Anda di halaman 1dari 28

BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap zat yang ada di muka bumi ini memiliki karakteristik

tersendiri. Karakter-karakter tersebut berbeda dari segi fisik maupun segi

kimia. Sifat fisik adalah sifat zat yang dapat diamati secara langsung,

misalnya cairan, padat atau gas, serta sifat yang dapat diukur seperti

massa, volume, warna dan sebagainya. Sifat kimia meliputi sifat zat yang

tidak dapat diamati secara langsung, misalnya kelarutan zat, kerapatan

dan lain- lain.

Keadaan bahan secara keseluruhan dapat di bagi menjadi zat gas,

fluida, dan padat. Zat padat cenderung mempertahankan bentuknya

sementara fluida tidak mempertahankan bentuknya dan gas mengembang

menempati semua ruangan tanpa memperdulikan bentuknya. Fluida

termasuk materi yang mengalir yang digunakan dalam hubungan antara

cairan dengan gas. Teori fluida sangat kompleks, sehingga

penelusurannya dimulai dari yang paling dasar yakni dalam penentuan

kerapatan dan bobot jenis. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya

bahwa karakteristik suatu zat berbeda satu dengan yang lain.

Demikian pula dengan kerapatan, yang juga merupakan suatu sifat

zat, berbeda untuk setiap zat. Sebagai contoh minyak dan air ketika

dicampur tercipta 2 fasa karena kerapatannya berbeda. Selain itu

peristiwa mengapung, melayang dan tenggelam, merupakan kejadian

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

lazim kita lihat yang dipengaruhi oleh perbandingan bobot jenis zat-zat

tersebut. Untuk mengetahui cara mengukur bobot jenis dan kerapatan

pada beberapa sampel. Cara penentuan bobot jenis ini sangat penting

diketahui oleh seorang calon farmasis, karena dengan mengetahui bobot

jenis kita dapat mengetahui kemurnian dari suatu sediaan khususnya

yang berbentuk larutan. Air digunakan untuk standar untuk zat cair dan

padat, hidrogen atau udara untuk gas.

Dalam farmasi, perhitungan berat jenis terutama menyangkut

cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan

sebagai standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan. Di bidang

farmasi, selain bobot jenis digunakan untuk mengetahui kekentalan suatu

zat cair juga digunakan untuk mengetahui kemurnian suatu zat dengan

menghitung berat jenisnya kemudian dibandingkan dengan teori yang

ada, jika berat jenisnya mendekati maka dapat dikatakan zat tersebut

memiliki kemurnian yang tinggi. Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan

untuk mengetahui hal tersebut dengan menggunakan piknometer, maka

dilakukanlah percobaan penentuan kerapatan dan bobot jenis ini.

B. Tujuan

Adapun tujuan dilakukannnya praktikum yaitu, untuk menentukan

bobot jenis beberapa cairan dan untuk menentukan kerapatan padatan.

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Kerapatan merupakan massa per unit volume suatu zat pada

temperatur tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling

sederhana dan sekaligus merupakan salah satu sifat fisika yang paling

definitif, dengan demikian dapat digunakan untuk menentukan kemurnian

suatu zat (Martin 1993).

Sifat ekstensif adalah suatu sifat yang besarnya tergantung pada

jumlah bahan yang sedang diselidiki. Sifat ekstensif meliputi massa

maupun volume. Sifat intensif adalah suatu sifat yang tidak tergantung

pada jumlah bahan. Rapatan merupakan perbandingan antara massa dan

volume. Sifat – sifat intensif umumnya dipilih oleh para ilmuwan untuk

pekerjaan ilmiah karena tidak tergantung pada jumlah bahan yang sedang

diteliti (Martin 1990).

Perbandingan yang dinyatakan dalam desimal, dari berat suatu zat

terhadap berat dari standar dalam volume yang sama kedua zat

mempunyai temperature yang sama atau temperature yang telah diketahui

disebut rapat jenis. Air digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat,

hydrogen atau udara untuk gas. Dalam dunia farmasi, perhitungan bobot

jenis terutama menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan pilihan

yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan

mudah dimurnikan (Lachman 1994).

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

Kerapatan adalah massa per satuan volume, yaitu bobot zat per

satuan volume. Misalnya, satu milliliter raksa berbobot 13,6 g, dengan

demikian kerapatannya adalah 13,6 g/mL. jika kerapatan dinyatakan

sebagai satuan bobot dan volume, maka bobot jenis merupakan bilangan

abstrak (Ansel 2004).

British standard 2955 (1958) mendefenisikan tiga istilah yang

berlaku untuk partikel itu sendiri. Partikel kepadatan massa partikel dibagi

dengan volumenya. Istila yang berbeda muncul dari cara dimana volume

didefenisikan:

1. Kerapatan partikel sejati adalah ketika volume diukur tidak termasuk

baik terbuka dan tertutup pori-pori dan merupakan property

fundamental dari suatu material.

2. Kerapatan partikel jelas adalah ketika volume diukur meliputi

intrapartikel pori-pori

3. Kerapatan partikel yang efektif adalah volume dilihat oleh fluida

bergerak melewati partikel. Itu sangat penting dalam proses seperti

sedimentasi atau fluidization tetapi jarang digunakan dalam bentuk

sediaan padat (Gibson 2004).

Tipe-tipe ruang-ruang udara atau rongga dapat dibedakan :

1. Rongga intrapartikel yang terbuka-rongga-rongga terdapat didalam

partikel tunggal, tetapi terbuka pada lingkungan luar.

2. Rongga intrapartikel yang tertutup-rongga-rongga terdapat didalam

partikel tunggal, tetapi tertutup dari lingkungan luar.

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

3. Rongga antarpartikel-ruang-ruang udara antara dua partikel individu.

(Lachman 1986).

Pemampatan serbuk adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan situasi dimana bahan-bahan dihadapkan pada suatu

tingkat dari gaya mekanik. Pada industry farmasi, efek dari gaya

semacam itu sangat perlu didalam pengolahan tablet dan granul, dalam

pengisian cangkang kapsul gelatin, dan penanganan serbuk secara

umum. (Lachman 1986).

Porositas bubuk didefenisikan sebagai proposi dari tempat tidur

bubuk atau kompak yang ditempati oleh pori-pori dan merupakan ukuran

efisiensi kemasan bubuk. (Gibson 2004).

Penerapan dalam farmasi. Bobot jenis adalah faktor yang

memungkinkan pengubahan jumlah zat dalam formula farmasetik dari

bobot menjadi volume dan sebaliknya. Bobot jenis juga digunakan untuk

mengubah pernyataan kekuatan dalam b/b, b/v, dan v/v (Ansel 2004).

Berbeda dengan kerapatan, bobot jenis adalah bilangan murni atau

tanpa dimensi yang dapat diubah menjadi kerapatan dengan

menggunakan rumus yang cocok. Bobot jenis untuk penggunaan praktis

lebih sering didefinisikan sebagai perbandingan massa dari suatu zat

terhadap massa sejumlah volume air pada suhu 40C atau temperatur lain

yang telah ditentukan (Ansel 2004).

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

B. Uraian Bahan

1. Alkohol ( Ditjen POM 1979 h. 65)

Nama Resmi : AETHANOLUM

Nama Lain : Alkohol

Rumus molekul : C2H6O

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah

menguap dan mudah bergerak, bau

khas rasa panas. Mudah terbakar

dengan memberikan nyala biru yang

tidak berasap

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam

kloroform P dan dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung

dari cahaya ; di tempat sejuk, jauh dari

nyala api

Kegunaan : Zat Tambahan

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

2. Aquadest (air suling) (Ditjen POM 1979 h. 96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air Suling

Berat molekul : 18,02

Rumus molekul : H2O

Rumus Struktur : H–O–H

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak

Berbau, tidak mempunyai rasa

3. Asam Borat (Ditjen POM 1979 h. 49)


Nama Resmi : ACIDUM BORICUM
Nama Lain : Asam Borat
Berat Molekul : 61,83
Rumus molekul : H3BO3
Rumus struktur :

Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih atau sisik


Mengkilap, tidak berwarna, kasar, tidak
Berbau, rasa agak asam dan pahit
kemudian manis
Kelarutan : larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagi
air mendidih, dalam 16 bagian etanol
(95%) P dan dalam 5 bagian gliserol P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Antiseptikum ekstern

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

4. Gliserin (Ditjen POM 1979 h. 271 )

Nama Resmi : GLYCEROLUM

Nama Lain : Gliserin

Berat Molekul : 92,10

Rumus molekul : C3H8O3

Rumus struktur : CH2OH - CHOH - CH2OH

Pemerian : Cairan seperti sirop, jernih tidak

berwarna, tidak berbau, manis diikuti

rasa hangat. Higroskopik. Jika

disimpan beberapa lama pada suhu

rendah dapat memadat membentuk

massa hablur, tidak berwarna yang

tidak melebur hingga suhu 200

Kelarutan : Kelarutan dapat campur dengan air,

dan dengan etanol ( 95 % ) ; praktis

tidak larut dalam kloroform P, dalam

eter P dan dalam minyak lemak

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

5. Minyak Kelapa (Ditjen POM 1979 h. 456)

Nama resmi : OLEUM COCOS

Nama lain : Minyak Kelapa

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna atau

kuning pucat, bau khas, tidak tengik

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

Penyimpanan : Larut dalam 2 bagian etanol (95%) P

pada suhu 600, sangat mudah larut

dalam kloroform P dan dalam eter P

Kegunaan : Zat tambahan

6. Parafin cair ( Ditjen POM 1979 h. 474)

Nama Resmi : PARAFFINUM LIQUIDUM

Nama Lain : Parafin cair

Rumus molekul : CnH2n+2 (CH4)

Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak

berfluoresensi; tidak berwarna ; hampir

tidak berbau ; hampir tidak mempunyai

rasa

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam

etanol (95%) P; larut dalam kloroform P

dan dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung

dari cahaya

Kegunaan : Penggunaan Laksativum

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

BAB III

METODE KERJA

A. Alat yang digunakan

Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu, gelas ukur

10 mL, pipet tetes dan timbangan analitik

B. Bahan yang digunakan

Adapun bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu, alkohol,

aquadest, gliserin, minyak kelapa, asam borat dan parafin cair.

C. Cara Kerja

1. Kerapatan Bulk

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ditimbang zat

padat (asam borat) sebanyak 10 gram, kemudian dimasukkan ke

dalam gelas ukur 50 mL. Diukur volume zat padat (asam borat).

Dihitung kerapatan bulk dengan persamaan.

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 (𝑔)


Kerapatan Bulk= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑢𝑙𝑘 (𝑚𝐿)

2. Kerapatan mampat

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ditimbang zat

padat (asam borat) sebanyak 10 gram. Dimasukkan ke dalam gelas

ukur. Diketuk sebanyak 100 kali ketukan menggunakan alat shaker.

Kemudian Diukur volume yang terbentuk. Dihitung kerapatan mampat

asam borat dengan menggunakan persamaan:

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 (𝑔)


Kerapatan mampat= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 (𝑚𝐿)

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

3. Menentukan kerapatan sejati

Disiapkan alat dsan bahan yang akan digunakan. Ditimbang

putiknometer yang kering dan bersih bersama dengan tutupnya. Diisi

piknometer dengan zat padat kira- kira mengisi 1/3 bagian volumenya.

Ditimbang piknometer berisi dengan zat padat beserta tutupnya.

Isiskan parafin cair perlahan- lahan kedalam piknometer berisi zat

padat, kocok- kocok, dan isi sampai penuh sehingga tidak ada

gelembung udara didalamnya. Ditimbang piknometer berisi zat padat

dan parafin cair tersebut beserta tutupnya. Bersihkan piknometer dan

isi penuh dengan parafin cair hingga tidak ada gelembung didalamnya.

Ditimbang piknometer berisi penuh parafin cair dan tutupnya. Dihitung

kerapatan zat menggunakan persamaan

(𝑀3−𝑀2)
Kerapatan sejati = (𝑀2−𝑀1)− (𝑀4−𝑀1)

M1= Massa piknometer kosong beserta tutupnya

M2= Massa piknometer penuh air beserta tutupnya

M3= Massa piknometer berisi zat padat beserta tutupnya

M4= Massa piknometer berisi zat padat dan dipenuhi parafin cair

beserta tutupnya

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

4. Menentukan bobot jenis cairan

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Gunakan

piknometer yang bersih dan kering. Timbang piknometer kosong lalu

isi dengan air suling, bagian luar piknometer dilap sampai kering dan

ditimbang. Buang air suling tersebut, keringkan piknometer lalu isi

dengan cairan yang akan diukur bobot jenisnya pada suhu yang sama

pada saat pemipetan dan timbang. Hitung bobot jenis cairan

menggunakan persamaan:
𝑊3−𝑊1
Dt= 𝑊2−𝑊1

Dt = bobot jenis pada suhu t

W1= bobot piknometer kosong

W2= bobot piknometer+ air suling

W3= bobot piknometer+ parafin cair

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

 Tabel Hasil Pengamatan

Kelompok I II III IV Nilai rata-


rata
Kerapatan 0,744 gr / 0,718 gr / 0,769 gr / 0,769 gr/mL 0,75 mL/g
Bulk mL mL mL
Kerapatan 0,838 gr / 0,733 gr / 0,833 gr / 0,833 gr/mL 0,801
mL/gr
mampat mL mL mL
Kerapatan 1,726 gr / 1,447 gr / 0,968 gr / 1,704 gr/mL 1,624
mL/gr
sejati mL mL mL
Bobot jenis 0,904 gr / 0,841 gr / 1,248 gr / 0,793 gr/mL 0,9465
mL/gr
cairan mL mL mL
( Minyak ) (Parafin ( Gliserin )
cair)

 Perhitungan:

Perhitungan kelompok 1

 Kerapatan Bulk

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 (𝑔)


Kerapatan Bulk= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑢𝑙𝑘 (𝑚𝐿)

10,06 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 13 𝑚𝐿)

= 0,774 g/mL

 Kerapatan mampat

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 (𝑔)


Kerapatan mampat= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 (𝑚𝐿)

10,06 𝑚𝐿
= 12 𝑚𝐿

= 0,838333 g/mL

 Kerapatan sejati

(𝑀3−𝑀2)
Kerapatan sejati = (𝑀2−𝑀1)− (𝑀4−𝑀3)

(29,17−19,24)
= (41,41−19,24)− (45,59−29,17)

10,47
=22,17−16,42

10,47
= 5,57

= 1,8208695 gr/mL

 Menentukan bobot jenis cairan


𝑊3−𝑊1
Dt= 𝑊2−𝑊1

38,33−15,16
Dt = 40,64−15,16

23,17
Dt = 24,48

Dt= 0,90934 gr/mL

Perhitungan kelompok 2

 Kerapatan Bulk

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 (𝑔)


Kerapatan Bulk=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑢𝑙𝑘 (𝑚𝐿)

10,05 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 14 𝑚𝐿)

= 0,7178571423 g/mL

 Kerapatan mampat

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 (𝑔)


Kerapatan mampat= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 (𝑚𝐿)

10,05 𝑚𝐿
= 13 𝑚𝐿

= 0,773076923 g/mL

 Kerapatan sejati

(𝑀3−𝑀2)
Kerapatan sejati = (𝑀2−𝑀1)− (𝑀4−𝑀3)

(40,65−14,65)
= (27,42−14,65)− (35,45−40,65)

26
=(12,77)−(−5,2)

26
= 17,79

= 1,446855871 gr/mL

 Menentukan bobot jenis cairan


𝑊3−𝑊1
Dt= 𝑊2−𝑊1

43,88−23,04
Dt = 47,81−23,04

20,84
Dt = 24,77

Dt= 0, 841340331gr/mL

Perhitungan kelompok 3

 Kerapatan Bulk

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 (𝑔)


Kerapatan Bulk= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑢𝑙𝑘 (𝑚𝐿)

10 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 13 𝑚𝐿)

= 0,769230769 g/mL

 Kerapatan mampat

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 (𝑔)


Kerapatan mampat= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 (𝑚𝐿)

10 𝑚𝐿
= 12 𝑚𝐿

= 0,833333333 g/mL

 Kerapatan sejati

(𝑀3−𝑀2)
Kerapatan sejati = (𝑀2−𝑀1)− (𝑀4−𝑀1)

(53,13−28,85)
= (28,13−28,85)− (53,91−28,85)

24,28
=−0,72−25,06

24,28
= −25,78

= 0,9481= 0,95 gr/mL

 Menentukan bobot jenis cairan


𝑊3−𝑊1
Dt= 𝑊2−𝑊1

53,15−22,81
Dt = 47,09−22,81

30,32
Dt = 24,28

Dt= 1,248764415 gr/mL

Perhitungan kelompok 4

 Kerapatan Bulk

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 (𝑔)


Kerapatan Bulk= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑢𝑙𝑘 (𝑚𝐿)

10 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 13 𝑚𝐿)

= 0,769 g/mL

 Kerapatan mampat

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 (𝑔)


Kerapatan mampat= 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 (𝑚𝐿)

10 𝑚𝐿
= 12 𝑚𝐿

= 0,833 g/mL

 Kerapatan sejati

(𝑀3−𝑀2)
Kerapatan sejati = (𝑀2−𝑀1)− (𝑀4−𝑀1)

(17,87−15,33)
= (36,23−15,3)− (37,28−17,87)

2,54
=20,9−19,41

2,54
= 1,49

= 1,704 gr/mL

 Menentukan bobot jenis cairan


𝑊3−𝑊1
Dt= 𝑊2−𝑊1

38,45−17,93
Dt = 43,44−17,93

20,25
Dt = 25,51

Dt= 0,793 gr/mL

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

B. Pembahasan

Specific gravity (bobot jenis) adalah rasio bobot zat baku

yang volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatak

dalam desimal. Sedangkan kerapatan adalah massa per satuan volume,

yaitu bobot zat per satuan volume. Bobot jenis dan kerapatan jenis suatu

zat cairan digunakan sebagai salah satu metode analisis yang berperan

dalam menentukan senyawa yang digunakan pula untuk uji identitas dan

kemurnian dari senyawa. Dalam percobaan bobot jenis dan kerapatan

dilakukan empat percobaan yakni percobaan menentukan kerapatan bulk,

menentukan kerapatan mampat, menentukan kerapatan sejati, dan

menentukan bobot jenis zat cair.

Pada percobaan bobot jenis dan kerapatan yang dilakukan di

dalam laboratorium farmasi fisika terdapat empat pengerjaan yang akan

dilakukan yaitu, menentukan kerapatan bulk, menentukan kerapatan

mampat, menentukan kerapatan sejati dan menentukan bobot jenis cairan

Pada percobaan yang pertama yaitu menentukan kerapatan bulk

digunakan asam borat sebanyak 50 mL yang di ukur dalam gelas ukur

dan diperoleh hasil yakni volume bulknya 13 mL, berat sampel 10 gram,

hingga diperoleh kerapatan bulknya 0,769 gram/mL,

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

Setelah melakukan percobaan bulk kemudian dilanjutkan dengan

melakukan percobaan menentukan kerapatan mampat, asam borat yang

terdapat dalam gelas ukur dalam percobaan menentukan volume bulk

akan dimampatkan dengan cara diketuk-ketuk sebanyak 100 kali hingga

asam borat dalam gelas ukur menjadi mampat dengan menggunakan

shaker dan diperoleh volume mampatnya 12 mL, berat sampel 10 gram

dan diperoleh kerapatan mampatnya 0,833 gr/ml. Pada percobaan yang

ketiga yaitu, menentukan kerapatan sejati diperoleh hasil 0,9481 gr/mL.

Dari data yang diperoleh untuk menentukan kerapatan bulk,

kerapatan mampat, dan kerapatan sejati diperoleh data yakni,kerapatan

bulk sebesar 0,769 gram/mL. kerapatan mampat 0,833 gram/mL dan

kerapatan sejati sebesar 0,9481 gram/mL.

Pada percobaan bobot jenis zat cair pertama timbang piknometer

bersih dan kering diperoleh W 1= 22,81 kemudian diisi dengan air suling

dan bagian luarnya dilap dan ditimbang di peroleh W 2= 47,09. Kemudian

bersihkan piknometer dan keringkan kemudian isi dengan parafin cair dan

ditimbang diperoleh W 3=53,13. Kemudian dilakukan perhitungan dan

diperoleh bobot jenis cairan yaitu adalah 1,248764415 gram/mL.

Dalam percobaan menentukan kerapatan mampat dilakukan

pengetukan sebanyak 100 kali, hal ini dilakukan untuk memampatkan

asam borat dari volume bulk 13 ml menjadi volume mampat 12 ml, dan

pada saat menentukan karapatan sejati digunakan parafin cair hal

ini karena untuk mempermudah partikel Asam Borat melekat pada paraffin

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

cair sehingga menghilangkan pori – pori intra partikel dan antar partikel

dan menjadikan Asam Borat menjadi kerapatan sejati.

Sedangkan alasan tidak boleh adanya gelembung pada saat

memasukan parafin cair ke dalam piknometer adalah untuk tetap menjaga

berat sesungguhnya dari parafin cair dan piknometer yang ditimbang,

sedangkan alasan dari piknometer kenapa harus dipegang dengan

menggunakan tisu karena apabila piknometer dipegang hanya

menggunakan tangan kosong karena sel-sel kulit mati ataupun debu yang

ada pada tangan akan melekat pada piknometer sehingga mempengaruhi

berat dari piknometer kosong tersebut.

Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh hasil perhitungan, yaitu

kerapatan sejati dari asam borat adalah 0,968 g/ml. Berdasarkan literatur,

kerapatan asam borat adalah 1,435 g/ml. Jika dibandingkan antara hasil

yang diperoleh dengan literature tidak sesuai dengan hasil yang

sebenarnya.

Adapun tujuan dilakukannya praktikum bobot jenis dan kerapatan

yaitu untuk menentukan bobot jenis cairan dan untuk menentukan

kerapatan padatan

Dalam bidang farmasi, perhitungan berat jenis terutama

menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk

digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan mudah dimurnikan.

Di bidang farmasi, selain bobot jenis digunakan untuk mengetahui

kekentalan suatu zat cair juga digunakan untuk mengetahui kemurnian

suatu zat dengan menghitung berat jenisnya kemudian dibandingkan

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

dengan teori yang ada, jika berat jenisnya mendekati maka dapat

dikatakan zat tersebut memiliki kemurnian yang tinggi. Oleh karena itu,

percobaan ini dilakukan.

Pada percobaan kerapatan sejati terdapat faktor kesalahan karena

piknometer yang seharusnya tidak boleh dipegang hanya menggunakan

tangan kosong karena sel-sel kulit mati ataupun debu yang ada pada

tangan akan melekat pada piknometer sehingga mempengaruhi berat dari

piknometer kosong tersebut. Namun pada percobaan ini beberapa kali

praktikan memegang piknometer tanpa menggunakan tisu. Kesalahan

dalam melakukan percobaan misalnya, kesalahan penimbangan, cara

penutupan piknometer yang salah, pengaruh perubahan suhu yang terlalu

cepat, piknometer belum benar-benar kering dan bersih, volume air yang

di masukkan ke dalam piknometer tidak tepat, kebersihan, dan sampel

yang terkontaminasi.

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan bobot

jenis dan kerapatan yakni:

1. Kerapatan bulk asam borat yaitu, 0,769 gram/ml

2. Kerapatan mampat asam borat yaitu, 0,833 gram/ml

3. Kerapatan sejati asam borat yaitu, 0,958 gram/ml

4. Bobot jenis gliserin yaitu, 1,248 grm/ml

B. Saran

Pada laporan ini, saya hanya bisa menyarankan sebaiknya bahan-

bahan maupun alat yang digunakan di dalam laboratorium diperlengkap

agar percobaan dapat dilakukan dengan baik. Kepada asisten

laboratorium farmasi fisika untuk lebih memperhatikan praktikan agar

tidak terjadi kesalahan dan percobaan yang dilakukan dengan teliti.

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

DAFTAR PUSTAKA

Ansel HC 2004, Kalkulasi Farmasetik Paduan untuk Apoteker, EGC,


Jakarta

Ditjen POM 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan


RI, Jakarta

Gibson M 2004, Pharmaceutical preformulation and formulation, CRC


press, USA.

Lachman L 199, Teori dan Praktek Farmasi Industri II Edisi III,


diterjemahkan oleh Siti suyatmi, Universitas Indonesia Press,
Jakarta

Martin A 1990, Farmasi Fisika Buku I, Universitas Indonesia Press,


Jakarta.

Martin A 1990, Farmasi Fisika, Universitas Indonesia Press,Jakarta

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

LAMPIRAN

Lampiran I Skema Kerja

1. Kerapatan Bulk

Ditimbang asam borat sebanyak 10 gram

Dimasukkan ke dalam gelas ukur 50 mL

Diukur volume asam borat

Dihitung kerapatan bulk

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

2. Kerapatan mampat

Ditimbang asam borat sebanyak 10 gram

Dimasukkan ke dalam gelas ukur 50 mL

Diketuk sebanyak 100 kali

Diukur volume asam borat setelah


diketuk 100 kali

Dihitung kerapatan mampat asam borat

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

3. Kerapatan Sejati

Ditimbang piknometer kosong, kering dan bersih


dengan tutupnya

Masukkan asam borat kedalam piknometer mencapai


1/3 bagian piknometer kemudian timbang

Tambahkan parafin cair kedalam piknometer, kocok


hingga tidak ada gelembung kemudian ditimbang

Bersihkan piknometer kemudian masukkan cairan


kedalamnya kemudian ditimbang

Dihitung kerapatan sejati

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

4. Menentukan Bobot Jenis Cairan

Digunakan piknometer yang kering dan bersih

Timbang piknometer kosong lalu isi dengan air


suling, bagian luar piknometer dilap sampai kering
dan ditimbang

Buang air suling tersebut, keringkan piknometer


lalu isi dengan cairan yang akan diukur bobot
jenisnya pada suhu yang sama pada saat
pemipetan, dan timbang

Dihitung bobot jenis cairan

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171
BOBOT JENIS DAN KERAPATAN 20

Lampiran II Gambar alat dan Bahan

10 gram asam borat Alat yang digunakan


yang telah ditimbang untuk kerapatan mampat
asam borat

Perubahan volume
Uji kerapatan sejati
asam borat yang telah
gliserin dan asam borat
dimampatkan

NURWINDA WIRADA DINA ADRIANTI


15020160171

Anda mungkin juga menyukai