Anda di halaman 1dari 9

ACARA IV

ANALISIS KUANTITATIF : ASIDIMETRI DAN ALKALIMETRI

A.PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Tujuan Praktikum
Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan baku primer asam oksalat.
Menentukan konsentrasi larutan HCl (larutan baku sekunder) dengan larutan NaOH.
b.Waktu Praktikum
Jumat. 12 April 2013
c.Tempat praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar,,Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam ,Universitas Mataram.

B.LANDASAN TEORI
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang
diketahui dengan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu
yang akan dianalisis.Prosedur analitis yang melibatkan titrasi dengan larutan-larutan yang
konsentrasinya diketahui disebut analisis volumetri.Dalam analisis lautan asam dan
basa,titrasi melibatkan pengukuran yang seksama,volume-volume suatu asam dan suatu basa
yang tepat saling menetralkan.Berdasarkan atas hasil reaksi antara analit dengan larutan
standar.Maka analisis volumetrik dibagi menjadi titrasi netralisasi (asam dan basa) yang
terdiri dari alkalimetri dan asidimetri (Keenan, 1998 : 422).
Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku
basa,sedangkan alkalimetri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan
baku asam.Oleh sebab itu,keduanya disebut juga sebagai titrasi asam basa.Asidimetri dapat
diartikan sebagai jumlah pengukuran asam ataupun pengukuran dengan asam (yang diukur
jumlah basa atau garam) ,dengan asamsebagai titran.Secara tersirat,bahwa titrasi asidimetri-
alkalimetri menyangkut reaksi dengan asam dan / basa diantaranya : asam kuat basa
kuat,asam kuat basa lemah,asam lemah basa kuat ,asam kuat-garam dari asam lemah,basa
kuat-garam dari basa lemah.Perubahan titik akhir dan cara perhitungan adalah perubahan pH
titrat (larutan yang dititrasi) (Harjadi, 1986 : 212).
Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan
dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan lain. Larutan baku ada dua
yaitu larutan baku primer dan larutan baku sekunder. Larutan baku primer adalah
larutan baku yang konsentrasinya dapat ditentukan dengan jalan menghitung dari
berat zat terlarut yang dilarutkan dengan tepat. Sedangkan larutan baku sekunder
adalah larutan larutan baku yang konsentrasinya harus ditentukan dengan cara titrasi
terhadap larutan baku primer (R.A. Day, 2002:71).

Baku primer adalah senyawa-senyawa kimia stabil yang tersedia dalam


kemurnian tinggi dan dapat digunakan untuk membakukan larutan baku yang
digunakan dalam titrasi. Titran seperti natrium hidroksida atau asam klorida tidak
dapat dianggap sebagai baku primer karena kemurniannya cukup bervariasi. Jadi,
contohnya larutan baku natrium hidroksida dapat dibakukan terhadap kalium hidrogen
ftalat, yang memiliki kemurnian yang tinggi. Larutan natrium hidroksida yang
dibakukan (baku sekunder) kemudian dapat digunakan untuk membakukan larutan
asam klorida (Oxtoby, 2001:6).

Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran.
Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya.
Titran ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalent yang
ditandai dengan perubahan warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai titik
ekuivalen yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik
dimana jumlah basa yang ditambah sama dengan jumlah asam yang dinetralkan(Ade
Suherman, 2010).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


a.Alat-alat Praktikum
Buret 50 ml
Corong
Erlenmeyer 250 ml
Gelas kimia 250 ml
Gelas ukur 50 ml
Pipa tetes
Statif

b.Bahan-bahan Praktikum
Aquades
Indikator pp
Larutan NaCl
Larutan HCl
Larutan (COOH)2.2H2O
Tisu

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pembuatan larutan baku primer asam oksalat
a. Ditimbang asa oksalat 6,3035 gram dengan teliti.
b. Dilarutkan dalam aquades asam oksalat {(COOH)2.2H2O} dalam labu takar 100 ml.
c. Dihitung konsentrasi larutan (COOH)2.2H2O
d. Ditentukan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan baku asam oksalat.
2. Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat
a. Buret yang telah bersih dibilas dengan larutan NaOH yang akan dipakai,sebanyak tiga
kali,lalu diisi dengan larutan NaOH ini.
b. Kedalam dua labu titrasi (dengan ukuran 250 ml) diisikan 20 atau 25 ml (untuk
maksud ini,digunakan pipet seukuran)larutan baku asam oksalat yang telah dibuat.
c. Ditambahkan 4 tetes indicator fenolftalein.
d. Dicatat keadaan kolom dalam buret lalu diteteskan NaOH dari buret kedalam larutan
asam dengan hati-hati sampai terjadi perubahan warna dari tak berwarna menjadi
merah muda.
e. Dicatat keadaan akhir buret dan jumlah NaOH yang dipakai ialah selisih antara
keadaan semula dengan keadaan akhir buret.
3. Penentuan Konsentrasi Larutan HCl dengan larutan NaOH
a. Dilarutkan HCl yang didapat (akan ditentukan) diencerkan dalam labu takar sampai
100 ml.
b. Dimasukkan larutan HCl kedalam labu titrasi 250 ml dengan pipet 25 ml kemudian
dilakukan duplo.
c. NaOH yang telah ditentukan terhadap larutan baku primer asam oksalat diisikan ke
dalam buret.
d. Pengerjaan selanjutnya sama dengan NaOH terhadap larutan baku primer asam
oksalat,hanya sebagai pengganti asam oksalat digunakan larutan HCl.

E. HASIL PENGAMATAN

N PROSEDUR KERJA HASIL PENGAMATAN


O
1 Pembuatan Larutan Baku Asam oksalat
6,303 gr asam
oksalat(ditumbuk)+1000ml
Aquades dimasukkan kedalam
Labu Takar
M larutan = 0,05M
2 Standarisasi
1.
Buret dibilas dengan NaOH
3x@ 5ml, kemudian diisi
dengan larutan NaOH
20-25 ml Asam Oksalat+4 tetes Warna Bening.
Indikator fenoftalein kedalam
Erlenmayer. Size 250ml.
Dicatat perubahan Kolom dalam
Buret.
2.
NaOH diteteskan kedalam Buret
Warna berubah menjadi warna merah
sampai warnanya berubah dari
muda setelah penambahan NaOH 19,5
bening menjadi merah muda
ml.
Dicatat keadaan akhir buret dan
NaOH ialah selisih keadaan
semula dan akhir Buret.
3 Penentuan Kosentrasi larutan HCl
dengan larutan NaOH.
Dimasukkan Larutan HCl Vtitrasi NaOH = 19,1 ml
VNaOH = 0,1 M
kedalam Erlenmayer sampai MHCl = 20 ml
100ml. MHCl =..?
Pipet 20ml HCl dan
MHCl . VHCl . 1 = MNaOH .
ditambahkan indikator PP,
VNaOH . 1
kemudian lakukan duplo. MHCl . 20 . 1 = 0,1 . 19,1
Dimasukkan NaOH yang telah
.1
ditentukan terhadap larutan baku MHCl = 0,1 M
primer asam oksalatnya kedalam Jadi, konsentrasi HCl = 0,1 M

Buret.
F. ANALISIS DATA
A. Persamaan Reaksi
1. Alkalimetri
2NaOH(aq) + (COOH)2.2H2O(aq) (COONa)2(aq) + 3H2O(l)
2. Asidimetri
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)

B. Perhitungan
1) Pembuatan asam oksalat
Mr (COOH)2.2H2O = 126,070
m (COOH)2.2H2O = 6,3035 gram
V(COOH)2.2H2O = 1000 ml = 1 L
gram
M = Mr
V

6,3035
= 126,070
1

= 0,05 M

2) Standarisasi NaOH dengan asam oksalat

V titrasi NaOH = 19.5 ml


V (COOH)2.2H2O = 20 ml
M (COOH)2.2H2O = 0,05 ml
M NaOH =..?

M NaOH .V NaOH . 1 = M (COOH)2.2H2O . V (COOH)2.2H2O . 2


M NaOH . 19.5 . 1 = 0,05 . 20 . 2
M NaOH = 0,1 M

3) Penentuan Konsentrasi HCl dengan NaOH

Vtitrasi NaOH = 19,1 ml


VNaOH = 0,1 M
MHCl = 20 ml
MHCl =..?

MHCl . VHCl . 1 = MNaOH . VNaOH . 1


MHCl . 20 . 1 = 0,1 . 19,1 . 1
MHCl = 0,1 M
Jadi, konsentrasi HCl = 0,1 M

G. PEMBAHASAN

Pada praktikum mengenai analisis kuantitatif yaitu asidimetri dan alkalimetri ini
lebih ditonjolkan tentang pembuatan larutan baku primer asam oksalat dan penentuan
konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH.

Pada percobaan ini NaOH digunakan sebagai larutan standar sekunder dimana
NaOH itu sendiri merupakan larutan standar sekunder yang memiliki sifat higroskopis,maka
sebelum digunakan,terlebih dahulu larutan NaOH distandarisasi dengan larutan asam oksalat
yang merupakan suatu standar primer.Tujuan dilakukan standarisasi ialah untuk mengetahui
konsentrasi larutan tersebut sehingga disebut larutan baku atau primer.

Pada percobaan pertama yaitu penentuan konsentrasi larutan NaOH dengan asam
oksalat dapat diketahui bahwa telah terjadi reaksi asam basa,dengan persamaan reaksi :

2NaOH(aq) + (COOH)2.2H2O(aq) (COONa)2 (aq) + 3H2O

Dimana reaksi diatas merupakan reaksi alkali dan mengalami alkalimetri.Alkalimetri ialah
pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan baku asam.Berdasarkan
persamaan reaksi tersebut,ion hidronium dari asam dan ion hidroksida dari basa bersenyawa
membentuk air,maka reaksi ini dikenal dengan penetralan.Karena reaksi yang terjadi antara
asam lemah dengan basa kuat maka larutan yang dihasilkan bersifat basa,bukannya netral
sempurna,hal ini disebabkan oleh ion oksalat yang berfungsi sebagai basa dalam air.Dari hasil
perhitungan konsentrasi NaOH dalam percobaan ini didapatkan yaitu 0,1 Mdengan volume
NaOH yang kita peroleh pada saat titrasi berlangsung yaitu tepat pada titik akhir titrasi
dimana analit (titer) mengalami perubahan warna dari bening menjadi merah
muda.Perubahan warna tersebut terjadi karena adanya penambahan indicator pp.Tujuan dari
penambahan pp yaitu untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada saat ditambahkan
larutan basa serta mengetahui terjadinya suatu titik ekivalen pada proses pentitrasian dengan
adanya perubahan warna menjadi merah mudayang menghasilkan volume NaOH sebanyak
19,5 ml.

Pada percobaan kedua yaitu penentuan konsentrasi larutan HCl dengan NaOH
dapat diketahui bahwa telah terjadi reaksi antara asam kuat dengan basa kuat dengan
persamaan reaksi sebagai berikut :

HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O (l)

Dari reaksi tersebut,maka reaksi tersebut tergolong reaksi asidi .Asidimetri ialah pengukuran
konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku basa.Berdasarkan persamaan reaksi,ion
ion hidronium dari asam dan ion hidroksida dari basa bersenyawa membentuk air,dimana
spesi asam dan basa bereaksi sehingga dikatakan spesi-spesi ini saling
menetralkan.Berdasarkan teori,jika larutan asam direaksikn dengan larutan basa akan
menghasilkan garam dan air.Sifat asam pada HCl dan sifat basa pada NaOH akan hilang
dengan terbentuknya zat baru yaitu garam (NaCl) yang terbentuk memiliki sifat berbeda
dengan sifatzat aslinya,hasil reaksi berupa air (H2O) ang memiliki sifat netral dengan jumlah
ion H+ sama dengan jumlah ion OH-.Dalam percobaan kedua ini diperoleh konsentrasi HCl
yaitu 0,0955 M.Konsentrasi HCl dapat diketahui dengan mengetahui konsentrasi NaOH dan
volume NaOH sebagai titran diperoleh volume titran 19,1 ml,volume ini dapat diketahui
bahwa pada saat titrasi berlangsung dimanasebelum proses titrasidilakukan,titer (analit)
terlebih dahulu ditetesi dengan larutan indicator pp,dengan larutan indicator ini akan
mempermudahdan membantu kita dalam mengidentifikasi perubahan warna yang terjadi pada
titer,dngan perubahan warna ini menandakan bahwa larutan tersebut telah
mengalamikelebihan basa,maka titrasi langsung dihentikan,karena jika kelebihan satu tetes
saja maka larutan dan warnanyaberubah menjadi pekat.Oleh karena itu,dibutuhkan
konsentrasi dan ketelitian pada saat titrasi berlangsung.

Pada kedua percobaan ini,selama penetesan titran berlangsung,titer (analit)


digoyang-goyangkan (duplo) hal ini dilakukan agar larutan asam dan basa homogen dan akan
mempengaruhi warna larutan yang telah ditetesi titran.

H. PENUTUP

Kesimpulan
Titrasi ialah metode kuantitatif suatu larutan asam atau basa dengan larutan pentiter
basa atau asam dengan larutan indicator.
Larutan standar primer ialah larutan yang memiliki pemurnian tinggi.Sedangkan
larutan standar sekunder ialah larutan yang kemolarannya dapat ditetapkan dengan
larutanstandar primer.
Alkalimetri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan baku
asam.
Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku
basa.
Titrasi asam basa dengan fenolftalein dapat dipergunakan untuk penentuan titik akhir.
Konsentrasi titran dan titrat mempengaruhi ketelitian titik akhir untuk fenolftalein.
Volume titran mempengaruhi konsentrasi titrat
Pengenceran yaitu penambahan pelarut yang bersifat netral kedalam suatu larutan.
DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi 6.Jakarta:Erlangga.

Harjadi,W.1986.Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta :Erlangga.

Keenan,C.W,dkk.1998.Kimia Untuk Universitas. Jakarta :Erlangga.

Oxtoby, David.W.2001.Prinsip-prinsip Kimia Modern 1 Edisi 4. Jakarta :Erlangga.

Suherman,Ade.2010. Titrasi Asam Basa.Bogor :IPB.

Anda mungkin juga menyukai