“Reaksi Penggaraman”
Oleh:
Kelompok I (Satu)
STEM AKAMIGAS
Jln. Gajah Mada No. 38 Cepu 58315, Kab. Blora – Jawa Tengah
Telp. (0296) 421897, Fax (0296) 425939
E-mail : stem@akamigas-stem.esdm.go.id
PRAKTIKUM REAKSI PENGGARAMAN
I. Judul Penelitian
“Reaksi Penggaraman”
II. Intisari
dilaukukan pada hari Rabu, 3 Oktober 2012. Praktikum tersebut dilakukan secara
berkelompok. Laporan ini berisikan data hasil percobaan yang saya lakukan bersama
gejala-gejala yang timbul dari percampuran larutan untuk menghasilkan garam. Dan
hasil yang saya dapat adalah demikian yang terlampir dalam kertas ini.
A. Tujuan Percobaan
B. Metode Eksperimen
beberapa larutan asam dan basa sebagai peraksi, kemudian logam dan larutan
tersebut di campurkan dengan larutan lain sehingga dapat menimbulkan rtan lain
Asam dan Basa. Dan larutan lain sebagai pereaksi di reaksikan dengan larutan kimia
yang lainnya. Dari pencampuran tersebut dapat diamati perubahan reaksi yang
terjadi.
C. Hasil Analisa
Reaksi penggaraman atau reaksi dari campuran yang terjadi memiliki karakteristik
D. Simpulan
dengan larutan asam dan basa, serta pencampuran larutan baik asam atau basa
dengan larutan garam lain dan endapan. Namun tidak terjadi pada Cu + HCl.
III. Pendahuluan
Reaksi antara asam dan basa disebut reaksi penetralan (netralisasi). Hal ini
karena selain air, hasil reaksi antara asam dan basa adalah suatu zat yang bersifat
netral, yaitu zat yang tidak bersifat asam maupun basa. Zat netral yang di maksudkan
di sini adalah garam. Mengingat reaksi netralisasi dapat menghasilkan garam, maka
reaksi ini juga di kenal dengan istilah reaksi penggaraman. Secara sederhana, reaksi
Pada reaksi penetralan, jumlah asam harus ekivalen dengan jumlah basa.
Untuk itu perlu ditentukan titik ekivalen reaksi. Titik ekivalen adalah keadaan
dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi dengan jumlah mol basa. Untuk
menentukan titik ekivalen pada reaksi asam-basa dapat digunakan indikator asam-
basa.
reaksi atau garam yang terjadi pada saat titik ekivalen. Walaupun reaksi asam dengan
basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi (garam) tidak selalu bersifat
netral. Sifat asam basa dari larutan garam bergantung pada kekuatan asam dan
basa penyusunnya. Contoh sederhana dari reaksi penggaraman adalah reaksi antara
asam klorida (HCl) dengan natrium hidroksida (NaOH), yang akan membentuk
yang terjadi dari beberapa larutan yang diuji, perubahan yang terjadi pada larutan
logam dan suatu larutan dengan larutan lain sehinggaa terjadi reaksi diantaranya
Definisi Garam
Garam adalah suatu senyawa yang merupakan salah satu hasil dari reaksi antara
larutan asam dengan basa atau suatu senyawa yang terbentuk dari kationnya basa
(ion bermuatan positif yang asalnya dari basa) dengan anionnya asam (ion
bermuatan negatif yang asalnya dari asam). Reaksi kimia yang menghasilkan produk
Sebagian besar garam merupakan senyawa ion, yaitu senyawa yang terbentuk
dari kation yang asalnya dari suatu logam dengan anion yang asalnya dari non
logam.
Namun ada juga garam yang termasuk senyawa kovalen polar, yaitu senyawa
yang terbentuk dari kation dan anion yang keduanya berasal dari unsur-unsur non
logam.
Reaksi penggaraman
Apabila suatu larutan asam dengan larutan basa dicampurkan dalam suatu
bejana, maka ion H+ (dari asam) akan bereaksi dengan ion OH- (dari basa)
membentuk air. Reaksi antara ion H+ dengan OH- tersebut dapat di tuliskan sebagai
berikut.
H+ + OH- H2 O
Reaksi antara asam dan basa disebut reaksi penetral (netralisasi). Hal
ini karena selain air, hasil reaksi antara asam dan basa adalah suatu zat yang bersifat
netral, yaitu zat yang tidak bersifat asam maupun basa. Zat netral yang di maksudkan
di sini adalah garam. Mengingat reaksi netralisasi dapat menghasilkan garam, maka
reaksi ini juga di kenal dengan istilah reaksi penggaraman. Secara sederhana, reaksi
Pada reaksi penetralan, jumlah asam harus ekivalen dengan jumlah basa.
Untuk itu perlu ditentukan titik ekivalen reaksi. Titik ekivalen adalah keadaan
dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi dengan jumlah mol basa. Untuk
menentukan titik ekivalen pada reaksi asam-basa dapat digunakan indikator asam-
Pemilihan indikator didasarkan atas pH larutan hasil reaksi atau garam yang
terjadi pada saat titik ekivalen. Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi
penetralan, tetapi hasil reaksi (garam) tidak selalu bersifat netral. Sifat asam basa
dari larutan garam bergantung pada kekuatan asam dan basa penyusunnya. Contoh
sederhana dari reaksi penggaraman adalah reaksi antara asam klorida (HCl) dengan
natrium hidroksida (NaOH), yang akan membentuk natrium klorida NaCl (garam
sering disebut sebagai reaksi penetralan atau netralisasi. Sifat larutan garam sangat
Deret Volta :
Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Co Cd Cr Ni Sn Pb (H) Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au
Logam kurang mulia (makin reaktif) logam mulia (makin tak reaktif)
Contoh :
Contoh :
Rumus : M + LZ L + MZ
Rumus : LZ + MX LX + MZ
Contoh :
mantap).
8. Reaksi VIII
garam MZ dan atau basa LOH harus mengendap. Jika basa LOH tidak
Contoh :
Contoh :
9. Reaksi IX
Jika garam LZ di ruas kiri mudah larut dalam air, syarat reaksi berlangsung :
Garam LX di ruas kanan harus mengendap dalam asam keras encer dan atau
Contoh :
V. Metode Percobaan
Larutan HCl 5 %
Larutan KOH 5 %
Larutan BaCl2 5 %
Larutan MgCl2 5 %
Larutan Pb(NO3)2 5 %
Larutan ZnSO4 5 %
Larutan Na2CO3 5 %
Lautan CuSO4 5 %
C. Langkah-langkah percobaan
Catatan:
tuang langsung dari botol bahan kimia. Setiap penambahan kira-kira 1/8
timbul reaksi.
10. CuSO4 + KOH Tidak timbul gas, ada endapan biru tua kehitaman
Pada pencampuran ini terjadi reaksi yang ditandai dengan munculnya gelembung gas
H2. Reaksi terjadi karena posisi logam Al terletak di sebelah kiri unsure H dalam
deret volta.
Pada pencampuran ini terjadi reaksi yang ditandai dengan munculnya gelembung gas
3. Cu + HCl
Pada pencampuran ini tidak terjadi reaksi karena logam Cu terletak di sebelah kanan
Pada pencampuran ini terjadi reaksi yang ditandai dengan munculnya gelembung gas
Pada pencampuran ini terjadi reaksi yang ditandai dengan munculnya gelembung gas
H2. Reaksi terjadi karena posisi logam Zn terletak di sebelah kiri unsur H dalam deret
volta.
Pada pencampuran ini terjadi reaksi yang ditandai dengan munculnya gas kecoklatan
yang berasal dari NO2. Larutan berwarna hijau karena pada produk terdapat
Cu(NO3)2.
Pada pencampuran ini terjadi reaksi yang ditandai dengan munculnya gas SO2 dan
Pada pencampuran ini terjadi reaksi yang ditandai dengan munculnya endapan putih
Pada pencampuran ini terjadi reaksi yang ditandai dengan timbulnya endapan serbuk
putih PbCl2. Endapan terjadi karena senyawa Pb2+ tidak larut saat bereaksi dengan
senyawa Cl-.
Pada pencampuran ini terjadi reaksi yang ditandai dengan timbulnya endapan biru
tua kehitaman Cu(OH)2. Endapan terjadi karena senyawa Cu2+ tidak larut saat
Pada pencampuran ini terjadi reaksi yang ditandai dengan timbulnya endapan putih
Zn(OH)2. Endapan terjadi karena senyawa Zn2+ tidak larut saat bereaksi dengan
senyawa OH-.
Pada pencampuran ini terjadi hilangnya endapan dan larutan menjadi jernih karena
Jelaskan alasannya!
Jawaban
1. Percobaan kami sudah sesuai teori kimia reaksi penggaraman, karena reaksi
yang kami uji hampir semuanya menghasilkan garam dari asam dan basa,
VIII. Simpulan
Logam Fe, dan Zn akan bereaksi menghasilkan gas ketika direaksikan dengan
HCl dan KOH karena letak logam-logam tersebut dalam deret volta terletak di
deret volta.
Logam Al akan habis bereaksi ketika direaksikan dengan HCl
gas.
Kanginan, Martin (2007). Kimia untuk SMA Kelas XI, Jakarta: Alfa dan Beta
III. METODELOGI
a. Bahan
b. Peralatan
2. Tabung reaksi
4. pH meter
HCL 0,01 M
NaOH 0,01 M.
3. Siapkan larutan yang akan diperiksa harga pH nya dalam gelas beaker sesuai
Perhatikan :
Sebelum dan sesudah diangkat dari larutan, tombol harus pada posisi stand by.
5. Setelah selesai pengukuran, pH meter dimatikan dan kabelnya dicabut dari stop
kontak.
akan mengalami perubahan warna yang berbeda-beda, hal itu disebabkan karena setiap
indikator memiliki trayek pH yang berbeda-beda. Seperti kertas lakmus merah yang
ditetesi NaOH akan memberikan warna biru yang menunjukan bahwa NaOH bersifat
basa (memiliki pH >7), begitu pula dengan kertas lakmus biru yang akan memberikan
warna merah apabila ditetesi HCl yang menunjukan bahwa larutan itu memiliki ph <7
menunjukan nilai pH yang berbeda-beda untuk setiap larutan yang diujikan, terdapat
larutan dengan pH>7 yang menunjukan bahwa larutan itu basa, terdapat larutan dengan
pH <7 yang menunjukan bahwa larutan itu asam, dan terdapat juga larutan dengan pH=7
yang menunjukan bahwa larutan itu netral. Dalam hal pengujian yaitu larutan HCl dan
H2SO4 yang keduanya merupakan larutan asam karena mempunyai pH<7 sedangkan
V. JAWABAN PERTANYAAN
5.1 Pertanyaan
Jawaban
1. a. 50 mL HCL 0,01 M
= 10-2 M = 2 – log 1
=2
b. 50 mL H2SO4 0,01 M
= 0,02 = 2 - log 2
= 2. 10-2 M = 1,69
c. 50 mL NaOH 0,01 M
= 0,01 . 1
= 10-2 M
= - log [10-2] = 14 – 2
= 2 – log 1 = 12
=2
PH = ± 7 (Netral)
e. 50 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCL 0,01 M
NaOH + HCL → NaCL + H2O
Mula 0,5 mmol 0,25 mmol
Reaksi 0,25 mmol 0,25 mmol - 0,25 mmol 0,25 mmol +
Sisa 0,25 mmol 0 mmol 0,25 mmol 0,25mmol
= 3 – log 5
2. a 50 mL NaOH 0,01 N + 50 mL H2SO4 0,04 N
= 0,01 N / 1
= 0,01 M
= 0,04 N / 2
= 0,02
= 15. 10-3 M
PH = - log [H+]
= 3 – log 15
= 0,01 N
= 25 . 10-4
= 4 – log 25
PH = 14 – POH
1.1 Simpulan
1. Jadi, untuk menentukan harga PH dari suatu larutan dapat ditentukan dengan 2
cara,yaitu :
a. Dengan Indikator
Indikator yang digunakan yaitu BPB (Bromo Phenol Blue), MO (Metil Orange), BTB
b. Dengan PH meter
2. Untuk larutan yang bersifat asam jika larutan tersebut di beri kertas lakmus biru maka
3. Untuk larutan yang bersifat basa jika larutan tersebut di beri kertas lakmus merah
PH secara teoritis berbeda dengan hasil perhitungan dengan PH meter. Hal ini
disebabkan peralatan PH meter yang mungkin harus dikalibrasi serta elektroda yang
mungkin penetralan nya kurang dengan Aquades dan pengeringannya kurang dengan
tissue sehingga sisa-sisa asam atau basa masih terikut padaelektroda tersebut sehingga
1.2 Saran
1. Perhatikan dengan baik peralatan apa saja yang digunakan dalam praktik yang akan
karena banyak diantaranya berbahan kaca seperti tabung reaksi,gelas beaker,dll yang
mudah pecah.
3. Berhati-hatilah dalam memakai larutan asam atau basa yang konsentrasi nya tinggi
(pekat) karena dapat menimbulkan iritasi pada anggota tubuh jika terkena.