TINJAUAN PUSTAKA
Glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada kadar glukosa dalam darah yang
konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber
utama energi untuk sel- sel tubuh. Umumnya tingkat glukosa dalam darah bertahan pada
batas-batas 4-8 mmol/L/hari (70-150 mg/dl), kadar ini meningkat setelah makan dan biasanya
berada pada level terendah di pagi hari sebelum orang-orang mengkonsumsi makanan
(Mayes, 2001).Tubuh manusia mengandung glukosa darah, atau yang biasa disebut gula
darah. Glukosa darah adalah gula utama yang dihasilkan oleh tubuh dari makanan yang
dikonsumsi. Glukosa dibawa keseluruh tubuh melalui pembuluh darah untuk menghasilkan
energi ke semua sel di dalam tubuh.8 Kebanyakan glukosa berasal dari karbohidrat, sesuai
namanya secara sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula.
Kadar glukosa darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah makan
dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar glukosa darah yang normal pada pagi hari
setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar glukosa darah
biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang
mengandung glukosa maupun karbohidrat lainnya (Price, 2005).
Kadar glukosa di dalam sirkulasi diperoleh dari tiga sumber yaitu : Absorpsi di intestinal
semasa mengkonsumsi makanan
1. Glikogenolisis
Glikogen merupakan cadangan glukosa yang tersimpan di hati serta jaringan lain seperti otot.
Apabila tubuh memerlukan glukosa sebagai bahan baku pembuatan energi, glikogen akan
dipecah menjadi glukosa melalui proses glikogenolisis. Proses glikogenolisis ini melibatkan
banyak enzim, serta diatur oleh beberapa mekanisme hormonal meliputi hormon glukagon.
2. Glukoneogenesis
Merupakan pembentukan glukosa dari bahan non karbohidrat seperti asam laktat, asam
amino, propionat, dan glisero. Glukoneogenesis dapat berlangsung setiap saat di dalam tubuh,
terutama di sel-sel ginjal dan hepar (sedikit di otot dan otak).
Glukosa dari hasil absorbsi sepanjang saluran cerna, glikogenolisis dan glukoneogenesis akan
masuk ke dalam sel dan dipecah di dalam sel untuk menghasilkan energi dalam proses
glikolisis.
Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar
gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai
akibat dari insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan
produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (Depkes, 2008).
Pada umumnya pengambilan darah terlalu banyak pada hewan kecil dapat
menyebabkan shok hipovolemik, stress dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Tetapi bila
dilakukan pengambilan sedikit darah tetapi sering, juga dapat menyebabkan anemia. Pada
umumnya pengambilan darah dilakukan sekitar 10% dari total volume darah dalam tubuh dan
dalam selang waktu 2-4 minggu. Atau sekitar 1% dengan interval 24 jam. Total darah yang
diambil sekitar 7,5% dari bobot badan.
Pengambilan darah dapat dilakukan pada lokasi tertentu dari tubuh, yaitu:
Mayes J. 2001. HACCP : Principles and Applications. New York : Van Nostrand Reinhold.
Price, S.A., dan Wilson, L. M., 2005, Patofisiologi: Konsep Klinis Prosesproses
Penyakit,Edisi 6, Vol. 2, diterjemahkan oleh Pendit, B. U., Hartanto, H., Wulansari,
p., Mahanani, D. A.,Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Depkes RI, 2008. Diabetes Melitus Ancaman Umat Manusia di Dunia. Diakses 15 Agustus
2013. Http: www.depkes.go.id/indeks/.
Bishop, Sue. 2010. Develop your Assertiveness (2nd ed). London : Koran Page.
Hoff, J. 2000. Methods of Blood Collection in the Mouse. Lab Animal. Vol 29(10): 47-53