Anda di halaman 1dari 20

BAB I

TITRASI ASAM DAN BASA

Titrasi adalah prosedur menetapkan kadar suatu larutan dengan mereaksikan sejumlah
larutan tersebut yang volumenya terukur dengan suatu larutan lain yang telah diketahui
kadarnya (larutan standar) secara bertahap. Berdasarkan jenis reaksi yang terjadi, titrasi
dibedakan menjadi titrasi asam basa, titrasi pengendapan, dan titrasi redoks.Titrasi Asam Basa
yaitu merupakan penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam yang ingin diketahui
kadarnya atau sebaliknya, kadar suatu larutan asam dengan larutan basa yang ingin diketahui,
dengan didasarkan pada reaksi netralisasi (Jaffery dkk., 1989).

SOAL

I. TITRASI ASAM BASA


1. Titrasi Asam Kuat dan Basa Kuat Untuk titrasi pertama volumenya sebanyak 50,0 mL
0,200 M HCl dengan 0,200 M NaOH. Untuk reaksi basa kuat dengan asam kuat, satu-
satunya reaksi kesetimbangan yang penting adalah

H3O + (aq) + OH - (aq) 2H2O (l)


Jawab : Mol HCl = mol NaOH
Ma.Va = Mb.Vb
Vb = Ma. Va
Vb
= (0,2 M) (50 mL)
0,2 M
= 50 mL
pH = - log (H3O)
= - log (0,2)
=2

2. Hitung PH 0,050 M NH3 nyatakan setiap asumsi yang dibuat dalam penyerderhaan
perhitungan dan verifikasi bahwa kesalahan kurang dari 5%
Jawab: asumsikan bahwa NH3 basanya (Kb = 1,7 x 10-5)
(OH-)
Dik: pH NH3 = 0,050
Kb = 1,7, x 10-5
Dit : pH ?
Penyelesaiaan :

[OHˉ]>>[H3O+ ]

NH3 = 0,050 M

[OHˉ] = √ ¿ ¿

=√ (1,75 x 10−5)( 0,050)

=9,35 x 10−4M

Kw
[OHˉ] =
[OHˉ ]

1,00 X 10−14
=
9,35 X 10−4

=1,07x10−11

pH = 11- log 1,07

= 11-0,029

=10,971

3. Larutan HCl 0,3 M dititrasi dengan larutan NaOH, titik akhir titrasi tercapai bila 10
ml larutan HCl memerlukan 75 ml larutan NaOH. Tentukan molaritas NaOH !
Tentukan konsentrasi 20 ml Ca(OH)2 yang dititrasi dengan 100 ml larutan HCl 0,1 M
?

Penyelesaian :
Diketahui : MA = 0,3 M VB = 75 ml
VA = 10 ml nB = 1
NA = 1
Ditanya : MB ?
Jawab :
MB= 0,04M

4. Untuk menentukan konsentrasi larutan HNO3, diambil sekitar 50 ml larutan tersebut


kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,2 M. Data proses titrasi yang didapat ialah
sebagai berikut :
Jawab :
Percobaan 1 :
Volume larutan HNO3 = 10 ml
Volume larutan NaOH = 12 ml
Percobaan 2 :
Volume larutan HNO3 =  10 ml
Volume larutan NaOH = 18 ml
Berdasarkan data tersebut, maka tentukanlah konsentrasi larutan HNO3 !
Pertama, kita cari volume rata-rata dari larutan HNO3 dan NaOH !
Vrata-rata HNO3 = 10 + 10/2 = 10 ml
Vrata-rata NaOH = 12 + 18/2 = 15 ml
Untuk mencari molaritas dari larutan HNO3, kita gunakan rumus :
V1 . M1 . n1 =  V2 . M2 . n2
Ket : V = Volume Larutan
M = Molaritas
n = Valensi dari larutan asam atau basa ( jumlah atom H atau OH )

Maka :
V1 . M1 . n1 = V2 . M2 . n2
15 . 0,2 . 1 = 10 . M2 . 1
3 = 10.M2
M2 = 3/10 = 0,3 M konsentrasi dari HCl

5. Berapa volume 0,116 M H2SO4 yang dibutuhkan untuk mentitrasi 25,0 mL Ba(OH)2
0,00840 sampai titik ekivalen?:
Penyelesaian:
 Persamaan reaksi:
H2SO4 + Ba(OH)2 BaSO4 + 2H2O
 Perbandngan molar:
1:1
 Gunakan cara ini untuk perbandingan molar 1:1:
M1V1 = M2V2
(0,116 mol/L) (x) = (0,00840 mol/L) (25,0 mL)
x = 1,81 mL

6. Sampel 0,2 g dari asam lemah yang tidak diketahui dititrasi dengan larutan NaOH 0,1
M, membutuhkan 42,68 mL untuk mencapai titik akhir fenolftalein. Tentukan berat
setara senyawa. Manakah dari senyawa berikut ini kemungkinan besar adalah asam
lemah yang tidak diketahui
Penyelesaian:
Dik: m NaOH = 0,2 g
M NaOH = 0,1 M
V NaOH = 42, 68 mL
Dit: Mr NaOH....?
Penyelesaian:
n=MxV
= 0,1 M x 42,68 mL
= 4,268x 10-3 mol
Mr NaOH = m NaOH
massa (gram)
=
n (mol)
0, 2gram
=
0,0042 68 mol
= 42,73 gram/ mol

7. Alkalinitas perairan alami biasanya dikontrol oleh OH-, (CO32-) , dan HCO3 - , yang
mungkin hadir secara tunggal atau dalam kombinasi. Menitrasi sampel 100,0 mL
menjadi pH 8,3 membutuhkan 18,67 mL larutan HCl 0,02812 M. Identifikasi sumber
alkalinitas dan konsentrasinya dalam bagian per juta
Dik: pH CO32- = 8,3
V CO32- = 18,67 mL
M CO32- = 0,02812 M
Dit: m....? (ppm)
Penyelesaian:
m
M CO32- x V CO32- =
Mr CO 3 2-

m
0,02812 M x 0,01867 mL = =
60 gr/mol -
m = 0,0315 g
mg 31,51 mg
= = = 315,1 mg/L
liter CO3 2- 0,100 L

8. Alkalinitas perairan alami biasanya dikontrol oleh OH-, (CO32-) , dan HCO3 - , yang
mungkin hadir secara tunggal atau dalam kombinasi. Menitrasi sampel 100,0 mL
menjadi pH 9 membutuhkan 20 mL larutan HCl 0,02 M. Identifikasi sumber
alkalinitas dan konsentrasinya dalam bagian per juta

Dik: pH CO32- = 9
V CO32- = 20 mL
M CO32- = 0,02 M
Dit: m....? (ppm)
Penyelesaian:
m
M CO32- x V CO32- =
Mr CO 3 2-

m
0,02 M x 0,02 mL = =
60 gr/mol -
m = 0,024 g
mg 24 mg
= = = 240 mg/L
liter CO3 2- 0,100 L

9. Jumlah protein dalam sampel keju ditentukan oleh analisis Kjeldahl untuk nitrogen.
Setelah mencerna sampel keju 0,9814 g, nitrogen dioksidasi menjadi NH4+,
dikonversi menjadi NH3 dengan NaOH, dan didistilasi menjadi labu penampung yang
mengandung 50,00 mL, 0,1047 M HCl. HCl berlebih kemudian kembali dititrasi
dengan 0,1183 M NaOH, membutuhkan 22,84 mL untuk mencapai titik akhir biru
bromotimol. Laporkan % w/w protein dalam keju yang diberikan di sana?
Dik: Ma = 0,1047 M
Va = 50,00 mL
Mb = 0,1183 M
Vb = 22,84 mL
Dit: % w/w......?

Penyelesaian;
mN
Ma x Va = Type equation here .
Mr N
m N = (Ma x Va – Mb x Vb) x Ar N
m N = ( (0.1047 M × 0.05000 L – 0.1183 M × 0.02284 L) × 14.01 g/mol

m N = 0.03549 g N

6,38 g protein
x 0,03549 = 0,2264
gN

g protein 0,2264 g
x 100 = x 100 = 23,1 % w/w
g sampel 0,9814 g

10. Sebanyak 250 mL H2SO4 0,1 M dapat dinetralkan melalui titrasi oleh larutan KOH
0,3 M. Hitunglah volum KOH yang diperlukan (dalam mL)?

Jawab :

H2SO4 → 2H+ + SO42–

Asam sulfat termasuk asam berbasa dua atau asam yang dapat melepaskan dua H+
dalam air, sehingga

[H+] = 2 x konsentrasi H2SO4 awal atau koefisien H+ x konsentrasi awal H2SO4

Vasam x Masam = Vbasa x Mbasa

250 mL x 0,2 M = Vbasa x 0,3 M

Jadi volume KOH yang diperlukan sebanyak 166,7 Ml


BAB II

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana reaksi antara
bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu kompleks senyawa. Kompleks
senyawa ini dsebut kelat dan terjadi akibat titran dan titrat yang saling mengkompleks.
Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komonen yang membentuk ligan dan
tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati. Kelat yang terbentuk melalui
titrasi terdiri dari dua komponen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta
titrat yang hendak diamati. Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan reaksi

pembentukkan senyawa kompleks, misalnya penetapan kadar Ca2+ (ion logam)


dengan EDTA. Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi
reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang
terdisosiasi dalam larutan persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian
adalah tingkat kelarutan tinggi, prinsip dari metode ini membentuk kompleks yang

dipakai berupa garam EDTA yang dapat bereaksi dengan logam Ca2+ ( Adriani dkk.,
2019)

SOAL

I. TITRASI KOMPLEKSOMETRI

1. Konsentrasi Clˉ dalam sampel 10 mL air di ambil dari air segar akquifer yang
mengandung perambahan air laut, ditentukan dan titrasi dengan 0,1 M Hg (NO3)2.
Sampel diasamkan dengan titrasi ke titik akhir (C5H11)2 CO2 membutuhkan 1 mL
titran. Tentukan konsentrasi Clˉ dalam satuan ppm?
Jawab :

Diketahui : V Clˉ = 10 mL = 0,01 L


M Hg (NO3)2 = 0,1 M
V Hg (NO3)2 = 1 mL = 0,001 L
Ditanyakan : konsentrasi Clˉ dalam satuan ppm?
Penyelesaian : mol Clˉ = 2 X mol Hg

g Clˉ
=2xMxV
AW Clˉ
g Clˉ = 2 x M x V x Ar Clˉ

Ar Clˉ

g
= 2 x 0,1 x 0,001 x 35,4
= 0,0071 g Clˉ = 7,1
mg

mg Clˉ 7,1
Clˉ =
Liter 0,01
= 710 ppm

2. Hitung atau sketsa kurva titrasi 50,0 mL larutan Mg2+ 0,0500 M dengan larutan 0,0500
M EDTA pada pH 7 dan pada pH 10. Tentukan letak titik ekuivalensi bagi tiap kurva.
Reaksi Mg2+ + Y4-  MgY2- Kstb = 4,9.108.
Jawab :

a) Pada pH 7,  4= 4,8.10-4 dan Kef = 4 × Kab = 4,8.10-4 × 4,9.108 = 2,4.105.

- Sebelum titrasi dimulai –log [Mg2+] = pMg = 1,3010

- Pada penambahan 1 mL titran.

1 mL × 0,0500 mmol.mL-1
[Mg2+] = 51 mL M = 9,8.10-4 M. Maka, pMg = 3,0086

- Pada titik ekivalensi (penambahan 50 mL EDTA)

 50  0, 05 
 MgY -   
  100 
K eff 2, 4 105
{Mg2+] = = 3,2.10-4 M. Maka, pMg = 3,49
- Pada penambahan 51 mL larutan EDTA (1 mL lewat titik ekuivalensi)
50 × 0,05
 MgY 2-  101
=
 Y K eff 1 × 0,05
4-
 2, 4 105
2+
[Mg ] = 101 = 2,1 . 10-4 M, sehingga pMg = 3,68

b) Pada pH 10, harga α4 = 0,35 sehingga, Kef = 0,35 × 4,9 . 108 = 1,7. 108.

- Sebelum titrasi dimulai –log [Mg2+] = pMg = 1,3010

- Pada penambahan 1 mL titran.


1 mL × 0,0500 mmol.mL-1
[Mg2+] = 51 mL M = 9,8 . 10-4 M, sehingga, pMg = 3,0086

- Pada titik ekivalensi (penambahan 50 mL EDTA)

 50  0, 05 
 MgY 
-  
 
100 
K eff 1, 7 108
{Mg2+] = = 1,2 × 10-5 M, maka pMg = 4,92

- Pada penambahan 51 mL larutan EDTA (1 mL lewat titik ekuivalensi)


50 × 0,05
 MgY 2-  101
=
 Y K eff 1 × 0,05 1, 7 108
4-

2+
[Mg ] = 101 = 2,9 × 10-7 M, dan pMg = 6,53.

3. Penentuan kadar Ca dalam kulit telur dilakukan secara volumetrik dengan cara sebagai
berikut. Setelah dihilangkan membran dari kulit telur, selanjutnya kulit telur dikeringkan
dan massanya dicatat sebesar 5,613 g. Kulit telur tersebut dimasukkan ke dalam gelas
kimia 250 mL dan dilarutkan dalam 25 mL HCl 6M. Setelah disaring, larutan yang
mengandung komponen kulit telur diencerkan hingga tepat 250 mL dalam labu takar.
Sejumlah 10,00 mL aliquot ditempatkan dalam labu Erlenmeyer 125 mL dan dibufer
pada pH 10. Titrasi dengan larutan EDTA 0,04988 M memerlukan 44,11 mL untuk
mencapai titik ekuivalen. Tentukan kadar kalsium dalam kulit telur yang dinyatakan
dalam % w/w CaCO3.
Jawab :
Jumlah mmol EDTA yang bereaksi dengan Ca 2+ dalam aliquot = 44,11 mL × 0,04988
mmol/mL = 2,2002 mmol. Jumlah mmol EDTA ini sama dengan jumlah mmol Ca 2+
dalam aliauot.
Jumlah mmol Ca2+ dalam labu takar = (250 mL/10 mL) × 2,2002 mmol = 55,0052
mmol. Sehingga mmol CaCO3 juga 55,0052 mmol atau 0,0550 mol.
Massa CaCO3 dalam sampel = 0,0550 mol × 100 g/mol = 5,500 g
5,500 g
× 100%
% w/w CaCO3 dalam kulit telur = 5,613 g = 97,9868 %

4. Sebelum memperkenalkan EDTA, titrasi kompleksometri yang sering dilakukan adalah


menggunakan titran Ag+ atau CN-. Analisis Cd2+ misalnya dilakukan secara tidak
langsung dengan menambahkan KCN berlebih agar membentuk Cd(CN) 42-, dan
kelebihan CN- dititrasi balik mnenggunakan Ag+ untuk menghasilkan Ag(CN)2- .
Dalam suatu analisis, sejumlah 0,3000 g sampel batuan dilarutkan dan setelah
pemisahan dari bagian yang tidak larut, filtratnya diperlakukan dengan menambahkan
20 mL larutan KCN 0,5000 M. Kelebihan CN - memerlukan 13,98 mL larutan AgNO3
0,1518 M untuk mencapai titik ahir titrasi. Tentukan % Cd dalam batuan.
Jawab :

Jumlam total mmol CN- = 20 mL × 0,5000 mmol/mL = 10,0000 mmol.


Jumlah mmol kelebihan CN- = 13,98 mL × 0,1518 mmol/mL = 2,1222 mmol.
Jumlah mmol CN- yang bereaksi dengan Cd2+ = 10,0000 – 2,1222 = 7,8778 mmol
Jumlah mmol Cd2+ = 0,25 × 7,8778 mmol = 1,9695 mmol atau 0,00197 mol
Massa Cd = 0,00197 mol × 112,41 g/mol = 0,2214 g
Kadar Cd dalam batuan = (0,2214 g/0,3000 g) 100% = 73,8 %

5. Kuningan merupakan paduan logam yang terdiri dari logam Pb, Zn, Cu dan Sn.
Penentuan komposisinya dapat secara volumetric dengan prosedur sebagai berikut.
Sebanyak 0,3284 g sampel diperlakukan dalam larutan HNO3. Setelah disaring, bagian
yang tak larutnya adalah SnO2.4H2O. Filtratnya kemudian ditempatkan dalam labu takar
500 mL dan diencerkan dengan air hingga tepat batas. Sejumlah 10 mL aliquot dititrasi
langsung dengan larutan EDTA 0,0025 M yang memerlukan 37,56 mL untuk mencapai
titik ahir titrasi. Selanjutnya, sejumlah 25 mL aliquot kedua ditambah dengan larutan
tiosulfat (Na2S2O3) untuk menopeng Cu2+. Aliquot ini memerlukan 27,67 mL larutan
EDTA 0,0025 M EDTA untk mencapai titik ahir titrasi. Sejumlah 100 mL aliquot
berikutnya ditambah dengan larutan sianida (CN-) untuk menopeng ion Cu2+ dan Zn2+
dan ternyata memerlukan 10,8 mL larutan EDTA 0,0025 M untuk mencapai titik ahir
titrasi. Tentukan kadar masing-masing logam dalam bahan kuningan itu (dinyatakan
dalam % w/w).
Jawab :

Berdasarkan hasil aliquot ketiga (100 mL), jumlah mol Pb 2+ dalam sampel adalah :

500 mL 10,8 mL × 0,0025 mmol.mL-1


×
100 mL 1000 mmol.mol -1 = 0,000135 mol.
Maka, massa Pb dalam sampel adalah 0,000135 mol × 207,2 g.mol-1 = 0,0280 g.
0,0280
 100%
% Pb = 0,3284 = 8,5262 %.
Berdasarkan hasil aliquot kedua (25 mL), jumlah total mol Pb2+ dan Zn2+ dalam sampel :

500 mL 27,67 mL × 0,0025 mmol.mL-1


×
25 mL 1000 mmol.mol -1 = 0,001384 mol.
Maka, jumlah mol Zn2+ = (0,001384 – 0,000135) mol = 0,0012485 mol.
Massa Zn dalam sampel adalah 0,0012485 mol × 65,38 g.mol-1 = 0,0816 g
0,0816
100%
% Zn = 0,3284 = 24,8559 %.
Berdasarkan aliquot pertama (10 mL), jumlah mol Pb 2+, Zn2+, Cu2+ dalam sampel :

500 mL 37,56 mL × 0,0025 mmol.mL-1


×
10 mL 1000 mmol.mol -1 = 0,004695 mol.
Maka, jumlah mol Cu2+ = (0,004695 – 0,001384) = 0,003311 mol.
Massa Cu dalam sampel = 0,003311 mol × 63,5 g.mol-1 = 0,2103 g
0,2103 g
× 100%
% Cu = 0,3284 g = 64,0221 %.
% Sn = (100 – 8,5262 – 24,8559 – 64,0221)% = 2,5958 %.
BAB III

TITRASI ARGENTOMETRI

Titrasi argentometri ialah titrasi dengan menggunakan perak nitrat sebagai titran
di mana akan terbentuk garam perak yang sukar larut. Metode argentometri disebut juga
sebagai metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan pembentukan
senyawa yang relative tidak larut atau endapan. Titrasi argentometri merupakan metode
analisis kuantitatif berdasarkan reaksi pengendapan senyawa halogenida dan senyawa-
senyawa lain ketika ditambahkan dengan AgNO 3 . Reaksi pengendapan dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain adalah pengendapan diantaranya temperatur,
sifat alami pelarut, pengaruh ion lain, pH, hidrolisis dan pembentukan kompleks. Ada
beberapa macam titrasi argentometri yaitu metode Volhard, Mohr, Fajans dan Leibig.
Pada penelitian ini, titrasi argentometri yang dipilih adalah metode Mohr karena
selain cepat dan mudah, pH larutan sampel obat batuk hitam memiliki nilai pH
sesuai dengan pH usus yaitu sekitar 6 sehingga kandungan NH4 Cl dapat ditentukan
menggunakan metode mohr ( Kuntari dkk. 2018).

SOAL

I. TITRASI ARGENTOMETRI

1. Persen b/b dari I- dalam 0,6712 g sampel ditentukan dgn titrasi metode Volhard.
Setelah sampel ditambahkan 50,00 mL AgNO 3 0,05619 M dan diikuti dengan
terbentuknya endapan. Kemudian kelebihan ion perak dititrasi dengan KSCN 0,05322
M, diperlukan 35,14 mL utk mencapai titik akhir titrasi. Hitunglah % b/b dari I- dalam
sampel.(Diket. Ar I = 126,9 g/mol).
Jawab :

I- + AgNO3(berlebih) à AgI↓ + NO3-

AgNO3 (sisa) + KSCN à AgSCN↓ + K+

mmol AgNO3 awal = 50 mL x 0,05619 M


= 2,8095 mmol

mmol AgNO3 sisa = mmol KSCN

= 35,14 mL x 0,05322 M

= 1,8702 mmol

mmol I- = mmol AgNO3 awal – mmol AgNO3 sisa

= 2,8095 mmol – 1,8702 mmol

= 0,9393 mmol

mg I- = mmol I- x Ar I-

= 0,9393 mmol x 126,9 mg/mmol

= 119,20 mg

g I- = 0,1193 g

Berat sampel = 0,6712 g

Sehingga % (b/b) iodida dalam sampel:

0,1192 g
x 100 % 17, 76%
0, 6712 g

2. Hitung kurva titrasi 50,0 mL dengan kosentrasi Cl- 0,0500 M dengan konsentari Ag
0,100 M?
Jawab :

Ag+(aq) + Cl –(aq) tAgCl(s)

K =(Ksp)–1 = (1.8 × 10–10)–1 = 5.6 × 109

Hitung volume Ag+ yang dibutuhkan ntuk mencapai titik ekivalen.


MAgVAg = MClVC
MCl . VCl
VAg=
MAg
(0,0500 M )(50,0 mL)
¿
(0.100 M )
¿ 25,0 mL
¿
V Cl −¿ MAgVAg ( 0,0500 M ) ( 50.,0 mL )−(0.100 M )(10.0 mL)
¿ MCl = ¿
VCl +VAg 50,0 mL+10,0 mL
= 2,50 x 10-2 M

pCl = –log[Cl–] = –log(2.50 × 10–2) = 1.60

Ksp = [Ag+][Cl–] = 1.8 × 10–10


¿

1,8 x 10−10 −9
¿ −2
=7,2 x 10 M
2,50 x 10

Ksp = [Ag+][Cl–] = [Ag+]2 = 1.8 × 10–10

[Ag+] = [Cl–] = 1.3 × 10–5 M

M Ag V Ag −M Cl V Cl
¿
V Cl +V Ag

( 0,100 M ) ( 35.0 mL ) −( 0,0500 M ) (50,0 mL)


¿ = 1,18 x 10-2 M
50,0 mL +35,0 mL

3. Campuran yang hanya mengandung KCl dan NaBr dianalisis dengan metode mohr.
Sebuah sampel 0,317 g dilarutkan daam 50 mL air dan dititrasi ke Ag2CrO4 titik
akhir membutuhkan 36,85 mL AgNO3 0,1120 M. Titrasi kosong membutuhkan 0,71
mL titran untuk mencapai titik akhir yang sama. Berapa %w/w KCl dan NaBr dalam
sampel.
Jawab :

Titrasi sampel: Vol AgNO3 = 36,85 mL

KCl + AgNO3 à AgCl ↓ + KNO3


NaBr + AgNO3 à AgBr ↓ + NaNO3

Titrasi blanko: Vol AgNO3 = 0,71 mL

Volume titran yg bereaksi dgn analit :

Vol Ag+ = (36,85 – 0,71) mL = 36,14 mL

mmol Ag+= mmol KCl + mmol NaBr

g KCl g NaBr
MAg  .VAg   
BM KCl BM NaBr

g NaBr = 0,3172g – g KCl

Sehingga:

g KCl 0,3172 g  gKCl


MAg  .VAg   
BM KCl BM NaBr

g KCl 0,3172 g  gKCl


0,1120 M .0, 03614 L  
74,55 g / mol 102,89 g / mol

4, 048.10 3 mol  1,341.10 2 mol / g x g KCl  3, 083.10 3 mol  9, 719.10 3 mol / g x g KCl

4, 048.10 3 mol  3, 083.10 3 mol  1,341.10 2 mol/ g x g KCl  9, 719.10 3 mol / g x g KCl

0,965.10 3 mol  3, 691.10 3 mol / g x g KCl

0, 965.103 mol
g KCl 
3, 691.103 mol / g

g KCl  0, 2614 g

g NaBr = 0,3172g – 0,2614g

g NaBr = 0,0558 g

Persen KCl dalam sampel

0, 2614 g
x 100%  82, 41%
0,3172 g
4. Diketahui sebanyak 1,2 garam KBr akan dititrasi dalam 2 mL larutan AgNO 3 0,1 N.
Tentukan persen kadar bromida dengan menggunakan metode fajans.
Metode Fajans:
Dik : N AgNO3 = 0,1 N
V AgNO3 = 2 mL = 0,002 L
BE KBr = 119,01 g/mol
Berat sampel = 1,2 gram
100
x N AgNO 3 x V AgNO 3 x BE KBr
Kadar Bromida = 25 x 100 %
Berat Sampel
100
x 0,1 N x 0,002 L x 119,01 g/mol
= 25 x 100 %
1,2 gram
= 9,52 %
5. Diketahui 1,2 gram NaCl akan dititrasi dalam 2 mL larutan AgNO3 0,1 N dan
ditambahkan dengan 6,5 mL larutan NH4CSN 0,1 N. Tentukan persen kadar Cl
dengan menggunakan metode volhard.
Jawab :
Metode Volhard:
Dik : N AgNO3 = 0,1 N
V AgNO3 = 2 mL = 0,002 L
N NH4CSN = 0,1 N
V NH4CSN = 6,5 mL = 0,0065 L
BE NaCl = 58,44 g/mol
Berat Sampel = 1,2 gram
100
( V x N ) NH 4 CNS x BE NaCl
Kadar Klorida = 25 ( V x N ) AgNO 3 x 100 %
Berat Sampel
=

100
( 6,5 mL x 0,1 N ) NH 4 CSN x 58,44 g /mol
25 ( 2 mL x 0,1 N ) AgNO 3 x
1,2 gram
100 %
= 63,31 %
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, Fauziah, Riki S., 2019, Analisis Kalsium (Ca) pada Ikan Petek dan Mujair
dengan Metode Kompleksometri, Oceana Biomedicina Journal, 2(2).
Jeffery, B., Bassett., Medham J. dan Denney,1989, Quantitave Chemical Analysis, New
York:Vogel’S.
Kuntari, Toni A., Baruji. d a n Rani H.N., 2018, Validasi Metode Penentuan Amonium
Klorida dalam Obat Batuk Hitam secara Titrimetri, Jurnal Chemistry Analitik,
1(1).

Anda mungkin juga menyukai