Anda di halaman 1dari 18

SKRINING FITOKIMIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di masa yang semakin maju dan modern ini, semakin banyak


diketahui tumbuhan-tumbuhan yang tersebar didunia, sebagian sudah
teridentifikasi namun sebagiannya lagi belum teridenfikasi. Seiring dengan
adanya slogan ”back to nature” penggunaan obat tradisional dikalangan
masyarakat semakin meningkat. WHO menggatakan bahwa sekitar
80%penduduk dunia menggunakan obat yang berasal dari tanaman.
Pemanfaatan tanaman obat di kalangan aksyarakat meliputi tentang,
pencegahan dan pengobatan suatu penyakit maupun sebagai pemelihara
kesehatan.
Karena semakin banyaknya tanaman-tanaman yang memiliki
tingkat kemiripan secara kasat mata, maka sebagai seorang pharmasis
sendiri yang memiliki ikatan pada bidang obat-obatan baik obat kimia dan
obat tradisional dari tumbuhan, maka perlu mengetahui cara
mengidentifikasi suatu tumbuhan. Salah satu cara identifiksi suatu
tumbuhan menggunakan metode skrining fitokimia.
Skrining fitokimia adalah suatu proses uji untuk mengidentifikasi
tentang suatu sampel untuk mengetahui dan mengenal senyawa-senyawa
kimia yang terkandung pada sampel tersebut. Metode ini lebih kearah
analisis kualitatif, karena merupakan identifikasi awal untuk mengetahui
kandungan senyawa kimia atau metabolit sekunder pada suatu tumbuhan
Metabolit sekunder merupakan hasil dari metabolit primer. Jenis
senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, tanin, saponin, flavonoid, dan
lain-lain. Tidak semua tumbuhan memiliki metabolit sekundr yang sama.
Suatu tumbuhan hanya akan memiliki beberapa metabolit sekunder yang
berbeda beda. Metabolit sekunder yang berada pada tumbuhan inilah

RISKA WULANDARI NUR ENDASARI


150 2016 0165
SKRINING FITOKIMIA

yang dapat kita olah dan kita buat sebagai obat untuk suatu penyakit
ataupun hanya untuk memelihara kesehatan tubuh.
Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya percobaan skrining
fitokimia pada sampel gamal (Gliricidia sepium) agar dapat kita ketahui
kandungan metabolit sekundernya dan dapat kita ketahui seperti apa
pemanfaatan yang cocok untuk tumbuhan gamal.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari praktikum ini yaitu apa kandungan


kimia pada tanaman gamal (Gliricidia sepium) ?
C. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk melakukan skrining


fitokimia terhadap tanaman gamal (Gliricidia sepium).
D. Tujuan Praktikum

1. Tujuan Umum Praktikum


Adapun tujuan umum praktikum ini yaitu untuk mengetahui
kandungan senyawa kimia yang terdapat pada gamal (Gliricidia
sepium) dengan menggunakan pendekatan skrining fitokimia.
2. Tujuan Khusus Praktikum
Adapun tujuan khusus praktikum ini yaitu untuk mengidentifikasi
senyawa golongan alkaloid, dioksiantrakuinon, tanin, steroid, saponin,
dan flavanoid dari gamal (Gliricidia sepium) dengan menggunakan
pendekatan skrining fitokimia.
E. Manfaat Praktikum

1. Manfaat Teoritis
Agar mahasiswa dapat memahami cara melakukan uji skrining
pada tumbuhan dengan baik dan benar berdasarkan literature yang
diperoleh.
2. Manfaat Praktis
Untuk mengetahui tumbuhan daun gamal (Gliricidia sepium)
dan juga mampu membantu mengevaluasi hasil yang didapat dari uji

RISKA WULANDARI NUR ENDASARI


150 2016 0165
SKRINING FITOKIMIA

skrining fitokimia daun gamal dengan melakukan uji pendahuluan, uji


alkaloid, uji dioksiantrakinon, uji flavonoid, uji tanin, dan uji saponin.

RISKA WULANDARI NUR ENDASARI


150 2016 0165
SKRINING FITOKIMIA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman

a. Klasifikasi Tanaman (Integrated Taxonomic Information System)


Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Viridiplantae
Infra Kingdom : Embryophyta
Divisio : Tracheophyta
Sub division : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Super ordo : Rosanae
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae
Genus : Grilicidia Kunth
Species : Grilicidia sepium (Jacq.) Kunth
b. Morfologi Tanaman
Gamal merupakan jenis perdu atau pohon dengan tinggi
mencapai 2-15 meter (Gambar 1). Batangnya tegak dengan
permukaan kulit yang halus, beralur dan berwarna coklat keabu-
abuan. Daunnya majemuk menyirip dengan jumlah daun 7-17
pasang dengan posisi saling berhadapan kecuali di bagian ujung
ibu tangkai daun, helaian daun berbentuk jorong atau lanset,
dengan panjang 15-30 cm, berambut ketika muda, ujung daun
runcing dengan pangkal daun membulat. Helaian anak daun
gundul, tipis, hijau di atas dan keputih-putihan di sisi bawahnya.
Umumnya daun tananam gamal gugur di musim kemarau (Plantus,
2008).
c. Penyebaran dan habitat

RISKA WULANDARI NUR ENDASARI


150 2016 0165
SKRINING FITOKIMIA

Gamal (G. maculata) merupakan tumbuhan asli daerah


tropis. Pantai Pasifik di Amerika Tengah. Di daerah tropis seperti
Meksiko, Amerika Tengah dan Selatan tanaman gamal telah lama
dibudidayakan dan tumbuh secara alami. Pada awal tahun 1600-
an, para penjajah Spanyol mengintroduksi gamal ke Filipina,
kemudian pada tahun 1800-an tanaman gamal masuk ke Sri
Lanka. Sejak saat itu, jenis tumbuhan ini tersebar hingga mencapai
negara-negara Asia lainnya termasuk Indonesia (sekitar 1900),
Malaysia, Thailand dan India (Plantus, 2008). Pada habitat aslinya,
gamal tumbuh subur di daerah beriklim sub-lembab pada kisaran
rata-rata suhu minimum tahunan 20— 29°C, dan rata- rata suhu
maksimumnya di bawah 42°C (Plantus, 2008).
d. Kandungan Kimia
Kandungan kimia yang terkandung dalam tanaman gamal
ialah dikumerol, tanin, alkaloid, nitrat (plantus, 2008), steroid dan
saponin (Lumowa, dkk., 2017).
e. Khasiat Tanaman
Daun, batang muda dan kulit batang gamal biasa
dimanfaatkan sebagai pakan ternak, terutama pada daerah yang
kekurangan air. Batang gamal juga dapat dimanfaatkan sebagai
kayu bakar, arang, furnitur lokal, dan bahan konstruksi. Tanaman
gamal biasa ditanam pada ladang-ladang perkebunan kopi, coklat
dan teh sebagai pelindung atau peneduh. Pohon-pohon gamal
dapat ditanam untuk mereklamasi lahan-lahan gundul atau pada
lahan-lahan yang didominasi oleh alang-alang. Biji, daun dan akar
gamal dapat digunakan sebagai rodentisida dan pestisida setelah
terlebih dahulu dilakukan fermentasi (Plantus, 2008).
B. Skrining Fitokimia

Skirining fitokimia merupakan cara untuk mengidentifikasi bioaktif


yang belum namak melalui suatu tes atau pemeriksaan yang dapat denan
cepat memisahkan antara bahan alam yang memiliki kandungan fitokimia

RISKA WULANDARI NUR ENDASARI


150 2016 0165
SKRINING FITOKIMIA

tertentu. Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu


penelitian fitokimia yang bertujuan memberi gambaran tentang golongan
senyawa yang terkandung dalam tanaman yang diteliti. Metode skrining
fitokimia yang dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna dengan
menggunakan suatu pereaksi warna (Kristianti dkk., 2008).
Adapun metode yang digunakan atau dipilih untuk melakukan
skrining fitikimia harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain
(Robinson, 1995)
a. Sederhana
b. Cepat
c. Dapat dilakukan dengan peralatan minimal
d. Selektif terhadap golongan senyawa yang dipelajari
e. Bersifat semikuantitatif yaitu memiliki batas kepekaan untuk senyawa
yang dipelajari
f. Dapat memberikan keterangan tambahan ada/tidaknya senyawa dari
golongan senyawa yang dipelajari
Beberapa jenis senyawa yang dapat dideteksi secara skrining
fitokimia antara lain :
a. Alkaloid
Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang
terbesar. Pada umumnya alkaloid mencakup senyawa bersifat basa
yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam
gabungan sebagai bagian dari sistem siklik. Alkaloid biasanya tanpa
warna, seringkali bersifat optis aktif, kebanyakan berbentuk kristal,
tetapi hanya sedikit yang berupa cairan (Teyler. V. E, 1988).
Alkaloid dapat dideteksi dengan beberapa pereaksi pengendap.
Pereaksi Mayer mengandung kalium iodida dan merkuri klorida,
dengan pereaksi ini alkaloid akan memberikan endapan berwarna
putih. Pereaksi Dragendorff mengandung bismuth nitrat dan merkuri
klorida dalam asam nitrat berair. Senyawa positif mengandung alkaloid

RISKA WULANDARI NUR ENDASARI


150 2016 0165
SKRINING FITOKIMIA

jika setelah penyemprotan dengan pereaksi Dragendorff membentuk


warna jingga (Sastrohamidjojo, 1996).
b. Tanin
Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam
angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu (Harbrone, 1987).
Tanin merupakan suatu senyawa fenol yang memiliki berat
molekul besar yang terdiri dari gugus hidroksi dan beberapa gugus
yang bersangkutan seperti karboksil untuk membentuk kompleks kuat
yang efektif dengan protein dan beberapa makromolekul. Tanin terdiri
dari dua jenis yaitu tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisis. Kedua
jenis tanin ini terdapat dalam tumbuhan, tetapi yang paling dominan
terdapat dalam tanaman adalah tanin terkondensasi (Hayati et al.,
2010).
c. Steroid dan Triterpenoid
Triterpenoid senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam
satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C
30 asiklik, yaitu skualena. Triterpenoid dapat dipilah menjadi sekurang
– kurangnya empat golongan senyawa : triterpena sebenarnya,
steroid, saponin, dan glikosida jantung. Sterol adalah triterpena yang
kerangka dasarnya system cincin siklopentana perhidrofenantrena.
Dahulu sterol terutama dianggap sebagai senyawa satwa (sebagai
hormone kelamine, asam empedu, dll), tetapi pada tahun – tahun
terakhir ini banyak senyawa tersebut yang ditemukan dalam jaringan
tumbuhan (Harbrone, 1987).
d. Saponin
Saponin adalah glikosida triterpenoid dan sterol. Saponin
merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat sabun serta dapat
dideteksi berdasarkan kemampuannya dalam membentuk busa dan
menghemolisis darah (Harbone, 1987).

RISKA WULANDARI NUR ENDASARI


150 2016 0165
SKRINING FITOKIMIA

Selain itu saponin adalah senyawa aktif permukaan kuat yang


menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi rendah
sering menyebabkan heomolisis sel darah merah (Robinson, 1995).
Sifatnya sebagai senyawa aktif permukaan disebabkan adanya
kombinasi antara aglikon lipofilik dengan gula yang bersifat hidrofilik
(Houghton dan Raman, 1998).
Banyak saponin yang mempunyai satuan gula sampai lima dan
komponen yang umum ialah asam glukuronat. Pembentukan busa
yang mantap sewaktu mengekstraksi tumbuhan atau memekatkan
ekstrak tumbuhan merupakan bukti terpercaya akan adanaya saponin.
Saponin jauh lebih polar daripada sapogenin karena ikatan
glikosidanya (Harborne, 1987).
e. Flavanoid
Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam yang
terbesar, mengandung 15 atom karbon dalam inti dasarnya, yang
tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin aromatis yang
dihubungkan oleh satuan tiga karbon yang dapat atau tidak dapat
membentuk cincin ketiga. Flavonoid serikng terdapat sebagai glikosida.
Flavonoid merupakan kandungan khas tumbuhan hijau yang terdapat
pada bagian tumbuhan daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, nectar,
bunga, buah buni dan biji. Flavonoid bersifat polar karena
mengandung sejumlah hidroksil yang tak tersulih atau suatu gula
(Markham, 1988).
Flavanoid juga merupakan senyawa yang umumnya terdapat
pada tumbuhan berpembuluh, terikat pada gula sebagai glikosida dan
aglikon flavonoid. Dalam menganlisis flavonoid, yang diperiksa adalah
aglikon dalam ekstrak tumbuhan yang sudah terhidrolisis. Proses
ekstraksi senyawa ini dilakukan dengan etanol mendidih untuk
menghindari oksidasi enzim (Harborne, 1987).

RISKA WULANDARI NUR ENDASARI


150 2016 0165
SKRINING FITOKIMIA

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Alat
Aldapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu gelas kimia,
gelas ukur, pipet tetes, rak tabung, tabung pereaksi,.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah sampel gamal (Gliricidia
sepium) , aquadest, etanol 95% P, FeCl3 1 N, HCl 0,5 N, HCl 2 N, HCl
Pekat, KOH 10 %, Pereaksi Mayer, pereaksi Bauchardat, pereaksi
Dragendroff.
B. Prosedur Kerja (Anonim, 2018)

A. Reaksi identifikasi golongan tanin


1. Reaksi identifikasi terhadap katekol
Sampel dibasahi dengan larutan FeCl3 1 N, jika
mengandung katekol akan menghasilkan warna hijau. Sampel
dibasahi dengan larutan brom, jika mengandung katekol akan
terjadi endapan.
2. Reaksi identifikasi terhadap pirogalotanin
Sampel dibasahi dengan larutan FeCl3 1 N, jika
mengandung pirogalatanin akan menghasilkan warna biru. Sampel
dibasahi dengan larutan brom, jika mengandung pirogalatanin akan
tidak terjadi endapan.
B. Reaksi identifikasi golongan dioksiantrakinon
Sedikit serbuk dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditetesi
dengan KOH 10% P b/v dalam etanol P, jika mengandung
dioksiantrakinon akan menghasilkan warna merah.

RISKA WULANDARI NUR ENDASARI


150 2016 0165
SKRINING FITOKIMIA

C. Reaksi identifikasi Golongan alkaloid


Ekstrak methanol dimasukkan kedalam masing-masing tabung
reaksi kemudian ditetesi :
1. HCl 0,5 N dan pereaksi mayer, jika mengandung alkaloid maka
akan menghasilkan endapan kuning.
2. HCl 0,5 N dan pereaksi bauchardat, jika mengandung alkaloid
maka akan menghasilkan endapan coklat.
3. HCl 0,5 N dan pereaksi dragoundrof, jika mengandung alkaloid
maka akan menghasilkan endapan warna jingga.
D. Reaksi identifikasi gologan saponin
Serbuk dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml
air panas, didinginkan kemudian kocok kuat-kuat selama 10 detik
terbentuk buih, lalu tambahkan HCl 2 N, buih tidak hilang.
E. Reaksi identifikasi golongan flavonoid
Serbuk ditambahkan dengan FeCl3 dan HCl P, jika terjadi warna
merah menunjukkan adanya flavonoid.

RISKA WULANDARI NUR ENDASARI


150 2016 0165
SKRINING FITOKIMIA

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Hasil Identifikasi


No. Golongan Pereaksi/perlakuan Pengamatan
komponen kimia sampel
1. Tanin
- Katekol - Sampel + FeCl3 1 N (+) warna hijau
- Pirogalotanin - Sampel + FeCl3 1 N (-) warna hijau

2. Dioksiantrakinon Sampel + KOH 10% (-) warna hijau


a. HCl 0,5 N + pereaksi (-) warna hijau
Mayer (-) warna hijau
b. HCl 0,5 N +pereaksi
3. Alkaloid
Bauchardat (-) warna hijau
c. HCl 0,5 N + pereaksi
Dragendroff
4. Flavonoid Sampel + FeCl3 + HCl P (-) warna hijau
Serbuk + 10 mL air panas + (-) buih tidak ada
5. Saponin dikocok 10 detik + 1 tetes
HCl 2 N

Keterangan : (+) : mengandung senyawa kimia


(-) : tidak mengandung senyawa kimia
B. Pembahasan

Skrining fitokimia atau penapisan kimia merupakan tahapan awal


untuk mengidentifikasi kandungan kimia yang terkandung dalam
tumbuhan, karena pada tahap ini kita bisa mengetahui golongan senyawa
kimia yang dikandung tumbuhan yang sedang kita uji/teliti.

RISKA WULANDARI NUR ENDASARI


150 2016 0165
SKRINING FITOKIMIA

Pada praktikum ini, dilakukan Identifikasi kandungan kimia.


Diantaranya, identifikasi golongan tanin, golongan dioksiantrakinon,
alkaloid, steroid, golongan saponin, dan golongan flavonoid pada daun
gamal (Gliricidia sepium) .
Pada identifikasi golongan tanin dibagi atas dua percobaan, yaitu
identifikasi terhadap katekol dan pirogalotanin. Pengujian ini dilakukan
dengan cara sampel dibasahi dengan larutan FeCl3 1 N. Adapun hasil
yang diperoleh yaitu untuk uji katekol sampel dihasilkan warna hijau
(positif mengandung katekol), sedangkan uji pirogalotanin sampel
dihasilkan warna hitam (negatif mengandung pirogalotanin). Fungsi dari
penambahan FeCl3 yaitu untuk menentukan kedudukan gugus hidroksil
fenol bebas pada bagian inti. Terbentuknya warna hijau karena tanin
merupakan golongan senyawa polifenol, di mana ion Fe 3+ akan bereaksi
dengan gugus fenol yang merupakan kandungan dari tanin yang akan
membentuk senyawa kompleks yang berwarna hijau.
Untuk identifikasi golongan dioksiantrakinon, sedikit serbuk
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu ditetesi dengan KOH 10% b/v
dalam etanol 95% p dan menghasilkan warna hijau (negatif mengandung
dioksiantrakinon).
Untuk identifikasi golongan alkaloid, ekstrak yang telah dimaserasi
menggunakan methanol dimasukkan ke dalam 3 buah tabung reaksi.
Kemudian masing-masing tabung reaksi diberi label untuk 3 buah
pereaksi. Tabung reaksi pertama, ditetesi HCl 0,5 N dan pereaksi Mayer,
menghasilkan larutan warna hijau (negatif mengandung alkaloid), tabung
reaksi kedua ditetesi HCl 0,5 N dan pereaksi Bauchardat, menghasilkan
endapan hitam (negatif mengandung alkaloid), HCl 0,5 N dan pereaksi
Dragendrof, menghasilkan larutan warna hijau (negatif mengandung
alkaloid). Jika hasilnya postif maka akan terbentuk endapan dan terjadi
perubahan warna dimana endapan tersebut terjadi karena alkaloid
merupakan senyawa dari golongan basa nitrogen, di mana jika basa
nitrogen direaksikan dengan asam dalam hal ini HCl (Asam klorida) akan

RISKA WULANDARI NUR ENDASARI


150 2016 0165
SKRINING FITOKIMIA

membentuk garam yang tidak larut, sehingga garam inilah yang akan
membentuk endapan. Sedangkan perbedaan warna yang terjadi
disebabkan karena pereaksi yang digunakan memiliki warna tersendiri.
Untuk identifikasi golongan saponin, sampel yang telah di maserasi
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 10 ml air
panas, didinginkan kemudian di kocok kuat-kuat selama 10 detik dimana
akan terbentuk buih. Setelah itu, ditambahkan 1 tetes asam klorida 2 N,
buih tidak hilang. Buih ini menandakan adanya saponin, karena saponin
merupakan senyawa golongan glikosida yang mempunyai struktur steroid
dan mempunyai sifat-sifat khas yang dapat membentuk larutan koloidal
dalam air dan membuih bila dikocok. Dari uji ini, diperoleh hasil yang
negatif karena setelah tidak munculnya buih setelah pengocokan (negatif
mengandung saponin).
Untuk identifikasi golongan flavanoid, sampel yang telah dimaserasi
ditambahkan FeCl3 dan HCl P, menghasilkan warna hijau (negatif
mengandung flavonoid). Jika positif maka akan berwarna merah. Warna
merah yang terbentuk disebabkan karena flavanoid merupakan golongan
senyawa fenol yang jika direaksikan dengan FeCl3, maka ion Fe3+ akan
bereaksi dengan gugus fenol yang akan membentuk senyawa kompleks
yang berwarna hijau yang kemudian jika diberi pereaksi asam (HCl P)
akan membentuk warna merah.
Adapun faktor kesalahan yang terjadi sehingga hasil identifikasi
yang didapatkan kurang sesuai dengan literature yaitu karena banyaknya
zat pengotor yang terdapat didalam sampel dan kurang teliti dalam
menambahkan pereaksi dan mengamati perubahan yang terjadi

RISKA WULANDARI NUR ENDASARI


150 2016 0165
SKRINING FITOKIMIA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum uji skrining fitokimia diperoleh hasil


terhadap identifikasi golongan senyawa kimia dari tumbuhan gamal
(Gliricidia sepium) hanya positif mengandung tannin (katekol). Berbeda
dengan lliteratur yang didapatkan dari jurnal Lumowa, dkk. tahun 2017
bahwasannya tumbuhan gamal mengandung tanin, steroid, saponin, dan
alkaloid.
B. Saran

Sebaiknya dalam melakukan praktikum harus lebih teliti dan cermat


dalam mengamati perubahan yang terjadi.

RISKA WULANDARI NUR ENDASARI


150 2016 0165
SKRINING FITOKIMIA

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2018, Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia 1,


Universitas Muslim Indonesia Fakultas Farmasi, Makassar.

Harborne, J.B., 1987, Phitochemical Method Metode fitokimia terjemahan


oleh Kosasih Padmawinata & Iwang Soediro, ITB Press, Bandung.

Hayati, Elok Kamilah, A., Ghanaim Fasyah, dan Lailis Sa’adah., 2010,
Fraksinasi dan identifikasi senyawa tanin pada daun belimbing
wuluh (Averrohoa bilimbi L.), Jurnal Kimia, 4 (2) : 193-200.

Houghton,P.J. dan Raman, A., 1998, Laboratory Handbook for The


Fractionation of Natural Extracts, London, Thomson Science.

Integrated Taxonomic Information System.gov

Kristianti, A.N., Aminah, N.S., Tanjung, M. dan Kurniadi, B., 2008. Buku
ajar fitokimia. Surabaya: Jurusan Kimia Laboratorium Kimia Organik
FMIPA Universitas Airlangga.

Lumowa, S.V.T., Rambitan V. M. M., 2017, “Jurnal Analisis Kimia Daun


gamal dan Kulit Buah nanas Sebagai Bahan Baku Peptisida
Nabati”, FKIP UNMUL : Samarinda

Markham, K.R., 1988, Cara mengidentifikasi Flavanoid, diterjemahkan


oleh Kosasih Padmawinata, ITB, Bandung.

Robinson, 1995, Kandungan Organic Tumbuhan Tinggi, ITB Press,


Bandung.

Teyler.V.E.et.al., 1988, Pharmacognosy Edition 9th, 187 – 188.


Phiadelphia, Lea & Febiger.

Sastrohamidjojo, H., 1996, Sintesis Bahan Alam, Cetakan ke-1. Liberty,


Yogyakarta.

RISKA WULANDARI NUR ENDASARI


150 2016 0165
SKRINING FITOKIMIA

LAMPIRAN
1. Skema Kerja Praktikum
a. Tanin
Identifikasi Katekol Identifikasi Pirogalotanin

Sampel Sampel

+ FeCI3 1 N + FeCI3 1 N

Warna hijau Warna Biru

b. Dioksiantrakinon

Ekstrak sampel

+ KOH 10%
Warna merah
c. Alkaloid

Ekstrak sampel + HCl 0,5 N

+ Mayer +Bauchardat +Dragendroff


Endapan kuning Endapan coklat Endapan jingga
d. Flavonoid
Sampel
+ FeCI3 + HCI P

Warna Merah
e. Saponin

Serbuk sampel

+ 10 mL air panas, dinginkan dan


kocok

RISKA WULANDARI NUR ENDASARI


150 2016 0165
SKRINING FITOKIMIA

Terbentuk buih

+ 1 tetes HCl 2 N

Buih tidak hilang

RISKA WULANDARI NUR ENDASARI


150 2016 0165
SKRINING FITOKIMIA

2. Gambar
- Gambar Tanaman Gamal (Gliricidia sepium)

- Gambar Hasil Praktikum

Uji Tanin (-) mengandung (-) mengandung


mengandung (+) Dioksiantrakinon Flavonoid
(katekol) dan (-)
(Pirogalotanin)

Uji Alkaloid Uji Alkaloid Uji Alkaloid


(-) mengandung (-) mengandung (-) mengandung
Alkaloid (pereaksi Alkaloid (pereaksi Alkaloid (pereaksi
mayer) bauchardat) bauchardat)

RISKA WULANDARI NUR ENDASARI


150 2016 0165

Anda mungkin juga menyukai