Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

“Penentuan Harga pH”

Oleh:
Kelompok I (Satu)

Abdul Chalim Fahmy


Alfia Septiani Syahrul
Aris Nurrohim
Arby Firmansya Nasrun

TEKNIK PRODUKSI MIGAS (PRD IB)

STEM AKAMIGAS
Jln. Gajah Mada No. 38 Cepu 58315, Kab. Blora – Jawa Tengah
Telp. (0296) 421897, Fax (0296) 425939
E-mail : stem@akamigas-stem.esdm.go.id
PRAKTIKUM PENETAPAN HARGA PH

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam dan Basa merupakan senyawa penting yang berperan besar dalam kehidupan

sehari-hari , seperti dalam tubuh makhluk hidup, makanan, serta obat-obatan, produk

rumah tangga, pertanian, maupun banhan baku industri.

Dalam berbagai hal Asam dan Basa memiliki perbedaan fungsi serta perbedaan

manfaat. Namun kemiripan berbagai senyawa asam dan basa tekait dengan adanya ion

H+ dan OH- . Dapat dijadikan dasar untuk mengidentifikasi apakah suatu larutan

termasuk asam ataukah basa. Cara yang aman adalah deangan menggunakan zat kimia

yang memiliki warna berbeda dalam larutan bersifat asam dan basa yang disebut dengan

indicator asam basa.

1.2 Tujuan

Setelah mahasiswa melakukan praktikum ini diharapkan

1. Mahasiswa dapat menetapkan harga pH dengan indikator

2. Mahasiswa dapat mengukur harga pH dengan pH meter

1.3 Keselamatan Kerja

1. Saat mau menghidupkan alat PH meter lihat tegangan jaringan listrik yang ada.

2. Hati-hati dalam memperlakukan elektroda PH meter, karena mudah pecah.

3. Hati-hati bekerja dengan larutan kimia (lihat MSDS)


II. DASAR TEORI

2.1 Pengertian pH

pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman

atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma

aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat

diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis.

Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar

yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.

Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder

Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan

"p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan

untuk powerp (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga

berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby

mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p

adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif".

Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0.

Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan

pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah

penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia

seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan

oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai

meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.

Kemolaran ion H+ dalam larutan encer umumnya sangat rendah, tetapi sangat

menentukan sifat – sifat dari larutan tersebut, terutama larutan dalam air. Menurut

Sorensen, Ph merupakan fungsi logaritma negatif dari konsentrasi ion H+ dalam suatu

larutan dan dirumuskan sebagai berikut:


pH = – log [H+]

Dengan analogi yang sama untuk menentukan harga konsentrasi OH- dalam larutan

dapat digunakan rumusan harga pOH:

pOH = – log [OH-]

Air murni bersifat netral, pH-nya 7,00 pada suhu 25 °C. Sehingga dalam kesetimbangan

air terdapat tetapankesetimbangan:

Kw = [H+] [OH-] = 10-7x10-7 = 10-14

Jadi dengan menggunaan konsep – log = p ,maka :

- Log Kw = - log [H+] [OH-]

- Log Kw = { -log [H+]}+ {- log [OH-]}

pKw = pH + pOH

Oleh karena itu, hubungan antara pH dan pOH dapat dituliskan sebagai berikut.

pH + pOH = 14 atau pH = 14 – pOH

Jadi, untuk menentukan pH larutan basa, kita harus menentukan pOH dahulu. Reaksi

pencampuran asam kuat dan basa kuat memberikan tiga kemungkinan hasil reaksi, yaitu

asam kuat dan basa kuat habis bereaksi, asam kuat berlebih dan basa kuat habis bereaksi,

serta asam kuat habis bereaksi dan basa kuat berlebih.

1. Jika asam kuat berlebih dan basa kuat habis bereaksi maka menggunakan rumus

𝑆𝑖𝑠𝑎 𝐻 +
pH = - log𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐶𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛

2. Jika asam kuat habis bereaksi dan basa kuat berlebih

𝑆𝑖𝑠𝑎 𝑂𝐻 _
pH = 14 – ( - log𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐶𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛)
3. Jika asam kuat dan basa kuat yang dicampurkan keduanya habis bereaksi, setelah

reaksi hanya akan terdapat garam dan air. Pada kondisi ini, larutan bersifat netral

dengan pH = 7

PH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menentukan tingkat keasaman

atau kebasaan yang dimiliki oleh tiap-tiap larutan. PH diartikan sebagai

kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen

tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan

teoritis. Skala pH bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya

ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.

Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh Soren Peder Lauritz Sorensen pada

tahun 1909.Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa

ahli menganggap bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp(pangkat) , danada pula

yang merujuk pada kata potential. Air murni bersifat netral, dengan pH 7,00 pada suhu

250C. Suatu larutan dengan pH < 7 dikatakan bersifat asam, dan larutan dengan pH > 7

dikatakan bersifat basa. Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait

dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran dan

osenaografi.
III. METODELOGI

3.1 Bahan dan Peralatan

a. Bahan

1. Larutan indikator PP, MO, BPB, dan BTB

2. Kertas lakmus merah dan biru

3. Larutan H2SO4 0,01 M

4. Larutan HCL 0,01 M

5. Larutan NaOH 0,01 M

b. Peralatan

1. Rak tabung reaksi

2. Tabung reaksi

3. Gelas beaker, kapasitas 100 mL

4. pH meter

3.2 Langkah Kerja

1. Menetapkan harga pH dengan indikator

1. Siapkan 12 buah tabung reaksi

2. Ke dalam 6 buah tabung reaksi I

 Tabung No. 1,diisi 3-4 tetes larutan indikator MB

 Tabung No. 2, diisi 3-4 tetes larutan indikator MO

 Tabung No. 1,diisi 3-4 tetes larutan indikator BTB

 Tabung No. 1,diisi 3-4 tetes larutan indikator PP

 Tabung No. 1,diisi kertas lakmus merah

 Tabung No. 1,diisi kertas lakmus biru

3. Lakukan langkah kerja yang sama dengan di atas untuk 6 buah tabung reaksi II
4. Ke dalam 6 buah tabung reaksi I, masing-masing tambahkan sekitar 2 mL larutan

HCL 0,01 M

5. Ke dalam 6 buah tabung reaksi II, masing-masing tambahkan sekitar 2 mL larutan

NaOH 0,01 M.

2. Pengukuran harga pH dengan pH meter

1. Hidupkanlah alat pH meter, tunggu beberapa saat untuk pemanasan.

2. Kalibrasi pH meter dengan larutan standard pH 7.

3. Siapkan larutan yang akan diperiksa harga pH nya dalam gelas beaker sesuai

dengan table pengamatan.

4. Ukur harga pH masing-masing larutan.

Perhatikan :

 Sebelum dan sesudah diangkat dari larutan, tombol harus pada posisi stand by.

 Setiap selesai memeriksa suatu larutan, elektroda harus di cuci / disemprot

dengan akuades kemudian dikeringkan dengan kertas tissue.

5. Setelah selesai pengukuran, pH meter dimatikan dan kabelnya dicabut dari stop

kontak.
IV. HASIL PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Menetapkan Harga PH dengan Indikator

Tabel 4.1 Penetapan Harga PH dengan Indikator

Warna Dalam Lingkungan

No INDIKATOR
Asam Basa

1 BPB - Bromo Phenol Blue Kuning Bening Ungu

2 MO- Methyl Orange Merah Pekat Orange

3 BTB - Bromo Thymol Blue Orange Muda Biru Pekat

4 PP - Phenol Phthalein Tidak berwarna Merah Muda

5 Kertas Lakmus Merah Merah Biru

6 Kertas Lakmus Biru Merah Biru

4.1.2 Menetapkan Harga PH dengan PH Meter

Tabel 4.2 Penetapan Harga PH dengan PH Meter

No Larutan Yang Diperiksa Harga pH

1 50 mL HCl 0,01 M 2,24

2 50 mL H₂SO₄ 0,01 M 1,58

3 50 mL NaOH 0,01 M 11,28


4 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl 0,01 M 7,66

5 50 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl 0,01 M 10,14

6 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H₂SO₄ 0,01 M 2,14

4.2 Analisa

Dari hasil pengamatan menggunakan indikator diketahui bahwa setiap indikator

akan mengalami perubahan warna yang berbeda-beda, hal itu disebabkan karena setiap

indikator memiliki trayek pH yang berbeda-beda. Seperti kertas lakmus merah yang

ditetesi NaOH akan memberikan warna biru yang menunjukan bahwa NaOH bersifat

basa (memiliki pH >7), begitu pula dengan kertas lakmus biru yang akan memberikan

warna merah apabila ditetesi HCl yang menunjukan bahwa larutan itu memiliki ph <7

dan bersifat asam.

Dari hasil pengamatan menggunakan pH meter diketahui bahwa pH meter akan

menunjukan nilai pH yang berbeda-beda untuk setiap larutan yang diujikan, terdapat

larutan dengan pH>7 yang menunjukan bahwa larutan itu basa, terdapat larutan dengan

pH <7 yang menunjukan bahwa larutan itu asam, dan terdapat juga larutan dengan pH=7

yang menunjukan bahwa larutan itu netral. Dalam hal pengujian yaitu larutan HCl dan

H2SO4 yang keduanya merupakan larutan asam karena mempunyai pH<7 sedangkan

larutan NaOH merupakan basa karena mempunyai pH>7 .


V. JAWABAN PERTANYAAN

5.1 Pertanyaan

1. Hitung harga Ph teoritis dari larutan-larutan tersebut.

2. Hitung harga PH teoritis larutan campuran.

a. 50 mL NaOH 0,01 N + 50 mL H2SO4 0,04 N.

b. 50 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,02 N.

Jawaban

1. a. 50 mL HCL 0,01 M

[H+] = M . valensi asam PH = - log [H+]

= 0,01 . 1 = - log [10-2]

= 10-2 M = 2 – log 1

=2

b. 50 mL H2SO4 0,01 M

[H+] = M . valensi asam PH = - log [H+]

= 0,01 . 2 = - log [2. 10-2]

= 0,02 = 2 - log 2

= 2. 10-2 M = 1,69

c. 50 mL NaOH 0,01 M

[OH-] = M . valensi basa

= 0,01 . 1

= 10-2 M

POH = - log [OH-] PH = 14 – POH

= - log [10-2] = 14 – 2

=2 = 12
d. 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCL 0,01 M

NaOH + HCL → NaCL + H2O

Mula 0,25 mmol 0,25 mmol

Reaksi 0,25 mmol 0,25 mmol - 0,25 mmol 0,25 mmol +

Sisa 0 mmol 0 mmol 0,25 mmol 0,25 mmol

PH = ± 7 (Netral)

e. 50 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCL 0,01 M

NaOH + HCL → NaCL + H2O

Mula 0,5 mmol 0,25 mmol

Reaksi 0,25 mmol 0,25 mmol - 0,25 mmol 0,25 mmol +

Sisa 0,25 mmol 0 mmol 0,25 mmol 0,25mmol

Molar = mol / Volume total

= 0,25 mmol / 75 mL

= 3,3 . 10-3 M.

POH = - log [OH-] PH = 14 – ( 3– log 3,3

= - log [3,3 . 10-3] = 11 + log 3,3

= 3 – log 3,3

f. 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,01M

2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + H2O


Mula 0,25 mmol 0,25 mmol

Reaksi 0,25 mmol 0,125 mmol - 0,125 mmol 0,125 mmol +

Sisa 0 mmol 0,125 mmol 0,125 mmol 0,125 mmol

Molar = mol/volume total

= 0,125 mmol / 50 mL = > 25 . 10-4 M

[H+] = M. valensi asam PH = - log [H+]

= 5 . 10-3 M = - log [5 . 10-3]

= 3 – log 5

2. a 50 mL NaOH 0,01 N + 50 mL H2SO4 0,04 N

 Molar NaOH = Normalitas / valensi basa

= 0,01 N / 1

= 0,01 M

 Molar H2SO4 = Normalitas / valensi asam

= 0,04 N / 2

= 0,02
2NaOH + H2SO4→ Na2SO4 + H2O

Mula 0,5 mmol 1 mmol

Reaksi 0,5 mmol 0,25 mmol _ 0,25 mmol 0,25 mmol +

Sisa 0 mmol 0,75 mmol 0,25 mmol 0,25 mmol

Molar = mol / volume total

= 0,75 mmol / 100 ml

= 75 . 10-4 M

[H+] = M . valensi asam

= 15. 10-3 M

PH = - log [H+]

= - log [15. 10-3]

= 3 – log 15

b. 75 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,02 mL

Molar H2SO4 = Normalitas / valensi asam

= 0,02 N / 2

= 0,01 N

2NaOH + H2SO4→ Na2SO4 + H2O

Mula 0,75 mmol 0,25 mmol

Reaksi 0,50 mmol 0,25 mmol _ 0,25 mmol 0,25 mmol +

Sisa 0,25 mmol 0 mmol 0,25 mmol 0,25 mmol


Molar = mol / volume total

= 0,25 mmol / 100 mL

= 25 . 10-4

POH = - log [OH-]

= - log [25 . 10-4]

= 4 – log 25

PH = 14 – POH

= 14- (4 – log 25) => 10 + log


IV. PENUTUP

1.1 Simpulan

1. Jadi, untuk menentukan harga PH dari suatu larutan dapat ditentukan dengan 2

cara,yaitu :

a. Dengan Indikator

Indikator yang digunakan yaitu BPB (Bromo Phenol Blue), MO (Metil Orange), BTB

(Bromo Thymol Blue), PP (Phenol Phthalein).

b. Dengan PH meter

2. Untuk larutan yang bersifat asam jika larutan tersebut di beri kertas lakmus biru maka

kertas lakmus tersebut akan berubah warna menjadi merah.

3. Untuk larutan yang bersifat basa jika larutan tersebut di beri kertas lakmus merah

maka kertas lakmus tersebut akan berubah warna menjadi biru.

4. Pada percobaan ke-4 dengan 25 mL NaOH 0,01 M + 25 Ml HCl 0,01 M dan

percobaan ke-5 dengan 50 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl 0,01 M hasil perhitungan

PH secara teoritis berbeda dengan hasil perhitungan dengan PH meter. Hal ini

disebabkan peralatan PH meter yang mungkin harus dikalibrasi serta elektroda yang

mungkin penetralan nya kurang dengan Aquades dan pengeringannya kurang dengan

tissue sehingga sisa-sisa asam atau basa masih terikut pada elektroda tersebut

sehingga membuat angka PH menjadi tidak akurat.


1.2 Saran

1. Perhatikan dengan baik peralatan apa saja yang digunakan dalam praktik yang akan

dilaksanakan,jangan sampai salah menggunakan alat.

2. Berhati-hatilah dalam menggunakan peralatan yang akan digunakan dalam praktik

karena banyak diantaranya berbahan kaca seperti tabung reaksi,gelas beaker,dll yang

mudah pecah.

3. Berhati-hatilah dalam memakai larutan asam atau basa yang konsentrasi nya tinggi

(pekat) karena dapat menimbulkan iritasi pada anggota tubuh jika terkena.

4. Ikutilah prosedur standar cara kerja yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai