Anda di halaman 1dari 3

Kasus 1

Ny. ISR seorang ibu rumah tangga usia 65 tahun. Memiliki berat badan 65 kg dan tinggi
badan 150 cm. riwayat pasien : Hipertensi (sejak 10 tahun yang lalu) terkontrol dengan
konsumsi obat anti hipertensi secara rutin. Dirawat karena tekanan darahnya 210/110
mmHg. Pasien mengatakan semalaman tidak bisa tidur karena merasakan nyeri pinggang
yang hebat dan sudah 3 hari tidak konsumsi obat hipertensi karena sudah habis (saat kontrol
bertepatan dengan hari libur).
Riwayat gizi : pola makan 3 kali sehari, konsumsi jus buah tanpa gula 1x 200 ml/hari, teh
setiap hari 2x 250 ml, minuman lain adalah air putih dengan konsumsi cukup saat di rumah.
Saat berpergian beliau mengatakan mengurangi minum karena khawatir kencing. Sudah 1
tahun terakhir berhenti mengkonsumsi susu tinggi kalsium rendah lemak. Tidak ada alergi
makanan.
USG : ginjal kiri hidronefrosis grade II-III, nefrolitiasis.
Data biokimia :
Parameter Hasil Satuan Nilai normal
Darah lengkap WBC 11,7 10^3/uL 4,0 – 10,0
HGB 12,5 g/dL 11,5 – 16,0
HCT 39,8 % 35,0 – 45,0
Kimia Klinik BUN 12,9 mg/DL 8,0 – 24,0
Kreatinin 1,3 mg/DL 0,5 – 1,3
Glukosa 117 mg/DL 70 – 115
Natrium 137,8 mmol/L 135,0 – 145,0
Kalium 3,89 mmol/L 3,5 – 5,0
Klorida 110,0 mmol/L 95,0 – 108,0
Urinalisis pH 5,0 5,0 - 7,5
protein - Neg
reduksi - Neg
eritrosit 15-20 Neg
Leukosit 5-7 0-1
Epitel 3-4 0-1
Bakteri - Neg
Silinder - Neg
Kristal - Neg

Berdasarkan masalah pasien, dokter merujuk ke dietisien. Setelah 1 bulan pertemuan


dengan dietisien, pasien kembali dengan menyatakan telah melakukan tindakan URS dan
tidka ditemukan batu karena sebelumnya terasa ada batu yang keluar saat kencing. Asupan
cairan sekitar 2,5 L sehari dan jumlah urine sekitar 2L sehari. Tekanan darah 140/80 mmHg
dengan konsumsi obat anti-hipertensi. Keluhan nyeri sudah tidak ada.

Kasus 2
Seorang anak Laki-laki M, berusia 7 tahun, TB 120 cm, BB 22,5 kg dirawat di RS. Masuk RS 2
hari yang lalu dengan keluhan utama bengkak seluruh tubuh. Pasien sering mengalami
bengkak dan hilang timbul selama beberapa hari. Menderita sindrom nefrotik sejak 4 tahun
yang lalu dan diberikan steroid sejak diagnosis ditegakkan. Beberapa hari yang lalu pasien
mengalami bengkak seluruh tubuh, berkurang setelah diberikan diuretik dan saat ini
bengkak hanya terdapat di periorbital, pipi dan dagu, BAK lebih sedikit dari biasanya dan
warna urin keruh, mengalami susah BAB (konstipasi). Riwayat penyakit keluarga tidak
adayang pernah mengalami sakit dengan gejala-gejala seperti yang dialami pasien hanya
batu ginjal saja yang pernah diderita ayah pasien. Hasil pemeriksaan fisik/klinis saat ini :
keadaan umum cukup, kesadaran kompos mentis. Suhu 36,5oC, tekanan darah 160/110
mmHg, nadi 98 denyut/menit, abdomen distended, wajah tampak pucat (anemin), edema
periorbital (sekitar mata), pipi dan dagu.
Hasil pemeriksaan laboratorium saat ini :
Darah Lengkap : leukosit 2400/ uL, Hb 9 g/dl, hematokrit 26,7%, trombosit 179.000/ul.
Kimia darah : GDA 100 mg/dl, ureum 31,5 mg/dl, kreatinin 0,42 mg/dl, SGOT 52, SGPT 16,
kolesterol total 160 mg.dl, protein total 5,2 g/dl, albumin 3,2 g/dl
Analisis elektrolit : Na 137 mmol/L, K 2,92 mmol/L, Cl 105 mmol/L, Ca 9,2 mmol/L, P 3,82
mmol/L
Urine : Albumin 3+, protein 4+, warna keruh, urine tampung 450 cc/24 jam.

Anamnesis gizi didapatkan bahwa pasien tidak nafsu makan meerasa mual dan mudal lelah.
Selama di RS, nafsu makan menurun, makanand dari luar RS hanya dimakan sedikit. Pasien
mengonsumsi makanan dari luar RS berupa mie instan, puding, biskuit dan kue. Hasil recall
saat ini diperoleh energi 718,78 Kalori, protein 24,3 gram, lemak 26,4 gram, karbohidrat 96
gram. Pola makan pasien tidak teratur dan sedikit. Pasien tidak mempunyai pantangan
makanan maupun alergi makanan tertentu, tetapi pasien jarang mengonsumsi lauk hewani
sedangkan lauk nabatinya tahu dan tempe sering. Pasien juga tidak terbiasa makan dengan
sayur. Buah yang disukai apel dan pir. Pasien sangat menyukai maknan yang digoreng,
makanan manis, asin dan gurih. Riwayat obat-obatan yang sekarang diberikan captopril,
furosemid dan albumin.

Kasus 3
Ny.S (40 tahun) bekerja sebagai karyawan swasta masuk RS dengan kelugan anoreksia, mual,
muntah, rasa lelah, pusing, gatal-gatal di kulit dan BAK bewarna kuning keruh dan oligouria
(+ 400 ml). Aktivitas pasien di kantor sebagian besar hanya duduk di depan komputer. Pasien
juga jarang berolahraga. Pasien mengaku mengonsumsi obat sakit kepala dan obat asam
urat yang dibeli sendiri di apotek selama hampir dua tahun ini. Diagnosis medis adalah GGA.
Semenjak sakit asupan makan sangat menurun, hasil recall 24 jam menunjukkan asupan
energi hanya 40%, protein 50%, lemak 45%, dan KH 30%. Hasil pengukuran antropometri,
yaitu BB 50kg, TB 158 cm, LLA 25,5 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium meliputi ureum
230,8 mg/dl, kreatinin 5,3 mg/dl, kalium 7,5 mEq, asam urat 5,8 mg/dl, GDP 87 mg/dl, dan
Hb 9,2 g/dl. Pemeriksaan fisik-klinis menunjukkan pernapasan 18 kali/menit, tekanan darah
130/110 mmHg, suhu 37,5oC , kompos mentis, edema di kedua ekstremitas bawah. Tindakan
medis : IHD. Terapi obat : injeksi flurosemid dan spironolakton.

Kasus 4
pasien laki2 usia 32 th, mengalami kecelakaan motor vs mobil 2 jam yll, kesadaran turun, gcs
232, pasien mengalami perdarahan dari paha kanan yg patah, tensi 70/50, nadi 123 x /
menit, akral dingin. saat dipasang kateter urin tidak keluar. saat dilakukan pemeriksaan
darah, ureum kreatinin meningkat
setelah dilakukan pemeriksan oleh ahli gizi tidak diketahui TB dan BBnya secara aktual,
hanya saja diketahui LLA 24,5cm.

Anda mungkin juga menyukai