Anda di halaman 1dari 16

KOMPLEKSOMETRI

BAB I PENDAHULUAN

1.3 Latar Belakang


Air sada mengakibatkan konsumsi sabun lebih tinggi, karena
adanya hubungan kimiawi antara ion kesadahan dengan molekul
sabun membentuk endapan sehingga mengakibatkn sipat detergen
hilang. Air merupakan kebutuhan pokok semua makhluk hidup. Tanpa
air, manusia tidak akan bertahan hidup lama. Air alam mengandung
berbagai jenis zat, baik yang larut maupun yang tidak larut serta
mengandung mikroorganisme. Air bersifat tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau. Air merupakan sumberdaya yang paling
penting dalam kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya.
Meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan pembangunan telah
mengakibatkan kebutuhan akan air meningkat tajam. Di lain pihak,
ketersediaan air dirasa semakin terbatas bahkan di beberapa tempat
sudah terjadi kekeringan. Hal itu semua terjadi sebagai akibat dari
kualitas lingkungan hidup yang menurun, seperti pencemaran,
penggundulan hutan, berubahnya tata guna lahan, dan lain-lain.
Air sadah dapat menyebabkan terbentuknya kerak pada dasar ketel
yang selalu digunakan untuk memanaskan air. Sehingga untuk
memanaskan air tersebut diperlukan pemanasan yang lebih lama. Hal
ini merupakan pemborosan energi. Timbulnya kerak pada pipa uap
dapat menyebabkan penyumbatan sehingga dikhawatirkan pipa
tersebut akan meledak, dan jika terjadi peledakan akan dapat
menyebabkan polusi udara yang bisa menurunkan kualitas lingkungan
dan lingkungan tidak bisa berfungsi sebagai mana mestinya. Untuk itu
perlu dilakukan pengujian kesadahan. Manfaat penentuan atau
pengujian kesadahan adalah untuk mengetahui tingkat kesadahan air,
dan untuk dapat menentukan kesadahan digunakan metode Titrasi
EDTA ( Ethylene Diamene Tetra Asetat). Air merupakan pelarut
penting, yang memiliki kemampuan yang dapat melarutkan zat-zat

ANDI FARAHDIBA SAFITRI WADJIDI AULIA CHAERUNNISA IKBAL


15020160169
KOMPLEKSOMETRI

kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas


dan dan banyak macam molekul organik. Bahan-bahan mineral yang
dapat terkandung dalam air adalah CaCO3, MgCO3, CaSO4, MgSO4,
NaCl, Na2SO4, SiO2 dan sebagainya. Dimana air yang banyak
mengandung ion-ion kalsium dan magnesium dikenal sebagai air
sadah.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum kompleksometri atau kesadahan
air ini yaitu menentukan kesadahan air dengan metode volumetri
(kompleksometri).
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum kompleksomeri atau kesadahan air
ini yaitu :
1. Mengetahui kesadahan suatu sumber air
2. Mengetahui reaksi-reaksi kompleksiometri
3. Menentukan titik akhir suatu titrasi
4. Menentukan kadar kalsium dan magnesium dalam air

ANDI FARAHDIBA SAFITRI WADJIDI AULIA CHAERUNNISA IKBAL


15020160169
KOMPLEKSOMETRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Titrasi komleksometri berguna untuk menentukan sejumlah
besar logam. Selektivitas dapat dicapai dengan penggunaan yang
tepat dari agen (penambah agar pengompleks lainnya adalah asam
lemah dan basa lemah yang kestimbangan, dan pengaruh pH pada
kesetimbangan ini. Kami menjelaskan titrasi ion logam dengan zat
pengompleks sangat berguna yaitu EDTA, faktor-faktor yang
mempengaruhi mereka, dan indikator untuk titrasi. Titrasi EDTA pada
kalsium ditambah magnesium umumnya digunakan untuk memerlukan
kesadahan air. Hampir semua lohgam lainnya dapat secara akurat
ditentukan oleh titrasi kompleksometri. Kompleksometri memainkan
peran penting dalam banyak kimia dan biokimia. Banyak kation akan
membentuk kompleks dalam larutan dengan berbagai zat yang
memiliki pasangan elektron baik terbagi ( misalny pada N,O,S atom
dalam molekul ) mampu memuaskan bilang koordinasi pada logam.
Ion logam adalah asam lewis (elektron pasangan akseptor),
komplexer adalah basa lewis (donor pasangan elektron). Jumlah
molekul zat pengompleks disebut ligan, akan tergantung pada jumlah
koordinasi logam dan pada jumlah kelompok pengompleks pada
molekul ligan. Asam yang paling banyak digunakan dalam titrasi adala
EDTA (Christian, 2009).
Air merupakan unsur penting utama bagi hidup kita di planet
bumi ini. Dalam bidang kehidupan ekonomi modern kita, air juga
merupakan hal utama untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit
tenaga listrik, dan transportasi. Air sangat penting di dalam
mendukung kehidupan manusia, air juga mempunyai potensi yang
sangat besar jika air tersebut tercemar, dalam menularkan atau
mentransmisikan berbagai penyakit ( Anwar Daud, 2007).

ANDI FARAHDIBA SAFITRI WADJIDI AULIA CHAERUNNISA IKBAL


15020160169
KOMPLEKSOMETRI

Sumber-sumber air yang ada di bumi antara lain adalah air


atmosfer, air permukaan, air laun dan air tanah. Air merupakan suatu
sarana utama dalam meningkatkan derajat kesehatan. Jika
kandungan bahan-bahan dalam air tersebut tidak mengganggu
kesehatan, air dianggap bersih dan layak untuk diminum, air dikatakan
tercemar jika terdapat gangguan terhadap kualitas air sehingga air
tersebut tidak dapat digunakan untuk tujuan penggunaannya.
Pencemaran air dapat terjadi karena masuknya makhluk hidup, zat,
dan energi terdalam air oleh kegiatan manusia. Keadaan itu dapat
menurunkan kualitas air sampai ke tingkat tertentu dan membuat air
tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya (Mifbahuddin, 2010).
Alkalinitas atau yang dikenal dengan total alkalinitas adalah
konsentrasi total unsur basa-basa yang terkandung dalam air dan
biasannya dinyatakan dalam mg/l atau setara dengan CaCO3.
Ketersediaan ion basa bikarbonat (HCO3) dan karbonat (CO32-)
merupakan parameter total alkalinitas dalam air tambak. Unsur-unsur
alkalinitas juga dapat bertindak sebagai buffer (penyangga) pH. Dalam
kondisi basa ion bikarbonat akan membentuk ion karbonat dan
melepaskan ion hidrogen yang bersifat asam, sehingga keadaan pH
menjadi netral.sebaliknya bila keadaan terlalu asam, ion karbonat
akan mengalami hidrolisa menjadi ion bikarbonat dan melepaskan
hidrogen oksida yang bersifat basa, sehingga keadaan kembali netral.
Digambarkan dalam reaksi berikut :
HCO3- H+ + CO3P2
CO32- + H2O HCO32- + OH-

Lanjut dikatakan bahwa untuk tumbuh optimal, pklankton


menghendaki total alkalinitas sekitar 80-120 ppm. Tambak yang diberi
pengapuran alkalinitasnya mencapai 150-300 ppm. konsentrasi total
alkalinitas sangat erat hubungannya dengan konsentrasi total
kesadahan air. Di lahan, umumnya total alkalinitas mempunyai

ANDI FARAHDIBA SAFITRI WADJIDI AULIA CHAERUNNISA IKBAL


15020160169
KOMPLEKSOMETRI

konsentrasi yang sama dengan konsentrasi total kesadahan. (Kordi,


2007).
Air sadah adalah air yang di dalamnya terlarut garam-garam
kalsium dan magnesium, air sadah tidak baik untuk mencuci karena
ion-ion Ca2+ dan Mg2+ akan berikatan dengan sisa asam karbohidrat
pada sabun dan membentuk endapan sehingga sabun tidak berbuih.
Senyawa-senyawa kalsium dan magnesium ini relatif sukar larut
dalam air, sehingga senyawa-senyawa ini cenderung untuk memisah
dari larutan dalam bentuk endapan atau precipitation yang kemudian
melekat pada logam (wadah) dan menjadi keras (Ginoest, 2010).
Kelebihan titrasi kompleksometri adalah EDTA stabil, mudah
larut dan menunjukkan komposisi kimiawi yang tertantu. Selektivitas
kompleks dapat diatur dengan penegendalian pH misal pada
magnesium, krom, kalsium dapat di titrasi pada pH=11. Etilen diamin
asetat (EDTA) sebagai garam natrium sendii merupakan standar
primer sehingga tidak perlu standarisasi lebih lanjut. Kompleks yang
mudah larut dalam air ditemukan. Kestabilan kompleks-kompleks
logam EDTA dapat diubah dengan mengubah pH dan adanya zat-zat
pengompleks lain. Maka tetapan kestabilan kompleks EDTA akan
berbeda dari nilai yang dicatat pada suatu pH tertentu. Larutan air
EDTA akan memiliki nilai yang berbeda dari nilaiyang telah dicatat.
Kondisi baru ini dinamakan tetapan kestabilan nampak atau tetapan
kestabilan menurut kondisi (Sodiq, 2005).

ANDI FARAHDIBA SAFITRI WADJIDI AULIA CHAERUNNISA IKBAL


15020160169
KOMPLEKSOMETRI

2.2 Uraian Bahan


1. Natrium Hidroksida (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : NATRII HYDROXYDUM
Nama Lain : Natrium Hidroksida
RM / BM : NaOH / 40,00
Pemerian : Bentuk batang massa hablur air keping-
keping,keras dan rapuh, menunjukkan
susunan hablur putih, mudah meleleh,
basa sangat katalis dan korosif segera
menyerap karbon dioksida
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Kegunaan : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
2. Indikator murexid (Dirjen POM, 1979)
Nama : MUREXID
Nama Lain : Amonium purpurate
Rumus Molekul : C8H8N6O6
pH : 11
Perubahan warna : Merah menjadi violet biru
Pemerian :-
Kegunaan : Sebagai indikator
3. Larutan baku EDTA (Dirjen POM, 1995)
Nama : ETHYLENE DIAMINE TETRA ACETIC ACID
Nama lain : Dinatrium edetat, asam edetat
RM / BM : C10H16N2O3 / 98,96
Rumus Struktur :
HOOC_CH2 CH2_COOH

N-CH2-CH2-N

HOOC_CH2 CH2_COOH
ANDI FARAHDIBA SAFITRI WADJIDI AULIA CHAERUNNISA IKBAL
15020160169
KOMPLEKSOMETRI

Pemerian :Kristal tidak berwarna, larut dalam air


Kelarutan :Dapat bercampur dengan air maupun etanol
Kegunaan :Sebagai titran

4. EBT (Ditjen POM, 1979)


Nama resmi : ERIOCHROME BLACK T.
Nama Lain : Hitam eriokromat
RM / BM : C20H12N3O4S / 461,38
Pemerian : Serbuk, hitam kecoklatan
Kelarutan : Larut dalam air panas, dalam etanol 95 % P.
Kegunaan : Sebagai indikator
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
5. KCN (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : KALII SIANIDA
Nama Lain : Kalium Sianida
RM / BM : KCN / 65,12
Pemerian : Serbuk hablur, warna putih, dan perlahan
terurai di udara.
Kelarutan : Mudah larut dalam air membentuk larutan
jernih tidak berwarna
Kegunaan : Sebagai pereaksi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

ANDI FARAHDIBA SAFITRI WADJIDI AULIA CHAERUNNISA IKBAL


15020160169
KOMPLEKSOMETRI

2.3 Prosedur Kerja ( Anonim, 2016)


1. Pembuatan larutan
a. Pembuatan larutan EDTA 0,01 M
- Larutan 2,723 garam natrium EDTA dengan air suling dalam
labu ukur 1000 mL.
- Tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera alat,
sehingga 1 mL larutan EDTA 0,01 M setara dengan 0,4008
mg Ca atau 1,0008 mg CaCO3
b. Larutan buffer (penahan) pH = 10,0
Larutan 1,179 gram dinatrium EDTA p.a dan 780 mg
MgSO4.7H2O atau 644 mg MgCl2.6H2O dalam + 50 mL air suling.
Tambahkan 16,9 g NH4Cl dan 143 mL kocok da encerkan
dengan air suling hingga 250 mL. Simpan dan tutup dengan baik.
NH4OH pekat ya g berada dalam labu ukur 250 mL. Simpan dan
tutup dengan baik.
c. Pembuatan Indikator
- Campurkan 200 mg EBT dengan 100 g NaCl kering dan
digerus sampai halus. Simpan dalam botol tutup dengan baik.
- Mureksid
Campurkan 250 mg mureksid dengan 100 g NaCl kering
kemudian digerus sampai halus dan simpan dalam botol dan
simpan dengan baik.
2. Prosedur Penetapan Kesadahan Total
a. Ambil 50 mL air contoh masukkan kedalam labu erlenmeyer 250
mL.
b. Tambahkan 1-2 mL larutan penyangga pH 10 dan 50 mg
indikator EBT.
c. Titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sambil diaduk / kocok
sampai terjadi perubahan warna dari kemerah-merahan menjadi
biru laut.
d. Catat mL larutan EDTA yang digunakan.
ANDI FARAHDIBA SAFITRI WADJIDI AULIA CHAERUNNISA IKBAL
15020160169
KOMPLEKSOMETRI

e. Jika lautan EDTA yang diperlukan lebih banyak dari 15 mL.


Encerkan contoh dengan air suling dan ulangi percobaannya
hingga kurang dari 15 mL.
3. Prosedur Penetapan Kalsium
a. Ambil 50 mL air contoh masukkan kedalam labu erlenmeyer 250
mL.
b. Tambahkan larutan NaOH 0,1 N sampai pH 12-13.
c. Jika terjadi endapan tambahkan larutan KCN 10 % 2-3 mL.
d. Tambahkan 5 tetes (50 mg) indikator mureksid.
e. Titrasi dengan larutan EDTA 0.01 M sambil diaduk hingga terjadi
perubahan warna dari merah muda menjadi ungu.
f. Catat mL larutan baku EDTA yang digunakan.
g. Buat dua kali percobaan ini hingga perbedaan tidak lebih dari 0,1
mL.

ANDI FARAHDIBA SAFITRI WADJIDI AULIA CHAERUNNISA IKBAL


15020160169
KOMPLEKSOMETRI

BAB III METODE KERJA


3.1 Alat Praktikum

Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu buret 50 mL,
corong gelas, erlenmeyer 250 mL, gelas kimia 250 ml, pipet volume 25
mL, pipet skala / gelas ukur 100 mL, dan pH meter.

3.2 Bahan Praktikum


Adapun bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu air
contoh ( air AC, air bantimurung, air hujan, dan air laut), indikator EBT,
indikator mureksid, larutan buffer pH 10, larutan baku EDTA 0,01 M,
KCN 10%, dan NaOH 0,1 N.
3.3 Cara Kerja
1. Prosedur Penetapan Kesadahan Total
a. Di siapkan alat dan bahan.
b. Di pasang buret 50 mL, di isi dengan larutan baku EDTA 0,01 M.
c. Diukur air contoh (air hujan) sebanyak 50 mL, dimasukkan
kedalam labu erlenmeyer 250 mL.
d. Di tambahkan 1-2 mL larutan penyangga pH 10 dan
ditambahkan indikator EBT 50 mg.
e. Di titrasi dengan larutan baku EDTA 0,01 M hingga terjadi
perubahan warna dari kemerah-merahan menjadi biru laut.
f. Di catat ml larutan EDTA yang digunakan.
g. Jika larutan EDTA yang diperlukan lebih banyak dari 15 mL,
encerkan dengan air suling dan ulangi percobaaannya hingga
kurang dari 15 mL.
2. Prosedur Penetapan Kadar Kalsium
a. Di siapkan alat dan bahan.
b. Di pasang buret 50 mL, di isi dengan larutan baku EDTA 0,01 M.
c. Diukur air contoh (air hujan) sebanyak 50 mL, dimasukkan ke
dalam labu erlenmeyer 250 mL.
d. Di tambahkan larutan NaOH 0,1 N sampai pH 12-13.
ANDI FARAHDIBA SAFITRI WADJIDI AULIA CHAERUNNISA IKBAL
15020160169
KOMPLEKSOMETRI

e. Dan jika terjadi endapan maka di tambahkan larutan KCN 10%


2- 3 mL.
f. Di titrasi dengan larutan baku EDTA 0,01 M sambil diaduk
hingga terjadi perubahan warna dari merah muda menjadi ungu.
g. Di catat mL larutan EDTA yang digunakan.
h. Jika larutan EDTA yang diperlukan lebih banyak dari 15 mL,
encerkan dengan air suling dan ulangi percobaaannya hingga
kurang dari 15 mL.

ANDI FARAHDIBA SAFITRI WADJIDI AULIA CHAERUNNISA IKBAL


15020160169
KOMPLEKSOMETRI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

Kesadahan total Penetapan kadar kalsium


Volume Vol. Vol.
Indikator Warna Indikator Warna
EDTA EDTA
13,5 merah- pink-
50 mL EBT 30,9 mL mureksid
mL biru ungu

4.2 Perhitungan
1. Kesadahan total
Volume titran : 13,5 mL
mL air tawar : 50 mL
A x B x 1000
Kesadahan total =
ml contoh
13,5 x 1,0008 x 1000
=
50
= 270,216
2. Kadar Ca dalam air
A x B x 1000
= ml contoh
30,9 x 1,0008 x 1000
=
50
= 618,4944
3. Kadar Mg
= ( C – D ) x 0,243
= (270,0216– 618,4944) x 0,243
= 348,4728 x 0,243
= 433.15169

ANDI FARAHDIBA SAFITRI WADJIDI AULIA CHAERUNNISA IKBAL


15020160169
KOMPLEKSOMETRI

5.3 Pembahasan
Kesadahan air adalah air yang mengandung mineral-mineral
umumnya berupa kalsium dan magnesium. Jika keadaan kesadahan
air tinggi maka sifat detergen berkurang. Indicator ialah suatu bahan
atau zat yang digunakan sebagai larutan penunjuk yang ditandai
dengan perubahan warna pada saat titrasi.
Sedangkan menurut literatur, kompleksometri adalah suatu
pebentukan ion-ion kompleks antara bahan yang akan dianalisi dan
titran.
Dalam percobaan ini digunakan sampel air hujan, berdasarkan
percobaan yang dilakukan diambil 50 mL air tawar lalu di masukkan
kedalam Erlenmeyer 250 mL dan di tambahkan 1-2 mL larutan
penyangga pH 10 dan ditambahkan indikator EBT 50 mg kemudian di
titrasi menggunakan larutan baku EDTA 0,01 M dan terjadi perubahan
warna dari kemerah-merahan menjadi biru laut. Sedangkan pada
penetapan kadar kalsium, di ambil 50 mL air hujan lalu dimasukkan
kedalam Erlenmeyer 250 mL, ditambahkan NaOH 0,1 N hingga pH
12-13 jika terjadi endapan maka ditambahkan KCN 10 % 2-3 tetes lalu
di tambahkan indicator mureksid 50 mg kemudian dititrasi
menggunakan larutan baku EDTA 0,01 M hingga terjadi perubahan
warna dari merah muda menjadi ungu.
volume titran yang digunakan pada percobaan kesadahan total
13,5 mL dan percobaan penetapan kadar kalsium 30,9 mL, maka
hasil perhitungan kesadahan total yaitu 270,0216, kadar kalsium
dalam air sebesar 618,4944 dan kadar magnesium 433.15169.

ANDI FARAHDIBA SAFITRI WADJIDI AULIA CHAERUNNISA IKBAL


15020160169
KOMPLEKSOMETRI

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan pada hasil praktikum ialah kesadahan total pada

air hujan 270,0216, kadar Ca 618,4944, dan kadar Mg sebesar

433.15169.

5.2 Saran
Penyediaan alat yang lengkap dan berfungsi dengan baik agar
tidak menghambat proses praktikum.

ANDI FARAHDIBA SAFITRI WADJIDI AULIA CHAERUNNISA IKBAL


15020160169
KOMPLEKSOMETRI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2016. Penuntun Praktikum Kimia Umum. UMI : Makassar.


Christian, Gary. D. 2009. Analytical Chemistry. University of Washington.
United States of America.
Daud, Anwar. 2007. Aspek Kesehatan Penyediaan Air Bersih. CV. Healthy
& Sanitation : Makassar
Ginoest. 2010. Penentuan Kadar Kesadahan Air dengan Metode
Titrasi EDT. Erlangga : Jakarta.
Kordi, K.M.G.H., dan A. B. Tancung, 2007. Pengelolaan kualitas air dalam
budidaya perairan. Penerbit Rineka Cipta : Jakarta.
Mifbahuddin, 2010. Pengaruh Ketebalan Karbon Aktif Sebagai Media
Filter Terhadap Penurunan Kesadahan Air Sumur Artetis. Panduan
Praktikum : Surabaya.
Sodiq, I.M. 2005. Kimia Analitik I. Universitas Negri Malang : Malang

ANDI FARAHDIBA SAFITRI WADJIDI AULIA CHAERUNNISA IKBAL


15020160169
KOMPLEKSOMETRI

LAMPIRAN
Percobaan Kesadahan Total

(Sebelum di titrasi) (Setelah di titrasi)

Percobaan Penetapan kadar Kalsium

(Sebelum di titrasi) (Setelah di titrasi)

ANDI FARAHDIBA SAFITRI WADJIDI AULIA CHAERUNNISA IKBAL


15020160169

Anda mungkin juga menyukai