Anda di halaman 1dari 19

INDIKATOR METIL MERAH

Metil merah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Metil merah

Identifikasi
Nomor CAS 493-52-7
PubChem

10303

KEGG

C19459

ChEBI

49770

ChemSpider 9881
SMILES

CN(C)c2ccc(/N=N/c1ccccc1C(O)=O)cc2

InChI

1/C15H15N3O2/c1-18(2)12-9-7-11(8-10-12)16-17-14-6-4-3-513(14)15(19)20/h3-10H,1-2H3,(H,19,20)/b17-16+

Sifat
Rumus

C15H15N3O2

kimia
Massa molar 269.3 g mol1
Densitas

0,791 g/cm3

Titik lebur
Kelarutan

larut dalam etanol[1]

maks

410 nm[1]
Bahaya

Klasifikasi
Xn

EU
NFPA 704

1
2
0
Frasa-R

R20, R21, R22, R36/37/38, R40

Frasa-S

S24/25
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25 C, 100 kPa)

Sangkalan dan referensi

Metil merah (2-(N,N-dimethyl-4-aminophenyl) azobenzenecarboxylic acid), disebut juga C.I.


Acid Red 2, adalah indikator warna yang berubah menjadi merah dalam larutan asam. Ini
merupakan zat warna azo, dan berbentuk bubuk kristal berwarna merah gelap. Metil merah
adalah indikator pH; berwarna merah pada pH di bawah 4,4; kuning pada pH 6,2; dan jingga pada
pH di antaranya. Memiliki pKa 5,1.[2] Mureksida dan metil merah diteliti sebagai pengaya yang
menjajikan dalam penghancuran sonokimia daripolutan hidrokarbon terklorinasi. Metil merah
dikelompokkan dalam IARCgroup 3 - potensial karsinogen bagi manusia.

Transisi warna larutan metil merah dalam kondisi asam-basa yang berbeda. Kiri: asam, tengah: pH sekitar 5,1
(pKa), kanan: alkalis

Daftar isi
[sembunyikan]

1Preparasi

2Uji metil merah


o

2.1Proses

2.2Hasil yang diharapkan

3Lihat juga

4Referensi

5Pranala luar

Preparasi[sunting | sunting sumber]


Sebagai zat warna azo, metil merah dapat dibuat melalui diazotasi asam antranilat, diikuti dengan
reaksi menggunakan dimetilanilina:[3]

Uji metil merah[sunting | sunting sumber]

Uji metil merah: Escherichia coli(kiri) menunjukkan hasil 'positif', danEnterobacter cloacae (kanan)
menunjukkan hasil 'negatif'

Dalam mikrobiologi, metil merah digunakan dalam uji metil merah (Uji MR), digunakan untuk
mengidentifikasibakteri yang menghasilkan asam secara stabil melalui
mekanismefermentasi campuran asam dariglukosa (cf. ui VogesProskauer).
Pada uji MR, bagian "M" dari empat ujiIMViC, digunakan untuk mengidentifikasi bakteri enterik
berdasarkan pola metabolisme glukosanya. Seluruh enterik pertama kali menghasilkan asam
piruvatdari metabolisme glukosa. Beberapa enterik menggunakan jalur campuran asam untuk
metabolisme asam piruvat dan asam lainnya seperti laktat dan asetat, sertaasam format. Bakteri
ini disebut positif metil merah dan termasuk di dalamnya adalah Escherichia coli dan Proteus
vulgaris. Enterik lainnya menggunakan jalurbutilena glikol untuk metabolisme asam piruvat
menjadi produk akhir yang netral. Bakteri ini disebut negatif metil merah, dan termasuk di
dalamnya adalah Serratia marcescens dan Enterobacter aerogenes.

Proses[sunting | sunting sumber]


Suatu isolat diinokulasikan ke dalam tabung menggunakan sengkelit steril. Tabung kemudian
diinkubasi pada 35 C (95 F) selama 25 hari. Setelah inkubasi, 2,5 mL medium dipindahkan
ke tabung lainnya. Lima tetes indikator metil merah kemudian ditambahkan ke dalam tabung.
Tabung digelundungkan dengan lembut di antara telapak tangan untuk mendispersikan metil
merah.

Hasil yang diharapkan[sunting | sunting sumber]


Enterik yang memetabolismekan asam piruvat menjadi asam lainnya menurunkan pH medium
menjadi 4,2. Pada pH ini metil merah berubah menjadi merah, menunjukkan uji positif. Enterik
yang memetabolismekan asam piruvat menjadi produk akhir yang netral akan menurunkan pH
medium hingga hanya 6,0. Pada pH ini, metil merah berwarna kuning, uji negatif.

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Metil

2. LARUTAN BESI KLORIDA ( FARMAKOPE 3, 659)

Besi(III) klorida
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Besi(III) klorida

Nama IUPAC[sembunyikan]
Iron(III) chloride
Iron trichloride

Nama lain[sembunyikan]
Ferric chloride
Molysite
Flores martis

Identifikasi

Nomor CAS

7705-08-0

PubChem

24380

Nomor EINECS

231-729-4

ChEBI

30808

ChemSpider

22792

Nomor RTECS

LJ9100000

SMILES

Cl[Fe](Cl)Cl

InChI

1S/3ClH.Fe/h3*1H;/q;;;+3/p-3

Sifat
Rumus molekul

FeCl3

Massa molar

162,2 g/mol (anhidrat)


270,3 g/mol (heksahidrat)

Penampilan

hijau-hitam oleh pantulan cahaya; ungu-merah


oleh transmisi cahaya
heksahidrat: padatan kuning
larutan akuatik: coklat

Bau

sedikit berbau HCl

Densitas

2,898 g/cm3 (anhidrat)


1,82 g/cm3 (heksahidrat)

Titik lebur

306 C

Titik didih

315 C (599 F; 588 K) (anhidrat,


terdekomposisi)
280 C (536 F; 553 K) (heksahidrat,

terdekomposisi)
Kelarutan dalamair

74,4 g/100 mL (0 C)[1]


92 g/100 mL (heksahidrat, 20 C)

Kelarutan dalamAseto

63 g/100 ml (18 C)

sangat mudah larut

Metanol

83 g/100 ml

Etanol

sangat mudah larut

Dietil eter
Viskositas

40% larutan: 12 cP
Struktur

Struktur kristal

Heksagonal

Geometri

Oktahedral

koordinasi
Bahaya
NFPA 704

0
2
0
Titik nyala

Non-flammable
Senyawa terkait

Anion lain

Besi(III) fluorida
Besi(III) bromida

Kation lainnya

Besi(II) klorida
Mangan(II) klorida
Kobalt(II) klorida
Rutenium(III) klorida

Koagulan terkait

Besi(II) sulfat
Polialuminium klorida
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku

pada temperatur dan tekanan standar (25 C, 100 kPa)

Sangkalan dan referensi

Besi(III) klorida, atau feri klorida, adalah suatu senyawa kimia yang merupakan komoditas skala
industri, dengan rumus kimia FeCl3. Senyawa ini umum digunakan dalam pengolahan limbah,
produksi air minum maupun sebagai katalis, baik di industri maupun di laboratorium.
Warna dari kristal besi(III) klorida tergantung pada sudut pandangnya: dari cahaya pantulan ia
berwarna hijau tua, tapi dari cahaya pancaran ia berwarna ungu-merah. Besi(III) klorida
bersifat deliquescent, berbuih di udara lembap, karena munculnya HCl, yang terhidrasi membentuk
kabut.
Bila dilarutkan dalam air, besi (III) klorida mengalami hidrolisis yang merupakan
reaksi eksotermis (menghasilkan panas). Hidrolisis ini menghasilkan larutan yang coklat, asam,
dan korosif, yang digunakan sebagaikoagulan pada pengolahan limbah dan produksi air minum.
Larutan ini juga digunakan sebagai pengetsa untuk logam berbasis-tembaga pada papan sirkuit
cetak (PCB). Anhidrat dari besi(III) klorida adalah asam Lewis yang cukup kuat, dan digunakan
sebagai katalis dalam sintesis organik.
Daftar isi
[sembunyikan]

1Sifat-sifat fisika dan kimia


o

1.1Reaksi kimia

1.2Struktur
2Referensi

Sifat-sifat fisika dan kimia[sunting | sunting sumber]


Besi(III) klorida memiliki titik lebur yang relatif rendah dan mendidih pada 315 C. Uapnya
merupkan dimer Fe2Cl6, yang pada suhu yang semakin tinggi lebih cenderung terurai
menjadi monomer FeCl3, daripada penguraian reversibel menjadi besi(II) klorida dan gas klorin [2]

Reaksi kimia[sunting | sunting sumber]

Besi(III) klorida merupakan asam Lewis yang relatif kuat, dan bereaksi
membentuk adduct dengan basa-basa Lewis. Contohnya adalah reaksi dengan trifenilfosfin
oksida, membentuk adduct FeCl3(OPPh3)2 dimana Ph = fenil.

Besi(III) klorida bereaksi dengan garam klorida lainnya


membentuk iontetrahedral FeCl4 yang berwarna kuning. Garam-garam dari FeCl4dalam asam
klorida dapat diekstraksikan ke dietil eter.

Jika dipanaskan bersama besi(III) oksida pada temperatur 350 C, besi (III) klorida
membentuk besi oksiklorida, sebuah padatan berlapis.
FeCl3 + Fe2O3 3 FeOCl

Dalam suasana basa, alkoksida dari logam alkali bereaksi membentukkompleks dimer
2 FeCl3 + 6 C2H5OH + 6 NH3 (Fe(OC2H5)3)2 + 6 NH4Cl

Besi(III) klorida bereaksi dengan cepat terhadap oksalat membentuk kompleks


[Fe(C2O4)3]3. Garam-garam karboksilat lainnya juga membentuk kompleks,
seperti sitrat dan tartarat

Besi(III) klorida adalah agen oksidator yang sedang, mampu mengoksidasitembaga(I)


klorida to menjadi tembaga(II) klorida. Agen pereduksi sepertihidrazin dapat mengubah
besi(III) klorida menjadi kompleks dari besi(II).

Struktur[sunting | sunting sumber]


Besi(III) klorida memiliki struktur BI3, dimana pusat-pusat Fe(III) oktahedralsaling
berhubungan melalui koordinat-dua ligan klorida

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ Pradyot Patnaik (2002), Handbook of Inorganic Chemicals, McGraw-Hill,ISBN 0-07-0494398
2. ^ Holleman, A.F.; Wiberg, E. (2001). Inorganic Chemistry. San Diego: Academic Press. ISBN
0-12-352651-5.
[tampilkan]

Senyawa besi

4 .Natrium tiosulfat
Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.

Natrium tiosulfat

Nama

Nama IUPAC
Sodium thiosulfate

Nama lain
Natrium hiposulfit
Hiposulfit soda

Pengenalpasti
No Pendaftaran CAS

7772-98-7

10102-17-7 (pentahidrat)

PubChem

24477

Nombor RTECS

XN6476000

Sifat

Formula kimia

Na2S2O3

Jisim molar

158.108 g/mol

Rupa bentuk

hablur putih

Odor

tidak berbau

Ketumpatan

1.667 g/cm3

Takat lebur

48.3 C

Takat didih

100 C (terurai)

Keterlarutan dalam air

20.9 g/100 ml (20 C)

Bahaya

MSDS

External MSDS

Indeks EU

Tidak disenarai

NFPA 704

Templat:NFPA 704 diamond

Takat kilat

Tidak mudah terbakar

Kecuali jika dinyatakan sebaliknya, data diberikan untuk bahan-bahan


dalam keadaan piawainya (pada 25 C [77 F], 100 kPa).

Rujukan kotak info

TIMBAL II NITRAT

Timbal(II) nitrat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Timbal(II) nitrat

Nama IUPAC[sembunyikan]
Lead(II) nitrate

Nama lain[sembunyikan]
Lead nitrate
Plumbous nitrate
Lead dinitrate
Plumb dulcis

Identifikasi

Nomor CAS

10099-74-8

PubChem

24924

ChEBI

37187

ChemSpider

23300

Nomor RTECS

OG2100000

SMILES

[N+](=O)([O-])[O-].[N+](=O)([O-])[O-].
[Pb+2]

InChI

1S/2NO3.Pb/c2*2-1(3)4;/q2*-1;+2

Sifat

Rumus molekul

Pb(NO3)2

Massa molar

331,2g/mol

Penampilan

Kristal putih tak berwarna

Densitas

4,53 g/cm3 (20 C)

Titik lebur

270C

Kelarutan dalam air

37,65 g/100 mL (0 C)
52 g/100 mL (20 C)
127 g/100 mL (100 C)

Kelarutan dalamasam

tak larut

nitrat

0,04 g/100 mL

dalam etanol

1,3 g/100 mL

dalam metanol

Indeks bias (nD)

1,782[1]

Struktur

Struktur kristal

Kubik pusat muka

Geometri

kuboktahedral

koordinasi

Bahaya

Klasifikasi EU

Repr. Cat. 1/3


Beracun (T)
Berbahaya (Xn)
Berbahaya bagi lingkungan (N)

NFPA 704

0
3
1

Frasa-R

R61, R20/22, R33, R62,R50/53

Frasa-S

S53, S45, S60, S61

Titik nyala

Tidak terbakar

LDLo

500 mg/kg (marmot, oral)[2]

Senyawa terkait
Anion lain

Timbal(II) sulfat
Timbal(II) klorida
Timbal(II) bromida

Kation lainnya

Timah(II) nitrat

Senyawa terkait

Talium(III) nitrat
Bismut(III) nitrat

Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku


pada temperatur dan tekanan standar (25 C, 100 kPa)

Sangkalan dan referensi

Timbal(II) nitrat adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus kimiaPb(NO3)2. Senyawa ini
umumnya dijumpai sebagai kristal tak berwarna atau serbuk putih dan, tidak seperti
kebanyakan garam timbal(II) lainnya, larutdalam air.
Senyawa ini telah dikenal sejak Abad Pertengahan dengan nama plumb dulcis, produksi timbal(II)
nitrat baik dari logam timbal maupun timbal oksidadalam asam nitrat merupakan produksi skala
kecil, untuk digunakan langsung dalam pembuatan senyawa timbal lainnya. Pada abad ke-19
timbal(II) nitrat mulai diproduksi secara komersial di Eropa dan Amerika Serikat. Menurut catatan
sejarah, penggunaan utamanya adalah sebagai bahan baku produksipigmen untuk cat timbal, tetapi
cat sejenis ini sudah digantikan oleh cat yang lebih aman berbahan dasar titanium dioksida.
Penggunaan industri lainnya mencakup penstabil panas dalam nilon dan poliester, dan sebagai
pelapis kertas fototermografi. Sejak tahun 2000an, timal(II) nitrat mulai digunakan dalan sianidasi
emas.
Timbal(II) nitrat bersifat toksik, suatu oksidator, dan digolongkan sebagaiberpotensi karsinogenik
pada manusia oleh Badan Internasional Penelitian Kanker (International Agency for Research on
Cancer). Akibatnya, timbal(II) nitrat harus ditangani dan disimpan dengan tindakan pencegahan
keselamatan yang memadai untuk mencegah terhirup, tertelan, dan terkena kulit. Oleh karena sifat
alaminya yang berbahaya, aplikasi terbatas timbal (II) nitrat berada di bawah pengawasan ketat.

Daftar isi
[sembunyikan]

1Sejarah

2Struktur

3Preparasi dan produksi

4Reaksi
o

4.1Kompleksasi

4.2Oksidasi dan dekomposisi

5Aplikasi

6Keselamatan

7Lihat juga

8Referensi

9Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Sejak Abad Pertengahan, timbal(II) nitrat telah diproduksi sebagai bahan baku produksi pigmen
berwarna dalam cat timbal, seperti krom kuning (timbal(II) kromat), krom jingga (timbal(II) hidroksida
kromat) dan senyawa timbalsejenis. Pigmen-pigmen ini digunakan untuk pewarnaan dan
pencetakankaliko dan tekstil lainnya.[3]
Pada tahun 1597, alkimiawan Jerman Andreas Libavius adalah yang pertama menjelaskan senyawa
ini, dengan merujuk pada nama abad pertengahanplumb dulcis dan calx plumb dulcis, yang
berarti timbal manis, karena rasanya.[4] Meskipun awalnya tidak dipahami selama beberapa abad
berikutnya, sifat dekrepitasi timbal(II) nitrat menjadikannya digunakan dalam korek api dan bahan
peledak khusus seperti timbal azida.[5]
Proses produksi pernah dan masih mengikuti cara kimia sederhana, melarutkan timbal dalam aqua
fortis (asam nitrat), dan secara berkala diambilendapannya. Namun, produksi tetap skala kecil
selama berabad-abad, dan produksi komersial timbal(II) nitrat sebagai bahan baku untuk pembuatan
senyawa timbal lainnya tidak dilaporkan sampai 1835.[6][7] Pada tahun 1974,A.S. mengkonsumsi
senyawa timbal, tidak termasuk pigmen dan aditif bensin, adalah 642 ton.[8]

Struktur[sunting | sunting sumber]

Struktur kristal [111] planar

Struktur kristal timbal(II) nitrat padat telah ditentukan menggunakandifraksi neutron.[9]


[10]
Senyawa mengkristaldalam sistem kubik dengan atom timbal dalam sistem kubik pusat
muka.Golongan ruangnyaadalah Pa3Z=4 (notasi kisi Bravais), yang masing-masing sisi kubus
memiliki panjang 784 pikometer.
Noktah hitam menggambarkan atom timbal, noktah putih gugus nitrat 27 pikometer di atas bidang
atom timbal. Pada konfigurasi ini, setiap atom timbal [[Ikatan kimia|terikat dengan duabelas atom
oksigen (panjang ikatan:281 pikometer). Semua panjang atom NO juga sama pada
127&nbs;pikometer.
Ketertarikan peneliti pada struktur kristal timbal(II) nitrat terutama didasarkan pada kemungkinan
rotasi internal bebas gugus nitrat dalam kisi kristal pada kenaikan temperatur, tetapi ini hingga saat
ini belum terbukti.[10]

Preparasi dan produksi[sunting | sunting sumber]


Timbal(II) nitrat dapat diperoleh dengan melarutkan logam timbal dalam larutan asam nitrat:[8][11]
Cara yang lebih lazim adalah dengan melarutkan timbal(II) oksida dalam asam nitrat:[8]
Dalam kasus lain, karena pelarutnya adalah asam nitrat pekat (sedangkan timbal(II) nitrat memiliki
kelarutan yang sangat rendah) dan larutan yang dihasilkan mengandung ion nitrat, kristal timbal(II)
nitrat anhidrat terbentuk secara spontan sebagai hasil dari efek ion sejenis:[11]
Memungkinkan juga untuk mengekstrak nitrat dari bahan organik seperti pupuk atau urin. Ekstraksi
nitrat menggunakan metode ini tidak sekuat nitrat berderajat kemurnian industri, tetapi dapat
digunakan untuk produksi serbuk mesiu.
Hampir semua timbal(II) nitrat yang tersedia secara komersial diproduksi sesuai dengan bahan
skala laboratorium.[12]Dipasok dalam kemasan kantong 25 kg hingga kantong jumbo 1.000&nbps;kg,
dan dalam kemasan laboratorium. Hal ini dilakukan baik oleh produsen umum bahan kimia

laboratorium maupun produsen timbal dan senyawa timbal. Tidak ada produksi skala besar yang
telah dilaporkan.
Dalam perlakuan limbah timbal menggunakan asam nitrat, misalnya, dalam pengolahan limbah
timbal-bismut dari pengilangan timbal, larutan tak murni timbal(II) nitrat dibuat sebagai produk
sampingan. Larutan ini dilaporkan untuk digunakan dalam proses sianidasi emas.[13]

Reaksi[sunting | sunting sumber]


Selain timbal(II) asetat, timbal(II) nitrat adalah satu-satunya senyawa timbal umum yang dapat larut.
Timbal(II) nitrat mudahlarut dalam air menghasilkan larutan jernih tak berwarna. [14] Sebagai senyawa
ion, pelarutan timbal(II) nitrat melibatkandisosiasi menjadi ion-ion konstituennya.
Timbal(II) nitrat membentuk larutan yang sedikit asam, dengan pH antara 3,0 sampai 4,0 untuk
larutan 20% dalam air.[15]
Ketika larutan natrium hidroksida pekat ditambahkan ke dalam larutan timbal(II) nitrat,
terbentuk basa nitrat, meskipun sedikit melampaui titik ekivalen. Menuju setengah titik ekivalen,
terbentuk senyawa Pb(NO3)2Pb(OH)2, yang kemudian setelah titik ini akan terbentuk
Pb(NO3)25Pb(OH)2. Tidak ada pembentukan Pb(OH)2 sederhana pada pH sekitar 12.[11][16]

Kompleksasi[sunting | sunting sumber]


Timbal(II) nitrat terkait dengan kimia supramolekul yang menakjubkan karena koordinasinya dengan
senyawa pendonor elektron nitrogen dan oksigen. Daya tariknya lebih pada aspek akademis, tetapi
dengan beberapa aplikasi potensial. Misalnya, penggabungan timbal nitrat dan pentaetilena
glikol (EO5) dalam larutan asetonitril dan metanol diikuti denganpenguapan lambat menghasilkan
bahan kristal baru [Pb(NO3)2(EO5)].[17] Dalam struktur kristal senyawa ini, rantai EO5dikelilingi oleh
ion timbal dalan suatu bidang ekuatorial yang mirip dengan eter mahkota. Dua ligan nitrat bidentat
berada dalam bentuk konfigurasi trans. Bilangan koordinasi total adalah 10, dengan ion timbal
dalam struktur geometri molekulantiprisma persegi.
Senyawa kompleks yang dibentuk oleh timbal(II) nitrat, timbal(II) perklorat dan ligan donor N
bidentat bitiazola adalah kompleks inti ganda, dengan gugus nitrat menjembatani atom timbal
dengan bilangan koordinasi 5 dan 6.[18] Salah satu aspek yang menarik dari kompleks jenis ini
adalah adanya celah fisik dalam lingkungan koordinasi; yaitu, ligan tidak berada secara simetris
mengelilingi ion logam. Hal ini berpotensi karena pasangan elektron sunyi pada timbal, juga
ditemukan dalam kompleks timbal dengan ligan imidazola.[19]
Jenis kimia ini tidak unik hanya untuk garam nitrat; senyawa timbal(II) lainnya seperti timbal(II)
bromida juga membentuk kompleks, tetapi senyawa nitratnya sering digunakan karena kelarutannya
dan sifat bidentatnya.

Oksidasi dan dekomposisi[sunting | sunting sumber]

Timbal(II) nitrat adalah oksidator. Ini bisa disebabkan karena ion Pb2+, yang mempunyai potensial
reduksi(E) standar 0,125 V, atau ion nitrat yang pada suasana asam mempunyai E +0,956 V.
[20]
Nitrat akan berfungsi pada temperatur tinggi atau dalam suasa asam, sementara timbal(II)
berfungsi optimal dalam larutan netral.
Ketika dipanaskan, kristal timbal(II) nitrat terdekomposisi menjadi timbal(II)
oksida, oksigen dan nitrogen dioksida.
Oleh karena sifat ini, timbal nitrat sering digunakan dalam piroteknik seperti kembang api.[5]

Aplikasi[sunting | sunting sumber]


Karena sifat timbal(II) nitrat yang berbahaya, ada preferensi untuk menggunakan alternatif dalam
aplikasi industri. Sebelumnya, aplikasi utama adalah cat timbal, sekarang sebagian besar telah
digantikan dengan titanium dioksida.[21]Aplikasi historis lainnya dari timbal(II) nitrat, seperti dalam
korek dan kembang api, telah menurun atau berhenti total. Aplikasi timbal (II) nitrat saat ini
mencakup penggunaan sebagai stabilisator panas dalam nilon dan poliester, sebagai pelapis untuk
kertas fototermografi, dan rodentisida.[8]
Pada skala laboratorium, timbal(II) nitrat merupakan salah satu dari dua sumber dinitrogen
tetroksida yang mudah dan dapat diandalkan. Mengeringkan timbal(II) nitrat dengan hati-hati dan
kemudian memanaskannya dalam sebuah bejana baja, dihasilna nitrogen dioksida, yang mengalami
dimerisasi menjadi senyawa yang diinginkan.
Untuk memperbaiki proses pelindian (bahasa Inggris: leaching) dalam sianidasi emas, ditambahkan
larutan timbal(II) nitrat. Meskipun prosesnya meilbatkan jumlah besar, hanya sedikit timbal(II) nitrat
yang diperlukan (10 sampai 100 miligram timbal(II) nitrat per kilogram emas).[22][23] Baik sianidasi itu
sendiri, maupun penggunaan senyawa timbal dalam proses, dianggap kontroversial karena sifat
toksik kedua senyawa tersebut.
Dalam kimia organik, timbal(II) nitrat telah digunakan sebagai oksidan, misalnya sebagai suatu
alternatif dari reaksi Sommelet untuk oksidasi benzil halida menjadi aldehida.[24] Pb(NO3)2 juga
dijumpai digunakan dalam preparasi isotiosianatdari ditiokarbamat.[25] Karena sifat toksiknya
timbal(II) nitrat mulai jarang digunakan, hanya aplikasi-aplikasi terbatas yang masih
menggunakannya, seperti peraup (bahasa Inggris: scavenger) bromida selama substitusi SN1.[26]

Anda mungkin juga menyukai