Anda di halaman 1dari 22

PEMBUATAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN BUFFER

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA 2


SEMESTER GASAL 2020-2021

FIANTIKA GADIS SAPUTRI


2011050087

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK D-IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
OKTOBER 2020
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan praktikum ini diajukan oleh;
Nama : Fiantika Gadis Saputri
NIM : 2011050087
Pogram Studi : Teknologi Laboratorium Medik D4
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Telah dikoreksi dan diterima oleh dosen pengumpu mata kuliah biokima I semester
gasal 2020-2021 sebagai salah satu komponen penilaian akhir perkuliahan.

Ditetapkan di : Purwokerto
Tanggal : Oktober 2020

Menyetujui
Coordinator Dosen Pengumpu

Ttd

Kurniawan. S,Si.,M.,Si
NIK. 216072
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberi rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan rangkaian acara praktikum biokimia 2 semester
gasal 2020-2021 Program Studi Teknologi Laboratorium Medik D4 Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penulisan laporan ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu komponen penilaian dari mata kuliah ini.
Menyadari bahwa tanpa bantuan, arahan dan masukan dari asisten mahasiswa
dan juga dosen pengumpu, mungkin pelaksanaan praktikum ini akan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapapkan
terimakasih kepada:
1.) Dosen pengumpu mata kuliah biokimia I semester gasal 2020-2021 Program
Studi Teknologi Laboratirium Medik D4 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Purwokerto yang telah memberikan bekal ilmu dan
keterampilan selama perkuliahan dan pelaksanaan praktikum.
2.) Asisten mahasiswa yang telah membantu secara teknis dan pelaksanaan
praktikum di laboratoriaumdan juga dalam proses penyusunan laporan.
3.) Teman-teman angkatan 2020 Progran Studi Tekenologi Laboratorium Medik D4
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang selalu
kompak dan salaing suport dalam pelaksanaan praktikum.
4.) Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga laporan praktikum ini membawa manfaat
bagi semuanya. Aamiin
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Purwokerto, 9 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman sampul modul………………………………………………………………………………….i
Halaman pengesahan……………………………………………………………………………………..ii
Kata pengantar……………………………………………………………………………………………….iii
Daftar isi………………………………………………………………………………..……………………….iv
A. BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………………..1
1. Latar belakang……………………………………………………………………………………2
2. Rumusan masalah………………………………………………………………………………3
3. Tujuan………………………………………………………………………………………………..4
4. Manfaat……………………………………………………………………………………………..5
B. BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………………….6
1. Landasan teori…………………………………………………………………………………….7
C. BAB III METODE PRAKTIKUM………………………………………………………………….8
1. Alat dan bahan…………………………………………………………………………………….9
2. Prosedur kerja…………………………………………………………………………………...10
D. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………………………11
1. Hasil …………………………………………………………………………………………………..12
2. Pembahasan……………………………………………………………………………………….13
E. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………………………………14
1. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………15
2. Saran…………………………………………………………………………………………………..16
F. DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………..17
G. LAMPIRAN………………………………………………………………………………………………18
ACARA 2
PEMBUATAN DAN PENGUKURAN pH LARUTAN BUFFER
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang

larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat


mempertahankan ph pada kisarannya. Larutan penyangga dapat dibuat dari
campuran asam, lemah dan basa konjugasinya serta basa lemah dan asam
konjugasinya. Larutan penyangga juga dapat dibuat dari campuran asam
atau basa kuat dengan basa atau asam lemah, dengan ketentuan jumlah
asam atau basa lemahnya harus lebih besar dari basa atau asam kuatnya.
Berdasarkan komponen penyusunya larutan penyangga dapat
dikelompokan menjadi dua yaitu larutan penyangga asam, berfungsi
mempertahankan ph <7 yang tersusun antara larutan asam lemah dan
garamnya. Serta larutan penyangga basa, berfungsi mempertahankan ph >7
yang tersusun atas larutan basa lemah dan garamnya.
Larutan buffer memiliki keterkaitan antar konsep yang cukup rumit misalnya
penentuan pH larutan yang ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat atau
diencerkan

2. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan larutan buffer?
b. Berdasarkan prnyusunya ada berapa komponen dalam larutan penyangga?
c. Larutan penyangga dapat dibuat dari apa saja ?
3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum pengukuran nilai ph laritan buffer
ini adalah:
1. Mahasiswa mampu membuat larutan buffer fosfat, sitrat dan
karbonat
2. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran pH larutan buffer
menggunakan
kertas latmus, kertas indikator pH 0-14, dan pH meter

4. Manfaat
a. Manfaat dari paktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui
dan menerapkan prinsip ph dan larutan buffer tersebut.
b. Mahasiswa dapat membuat larutan buffer dan menetapkan ph serta
kapasitas buffernya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan teori
a. Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertaha
nkan pH tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti penambahan asam, bas
a, pengenceran. Dengan kata lain, pH larutan penyangga tidak akan berubah wa
laupun pada larutan tersebut ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat, atau ji
ka larutantersebut diencerkan. 
Larutan buffer mengandung zat terlarut yang bersifat penyangga.
Penyangga memiliki
 komponen asam basa mengatasi penurunan pH. Asam basa inimerupakan pasa
ngan konjugasi (Mangihut,2009).
b. Larutan buffer adalah campuran asam lemah dengan garamnya dari basa kuat a
taucampuran basa lemah dengan garamnya dari asam kuat. Misalnya CH3COO
H denganCH3COONa dan larutan NH3 dengan larutan NH4CI. Campuran laruta
n inimempunyai sifat penyangga (penahan) terhadap usaha untuk mengubah p
H penambahan sedikit asam, sedikit basa, atau penambahan air tidak menguba
h pHlarutan (Pujiyanti, 2008)
c. Larutan penyangga adalah suatu larutan yang dapat berfungsi mempertahanka
n pHlarutan dari suatu perubahan pH larutan. Larutan penyangga disebut juga l
arutan buffer atau larutan dapar. Larutan buffer hanya berfungsi untuk mempe
rtahankan pH.Ini tidak berarti bahwa pH tidak akan berubah. Perubahan dan ga
ngguan yang besardalam sistem dapat meruabah pH meskipun telah ditambah 
buffer kedalamnya. Halini karena buffer hanya menjaga agar pH tidak terlalu be
rubah signifikan denganadanya perubahan konsentrasi ion hidrogen dalam siste
m (Sandri Justiana,Muchtaridi,2010)
d. Salah satu materi yang berkaitan dengan materi asam basa dan sering mengalami
miskonsepsi adalah larutan penyangga (buffer). Banyaknya konsep pada materi larutan
penyangga sering menimbulkan miskonsepsi pada siswa (Mentari, Suardana, &
Subagia, 2014). Siswa berpengetahuan bahwa garam belum bisa terbentuk ketika mol
HCl dan mol NaOH tidak seimbang. Garam baru terbentuk ketika mol HCl dan mol
NaOH seimbang yaitu pada titik ekivalen. Siswa berpemahaman bahwa HCl dan NaOH
tidak dapat bereaksi bila jumlah molnya belum seimbang. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa tidak memahami konsep ikatan kimia, ionisasi dan kesetimbangan kimia. Hal ini
sangat berpengaruh pada materi selanjutnya yakni materi buffer dan hidrolisis
(Indrayani, 2013).
BAB III
Metode praktikum
1. Alat dan bahan
1. Beaker glass 8. Sodium bicarbonate (NaHCO3)
2. Gelas ukur 9. Sodium carbonate (Na2CO3)
3. Pipet tetes 10. Disodium hydrogen phosphate (Na2HPO4)
4. akuades 11. Potassium dihydrogen phosphate (KH2PO4)
5. Sodium citrate 12. Larutan NaOH 1 N
6. Citrid acid 13. Larutan HCl 1 N
7. Larutan NaOH 1 N
2. Prosedur kerja
1. Persiapan Buffer Fosfat
Larutan I : 1,36 g KH2PO4 dilarutkan dalam akuades sampai volume tota
100 ml
Larutan II : 3,58 g Na2HPO4 dilarutkan dalam akuades sampai volume total
100 ml.
Diambil sebanyak 96.4 ml larutan I dan dicampurkan dengan 3,6 ml larutan
II, aduk
hingga homogen.
2. Persiapan Buffer Sitrat
Larutan I : 0,21 g asam sitrat dilarutkan ke dalam akuades sampai volum
total 10 ml
Larutan II : 0,29 g sodium sitrat dilarutkan dalam akuades sampai volume
total 10 ml.
Diambil sebanyak 2,8 ml larutan I dan dicampurkan dengan 2,2 ml larutan II
untuk membuat 100 ml larutan, aduk hingga homogen.
3. Persiapan Buffer Karbonat
Disiapkan 0,84 g NaHCO3 dan 1,06 g Na2CO3 untuk dilarutkan ke dalam
akuades
sampai volume akhir 50 ml
4. Pengukuran pH Larutan dengan kertas Lakmus/pH Indikator Universal
a) Setiap kelompok menyiapkan tiga beaker glass yang masing-masing berisi
100 ml
air kran, akuades dan air sampel lainnya yang telah ditambahkan
dengan buffer fosfat, sitrat, dan karbonat
b) Setiap kelompok menyiapkan dua jenis kertas pH indikator yaitu kertas
latmus (biru-merah) dan kertas pH indikator universal pH 0-14 .
c) Secara bergantian lakukan pengukuran pH dari ketiga cairan tersebut dengan
cara merendam kertas pH indikator ke dalam masing-masing cairan tersebut
selama minimal 15 detik
d) Angkat atau tarik kertas pH indikator dari masing-masing cairan dan cocokkan
dengan standar warna yang tersedia
e) Tentukan dan catat nilai pH dari ketiga cairan tersebut di buku
logbook praktikum
5. Pengukuran pH larutan dengan pH meter
a) Hubungkan kabel power pH meter pada saklar jaringan listrik yang tersedia
b) Tekan tombol power pada posisi “on”
c) Ambil dan keluarkan probe dari botol penyimpanan
d) Semprot/cuci menggunakan akuades dan keringkan menggunakan tissue
e) Lakukan kalibrasi dengan menyelupkan pada larutan standar pH 7
f) Angkat dan keringkan menggunakan tissue
g) Disiapkan sampel larutan yang berbeda pada beaker glass
h) Celupkan probe ke dalam sampel larutan secara berurutan dengan setiap
pergantian sampel, probe dicuci menggunakan akuades dan
dikeringkan dengan tissue
i. Pada setiap pengukuran, diamkan probe beberapa saat (15-30 detik sampai
nilai pH
yang terdapat pada display (monitor) stabil, catat hasil pengukuran pada buku
logbook masing-masing
j) Apabila pH meter yang digunakan ada display yang menunjukkan temperature
sampel larutan, maka catatlah di dalam buku logbook masing-masing
k) Setelah selesai digunakan, probe dicuci menggunakan akuades
dan dikeringkan menggunakan tissue
l) Masukkan ujung probe ke dalam botol penyimpanan agar tidak kering dan
rusak
m) Matikan pH meter dengan menekan tombol power pada posisi “off”
n) Cabut kabel power dari saklar listrik

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pembuatan dan pengukuran larutan buffer
a. Kelompok tabung 1

RAK TABUNG KELOMPOK 1


N Macam- Buffer Fosfat 2ml +HCL IN ml +NaOH IN 1ml
o Macam LM LB I LM LB I LM LB IP
larutan P P
1 Air Kran Mera Mera 6 Mera Mera 2 Mera Mera 6
h h h h h h
2 Akuades Mera Mera 6 Mera 2 Mera Mera 8
h h h h h
3 Asam Merah Mera 2 Mera Mera 1 Mera Mera 2
Cuka h h h h h
4 Belimbin Mera Merah 3 Mera Mera 2 Mera Merah 5
g Wuluh h h h h
5 Air Alkain Merah Mera 6 Mera Mera 2 Mera Merah 9
h h h h
6 Jus Merah Mera 6 Mera Mera 1 Mera Merah 3
melon h h h h

d. Kelompok tabung 2

RAK TABUNG KELOMPOK 2


NO Macam- Buffer Fosfat 2ml +HCL IN ml +NaOH IN 1ml
Macam LM LB IP LM LB IP LM LB IP
Larutan
1 Air kran Merah Biru 6 Merah Merah 1 Biru Biru 13
2 Alkuades Merah Biru 6 Merah Merah 1 Merah Biru 11
3 Asam Merah Merah 2 Merah Merah 1 Merah Merah 2
cuka
4 Belimbing Merah Merah 3 Merah Merah 1 Merah Merah 3
wuluh
5 Air alkain Merah Biru 7 Merah Merah 1 Merah Biru 12
6 Jus melon Merah Biru 5 Merah Merah 1 Merah Biru 13

e. Kelompok tabung 3

RAK TABUNG KELOMPOK 3


NO Macam- Buffer Fosfat 2ml +HCL IN ml +NaOH IN 1ml
Macam LM LB IP LM LB IP LM LB IP
Larutan
1 Air kran Merah Merah 10 Mera Merah 1 Merah Merah 12
h
2 Akuades Merah Merah 10 Mera Merah 1 Merah Biru 12
h
3 Asam Merah Merah 3 Mera Merah 1 Merah Merah 3
cuka h
4 Belimbing Merah Merah 9 Mera Merah 1 Merah Merah 1
wuluh h
5 Air alkain Merah Merah 10 Mera Merah 1 Merah Biru 12
h
6 Jus melon Merah Merah 10 Mera Merah 1 Merah Merah 8
h

B. Pembahasan

Berdasarkan table yang diperoleh :


1. Tabung 1
Berdasarkan hasil table yang diamati bahwa tabung 1 air kran ditambahkan
dengan larutan buffer fosfat sebanyak 2 ml yang diujikan dengan kertas
lakmus berwarna merah tetap menjadi warna merah dan diujikan dengan
kertas lakmus berwarna biru berubah menjadi warna merahyang memiliki
indikator 6. Pada akuades ditambahkan dengan buffer fosfat diujukan
dengan kertas lakmus merah warna tetep menjadi merah dan kemudian
diajukan dengan kertas lakmus berwarna biru warna berubah menjadi
merah dan memiliki nilai 6, pada pengujian tersebut terbukti bahwa
larutan tersebut memiliki sifat asam. Pada asam cuka ditambahkan buffer
fosfat sebanyak 2 ml yang diuji menggunakan kertas lakmus berwarna
merah tetap menjadi warna merah dan diuju menggunakan kertas lakmus
berwarna biru warnanya berubah menjadi warna merah dan nilainya adalah
2 ini membuktikan bahwa larutan tersebut bersifat asam. Pada belimbing
wuluh ditambahkan dengan larutan buffer fosfat diuji dengan kertas lakmus
berwarna merah tetap menjadi warna merah sementara sedangkan diuju
menggunakan kertas lakmus berwarna biru warnanya berubah menjadi
melah dan nilai Phnya adalah 3 membuktikan bahwa larutan tersebut
memiliki sifat asam. Pada air alkain diuji menggunakan larutan buffer fosfat
dan diuji dengan kertas merah warna tetap menjadi merah dan diuji
menggunakan kertas lakmus berwarna biru warnanya berubah menjadi
merah dan nilai Ph6 membuktikan bahwa laritan tersebut bersifat asam. Jus
melon diuji menggunakan larutan buffer fosfat dengan menggunakan kertas
lakmus berwarna merah tetap menjadi warna merah dan diujikan
menggunakan kertas lakmus berwarna biru warna menjadi warna merah
dan nilai phnya adalah 6 yang membuktikan bahwa larutan tersebut
mengandung asam.
Pada semua sempel praktikum yang dicampur menggunakan larutan
HCL In 1ml yang diujikan menggunakan kertas lakmus berwarna merah
tetap berwarna merah dan diujikan dengan kertas lakmus berwarba biru
warna berubah menjadi warna biru ini membuktikan bahwa larutan
tersebut memiliki sifat asam dan nilai ph yang berbeda-beda. Pada air kran
memiliki nilai indikator pH 2, pada akuades memiliki nilai indikator pH 2,
pada asam cuka memiliki indikator pH 1, pada belimbing wuluh memiliki
indikator pH 2 dan air alkalin juga memiliki nilai indikator pH 2, lalu sampel
terakhir(jus melon) memiliki indikator pH 1.
Pada larutan yang dicampur dengan NaOH 1N sebanyak 1ml jika
diujikan dengan kertas lakmus warna merah tetap berwarna merah tetapi
jika diujikan dengan kertas lakmus warna biru sampel yang diujikan
berubah warna menjadi merah terjadi pada larutan air kran, asam cuka,
belimbing wuluh dan jus melon. Adapun sampel yang diujikan dengan
kertas lakmus biru tetap menjadi biru terjadi pada akuades dan air alkalin.
Indikator pH yang dihasilkan juga berbeda beda.
2. Tabung 2
Pencampuran dengan buffer sirat
Pada tabel data hasil praktikum, air kran dan akuades diujikan dengan
kertas lakmus yang berwarna merah tetap menjadi warna merah dan
diujikan dengan kertas lakmus berwana biru tetap menjadi warna biru,
memiliki indikator pH 6 membuktikan bahwa air kran dan akuades
bersifat netral. Pada asam cuka dan belimbing wuluh diujikan dengan
kertas lakmus berwarna merah tidak berubah warna(tetap merah) dan
diujikan dengan kertas lakmus yang berwarna biru berubah warna
menjadi merah. Asam cuka memiliki nilai indikator pH 2 dan pada
belimbing wuluh memiliki angka 3. Pada air alkalin dan jus melon jika
diujikan menggunakan kertas lakmus yang berwarna merah akan tetap
berwarna merah dan jika diujikan dengan kertas lakmus warna biru
akan tetap berwarna biru. Nilai indikator pH dari air alkalin bernilai 7
dan nilai indikator pH dari jus melon sebesar 5.
Pencampuran HCL 1N 1ml
Pada tabel data hasil praktikum semua sampel dicampurkan dengan
HCL diujikan dengan kertas lakmus warna merah tetap berwarna merah
dan diujikan dengan kertas lakmus warna biru berubah menjadi merah.
Indikator pH yang dihasilkan semua menghasilkan nilai 1.
Pencampuran NaOH
Pada air kran diujikan dengan kertas lakmus merah berubah menjadi
warna biru dan diujikan dengan kertas lakmus warna biru tetap menjadi
biru, indikator pHnya yang dihasilkan yaitu sebesar 13. Pada akuades
diujikan dengan lakmus merah berubah menjadi biru, jika diujikan
dengan kertas lakmus warna biru tetap menjadi biru dan indikator pH
yang dihasilkan 11. Pada asam cuka diujikan dengan lakmus merah
tetap berwarna merah, jika diujikan dengan kertas lakmus biru berubah
menjadi warna merah dan indikator pH yang dihasilkan sebesar 2. Pada
belimbing wuluh diuji dengan kertas lakmus berwarna merah tetap
berwarna merah dan diuji dengan kertas lakmus warna biru berubah
menjadi warna merah dan nilai pH yang dihasilkan 3. Pada air alkalin
diuji dengan kertas lakmus waran merah tetap menjadi merah dan
diujikan dengan kertas lakmus berwarna biru tetap menjadi biru, nilai
indikator pH yang dihasilkan 12. Pada jus melon diuji dengan kertas
lakmus merah tetap menjadi merah dan jika diuji dengan kertas lakmus
berwarna biru tetap menjadi biru. Indikator yang dihasilkan sebesar 13.
3. Tabung III
Buffer karbonat
Pada air kran,akuades, air alkalin dan jus melon jika dicampurkan
dengan buffer karbonat diuji dengan kertas lakmus merah akan tetap
berwarna merah, diuji dengan kertas lakmus warna biru akan berubah
berwarna merah dan pH yang dihasilkan 10. Pada asam cuka jika diuji
dengan kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah, jika diuji
dengan lakmus biru berubah menjadi merah dan pH yang dihasilkan 3.
Pada belimbing wuluh diuji dengan lakmus merah akan tetap berwaena
merah, jika diuji dengan kertas lakmus biru akan berubah menjadi
merah dan pH yang dihasilkan 9.
Penambahan HCL
Pada data sampel yang diuji dengan dicampurkan HCL semua sampel
diuji dengan kertas lakmus berwarna merah tetap berwarna merah dan
jika menggunakan kertas lakmus ysng berwarna biru akan berubah
menjadi warna merah, pH yang dihasilkan dari semua sampel
menghasilkan angka 1.
Penambahan NaOH
Pada air kran diujikan dengan kertas lakmus berwarna merah tetap
menjadi warna merah, jika diuji dengan kertas lakmus waran biru akan
berubah menjadi warna merah dan nilai pH yang dihasilkan adalah 12.
Pada akuades dan air alkalin diuji dengan kertas lakmus warna merah
tetap menjadi warna merah dan jika diuji dengan lakmus warna biru
tetap menjadi warna biru. Nilai pH dari akuades dan air alkalin sebesar
12. Pada asam cuka dan belimbing wuluh diuji dengan kertas lakmus
yang berwarna merah akan tetap menjadi warna merah dan jika
diujikan dengan kertas lakmus berwarna biru akan berubah menjadi
warna merah. Nilai pH yang dihasilkan oleh asam cuka sebesar 3 dan
dari belimbing wuluh sebesar 1. Pada jus melon diuji dengan lakmus
warna merah tetap menjadi warna merah dan jika diuji dengan lakmus
biru berubah menjadi warna merah. Nilai pH yang dihasilkan sebesar 8.

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1. Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat
mempertahankan ph pada kisarannya.
2. Berdasarkan komponen penyusunya larutan penyangga dapat
dikelompokan menjadi dua yaitu larutan penyangga asam, berfungsi
mempertahankan ph <7 yang tersusun antara larutan asam lemah dan
garamnya. Serta larutan penyangga basa, berfungsi mempertahankan ph >7
yang tersusun atas larutan basa lemah dan garamnya.
3. Larutan penyangga dapat dibuat dari campuran asam, lemah dan basa
konjugasinya serta basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan penyangga
juga dapat dibuat dari campuran asam atau basa kuat dengan basa atau
asam lemah, dengan ketentuan jumlah asam atau basa lemahnya harus
lebih besar dari basa atau asam kuatnya.

B. Saran
1. Untuk asisten untuk selalu semangat dalam mandampingi saat praktikum.
2. Untuk yang praktikum harus mengikuti protocol Kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Susialiningsih Endang, Pratiwi Nurfainzani, Jumaeri. 2018. PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK
TWO-TIER MULTIPLE CHOICE UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA KELAS XI.
Chemistry in Education. 7(2). 27-32.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai