Anda di halaman 1dari 5

1.

1 Diagram Alir
1.1.1 Pembuatan larutan NaOH 0,1 N
Menimbang sebanyak 0,4 gram NaOH dengan neraca digital

Memasukan ke dalam labu ukur 100 ml lalu menambahkan aquadest


sampai tanda batas

1.1.2 Pembuatan larutan asam oksalat 0,1 N


Menimbangan sebanyak 0,9 gram asam oksalat dengan neraca
digital

Memasukan ke dalam gelas kimia lalu menambahkan sedikit


aquadest, kemudian mengaduk hingga padatannya larut

Memasukan ke dalam labu ukur 100 ml lalu menambahkan aquadest


hingga tanda batas

1.1.3 Standarisasi NaOH 0,1 N dengan asam oksalat


Memipet 10 ml NaOH 0,1 N dengan menggunkan pipet ukur dan
menambahkan 3 tetes indikator PP

Menitrasi dengan menggunkan penitrat asam oksalat 0,1 N hingga


terjadi perubahan warna larutan menjadi merah muda

Mencatat volume penitrat yang digunakan, lalu melakukan


percobaan secara duplo
1.1.4 Penentuan kadar asam asetat
Memipet 10 ml larutan cuka perdagangan dengan pipet ukur dan
memasukkan ke dalam labu ukur 100 ml kemudian menambahkan
aquadest hingga tanda batas.

Memipet 10 ml larutan tersebut dengan pipet ukur, dan memasukkan


ke dalam erlenmeyer 250 ml, kemudian menambahkan 3 tetes
indikator PP.

Menitrasi dengan NaOH yang telah distandarisasi hingga terjadi


perubahan warna larutan menjadi merah muda.

Melakukan percobaan pada masing-masing sampel secara duplo,


lalu menghitung kadar asam asetat dalam asam cuka.
1.1 Pembahasan
Dalam percobaan penentuan kadar asam asetat yang terdapat dalam cuka, kami
menggunakan tiga merek sample cuka yang terjual di pasaran antara lain:
cuka ”Dixi”, ”Indomaret”, ”Segitiga 79”. Tujuannya adalah untuk membandingakan dari ketiga
merek tersebut yang kandungan asam asetatnya jauh lebih tinggi dari pada yang lainnya, dengan
demikian mengetahui jenis yang baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Pengenceran cuka bertujuan agar jumlah kandungan ion asam asetat di dalam larutan
sedikit berkurang, dengan demikian mempercepat pada saat titrasi. Karena basa kuat hanya
mengubah sejumlah kecil ion asam asetat. Sehingga pengenceran juga bermanfaat untuk
menghemat bahan kimia yang digunakan untuk titrasi.

Titrasi oleh basa kuat menyebabkan larutan hasil titrasi sedikit bersifat basa, karena basa
kuat dominan dibandingkan asam asetat yang lemah. Titrasi dibantu oleh suatu larutan petunjuk
yaitu indikator fenoftalein yang jangkauan pH antara 8-9,4. Pada saat ion basa kuat yang dalam
hal ini adalah NaOH (Natrium hidroksida) mengubah semua ion asam asetat yang terdapat dalam
erlenmeyer, maka indikator akan berubah warna menjadi merah muda sebab telah terjadi titik
kesetaraan antara ion basa kuat dengan ion asam asetat dalam erlenmeyer. Titrasi pada masing-
masing sample dilakukan sebanyak dua kali atau duplo bertujuan agar diperoleh data yang akurat.
Titrasi secara duplo dikatakan berhasil apabila diperoleh data mengenai volume penitar basa kuat
yang tidak terlalu berbeda sebesar 0,1 bahkan dapat saja sama.

Sebelum melakukan percobaan, perlu melakukan standarisasi larutan NaOH yang


digunakan sebagai penitar dengan tujuan memastikan konsentrasi NaOH mengenai kebenaran
yang tertulis pada label. Standarisasi menggunakan asam karboksilat (C2H2O4 ) yang merupakan
asam lemah yang tidak terpengaruh oleh lingkungan. Standarisasi melalui proses titrasi, sebagai
penitar asam karboksilat yang dibantu oleh indikator fenoftalein. Standarisasi NaOH dilakukan
secara duplo, agar mendapatkan hasil yang lebih akurat dan normalitasi NaOH yang didapat dari
standarisasi adalah 0,08 N. Dan saat titrasi NaOH, terjadi perubahan warna dari ungu menjadi
bening.
Kemudian untuk menentukan kadar asam asetat dalam cuka perdagangan, dilakukan
proses asidimetri dan dilakukan pengenceran asam cuka agar hail titrasi lebih teliti. Penitar yang
digunakan adalah NaOH yang telah distandarisasi. Dan sampel cuka pada cuka Dixi volume
penitar yang diperoleh sebesar 88 ml tahap pertama dan 87,8 ml tahap kedua. Sehingga diperoleh
hasil untuk kadar asam asetat yang terdapat pada cuka Dixi sebesar 20,09%. pada cuka merek
Indomaret diperoleh volume penitar sebesar 86,6 ml pada tahap pertama dan 87,5 ml pada tahap
kedua. Sehingga diperoleh hasil untuk kadar asam asetat yang terdapat pada cuka Indomaret
sebesar 19,90%. Pada cuka merek Segitiga 79 volume penitar yang diperoleh sebesar 42 ml pada
tahap pertama dan 44,7 ml pada tahap kedua. Sehingga diperoleh hasil untuk kadar asam asetat
yang terdapat pada cuka segitiga 79 sebesar 9,91%

Anda mungkin juga menyukai