berbau, t.d
103 oC, t.l -10 oC. (Ensiklopedia umum, 1999)
o NaOH
Padatan putih, senyawa basa kuat, t.l 318 C, t.d 1390 C, mudah menyerap air
dan CO2 di udara. (Basri, 1996)

C. ALAT DAN BAHAN

ALAT
Tabung reaksi dan rak

tabung reaksi
Pipet tetes

BAHAN
HCl ( 3 M )
HNO3
NaOH (6 M)

Laporan Praktikum Kimia Organik II

62

Spatula/batang pengaduk
Kaca arloji
Corong
Gelas kimia
Kaki tiga dan lampu

spiritus
Cawan penguap

Glukosa
Fruktosa
Laktosa
Sukrosa
Pereaksi fehling A dan B

D. PROSEDUR KERA
a. Sifat-sifat
Ambil 5 tabung reaksi pada tabung di isi 3 sendok kecil
Tabung I
: Laktosa (C12H22O11)
Tabung IV : Maltosa (C12H22O11)
Tabung II
: Glukosa (C6H12O6)
Tabung V : Sukrosa (C12H22O11)
Tabung III
: Fruktosa (C6H12O6)
Amati sifat fisika dari gula, warna, bau, rasa, bentuk kristal!!!!
Kelarutan dalam air (tiap tabung reaksi diatas tambahkan 5 ml air dan kocok)
b. Uji terhadap fehling
Ukur 1 ml dari setiap larutan dan uji dengan larutan fehling
Jika hasil negatif, ukur 1 ml larutan dan tambahkan 1 ml 0,1 N HCl dan

panaskan selama 10 menit.


Hasil dari No. 2 kemudian diuji dengan fehling. Golongkan 5 gula menurut

hasil hidrolisa.
c. Reaksi dengan HNO3 pekat
Ukur 1 ml masing-maasing larutan glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa dan

maltosa ke dalam tabung reaksi.


Tambahkan 3-5 tetes HNO3 pekat dan panaskanlah sampai kering . senyawa

apakah yang terbentuk. Tulislah persamaan reaksinya.


d. Tes dengan larutan yodium (lugol)
Ukur 1 ml dari setiap larutan glukosa, fruktosa, laktosa, sukrosa dan maltosa
ke dalam tabung
Tambahkan 2-3 tetes larutan yodium. Amati hasilnya
e. Tes kuantitatif untuk glukosa
Siapkan 5 tabung reaksi sedang dan berilah nomor
Tambahkan 5 tetes fehling A dan 5 tetes fehling B ke dalam setiap tabung.
Ke dalam tabung:
Tabung I
: 1 tetes 0,1% glukosa
Tabung II
: 2 tetes 0,1% glukosa
Tabung III : 3 tetes 0,1% glukosa
Tabung IV : 4 tetes 0,1% glukosa
Tabung V : 5 tetes 0,1% glukosa
Laporan Praktikum Kimia Organik II

63

Kocok dan panaskan dalam penangas air. Catatlah hasil pengamatan!!!!


Tes kuantitatif ini adalah prinsip tes kadar glukosa dalam air seni!!!!!!!
E. DATA PENGAMATAN

ZAMA ZAT
DATA PENGAMATAN
5 tabung reaksi yang di isi 3 sendok Sifat fisik gula
Laktosa putih, tidak berbau, tidak manis,

kecil:
Tabung I

: Laktosa

Tabung II : Glukosa
Tabung III : Fruktosa
Tabung IV : Sukrosa.
Tabung V : Maltosa

bubuk
Glukosa putih, tidak berbau, manis, kristal
halus
Fruktosa putih, tidak berbau, sangat manis,
bubuk
Sukrosa putih, tidak berbau, manis, kristal
Maltosa putih kebiruan, tidak berbau, manis,
bubuk halus
Laktosa larut dalam air
Glukosa larut dalam air
Fruktosa larut dalam air
Sukrosa larut dalam air dalam waktu

Kelarutan dalam air

yang cukup lama.


Maltosa larut dalam air
Uji dengan larutan fehling

Reaksi dengan fehling

laktosa + fehling (A+B)

larutan berwarna kehijauan

Maltose + fehling (A+B)

larutan berwarna kehijauan

sukrosa+ fehling (A+B)

larutan berwarna biru

glukosa + fehling (A+B)

larutan berwarna kehijauan

fruktosa + fehling (A+B)

larutan berwarna kehijauan

setelah dipanaskan :

laktosa

terbentuk endapan merah bata

maltose

terbentuk endapan merah bata

sukrosa

tidak berubah

glukosa

terbentuk endapan merah bata

fruktosa

terbentuk endapan merah bata

Reaksi dengan HNO3 pekat


1 ml larutan laktosa + 2
tetes
HNO3
pekat
dipanaskan sampai kering

Mengeluarkan gas kuning, uap air pada


dinding tabung dan adanya karbon pada
dasar tabung reaksi

Laporan Praktikum Kimia Organik II

64

1 ml larutan glukosa + 2
tetes
HNO3
pekat
dipanaskan sampai kering

Mengeluarkan gas kuning, uap air pada


dinding tabung dan adanya karbon pada
dasar tabung reaksi

1 ml larutan fruktosa + 2
tetes
HNO3
pekat
dipanaskan sampai kering

Mengeluarkan gas kuning, uap air pada


dinding tabung dan adanya karbon pada
dasar tabung reaksi.

1 ml larutan sukrosa + 2
tetes
HNO3
pekat
dipanaskan sampai kering

Mengeluarkan gas kuning, uap air pada


dinding tabung dan adanya karbon pada
dasar tabung reaksi

1 ml larutan maltosa + 2
tetes
HNO3
pekat
dipanaskan sampai kering

Mengeluarkan gas putih, terdapat uap air


pada dinding tabung dan pada dasar
tabung reaksi terbentuk karbon.

Tes dengan yodium (lugol)

1 ml larutan glukosa + 2-3


tetes larutan yodium

Glukosa + I2

kuning

1 ml larutan Fruktosa + 2-3


tetes larutan yodium

Fruktosa + I2

merah bata

1 ml larutan Sukrosa
tetes larutan yodium

sukrosa + I2

merah bata

1 ml larutan maltosa + 2-3

tetes larutan yodium

1 ml larutan laktosa + 2-3 tetes


larutan yodium

maltosa + I2

merah bata

laktosa + I2

kuning

+ 2-3

Tes kuantitatif glukosa

Tabung I : 5 tetes feling (A +B)


+ 1 tetes 0,1% glukosa
(dipanaskan)

Tabung II : 5 tetes feling (A +B)


+ 2 tetes 0,1% glukosa

Tabung II : 5 tetes feling (A +B)


+ 3tetes 0,1% glukosa

Tabung II : 5 tetes feling (A +B)

warna biru menjadi bening dan lamakelamaan menjadi merah bata, reaksinya
lama.

warna biru menjadi bening dan lamakelamaan menjadi merah bata, reaksinya
cukup lama.

warna biru menjadi bening dan lamakelamaan menjadi merah bata, reaksinya
cepat.
warna biru menjadi bening dan lamakelamaan menjadi merah bata, reaksinya

Laporan Praktikum Kimia Organik II

65

+ 4 tetes 0,1% glukosa

Tabung II : 5 tetes feling (A +B)


+ 5 tetes 0,1% glukosa

lebih cepat.
warna biru menjadi bening dan lamakelamaan menjadi merah bata, reaksinya
sangat cepat.

Tabel hasil uji larutan gula ( hasil positif(+) & negatif(-) )


Nama zat
Felling

glukosa
+

Fruktosa
+

sukrosa
-

Laktosa
+

Maltosa
+

HNO3

pekat

Larutan I2

F. ANALISIS DATA
a.

sifat- sifat gula


Dari pecobaan menunjukan bahwa semua gula mempunyai warna yang sama yaitu
putih, serta memiliki tingkat kemanisan tertentu yang membedakan antara satu
dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam penyusunan atom H
dan O disekitar atom C. Karbohidrat untuk golongan monosakarida (Glukosa,
galaktosa dan fruktosa) yang mempunyai rumus molekul C 6H12O6 dan disakarida
seperti sukrosa, maltosa dan laktosa yang mempunyai rumus molekul C 12H22O11,
semuanya larut dalam air sebab disamping dihasilkan dari fotosintesis (senyawa
organik) juga merupakan senyawa yang bersifat polar sehingga dapat larut secara
baik dalam air.
Reaksi pembentukan pada monosakarida.
6CO2 + 6H2O

klorofil + cahaya matahari

C6H12O6

Reaksi fotosintesis.

Sedangkan Reaksi pembentukan disakarida merupakan gula yang molekulmolekulnya hasil pembentukan dari monosakarida-monosakarida yakni Sukrosa
(glukosa + Fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa) dan laktosa (glukosa + galaktosa).
Tetapi ketiganya mempunyai rumus struktur yang berbeda.
Perbandingan antara atom H dan O pada karbohidrat sering ditemukan 2 : 1
sukrosa + air fruktosa + glukosa
Laporan Praktikum Kimia Organik II

66

maltosa + air glukosa + glukosa


laktosa + air galaktosa + glukosa
Gula pereduksi meliputi semua monosakarida dan disakarida, kecuali sukrosa dan
semua polisakarida yang tidak bersifat pereduksi. Hal ini terlihat pada percobaan
yang dilakukan pada pemanasan molekul gula, dimana terbentuk endapan merah
bata pada larutan laktosa, glukosa, fruktosa yang diuji dengan pereaksi fheling
(Fheling A+B) setelah ditambahkan dengan HCl. Dalam hal ini penambahan HCl
sebagai katalis.
b.

Uji terhadap larutan fehling

Sukrosa + fehling menghasilkan berwarna biru, setelah dipanaskan memberikan


hasil negatif. Hal ini disebabkan karena sukrosa merupakan disakarida yakni dari
(glukosa + Fruktosa). Gugus reduktif pada sukrosa terdapat pada atom C nomor 1
dari glukosa sedangkan pada fruktosa pada atom C nomor 2. ketika atom-atom
tersebut saling terikat maka daya reduksinya akan hilang. Sehingga sukrosa tidak
dapat mereduksi larutan fehling, dimana sukrosa tidak mengalami perubahan
warna setelah dipanaskan.

Glukosa + fehling dipanaskan terbentuk endapan merah bata. Hal ini disebabkan
karena Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B.
fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran
larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan
mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang
berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu 2+ sebagai ion kompleks.
Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO sehingga ketika
ditambahkan ke dalam larutan glukosa yang mengandung gugus aldehida, yang
mana gugus aldehida terbebut mereduksi ion Cu2+ sebagai ion kompleks dalam
fehling sehingga ketika dipanaskan akan terbentuk endapan merah bata. Fungsi
pemanasan dalam proses ini yaitu untuk mempercepat terjadinya reaksi antara
glukosa dengan fehling. Endapan merah bata yang terbentuk adalah Cu2O yang
mengendap. Reaksinya adalah sebagai berikut :

Aldehid

merah bata

Laporan Praktikum Kimia Organik II

67

Fruktosa + fehling memberikan hasil positif (kuning kecoklatan) dan setelah


dipanaskan larutan berubah menjadi merah bata. Hal

ini disebabkan karena

fruktosa mempunyai gugus keton bebas pada atom C nomor 2 yang reduktif
sehingga dapat mereduksi ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks dalam fehling
sehingga ketika dipanaskan akan terbentuk endapan merah bata.

Laktosa + fehling, memberikan hasil positif (kuning). Hal ini disebabkan karena
Laktosa memiliki satu atom karbon hemiasetal dan mempunyai gugus karbonil.
Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor 1 pada galaktosa
dan atom nomor

4 pada glukosa. Oleh karena itu molekul laktosa masih

mempunyai gugus OH glikosidik yang reaktif. Deangan demikian laktosa


mempunyai sifat mereduksi dan mutarotasi sehingga dapat mereduksi ion Cu 2+
terdapat sebagai ion kompleks dalam fehling.

Maltosa + fehling memberikan hasil negatif dan setelah ditambahkan HCl 0,1 N
dan dipanaskan memberikan hasil positif menjadi kuning. Hal ini disebabkan
karena Maltosa merupakan suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul
glukosa yang merupakan disakarida yang paling sederhana. Ikatan yang terjadi
ialah antara karbon atom karbon nomor 1 (karbon anamer) dari residu glukosa
yang pertama dan atom karbon nomor 4 dari dari glukosa yang kedua. Oleh
karena itu maltosa masih mempunyai gugus OH glikosidik bebas yang reaktif,
dengan demikian masih mempunyai sifat mereduksi sehingga dapat dapat
mereduksi ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks dalam fehling.

c.

Reaksi dengan asam nitrat (HNO3) pekat


Kelima jenis gula ini mengalami proses reaksi yang sama ketika ditetesi dengan HNO3,
kecuali maltosa yang mengeluarkan gas putih, sedangkan yang lainnya menghasilkan
gas kuning. Kelimanya menimbulkan karbon pada dasar tabung terbentuk H 2O pada
dinding tabung ketika dipanaskan.
Monosakarida sangat stabil terhadap asam mineral encer dan panas asap yang pekat
akan menyebabkan dehidrasi menjadi furfura, yaitu suatu turunan aldehida, seperti

glukosa menghasilkan senyawa aldehida.


d.
Tes dengan larutan yodium
Karbohidrat seperti larutan glukosa,fruktosa,laktosa,sukrosa dan maltosa yang
ditambahkan dengan larutan yodium memberikan hasil positif,dimana glukosa dan
laktosa meghasilkan larutan berwarna kuning sedangkan fuktosa,sukrosa dan maltosa
Laporan Praktikum Kimia Organik II

68

menghasilkan larutan berwarna merah bata. Hal ini disebabkan karena semua gula
yang di pakai adalah golongan monosakarida (glukosa dan fruktosa) dengan disakarida
(sukrosa, maltosa dan laktosa), sedangkan uji yodium memberikan hasil positif apabila
e.

ditambahkan kedalam larutan polisakarida (amilum).


Tes kuantitatif untuk glukosa
Dari percobaan yang dilakukan untuk tes glukosa dengan larutan fehling (A+B) dimana
pada tabung yang berisi 3-4 tetes larutan glukosa

yang dipanaskan lebih cepat

mengalami perubahan warna menjadi merah bata dibandingkan dengan larutan glukosa
yang berisi 1-2 tetes. Hal ini dikarenakan fehling dapat direduksi oleh karbohidrat yang
mempunyai sifat mereduksi. Warna merah bata yang terjadi kemungkinan besar karena
kesalahan pada persetase glukosa yang digunakan dimana larutan glukosa yang
digunakan tidak ditetapkan persentasenya dengan tepat; padahal merah bata yang
dihasilkan harus menggunakan larutan glukosa 1%. Sedangkan glukosa 0,1% yang
ditambahkan dengan fehling menghasilkan larutan hijau kekuningan.
G. PEMBAHASAN
Sifat-sifat
Yang termasuk heksosa senyawa karbohidrat dari
fruktosa, dan galaktosa. Sedangkan yang

monosakarida yaitu, Glukosa,

termasuk senyawa disakarida dari

oligosakarida yaitu, sukrosa, maltosa dan laktosa, sedangkan yang termasuk


polisakarida yaitu amilum glikogen dan selulosa.
Semua senyawa yang termasuk dalam golongan monosakarida dan disakarida
memiliki kemiripan dalam hal warna dan bentuk serta rasa yaitu : berbentuk butiran
kristal dan berwarna putih dan terasa manis. Glukosa dan galaktosa memiliki tingkat
kemanisan yang relatitif sedang, fruktosa, maltosa, dan sukrosa memiliki tingkat
kemanisan relatif sangat manis sedangkan laktosa memiliki tingkat kemanisan relatif
sedikit. Ke-5 jenis karbohidrat ini sukrosa memiliki tingkat manis paling lebih, hal ini
dikarenakan sukroosa merupakan gabungan antara glukosa dan fruktosa. Disamping
itu juga sukrosa memiliki banyak gugus fungsi bersifat polar yang berdekatan dan
penyusunan atom-atom hidrogen dan oksigen disekitar atom karbon, dibanding
dengan karbohidrat lain.
Kelarutan dalam air
Glukosa dan fruktosa merupakan golongan monosakarida yang mengandung jenis dan
jumlah atom yang sama yaitu 6 atom C, 12 atom H dan 6 atom O. Perbedaan pada
cara penyusunan atom pada gula monosakarida, ini yang mnyebabkan perbedaan
dalam tingkat kemanisan dan daya larut. Berdasarkan percobaan, dapat dilihat bahwa
heksosa dari monosakarida (glukosa dan fruktosa) dan disakarida dari oligosakarida
Laporan Praktikum Kimia Organik II

69

(laktosa dan sukrosa) memiliki perbedaan kelarutan dalam air. Tingkat kelarutannya
dalam air monosakarida lebih cepat larut dibandingkan dengan oligosakarida yang
cukup lamban. Hal ini disebabkan karena perbedaan pada penyusunan atom-atom
penyusun gula. Dan juga disebabkan karena glukosa mempunyai gugus -0H yang
sangat polar sehingga larut dalam air. sehingga antar molekulnya maupun dengan
molekul air terbentuk ikatan hidrogen yang kuat. Selain itu juga, kelarutan
dipengaruhi oleh luas permukaan/ besarnya kristal gula. Semakin besar kristalnya,
maka semakin lambat melarut.
Hal ini dapat dilihat dari strukturnya :
O
CH
HCOH
HOCH

H
HCOH
C==O
HOCH

HCOH

HCOH

HCOH

HCOH

CH2OH
D-Glukosa

CH2OH
D-Fruktosa

Sukrosa

Uji fehling
Larutan-larutan gula akan menghasilkan endapan merah bata jika ditetesi dengan
pereaksi fehling. Endapan merah bata akan terbentuk apabila gula yang diuji
merupakan gula pereduksi. Yang termasuk dalam golongan gula pereduksi adalah
golongan monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa.
Percobaan ini menunjukan larutan gula (glukosa, fruktosa, sukrosa dan laktosa)
direaksikan dengan pereaksi fehling kemudian dipanaskan menghasilkan endapan
merah bata (Cu2O), yang menunjukkan larutan tersebut positif kecuali

sukrosa.

Glukosa dapat mereduksi Cu2+ menjadi Cu+ karena glukosa termasuk golongan
Laporan Praktikum Kimia Organik II

70

aldosa yang memiliki gugus aldehid bebas (sangat reduktif). Struktur laktosa terdiri
atas dua

monosakarida,

namun kedua ikatan antara monosakarida ini tidak

melibatkan atom karbon hamiasetalnya sehingga tetap dapat mereduksi. Sedangkan


pada fruktosa, meskipun termasuk golongan heksosa, namun ketosanya dapat
mereduksi karena adanya tautomeri yaitu ketosa diubah menjadi keto-enol kemudian
akan menjadi gugus aldosa. Karena ketiga molekul gula tersebut mampu maka
digolongankan sebagai gula pereduksi. Sedangkan sukrosa yang menunjukan larutan
negatif dengan penguji fehling membuktikan bahwa sukrosa tidak dapat bereaksi
dengan fehling. Ketidakmampuan sukrosa bereaksi dengan fehling disebabkan
karena sukrosa tidak memiliki gugus aldehid dan gugus keton yang bebas karena
kedua gugus reaktifnya sudah saling berikatan maka sukrosa digolongkan sebagai
gula non pereduksi.
Reaksi antara sakarida pereduksi dengan CuSO4 pada pereaksi fehling

Reaksi dengan asam nitrat (HNO3)


Larutan laktosa dan glukosa ketika ditetesi HNO 3 dan dipanaskan sampai kering
terjadi perubahan warna menjadi coklat karamel.
Monosakarida sangat stabil terhadap asam mineral encer dan panas asap yang pekat
akan menyebabkan dehidrasi menjadi furfura, yaitu suatu turunan aldehida. Glukosa
menghasilkan senyawa aldehida.
Ke-5 larutan gula yaitu glukosa, sukrosa, fruktosa, laktosa, dan maltosa setelah
ditambahkan beberapa tetes larutan yodium warna berubah menjadi merah bata dan
kuning. Berdasarkan teori bahwa iodium berfungsi untuk memisahkan jenis gula
antara monosakarida, polisakarida dan disakarida dimana hanya disakarida yang
memberi warna kompeks dengan yodium yakni warna biru. Dengan demikian pada
percobaan ini glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa dan maltosa tidak digolongkan
kedalam polisakarida melainkan monosakarida (glukosa dan fruktosa) dan disakarida
(sukrosa, maltosa dan laktosa).

H. KESIMPULAN
Laporan Praktikum Kimia Organik II

71

Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa :


1. Glukosa, fruktosa dan laktosa, sukrosa dan maltosa bukan polisakarida karena tidak
bereaksi pisitif dengan yodium melain Monosakarida (glukosa, fruktosa) dan
disakarida sukrosa, laktosa dan maltosa)
2. Semua gula ini
3. Glukosa, fruktosa dan laktosa merupakan gula pereduksi yang dapat mereduksi Cu 2+
dari CuSO4 menjadi Cu+ (Cu2O) karena ketiga sakarida tersebut memiliki gugus
aldehida, sedangkan pada sukrosa tidak karena sukrosa tidak memilki gugus aldehid
bebas (telah terikat pada 2 monosakarida pembentuknya).
4. Penambahan NaOH pada larutan glukosa menyebabkan glukosa mengalami
fragmentasi, sehingga glukosa akan mudah mengalami dekomposisi menghasilkan
warna coklat bila dipanaskan dalam suasana basa. HCl dimaksudkan untuk
menetralkan suasana basa, sehingga hidrolisis berhenti. Tetapi pada sukrosa dalam
suasana basa akan lebih stabil terhadap reaksi hidrolisis karena sukrosa akan
terhidrolisis dalam suasana asam (dengan HCl dan Na2CO3 sebagai basa penetral
suasana asam agar reaksi hidrolisis berhenti).

Daftar Pustaka
Kopon, Aloysius. 1989. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Kupang: UNWIRA Mulyono,
Drs. HAM, M.Pd, 2005. Kamus Kimia (trb. VI), Bumi Aksara: Jakarta.
Www. Karbohidrat. Google.com

Laporan Praktikum Kimia Organik II

72

Yazid, Estien dan L. Nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia. Edisi Pertama.
Yogyakarta : Andi

Laporan Praktikum Kimia Organik II

73

Anda mungkin juga menyukai