Anda di halaman 1dari 11

Acara

Pokok Bahasan : Filariasis dan Penyakit Kecacingan


Acara Praktikum : Perencanaan Menu Filariasis dan Penyakit
Kecacingan
Tempat : Laboratorium Dietetika dan Gizi Kuliner
Alokasi Waktu : 2 x 120 menit
Dosen Pembimbing : Ratih Putri Damayati, S.Gz.,M.Si

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (CPMK)


Dengan mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menganalisa kasus
2. Merencanakan menu sesuai kasus
3. Mempresentasikan hasil kerja dengan baik

B. DASAR TEORI
Filariasis atau kaki gajah adalah penyakit yang disebabkan cacing
filaria (microfilaria) yang dapat menular dengan perantara nyamuk
anopheles. Kaki gajah disebabkan 3 spesies cacing filaria:
– Wucheria bancrofti
– Brugia malayi
– Brugia timori

Gambar 1. Daur hidup cacing filariasis


1
Gambar 2. Alur penularan filariasis

Tanda dan gejala filariasis secara aku yaitu demam berulang 3-5
hari; pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah
lipatan paha, ketiak (limfadenitits) yangg tampak kemerahan, panas
dan sakit; radang saluran getah bening; abses filarial dapat pecah dan
mengeluarkan nanah dan darah; pembesaran tungkai, lengan, buah
dada, kantong buah zakar agak kemerahan dan terasa panas
(limfedema dini). Tanda dan gejala kronis yaitu pembesaran menetap
pada tungkai, lengan, buah dada, kantong buah zakar.

• Cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing


dalam tubuh manusia yang ditularkan melalui tanah. Penderita
cacingan jika seseorang yang dalam pemeriksaan tinjanya
mengandung telur cacing dan/atau cacing. Cacingan yang
ditularkan melalui tanah:

– Ascaris lumbricoides (cacing gelang)

– Trichuris trichiura (cacing cambuk)

2
– Ancylostoma duodenale, Necator americanus (cacing
tambang)

Cacingan mempengaruhi asupan (intake), pencernaan (digestive),


penyerapan (absorbsi), dan metabolisme makanan. Secara kumulatif,
infeksi cacing atau Cacingan dapat menimbulkan kerugian terhadap
kebutuhan zat gizi karena kurangnya kalori dan protein, serta
kehilangan darah. Selain dapat menghambat perkembangan fisik,
kecerdasan dan produktifitas kerja, dapat menurunkan ketahanan
tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya. Cacing sebagai
hewan parasit tidak saja mengambil zat-zat gizi dalam usus anak,
tetapi juga merusak dinding usus sehingga mengganggu penyerapan
zat-zat gizi tersebut.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Buku besar
2. Alat Tulis

D. PROSEDUR KERJA
Studi Kasus
Anak A laki-laki usia 9 th BB 14 kg TB 130 cm dibawa ibunya ke
puskesmas. Ibunya mengeluhkan BB anaknya yang sering turun
meskipun asupannya banyak dan sering mengejan saat defekasi. Hasil
pemeriksaan tinjanya mengandung telur cacing Trichuris trichiura.
Pasien tidak suka mengenakan alas kaki dan suka mainan tanah.
Pasien tampak lemas dan tekanan darah pasien 110/80 mmHg, nadi
60x/menit. Data biokimia pasien Hb 8,7 g/dl. Hasil recall pasien E
1836,5 kkal, P 47g, L 60,5 g, KH 276 g.

1. Mahasiswa mampu membuat resume patofisiologi, etiologi dan


tanda gejala yang sesuai penyakit pada kasus di atas
2. Mahasiswa mampu membuat perencanaan menu yang sesuai
dengan kasus di atas

3
a. Jenis diet
b. Tujuan
c. Syarat
d. Menu sehari
3. Semua tugas ditulis tangan di buku besar dietetik

E. HASIL DAN PEMBAHASAN

F. Kesimpulan

4
G. Rubrik Penilaian
Jenjang Angka Deskripsi Kinerja
E < 46 Tidak mengerjakan laporan
Laporan tidak tepat dan tidak lengkap,
presentasi kurang baik, penguasaan materi
D 46 – 55
kurang, tim tidak aktif, kehadiran tidak tepat
waktu
Laporan tepat dan tidak lengkap, presentasi
kurang baik, penguasaan materi kurang, ada
C 56 – 65
sebagian tim yang tidak aktif, kehadiran tidak
tepat waktu
Laporan tepat dan tidak lengkap, presentasi baik,
BC 66 – 70 penguasaan materi kurang, ada sebagian tim
yang tidak aktif, kehadiran tidak tepat waktu
Laporan tepat dan tidak lengkap, presentasi baik,
B 71 -75 penguasaan materi baik, semua tim aktif,
kehadiran tepat waktu
Laporan tepat dan lengkap, presentasi baik,
AB 76 – 80 penguasaan materi baik, semua tim aktif,
kehadiran tepat waktu
Laporan tepat dan lengkap, presentasi sangat baik,
A >80 penguasaan materi sangat baik, semua tim aktif,
kehadiran tepat waktu

5
Acara
Pokok Bahasan : Pra, Pasca Bedah dan Luka Bakar
Acara Praktikum : Perencanaan Menu Pra, Pasca Bedah dan
Luka Bakar
Tempat : Laboratorium Dietetika dan Gizi Kuliner
Alokasi Waktu : 2 x 120 menit
Dosen Pembimbing : Ratih Putri Damayati, S.Gz.,M.Si

H. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (CPMK)


Dengan mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat :
4. Menganalisa kasus
5. Merencanakan menu sesuai kasus
6. Mempresentasikan hasil kerja dengan baik

I. DASAR TEORI
Pembedahan adalah perubahan anatomi yang direncanakan pada
makhluk hidup dengan mengendalikan, meringankan serta
menghentikan beberapa proses patologis. Terdapat 3 fase
pembedahan :
a. Pra bedah
b. Pelaksanaan pembedahan
c. Pasca bedah

Perubahan metabolisme saat pembedahan:

1. Fase ebb
a. Hipometabolik
b. Pemakaian energi berkurang
c. Anggota gerak dingin dan lembab
d. Curah jantung 
e. Suhu tubuh rendah
f. Produksi glukosa normal
g. Glukosa darah meninggi
h. Katekolamin meningkat
i. Glukagon meningkat
6
j. Konsentrasi insulin rendah
2. Fase flow
a. Hipermetabolik
b. Pemakaian energi meningkat
c. Anggota gerak hangat
d. Curah jantung 
e. Suhu tubuh meningkat
f. Produksi glukosa darah meningkat
g. Glukosa darah normal/sedikit meninggi
h. Katekolamin normal/meninggi
i. Glukagon meningkat
j. Konsentrasi insulin rendah/meninggi
Macam pembedahan yaitu a) bedah minor atau bedah kecil seperti
tindakan insisi, sirkumsisi b) Bedah mayor atau bedah besar yang
dibedakan dalam bedah pada saluran cerna (lambung, usus halus,
usus besar) bedah di luar bedah di luar saluran cerna (jantung, ginjal,
paru, saluran kemih, tulang dan sebagainya. Efek daripembedahan
yaitu dapat meningkatkan tingkat stres, meningkatkan kebutuhan
energi dan protein, meningkatkan risiko kurang gizi, serta terjadi
perubahan sistem imun.
Zat gizi untuk penyembuhan luka bakar yaitu:
1. Vit C untuk kofaktor dalam hidrolisasi prolin pada kolagen
2. Vit A dapat meningkatkan akumulasi fibroplasia dan kolagen
3. Ca sebagai kolagenase
4. Fe berfungsi untuk hidroksilasi lisin dan protein dalam pembentukan
kolagen
5. Tembaga sebagai komponen enzim termasuk lisil oksidase, dgn
katalis penting penyambung kolagen
6. Zn sebagai kofaktor enzim untuk perbanyak sel, transkripsi RNA,
replikasi dan pembentukan kolagen

7
Luka bakar adalah cedera fisikokimia yang disebabkan oleh paparan
panas, dingin, bahan kimia, radiasi ionisasi dan listrik. Bagian kulit
yang terkena luka bakar mengalami kerusakan berupa eritem,
koagulasi dan nekrosis. Kategori penderita luka bakar :
1. Luka bakar berat/kritis
◦ Derajat II – III > 40%
◦ Derajat III pada muka, tangan dan kaki
◦ Derajat trauma pada jalan nafas dan tanpa memperhitungkan
luas luka bakar.
◦ Luka bakar listrik
◦ Disertai trauma lainnya (misal fraktur iga dan lain-lain).
2. Luka bakar sedang
◦ Derajat II 15 – 40%
◦ Derajat III < 10% kecuali muka, tangan dan kaki
3. Luka bakar ringan
◦ Derajat II < 15%
◦ Derajat III < 2%
Pasien luka bakar terjadi peningkatan metabolisme dan
kebutuhan energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral,
dan antioksidan. Protein adalah prediktor yang kuat untuk bertahan
hidup pasca terbakar melalui peran mereka dalam glukoneogenesis,
glikogenolisis, lipolisis, dan proteolisis.

J. ALAT DAN BAHAN


3. Buku besar
4. Alat Tulis

K. PROSEDUR KERJA
Studi Kasus Bedah
Ny. W seorang perempuan 45th dengan BB 45 kg TB 150cm
dilakukan operasi appendictomy. Pasien dioperasi 5 hari yang lalu.

8
Pasien merasakan nyeri dan mengeluh jahitannya merembes hingga
ke kassa saat dikonsultasikan ke dokter ternyata di sela-sela jahitan
keluar serum dan nanah. Tekanan darah pasien 110/80 mmHg, nadi
60x/menit. Data biokimia pasien Hb 9,89 g/dl Leukosit 17000/ml, GDP
117 mg/dl, albumin 2,7 mg/dl, K 3,7 meq/L, Na 134 meq/L. Pasien
tidak mau makan ayam karena takut jahitannya gatal. Hasil recall
pasien E 1612,5 kkal, P 40,5 g, L 35,5 g, KH 276 g.

Studi Kasus Luka Bakar

Pasien laki-laki Tn.S usia 36 th BB 60 kg TB 160 cm LILA 27cm


merupakan pasien luka bakar pada Burn Unit VIP I. Hasil Pemeriksaan
fisik klinis pasien adalh tekanan darah 110/80 mmHg, suhu 36 0C, RR
18x/menit, nadi 80x/menit. Combus II AB = 5% (wajah); Combus II
AB = 18 % (Badan); Combus II AB = 5 % (Tangan kanan); Combus II
AB = 6 % (Tangan kiri); Combus II AB = 9 % (Paha kanan); Combus
II AB = 9% (Paha kiri); Total = Combus gr II AB 80 %. Pasien
mengalami inhalasi truma dan susp luka bakar. Hasil pemeriksaan
biokimia pasien yaitu albumin 1,96 g/dl; RDW 10.60%; PLT 101,6/L
103/mm3; total protein 4,29 g/dl; globulin 2,33 g/dl, natrium 120
meq/l.

1. Mahasiswa mampu membuat resume patofisiologi, etiologi dan


tanda gejala yang sesuai penyakit pada kasus di atas
2. Mahasiswa mampu membuat perencanaan menu yang sesuai
dengan kasus di atas
a. Jenis diet
b. Tujuan
c. Syarat
d. Menu sehari
3. Semua tugas ditulis tangan di buku besar dietetik

9
L. HASIL DAN PEMBAHASAN

M. Kesimpulan

N. Rubrik Penilaian
Jenjang Angka Deskripsi Kinerja
E < 46 Tidak mengerjakan laporan
Laporan tidak tepat dan tidak lengkap,
D 46 – 55
presentasi kurang baik, penguasaan materi

10
kurang, tim tidak aktif, kehadiran tidak tepat
waktu
Laporan tepat dan tidak lengkap, presentasi
kurang baik, penguasaan materi kurang, ada
C 56 – 65
sebagian tim yang tidak aktif, kehadiran tidak
tepat waktu
Laporan tepat dan tidak lengkap, presentasi baik,
BC 66 – 70 penguasaan materi kurang, ada sebagian tim
yang tidak aktif, kehadiran tidak tepat waktu
Laporan tepat dan tidak lengkap, presentasi baik,
B 71 -75 penguasaan materi baik, semua tim aktif,
kehadiran tepat waktu
Laporan tepat dan lengkap, presentasi baik,
AB 76 – 80 penguasaan materi baik, semua tim aktif,
kehadiran tepat waktu
Laporan tepat dan lengkap, presentasi sangat baik,
A >80 penguasaan materi sangat baik, semua tim aktif,
kehadiran tepat waktu

11

Anda mungkin juga menyukai