A. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mempelajari beberapa sifat umum antara senyawa
organik dan anorganik
B. DASAR TEORI
Senyawa organik merupakan golongan besar senyawa kimia yang molekulnya
mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Banyak di antara
senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan komponen
penting dalam biokimia. Nama "organik" merujuk pada sejarahnya, pada abad ke-19,
yang dipercaya bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat/disintesis dalam tubuh
organisme melalui vis vitalis - life-force. Sehingga Studi mengenai senyawaan
organik disebut kimia organik.
Senyawa organik adalah senyawa yang mengandung unsur C dan H dan dapat
ditemukan pada semua makhluk hidup misal C6H6O6. Sedangkan senyawa anorganik
senyawa yang tidak mengandung / tidak mempunyai ikatan C dan H contohnya NaCl,
HCl, CO2. Di antara beberapa golongan senyawaan organik adalah senyawa alifatik,
rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik, senyawaan
yang mengandung paling tidak satu cincin benzena; senyawa heterosiklik yang
mencakup atom-atom nonkarbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul
rantai panjang gugus. Yang membedakan antara kimia organik dan anorganik adalah
ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen. Contoh
termasuk
dari jasad hidup, seperti lingkungan hayati sedangkan anorganik berasal dari jasad
mati, seperti air, angin, tanah, cuaca, iklim, dll.
Unsur-unsur penyusunan senyawa anorganik beraneka ragam, pada umumnya
mudah larut dalam air, tidak larut dalam pelarut-pelarut organik, hampir tidak ada
keisomeran, berupa asam, basa dan garam, reaksi-reaksi ionik, berlangsung cepat dan
sederhana, jumlah atom unsur penyusunnya kecil dan tidak berikatan satu sama lain.
Ciri-ciri umum reaksi senyawa anorganik antara lain:
1. Terjadinya penyatuan secara langsung
2. Berupa substitusi suatu atom atau gugusan atom-atom lain
3. Terjadinya dekomposisi (penguraian)
4. Dapat mengalami metatesis atau dekomposisi rangkap
5. Ada yang berupa reaksi oksidasi dan reduksi
Pada senyawa organik, dijumpai pula reaksi oksidasi dan reduksi di samping
adanya penyatuan dua macam senyawa yang membentuk suatu hasil adisi, yang
kemudian berubah menjadi suatu hasil akhir yang lebih stabil. Reaksi penggantian
suatu gugus oleh gugus atau atom lain (substitusi) dan reaksi penyusunan ulang
banyak juga dijumpai dalam senyawa organik.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat
Tabung reaksi dan rak tabung
reaksi
Pipet tetes
Spatula
Kaca arloji
Corong
Gelas kimia
Kaki tiga, lampu spiritus dan
kawat kasa
Cawan penguap
Bahan
daun, plastik
Gula,
aluminium
Minyak kelapa
Karbon tetraklorida (CCl4)
Asam sulfat (H2SO4)
Kalium
permanganat
(KMnO4)
Garam dapur (NaCl)
Air (H2O)
Lilin
Feri sulfat (FeSO4)
Alkohol
dan
D. PROSEDUR KERJA
a. Komposisi
Panaskan sedikit gula pada suhu tinggi dalam sebuah porselin! Ulangi percobaan ini
dengan menggunakan: a) Daun, b) sepotong plastik, c) sepotong aluminium.
Bedakan zat mana yang organik dan yang anorganik? unsur manakah yang umum
dalam semua senyawa organik?.
b. Penguapan
Uapkan satu tetes masing-masing alkohol dan air di dalam kaca arloji! catat dan
bandingkan waktu yang diperoleh untuk penguapan sempurna! manakah yang
digolongkan sebagai senyawa organik dan manakah yang anorganik?
c. Sifat bakar
Bakarlah sepotong lilin kecil yang ditempatkan pada sebuah porselin!. Ulangi
percobaan diatas dengan menggunakan garam (NaCl)
Hasil pengamatan
Sebelum dipanaskan gula berupa padatan Kristal putih,
setelah dipanaskan gula mencair dan menjadi warna coklat
serta mengeluarkan gas serta berbau gosong, kemudian
didinginkan membentuk gumpalan padat berwarna hitam
(karbon)
Laporan Praktikum Kimia Organik II
Daun kering
Sepotong plastik
Sepotong aluminium
tajam
dan
setelah
didinginkan
membentuk
b. Penguapan
Nama zat
Alkohol
Hasil pengamatan
Pada kaca arloji Alkohol dalam waktu 0:15:36 alkohol
Air
habis menguap
Ketika air diteteskan pada kaca arloji dalam waktu
2:40:32 menguap sempurna
c. Sifat bakar
Nama Zat
Lilin
Hasi pengamatan
Lilin yang berupa padatan berwarna putih, setelah
dipanaskan
dengan
cepat
mencair,
dan
Garan (NaCl)
Hasil Pengamatan
Tidak dapat menghantarkan arus listrik
Dapat menghantarkan arus listrik
Tidak dapat menhantarkan arus listrik
Dapat menghantarkan arus listrik
Dapat menghantarkan arus Listrik
Nama Zat
Data pengamatan
Tercampur sempurna
Reaksi antara NaCl
+ CCL4 reaksi
f. Kecepatan Reaksi
Nama Zat
1.
FeSO4 (5
H2SO4
2.
tetes)
Hasil pengamatan
+ FeSO4 berwarna bening dan H2SO4 yang juga
dipanaskan
keruh dan panas pada tabung reaksi
Alkohol + H2SO4 + Ketiga
senyawa
tersebut
dicampur
KMnO4, dipanaskan
F. ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil data pengamatan diatas:
a. Komposisi
Gula dipanaskan
Gula tergolong senyawa organik karena gula mencair, mengalami perubahan
warna dari padatan Kristal putih menjadi warna coklat dan berbau gosong
(perubahan bentuk). Setelah didinginkan membentuk bongkahan padat berwarna
hitam (karbon).
Daun Kering: Daun kering juga tergolong dalam senyawa organik karena saat
daun kering dipanaskan pada suhu tinggi dalam sebuah porselin, mengalami
bentuk asalnya.
b. Penguapan
Alkohol dan air masing-masing ditetesi pada kaca arloji. alkohol cepat mengauap
(15 detik) sehingga alkohol termasuk senyawa organik dan air merupakan senyawa
anorganik karena menguap dalam waktu yang lama (air merupakan benda mati).
c. Sifat bakar
Lilin dan garam masing-masing dipanaskan, lilin mencair dan mengeluarkan gas,
dan kembali membentuk padatan putih setelah didinginkan (senyawa organik)
karena saat dipanaskan mengalami perubahan struktur (mencair). Sedangkan
Natrium klorida tidak mengalami perubahan saat dipanaskan dalam sebuah porselin
(anorganik).
d. Daya hantar listrik
Yang dapat menghantarkan arus listrik adalah Larutan NaCl dan HCl, sedangkan
alkohol, larutan gula dan NaOH tidak dapat menghantarkan arus listrik. (tidak
dipraktekan)
e. Kelarutan
Minyak kelapa ditambahkan dalam air, minyak kelapa tidak larut dalam air dimana
keduanya saling terpisah sehingga minyak kelapa merupan pelarut organik yang
bersifat non polar. Dan NaCl larut dalam air (anorganik), sedangkan NaCl
ditambahkan dengan CCl4; NaCl larut cepat dalam CCl4 (keduanya senyawa tersebut
bersifat non polar). Minyak kelapa ditambahkan dengan CCl4 tidak melarut dan
terpisah.
f. Kecepatan Reaksi
FeSO4 0,1 M yang ditambahkan dengan H 2SO4 3 M dan KMnO4 menghasilkan
perubahan warna dari bening menjadi keruh dan pada tabung reaksi menjadi panas.
demikian halnya dengan alkohol 70% yang ditambahkan dengan H 2SO4 dan KMnO4
terjadi perubahan warna menjadi merah jambu dan terjadi panas pada tabung reaksi.
Tetapi reaksi yang terjadi pada campuran ini, berlangsung lambat. Persamaan reaksi
adalah :
senyawa tersebut.
Senyawa organik tidak memiliki daya hantar listrik yang baik karena senyawa
organik memiliki ikatan antar atom yang kuat, sehingga tidak mudah terionisasi
H. KESIMPULAN
Dari data pengamatan dan analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa
perbedaan sifat senyawa organik dan anorganik adalah :
1. Sifat senyawa Organik :
- Bila dibakar menghasilkan arang (karbon)
- Di udara senyawa organik lebih mudah menguap
- Senyawa organik dapat larut dalam pelarut non polar
- Tidak memiliki daya hantar listrik yang baik
- Tingkat kecepatan reaksi yang lambat.
2. Sifat senyawa anorganik:
- Senyawa anorganik tidak mudah terbakar
- Tidak mudah menguap di udara
- Pada umumnya memiliki daya hantar listrik yang baik
- Senyawa anorganik larut dalam pelarut polar.
I. Ringkasan materi
a. komposisi:
Yang termasuk organik adalah gula, daun kering dan plastik. sedangkan yang
termasuk anorganik adalah aluminium. unsure yang umum dalam semua senyawa
organic adalah karbon (C), hydrogen (H), tetapi juga oksigen, nitrogen dan
unsur-unsur senyawa halogen.
b. Penguapan
yang tergolong senyawa organik adalah alkohol dan yang tergolong senyawa
anorganik adalah air.
c. Sifat bakar
Yang termasuk senyawa organic adalah lilin sedangkan garam (NaCl) tergolong
senyawa anorganik.
d. Daya hantar listrik (tidak praktek)
Yang digolongkan sebagai senyawa organik adalah alkohol dan larutan gula
sedangkan larutan garam, HCl dan NaOH tergolong senyawa anorganik.
e. Kelarutan
Zat yang dapat larut dalam air adalah NaCl. dan air merupakan pelarut anorganik
karena air bersifat polar. NaCl larut dalam CCl 4. dan CCl4 merupakan pelarut
organik karena CCl4 bersifat nonpolar. sedangkan minyak dilarutkan dalam air
tidak dapat larut diaman air dan minyak berpisah; demikian halnya minyak
dengan CCl4 tidak dapat larut /berpisa.
DAFTAR PUSTAKA
Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: Kalman
Media Pusaka
Fessenden & Fessenden. 1999. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga
Kopong, Aloysius. 1989. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Kupang: UNWIRA
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/pipa4335/sej-organik.htm
Percobaan II
Hari / tanggal : Selasa 26 Juni 2012
B. DASAR TEORI
Studi mengenai senyawa organik disebut kimia organik. Senyawa organik adalah
golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida,
karbonat,dan oksida karbon. Banyak diantara senyawaan organik, seperti protein, lemak,
dan karbohidrat, merupakan komponen penting dalam biokimia.
Keberadaan unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon dapat didefinisikan melalui
reaksi pembakaran yang menghasilkan unsur karbon dan hidrogen. Pembakaran senyawa
organik secara sempurna menghasilkan gas CO2, sedangkan pembakaran senyawa karbon
yang tidak sempurna akan menghasilkan karbon atau zat arang.
Untuk menguji unsur C, H, dan O dalam suatu senyawa hidrokarbon dapat diketahui
dengan cara membakar senyawa tersebut sehingga terjadi reaksi sebagai berikut :
CxHy + O2(g)
CO2(g) + H2O(g)
10
karbondioksida, air yang di hasilkan di jebak dengan absorben yang tepat dan peningkatan
massa absorben kemudian di tentukan peningkatan massa adsorben di akibatkan oleh CO2
dan H2O yang di serap dari nilai ini jumlah karbon dan hidrogen dalam sampel dapat di
tentukan.Metode pembakaran sudah di kenal sejak dulu yang di gunakan oleh Lavoiser
dan secara signifikan di sempurnakan oleh Leibig.
Metode modern untuk menentukan jumlah karbon (C) atau karbondioksida (CO 2)
dan air (H2O) dengan kromatografi gas, bahan dengan metode penimbangan. Namun
prinsipnya tidak berubah sama sekali. (Yoshito,809:06). Nitrogen di temukan oleh
kimiawan dan fisikawan Daniel Rutherford di tahun 1772. Dia memisahkan gas oksigen
dan karbondioksida dari udara dan menunnjukkan gas yang tersisa tidak menunjang
pembakaran atau makhluk hidup pada saat yang bersamaan ada beberapa ilmuwan lainnya
yang mengadakan riset tentang nitrogen.
Dalam percobaan ini, akan dianalisis unsur tersebut yaitu dengan cara zat organik
ditambahkan tembaga oksida dan dipanaskan akan menghasilkan gas karbon dioksida
dan air.
Zat organik + CuO
CO2 + Ca(OH)2
CO2 + H2O
CaCO3 + H2O
Bahan
Tabung reaksi
Pipa kaca bengkok
Sumbat gabus
Sendok
Penjepit tabung reaksi
Lampu spiritus
Gelas ukur
Pipet tetes
0,1 M
Putih telur
Larutan timbal nitrat Pb(NO3)2 0,1 M
D. PROSEDUR KERJA
1. Penentuan C dan H dalam senyawa Organik
11
Isilah tabung 1 dengan sedikit campuran serbuk CuO dan C12H22O11. tutup
tabung reaksi dengan sumbat gabus yang sudah diberi pipa kaca bengkok.
Kedalam tabung reaksi 2 masukkan 10 ml larutan CaOH 0,1 M dan
hubungkan pipa kaca bengkok antara tabung 1 dengan tabung 2
Tabung 1 dipanaskan beberapa menit amati dan catat perubahan yang
terjadi
Apakah terbentuk gas dari hasil reaksi? perubahan apa yan terjadi pada
tabung 2, dari perubahan tersebut menunjukkan unsur apa?
Zat apakah yang terdapat pada pipa kaca, zat tersebut menunjukkan adanya
unsure apa yang terkandung di dalamnya
2. Penentuan unsur N dalam senyawa Organik
masukan 1 sendok serbuk urea ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 2
ml larutan NaOH 0,1 M
panaskan perlahan-lahan dan cium bau yang keluar
periksa gas dengan kertas lakmus merah basa, perubahan kertas lakmus
menunjukkan gas apa yang di hasilkan dan gas tersebut menunjukkan
adanya unsur apa?
3. Penentuan unsur S dalam senyawa organic
masukkan 2 ml putih telur ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 2 ml
NaOH 0,1 M
panaskan tabung hingga mendidih dan dinginkan
tambahkan 1 tetes larutan Pb(NO3)2 0,1 M lalu amati perubahan yang
terjadi
perubahan tersebut menunjukkan adanya unsure apa?
E. DATA PENGAMATAN
a. Penentuan unsur C dan H dalam senyawa Organik
Nama Zat
Tabung I Gula pasir +
CuO dipanaskan
Hasil pengamatan
Serbuk CuO berwarna hitam dan gula pasir berupa
Kristal putih pada tabung I yang dihubungkan
Tabung II 10 mL larutan
Ca(OH)2
12
Hasil pengamatan
Hasil pengamatan
Saat dipanaskan campuran mendidih, dan
0,1 M dipanaskan
F. ANALISIS DATA
a. Penentuan unsur C dan H dalam senyawa organik
Gula + CuO dipanaskan dalam tabung 1, mencair dan berubah warna menjadi
merah kecoklatan; mengeluarkan gas CO2 melalui pipa bengkok menuju tabung
reaksi 2 yang terisi air kapur, gas CO 2 menunjukan adanya unsur C. Dan gas CO 2
yang masuk mengeruhkan air kapur pada tabung 2. Sedangkan pada pipa bengkok
penghubung kedua tabung terbentuk uap air (H2O) menunjukan adanya unsur H.
Reaksinya sbb:
CuO + C12H22O11 + Ca (OH)2
Cu(OH)2 + CO2 + O2 + H2O + CaO
b. Penentuan unsur N dalam senyawa organik
Campuran antara urea dengan NaOH 0,1 M yang dipanaskan mengeluarkan gas
dan berbau pesing, gas yang keluar mengubah warna kertas lakmus merah
menjadi biru. Hal ini menunjukkan adanya unsur N yang ada dalam gas tersebut.
Persamaan reaksinya sbb:
CO(NH2)2 + NaOH
13
NaNO3 + Pb(OH)2
G. PEMBAHASAN
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya
mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat,dan oksida karbon. Banyak diantara
senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan komponen
penting dalam biokimia.
Keberadaan unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon dapat didefinisikan melalui
reaksi pembakaran yang menghasilkan unsur karbon dan hidrogen. Pembakaran senyawa
organik secara sempurna menghasilkan gas CO2, sedangkan pembakaran senyawa karbon
yang tidak sempurna akan menghasilkan karbon atau zat arang. Kimia organik adalah
percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan
sintesis senyawa organik. Dalam percobaan ini analisis unsur-unsur dalam senyawa
organik dilakukan beberapa pengujian yaitu uji karbon dan hidrogen, uji peleburan
belerang dan nitrogen dengan menggunakan natrium hidroksida.
a) Uji karbon dan hidrogen (C & H)
Sukrosa/gula pasir + CuO: gula pasir (C 12H22O11) + CuO dibakar, mengeluarkan gas CO 2
dan terbentuk gumpalan hitam pada tabung reaksi, hal ini disebabkan karena gula pasir
yang berupa kristal putih mengandung unsur karbon yang apabila dibakara akan berubah
struktur menjadi gumpalan hitam. Gula pasir yang dibakar juga menghasilkan uap air
(H2O). Pembakaran senyawa organik (C12H22O11 CuO) secara sempurna menghasilkan gas
CO2, sedangkan pembakaran senyawa karbon yang tidak sempurna akan menghasilkan
karbon atau zat arang.
14
Tabung 2 yang terisi Ca(OH)2 0,1 M yang awalnya bening berubah menjadi keruh.
Karena adanya gas CO2 dari tabung 1, yang mengalir melalui pipa kaca bengkok. Dan
pada pipa kaca bengkok terdapat uap air (H2O) menunjukan adanya unsur hidrogen.
b) Uji unsur Nitrogen (N)
Serbuk urea yang titambahkan dengan 2 mL larutan NaOH 0,1 M, dalam tabung reaksi
dipanaskan mengeluarkan gas dan berbau pesing, ketika gas yang keluar diuji dengan
indikator (lakmus merah) maka terlihat kertas lakmus merah berubah menjadi biru.
Perubahan warna yang terbentuk pada kertas lakmus menunjukan adanya unsur Nitrogen
yang terkandung dalam gas tersebut.
c) Uji unsur belerang (S)
Pada penentuan unsur S dalam senyawa organik, dapat di tentukan dengan
memasukkan putih telur ke dalam tabung reaksi, kemudian di tambahkan dengan NaOH.
Dalam putih telur mengandung protein yang tersusun dari beberapa asam amino. Di
dalam asam amino tersebut ada yang mengandung gugus sulfur, sehingga ketika di
tambahkan dengan PbNO3 sulfur bereaksi dengan timbal membentuk (PbS) dan nitrat
sehingga larutan tersebut membentuk endapan berwarna coklat kehitaman. Warna
tersebut menunjukkan adanya unsur S.
H. KESIMPULAN
Dari data pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa penentuan unsur-unsur dalam
senyawa organik:
Unsur C terdapat gas CO2 yang dihasilkan dari pemanasan gula pasir dan
serbuk CuO dan unsur H yang terdapat dalam uap air (H2O) yang dihasilkan
saat dipanaskan.
Unsur N dapat dilihat dari perubahan warna pada kertas lakmus merah
menjadi biru.
Unsur S dapat dilihat dari perubahan warna yakni warna coklat kehitaman.
15
Daftar Pustaka
16
Percobaan III
Hari/tanggal:Selasa,26 juni 2012
FENOL
A. TUJUAN PERCOBAAN:
Untuk mengetahui sifat fenol dan perbedaannya dengan alkohol
B. LANDASAN TEORI
Fenol atau asam karbolat atau benzenol merupakan zat kristal yang memiliki
bau yang khas. Rumus kimianya adalah C 6H5OH dan sturukturnya memiliki gugus
hidroksil (OH) yang berikatan dengan cicin fenil. Fenol mempunyai struktur yang
serupa dengan alkohol tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik,
dan dengan A- (sebagai aril) maka rumus fenol dituliskan sebagai Ar-OH. Fenol
memiliki beberapa turunan, diantaranya resorsinol dan pirogalol
17
Fenol memiliki kelarutan yang terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Semua jenis
alkohol ini memiliki beberapa karakteristik yang sama di samping beberapa
karakteristik lain yang berbeda akibat perbedaan dalam strukturnya. Alkohol dan
fenol memiliki kemiripan dalam beberapa hal, tetapi terdapat perbedaan yang cukup
mendasar sehingga kedua kelompok senyawa ini dianggap sebagai kelompok gugus
fungsi yang berbeda. Salah satu perbedaan utama adalah bahwa fenol bersifat jutaan
kali lebih asam daripada alkohol. Penambahan sejumlah larutan natrium hidroksida
ke dalam fenol akan menyebabkan gugus OH dalam molekul terdeprotonasi; hal ini
tak akan terjadi kepada alkohol.
Sifat fisik fenol adalah semakin besar struktur suatu alkohol atau fenol, maka
biasanya titik didihnya semakin tinggi. Ketika ukuran suatu alkohol bertambah besar,
maka probabilitas alkohol menjadi berwujud padat semakin besar. Sebagian besar
senyawa fenol berwujud padat. Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena gugus
hidroksi pada alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Namun
ketika ukuran gugus alkil pada alkohol bertambah besar, kelarutannya dalam air akan
berkurang. Hal ini disebabkan oleh kemampuan gugus alkil yang dapat mengganggu
pembentukan ikatan hidrogen antara gugus hidroksi dengan air. Jika gangguan ini
menjadi cukup besar, akibatnya molekul-molekul air akan menolak molekul-molekul
alkohol untuk menstabilkan kembali ikatan hidrogen antarmolekul air. Jika gugus non
polar (seperti gugus alkil) terikat pada cincin aromatik, maka kelarutan fenol dalam
air akan berkurang. Hal ini yang menjadi alasan mengapa gugus non polar sering
disebut sebagai gugus hidrofobik. Dan Keasaman Fenol sebagian besar bersifat asam
yang lebih lemah daripada asam karboksilat dan asam yang lebih kuat daripada
alkohol. Ketika fenol bereaksi dengan suatu basa, fenol akan diubah menjadi anion
fenoksida, sehingga fenol akan terlarut dalam larutan basa (sebagai garam fenoksida).
Larutan natrium hidroksida dan natrium karbonat merupakan basa yang cukup kuat
untuk dapat melarutkan hampir semua fenol yang tak larut dalam air, tetapi larutan
natrium bikarbonat tidak dapat. Tidak satu pun diantara basa-basa tersebut yang
Laporan Praktikum Kimia Organik II
18
cukup kuat untuk mengubah sejumlah tertentu alkohol menjadi ion alkoksida (yang
akan dapat melarutkan alkohol yang tak larut dalam air dalam bentuk anion
alkoksida). Urutan kebasaan dari basa-basa yang terdapat dalam persamaan reaksi di
atas, mulai dari yang paling kuat ke yang lemah: NaOH > Na2CO3 > NaHCO3.
Penambahan FeCl3 ke dalam suatu larutan fenol, menghasilkan suatu larutan
berwarna. Berdasarkan struktur fenol, warna produk yang dihasilkan dapat bervariasi
mulai dari merah sampai ungu. Alkohol tidak menghasilkan warna apapun terhadap
uji ini. Fenol mempunyai sifat-sifat yaitu mempunyai sifat asam. Atom H dapat
diganti tak hanya dengan logam (seperti alkohol tetapi juga dengan basa, terjadi
fenolat. Sifat asam dari fenol-fenol lemahdan fenolat ini dapat diuraikan dengan asam
karbonat. Mudah dioksidasi, juga oleh O 2 udara dan memberikan zat-zat warna,
mereduksi larutan fehling dan Ag-beramoniak. Memberi reaksi-reaksi berwarna
dengan FeCl3. Mempunyai sifat antiseptik, beracun, mengikis, Ka = 1 X 10 -10
(Riawan, 1990).
Sendok kecil
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet tetes
Pelat tetes
Bahan
Fenol
Resolsinol
Pirogalol
Air
Salisilat
Kertas lakmus
NaOH
Na2CO3
FeCl3
Alkohol
H2SO4 pekat
NaNO2
D. PROSEDUR KERJA
1. Sifat-sifat
Laporan Praktikum Kimia Organik II
19
E. DATA PENGAMATAN
a. Sifat-sifat
N
Nama zat
Hasil pengamatan
o
1
kecoklatan
lakmus:
1 sendok kecil fenol + 2 ml air
(dikocok). Diuji dengan lakmus
merah
1 sendok kecil fenol + Alkohol
diuji dengan lakmus merah
Resolsinol + air diuji dengan
20
lakmus merah
lakmus merah tetapmerah
Resolsinol + alkohol diuji dengan Resolsinol larut dalam alkohol,
lakmus merah
Pirogalol + air diuji dengan
3
lakmus merah
Pirogalol + alkohol diuji dengan
lakmus merah
sedang; tambahkan 2 ml 6 M
NaOH. (dikocok)
dalam NaOH.
Nama zat
Hasil pengamatan
o
1
2
Nama zat
Hasil pengamatan
Laporan Praktikum Kimia Organik II
21
F. ANALISIS DATA
Sifat
Kelarutan fenol dalam air dan alkohol
fenol dan turunan fenol yakni, pirogalol dan resorsinol cepat larut dalam alkohol
sedangkan dalam air sedikit lambat. Karena air dan alkohol memiliki gugus
22
Fenol dapat bereaksi dengan natrium karbonat yang ditandai dengan melarutnya
natrium karbonat dalam fenol, dan dalam alkohol tidak larut membentuk endapan
berwarna putih.
Uji dengan FeCl3
Fenol, resorsinol memberikan perubahan warna menjadi ungu sedangkan alkohol
dan FeCl3 menjadi kuning dan pirogalol dan FeCl3 menjadi coklat, artinya
semuanya meberikan reaksi positif. Reaksi yang terjadi pada fenol adalah:
OH
Cl
Cl
+ Fe
Cl
Cl
Fe + 3HCl
Cl
23
karbonat (Na2CO3) merupakan basa yang cukup kuat untuk dapat melarutkan hampir
semua fenol yang tidak larut dalam air. Berbeda dengan fenol, alkohol tidak dapat
dilarutkan dengan basa manapun untuk merubah alkohol menjadi ion alkoksida (yang
akan melarutkan alkohol yang tak larut dalam air)
Persamaan reaksi yang terjadi dari fenol, resolsinol dan pirogarol yang dilarutkan
dengan air:
Kelarutan air dengan fenol
C6H5OH + H2O
C6H5OH + H2O + CO2
Resolsinol dengan air
C6H5(OH)2 + H2O
C6H5OH + H2O + CO2
Pirogalol dengan air,
C6H5(OH)3 + H2O
C6H5OH + H2O + CO2
Sedangkan kelarutan fenol dengan NaOH,persamaan reaksi yang terjadi adalah:
C6H5OH + NaOH
C6H5ONa + H2O
Reaksi fenol dengan FeCl3 merupakan reaksi khas bagi fenol dan turunannya.
Penambahan FeCl3 ke dalam suatu larutan fenol, menghasilkan larutan berwarna
ungu. Berdasarkan struktur fenol, warna produk yang dihasilkan dapat bervariasi
mulai dari merah sampai ungu, atom H pada gugus OH fenol, disubstitusi oleh
FeCl2 dan karena Fe adalah golongan transisi, berikatan dengan fenol menyebabkan
perubahan warna yang macam-macam yang pada percobaan ini didapat warna ungu,
ungu tua pada resorsinol dan coklat tua pada pirogalol.
Reaksi yang terjadi pada perbedaan antara alkohol dan fenol yang di tes dengan
Na2CO3 dan dengan FeCl3 adalah:
C2H5OH + Na2CO3
C6H5OH + Na2CO3
C6H5ONa + H2CO3
C2H5OH + FeCl3
C2H5Cl3 + FeOH
C6H5OH + FeCl3
FeOC6H5
C6H5(OH)2 + FeCl3
Fe(OC6H5)2
C6H5(OH)3 + FeCl3
Fe(OC6H5)3
Reaksi nitroso Liebermann, asam sulfat bertindak sebagai katalis yang mereduksi
ikatan pada NaNO2 sehingga dapat berikatan dengan cincin aromatik membentuk
senyawa intermediet yang berwarna hijau, setelah ditambahkan air es (sebagai
Laporan Praktikum Kimia Organik II
24
penetral suasana) larutan berubah menjadi merah. Penambahan basa (NaOH) agar
suasana reaksi menjadi basa.
Pada reaksi nitroso, persamaan reaksi yang terjadi adalah:
C6H5OH + H2SO4
C6H5OSO4 + H2O
H. KESIMPULAN
Fenol memiliki kelarutan yang lambat dalam air, sedangkan turunan fenol seperti
pirogalol dan resorsinol larut cepat dalam air dan alkohol. Semakin banyak gugus
hidroksil pada suatu fenol, maka kelarutannya dalam air akan semakin tinggi.
Dibanding dengan asam karboksilat fenol lebih bersifat asam lemah dan asamnya
lebih kuat dari alkohol.
Bila fenol bereaksi dengan basa seperti natrium hidroksida (NaOH), fenol akan
diubah menjadi anion fenoksida (C6H5O), sehingga fenol akan larut dalam suatu
larutan basa sebagai natrium fenoksida (C6H5ONa).
Alkohol tidak dapat dilarutkan dengan basa manapun
Reaksi fenol dengan FeCl3 merupakan reaksi khas bagi fenol dan turunannya.
Daftar Pustaka
Fessenden dan fessenden.1982.Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1 Dan 2.Erlangga:Jakarta
Cotton dan wilkinson.1973.Kimia Anorganik Dasar.universitas indonesia press:Jakarta
http://hamidunmhydun.blogspot.com/2012/01/laporan-alkohol-dan-fenol.html
25
Percobaan IV
Hari/ tanggal : Senin 25 Juni 2012
SIFAT-SIFAT ANALINA
A. TUJUAN PERCOBAAN: :
a. Mengetahui proses pembentukan garam dan fenol dari senyawa anilina.
b. Menguji kebasaan serta reaksi anilina dengan asam nitrit ( HNO2 ).
B. LANDASAN TEORI
Anilin atau Amino aromatik yang juga dikenal dengan amino benzena/fenil amina,
yaitu zat cair yang tak berwarna, sukar larut dalam air, uapnya bersifat racun dan
bersifat basa lemah, dapat terbakar. Anilina pertama kali diisolasi dari daun nila
melalui destilasi dengan air kapur. Anilin banyak dibuat melalui reduksi nitrobenzen.
Reduksifasacair,nitrobenzendireduksidenganhidrogendalamsuasanaasam(HCl)
sertaadanyaironboring,dengansuhusekitar135170Cdantekananantara50500
26
atm, dimana asam ini akan mengikat oksigen sehingga akan terbentuk air, dengan
bantuankatalisFe2O3reaksinyasebagaiberikut:
4C6H5NO2+11H2===>4C6H5NH2+8H2O(FaithandKeyes,DB,195)
Proses reduksi dalam fasa cair sudah tidak digunakan lagi karena tekanan yang
digunakantinggisehinggakurangeffisiendarisegiekonomisdanteknis.Yieldyang
dihasilkanadalah95%(JohnWileyandSons.Inc,195).
Prosespembuatananilindarireduksinitrobenzendalamfasagas,sebagaipereduksi
adalahgashidrogendanuntukmempercepatreaksidibantudengankatalisatorNikel
Oksid,reaksinyasebagaiberikut:
C6H5NO2+3H2===>C6H5NH2+2H2O
Padaprosesreduksifasagasdengansuhudidalamreaktorsekitar275350Cdan
tekanan1,4atm,reaksiyangterjadiadalahreaksieksotermiskarenamengeluarkan
panas.Yieldyangdihasilkanpadaprosesiniadalah98%dankemurniandarihasil
(anilin) yang tinggi ini (99 %) mengakibatkan anilin dari segi komersial dapat
digunakan(FaithandKeyes,DB,1957).
Dalam industri, anilin digunakan dalam pembuatan bahan dasar zat warna yang mana
hasil dari garam diazoniium dengan amina-amina aromatik atau fenol-fenol, plastik
juga difarmasi sebagai bahan baku obat-obatan golongan sulfat, seperti sulfanilamid
dan sulfamerazin namun meimilliki efek samping yaitu dapat menyebabkan pusing,
muntah-muntah dan gejala isomnia (susah tidur), dan sebagai analin merupakan bahan
bakar roket dan bahan peledak.
Rumus bangun dari anilina adalah sebagai berikut:
NH2
NH2
atau
27
Anilin dapat bereaksi dengan asam sufat pekat membentuk anilin monosulfat yang jika
dipanaskan akan berubah menjadi asam sulfanilit (bahan pembuat zat warna). Anilin
bereaksi dengan asam nitrit dan HCl pada suhu di bawah 5 0C dan menghasilkan garam
diazodium. Proses ini dinamakan diazotisasi yang reaksinya sebagai berikut:
NH2HCl
NH2
HCl
HNO3
Anilina
Cl + 2H2O
Garam ini apabila direaksikan dengan halogen dapat membentuk aril halida atau fenil
halida (sebagai gas air mata).
Tabel sifat fisik dan sifat kimia anilina
Sifat fisika anilina
o Rumus molekul
o Berat molekul
o Titik didih normal
o Suhu kritis
o Tekanan kritis
o Wujud
o Warna
o Spesifik gravitu
: C6H5NH2
: 93,12 g/gmol
larutan sangat encer menghasilkan endapan 2,
: 184,4 oC
4, 6 tribromo anilina.
: 426 oC
oPemanasan
anilin hipoklorid dengan senyawa
: 54,4 atm
: cair
anilin sedikit berlebih pada tekanan sampai 6
: jernih
atm menghasilkan senyawa diphenylamina
: 1,024 g/cm3
oHidrogenasi katalitik pada fase cair pada suhu
135 170oC dan tekanan 50 500 atm
menghasilkan
80%
cyclohexamina
28
Alat
Bahan
Tabung reaksi
Silinder ukur
Gelas kimia
Pipet tetes
Cawan porselan
Kaki tiga
Kawat kasa
Pembakar spritus
Thermometer
Corong kimia
Anilina
HCl pekat
Larutan FeCl3
Larutan NaNO2 5%
Kertas lakmus
Aquades
Es batu
D. PROSEDUR KERJA
1 Pembentukan Garam
Campurkan 1 atau 2 mL analina dengan sekitar 1 mL HCl pekat. Apakah
2
hasilnya?
Kebasaan
Kocoklah setetes analina dengan 2mL aquades dan ujilah larutan denagn
29
Nama zat
Hasil pengamatan
Analina
berwarna
coklat,
tidak
Kebasaan
Nama zat
Hasil pengamatan
ternentuk
endapan
dengan
Diazotasi
Nama zat
Hasil Pengamatan
Pembentukan fenol
Nama zat
larutan
anilina
Pengamatan
dari
30
sebelumnya kemudian
perlahan-lahan.
F. ANALISIS DATA
Data pengamatan diatas dapat di analisis sebagai berikut :
o Reaksi yang terjadi saat analina ditambahkan HCl pekat adalah
NH2
N
+
N Cl
HCl
Garam diazonium
lakmus merah
Anilina tidak melarut dalam air karena anilina merupakan senyawa turunan
benzena yang tidak larut dalam pelarut polar. Pada penambahahan larutan feri
klorida, analina yang berwarna coklat, tidak mengalami perubahan warna, berbau
menyengat, dan terbentuk gas berwarna putih, panas pada tabung reaksi dan
terdapat Kristal.
Hal ini dikarenakan dalam strukturnya anilina tidak mengandung fenol atau tidak
mengandung gugus hidroksil (-OH), sehingga larutan tidak menghasilkan reaksi
positif (positif apabila larutan berubah warna menjadi larutan berwarna ungu)
o Diazotasi
Ketika Anilina ditambahkan HCl larutan Analina berwarna coklat, tidak mengalami
perubahan warna, berbau menyengat, dan terbentuk gas berwarna putih, panas pada
tabung reaksi dan terdapat Kristal. Hal ini terjadi karena analin merupakan
senyawa yang bersifat basa yang ketika ditambahkan dengan HCl (asam kuat) akan
breaksi membentuk garam. Garam yang dihasilkan dari proses ini yaitu garam
diazonium yang berwarna coklat, gas yang dihasilkan adalah gas klor. dan Kristal
yang terbentuk merupakan hasil pembekuan setelah ditambahkan dengan NaNO 2
5%.
Laporan Praktikum Kimia Organik II
31
o Pembentukkan fenol
Garam yang
32
(-N=N-) dan biasanya dirujuk sebagai senyawa azo (Fessenden dan Fessenden,
1992).
Reaksinya sebagai berikut:
NH2
HNO3
NH2
NO2
HCl
Cl
NaNO3/ HCl
Senyawa Azo
NH2
HNO3
NH2
HCl
NaNO2/HCl
N Cl
H2O, H+, O-
OH
Campuran larutan yang mengandung asam kuat akan merubah NaNO 2 yang
ditambahkan menjadi HNO2 (asam nitrit), asam nitrit ini kemudian akan merubah
anilin menjadi kation benzendiazonium. Kation benzendiazonium akan segera
berubah menjadi kation fenil dengan melepas molekul air dan gas N2. Kation fenil
bersifat cukup reaktif sehingga dengan cepat ia akan bereaksi dengan ion OH dari
molekul air dan membentuk fenol. Pemutusan gugus NH2 pada benzen dan
pengikatan gugus
33
Pemanasan garam diazonium pada suhu tinggi akan terbentuk fenol, karena
garam diazonia tidak stabil pada suhu kamar.
Daftar Isi
Fessenden dan fessenden.1982.Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1 Dan 2.
Erlangga:Jakarta
Keenan and Kleinfelter, Wood, 1980, Kimia Universitas, Erlangga: Jakarta.
Mulyono, Drs. HAM, M.Pd, 2005. Kamus Kimia (trb. VI), Bumi Aksara: Jakarta.
34
Percobaan V
Hari/ tanggal : Senin 25 Juni 2012
Asam salisilat bersifat racun jika digunakandalam jumlah besar, tetapi dalam
jumlah sedikit asam salisilat digunakan sebagai pengawet makanan, antiseptik
pada pasta gigi, zat pewarna, aspirin, dan untuk pembuat zat celup.
Struktur molekul asam salisilat adalah:
35
COOH
ONa
CO2
OH
Bahan
36
Sendok
Tabung reaksi
Kertas saring
Pembakar spiritus
Pipet tetes
Gelas kimia
Asam salisilat
Air
Alkohol
NaOH encer
FeCl3
Fe(NO3)3
Millon reagen
Kapur soda
Metil alcohol
H2SO4 pekat
D. PROSEDUR KERJA
a. Sifat fisika
Amatilah sifat-sifat fisika dari asam salisilat, warna, bau, kelarutan dalam air,
alkohol dan NaOH encer. Dan catatlah hasil pengamatannya.
b. Siapkan suatu larutan asam salisilat dengan cara mengocok 1 senduk kecil
salisilat dalam 15 mL air selama beberapa menit. Saring larutan dan filtrat
dibagi dalam tiga tabung reaksi. Gunakan filtrat tersebut untuk langkah C dan E.
c. Reaksi dengan FeCl3
Pada tabung 1 tambahkan 1-2 tetes larutan FeCl3 atau Fe(NO3)3, apakah
warnanya?
d. Reaksi dengan millon reagen
Pada tabung 2 tambahkan 1- tetes millon reagen, panaskan sedikit campuran itu.
Apakah hasilnya?
e. Formasi ester
Masukan ke dalam tabung 1 senduk kecil asam salisilat. Tambahkan 15
E. DATA PENGAMATAN
Laporan Praktikum Kimia Organik II
37
Sifat fisika
Nama zat
Hasil pengamatan
Warna
Bau
Kelarutan
dalam air
Alcohol
NaOH encer
Kelarutan
Nama zat
Hasil pengamatan
Hasil pengamatan
Hasil pengamatan
Formasi ester
Nama zat
Hasil pengamatan
selama
38
minyak angin
F. ANALISIS DATA
Sifa-sifat
Asam salisilat berwujud Kristal berwarna putih, tidak berbau, tidak larut dalam air
tetapi larut dalam alkohol. Asam salisilat tidak larut dalam air karena asam
salisisilat tidak larut dalam pelarut polar (tidak mampu membentuk ikatan hidrogen
dengan air), sedangkan dalam alkohol larut karena alkohol merupakan pelarut
nonpolar.
39
benzena yang tidak dapat larut dalam pelarut polar seperti air; dalam hal ini asam
salisilat dalam reaksinya dengan air, tidak mampu membentuk ikatan hidrogen dengan
air.
Dalam strukturnya, asam salisilat mengandung fenol sehingga di uji dengan
FeCl3
berwarna ungu ketika di uji dengan FeCl3 dan di uji dengan millon reagen perubahan
warnanya hampit coklat. Uji FeCl3
mengidentifikasi adanya fenol dalam reaksi asam salisilat. Perubahan warna yang
hampir coklat ini disebabkan karena Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan
merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan
protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh
pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya
senyawa merkuri dengan gugus hidroksi fenil yang berwarna.
Ester dihasilkan apabila asam salisilat dipanaskan bersama alkohol dengan
bantuan katalis asam. percobaan menunjukan bahwa asam salisilat larut dalam
metanol dan l Larutannya putih keruh + H 2SO4 mengeluarkan gas dan panas pada
dinding tabung. Saat dipanaskan larutan tidak berubah warna, tercium bau seperti
minyak angin hal ini disebabkan karena dalam proses ini telah terbentuk senyawa
ester (bau wangi). fungsi pemanasan dalam proses ini adalah untuk mempercepat
pembentukan ester. Mekanisme pembentukan ester adalah sebagai berikut :
Tahap I :
H2SO4
2H+ + SO4-
O
C
OH
OH+
C
OH
OH
Tahap 3:
Adisi alkohol dan pemindahan suatu proton ke salah satu gugus hidroksil:
40
OH
OH+
C
OH
OH
C
+
CH3OH
OH
OH
O+
OH
C
OH
OH
OCH3
H3C
OH
O
C
OCH3
H2O
O
C
OH
OCH3
O
C
OCH3
H2SO4
H2SO4
H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan ini, maka dapat disimpulkan :
Asam salisilat berwujud kristal putih, tidak berbau dan mempunyai sifat larut dalam
pelarut nonpolar seperti alkohol dan tidak larut dalam pelarut polar seperti air. Asam
salisilat memberikan hasil positif ketika di uji dengan FeCl 3 dan reagen millon karena
asam salisilat mengandung fenol, Asam salisilat dapat breaksi dengan alkohol
membentuk ester dengan bantuan katalis asam dan melalui pemanasan karena asam
salisilat mengandung gugus karboksil yang reaktif dengan alkohol, dengan
terprotonasinya gugus karbonil.
Daftar Pustaka
Mulyono, Drs. HAM, M.Pd, 2005. Kamus Kimia (trb. VI), Bumi Aksara: Jakarta.
Fessenden dan fessenden.1982.Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1 Dan 2.
Erlangga:Jakarta
http://hamidunmhydun.blogspot.com/2012/01/laporan-alkohol-dan-fenol.html
41
Percobaan VI
Hari/ tanggal : Selasa, 26 Juni 2012
KARBOHIDRAT (AMILUM)
A. TUJUAN PERCOBAAN:
Membuktikan sifat-sifat dari amilum dan membuktikan apakah
amilum merupakan golongan karohidrat
B. LANDASAN TEORI
Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom karbon,
hidrogen dan oksigen. Pada tumbuhan karbohidrat diperoleh dari reaksi fotosintesis
yaitu dengan mereaksikan karbondioksida (CO2) dengan air (H2O) dalam klorofil.
amilum rumus kimia (C6H10O5)n.
Amilum (pati) adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air.
Amilum merupakan homopolimer dari glukosa yang digabung oleh mata rantai alfa,
sama dengan maltosa. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan
untuk minyimpan kelebihan glukosa yang biasanya disimpan dalam benih, akar dan
umbi. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat yaitu amilosa dan amilokeptin.
Dalam komposisi yang berbeda-beda, amilosa memberikan sifat keras sedangkan
amilopektin menyebabkan sifat lengket.
Amilosa merupakan campuran dari 2 polimer yaitu amilosa dan amilopektrin.
Pati alammengandung 10-20% amilosa dan 80-90% amilopektrin, bila terhidrolisis
Laporan Praktikum Kimia Organik II
42
amilase
C6H12O6
glukosa
Pereaksi Fehling
Perekasi Fehling adalah oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk
mengenal kandungan aldehida pada suatu senyawa.
Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. Fehling A adalah
larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium
natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut,
sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion
Laporan Praktikum Kimia Organik II
43
Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan
CuO.
Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan
diendapkan sebagai Cu2O. Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi Fehling menghasilkan
endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer
misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan.
Fehling A
Fehling A berisi larutan CuSO4, bersifat cair, berwarna biru, titik didih 99,9 C, titik lebur
-0,1oC, larut dalam air, dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit, tidak mudah
terbakar. (Ensiklopedia umum, 1999)
Fehling B
Fehling B berisi larutan NaOH dan KNa-tartrat, tidak berwarna, berbau, titik didih
103oC, titik lebur -10 oC. (Ensiklopedia umum, 1999)
Air ludah
Air ludah mengandung air, lendir, garam, dan juga enzim ptialin. Enzim ini berfungsi
mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula yaitu maltose dan glukosa. Ludah akan
membungkus bagian-bagian dari makanan dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai
mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (lisosim) yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Air liur memiliki pH netral. Air liur
berfungsi untuk membasahi makanan, mencegah mulut dari kekeringan, membunuh
mikroorganisme, dan sebagai penyangga pH. Dalam ludah dan dalam cairan yang
dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terdapat amilum yang terdapat
dalam makanan kita. Oleh enzim emilase diubah menjadi maltase. Cara kerja enzim
amilase yaitu pertama amilum (zat tepung) diubah menjadi maltosa dengan dibantu enzim
amilase.
Percobaan Iod
Amilum termasuk polisakarida. Polisakarida memiliki struktur yang spiral (menutup)
yang pabila polisakarida ini (amilum) ditetesi Iod, maka molekul Iod akan terperangkap
di dalamnya sehingga larutan yang terbentuk berwarna biru.
Laporan Praktikum Kimia Organik II
44
Ketika dipanaskan, amilun kan terhidrolisis menjadi monosakarida sehingga Iod bisa
terlepas. Selanjutnya ditambahkan NaOH maka I- akan bereaksi dengan Na+ membentuk
NaI, akibatnya larutan akan menjadi bening.
Hal ini tidak berlaku untuk jenis-jenis sakarida yang lain seperti monosakarida,
disakarida, dan oligosakarida karena struktur mereka masih sederhana.
Apabila dipanaskan maka ikatan antara Na dan I kembali renggang sehingga apabila
didiamkan bisa balik lagi (Na+ dan I-) dan terbentuk warna biru kembali.
C. ALAT DAN BAHAN
ALAT
Gelas kimia
Pipet
Tabung reaksi
Silinder ukur
Pembakar spritus
Kaca arloji
Kaki tiga
Kawat kasa
BAHAN
Amilum
Aquades
Air
Alkohol
HCl
NaOH
Air ludah
H2SO4
Feling A
Feling B
Iodin
D. PROSEDUR KERJA
1) Sifat sifat
Amati sifat-sifat dari tepung kanji dan tentukan kelarutannya dalam air dan alkohol
2) Persiapan larutan amilum
1. Tambahkan ke dalam tabung reaksi besar 1 gram tepung kanji dan tambahkan 20
ml air. Kocoklah. Sistem disperse apakah ini?
2. Tuangkan campuran ini ke dalam gelas kimia 250 ml yang di isi dengan 100 ml
air mendidih. Aduklah. Sistem disperse apakah ini?
3. Biarkan campuran mendingin. Gunakan cairan jernih untuk tes berikut
3) Uji yodium
1. Pada 1 ml larutan amilum tambahkan larutan yodium tetes demi tetes sampai
memperoleh warna. Apakah hasilnya?
2. Panaskan campuran. Apakah hasilnya?
3. Dinginkan kembali. Uraikan hasilnya
4) Uji dengan larutan fehling
1. Pada 1 ml larutan amilum tambahkan 5-8 tetes larutan fehling A + B
2. Panaskan tabung di dalam penangas air. Apakah larutan amilum direduksi
larutan fehling?
5) Hidrolisa amilum
Laporan Praktikum Kimia Organik II
45
Hasil pengamatan
kanji.
Kanji + air
Melarut
Kanji + alcohol
Hasil pengamatan
Sedikit larut
Suspensi (system disperse kasar)
Tuangkan campuran ke
dalam100 ml air mendidih.
System dispersi apakah ini ?
Koloid
3. Uji yodium
46
Nama zat
Hasil pengamatan
Dinginkan kembali.
Menghasilkan larutan berwarna
biru kehijauan
4. Uji dengan larutan fehling
Nama zat
Hasil pengamatan
1 ml larutan amilum + 5 8
tetes fehling (A + B )
muda
5. Hidrolisis amilum
Nama zat
Hasil pengamatan
mendidih
Setiap 2-3 menit teteskan 1-2
tetes di atas kaca arloji dan uji
dengan larutan yodium
2 menit ke-1 :
2 menit ke-2 :
2 menit ke-3 :
Tetap biru
47
2 menit ke-4 :
Menjadi Ungu
2 menit ke-5 :
Tetap Ungu
2 menit ke-6 :
Menjadi Merah
2menit ke-7 :
Tetap merah
2 menit ke-8 :
2 menit ke-9 :
Hasil pengamatan
Setelah di panaskan larutan menjadi putih
keruh
Ditambahkan fehling menjadi hijau
48
berwarna biru.
2 menit ke tiga dan keempat: larutan yang ditetesi dengan larutan yodium
larutannya berubah menjadi ungu, karena di dalam larutan tersebut tidak lagi
49
Aldehid
merah bata
G. PEMBAHASAN
Amilum (pati) adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air.
Amilum merupakan homopolimer dari glukosa yang digabung oleh mata rantai alfa,
Laporan Praktikum Kimia Organik II
50
sama dengan maltosa. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat yaitu amilosa dan
amilokeptin. Dalam komposisi yang berbeda-beda, amilosa memberikan sifat keras
sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket.
Amilum tidak larut dalam air sehingga disebut sebagai amilo paktin. Oleh karena
berat molekul dari amilo paktin lebih besar dari amilosa (yang larut dalam air)
dimana berat molekul dari amilo paktin adalah 70.000-106, akibatnya amilum/pati
tidak larut dalam air. Tetapi amilum larut dalam alkohol
Tepung kanji tidak larut dalam air, hanya terlihat keruh dan masih bisa dibedakan
pelarut dan zat yang terlarut peristiwa ini disebut sistem suspensi. Pemanasan
terhadap larutan ini terlihat membentuk kentalan dan terbentuk larutan koloid.
Peristiwa ini terjadi karena partikel-partikel amilum tidak bebas bergerak dan
diikat oleh molekul air sehingga larutannya menjadi kental dimana
partikel
yodium
dimaksudkan untuk
memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan. Warna biru yang
dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan
iodin. Tetapi amilum yang telah ditetesi iodin kemudian dipanaskan, warna yang
dihasilkan sebagai hasil dari reaksi yang positif akan menghilang dan terlihat
bening setelah didinginkan warna biru akan muncul kembali. Di dalam amilum
sendiri terdiri dari dua macam amilum yaitu amilosa yang tidak larut dalam air
dingin dan amilopektin yang larut dalam air dingin (Wahyudi,dkk., 2003:116).
Ketika amilum dilarutkan dalam air, amilosa akan membentuk micelles yaitu
molekul-molekul yang bergerombol dan tidak kasat mata karena hanya pada
tingkat molekuler.
Micelles ini dapat mengikat I2 yang terkandung dalam reagen iodium dan
memberikan warna biru khas pada larutan yang diuji. Pada saat pemanasan,
molekul-molekul akan saling menjauh sehingga micellespun tidak lagi terbentuk
sehingga tidak bisa lagi mengikat I2. Akibatnya warna biru khas yang ditimbulkan
menjadi menghilang. Micelles akan terbentuk kembali pada saat didinginkan dan
warna biru khas pun kembali muncul (Fessenden, 1997:609). Warna biru khas
Laporan Praktikum Kimia Organik II
51
yang ditimbulkan sebagai hasil dari reaksi positif, juga akan hilang jika larutan
yang telah positif dalam pengujian iod ditambah dengan NaOH. Ion Na + yang
bersifat alkalis akan mengikat iodium sehingga warna biru khas akan memudar
dan hilang.
Uji yodium, larutan amilum ditetesi dengan yodium menghasilkan warna biru tua
saat dipanaskan warnanya menjadi bening dan setelah dibiarkan dingin kembali
berwarna biru, hal ini membuktikan bahwa amlilum merupakan jenis/golongan
karbohidrat dari polisakarida komplek amilosa. Selain dari pada itu amilum/pati
bukan merupakan gula pereduksi sebab tidak menghasilkan endapan merah bata
jika ditetesi fehling ataupun yodium.
Amilum yang diuji dengan pereaksi Fehling (A+B) menghasilkan
larutan
berwarna biru muda, setelah dipanaskan tidak terjadi perubahan warna (tetap biru)
karena amilum merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan
Fehling. Amilum bukan gula pereduksi yang tidak mempunyai gugus aldehid dan
keton bebas, sehingga tidak terjadi oksidasi antara amilum dengan larutan Fehling
maka tidak terbentuk endapan dan larutan tetap berwarna biru setelah dipanaskan.
amilum yang merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan
fehling.
Hidrolisa amilum, larutan amilum ditetesi dangan HCl pekat larutannya menjadi
putih keruh, ketika dipanaskan larutannya menjadi bening dan larutanya tidak
mengental, karena HCl merupakan asam kuat. Pada saat proses pemanasan larutan
HCl menguap dan larutan tersebut kemudian diambil dan teteskan pada kaca arloji
kemudian diuji dengan larutan yodium dan terjadi perubahan warna menjadi biru,
dikarenakan bentuk molekul amilum yang awalnya berbentuk spiral; pengaruh
panas maka bentuk spiral menjadi renggang mengakibatkan molekul I 2 mengikat
molekul amilum sehinga terjadi perubahan warna menjadi biru, dan proses
perubahan warna dari biru menajdi bening walaupun ditetesi dengan yodium,
dikarenakan suhunya menurun sehingga molekul amilum kembali terbentuk
spiral. Penambahan NaOH tidak terjadi perubahan warna (tetap bening) dimana
NaOH bersifat basa kuat ketika bercampur dengan HCl maka akan terbentuk
larutan garam.
Amilum dapat breaksi dengan ludah karena dalam air ludah terkandung enzim
amylase yang akan memberikan perubahan warna yang menjadi kehijauan setelah
dipanaskan, sebagai pertanda amilum mengalami hidrolisis menjadi maltose oleh
enzim amylase. Maltosa yang mempunyai sifat mereduksi karena masih
Laporan Praktikum Kimia Organik II
52
H. KESIMPULAN
Hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa:
Amilum terdiri dari 2 bagian yaitu amilosa yang larut dalam air dan amilopektin
molekul berbentuk spiral dan warna bening karena terjadi kerenggangan pada spiral.
Amilum merupakan polisakarida yang tidak mempunyai gugus aldehid dan keton
(monosakarida penyusunnya).
Amilum dapat breaksi dengan ludah karena dalam air ludah terkandung enzim
amylase yang menghidrolisis amilum menjadi maltase.
53
DAFTAR PUSTTAKA
Mulyono, Drs. HAM, M.Pd, 2005. Kamus Kimia (trb. VI), Bumi Aksara: Jakarta.
Kopong, Aloysius. 1989. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Kupang: UNWIRA
Fessenden, Ralph J. dan Joan S. Fessenden. 1994. Kimia Organik, terj. Edisi Ketiga.
Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Www.Karbohidrat. Google.com
54
Percobaan VII
Hari/ tanggal : Selasa 26 Juni 2012
GULA
A. TUJUAN PERCOBAAN:
Untuk mengetahui sifat-sifat gula
B. DASAR TEORI
Gula adalah kelompok senyawa karbohidrat dengan beberapa tipe. Karbohidrat adalah
senyawa organik yang banyak ditemukan di alam dengan unsur penyusun utamanya
adalah karbon, oksigen, dan hidrogen. Rumus umunya C nH2mOm, yang disebut sakarida.
Sumber utamanya adalah tumbuhan. Tipe paling sederhana dari senyawa ini adalah
monosakarida yang meliputi triosa, tetrosa, pentosa dan heksosa. Oligosakarida meliput
yang lebih kompleks yakni disakarida yang meliputi maltosa, laktosa, termasuk sukrosa;
dan trisakarida (gula dengan tiap molekulnya tersusun dari 3 satuan monoksida) dan
tetrasakarida. Sementara yang tergolong polisakarida yakni amilum, glikogen dan
selulosa. Baik monosakarida maupun kelompok oligosakarida umumnya terasa manis
dan dapat larut dala air.
Secara umum karbohidrat tersusun atas C, O, dan H, tapi tidak selalu, hidrogen dan
oksigen dalam karbohidrat, perbandingannya dua atom hidrogen dan satu atom oksigen
yaitu sebagai molekul air (H2O), sehingga muncul kata carbohydrate sebagai turunan
dari carbon hidrate. Beberapa karbohidrat, seperti ramnosa, C6H12O5, tidak mengandung
hidrogen dan oksigen sebagai H2O.
Secara potensial karbohidrat dapat dikonversi menjadi hidroksi aldehid atau keton.
Semua gula sederhana memiliki gugus gula bebas. Gugus gula bebas ini punya arti
Laporan Praktikum Kimia Organik II
55
Glukosa dapat diperoleh dari hidrolisis sukrosa (gula tebu) atau pati (amilum). Selain
pada buah anggur
dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan
klorofil dalam daun serta mempunyai sifat:
Memutar bidang polarisasi cahaya ke kanan (+ 52.70)
56
CH2OH
OH
H
CH2OH
Frukto
57
molekul C12H22O11 Senyawa ini dikenal sebagai sumber nutrisi serta dibentuk oleh
tumbuhan, seperti tebu atau gula bit. Penambahan sukrosa dalam media berfungsi
sebagai sumber karbon. Unit glukosa dan fruktosa diikat oleh jembatan asetal oksigen
dengan orientasi alpha. Glukosa larut dalam air dan terhidrolisis membentuk glukosa dan
fruktosa. Campuran sama banyak glukosa dan fruktosa dari hasil hidrolisis ini disebut
gula invert atau gula invertosa karena campuran kedua molekul tersebut bersifat
levorotasi (putar-kiri) sedangkan sukrosa bersifat deksrorotasi (putar-kanan) terhadap
bidang polarisasi cahaya. Struktur ini mudah dikenali karena mengandung enam cincin
glukosa dan lima cincin fruktosa. Proses fermentasi sukrosa melibatkan mikroorganisme
yang dapat memperoleh energi dari substrat sukrosa dengan melepaskan karbondioksida
dan produk samping berupa senyawaan alkohol. Sukrosa bereaksi negatif terhadap
pereaksi fehling, benedict, dan tollens.
Laktosa
Laktosa adalah bentuk disakarida dari karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi
bentuk lebih sederhana yaitu galaktosa dan glukosa. Mempunyai rumus molekul
C12H22O11 yang juga disebut gula susu karena laktosa ada di dalam kandungan susu,
dan merupakan 2-8 persen bobot susu keseluruhan. Padatan kristal tak berwarna ini
berasa manis (1/6 kali kemanisan sukrosa) dan muda larut dalam air.
Laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa.
Laktosa adalah disakarida pereduksi. Selama proses pencernaan, laktosa mengalami
proses hidrolisis enzimatik oleh laktase dari sel-sel mukosa usus.
Sifat-sifat kimia lakotsa:
Laporan Praktikum Kimia Organik II
58
Maltosa
Senyawa karbohidrat tergolong gula disakarida dengan rumus molekul
C12H22O11. Maltosa terdiri dari dua residu D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan
glikosida. Sebuah molekul glukosa dihubungkan melalui atom karbonnya yang
pertama dengan gugus hidroksil atom karbon keempat pada molekul glukosa yang
lainnya. Kedua residu glukosa tersebut berada dalam bentuk piranosa. Maltosa
memilliki gugus karbonil yang berpotensi bebas yang dapat dioksidasi, sehingga
maltosa mempunyai sifat gula pereduksi. Di dalam tubuh, maltosa didapat dari hasil
pemecahan amilum yang lebih mudah dicerna. Maltosa banyak terdapat kecambah,
susu dan pada serealia, misalnya beras dan dihasilkan dari proses peragian.
(Almatsier, S. 2005).
Digunakan dalam makanan bayi dan susu bubuk beragi (malted milk), sebagai
nutrisi dalam makanan.
Laporan Praktikum Kimia Organik II
59
Uji karbohidrat
Uji kualitatif
Pengujian ini dapat dilakukan dengan dua (2) macam cara, yaitu; pertama
menggunakan reaksi pembentukan warna dan yang kedua menggunakan prinsip
kromatografi
(TLC/Thin
HPLC/High
Performance
Layer
Liquid
Cromatograpgy, GC/Gas
Cromatography).
Cromatography,
Dikarenakan
efisiensi
macam-macam
karbohidrat
dan
H2SO4
pekat
menjadi
60
Ion Cu (dari pereaksi barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat
oleh gula pereduksi monosokarida dari pada disakarida dan menghasilkan
endapan Cu2O berwarna merah bata.
5) Uji seliwanoff
Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksifurfural dan dengan
penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk senyawa
kompleks berwarna merah orange.
6) Uji osazon
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan
membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin
berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang
spesifik. Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali
bila didinginkan. Namun, sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus
aldehida atau yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas. Sebaliknya,
osazon monosakrida tidak larut dalam air mendidih.
7) Asam musat
Oksidasi terhadap kerbohidrat dengan asam nitrat pekat akan menghasilkan
asam yang dapat larut. Namun, laktosa dan galaktosa menghasilkan asam musat
yang dapat larut.
Hidrolisis karbohidrat
o Hidrolisis pati
Dua fraksi pemisahan pati dengan air panas, yaitu : amilosa pati terlarut yang
menghasilkan warna biru jika diberi yodium, dan amilopektin merupakan
fraksi yang tidak larut tapi menghasilkan warna ungu sampai merah jika
dicampur dengan larutan yodium. Pati akan terhidrolisis menjadi senyawa
yang lebih sederhana atau mendekati monosakarida, dengan melihat
Laporan Praktikum Kimia Organik II
61
perubahan warna dari biru sanpai tidak berwarna, hasil akhir dapat diujikan
dengan pembuktian penetralan dengan uji benedict.
o Hidrolisis sukrosa
Sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan terhidrolisis, lalu menghasilkan
glukosa dan fruktosa. Hal ini menyebabkan uji benedict dan seliwanoff yang
sebelum hidrolisis memberikan hasil negatif menjadi positif. Uji barfoed
menjadi positif pula dan menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa menghasilkan
monosakarida.
o Pereaksi Tollens
Disebut juga perak amoniakal yang merupakan campuran AgNO3 dan amonia
yang berlebihan. Jika bereaksi dengan monosakarida yang mengandung gugus
aldehid akan menghasilkan cermin perak. (Fessenden, 1986)
o Fehling A
Fehling A berisi larutan CuSO4, bersifat cair, berwarna biru, t.d 99,9 C, t.l -0,1
o
C, larut dalam air, dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit, tidak
ALAT
Tabung reaksi dan rak
tabung reaksi
Pipet tetes
BAHAN
HCl ( 3 M )
HNO3
NaOH (6 M)
62
Spatula/batang pengaduk
Kaca arloji
Corong
Gelas kimia
Kaki tiga dan lampu
spiritus
Cawan penguap
Glukosa
Fruktosa
Laktosa
Sukrosa
Pereaksi fehling A dan B
D. PROSEDUR KERA
a. Sifat-sifat
Ambil 5 tabung reaksi pada tabung di isi 3 sendok kecil
Tabung I
: Laktosa (C12H22O11)
Tabung IV : Maltosa (C12H22O11)
Tabung II
: Glukosa (C6H12O6)
Tabung V : Sukrosa (C12H22O11)
Tabung III
: Fruktosa (C6H12O6)
Amati sifat fisika dari gula, warna, bau, rasa, bentuk kristal!!!!
Kelarutan dalam air (tiap tabung reaksi diatas tambahkan 5 ml air dan kocok)
b. Uji terhadap fehling
Ukur 1 ml dari setiap larutan dan uji dengan larutan fehling
Jika hasil negatif, ukur 1 ml larutan dan tambahkan 1 ml 0,1 N HCl dan
hasil hidrolisa.
c. Reaksi dengan HNO3 pekat
Ukur 1 ml masing-maasing larutan glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa dan
63
ZAMA ZAT
DATA PENGAMATAN
5 tabung reaksi yang di isi 3 sendok Sifat fisik gula
Laktosa putih, tidak berbau, tidak manis,
kecil:
Tabung I
: Laktosa
Tabung II : Glukosa
Tabung III : Fruktosa
Tabung IV : Sukrosa.
Tabung V : Maltosa
bubuk
Glukosa putih, tidak berbau, manis, kristal
halus
Fruktosa putih, tidak berbau, sangat manis,
bubuk
Sukrosa putih, tidak berbau, manis, kristal
Maltosa putih kebiruan, tidak berbau, manis,
bubuk halus
Laktosa larut dalam air
Glukosa larut dalam air
Fruktosa larut dalam air
Sukrosa larut dalam air dalam waktu
setelah dipanaskan :
laktosa
maltose
sukrosa
tidak berubah
glukosa
fruktosa
64
1 ml larutan glukosa + 2
tetes
HNO3
pekat
dipanaskan sampai kering
1 ml larutan fruktosa + 2
tetes
HNO3
pekat
dipanaskan sampai kering
1 ml larutan sukrosa + 2
tetes
HNO3
pekat
dipanaskan sampai kering
1 ml larutan maltosa + 2
tetes
HNO3
pekat
dipanaskan sampai kering
Glukosa + I2
kuning
Fruktosa + I2
merah bata
1 ml larutan Sukrosa
tetes larutan yodium
sukrosa + I2
merah bata
maltosa + I2
merah bata
laktosa + I2
kuning
+ 2-3
warna biru menjadi bening dan lamakelamaan menjadi merah bata, reaksinya
lama.
warna biru menjadi bening dan lamakelamaan menjadi merah bata, reaksinya
cukup lama.
warna biru menjadi bening dan lamakelamaan menjadi merah bata, reaksinya
cepat.
warna biru menjadi bening dan lamakelamaan menjadi merah bata, reaksinya
65
lebih cepat.
warna biru menjadi bening dan lamakelamaan menjadi merah bata, reaksinya
sangat cepat.
glukosa
+
Fruktosa
+
sukrosa
-
Laktosa
+
Maltosa
+
HNO3
pekat
Larutan I2
F. ANALISIS DATA
a.
C6H12O6
Reaksi fotosintesis.
Sedangkan Reaksi pembentukan disakarida merupakan gula yang molekulmolekulnya hasil pembentukan dari monosakarida-monosakarida yakni Sukrosa
(glukosa + Fruktosa), maltosa (glukosa + glukosa) dan laktosa (glukosa + galaktosa).
Tetapi ketiganya mempunyai rumus struktur yang berbeda.
Perbandingan antara atom H dan O pada karbohidrat sering ditemukan 2 : 1
sukrosa + air fruktosa + glukosa
Laporan Praktikum Kimia Organik II
66
Glukosa + fehling dipanaskan terbentuk endapan merah bata. Hal ini disebabkan
karena Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B.
fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran
larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan
mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang
berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu 2+ sebagai ion kompleks.
Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO sehingga ketika
ditambahkan ke dalam larutan glukosa yang mengandung gugus aldehida, yang
mana gugus aldehida terbebut mereduksi ion Cu2+ sebagai ion kompleks dalam
fehling sehingga ketika dipanaskan akan terbentuk endapan merah bata. Fungsi
pemanasan dalam proses ini yaitu untuk mempercepat terjadinya reaksi antara
glukosa dengan fehling. Endapan merah bata yang terbentuk adalah Cu2O yang
mengendap. Reaksinya adalah sebagai berikut :
Aldehid
merah bata
67
fruktosa mempunyai gugus keton bebas pada atom C nomor 2 yang reduktif
sehingga dapat mereduksi ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks dalam fehling
sehingga ketika dipanaskan akan terbentuk endapan merah bata.
Laktosa + fehling, memberikan hasil positif (kuning). Hal ini disebabkan karena
Laktosa memiliki satu atom karbon hemiasetal dan mempunyai gugus karbonil.
Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor 1 pada galaktosa
dan atom nomor
Maltosa + fehling memberikan hasil negatif dan setelah ditambahkan HCl 0,1 N
dan dipanaskan memberikan hasil positif menjadi kuning. Hal ini disebabkan
karena Maltosa merupakan suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul
glukosa yang merupakan disakarida yang paling sederhana. Ikatan yang terjadi
ialah antara karbon atom karbon nomor 1 (karbon anamer) dari residu glukosa
yang pertama dan atom karbon nomor 4 dari dari glukosa yang kedua. Oleh
karena itu maltosa masih mempunyai gugus OH glikosidik bebas yang reaktif,
dengan demikian masih mempunyai sifat mereduksi sehingga dapat dapat
mereduksi ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks dalam fehling.
c.
68
menghasilkan larutan berwarna merah bata. Hal ini disebabkan karena semua gula
yang di pakai adalah golongan monosakarida (glukosa dan fruktosa) dengan disakarida
(sukrosa, maltosa dan laktosa), sedangkan uji yodium memberikan hasil positif apabila
e.
mengalami perubahan warna menjadi merah bata dibandingkan dengan larutan glukosa
yang berisi 1-2 tetes. Hal ini dikarenakan fehling dapat direduksi oleh karbohidrat yang
mempunyai sifat mereduksi. Warna merah bata yang terjadi kemungkinan besar karena
kesalahan pada persetase glukosa yang digunakan dimana larutan glukosa yang
digunakan tidak ditetapkan persentasenya dengan tepat; padahal merah bata yang
dihasilkan harus menggunakan larutan glukosa 1%. Sedangkan glukosa 0,1% yang
ditambahkan dengan fehling menghasilkan larutan hijau kekuningan.
G. PEMBAHASAN
Sifat-sifat
Yang termasuk heksosa senyawa karbohidrat dari
fruktosa, dan galaktosa. Sedangkan yang
69
(laktosa dan sukrosa) memiliki perbedaan kelarutan dalam air. Tingkat kelarutannya
dalam air monosakarida lebih cepat larut dibandingkan dengan oligosakarida yang
cukup lamban. Hal ini disebabkan karena perbedaan pada penyusunan atom-atom
penyusun gula. Dan juga disebabkan karena glukosa mempunyai gugus -0H yang
sangat polar sehingga larut dalam air. sehingga antar molekulnya maupun dengan
molekul air terbentuk ikatan hidrogen yang kuat. Selain itu juga, kelarutan
dipengaruhi oleh luas permukaan/ besarnya kristal gula. Semakin besar kristalnya,
maka semakin lambat melarut.
Hal ini dapat dilihat dari strukturnya :
O
CH
HCOH
HOCH
H
HCOH
C==O
HOCH
HCOH
HCOH
HCOH
HCOH
CH2OH
D-Glukosa
CH2OH
D-Fruktosa
Sukrosa
Uji fehling
Larutan-larutan gula akan menghasilkan endapan merah bata jika ditetesi dengan
pereaksi fehling. Endapan merah bata akan terbentuk apabila gula yang diuji
merupakan gula pereduksi. Yang termasuk dalam golongan gula pereduksi adalah
golongan monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa.
Percobaan ini menunjukan larutan gula (glukosa, fruktosa, sukrosa dan laktosa)
direaksikan dengan pereaksi fehling kemudian dipanaskan menghasilkan endapan
merah bata (Cu2O), yang menunjukkan larutan tersebut positif kecuali
sukrosa.
Glukosa dapat mereduksi Cu2+ menjadi Cu+ karena glukosa termasuk golongan
Laporan Praktikum Kimia Organik II
70
aldosa yang memiliki gugus aldehid bebas (sangat reduktif). Struktur laktosa terdiri
atas dua
monosakarida,
H. KESIMPULAN
Laporan Praktikum Kimia Organik II
71
Daftar Pustaka
Kopon, Aloysius. 1989. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Kupang: UNWIRA Mulyono,
Drs. HAM, M.Pd, 2005. Kamus Kimia (trb. VI), Bumi Aksara: Jakarta.
Www. Karbohidrat. Google.com
72
Yazid, Estien dan L. Nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia. Edisi Pertama.
Yogyakarta : Andi
73