Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

“Reaksi Penggaraman”

Oleh:
Kelompok I (Satu)

Abdul Chalim Fahmy


Alfia Septiani Syahrul
Aris Nurrohim
Booy Alva Batkormbawa

TEKNIK PRODUKSI MIGAS (PRD IB)

STEM AKAMIGAS
Jln. Gajah Mada No. 38 Cepu 58315, Kab. Blora – Jawa Tengah
Telp. (0296) 421897, Fax (0296) 425939
E-mail : stem@akamigas-stem.esdm.go.id
PRAKTIKUM REAKSI PENGGARAMAN

I. Judul Penelitian

“Reaksi Penggaraman”

II. Intisari

Laporan praktikum kimia dasar mengenai “Reaksi Penggaraman” ini

dilaukukan pada hari Rabu, 3 Oktober 2012. Praktikum tersebut dilakukan secara

berkelompok. Laporan ini berisikan data hasil percobaan yang saya lakukan bersama

teman-teman saya di LAB. KIMIA PTK Akamigas-STEM.

Hasil penelitian menunjukan bagaimana reaksi penggaraman terjadi dan

gejala-gejala yang timbul dari percampuran larutan untuk menghasilkan garam. Dan

hasil yang saya dapat adalah demikian yang terlampir dalam kertas ini.

A. Tujuan Percobaan

Melakukan percobaan reaksi penggaraman

B. Metode Eksperimen

Percobaan reaksi penggaraman dilakukan dengan menggunakan logam serta

beberapa larutan asam dan basa sebagai peraksi, kemudian logam dan larutan

tersebut di campurkan dengan larutan lain sehingga dapat menimbulkan rtan lain

bereaksi penggaraman, logam di di campurkan dengan larutan lain, yaitu larutan

Asam dan Basa. Dan larutan lain sebagai pereaksi di reaksikan dengan larutan kimia

yang lainnya. Dari pencampuran tersebut dapat diamati perubahan reaksi yang

terjadi.

C. Hasil Analisa

Reaksi penggaraman atau reaksi dari campuran yang terjadi memiliki karakteristik

yang berbeda, ada yang menimbulkan gelembung-gelembung gas, endapan,


perubahan warna dan serbuk endapan. Namun didapati juga campuran yang tidak

bereaksi, yaitu Cu + HCl.

D. Simpulan

Dapat disimpulkan bahwa reaksi penggaraman terjadi pada pencampuran logam

dengan larutan asam dan basa, serta pencampuran larutan baik asam atau basa

dengan larutan garam lain dan endapan. Namun tidak terjadi pada Cu + HCl.

III. Pendahuluan

Reaksi antara asam dan basa disebut reaksi penetralan (netralisasi). Hal ini

karena selain air, hasil reaksi antara asam dan basa adalah suatu zat yang bersifat

netral, yaitu zat yang tidak bersifat asam maupun basa. Zat netral yang di maksudkan

di sini adalah garam. Mengingat reaksi netralisasi dapat menghasilkan garam, maka

reaksi ini juga di kenal dengan istilah reaksi penggaraman. Secara sederhana, reaksi

netralisasi atau reaksi penggaraman dapat di tuliskan sebagai berikut: Asam +

basa → garam + air

Pada reaksi penetralan, jumlah asam harus ekivalen dengan jumlah basa.

Untuk itu perlu ditentukan titik ekivalen reaksi. Titik ekivalen adalah keadaan

dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi dengan jumlah mol basa. Untuk

menentukan titik ekivalen pada reaksi asam-basa dapat digunakan indikator asam-

basa.

Ketepatan pemilihan indikator merupakan syarat keberhasilan dalam

menentukan titik ekivalen. Pemilihan indikator didasarkan atas pH larutan hasil

reaksi atau garam yang terjadi pada saat titik ekivalen. Walaupun reaksi asam dengan

basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi (garam) tidak selalu bersifat

netral. Sifat asam basa dari larutan garam bergantung pada kekuatan asam dan
basa penyusunnya. Contoh sederhana dari reaksi penggaraman adalah reaksi antara

asam klorida (HCl) dengan natrium hidroksida (NaOH), yang akan membentuk

natrium klorida NaCl (garam dapur) dan air.

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses penggaraman

yang terjadi dari beberapa larutan yang diuji, perubahan yang terjadi pada larutan

dan menganalisa gejala-gejala yanng terjadi didalam reaksinya.

Metode yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu dengan mencampurkan

logam dan suatu larutan dengan larutan lain sehinggaa terjadi reaksi diantaranya

yang menyebabkan gejala-gejala yang timbul d tiap campuran yang berbeda-beda

yang saya amati.

IV. Dasar Teori

 Definisi Garam

Garam adalah suatu senyawa yang merupakan salah satu hasil dari reaksi antara

larutan asam dengan basa atau suatu senyawa yang terbentuk dari kationnya basa

(ion bermuatan positif yang asalnya dari basa) dengan anionnya asam (ion

bermuatan negatif yang asalnya dari asam). Reaksi kimia yang menghasilkan produk

berupa garam, biasanya disebut sebagai reaksi penggaraman (reaksi netralisasi).

Secara umum, reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut :

Asam + Basa Garam + Air

Sebagian besar garam merupakan senyawa ion, yaitu senyawa yang terbentuk

dari kation yang asalnya dari suatu logam dengan anion yang asalnya dari non

logam.

Contohnya : NaCl, MgSO4, Al(NO3)3, CH3COONa

Namun ada juga garam yang termasuk senyawa kovalen polar, yaitu senyawa
yang terbentuk dari kation dan anion yang keduanya berasal dari unsur-unsur non

logam.

Contohnya : NH4Cl, (NH4)2SO4, NH4NO3

 Reaksi penggaraman

Apabila suatu larutan asam dengan larutan basa dicampurkan dalam suatu

bejana, maka ion H+ (dari asam) akan bereaksi dengan ion OH- (dari basa)

membentuk air. Reaksi antara ion H+ dengan OH- tersebut dapat di tuliskan sebagai

berikut.

H+ + OH- H2 O

Reaksi antara asam dan basa disebut reaksi penetral (netralisasi). Hal

ini karena selain air, hasil reaksi antara asam dan basa adalah suatu zat yang bersifat

netral, yaitu zat yang tidak bersifat asam maupun basa. Zat netral yang di maksudkan

di sini adalah garam. Mengingat reaksi netralisasi dapat menghasilkan garam, maka

reaksi ini juga di kenal dengan istilah reaksi penggaraman. Secara sederhana, reaksi

netralisasi atau reaksi penggaraman dapat di tuliskan sebagai berikut.

Asam + basa garam + air

Pada reaksi penetralan, jumlah asam harus ekivalen dengan jumlah basa.

Untuk itu perlu ditentukan titik ekivalen reaksi. Titik ekivalen adalah keadaan

dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi dengan jumlah mol basa. Untuk

menentukan titik ekivalen pada reaksi asam-basa dapat digunakan indikator asam-

basa. Ketepatan pemilihan indikator merupakan syarat keberhasilan dalam

menentukan titik ekivalen.

Pemilihan indikator didasarkan atas pH larutan hasil reaksi atau garam yang

terjadi pada saat titik ekivalen. Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi
penetralan, tetapi hasil reaksi (garam) tidak selalu bersifat netral. Sifat asam basa

dari larutan garam bergantung pada kekuatan asam dan basa penyusunnya. Contoh

sederhana dari reaksi penggaraman adalah reaksi antara asam klorida (HCl) dengan

natrium hidroksida (NaOH), yang akan membentuk natrium klorida NaCl (garam

dapur) dan air.

 Sifat Larutan Garam

Sifat larutan garam tidak selalu netral, meskipun reaksi pembentukannya

sering disebut sebagai reaksi penetralan atau netralisasi. Sifat larutan garam sangat

dipengaruhi oleh kekuatan relatif dari larutan asam-basa penyusunnya.

Jenis-jenis reaksi penggaraman:

1. Asam + Basa  Garam + Air

Rumus : HxZ + L(OH)n  LxZn + H2O

Contoh : HCl + NaOH  NaCl + H2O

2. Oksida Basa + Asam  Garam + Air

Contoh : Na2O + 2HCl 2NaCl + 2H2O

3. Oksida Asam + Basa  Garam + Air

Contoh : CO2 + KOH  K2CO3

4. Oksida Asam + Oksida Basa  Garam

Contoh : MgO + N2O3  Mg(NO2)2

5. Logam + Asam Keras (Kuat) Encer  Garam + Gas H2

Rumus : L + HxZ(aq)  LxZn + H2(g)

Syarat reaksi berlangsung :

 Logam L harus terletak di sebelah kiri H dalam deret Volta

Deret Volta :
Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Co Cd Cr Ni Sn Pb (H) Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au

Logam kurang mulia (makin reaktif) logam mulia (makin tak reaktif)

Contoh :

Zn + HCl(aq)  ZnCl2 + H2(g)

 Jika asamnya HNO3

a. L + HNO3 encer  garam nitrat + H2O(l) + NO(g)

b. L + HNO3 pekat  garam nitrat + H2O(l) + NO2(g)

Contoh :

3Cu + 8HNO3 encer  3Cu(NO3)2 + 4H2O(l) + 2NO(g)

6. Logam + Garam  Logam Baru + Garam Baru

Rumus : M + LZ  L + MZ

 Syarat agar reaksi dapat berlangsung:

 Logam M harus terletak di sebelah kiri logam L

Contoh : Al + FeCl3  Fe + AlCl3

7. Garam I + Garam II  Garam Baru III + Garam Baru IV

Rumus : LZ + MX  LX + MZ

 Syarat reaksi berlangsung :

 Garam LX atau garam MZ harus mengendap.

Contoh :

Na2CO3(aq) + Ca(NO3)2(aq)  NaNO3(aq) + CaCO3(s)

Biasanya terbentuk endapan atau gas.

KCl(aq) + MgSO4(aq)  tidak berlangsung karena tidak ada endapan.

Natrium klorida + kalium hidroksida

NaCl(aq) + KOH(aq)  tidak berlangsung karena hasilnya larut semua (basa

mantap).
8. Reaksi VIII

Garam LZ + Basa MOH  Garam MZ + Basa LOH

 Syarat reaksi berlangsung :

 garam MZ dan atau basa LOH harus mengendap. Jika basa LOH tidak

mengendap, maka harus merupakan basa hipotetik.

Contoh :

Perak nitrat + natrium hidroksida

AgNO3(aq) + NaOH(aq)  NaNO3(aq) + AgOH(s)

Jika garam LZ mengendap di dalam air, syarat reaksi berlangsung :

 Garam LZ harus mudah larut dalam asam keras encer

Contoh :

Ca3(PO4)2(s) + HCl(aq)  CaCl2(aq) + H3PO4(aq)

9. Reaksi IX

Garam LZ + Asam HX  Garam LX + Asam HZ

Reaksi ini ada 2 yaitu :

Jika garam LZ di ruas kiri mudah larut dalam air, syarat reaksi berlangsung :

 Garam LX di ruas kanan harus mengendap dalam asam keras encer dan atau

asam HZ berupa gas atau asam hipotetik.

Contoh :

Na2SO3(aq) + 2HCl(aq)  2NaCl(aq) + H2O(l) + SO2(g)

V. Metode Percobaan

A. Reagen yang digunakan

 Logam: Al, Cu, Fe, dan Zn

 Larutan HNO3 pekat


 Larutan H2SO4 pekat 5 %

 Larutan HCl 5 %

 Larutan KOH 5 %

 Larutan BaCl2 5 %

 Larutan MgCl2 5 %

 Larutan Pb(NO3)2 5 %

 Larutan ZnSO4 5 %

 Larutan Na2CO3 5 %

 Lautan CuSO4 5 %

B. Peralatan yang digunakan

(rak tabung reaksi) (tabung reaksi) (pipet)

C. Langkah-langkah percobaan

1. Siapkan 12 tabung reaksi, masing-masing diberi tanda nomor

Catatan:

 Penambahan bahan kimia ke dalam tabung reaksi cukup dengan sistem

tuang langsung dari botol bahan kimia. Setiap penambahan kira-kira 1/8

tinggi tabung reaksi.


 Amati dan catat perubahan yang terjadi selama reaksi. Apakah timbul

gas, timbul endapan (tuliskan warna endapannya) atau justru tidak

timbul reaksi.

2. Selanjutnya lakukan langkah kerja sebagai berikut:

 Tabung 1 diisi logam Al, kemudian ditambah larutan HCl

 Tabung 2 diisi logam Al, kemudian ditambah larutan KOH

 Tabung 3 diisi logam Cu, kemudian ditambah larutan HCl

 Tabung 4 diisi logam Fe, kemudian ditambah larutan HCl

 Tabung 5 diisi logam Zn, kemudian ditambah larutan HCl

 Tabung 6 diisi logam Cu, kemudian ditambah larutan HNO3 pekat

 Tabung 7 diisi logam Fe, kemudian ditambah larutan H2SO4 pekat

 Tabung 8 diisi larutan BaCl2, kemudian ditambah larutan H2SO4

 Tabung 9 diisi larutan MgCl2, kemudian ditambah larutan Pb(NO3)2

 Tabung 10 diisi larutan CuSO4, kemudian ditambah larutan KOH

 Tabung 11 diisi larutan ZnSO4, kemudian ditambah larutan KOH

 Tabung 12 diisi sedikit endapan dari tabung 11, kemudian ditambah

larutan KOH berlebihan

VI. Hasil Percobaan dan Diskusi

No. Zat yang direaksikan Pengamatan

1. Al + HCl Timbul gas, tidak ada endapan

2. Al + KOH Timbul gas, tidak ada endapan

3. Cu + HCl Tidak timbul reaksi

4. Fe + HCl Timbul gas, ada endapan berupa karat


5. Zn + HCl Timbul gas, tidak ada endapan

Tidak ada endapan, timbul gas warna oranye

6. Cu + HNO3 pekat kecoklatan, larutan berwarna hijau

7. Fe + H2SO4 pekat Timbul banyak gas, ada endapan warna keruh

8. BaCl2 + H2SO4 Tidak timbul gas,ada endapan putih

Tidak timbul gas, ada endapan serbuk kecil

9. MgCl2 + Pb(NO3)2 berwarna putih

10. CuSO4 + KOH Tidak timbul gas, ada endapan biru tua kehitaman

11. ZnSO4 + KOH Tidak timbul gas, timbul endapan putih

12. Endapan no.11 + KOH Endapan hilang, larutan menjadi jernih

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

1. 2Al + 6HCl 2AlCl3 + 3H2(g)

Pada pencampuran ini terjadi reaksi yang ditandai dengan munculnya gelembung gas

H2. Reaksi terjadi karena posisi logam Al terletak di sebelah kiri unsure H dalam

deret volta.

2. 2Al + 6KOH 2K3AlO3 + 3H2(g)

Pada pencampuran ini terjadi reaksi yang ditandai dengan munculnya gelembung gas

H2. Logam Al akan habis bereaksi.

3. Cu + HCl

Pada pencampuran ini tidak terjadi reaksi karena logam Cu terletak di sebelah kanan

unsure H dalam deret volta.

4. 2Fe + 4HCl 2FeCl2 + 2H2(g)

Pada pencampuran ini terjadi reaksi yang ditandai dengan munculnya gelembung gas

H2 dan muncul endapan.


5. Zn + 2HCl ZnCl2 + H2(g)

Pada pencampuran ini terjadi reaksi yang ditandai dengan munculnya gelembung gas

H2. Reaksi terjadi karena posisi logam Zn terletak di sebelah kiri unsur H dalam deret

volta.

6. Cu + 4HNO3 pekat Cu(NO3)2 + 2NO2(g) + 2H2O

Pada pencampuran ini terjadi reaksi yang ditandai dengan munculnya gas kecoklatan

yang berasal dari NO2. Larutan berwarna hijau karena pada produk terdapat

Cu(NO3)2.

7. Fe + H2SO4 pekat Fe2(SO4)3 + SO2(g) + H2O

Pada pencampuran ini terjadi reaksi yang ditandai dengan munculnya gas SO2 dan

munculnya endapan warna kuning keruh.

8. BaCl2 + H2SO4 BaSO4(s) + 2HCl

Pada pencampuran ini terjadi reaksi yang ditandai dengan munculnya endapan putih

yang berasal dari BaSO4.

9. MgCl2 + Pb(NO3)2 Mg(NO3)2 + PbCl2(s)

Pada pencampuran ini terjadi reaksi yang ditandai dengan timbulnya endapan serbuk

putih PbCl2. Endapan terjadi karena senyawa Pb2+ tidak larut saat bereaksi dengan

senyawa Cl-.

10. CuSO4 + KOH Cu(OH)2(s) + K2SO4

Pada pencampuran ini terjadi reaksi yang ditandai dengan timbulnya endapan biru

tua kehitaman Cu(OH)2. Endapan terjadi karena senyawa Cu2+ tidak larut saat

bereaksi dengan senyawa OH-.

11. ZnSO4 + 2KOH Zn(OH)2(s) + K2SO4

Pada pencampuran ini terjadi reaksi yang ditandai dengan timbulnya endapan putih

Zn(OH)2. Endapan terjadi karena senyawa Zn2+ tidak larut saat bereaksi dengan
senyawa OH-.

12. Zn(OH)2 + 2KOH K2ZnO2 + 2H2O

Pada pencampuran ini terjadi hilangnya endapan dan larutan menjadi jernih karena

pemberian KOH berlebihan sehinggan menghasilkan H2O.

VII. Jawaban Pertanyaan

1. Bagaimanakah hasil percobaan anda, apakah sudah memenuhi teori Kimia?

Jelaskan alasannya!

2. Kesalahan-kesalahan apakah yang mungkin anda perbuat selama melakukan

percobaan ini? Bagaimanakah cara mengeliminasi kesalahan tersebut?

Jawaban

1. Percobaan kami sudah sesuai teori kimia reaksi penggaraman, karena reaksi

yang kami uji hampir semuanya menghasilkan garam dari asam dan basa,

kecuali Cu + HCL, karena reaksi tersebut tidak dapat terjadi yg disebabkan

oeh teori deret Volta.

2. Kekurang telitian saat mengamati reaksi yang terjadi, cara mengatasinya

dengan melakukan percobaan berulang kali.

VIII. Simpulan

 Logam Fe, dan Zn akan bereaksi menghasilkan gas ketika direaksikan dengan

HCl dan KOH karena letak logam-logam tersebut dalam deret volta terletak di

sebelah kiri unsur H dan K. Sedangkan logam Cu tidak bereaksi ketika

direaksikan dengan HCl, karena letaknya di sebelah kanan unsur H dalam

deret volta.
 Logam Al akan habis bereaksi ketika direaksikan dengan HCl

 Larutan Cu + HNO3 pekat ; Fe + H2SO4 pekat ; akan bereaksi menghasilkan

gas.

 Larutan BaCl2 + H2SO4 , MgCl2 + Pb(NO3)2 ; CuSO4 + KOH ; ZnSO4 + KOH

akan bereaksi menghasilkan endapan, tetapi tidak menimbulkan endapan.

IX. Daftar Pustaka

Kanginan, Martin (2007). Kimia untuk SMA Kelas XI, Jakarta: Alfa dan Beta
III. METODELOGI

3.1 Bahan dan Peralatan

a. Bahan

1. Larutan indikator PP, MO, BPB, dan BTB

2. Kertas lakmus merah dan biru

3. Larutan H2SO4 0,01 M

4. Larutan HCL 0,01 M

5. Larutan NaOH 0,01 M

b. Peralatan

1. Rak tabung reaksi

2. Tabung reaksi

3. Gelas beaker, kapasitas 100 mL

4. pH meter

3.2 Langkah Kerja

1. Menetapkan harga pH dengan indikator

1. Siapkan 12 buah tabung reaksi

2. Ke dalam 6 buah tabung reaksi I

 Tabung No. 1,diisi 3-4 tetes larutan indikator MB

 Tabung No. 2, diisi 3-4 tetes larutan indikator MO

 Tabung No. 1,diisi 3-4 tetes larutan indikator BTB

 Tabung No. 1,diisi 3-4 tetes larutan indikator PP

 Tabung No. 1,diisi 3-4 tetes larutan kertas lakmus merah

 Tabung No. 1,diisi 3-4 tetes larutan kertas lakmus biru


3. Lakukan langkah kerja yang sama dengan di atas untuk 6 buah tabung reaksi II

4. Ke dalam 6 buah tabung reaksi I, masing-masing tambahkan sekitar 2 mL larutan

HCL 0,01 M

5. Ke dalam 6 buah tabung reaksi II, masing-masing tambahkan sekitar 2 mL larutan

NaOH 0,01 M.

2. Pengukuran harga pH dengan pH meter


1. Hidupkanlah alat pH meter, tunggu beberapa saat untuk pemanasan.

2. Kalibrasi pH meter dengan larutan standard pH 7.

3. Siapkan larutan yang akan diperiksa harga pH nya dalam gelas beaker sesuai

dengan table pengamatan.

4. Ukur harga pH masing-masing larutan.

Perhatikan :

 Sebelum dan sesudah diangkat dari larutan, tombol harus pada posisi stand by.

 Setiap selesai memeriksa suatu larutan, elektroda harus di cuci / disemprot

dengan akuades kemudian dikeringkan dengan kertas tissue.

5. Setelah selesai pengukuran, pH meter dimatikan dan kabelnya dicabut dari stop

kontak.

IV. HASIL PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Menetapkan Harga PH dengan Indikator

Tabel 4.1 Penetapan Harga PH dengan Indikator

No INDIKATOR Warna Dalam Lingkungan


Asam Basa

1 BPB - Bromo Phenol Blue Kuning Bening Ungu


2 MO- Methyl Orange Merah Pekat Orange
3 BTB - Bromo Thymol Blue Orange Muda Biru Pekat
4 PP - Phenol Phthalein Tidak berwarna Merah Muda
5 Kertas Lakmus Merah Merah Biru
6 Kertas Lakmus Biru Merah Biru
4.1.2 Menetapkan Harga PH dengan PH Meter

Tabel 4.2 Penetapan Harga PH dengan PH Meter

No Larutan Yang Diperiksa Harga pH

1 50 mL HCl 0,01 M 2,24


2 50 mL H₂SO₄ 0,01 M 1,58
3 50 mL NaOH 0,01 M 11,28
4 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl 0,01 M 7,66
5 50 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl 0,01 M 10,14

6 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H₂SO₄ 0,01 M 2,14


4.2 Analisa
Dari hasil pengamatan menggunakan indikator diketahui bahwa setiap indikator

akan mengalami perubahan warna yang berbeda-beda, hal itu disebabkan karena setiap

indikator memiliki trayek pH yang berbeda-beda. Seperti kertas lakmus merah yang

ditetesi NaOH akan memberikan warna biru yang menunjukan bahwa NaOH bersifat

basa (memiliki pH >7), begitu pula dengan kertas lakmus biru yang akan memberikan

warna merah apabila ditetesi HCl yang menunjukan bahwa larutan itu memiliki ph <7

dan bersifat asam.

Dari hasil pengamatan menggunakan pH meter diketahui bahwa pH meter akan

menunjukan nilai pH yang berbeda-beda untuk setiap larutan yang diujikan, terdapat
larutan dengan pH>7 yang menunjukan bahwa larutan itu basa, terdapat larutan dengan

pH <7 yang menunjukan bahwa larutan itu asam, dan terdapat juga larutan dengan pH=7

yang menunjukan bahwa larutan itu netral. Dalam hal pengujian yaitu larutan HCl dan

H2SO4 yang keduanya merupakan larutan asam karena mempunyai pH<7 sedangkan

larutan NaOH merupakan basa karena mempunyai pH>7 .

V. JAWABAN PERTANYAAN

5.1 Pertanyaan

1. Hitung harga Ph teoritis dari larutan-larutan tersebut.

2. Hitung harga PH teoritis larutan campuran.

a. 50 mL NaOH 0,01 N + 50 mL H2SO4 0,04 N.

b. 50 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,02 N.

Jawaban

1. a. 50 mL HCL 0,01 M

[H+] = M . valensi asam PH = - log [H+]

= 0,01 . 1 = - log [10-2]

= 10-2 M = 2 – log 1

=2
b. 50 mL H2SO4 0,01 M

[H+] = M . valensi asam PH = - log [H+]

= 0,01 . 2 = - log [2. 10-2]

= 0,02 = 2 - log 2

= 2. 10-2 M = 1,69

c. 50 mL NaOH 0,01 M

[OH-] = M . valensi basa

= 0,01 . 1

= 10-2 M

POH = - log [OH-] PH = 14 – POH

= - log [10-2] = 14 – 2

= 2 – log 1 = 12

=2

d. 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCL 0,01 M

NaOH + HCL → NaCL + H2O

Mula 0,25 mmol 0,25 mmol

Reaksi 0,25 mmol 0,25 mmol - 0,25 mmol 0,25 mmol +

Sisa 0 mmol 0 mmol 0,25 mmol 0,25 mmol

PH = ± 7 (Netral)
e. 50 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCL 0,01 M
NaOH + HCL → NaCL + H2O
Mula 0,5 mmol 0,25 mmol
Reaksi 0,25 mmol 0,25 mmol - 0,25 mmol 0,25 mmol +
Sisa 0,25 mmol 0 mmol 0,25 mmol 0,25mmol

Molar = mol / Volume total


= 0,25 mmol / 75 mL
= 3,3 . 10-3 M.

POH = - log [OH-] PH = 14 – ( 3– log 3,3


= - log [3,3 . 10-3] = 11 + log 3,3
= 3 – log 3,3

f. 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,01M

2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + H2O


Mula 0,25 mmol 0,25 mmol

Reaksi 0,25 mmol 0,125 mmol - 0,125 mmol 0,125 mmol +

Sisa 0 mmol 0,125 mmol 0,125 mmol 0,125 mmol

Molar = mol/volume total

= 0,125 mmol / 50 mL = > 25 . 10-4 M

[H+] = M. valensi asam PH = - log [H+]

= 5 . 10-3 M = - log [5 . 10-3]

= 3 – log 5
2. a 50 mL NaOH 0,01 N + 50 mL H2SO4 0,04 N

 Molar NaOH = Normalitas / valensi basa

= 0,01 N / 1

= 0,01 M

 Molar H2SO4 = Normalitas / valensi asam

= 0,04 N / 2

= 0,02

2NaOH + H2SO4→ Na2SO4 + H2O

Mula 0,5 mmol 1 mmol

Reaksi 0,5 mmol 0,25 mmol _ 0,25 mmol 0,25 mmol +

Sisa 0 mmol 0,75 mmol 0,25 mmol 0,25 mmol

Molar = mol / volume total


= 0,75 mmol / 100 ml
= 75 . 10-4 M

[H+] = M . valensi asam

= 15. 10-3 M

PH = - log [H+]

= - log [15. 10-3]

= 3 – log 15

b. 75 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,02 mL

Molar H2SO4 = Normalitas / valensi asam


= 0,02 N / 2

= 0,01 N

2NaOH + H2SO4→ Na2SO4 + H2O

Mula 0,75 mmol 0,25 mmol

Reaksi 0,50 mmol 0,25 mmol _ 0,25 mmol 0,25 mmol +

Sisa 0,25 mmol 0 mmol 0,25 mmol 0,25 mmol

Molar = mol / volume total

= 0,25 mmol / 100 mL

= 25 . 10-4

POH = - log [OH-]

= - log [25 . 10-4]

= 4 – log 25

PH = 14 – POH

= 14- (4 – log 25) => 10 + log


IV. PENUTUP

1.1 Simpulan

1. Jadi, untuk menentukan harga PH dari suatu larutan dapat ditentukan dengan 2

cara,yaitu :

a. Dengan Indikator

Indikator yang digunakan yaitu BPB (Bromo Phenol Blue), MO (Metil Orange), BTB

(Bromo Thymol Blue), PP (Phenol Phthalein).

b. Dengan PH meter

2. Untuk larutan yang bersifat asam jika larutan tersebut di beri kertas lakmus biru maka

kertas lakmus tersebut akan berubah warna menjadi merah.

3. Untuk larutan yang bersifat basa jika larutan tersebut di beri kertas lakmus merah

maka kertas lakmus tersebut akan berubah warna menjadi biru.

4. Pada percobaan ke-4 dengan 25 mL NaOH 0,01 M + 25 Ml HCl 0,01 M dan

percobaan ke-5 dengan 50 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl 0,01 M hasil perhitungan

PH secara teoritis berbeda dengan hasil perhitungan dengan PH meter. Hal ini

disebabkan peralatan PH meter yang mungkin harus dikalibrasi serta elektroda yang

mungkin penetralan nya kurang dengan Aquades dan pengeringannya kurang dengan

tissue sehingga sisa-sisa asam atau basa masih terikut padaelektroda tersebut sehingga

membuat angka PH menjadi tidak akurat.

1.2 Saran
1. Perhatikan dengan baik peralatan apa saja yang digunakan dalam praktik yang akan

dilaksanakan,jangan sampai salah menggunakan alat.

2. Berhati-hatilah dalam menggunakan peralatan yang akan digunakan dalam praktik

karena banyak diantaranya berbahan kaca seperti tabung reaksi,gelas beaker,dll yang

mudah pecah.

3. Berhati-hatilah dalam memakai larutan asam atau basa yang konsentrasi nya tinggi

(pekat) karena dapat menimbulkan iritasi pada anggota tubuh jika terkena.

4. Ikutilah prosedur standar cara kerja yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai