Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

“PENGGUNAAN INDIKATOR DALAM ANALISIS”

DOSEN PEMBIMBING :

Zora Olivia S.Farm., M.Farm., Apt

Oleh:

GOLONGAN/ KELOMPOK: C/1

NAMA NIM

1. LIAHARDANI MILALIKA R G42171062


2. DWI ELMA SAFITRI G42171074
3. ARIFAH NOVILATUL Q G42171088
4. KUNTI AISYAH AMINI G42171107
5. SAYEKTI NUR RIZKA G42171117
6. TIARA NAHRASYIAH R G42171130

PROGRAM STUDI D-IV GIZI KLINIK

JURUSAN KESEHATAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2017

JALAN MASTRIP KOTAK POS 164 Jember 68101

Telp. (0331) 333532-34 Fax 333531

e-mail : politeknik@polije.ac.id; laman www.polije.ac.id


DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................2

1.1 Latar Belakang....................................................................................................2

1.2 Tujuan dan Manfaat............................................................................................2


1.2.1 Tujuan............................................................................................................2
1.2.2 Manfaat.........................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah...............................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3

BAB 3. METODOLOGI........................................................................................6

3.1 Tempat dan Waktu.............................................................................................6

3.1.1 Tempat.............................................................................................................6

3.1.2 Waktu..............................................................................................................6

3.2 Alat dan Bahan...................................................................................................6

3.2.1 Alat..................................................................................................................6

3.2.2 Bahan...............................................................................................................6

3.3 Cara Kerja..........................................................................................................7

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................9

4.1 Hasil..................................................................................................................9

4.2 Pembahasan.......................................................................................................10

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................12

5.1 Kesimpulan......................................................................................................12

5.2 Saran.................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

LAMPIRAN..........................................................................................................18

1
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk mengetahui suatu larutan bersifat asam atau basa, kita harus mengujinya
terlebih dahulu. Indikator asam basa itu adalah suatu senyawa organik yang dipakai untuk
mengetahui titik akhir titrasi asam basa. Ada berbagai macam indikator yang biasa
digunakan seperti : Phenolptealin (PP), Metil Merah (MM), Brom Timol Biru (BTB),
Metil Jingga (MJ). Dan ada beberapa jenis indikator alami yaitu : cuka, sabun, jeruk nipis,
bunga sepatu, kunyit dll. Maka dari itu kami melakukan praktikum ini, untuk mengetahui
atau mengidentifikasi larutan-larutan apa saja yang bersifat asam dan larutan apa saja yang
bersifat basa dilihat dari perubahan warna yang terjadi. Namun pada percobaan kali ini
kami hanya menggunakan indikator phenolptealin (PP), Metal Merah (MM), dan Indikator
alami yaitu bunga sepatu.

1.2 Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Tujuan

praktikan dapat memahami jenis indikator sintetik / pabrikan dan indikator alami, serta
penggunaannya.

1.2.2 Manfaat

kami mampu melakukan percobaan “Penggunaan Indikator Dalam Analisi” ini,


dengan melakukan percobaan kami akan lebih memahami indikator apa saja yang dapat
digunakan untuk menentukan sifat asam basa suatu larutan. Ada indikator sintetik dan ada
indikator alami yang bisa kami cari/buat sendiri. Serta mengetahui cara penggunaan masih
masih indikator.

1.3 Rumusan masalah

- Bagaimana cara menggunakan indikator sintetik dan indikator alami ?


- Apakah terdapat perbedaan hasil antara larutan yang dianalisis menggunakan indikator
sintetik dan menggunakan indikator alami ?
- Larutan apa saja yang bersifat asam dan larutan apa saja yang bersifat basa ?

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Asam adalah suatu zat yang dapat memberi
proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron
bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk
membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
1. masam ketika dilarutkan dalam air.
2. asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit.
3. asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
4. walaupun tidak selalu ionik merupakan cairan elektrolit.

Basa adalah zat-zat yang dapat menetralkan asam. Secara kimia, asam dan basa saling
berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika zat asam menghasilkan ion hidrogen
(H+) yang bermuatan positif, maka dalam hal ini basa mempunyai arti bahwa ketika suatu
senyawa basa di larutkan ke dalam air, maka akan terbentuk ion hidroksida (OH-) dan ion
positif menurut reaksi sebagai berikut. Ion hidroksida (OH-) terbentuk karena senyawa
hidroksida (OH) mengikat satu elektron saat dimasukkan ke dalam air.
Secara umum, basa memiliki sifat sebagai berikut:

1. Kaustik
2. Rasanya pahit
3. Licin seperti sabun
4. Nilai pH lebih dari air suling
5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
6. Dapat menghantarkan arus listrik

Untuk menentukan PH suatu larutan dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah
satunya adalah dengan menggunakan indikator. Indikator adalah asam organic lemah atau basa
organic lemah yang dapat berubah warna pada rentang harga pH tertentu (James E. Brady,
1990). Indikator adalah zat warna larut yang perubahan warnanya tampak jelas dalam rentang
pH yang sempit. Jenis indikator yang khas adalah asam organic yang lemah yang mempunyai
warna berbeda dari basa konjugatnya. Indikator yang baik mempunyai intensitas warna
sedemikian rupa sehingga hanya beberapa tetes larutan indikator encer yang harus ditambahkan
ke dalam larutan yang sedang di uji.

Harga pH suatu larutan dapat diperkirakan dengan menggunakan trayek PH indikator.


Indikator yang berbeda mempunyai nilai Ka yang berbeda sehingga menunjukkan perubahan
warna pada nilai pH yang berbeda pula. Semakin lemah suatu indikator sebagai asam, semakin
tinggi pH ditempat terjadinya perubahan warna.

Perubahan warna tersebut muncul pada rentang satu sampai dua satuan pH. Sebagai
contoh, indikator metil merah akan merah pada saat pH di bawah 4,8 dan kuning di atas 6,0
warna jingga akan terlihat pada pH antara. Ini membatasi ketepatan dari penentuan pH melalui
pemakaian indikator. Indikator asam basa banyak digunakan untuk menentukan titik akhir dari
reaksi dengan titrasi. Indikator asam basa pada umumnya merupakan senyawa organic dengan
massa molekul relative (Mr) yang besar.

Indikator alami merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya dalam
larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam pengujian asam
basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit
buah, dan dedaunan serta sayur sayuran bertindak sebagai indikator PH dengan mengalami
perubahan warna seiring terjadinya perubahan keasaman. Contoh yang sangat menggemparkan
adalah sianidin, yang bertanggung jawab atas warna merah pada bunga ganja dan warna biru
pada bunga jagung. Getah bunga ganja cukup asam untuk memerahkan sianidin tetapi getah
bunga jagung bersifat basa dan membuat zat warna menjadi biru. Zat warna alami sejenis yang
disebut antosianin berperan besar dalam pembentukan warna raspberry, strawberry dan
blackberry, dan contoh lainnya yaitu Tanaman bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis L), mudah
dibudidayakan di daerah beriklim tropis dengan stek batang, mulai berbunga umur 3-4 bulan
(Rauf dan Nuryanti, 2004). Kelopak bunganya dikenal sebagai refrigerant dan de mulcent,
daunya digunakan untuk obat pencahar, sedangkan akarnya dimanfaatkan sebagai obat batuk.
Studi fitokimia mengungkapkan terdapat bahan-bahan kimia diantaranya fla vonoid, flavonoid
glikosida, hibiscetine, asam sitrat, asam tartrat, siklopropenoid dan pigmen antosianin (Anja
dkk., 2003; Gilani dkk., 2005). Antosianin yang terdapat pada bunga sepatu adalah jenis
pelargonidin (Nuryanti dan Pursitasari, 2008). Antosianin dari berbagai tanaman semakin
banyak digunakan dalam industri makanan dan obat-obatan karena AGRITECH, Vol. 30, No.
3, Agustus 2010 179 warnanya menarik dan aman bagi kesehatan. Warna antosianin sangat
dipengaruhi oleh struktur antosianin serta derajat keasaman (pH) (Jacman dkk.,1987).
Antosianin cenderung tidak berwarna di daerah pH netral, di dalam larutan yang pHnya sangat
asam (pH< 3) memberikan warna merah yang maksium, sedangkan di dalam larutan alkali (pH
10,5) pigmen antosianin mengalami perubahan warna menjadi biru (Torskangerpoll dkk.,
2005). Berdasarkan perubahan warna pada ring pH tersebut, mungkinkah bahan alam
khususnya bunga yang mengandung antosianin dapat digunakan sebagai indikator titrasi asam-
basa. Bunga sepatu yang berwarna merah mengandung antosianin, dapatkah ekstrak bunga
tersebut digunakan sebagai indikator. Di dalam titrat dan titran yang ditambah indikator dari
ekstrak bunga tersebut dapat memberikan peru-bahan warna yang jelas untuk menunjukkan
titik ekivalen dan memberikan hasil yang setara dengan indikator pembanding fenolftalein dan
metil oranye (indikator sintetis).

Indikator universal merupakan campuran dari bermacam macam indikator yang dapat
menunjukka pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam
yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan. Cara menggunakan indicator universal bentuk
kertas, adalah dengan cara mencelupkan kertas tersebut dalam larutan yang hendak kita ketahui
pH-nya.

Sedangkan, jika menggunakan indicator universal bentuk larutan adalah dengan cara
memasukkan atau meneteskan larutan indicator universal ke dalam larutan yang
hendak kita ketahui pH-nya. sarna yang terbentuk kemudian dicocokkan dan dibandingkan
dengan warna standar yang sudah diketahui nilai pH-nya. dengan mengetahui nilai
pH maka dapat ditentukan apakah larutan bersifat asam, basa atau netral. Indikator universal
dapat dibuat dengan cara Bogen yaitu dengan melarutkan 0,2 gram phenolptalein, 0,4 gram
merah metil, 0,6 gram dimetil-azobenzena, 0,8 gram biru bromotimol, dan 1 gram biru timol
dalam 1 liter etanol absolute. Larutan ini kemudian dinetralkan dengan menambahkan beberapa
tetes larutan natrium hidroksida encer sampai warnanya berubah menjadi kuning murni.

Berikut adalah indikator pH yang sering kita gunakan di laboratorium. Indikator tersebut
menunjukkan perubahan warna lerutan pada rentang pH tertentu.

Perubahan Warna

No Nama Indikator Dari Ke Range PH

1 Timol Biru Merah Kuning 1,2 – 2,8

2 2,6 Dinitrofenol Tak berwarna Kuning 2,0 – 4,0

3 Metil kuning Merah Kuning 2,9 – 4,0

4 Bromofenol biru Kuning Biru 3,0 – 4,6

5 Metil jingga Merah Kuning 3,1 – 4,4

6 Bromkresol hijau Kuning Biru 3,8 – 5,4

7 Metil merah Merah Kuning 4,2 – 6,2

8 Lakmus Merah Biru 5,0 – 8,0

9 Metil ungu Ungu Hijau 4,8 – 5,4

10 p-Nitrofenol Tak berwarna Kuning 5,6 – 7,6

11 Bromtimol biru Kuning Biru 6,0 – 7,6

12 Fenol merah Kuning Biru 6,8 – 8,4

13 Fenolftalein Tak berwarna Merah 8,0 – 9,6

14 Timolftalein Tak berwarna Biru 9,3 – 10,6

15 Alizarien kuning R Kuning Violet 10,1 – 12,0

16 1,3,5- Tak berwarna Orange 12,0 – 14,0

Trinitrobenzena

5
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu


3.1.1 Tempat : Laboratorium Kimia
3.1.2 Waktu: Senin,09 Oktober 2017

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat :
1. Mortal penumbuk
2. Tabung reaksi
3. Spatula
4. Botol semprot
5. Pipet tetes
6. Gelas kimia

3.2.2 Bahan :
1. HCl 0,1 / H₂SO₄ 0,05 M
2. CH₃COOH
3. Asam borat 2%
4. NaCl 5%
5. NaHCO₃ 5%
6. Na₂CO₃
7. Indikator universal
8. Alkohol atau aseton
9. Mahkota bunga sepatu
10. Phenolptalein
11. Metil merah

6
3.3 Prosedur Kerja

PERCOBAAN 1 : Penentuan skala pH PERCOBAAN 2 : Pembuatan indikator alami

6 Tabung 1-2 gram mahkota


reaksi bunga sepatu

Beri label 1-6 Potong & Haluskan


dengan mortal
penumbuk

Isi 2 mL larutan

Masukkan dalam gelas


Masukkan kimia
indikator
universal

Tambahkan 5 mL alkohol

Bandingkan skala
warna
Saring sebagai
indikator

Tentukan sifat

Asam & Basa

7
PERCOBAAN 3 : Penentuan trayek perubahan pH

3 Plat tetes

phenolptalein metil merah ekstrak mahkota bunga

Catat nilai PH

Tentukan trayek PH

8
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan sebagai berikut :

No Bahan/Zat PH PP MM Indikator alami


1 HCl 1 (asam) Tidak berwarna Merah muda Merah
2 CH₃COOH 2 (asam ) Tidak berwarna Merah muda pekat Merah pudar
3 Asam borat 4 (asam) Tidak berwarna Merah keorenan Ungu
4 NaCl 5 (asam) Tidak berwarna Merah muda Ungu muda
5 NaHCO₃ 9 (basa) Merah muda Kuning Hijau muda
6 Na₂CO₃ 12 (basa ) Merah Kuning Hijau tua
keunguan

4.2 Pembahasan

Dalam praktikum kali ini dilakukan beberapa percobaan yang terdiri dari 6 larutan yaitu
HCl 0,1 M, CH3COOH , asam borat 2%, NaCl 5%, NaHCO3 5%, Na2CO3 dan 4 indikator
yaitu indikator Universal ,indikator alami(ekstrak mahkota bunga sepatu), phenolptalein, metil
merah. Masing-masing larutan di masukkan ke dalam tabung reaksi dengan ukuran 2 ml dan
beri label 1-6 pada setiap tabung reaksi . Uji pH ini menggunakan tabung plat tetes.
Hasil percobaan 1: Penentuan Skala pH
Dalam percobaan pertama yaitu menentukan skala pH pada larutan yang digunakan
menggunakan indikator Universal. Caranya yaitu 2 tetes setiap larutan ditetes kan ke atas
indikator universal secara merata, tunggu perubahan warna dan cocokan warna ke kertas warna
pH. Pada percobaan ini didapatkan data data pH setiap larutan . Larutan HCl 0,1M mempunyai
pH 1 yang termasuk kedalam larutan asam , larutan CH3COOH mempunyai pH 2 yang
termasuk kedalam larutan asam, larutan asam borat 2% mempunyai pH 4 yang termasuk
kedalam larutan asam, larutan NaCl 5% mempunyai pH 5 yang termasuk ke dalam larutan
asam, larutan NaHCO3 5% mempunyai pH 9 yang termasuk kedalam larutan basa,dan larutan
Na2CO3 mempunyai pH 12 yang termasuk ke dalam larutan basa .
Hasil percobaan 2: pembuatan indikator alami
Dalam percobaan kedua yaitu membuat indikator alami yang dibuat dari mahkota bunga
sepatu. Pertama-tama ambil bagian mahkota bunga sepatu dengan berat 1-2 gram, lalu potong
kecil kecil dan haluskan menggunakan mortar dan penumbuk. Kemudian masukkan bunga
yangtelah halus ke dalam gelas kimia lalu tambahkan 5 ml alkohol. Kegunaan alkohol dalam
pembuatan inidikator alami ini adalah sebagai pelarut warna. Aduk aduk hingga terekstrak,
kemudian hasil disaring menggunakan kertas saring. Tunggu beberapa menit hingga ekstrak
benar benar telah tersaring. Indikator alami dari mahkota bunga sepatu siap digunakan. Hasil
warna cairan yang di hasilkan dari indikator alami mahkota bunga sepatu berwarna merah.

9
Hasil percobaan 3: Penentuan Trayek perubahan pH
Pada percobaan ke tiga ini, kami melakukan percobaan penentuan trayek pH dengan
menggunakan indikator phenolptalein, metil merah dan indikator alami(ekstrak mahkota bunga
sepatu). Dalam percobaan tersebut didapatkan data sebagai berikut :
 Percobaan pertama menggunakan indikator phenolptalein:
Dua tetes larutan HCl yang diketahui mempunyai pH 1 ditaruh ke dalam plat tetes dan di
tambahkan 1 tetes phenolptalein. Larutan yang semula bening setelah di tambahkan
phenolptalein tidak mengalami perubahan warna yaitu tetap putih(bening).
Dua tetes larutan CH3COOH yang diketahui mempunyai pH 2 ditaruh ke dalam plat
tetes dan di tambahkan 1 tetes phenolptalein. Larutan yang semula bening setelah di tambahkan
phenolptalein tidak mengalami perubahan warna yaitu tetap putih(bening).
Dua tetes larutan Asam borat 2% yang diketahui mempunyai pH 4 ditaruh ke dalam plat
tetes dan di tambahkan 1 tetes phenolptalein. Larutan yang semula bening setelah di tambahkan
phenolptalein tidak mengalami perubahan warna yaitu tetap putih(bening).
Dua tetes larutan NaCl 5 % yang diketahui mempunyai pH 5 ditaruh ke dalam plat tetes
dan di tambahkan 1 tetes phenolptalein. Larutan yang semula bening setelah di tambahkan
phenolptalein tidak mengalami perubahan warna yaitu tetap putih(bening).
Dua tetes larutan NaHCO 5% yang diketahui mempunyai pH 9 ditaruh ke dalam plat
tetes dan di tambahkan 1 tetes phenolptalein. Larutan yang semula bening setelah di
tambahkan phenolptalein mengalami perubahan warna yang semula bewarna bening berubah
warna menjadi merahmuda.
Dua tetes larutan Na2CO3 yang diketahui mempunyai pH 12 ditaruh ke dalam plat tetes
dan di tambahkan 1 tetes phenolptalein. Larutan yang semula bening setelah di tambahkan
phenolptalein mengalami perubahan warna yang semula bewarna bening berubah warna
menjadi merahmuda.

 Percobaan dua menggunakan indikator Metil merah:


Dua tetes larutan HCl yang diketahui mempunyai pH 1 ditaruh ke dalam plat tetes dan di
tambahkan 1 tetes metil merah. Larutan yang semula bening setelah di tambahkan metil merah
mengalami perubahan warna yaitu yang semula bening berubah warna menjadi merah muda.
Dua tetes larutan CH3COOH yang diketahui mempunyai pH 2 ditaruh ke dalam plat
tetes dan di tambahkan 1 tetes metil merah. Larutan yang semula bening setelah di tambahkan
metil merah mengalami perubahan warna yaitu yang semula bening berubah warna menjadi
merah muda pekat.
Dua tetes larutan Asam Borat 2% yang diketahui mempunyai pH 4 ditaruh ke dalam plat
tetes dan di tambahkan 1 tetes metil merah. Larutan yang semula bening setelah di tambahkan
metil merah mengalami perubahan warna yaitu yang semula bening berubah warna menjadi
merah ke oren-orenan.
10
Dua tetes larutan NaCl 5% yang diketahui mempunyai pH 5 ditaruh ke dalam plat tetes
dan di tambahkan 1 tetes metil merah. Larutan yang semula bening setelah di tambahkan metil
merah mengalami perubahan warna yaitu yang semula bening berubah warna menjadi merah
muda.
Dua tetes larutan NaHCO3 5% yang diketahui mempunyai pH 9 ditaruh ke dalam plat
tetes dan di tambahkan 1 tetes metil merah. Larutan yang semula bening setelah di tambahkan
metil merah mengalami perubahan warna yaitu yang semula bening berubah warna menjadi
kuning.
Dua tetes larutan Na2CO3 yang diketahui mempunyai pH 12 ditaruh ke dalam plat tetes
dan di tambahkan 1 tetes metil merah. Larutan yang semula bening setelah di tambahkan metil
merah mengalami perubahan warna yaitu yang semula bening berubah warna menjadi kuning.

 Percobaan ketiga menggunakan indikator alami(ekstrak mahkota bunga sepatu):


Dua tetes larutan HCl yang diketahui mempunyai pH 1 ditaruh ke dalam plat tetes dan di
tambahkan 1 tetes indikator alami (ekstrak mahkota bungasepatu) . Larutan yang semula
bening setelah di tambahkan indikator alami (ekstrak mahkota bungasepatu) mengalami
perubahan warna yaitu yang semula bening berubah warna menjadi merah.
Dua tetes larutan CH3OOH yang diketahui mempunyai pH 2 ditaruh ke dalam plat tetes
dan di tambahkan 1 tetes indikator alami (ekstrak mahkota bungasepatu) . Larutan yang semula
bening setelah di tambahkan indikator alami (ekstrak mahkota bungasepatu) mengalami
perubahan warna yaitu yang semula bening berubah warna menjadi merah pudar.
Dua tetes larutan Asam Borat 2% yang diketahui mempunyai pH 4 ditaruh ke dalam plat
tetes dan di tambahkan 1 tetes indikator alami (ekstrak mahkota bungasepatu) . Larutan yang
semula bening setelah di tambahkan indikator alami (ekstrak mahkota bungasepatu) mengalami
perubahan warna yaitu yang semula bening berubah warna menjadi ungu.
Dua tetes larutan NaCl 5% yang diketahui mempunyai pH 5 ditaruh ke dalam plat tetes
dan di tambahkan 1 tetes indikator alami (ekstrak mahkota bungasepatu) . Larutan yang semula
bening setelah di tambahkan indikator alami (ekstrak mahkota bungasepatu) mengalami
perubahan warna yaitu yang semula bening berubah warna menjadi ungu muda.
Dua tetes larutan NaHCO 5% yang diketahui mempunyai pH 9 ditaruh ke dalam plat tetes
dan di tambahkan 1 tetes indikator alami (ekstrak mahkota bungasepatu) . Larutan yang semula
bening setelah di tambahkan indikator alami (ekstrak mahkota bungasepatu) mengalami
perubahan warna yaitu yang semula bening berubah warna menjadi hijau muda.
Dua tetes larutan NaCO3 yang diketahui mempunyai pH 12 ditaruh ke dalam plat tetes dan
di tambahkan 1 tetes indikator alami (ekstrak mahkota bungasepatu) . Larutan yang semula
bening setelah di tambahkan indikator alami (ekstrak mahkota bungasepatu) mengalami
perubahan warna yaitu yang semula bening berubah warna menjadi hijau tua.

11
BAB 5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat kita ambil kesimpulan bahwa pada suatu
larutan dapat di katakan asam apabila pH < 7 ,dikatakan netral apabila pH= dan dikatakan basa
apabila pH >7.Kita dapat mengetahui pH dari sebuah larutan menggunakan kertas indikator
universal.untuk menentukan trayek perubahan pH menggunakan indikator phenolptalein, metil
merah, indikator alami(ekstrak mahkota bunga sepatu).Pada trayek pH PP mempunyai sifat
asam dan basa untuk kisaran asam pH=1-5 ( tidak berwarna )atau tidak mengalami perubahan
warna dan untuk basa kisaran pH =9-12 mengalami perubahan warna (merah).Pada trayek pH
MM untuk asam kisaran PH=1-5 mengalami perubahan warna( merah) untuk basa kisaran
pH=9-12 juga mengalami perubahan warna (kuning).Pada trayek pH indikator alami memiliki
3 perubahan warna berbeda .untuk asam kisaran pH=1-2 mengalami perubahan warna merah
dan kisaran pH=4-5 mengalami perubahan warna unggu dan untuk kisaran basa pH=9-12 juga
mengalami perubahan warna hijau.

5.2 Saran

Dalam penentuan skala pH dan penentuan trayek perubahan pH di harapkan dengan hati-
hati di pastikan larutan tidak tercampur dengan larutan lain.Cuci pipet tetes ,plat tetes dan
tabung reaksi hingga bersih apabila selesai digunakan karena penggunaan secara bergantian
,apabila tidak di cuci dengan bersih setelah di gunakan di takutkan ada sisa-sisa larutan lain
yang melekat pada alat-alat tersebut sehingga mempengaruhi pada hasil percobaan.Dalam
penentuan nilai pH larutan menggunakan kertas indikator universal di butuhkan ketelitian agar
kita bisa mengetahui perubahan warna pada kertas indikator.Begitu pula saat melakukan
percobaan penentuan trayek perubahan pH di harapkan sangat hati-hati agar tidak tercampur
dengan larutan lain karena jika larutan tercampur dengan larutan lain akan berpengaruh pada
perubahan warna.

5.3 Tugas

1. Bagaimana metode untuk membuat larutan indikator universal?

2. Apakah yang di maksud dengan trayek pH?

3. Sebutkan minimal 3 indikator alami serta trayek pH pada indikator tersebut!

4. Tuliskan reaksi kimia disosiasi indikator asam basa!

5. Bagaimana indikator dapat mengalami perubahan warna ketika bereaksi dengan larutan
dengan pH tertentu?

Jawaban :

12
1. Metode untuk membuat larutan indikator universal :

1. Amilum

Timbang amilum/kanji 2 gram dan timbang HgI2 0,01 gram, campurkan kedua zat tersebut
dan buatlah menjadi pasta dengan sedikit aquadest.

Didihkan aquadest 1000 ml. Setelah mendidih masukkan pasta ke dalam aquadest sedikit
demi sedikit sambil diaduk, dan teruskan pendidihan sampai beberapa menit. Larutan akan
jernih apabila amilum yang digunakan tergolong mudah larut, jika tidak jernih maka biarkan
semalam, saring kemudian pindahkan lapisan jernihnya ke dalam botol kaca bertutup.

2. Benzopurpurin 48 0.1%

Timbang benzopurpurin 48 sebanyak 0,1 gram (100 mg), kemudian larutkan dengan aquadest
sampai 100 ml.

3. Bromofenol Merah 0.04%

Timbang bromofenol merah 100 mg (0,1 gram ), larutkan dengan NaOH 0.01M 19,5 ml.
Aduk sampai homogen, masukkan dalam labu ukur 250 ml. Kemudian tambah aquadest
sampai tanda batas atau volume sampai 250 ml.

4. Bromokresol Hijau/ Bromokresol Green 0,04%

Timbang bromokresol hijau 100 mg ( 0,1 gram ), tambah dengan NaOH 0,01M 14,3 ml.
Aduk larutan hingga homogen, kemudian jadikan volume 250 ml dengan penambahan
aquadest ( 235.7 ml ).

5. Bromotimol Biru 0,04%

Timbang bromotimol biru 100 mg ( 0,1gram ), tambah NaOH 0,01M 16 ml. Aduk larutan
hingga homogen, kemudian jadikan volume 250 ml dengan penambahan aquadest ( 234 ml ).

6. Curcumin 0,1%

Timbang curcumin 100 mg ( 0,1 gram ), larutkan dengan etanol 96% sampai volume 100 ml.

7. Eriokrom Black T 0,5%

Timbang Eriokrom black T 500 mg (0,5 gram), larutkan dengan etanol/alkohol 96% sampai
volume 100 ml.

Larutan indikator ini dapat disimpan selama 6-8 minggu.

8. Eritrosin 0,1%

Timbang eritrosin 100 mg ( 0,1 gram ), larutkan dengan aquadest sampai volume 100 ml.

13
9. Etil Orange/Jingga 0,1%

Timbang etil orange/jingga 100 mg (0,1 gram), larutkan dengan etanol 96% 10 ml. Kemudian
jadikan volume 100 ml dengan penambahan aquadest ( 90 ml ).

10. Etil Merah 0,1%

Timbang etil merah 100 mg (0,1 gram), larutkan dengan etanol 96% 50 ml. Kemudian
jadikan volume 100 ml dengan penambahan aquadest ( 50 ml ).

11. Etil Ungu 0,1%

Timbang etil ungu 100 mg (0,1 gram ), larutkan dengan etanol 96% 50 ml. Kemudian jadikan
volume 100 ml dengan penambahan aquadest ( 50 ml ).

12. Fenol Merah/ Fenolsulfonftalein 0,04%

Timbang fenol merah 100 mg ( 0,1 gram ), larutkan dengan NaOH 0,01M 28 ml. Aduk
hingga larutan homogen, kemudian jadikan volume 250 ml dengan penambahan aquadest (
222 ml ).

13. Fenolftalein ( PP ) 0,05%

Timbang fenolftalein/PP 100 mg ( 0,1 gram ), larutkan dengan etanol 96% 100 ml. Kemudian
jadikan volume 200 ml dengan penambahan aquadest ( 100 ml ).

14. Kalium Kromat ( K2CrO4) 5%

Timbang kalium kromat/K2CrO4 5 gram, larutkan dengan aquadest sampai volume 100 ml.

15. Kongo Merah 0,5%

Timbang 500 mg ( 0,5 gram ), larutkan dengan etanol 96% 10 ml. Kemudian jadikan volume
100 ml dengan penambahan aquadest ( 90 ml ).

16. Kresol Merah 0,04%

Timbang kresol merah 100 mg ( 0,1 gram ), larutkan dengan NaOH 0,01M 26 ml. Aduk
larutan hingga homogen, kemudian jadikan volume 250 ml dengan penambahan aquadest (
224 ml ).

17. Kristal Ungu 0,02%

Timbang kristal ungu 20 mg, larutkan dengan aquadest sampai volume 100 ml.

18. Metil Biru 0,02%

Timbang metil biru 20 mg, larutkan dengan aquadest sampai volume 100 ml.

14
19. Metil Hijau 0,1%

Timbang metil hijau 100 mg ( 0,1 gram ), larutkan dengan aquadest sampai volume 100 ml.

20. Metil Orange/Jingga 0,01%

Timbang metil orange/jingga 10 mg, larutkan dengan aquadest sampai volume 100 ml.

21. Metil Merah 0,02%

Timbang metil merah 50 mg, larutkan dengan etanol 96% 150 ml, kemudian jadikan volume
250 ml dengan penambahan aquadest ( 100 ml ).

22. Metil Ungu 0,04%

Timbang metil ungu 40 mg, larutkan dengan aquadest sampai volume 100 ml.

23. Murexide 0,5%

Timbang murexide 0,5 gram, larutkan dengan aquadest sampai volume 100 ml.

24. Propil Merah 0,1%

Timbang propil merah 100 mg, larutkan dengan etanol 96% sampai volume 100 ml.

25. Timol Biru 0,04%

Timbang timol biru 100 mg, larutkan dengan NaOH 0,01M 21,5 ml. Aduk larutan hingga
homogen, kemudian jadikan volume 250 ml dengan penambahan aquadest ( 228,5 ml ).

26. Timolftalein 0,04%

Timbang timolftalein 40 mg, larutkan dengan etanol 96% 50 ml. Kemudian jadikan volume
100 ml dengan penambahan aquadest ( 50 ml ).

2. Trayek pH adalah kisaran pH dimana pada kisaran tersebut menjadi perubahan warna

~ Bila pH < trayek pH maka indikator akan menunjukkan warna asamnya

~ BilapH > trayekpH maka indikator akan menunjukkan warna basa.

3. - Ekstrak mahkota bunga sepatu

Kisaran pH=1-2 (asam) warna merah.Kisaran pH=4-5 (asam) warna merah.Kisaran pH 9-


1(basa) warna hijau

-Ekstrak kulit manggis (asam) warna coklat kemerahan,(netral) warna ungu, (basa) warna
biru kehitaman.

- Ekstrak kunyit (asam) warna kuning tua, (netral ) warna kuning terang , (basa) warna jingga

15
4. Reaksi asam: Hind H+ + Ind-

Reaksi basa: IndOH Ind+ + OH-

5. Syarat dapat tidaknya suatu zat dijadikan indikator asam basa adalah terjadinya perubahan
warna apabila suatu indikator diteteskan pada larutan asam dan larutan basa. Untuk menguji sifat
asam basa suatu zat selalu digunakan dalam bentuk larutan, karena dalam bentuk larutan sifat
pembawaan asam dan basa lebih mudah dideteksi.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/11045063/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_Pengujian_pH_dengan_Indikator_
Universal

https://media.neliti.com/media/publications/90676-ID-indikator -dari-ekstrak.pdf

17
LAMPIRAN

Hasil uji kertas indikator universal Hasil uji phenolptalein

Hasil uji metil merah Hasil uji Indikator alami

18

Anda mungkin juga menyukai