Anda di halaman 1dari 16

PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap manusia memiliki asam urat, karena asam urat merupakan
substansi yang normal berada di dalam tubuh. Apabila kadarnya
melebihi nilai batas normal dinamakan hiperurisemia. Hiperurisemia
yang dibiarkan terus-menerus tanpa pengobatan akan berkembang
menjadi gout. Prevalensi angka kejadian penyakit asam urat
(hiperurisemia) semakin meningkat dari tahun ke tahun, baik di negara
maju maupun negara berkembang.
Penyakit asam urat atau gout merupakan salah satu kategori
penyakit kronis tidak menular (PTM), ditandai dengan adanya
hiperurisemia atau peningkatan kadar asam urat dalam darah. Penyakit
asam urat pada umumnya banyak diderita masyarakat usia lanjut (> 65
tahun), tetapi penyakit ini juga banyak terjadi pada masyarakat yang
belum memasuki usia lanjut atau pada usia 45-65 tahun karena pola
hidup yang tidak sehat seperti kosumsi kopi yang dapat meningkatkan
kadar asam urat.
Asam urat terakumulasi dalam tubuh disebabkan peningkatan
produksi atau/dan penurunan ekskresi asam urat melalui urin. Penyakit
ini mengganggu kualitas hidup penderitanya. Peningkatan kadar asam
urat dalam darah (hiperurisemia) merupakan faktor utama terjadinya
arthritis gout. Masalah akan timbul jika terbentuk kristal-kristal
monosodium urat (MSU) pada sendi-sendi dan jaringan sekitarnya.
Kristal-kristal berbentuk seperti jarum ini mengakibatkan reaksi
peradangan yang jika berlanjut akan menimbulkan nyeri hebat yang
sering menyertai serangan artritis gout. Gout dianggap jarang terjadi
pada wanita premenopause karena adanya peran hormon estrogen
yang memiliki efek urikosurik (memacu ekskresi asam urat melalui urin).

RISDAYANTI MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


1020160167
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

1.2 Maksud Praktikum


Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan
memahami cara pemeriksaan asam urat dalam serum dan
menginterpretasikan data yang diperoleh.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan
kadar asam urat dalam serum dan menginterpretasikan data yang
diperoleh.

RISDAYANTI MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


1020160167
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang
berasal dari metabolisme dalam tubuh atau faktor endogen (genetik) dan
berasal dari luar tubuh/ faktor eksogen (sumber makanan). Asam urat
dihasilkan oleh setiap makhluk hidup sebagai hasil dari proses
metabolisme sel yang berfungsi untuk memelihara kelangsungan hidup
(Kanbara, 2010).
Asam urat merupakan kristal putih, tidak berbau dan berasa,
mengalamidekomposisi dengan pemanasan menjadi asam sianida,
sangat sukar larut dalamair, serta larut dalam gliserol dan alkali
hidroksida. Asam uratdihasilkan oleh setiap makhluk hidup akibat proses
metabolisme, yaitu suatuproses kimia dalam inti sel yang berfungsi
menunjang kelangsungan hidup. Bila terjadi penyimpangan dalam proses
ini, terutama terjadi pada orang-orang berusia40 tahun keatas/ manula,
maka asam urat akan menumpuk (Wahjudi, 2006).
Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan kadar asam urat
dalam darahdan merupakan faktor resiko terjadinya hiperurisemia.
Faktor-faktor tersebutdapat dikelompokkan menjadi tiga mekanisme,
yaitu (Shamley, 2005) :
1. Peningkatan produksi asam urat
Hal ini bisa terjadi karena faktor idiopatik primer, makan yang kaya
purin(banyak mengandung protein), obesitas, alkohol, polisitemia vera,
paget’s disease,proses hemolitik dan psoriasis.
2. Penurunan ekskresi asam urat
Penurunan ekskresi asam urat merupakan sebagian besar
penyebab hiperurisemia (hampir 90% kasus). Penyebabnya antara
lain : idiopatik primer, insufisiensi ginjal, ginjal polikistik, diabetes

RISDAYANTI MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


1020160167
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

insipidus, hipertensi, asidosis, toksik pada kehamilan, penggunaan


obat-obatan seperti salisilat < 2 gram/hari, diuretik,alkohol, levodopa,
ethambutol dan pyrazinamid.
3. Kombinasi antara kedua mekanisme tersebut
Dapat terjadi pada defisiensi glukosa 6-fosfat, defisiensi fruktosa 1-
fosfataldosa, konsumsi alkohol dan shock. Kadar asam urat
dapatmeningkat menjadi hiperurisemia jika kadarnya lebih dari 420
μmol/l (7,0 mg/dl) dan ada indikasi peningkatan total urat dalam tubuh.
Jika padahiperurisemia didapatkan hasil bentukan kristal asam urat,
maka hiperurisemiadapat berkembang menjadi gout.
Asam urat sering dialami masyarakat saat ini, dan banyak diderita
oleh kelompok usia produktif yaitu usia 30–50 tahun, hal ini dapat
menurunkan produktivitas kerja. Pada kondisi patofisiologis terjadi
peningkatan kadar asam urat dalam darah melewati batasnormal yang
disebut hiperurisemia. Pada hiperurisemia terjadi akumulasi kristalasam
urat pada persendian sehingga menimbulkan rasa sakit atau nyeri yang
dikenal dengan istilah penyakit gout (Priyanto, 2009).
Purin banyak tedapat dalam inti sel makhluk hidup sehingga zat ini
ditemukan hampir dalam semua sumber asupan protein pada makanan
seperti daging, jerohan, seafood, sayur bayam, biji-bijian, dan kacang-
kacangan. Sebagian besar sumber protein hewani biasanya memiliki
kandungan purin tinggi, sedangkan sumber protein nabati dan beberapa
sayuran juga memiliki kandungan purin sedang yang diyakini dapat
memicu peningkatan asam urat (Mulyasari A, 2014).
Hal ini diyakini sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
presepsi masyarakat membatasi sumber protein nabati, salah satunya
asupan protein kedelai dari variasi olahan makan berbahan baku kedelai
atau soyfoods. Namun di sisi lain penelitian menyebutkan kandungan gizi
pada soyfoods dapat memberikan manfaat kesehatan, seperti

RISDAYANTI MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


1020160167
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

mengurangi risiko penyakit jantung koroner (PJK), hipertensi, sindrom


metabolik, dan osteoporosis (Messina, 2007).
Dua etiologi yang menyebabkan keadaan hiperurisemia adalah
ekskresiasam urat menurun (90% pasien) atau sintesis asam urat
meningkat (10% pasien). Keadaan ekskresi asam urat yang menurun
terdapat pada pasien-pasien dengan penyakit ginjal, penyakit jantung,
terapi obat-obatan seperti diuretik, dan penurunan fungsi ginjal karena
usia. Sedangkan keadaan sintetis asam urat meningkat terdapat pada
pasien-pasien dengan predisposisi genetik, diet tinggi purin, dan
konsumsi alkohol (Sylvia, 2006).
2.2 Tinjauan Klinis
Nilai Rujukan
1. Untuk laki-laki :
3,5 – 7,2 mg/dL
208 - 428 µmol/L
2. Untuk perempuan :
2,6 – 6,0 mg/dL
155-357 µmol/L
2.3 Uraian Sampel
1. Darah
Komposisi Darah (Sutedjo, 2007 : 28)
Air : 91,0%
Protein : 8,0% (albumin, globulin, protromblin dan
fibrinogen).
Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat,
garam kalsium, fosfor, magnesium, besi dan
seterusnya).
Bahan Organik : Glukosa, lemak, urea, asam urat, kreatinin,
kolesterol dan asam amino.

RISDAYANTI MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


1020160167
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

2.4 Uraian Bahan


1. Aquadest (Ditjen POM, 1979 : 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling
RM : H2O
RS : H—O—H
BM : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, tidak
berbau.
Kelarutan : Larut dalam etanol gliser
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan, pelarut
2. Komposisi Reagen (R) :
Buffer fosfat pH 7,0 100 mmol/L
EHSPT 0,72 mmol/L
Ferosianida 0,03 mmol/L
Amino-4-antipirin 0,37 mmol/L
Uricase ≥ 150 U/L
Peroksidase ≥ 12000 U/L
STANDAR :
Asam urat 6mg/dL
357 umol/L
2.4 Prosedur Kerja (Anonim 2019, h.21 - 22)
1. Penyiapan urin atau serum
a) Disiapkan alat dan bahan.
b) Dimasukkan urin sewaktu atau urin puasa atau urin 3 gelas
c) Dimasukkan kedalam tabung reaksi

RISDAYANTI MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


1020160167
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

d) Disiapkan serum darah yang telah di sentrifugasi ke dalam tabung


reaksi
2. Pengukuran absorban blanko
a) Disiapkan alat dan bahan.
b) Dipipet 5 µL aquadest ke dalam kuvet.
c) Ditambahkan 200 µL reagen R.
d) Diinkubasi selama 325 detik pada suhu 370 C.
e) Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 550 nm dengan
spektrofotometer.
3. Pengukuran absorban standar
a) Disiapkan alat dan bahan.
b) Dipipet 5 µL larutan standar ke dalam kuvet.
c) Ditambahkan 200 µL reagen R.
d) Diinkubasi selama 325 detik pada suhu 370 C.
e) Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 546 nm dengan
spektrofotometer.
4. Pengukuran absorban standar
a) Disiapkan alat dan bahan.
b) Dipipet 5 µL sampel ke dalam kuvet.
c) Ditambahkan 200 µL reagen R.
d) Diinkubasi selama 325 detik pada suhu 370 C.
e) Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 325 nm dengan
spektrofotometer.

RISDAYANTI MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


1020160167
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah kuvet,
mikropipet, pipet tetes, rak tabung, sentrifuge, spektrofotometer, tabung
reaksi, dan tabung sentrifuge.
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
aquadest, darah, reagen R (asam urat) dan serum.

3.3. Cara Kerja


1. Penyiapan serum
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian
dimasukan darah ke dalam tabung sentrifuge. Lalu disentrifuge selama
±15 menit pada kecepatan 6000 rpm. Diambil serum darah dengan
perlahan-lahan menggunakan pipet. Dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
2. Pengukuran absorban blanko
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian
dipipet 60 µL aquadest ke dalam vial, ditambahkan 2500 µL reagen R
(asam urat), lalu homogenkan. Setelah itu diinkubasi selama 4 menit
30 detik pada suhu 37 °C. Kemudian dipindahkan kedalam kuvet
dandiukur absorban pada panjang gelombang 546 nm dengan
spektrofotometer. Dicatat nilai absorbansinya.
3. Pengukuran absorban standar
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian
dipipet 60 µL larutan standar ke dalam vial, ditambahkan 2500 µL
reagen R (asam urat), lalu homogenkan. Setelah itu diinkubasi selama
4 menit 30 detik pada suhu 37 °C. Kemudian dipindahkan kedalam

RISDAYANTI MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


1020160167
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

kuvet dandiukur absorban pada panjang gelombang 546 nm dengan


spektrofotometer. Dicatat nilai absorbansinya.
4. Pengukuran absorban sampel
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian
dipipet 60 µL sampel serum ke dalam vial, ditambahkan 2500 µL
reagen R (asam urat), lalu homogenkan. Setelah itu diinkubasi selama
4 menit 30 detik pada suhu 37 °C. Kemudiandipindahkan kedalam
kuvet dan diukur absorban pada panjang gelombang 546 nm dengan
spektrofotometer. Dicatat nilai absorbansinya dan dihitung kadar asam
uratnya.

RISDAYANTI MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


1020160167
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1.Data hasil pemeriksaan asam urat dalam serum

Abs. Standar Abs. Sampel Nilai (mg/dL) Nilai Normal

Klp 1 : 0,066 Klp 1 : 5,412 Pria 3,6-8,5

Klp 2 : 0,059 Klp 2 : 4,597 mg/dl


0,077
Klp 3 : 0,040 Klp 3 : 3,116 Wanita 2,3-6,6

Klp 4 : 0,052 Klp 4 : 4,051 mg/dl

Perhitungan :

absorban sampel
Asam Urat =absorban standar xkonsentrasi standar (6 mg/dL)
0,066
Kel. 1 Asam urat =0,077 x6 mg/dL
= 0,857 x 6 mg/dL
= 5,142 mg/dL
0,059
Kel. 2 Asam urat = 0,077 x6 mg/dL
=4,597 mg/dL
0,040
Kel. 3 Asam urat = 0,077 x6 mg/dL
=3,116mg/dL
0,052
Kel. 4 Asam urat = 0,077 x6 mg/dL
=4,051mg/dL
4.2 Pembahasan
Asam urat merupakan substansi yang normal berada di dalam
tubuh. Apabila kadarnya melebihi nilai batas normal dinamakan
hiperurisemia. Hiperurisemia yang dibiarkan terus-menerus tanpa
pengobatan akan berkembang menjadi gout. Penyakit asam urat atau
gout merupakan salah satu kategori penyakit kronis tidak menular
(PTM), ditandai dengan adanya hiperurisemia atau peningkatan kadar

RISDAYANTI MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


1020160167
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

asam urat dalam darah. Wanita mengalami peningkatan resiko artritis


gout setelah menopause, kemudian resiko mulai meningkat pada usia
45 tahun dengan penurunan level estrogen karena estrogen memiliki
efek urikosurik, hal ini menyebabkan artritis gout jarang pada wanita
muda. Serangan artritis gout akut terjadi ditandai dengan nyeri pada
sendi yang berat dan biasanya bersifat monoartikular.
Gambaran klinis artritis gout terdiri dari artritis gout asimptomatik,
artritis gout akut, interkritikal gout, dan gout menahun dengan tofus.
Nilai normal asam urat serum pada pria adalah 3,6-8,5 mg/dl, dan pada
wanita adalah 2,3-6,6 mg/dl. Nilai asam urat dibawah normal tidak
bermakna secara klinik. Hiperurisemia dapat terjadi pada leukemia,
limfoma, syok, kemoterapi, metabolit asidosis dan kegagalan fungsi
ginjal yang signifikan akibat penurunan ekskresi atau peningkatan
produksi asam urat.
Prinsip pemeriksaan asam urat didasarkan pada kemampuan
reduksi asam urat terhadap phosphotungstat atau ion tembaga, atau
pada reaksi oksidasi asam urat menjadi allantoin yang dikatalisis
dengan enzim uricase.
Pada pemeriksaan asam urat dalam serum ini didapatkan hasil
pemeriksaan dari asam urat dari kelompok 1 adalah 5,412 mg/dL,
kelompok 2 yaitu 4,597, kelompok 3 yaitu 3,116 dan kelompok 4 yaitu
4,057. Hasil dari pemeriksaan asam urat ini memenuhi range pada
literatur karena range asam urat untuk perempuan adalah 2,6 – 6,0
mg/dL.
Adapun faktor kesalahan dalam praktikum ini yaitu pengerjaan
yang mungkin kurang teliti dan alat yang digunakan kurang akurat dan
mungkin diakibatkan juga adanya bahan pengotor pada alat maupun
bahan yang digunakan.

RISDAYANTI MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


1020160167
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa Pada pemeriksaan asam urat dalam serum ini didapatkan hasil
pemeriksaan dari asam urat dari kelompok 1 adalah 5,412 mg/dL,
kelompok 2 yaitu 4,597, kelompok 3 yaitu 3,116 dan kelompok 4 yaitu
4,057. Hasil dari pemeriksaan asam urat ini memenuhi range pada
literatur karena range asam urat untuk perempuan adalah 2,6 – 6,0
mg/dL.
5.2 Saran
Sebaiknya asisten selalu mendampingi praktikan pada saat
pengerjaan agar mengurangi kesalahn yang kemungkinan akan terjadi.

RISDAYANTI MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


1020160167
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

DAFTAR PUSTAKA

Ditjen, POM, 1979, Farmakope indonesia edisi III, Menkes RI:Jakarta.

Kanbara, A 2010, ‘Urine Alkalization facilitates uric Acid Excretion, Nutritional


Journa’ tanggal 26 April 2018
Messina M, Lane B, 2007, Soy protein, soybean isoflavones, and coronary
heart disease risk: Where do we stand? Future Lipidol.

Mulyasari A, 2014, Faktor asupan zat gizi yang mempengaruhi kadar asam
urat darah wanita postmenopause Skripsi, Semarang: FK Universitas
Diponegoro

Priyanto 2009, ‘Farmakoterapi dan Terminologi Medis’, Penerbit Leskonfi,


Depok

Shamley, D 2005, Pathophysiology an Essential Text for the Allied Health


Professions’, Elsevier Limited, USA

Sutedjo, SKM, 2007, Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan


Laboratorium, Amara Books : Yogyakarta.

Sylvia, A 2006, ‘Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Ed.6,


EGC, Jakarta

Wahjudi, G 2006, Diagnosis dan Terapi Penyakit Reumatik, Sagung Seto,


Jakarta.

RISDAYANTI MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


1020160167
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

LAMPIRAN

1. Skema Kerja
Pemeriksaan asam urat
1) Penyiapan serum
Siapkan alat dan bahan

Masukkan darah ke dalam tabung sentrifuge

Sentrifuge selama ± 15 menit pada kecepatan 6000 rpm

Ambil serum darah

Masukkan ke dalam tabung reaksi


2) Pengukuran absorban blanko
Siapkan alat dan bahan

Pipet 60 µL aquadest ke dalam vial

Tambahkan 2500 µL reagen asam urat, homogenkan

Inkubasi pada suhu 37 °C selama 4 menit 30 detik

Masukkan kedalam kuvet dan ukur absorban pada spektrofotometer dengan


panjang gelombang 546 nm
3) Pengukuran absorban standar
Siapkan alat dan bahan

Pipet 60 µL larutan standar ke dalam kuvet

RISDAYANTI MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


1020160167
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

Tambahkan 2500 µL reagen asam urat, homogenkan

Inkubasi pada suhu 37 °C selama 4 menit 30 detik

Masukkan kedalam kuvet dan ukur absorban pada spektrofotometer dengan


panjang gelombang 546 nm
4) Pengukuran absorban sampel
Siapkan alat dan bahan

Pipet 60 µL sampel ke dalam kuvet

Tambahkan 2500 µL reagen asam urat, homogenkan

Inkubasi pada suhu 37 °C selama 4 menit 30 detik

Masukkan kedalam kuvet dan ukur absorban pada spektrofotometer dengan


panjang gelombang 546 nm

RISDAYANTI MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


1020160167
PEMERIKSAAN ASAM URAT DALAM SERUM

2. Gambar

Reagen R Asam Urat Sampel Darah Sampel darah setelah


disentrifuge

Sampel + reagen standar

RISDAYANTI MASDIANA TAHIR, S.Farm., M.Si., Apt


1020160167

Anda mungkin juga menyukai