Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA DASAR


PRNETAPAN HARGA PH
Prof. Dr. R. Y. Perry Burhan, M.Sc.

Disusun Oleh :
Syahlul Mahfuzh
NIM : 201450026
Kelompok : II (Dua)
Kelas : Logistik 1A
Asisten Laboratorium : M. Daffa Al Fayyadh
Aulia Revanza
Program Studi : Logistik Minyak dan Gas

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN
SUMBER DAYA MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
PEM AKAMIGAS

Cepu, Februari 2021


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ..................................................................................... 1
1.3 Manfaat Praktikum ................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 2
2.1 Derajat Keasamaan (pH) .......................................................................... 2
2.2 Indikator ................................................................................................... 2
2.3 Asam ......................................................................................................... 3
2.4 Basa .......................................................................................................... 4
BAB III METODOLOGI ..................................................................................... 5
3.1 Waktu Dan Tempat .................................................................................. 5
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 5
3.2.1 Alat .................................................................................................... 5
3.2.2 Bahan................................................................................................. 5
3.3 Cara Kerja................................................................................................. 5
3.3.1 Langkah Pertama: Menetapkan Harga pH dengan Indikator ............. 5
3.3.2 Langkah Kedua: Pengukuran Harga pH dengan pH meter. ................ 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 7
4.1 Hasil Praktikum ........................................................................................ 7
4.1.1 Penetapan Harga pH dengan Indikator .................................................. 7
4.1.2 Penetapan Harga pH dengan pH Meter ................................................. 7
4.2 Pembahasan .............................................................................................. 7
4.3 Hubungan Penetapah Harga pH dengan Logistik .................................... 8
4.4 Tugas dan Pertanyaan ............................................................................... 9
4.4.1 Tugas .......................................................................................................... 9
4.4.2 Pertanyaan ............................................................................................... 12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 15
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 15

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


ii
5.2 Saran ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada pratikum mata kuliah kimia dasar ini saya dan teman saya telah
mempelajari materi secara teori, mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan
beberapa praktikum sesuai dengan teori yang dipelajari. Di pratikum ini bahwa
dapat diketahui pH merupakan suatu derajat keasaaman digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaaman atau basa yang dimiliki pada suatu zat, larutan
atau suatu benda. Pada pratikum ini juga menggunakan bahan utama antara lain
kertas lakmus, larutan H2SO4, HCl, NaOH dan penggunaan pH meter. Sebuah
indikator akan disediakan untuk komponen tersebut dan perubahan warnanya
dapat dilihat, kemudian perubahan warna tersebut dapat menentukan apakah
komponen tersebut bersifat asam atau basa. Selain menggunakan indikator, kita
juga bisa menentukan pH meter, dan kita punya range sendiri untuk
menentukan apakah larutan tersebut bersifat asam, basa atau netral.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum Kimia Dasar dengan judul praktikum “Penetapan
Harga pH”, antara lain :
1. Mahasiswa dapat menetapkan harga pH dengan indikator.
2. Mahasiswa dapat mengukur harga pH dengan pH meter.
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat yang didapatkan dalam melakukan praktikum penentuan harga pH
yaitu:
1. Dapat mengetahui sifat asam dan basa dari suatu larutan.
2. Dapat Mengetahui indikator yang digunakan untuk mengetahui pH suatu
larutan.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Derajat Keasamaan (pH)


pH merupakan suatu derajat keasaaman digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaaman atau basa yang dimiliki pada suatu zat, larutan atau suatu
benda. Untuk menyatakan tingkat keasaman atau derajat larutan, pakar
Denmark Soren Lautiz Sorensen mengusulkan angka sederhana pada tahun
1910. Angka tersebut diperoleh dari logaritma konsentrasi H +. Angka ini
disebut skala pH. Kisaran pH 1-14, ditulis sebagai:

pH= -log [H+]

Analog dengan diatas, maka :

pOH= -log [OH-]

sedangkan hubungan antara pH dan pOH adalah:

Kw= [H+] [OH-]

pKw= pH + pOH

maka pada suhu 250C, pKw= pH + pOH=14

Pada persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Larutan bersifat netral jika [H+] = [OH–] atau pH = pOH = 7.


2. Larutan bersifat asam jika [H+] > [OH–] atau pH < 7.
3. Larutan bersifat basa jika [H+] < [OH–] atau pH > 7.
Karena nilai pH dan konsentrasi ion H + bertanda negatif maka semakin
besar konsentrasi ion H + semakin rendah nilai pH, dan karena jumlah basa log
adalah 10, larutan dengan nilai pH n memiliki perbedaan ion 10n H +.
2.2 Indikator
Indikator merupakan suatu senyawa yang warna yang berbeda-beda sesuai
dengan kosentrasi ion hidrogen. Indikator pada umumnya berupa suatu asam
atau basa organik lemah dipakai dalam larutan yang sangat encer. Selain itu

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


2
indikator asam-basa pada umumnya suatu zat yang berubah warnanya atau
membentuk fluoresen atau kekeruhan pada suatu range atau pH tertentu. Ada
berbagai indikator yang mempunyai ionisasi yang berbeda dan mengakibatkan
warna pada range pH yang berbeda.

Selain itu ada indikator lakmus yang bewarna, seperti indikator lakmus
bewarna merah dalam larutan memiliki pH sampai dengan 5.5 dan yang
bewarna biru dalam larutan yang memiliki pH lebih dari 8, sedangkan untuk
larutan yang mempunya pH antara 5.5 sampai dengan 8 warna lakmusnya yaitu
kombinasi dari antara dari kedua warna tersebut. Ada batas-batas pH Ketika
indikator mengalami perubahan warna indikator dan dengan memperhatikan
trayek pada pH tersebut dapat memperkirakan harga pH suatu larutan

2.3 Asam
Larutan asam adalah larutan yang bersifat asam. Larutan asam bila
dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+. selain itu asam jika dilarutkan
dalam air akan menghasilkan ion hidrogen (H+). Maka, pembawa sifat asam
yaitu adalah ion H+ (ion hidrogen), sehingga rumus kimia asam selalu adanya
mengandung atom hidrogen. Larutan asam memiliki ciri-ciri yaitu pH-nya
kurang dari 7, perubahan warna kertas lakmus biru menjadi bewarna kertas
lakmus merah, bersifat asam, dan juga bersifat korosif yaitu dapat melarutkan
berbagai jenis logam.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


3
Selain itu ada asam yang ada dalam tubuh manusia yaitu pada jaringan yang
melapisi dinding lambung. Dinding lambung menghasilkan asam klorida, asam
klorida itu suatu asam yang sangan kuat. Getah lambung mempunyai pH
sekitar 1-2. Asam klorida dalam lambung ini berfungsi sebagai mematikan
bakteri yang ada di dalam makanan dan juga untuk menciptakan kondisi yang
sesuai untuk memulai pencernaan protein. Selain ada di pencernaan kita, asam
juga ada di air hujan. Air hujan biasanya bersifat asam dengan pH sekitar 6.
Hal itu terjadi karena karbon dioksida yang terdapat pada udara sebagai pelarut
dalam air hujan maka menghasilkan asam karbonat. Air hujan yang pH nya
kurang dari 5,6 disebut dengan hujan asam

2.4 Basa
Basa merupakan senyawa yang bisa menetralkan senyawa asam, pada
dasarnya, asam dan basa saling berlawan. Pada dasarnya basa adalah senyawa
yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidroksida (OH-). Maka,
pembawa sifat basa yaitu ion OH- (ion hidroksida), sehingga rumus kima basa
selalu mengandung senyawa OH (X-OH, X adalah atom atau senyawa lain.
Misal Na (Natrium) menjadi NaOH = Natrium Hidroksida).

Ion hidroksida dihasilkan karena senyawa hidroksida akan mengikat


elektron saat ditempatkan di air. Alkali bersifat korosif, yaitu sifat kimiawi
yang merusak kulit dan menyebabkan iritasi, memiliki rasa pahit.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


4
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu Dan Tempat


Waktu : Rabu, 24 Februari 2021
Tempat : Laboratorium Lindungan Lingkungan, PEM Akamigas

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
1. Rak tabung reaksi
2. Tabung reaksi
3. Gelas beaker (Gelas ukur), kapasitas 100 mL
4. pH meter
5. Pipet ukur
6. Pipet volumetrik (Pipet gondok)
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
1. Larutan indikator PP, MO, BPB dan BTB
2. Kertas lakmus merah dan biru
3. Larutan H2SO4 0,01 M
4. Larutan HCl 0,01 M
5. Larutan NaOH 0,01 M
6. Aquades

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Langkah Pertama: Menetapkan Harga pH dengan Indikator
1. Siapkan 12 buah tabung reaksi.
2. Ke dalam 6 buah tabung reaksi I:
• Tabung No. 1, diisi 3 – 4 tetes larutan indikator BPB
• Tabung No. 2, diisi 3 – 4 tetes larutan indikator MO
• Tabung No. 3, diisi 3 – 4 tetes larutan indikator BTB
• Tabung No. 4, diisi 3 – 4 tetes larutan indikator PP

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


5
• Tabung No. 5, diisi selembar kertas lakmus merah
• Tabung No. 6, diisi selembar kertas lakmus biru
3. Lakukan langkah kerja yang sama dengan di atas untuk 6 buah
tabung reaksi II.
4. Ke dalam 6 buah tabung reaksi I, masing – masing tambahkan sekitar
2 mL larutan HCl 0,01 M.
5. Ke dalam 6 buah tabung reaksi II, masing – masing tambahkan
sekitar 2 mL larutan NaOH 0,01 M.
3.3.2 Langkah Kedua: Pengukuran Harga pH dengan pH meter.
1. Hidupkan alat pH meter, tunggu beberapa saat untuk pemanasan.
2. Kalibrasi pH meter dengan larutan standard pH 7.
3. Siapkan larutan yang akan diperiksa harga pH-nya dalam gelas
beaker sesuai dengan tabel pengamatan.
4. Ukur harga pH masing – masing larutan.
Perhatikan:
a. Sebelum dan sesudah diangkat dari larutan, tombol harus pada
posisi stand by.
b. Setiap selesai memeriksa suatu larutan, elektroda harus di cuci /
disemprot dengan akuades kemudian dikeringkan dengan kertas
tissue.
5. Setelah selesai pengukuran, pH meter dimatikan dan kabelnya
dicabut dari stop kontak.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


4.1.1 Penetapan Harga pH dengan Indikator
Warna dalam Lingkungan
No INDIKATOR
HCl (Asam) NaOH (Basa)
1. BPB – Bromo Phenol Blue Kuning cokelat Ungu (pekat)

2 MO – Methyl Orange Pink Kuning cokelat


3 BTB – Bromo Thymol Blue Kuning pucat Biru tua
4 PP – Phenol Phthalein Bening Pink pekat
5 Kertas Lakmus Merah Merah Biru

6 Kertas Lakmus Biru Merah Biru


4.1.2 Penetapan Harga pH dengan pH Meter
No. Larutan pH
1. 50 ml HCl 0,01 M 2,3 (Asam)
2. 50 ml H2SO4 0,01 M 2 (Asam)
3. 50 ml NaOH 0,01 M 11, 3 (Basa)
4. 25 ml NaOH 0,01 M + 25 ml HCl 0,01 M 6,9 (Asam)
5. 50 ml NaOH 0,01 M + 25 ml HCl 0,01 M 10,9 (Basa)
6. 25 ml NaOH 0,01 M + 25 ml H2SO4 0,01 M 2,7 (Asam)
4.2 Pembahasan
Setelah kami melakukan praktikum penentuan harga pH dengan
menggunakan indicator dan pH meter. Kami menguji setiap larutan, pada
larutan HCl dan NaOH dengan menetesi larutan MO, MM, PP dan BTB
sehingga ada perubahan warna pada HCl dan NaOH yaitu : No Larutan yang
diperiksa Harga pH 1 50 mL HCL 0.01 M 01,8 2 50
mL H₂SO₄ 0.01 M 01,6 3 50 mL NaOH 0.01 M 11,2 4 25 mL NaOH 0.01 M +
25 mL HCL 0.01 M 4,9 5 50 mL NaOH 0.01 M + 25 mL HCL 0.01 M 10,6 6

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


7
25 mL HCL 0.01 M + 25 mL H₂SO₄ 0.01 M 2,1. Dalam larutan HCL Pada
tabung reaksi 1 I yang berisi HCl + 4 tetes BPB terjadi perubahan warna yang
semula bening menjadi kuning cokelat hal ini menandakan bahwa suatu larutan
akan berubah warna menjadi kuning pekat jika mempunyai sifat asam jika
ditetesi dengan BPB, sedangkan jika pada tabung reaksi yang berisi NaOH +4
tetes BPB maka akan terjadi perubahan warna menjadi ungu pekat dan itu
menandakan bahwa suatu larutan akan berubah menjadi ungu pekat jika itu
basa. Pada tabung reaksi yang berisi HCl +4 tetes MO terjadi perubahan warna
menjadi pink artinya suatu larutan akan berubah warna menjadi pink jika
mempunyai sifat asam jika ditetesi dengan MO, sedangkan jika pada tabung
reaksi NaOH +4 tetes MO makan akan terjadi perubahan warna menjadi kuning
cokelat hal ini menandakan bahwa suatu larutan mempunyai sifat basa.
Pada tabung reaksi HCl +4 tetes BTB terjaid perubahan warna menjadi
kuning pucat hal ini menandakan larutan tersebut asam, sedangkan pada tabung
reaksi NaOH +4 tetes BTB akan terjaid perubahan warna yaitu biru tua hal ini
menandakan larutan tersbut bersifat basa. Pada tabung reaksi HCl +4 tetes PP
tidak terjadi perubahan tetapi tetap seperti warna semula yaitu bening,
sedangkan untuk tabung reaksi NaOH +4 tetes PP maka akan terjaid oerubahan
warna menjadi pink pekat hal ini menandakan bahwa suatu larutan akan
berubah warna dan itu bersifat basa jika ditetesi PP.
Sedangkan untuk tabung reaksi yang berisi kertas lakmus merah kemudian
ditetesi dengan larutan HCl makan warnanya akan tetap merah, dan jika tabung
reaksi yang berisi kertas lakmus biru kemudian ditetesi dengan larutan HCl
maka akan berubah menjadi warna merah hal ini menandakan bahwa warna
merah tersebut menunjukan sifat asam. Dan untuk tabung reaksi yang berisi
kertas lakmus biru dan ditetesi dengan larutan NaOH maka akan tetap berwarna
biru, tetapi jika tabung reaksi yang berisi kertas lakmus merah dan ditetesi
dengan larutan NaOH maka akan berubah menjaid warna biru hal ini
menandakan bahwa kertas lakmus warna merah berubah menjadi biru itu
adalah sifat basa.
4.3 Hubungan Penetapah Harga pH dengan Logistik
Terdapat hubungan praktikum penentuan pH dalam logistik yaitu :

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


8
1. Pada tangki timbun terdapat air didalamnya, untuk menghilangkan air
tersebut dilakukan water cut. Pada saat ingin membuang air ke kolom
pengumpul dilakukan pengukuran ph sebelum dibuang ke sungai. Hal ini
ditujukan agar tidak mencemari lingkungan sekitarnya.
2. Melakukan pembersihan tangki. Pembersihan tangka dilakukan
menggunakan air kemudian dibuang ke kolom pengumpul kemudian
langsung dibuang ke sungai. Pada saat pembuangan ke lingkungan, air
terlebih dahulu dilakukan pengecekan ph supaya menjaga lingkungan
sekitar dan menghindari terjadinya pencemaran lingkungan.

4.4 Tugas dan Pertanyaan


4.4.1 Tugas
1. Hitung harga PH teoritis dari larutan-larutan tersebut
2. Hitung harga PH teoritis larutan campuran.
a. 50 mL NaOH 0,01 N + 50 mL H2SO4 0,04 N
b. 50 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,02 N.
Jawaban:
1. a. 50 mL HCL 0,01 M b. 50 mL H2SO4 0,01 M
[H+] = M . valensi asam [OH-] = M . valensi
asam
= 0,01 . 1 = 0,01 . 2
= 10-2 M = 2. 10-2 M

pH = - log [H+] pH = - log [H+]


= - log [10-2] = 2 – log 2
= 2 – log 1 = 1,69
=2
c. 50 mL NaOH 0,01 M
[OH-] = M . valensi basa
= 0,01 . 1
= 10-2 M
pOH = - log [OH-]
= - log [10-2] = 2
pH = 14 – POH
= 14 – 2
= 12

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


9
NaOH + HCl → NaCl + H2O
b. 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCl 0,01 M
Mula 0,25 mmol 0,25 mmol

Reaksi 0,25 mmol 0,25 mmol - 0,25 mmol 0,25 mmol


Sisa 0 mmol 0 mmol 0,25 mmol
c. 50 mL NaOH 0,01 M + 25 mL HCL 0,01 M

NaOH + HCl → NaCl + H2 O

Mula 0,5 mmol 0,25 mmol

Reaksi 0,25 mmol 0,25 mmol - 0,25 mmol 0,25 mmol

Sisa
0,25 mmol 0,25mmol
0,25 mmol 0 mmol

Molar = mol /
Volume total
= 0,25 mmol / 75 mL
= 3,3 . 0-3 M.

pOH = - log [OH-]

pH = 14 – ( 3– log 3,3)

= 11 + log 3,3 = 11.52

pH = 14 – ( 3– log 3,3)

= 11 + log 3,3 = 11.52

d. 25 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,01M

2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + H2 O =

Mula 0,25 mmol 0,25 mmol

Reaksi 0,25 mmol 0,125 mmol - 0,125 mmol 0,125 mmol +

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


10
Sisa 0 mmol 0,125 mmol 0,125 mmol 0,125 mmol

Molar = mol/volume total


0,125 mmol / 50 mL = 25 . 10-4 M

[H+] = M. valensi asam pH = - log [H+]


= 5 . 10-3 M = - log [5 . 10-3]
= 3 – log 5 = 3 –
0.69 = 2.31
2. a. 50 mL NaOH 0,01 N + 50 mL H2SO4 0,04 N
Molar NaOH = Normalitas : valensi basa
= 0,01 N / 1 = 0,01 M
Molar H2SO4 = Normalitas : valensi asam
= 0,04 N/ 2 = 0,02 M
2NaOH + H2SO4→ Na2SO4 + H2 O

Mula 0,5 mmol 1 mmol

Reaksi 0,5 0,25 0,25 0,25


mmol mmol mmol mmol +
Sisa 0 mmol 0,75 0,25 0,25
mmol mmol mmol

Mola = mol / volume total pH = - log [H+]


r
= 0,75 mmol / 100 ml = - log [15. 10-3]
= 3 – log 15 = 1.82
= 75 . 10-4 M

[H+] = M . valensi asam


= 15. 10-3 M

b. 75 mL NaOH 0,01 M + 25 mL H2SO4 0,02 N


Molar H2SO4 = Normalitas / valensi asam
= 0,02 N / 2
= 0,01 M
2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + H2 O

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


11
Mula 0,75 mmol 0,25 mmol

Reaksi 0,50 mmol 0,25 mmol - 0,25 mmol 0,25 mmol +

Sisa 0,25 mmol 0 mmol 0,25 mmol 0,25 mmol


Molar = mol / volume total
= 0,25 mmol / 100 mL = 25 . 10-4
pOH = - log [OH-]
= - log [25 . 10-4] = 4

– log 25 pH = 14 – POH

= 14- (4 – log 25) = 10 + log 25


4.4.2 Pertanyaan
1. Apakah hasil percobaan sudah sesusai dengan teori pH?
Jawaban: Sudah
Berdasarkan hasil percobaan di atas dapat diketahui bahwa untuk
mengetahui asam atau basa suatu larutan diperlukan zat indikator,
yaitu zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan
lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi
atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa). Seperti
pada pengujian yang telah dilakukan dan memperoleh hasil sebagai
berikut :
Pada larutan HCL tabung reaksi 1 I yang berisi HCl + 4 tetes BPB
terjadi perubahan warna yang semula bening menjadi kuning cokelat
hal ini menandakan bahwa suatu larutan akan berubah warna menjadi
kuning pekat jika mempunyai sifat asam jika ditetesi dengan BPB,
sedangkan jika pada tabung reaksi yang berisi NaOH +4 tetes BPB
maka akan terjadi perubahan warna menjadi ungu pekat dan itu
menandakan bahwa suatu larutan akan berubah menjadi ungu pekat
jika itu basa. Pada tabung reaksi yang berisi HCl +4 tetes MO terjadi
perubahan warna menjadi pink artinya suatu larutan akan berubah
warna menjadi pink jika mempunyai sifat asam jika ditetesi dengan
MO, sedangkan jika pada tabung reaksi NaOH +4 tetes MO makan

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


12
akan terjadi perubahan warna menjadi kuning cokelat hal ini
menandakan bahwa suatu larutan mempunyai sifat basa.
Pada tabung reaksi HCl +4 tetes BTB terjaid perubahan warna
menjadi kuning pucat hal ini menandakan larutan tersebut asam,
sedangkan pada tabung reaksi NaOH +4 tetes BTB akan terjaid
perubahan warna yaitu biru tua hal ini menandakan larutan tersbut
bersifat basa. Pada tabung reaksi HCl +4 tetes PP tidak terjadi
perubahan tetapi tetap seperti warna semula yaitu bening, sedangkan
untuk tabung reaksi NaOH +4 tetes PP maka akan terjaid oerubahan
warna menjadi pink pekat hal ini menandakan bahwa suatu larutan
akan berubah warna dan itu bersifat basa jika ditetesi PP.
Sedangkan untuk tabung reaksi yang berisi kertas lakmus merah
kemudian ditetesi dengan larutan HCl makan warnanya akan tetap
merah, dan jika tabung reaksi yang berisi kertas lakmus biru kemudian
ditetesi dengan larutan HCl maka akan berubah menjadi warna merah
hal ini menandakan bahwa warna merah tersebut menunjukan sifat
asam. Dan untuk tabung reaksi yang berisi kertas lakmus biru dan
ditetesi dengan larutan NaOH maka akan tetap berwarna biru, tetapi
jika tabung reaksi yang berisi kertas lakmus merah dan ditetesi dengan
larutan NaOH maka akan berubah menjaid warna biru hal ini
menandakan bahwa kertas lakmus warna merah berubah menjadi biru
itu adalah sifat basa.

2. Berapakah nilai persen kesalahan dari pengamatan dalam percobaan


ini? Jawab: 5%
Kesalahan yang kami buat dalam percobaan ini yaitu:
• Takaran dalam volume
• Peralatan yang kurang cukup
• Saat mencuci alat yang digunakan tidak benar-benar bersih.

3. Kesalahan-kesalahan apakah yang mungkin Anda perbuat selama


melakukan percobaan ini? Bagaimanakah cara mengeliminasi
kesalahan tersebut? Jawab:

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


13
• Takaran dalam volume
• Peralatan yang kurang cukup
• Saat mencuci alat yang digunakan tidak benar-benar bersih
Cara untuk mengeliminasi kesalahan-kesalahan yang dibuat:
• Saat dalam melakukan penakaran harus lebih konsentrasi dan
hati-hari
• Jumlah alat peraga yang kurang cukup dapat diatasi dengan.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari praktik kami bahwa saat menentukan nilai pH,
digunakan beberapa indikator karena setiap indikator memiliki jalur perubahan
warna yang berbeda. Indikator yang digunakan untuk menentukan pH antara
lain lakmus merah dan biru, Bromo Phenol Blue (BPB), Methyl Orange (MO),
Bromo Thymol Blue (BTB), Phenol Phthalein (PP). Sifat larutan yang diuji
berbeda, yaitu bersifat asam, basa dan netral. Larutannya memiliki pH yang
berbeda. Jika pH larutan asam <7, pH larutan basa> 7, dan pH larutan netral 7.
Menambahkan larutan asam dan basa akan memengaruhi warna indikator.
Gunakan pH meter untuk mengetahui nilai pH, hasilnya bisa lebih akurat.
Volume dan molaritas larutan sangat mempengaruhi ukuran Ph. Tentu saja,
kesalahan akan terjadi selama latihan dan itu pasti bisa dihindari.

5.2 Saran
Dari beberapa cara yang harus diperhatikan pada saat melakukan praktikum :
1. Meningkatkan ketelitian saat melakukan praktikum.
2. Bekerja dengan cepat.
3. Bekerja secara akurat
4. Kerja sama yang baik dan rapi dalam tim.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


15
DAFTAR PUSTAKA

1. Itameyrautami. 2015. Laporan Pratikum Kimia PH Asam Basa.

2. Bitar. 2020. Larutan Asam-Pengertian, Ciri, Sifat, Hujan dan contohnya.

3. Sutresna, N., 2008. Cerdas Belajar Kimia, Grafindo. Bandung.Syarifudin.


2008. Kimia. Tangerang : Scientific Press

4. Parning, 2006. Kimia. Penerbit Yudhistira. Jakarta

5. Rahayu, Iman., 2009. Praktis Belajar Kimia 1. Penerbit Departemen


Pendidikan Nasional, Jakarta.

6. inarti. 2019. pH Meter. Jurnal Jogja

7. Kurniawati. 2017. Asam dan Basa. Jurnal Lecture UB

8. Utami. 2017. Asam Basa Lemah. Jurnal UNJ

9. Irawati. 2019. Pemahaman Konsep Asam Basa. Jurnal Kudus

10. Rahayu, Iman., 2009. Praktis Belajar Kimia. 1, Penerbit Departemen


Pendidikan Nasional, Jakarta.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


16

Anda mungkin juga menyukai