Anda di halaman 1dari 24

TUGAS PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

PENGGUNAAN INDIKATOR DALAM ANALISIS

Dosen Pembimbing :

Zora olivia, S. Farm, M Farm, Apt

19870307 201409 2001

Oleh:

Golongan / Kelompok : D / 2

1. Maghfirotul Fathimiyah G42171549


2. Violeta Berlinda Fotinagesta H.P G42171553
3. Magea Celossia Magentakara G42171554
4. Dela Febianti G42171577
5. Sulthan Yazid Habibi G42171579
6. Early Nur Amaliya G42171586
7. Ana Amilia G42171609

PROGRAM STUDI GIZI KLINIK

JURUSAN KESEHATAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2017

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Untuk mengetahui suatu larutan adalah asam atau basa, terlebih dahulu harus memiliki
indikator asam basa. Indikator asam basa itu sendiri adalah suatu senyawa organik yang
dipakai untuk mengetahui titik akhir tittrasi asam basa, indikator ini sensitif dengan
perubahan pH dalam larutan. Jadi pada kisaran pH tertentu indikator ini mengalami
perubahan baik dalam warna ataupun skala. Indikator asam basa itu sendiri dibedakan
menjadi 2, yaitu alami dan buatan.
Indikator alami berasal dari bahan organik. Indikator alami hanya bisa menunjukkan
apakah zat tersebut bersifat asam atau basa, tetapi tidak menunjukkan nilai pH nya.
Perubahan warna indikator alami tergantung pada warna jenis tanamannya. Contohnya:
ekstrak kembang sepatu, ekstrak bunga mawar, kunyit, dan lain-lain.
Indikator buatan dalah indikator yang sudah dibuat di laboratorium atau di pabrik bahan
kimia, kita tinggal menggunakannya. Untuk mengidentifikasi sifat asam, basa, dan garam
biasanyadigunakan kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari kertas lakmus merah dan
lakmus biru. Indikator asam basa buatan lainnya adalah indikator universal, fenolpthalein,
metil jingga, metil merah, bromtimol biru, dan pH meter.
Kertas lakmus merah dan biru biasanya hanya digunakan untuk menguji sifat asam dan
basa saja. Kertas lakmus merah di dalam larutan asam akan tetap merah, di dalam larutan
basa akan berwarna biru. Kertas lakmus biru di dalam larutan basa akan berwarna biru, di
dalam larutan asam akan berwarna merah.
Indikator universal ada yang berbentuk kertas, batangan atau stik, dan berwujud cair.
Indikator ini selain untuk menentukan sifat asam basa juga dapat digunakan untuk
menentukan derajat keasaman atau pH larutan. Indikator universal kertas berwarna kuning
jika dicelupkan ke dalam asam akan berubah menjadi warna merah atau jingga, jika
dicelupkan ke dalam basa akan berubah menjadi biru atau ungu. Indikator universal stick
penggunaannya hampir sama dengan indikator universal kertas, indikator ini tinggal
dicelupkan pada larutan yang akan diuji, kemudian bandingkan warna yang muncul
dengan warna standar yang ada pada kotaknya dan ada pada pH nya.
Indikator universal cair penggunaanya hampir sama dengan indikator universal kertas,
indikator ini tinggal diteteskan pada larutan yang akan diuji kemudian dibandingkan
dengan pita warna indikator. Indikator asam basa lainnya biasanya tersedia dalam bentuk
serbuk, kita tinggal melarutkan ke dalam alkohol. Contohnya: metil merah, metil jingga,
2
bromtimol biru, dan fenolpthalein. Selain itu, ada juga pH meter yang merupakan
indikator asam basa yang dapat menetukan derajat keasaman suatu larutan dengan
menampilkan nilai pH secara langsung dengan ketelitian tinggi. pH meter ini berkerja
berdasarkan prinsip elekrolit atau konduktivitas suatu larutan

1.2 Latar belakang


1. Bagaimana membuat larutan indaktor universal dan bagaimana perubahan warna
yang terjadi?
2. Bagaimana perubahan warna yang terjadi ketika bereaksi dengan larutan dengan
PH tertentu?
1.3 tujuan

dapat memahami jenis indicator sintetik / pabrikan dan indicator alami. Serta
penggunaannya

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 pengertian indicator


Indikator adalah suatu senyawa kompleks yang dapat bereaksi dengan asam dan basa.
Dengan indikator, kita dapat mengetahui suatu zat bersifat asam dan basa atau netral.
Indikator juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kekuatan suatu asam atau basa.
Beberapa indikator terbuat dari zat warna alami tanaman, tetapi ada juga beberapa
indikator yang dibuat secara sintesis di laboratorium.
Indikator universal adalah gabungan dari beberapa indikator. Larutan indikator
universal yang biasa digunakan dalam laboratorium terdiri dari metal jingga (trayek : 2,9-
4,0), metal merah (trayek : 4,2-6,3), bromtimol biru (trayek : 6,0-7,6), dan fenolftalein
(trayek : 8,3-10,0). Indikator-indikator itu memberi warna yang berbeda bergantung pada
pH larutan.Dengan indikator universal kita dapat menentukan pH suatu larutan. Indikator
universal adalah campuran dari beberapa macam indikator yang telah distandarisasi
warnanya pada pH 0-14. Oleh karena itu, dengan mencocokkan warna indikator universal
dalam suatu larutan dengan warna standart, kita dapat memperkirakan pH larutan tersebut.
Secara umum indikator dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Indikator buatan, yaitu indikator yang dibuat oleh manusia. Indikator buatan
ini biasanya dibuat dalam laboratorium yang berupa campuran zat-zat kimia.
Indikator buatan ini memiliki fungsi secara kualitatif dan kuantitatif. Adapun
fungsi kualitatifnya dapat menentukan sifat asam dan basa suatu zat, sedangkan
fungsi kuantitatifnya dapat digunakan untuk mengukur pH zat tersebut yang
dinyatakan dalam bentuk angka.

b. Indikator alami, yaitu indikator yang tersedia secara langsung dari alam.
Indikator alami biasanya berupa bahan-bahan yang berwarna, baik berupa
buah/umbi maupun bunga.
Indikator alami dapat memberikan warna yang berbeda jika ditambahkan suatu
asam, begitu pula sebaliknya, warna akan berbeda pula jika ditambahi suatu basa.
Indikator alami berfungsi secara kualitatif yaitu hanya mendeteksi sifat asam atau
basa suatu zat tanpa disertai ukuran pH zat tersebut, seperti bunga kembang
sepatu, bunga bogenuil, bunga mawar, kunyit dan sebagainya. Zat warna dari

4
bahan bahan tersebut memberi warna yang berbeda dalam larutan asam, basa,
maupun netral.

2.2 pengertian indicator asam dan basa

Indikator asam basa adalah senyawa khusus yang ditambahkan pada larutan,
dengan tujuan mengetahui kisaran pH dalam larutan tersebut. Senyawa indikator yang tak
terdisosiasi akan mempunyai warna berbeda dibanding indikator terionisasi.

Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki
rasa asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai mamer atau biasa disebut korosif.
Asam juga dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas Hidrogen, sebagai
indikator sederhana terhadap senyawa asam, dapat digunakan kertas lakmus, dimana asam
dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.dan memiliki ph < 7

Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:

masam ketika dilarutkan dalam air.


asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit, teruma bila asamnya
asam pekat.
asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.
asam, walaupun tidak selalu ionic merupakan cairan elektrolit.

Basa merupakan zat yang memiliki sifat sifat yang spesifik, seperti lilin. Jika
mengenai kulit kulit dan terasa getir, serta dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
Dan memiliki ph > 7

Secara umum, basa memiliki sifat sebagai berikut:

Kaustik
Rasanya pahit
Licin seperti sabun
Nilai pH lebih dari air suling
Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
Dapat menghantarkan arus listrik

5
Sebuah indikator asam basa tidak mengubah warna dari larutan murni asam ke murni
basa pada konsentrasi ion Hidrogen yang spesifik, melainkan hanya pada kisaran
konsentrasi ion Hidrogen. Kisaran ini merupakan suatu interval perubahan warna yang
menandakan kisaran pH. Keasaman atau kebasaan suatu zat tergantung pada banyak atau
tidaknya ion H (untuk asam), dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut serta derajat
ionisasi zat ter

6
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan tempat


Kegiatan praktikum Kimia Dasar dengan materi Penegenalan Alat dan Bahan
dilaksanakan di Laboratorium analisis zat gizi, fakultas kesehatan, politeknik negeri
jember. Pada hari senin , Tanggal 9 oktober

3.2 Alat dan bahan

ALAT
1. Mortar dan penumbuk
2. Tabung reaksi
3. Spatula
4. Botol semprot
5. Pipet tetes
6. Plat tetes
7. Gelas kimia

BAHAN
1. HCl 0,1M
2. CH3COOH
3. Asam borat 2%
4. NaCl 5%
5. Na2CO3
6. Indikator Universal
7. Alcohol atau aseton
8. Mahkota bunga sepatu
9. Phenopthalein
10. Metil merah

3.3 Prosedur kerja


a) Percobaan 1 : Penentuan Skala pH
6 buah tabung reaksi diberi label 1 sampai 6, kemudian masing-masing tabung isi
dengan 2 ml larutan yang telah disediakan. Lalu ditambahkan 2 tetes indicator

7
universal ke dalam setiap tabung. Setelah itu itentukan PH larutan dalam tabung
dengan cara dibandingkan terhadap skala warna yang terdapat pada kertas indicator,
kemudian ditentukan sifat asam atau basa larutan di atas berdasarkan data yang
diperoleh.

b) Percobaan 2 : Pembuatan indikator alami


1-2 gram mahkota bunga sepatu dipotong kecil-kecil dan dihaluskan dengan dengan
menggunakan mortar dan penumbuk. Kemudian masukkan ke dalam gelas kimia lalu
tambahkan 5 ml alkohol, aduk sampai zat warna terekstrak sebanyak mungkin,
kemudian hasil ekstrak disaring dan dapat digunakan sebagai indikator.

c) Percobaan 3 : penentuan trayek perubahan pH


buah plat tetes ditetesi masing-masing 2 tetes 6 larutan baku yang telah diketahui
nilali pHnya, jangan sampai larutan yang terdapat pada masing-masing plat tercampur
satu dengan yang lain. Pada plat 1 tambahkan satu tetes indikator phenolptalein pada
masing-masing tetesan yang ada dalam plat, plat 2 tambahkan satu tetes indikator
metil merah padaa masing-masing tetesan yang ada dalam plat, plat 3 tambahkan satu
tetes indikator ekstrak mahkota bunga pada masing-masing tetesan yang ada dalam
plat. Kemudian nilai pH dicatat sesuai perubahan warna yang terjadi. Tentukan trayek
pH indikator yang digunakan.

8
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan


1. Percobaan 1 penentuan skala ph
Larutan Ph

HCl 0,1 M 1

CH3COOH 2

Asam
4
Borat 2%
NaCl 5% 7
NaHCO3
9
5%

Na2CO3 12

2. Percobaan 2 pembuatan indicator alami

Metil merah Indicator alami


N0 larutan Fenoftalein (PP)
(MM) (bunga sepatu)
1 Tidak berwarna
HCl 0,1 M Merah Merah
(putih bening)
2 Tidak berwarna
CH3COOH Merah Merah
(putih bening)
3 Tidak berwarna
Asam Borat 2% Merah Ungu muda
(putih bening)
4 Tidak berwarna
NaCl 5% Merah Cokelat pucat
(putih bening)
5 NaHCO3 5% Merah muda Kuning Hijau muda
6 Na2CO3 Merah tua kuning Hijau tua

9
3. Penentuan trayek perubahan PH

Trayek PH Fenoftalein
warna
(PP)
Putih bening 1-7
Merah muda 8-9
Merah tua 10-12

warna Trayek PH metil merah


Merah 1-7
kuning 9-12

Trayek Ph bunga
warna
sepatu
Merah 1-2
Ungu muda 3-4
Cokelat muda 5-7
Hijau muda 8-9
Hijau tua 10-12

4.2 Pembahasan
1. membuat larutan indaktor universal dan perubahan warna yang terjadi

Indikator universal adalah indikator pH berisi larutan dari beberapa senyawa


yang menunjukkan beberapa perubahan warna yang halus pada rentang pH antara 1-14
untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan larutan. Meskipun secara komersial
tersedia beeberapa indikator universal, sebagian besar variasi formula dipatenkan oleh
Yamada pada tahun 1933.

10
Rentang
Keterangan Warna
pH

<3 Asam kuat Merah

3-6 Asam lemah Jingga/Kuning

7 Netral Hijau
Suatu indikator universal biasanya terdiri
dari air, 1-propanol, garam
8-11 Basa lemah Biru
natrium fenolftalein, natrium
hidroksida, metil merah, garam
> 11 Basa kuat Ungu/violet mononatrium bromotimol biru, dan garam
mononatrium timol biru. Warna-warna
yang menandakan pH larutan, setelah ditambahkan indikator universal adalah:

Warna dari kuning hingga merah menunjukkan larutan asam, warna biru muda hingga
biru tua menandakan basa, dan warna hijau menunjukkan bahwa larutan tersebut
netral

Komponen indikator universal

Warna
Warna pada Rentang pH
Indikator pada pH
pH rendah transisi
tinggi

Timol
biru (transisi Merah 1,2 2,8 Kuning
pertama)

11
Metil merah Merah 4,4 6,2 Kuning

Bromotimol biru Kuning 6,0 7,6 Biru

Timol biru
Kuning 8,0 9,6 Biru
(transisi kedua)

Fenolftalein Tak berwarna 8,3 10,0 Fuchsia

Tersedia juga kertas indikator universal dengan warna yang berbeda untuk pH
dari 1 hingga 14. Pencocok warna disediakan bersama dengan kertas uji yang dibeli.

Macam-macam indikator universal

Indikator universal adalah kumpulan campuran indikator yang menunjukkan


perubahan warna dalam larutan, yang menginterpretasikan larutan tersebut asam atau
basa. Indikator universal dapat berbentuk kertas maupun larutan.

Indicator Universal Kertas


Berupa lembaran (strip) kertas berwarna yang berubah warna menjadi merah
jika larutan bersifat asam dan biru juka larutan bersifat basa. Strip dapat
diletakkan langsung di atas permukaan yang basah atau beberapa tetes larutan
diteteskan di atas indikator universal menggunakan alat penetes (pipet). Jika
larutan uji berwarna gelap, disarankan menggunakan indikator universal
berbentuk kertas.

12
Indicator Universal Larutan
Komponen utama larutan indikator universal adalah timol biru, metil merah,
bromotimol biru dan fenolftalein. Campuran ini sangat penting karena,
masing-masing komponen, kehilangan atau mendapatkan elektron bergantung
pada keasaman atau kebasaan larutan yang akan diuji. Indikator universal jenis
ini paling layak digunakan untuk larutan tak berwarna, sehingga dapat
meningkatkan akurasi pengujian

Pada penentuan Trayek PH yang kami lakukan, kami menggunakan indicator


universal kertas dengan 6 larutan dimana konsentrasi telah ditentukan. Dan
didapat ph dari keenam larutan tersebut sebagai berikut:

1. HCl 0,1 M
Ketika HCl 0,1M sebanyak 2ml ditentukan PHnya menggunakan indicator
universal kertas maka perubahan warna kertas menunjukkan jika HCl ini
bersifat asam kuat, dengan Ph yang didapat dari warna indicator yaitu
sebesar 1

2. CH3COOH
Ketika CH3COOH sebanyak 2ml ditentukan PHnya menggunakan
indicator universal kertas, maka terjadi perubahan warna kertas yang
menunjukkan jika CH3COOH ini bersifat asam kuat, dengan PH yang
didapat dari warna yaitu sebesar 2.
Namun, sebagaimana yang telah kita ketahui bersama jika CH3COOH ini
memiliki sifat asam yang lemah. Kesalahan pada praktikum yang kami
lakukan saat ini yaitu mungkin terjadi karena pada saat memasukkan
indikator tidak tepat atau mengenai dinding tabung reaksi atau pula karena
tabung reaksi yang digunakan tidak bersih atau terkontaminasi dengan
larutan yang bersifat asam kuat seperti HCl, dan dapat pula karena kurang
teliti dalam pengcocokan warna larutan.

3. Asam Borat 2%

13
Ketika asam borat 2% sebanyak 2ml ditentukan PHnya menggunakan
indicator universal kertas, maka terjadi perubahan warna kertas yang
menunjukkan jika asam borat 2% ini bersifat asam, dengan PH yang
didapat dari warna yaitu sebesar 4

4. NaCl 5%
Ketika NaCl 5% sebanyak 2ml ditentukan PHnya menggunakan indicator
universal kertas, maka terjadi perubahan warna kertas yang menunjukkan
jika NaCl 5% ini bersifat netral. Dengan PH yang didapat dari pengamatan
warna yaitu sebesar 7.

5. NaHCO3 5%
Ketika NaHCO3 5% sebanyak 2ml ditentukan PHnya menggunakan
indicator universal kertas, maka terjadi perubahan warna kertas yang
menunjukkan NaHCO3 ini bersifat basa. Dengan PH yang didapat dari
hasil pengamatan warna yaitu sebesar 9.

2. perubahan warna yang terjadi ketika bereaksi dengan larutan dengan PH


tertentu

pH indikator merupakan senyawa yang memiliki kepekaan terhadap berubahnya


suasana asam atau basa dengan cara berubah warna pada kisaran tertentu. Kisaran
perubahan pH yang menyebabkan indikator berubah warna inilah yang disebut trayek
pH indikator.

A) FENOFTHALEIN
Fenolftalen adalah salah satu indikator yang lazim, dimana suatu
larutan ketika ditetesi indicator ini maka larutannya tidak akan berubah
warna(putih bening) jika sifatnya asam dan jika larutan bersifat basa maka
akan berubah warna menjadi merah.

Fenoftalein akan mengubah warna larutan menjadi merah, dan tidak berwarna,

Trayek indikator dari fenoftalin menunjukkan perubahan warna : tidak


berwarna (putih bening) merah muda merah tua

14
Fenolftalein memiliki trayek perubahan warna antara pH 8 9,8.
Jika pH kurang dari 8 larutan tidak berwarna, jika pH lebih dari 9,8 larutan
berwarna merah

o HCL 0,1M
Pada HCl 0,1 M didapat pengukuran skala PH menggunakan indicator
universal yaitu sebesar 1. Dimana telah kita ketahui bersama jika ph semakin
kecil atau <7 maka sifat larutannya adalah asam.
Pada percobaan menggunakan indicator fenoftalin ketika larutan ditetesi
fenoftalin sebanyak 2 tetes ternyata larutan tidak mengalami perubahan atau
warna larutannya tetap putih bening. warna putih bening ini menunjukkan sifat
asam suatu larutan .sehingga HCL 0,1M Ini merupakan larutan yang bersifat
asam dengan ketentuan trayek PH antara 1-7.

o CH3COOH
Pada CH3COOH didapat pengukuran skala PH mengunakan indicator
universal yaitu sebesar 2. Maka sifat larutannya adalah asam
Bila kita bandingkan dengan percobaan menggunakan indicator fenoftalin
maka didapat warna putih bening pada larutan CH3COOH atau larutan tidak
mengalami perubahan warna setelah ditetesi fenoftalin. Sehingga CH3COOH
ini merupakan larutan yang bersifat asam dengan trayek PH berkisar antara 1-
7.

o Asam borat 2%
Pada asam borat 2% didapat skala PH menggunakan indicator universal yaitu
sebesar 4. Maka sifat larutannya adalam basa
Bila kita bandingkan dengan percobaan menggunakan indicator fenoftalin
maka didapat warna putih bening pada larutan CH3COOH atau larutan tidak
mengalami perubahan warna setelah ditetesi fenoftalin. Sehingga CH3COOH
ini merupakan larutan yang bersifat asam dengan trayek PH berkisat antara 1-7

o NaCl 5%

15
Pada NaCl 5% didapat pengukuran skala PH menggunakan indicator universal
yaitu sebesar 7. Dimana telah kita ketahui bersama jika ph =7 maka sifat
larutannya adalah netral
Pada percobaan menggunakan indicator fenoftalin ketika larutan ditetesi
fenoftalin sebanyak 2 tetes ternyata larutannya tidak mengalami perubahan
warna. Sehingga ini merupakan larutan yang bersifat asam tapi dengan trayek
PH berkisat antara 1-7.

o NaHCO3 5%
Pada NaHCO 5% didapat skala PH menggunakan indicator universal yaitu
sebesar 9. Maka sifat larutannya adalam basa
Bila kita bandingkan dengan percobaan menggunakan indicator fenoftalin
maka didapat warna merah muda pada larutan NaHCO3. Dimana pada
indicator fenoftalin ini warna merah muda itu menandakan jika suatu larutan
bersifat basa lemah dengan trayek PH 8-9 sehingga NaHCO3 5% ini
merupakan larutan yang bersifat basa..

o Na2CO3
Pada Na2CO3 didapat skala PH menggunakan indicator universal yaitu
sebesar 12. Maka sifat larutannya adalah basa dan kuat
Bila kita bandingkan dengan percobaan menggunakan indicator fenoftalin
maka didapat warna merah tua pada larutan Na2CO3. Dimana pada indicator
fenoftalin ini warna merah tua itu menandakan jika suatu larutan bersifat basa
kuat dengan trayek PH 10-12 sehingga Na2CO3 ini merupakan larutan yang
bersifat basa..

Jadi bisa dikatakan jika fenoftalin dapat menentukan sifat asam maupun basa
suatu larutan. Fenoftalien sulit menentukan sifat netral suatu larutan karena
perubahan warnanya antara asam dan netral sama.

B) METIL MERAH

16
Larutan metil merah dapat membedakan antara larutan asam dengan
larutan netral. Larutan asam yang ditetesi metil merah akan tetap berwarna
merah, sedangkan larutan netral akan berwarna kuning. Akan tetapi, metil
merah juga akan menyebabkan larutan basa berwarna kuning.

o HCL 0,1M
Pada HCl 0,1 M didapat pengukuran skala PH menggunakan indicator
universal yaitu sebesar 1. ph<7 maka sifat larutannya adalah asam.
Pada percobaan menggunakan indicator fenoftalin ketika larutan ditetesi metil
merah sebanyak 2 tetes ternyata larutan mengalami perubahan warna yaitu
berubah menjadi merah. warna merah ini menunjukkan sifat asam suatu
larutan .sehingga HCL 0,1M Ini merupakan larutan yang bersifat asam dengan
kisaran trayek PH antara 1-7.

o CH3COOH
Pada CH3COOH didapat pengukuran skala PH mengunakan indicator
universal yaitu sebesar 2. Maka sifat larutannya adalah asam
Bila kita bandingkan dengan percobaan menggunakan indicator metil merah
maka setelah larutan ditetesi metil merah, mengalami perubahan warna yaitu
berubah menjadi merah. warna merah ini menunjukkan sifat asam suatu
larutan CH3COOH atau larutan tidak mengalami perubahan warna setelah
ditetesi fenoftalin. Sehingga CH3COOH ini merupakan larutan yang bersifat
asam dengan trayek PH berkisar antara 1-7.

o Asam borat 2%
Pada asam borat 2% didapat skala PH menggunakan indicator universal yaitu
sebesar 4. Maka sifat larutannya adalah basa
Bila kita bandingkan dengan percobaan menggunakan indicator metil merah
maka larutan mengalami perubahan warna. Asam borat 2% ini merupakan
larutan yang bersifat asam dengan trayek PH berkisat antara 1-7

o NaCl 5%
Pada NaCl 5% didapat pengukuran skala PH menggunakan indicator universal
yaitu sebesar 7. Dimana telah kita ketahui bersama jika ph =7 maka sifat
larutannya adalah netral
17
Pada percobaan menggunakan indicator metil merah ketika larutan ditetesi
fenoftalin sebanyak 2 tetes larutannya berubah warna menjadi merah.

Terjadi kesalahan perubahan warna pada larutan NaCl 5% pada percobaan


menggunakan indicator metil merah. Seharusnya, NaCl yang bersifat netral ini
akan berubah warna menjadi kuning jika ditetesi metil merah. Kesalaha ini
bisa disebabkan karena kekurang telitian kami, atau juga karena
terkontaminasinya NaCl dengan larutan yang bersifat asam.

o NaHCO3 5%
Pada NaHCO 5% didapat skala PH menggunakan indicator universal yaitu
sebesar 9. Maka sifat larutannya adalam basa
Bila kita bandingkan dengan percobaan menggunakan metil merah maka
didapat warna kuning. Dimana pada indicator metil merah ini warna kuning itu
menandakan jika suatu larutan bersifat basa dengan trayek PH 9-12, sehingga
sifat basanya yaitu basa lemah

o Na2CO3
Pada Na2CO3 didapat skala PH menggunakan indicator universal yaitu
sebesar 12. Maka sifat larutannya adalah basa dan kuat
Bila kita bandingkan dengan percobaan menggunakan indicator fenoftalin
maka didapat warna kuning pada larutan Na2CO3. Dimana pada indicator
metil merah ini warna kuning itu menandakan jika suatu larutan bersifat basa
dengan trayek PH 9-12 sehingga Na2CO3 ini merupakan larutan yang bersifat
basa kuat.

C) INDICATOR ALAMI (BUNGA SEPATU)


Indikator dari bahan alami seperti bunga-bungaan tidak semuanya baik
digunakan sebagai indikator yang baik. Hanya ekstrak bunga tertentu yang
mempunyai warna yang mencolok yang mampu dijadikan indikator yang baik
karena perubahan warnanya mudah dianalisa. Kembang sepatu dapat dijadikan
indikator karena mempunyai zat warna yang disebut antosianin dan mampu

18
memberikan perubahan warna baik pada senyawa asam maupun senyawa basa.
Ketika di dalam larutan asam akan memberikan warna merah, sedangkan di
dalam larutan basa akan memberikan warna hijau. Trayek indikator alami dari
kembang sepatu merah menunjukkan perubahan warna : merah ungu pucat
hijau

o HCL 0,1M
Pada HCl 0,1 M didapat pengukuran skala PH menggunakan indicator
universal yaitu sebesar 1. ph<7 maka sifat larutannya adalah asam.
Pada percobaan menggunakan indicator alami ketika larutan ditetesi bunga
sepatu sebanyak 2 tetes ternyata larutan mengalami perubahan warna yaitu
berubah menjadi merah. warna merah ini menunjukkan sifat asam suatu
larutan .sehingga HCL 0,1M Ini merupakan larutan yang bersifat asam dengan
kisaran trayek PH antara 1-2. Dengan sifat asamnya yaitu kuat

o CH3COOH
Pada CH3COOH didapat pengukuran skala PH mengunakan indicator
universal yaitu sebesar 2. Maka sifat larutannya adalah asam
Bila kita bandingkan dengan percobaan menggunakan indicator alami maka
setelah larutan ditetesi indicator bunga sepatu, mengalami perubahan warna
yaitu berubah menjadi merah. warna merah ini menunjukkan sifat asam suatu
larutan CH3COOH Sehingga CH3COOH ini merupakan larutan yang bersifat
asam dengan trayek PH berkisar antara 1-2. Dengan sifat asam kuat

o Asam borat 2%
Pada asam borat 2% didapat skala PH menggunakan indicator universal yaitu
sebesar 4. Maka sifat larutannya adalah asam,
Bila kita bandingkan dengan percobaan menggunakan indicator bunga sepatu
maka larutan mengalami perubahan warna menjadi ungu muda. Asam borat
2% ini merupakan larutan yang bersifat asam dengan trayek PH berkisat antara
3-4. Namun sifat asamnya lebih lemah dibandingkan sifat asam HCl 0,1M dan
CH3COOH

o NaCl 5%

19
Pada NaCl 5% didapat pengukuran skala PH menggunakan indicator universal
yaitu sebesar 7. Dimana telah kita ketahui bersama jika ph =7 maka sifat
larutannya adalah netral
Pada percobaan menggunakan indicator metil merah ketika larutan ditetesi
fenoftalin sebanyak 2 tetes larutannya berubah warna menjadi cokelat pucat,
pergantian warna dari merah-ungu muda- cokelat pucat (netral). Dengan trayek
ph 5-7

o NaHCO3 5%
Pada NaHCO 5% didapat skala PH menggunakan indicator bunga sepatu yaitu
sebesar 9. Maka sifat larutannya adalam basa
Bila kita bandingkan dengan percobaan menggunakan indicator bunga sepatu
maka didapat warna hijau muda. Dimana pada indicator hijau muda ini
menandakan jika suatu larutan bersifat basa dengan trayek PH 8-9,sifat
basanya yaitu basa lemah

o Na2CO3
Pada Na2CO3 didapat skala PH menggunakan indicator universal yaitu
sebesar 12. Maka sifat larutannya adalah basa dan kuat
Bila kita bandingkan dengan percobaan menggunakan indicator bunga sepatu
maka didapat warna hijau tua pada larutan Na2CO3. Dimana pada indicator
bunga sepatu ini warna hijau tua itu menandakan jika suatu larutan bersifat
basa dengan trayek PH 10-14 sehingga Na2CO3 ini merupakan larutan yang
bersifat basa kuat.

20
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Indikator universal adalah indikator pH berisi larutan dari beberapa senyawa yang
menunjukkan beberapa perubahan warna yang halus pada rentang pH antara 1-14 untuk
menunjukkan keasaman atau kebasaan larutan. Meskipun secara komersial tersedia
beeberapa indikator universal.
Fenolftalen adalah salah satu indikator yang lazim, dimana suatu larutan ketika ditetesi
indicator ini maka larutannya tidak akan berubah warna(putih bening) jika sifatnya asam
dan jika larutan bersifat basa maka akan berubah warna menjadi merah.Fenoftalein akan
mengubah warna larutan menjadi merah, dan tidak berwarna, seperti larutan yang
bersifat asam (warna perubahan menjadi putih atau tidak berwarna) diantaranya HCl
0,1M, CH3COOH, asam borat 2%, sedangkan NaCl 5% bersifat netral dan untuk larutan
NaHCO3 5%, Na2CO3 bersifat basa karena perubahan warnanya berubah menjadi merah.
Trayek indikator dari fenoftalin menunjukkan perubahan warna : tidak berwarna (putih
bening) merah muda merah tua.
Fenolftalein memiliki trayek perubahan warna antara pH 8 9,8.
Jika pH kurang dari 8 larutan tidak berwarna, jika pH lebih dari 9,8 larutan berwarna
merah.
Larutan metil merah dapat membedakan antara larutan asam dengan larutan netral.
Larutan asam yang ditetesi metil merah akan tetap berwarna merah, sedangkan larutan
netral akan berwarna kuning. Akan tetapi, metil merah juga akan menyebabkan larutan
basa berwarna kuning. Dari percobaan yang telah dilakukan larutan yang bersifat asam
(mengalami perubahan warna menjadi merah) seperti HCl 0,1M, CH3COOH, asam borat
2%. Sedangkan untuk NaCl 5% harusnya berwana merah (kuning) tetapi pada percobaan
berwarna merah yang menunjukkan sifat asam. Kesalaha ini bisa disebabkan karena
kekurang telitian kami, atau juga karena terkontaminasinya NaCl dengan larutan yang
bersifat asam.
Indikator dari bahan alami seperti bunga-bungaan tidak semuanya baik digunakan
sebagai indikator yang baik. Hanya ekstrak bunga tertentu yang mempunyai warna yang
mencolok yang mampu dijadikan indikator yang baik karena perubahan warnanya mudah
dianalisa. Kembang sepatu dapat dijadikan indikator karena mempunyai zat warna yang
disebut antosianin dan mampu memberikan perubahan warna baik pada senyawa asam
maupun senyawa basa. Ketika di dalam larutan asam akan memberikan warna merah,
21
seperti pada larutan HCl 0,1 M dan CH3COOH. sedangkan di dalam larutan basa akan
memberikan warna hijau seperti NaHCO3 5% dan Na2c03. Trayek indikator alami dari
kembang sepatu merah menunjukkan perubahan warna : merah ungu pucat hijau

5.2 Saran
1. Hati hati ketika menuangkan larutan ke dalam tabung reaksi Karena larutan
ada bersifat kaustik dan korosif
2. Tuangkan larutan sesuai dengan perintah dan sesuai dengan ukuran dan
konsentrasi yang telah ditentukan.
3. Lakukan pengamatan dengan jujur ketika menentukan warna pada larutan
yang telah diuji menggunakan indicator.
4. Setelah selesai melakukan percobaan pertama cucilah terlebih dahulu labu
ukur untuk melakukan percobaan berikutnya demi mendapat hasil yang
akurat.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/85686901/lAPORAN-LENGKAP-KAF
https://www.kuliah.rohmadi.info/wp-content/uploads/2013/05/Asam-Basa.pdf
https://wwwstaff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/05_teori_asam_basa.pdf
journal.uinjkt.ac.id/index.php/valensi/article/download/307/191

23
LAMPIRAN

24

Anda mungkin juga menyukai