KELOMPOK 3:
1. Ardhia Regita
2. Dina Kania
3. Farhan Maulana
4. Lilianti Ellest
5. Muhammad Rafif
6. Natasya Anisah
7. Raihanindita Jasmine
XI IPA 7
LATAR BELAKANG
Pada bulan April tahun 1821 terjadi pertempuran antara kaum Padri melawan
Belanda dan kaum Adat di Sulit Air dekat danau Singkarak. Belanda mengirimkan
tentaranya dari Batavia di bawah pimpinan Letkol Raaf dan berhasil menduduki
Batusangkar dekat Pagaruyung lalu mendirikan benteng yang bernama Fort Van der
Capellen. Pada tahun 1824 dan 1825 terjadi perjanjian perdamaian antara Belanda
dengan kaum Padri di Padang yang pada pokoknya tidak akan saling menyerang.
Pada periode ini Belanda juga sedang menghadapi perang Diponegoro sehingga
perjanjian perdamaian sangat menguntungkan Belanda. Untuk menghadapi Kaum
Padri, Belanda membangun benteng disebut Fort de Kock (nama panglima
Belanda) di Bukittinggi.
Tahap III (1831 – 1837)
Pada tanggal 25 Oktober 1837 Tuanku Imam Bonjol beserta sisa pasukannya
menyerah kepada Belanda. Tuanku Imamm Bonjol kemudian dibuang ke Cianjur, Jawa
Barat. Pada tanggal 19 Januari 1839 dibuang ke Ambon, lalu pada tahun 1841
dipindahkan ke Manado hingga meninggal dunia pada tanggal 6 November 1864.
Walaupun Tuanku Imam Bonjol telah menyerah tidak berarti perlawanan kaum Padri
telah dapat dipadamkan. Perlawanan masih terus berlangsung dipimpin oleh Tuanku
Tambusi, namun Tuanku Tambusi berhasil dikalahkan oleh Belanda pada tanggal 28
Oktober 1838. Dengan demikian, secara umum perlawanan kaum Padri dapat
dipatahkan pada akhir tahun 1838. Maka kekuasaan Belanda mulai sejak itu ternanam
di Sumatra Barat.