A. Larutan
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.
Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan
zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan
dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut
membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan,
seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan,
misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam
cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat,
misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.
1. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut
di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal,
dan bagian per juta (part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi
larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah)
atau pekat (berkonsentrasi tinggi).
2. Pelarutan
3. Larutan Ideal
Bila interaksi antarmolekul komponen-komponen larutan sama besar dengan interaksi
antarmolekul komponen-komponen tersebut pada keadaan murni, terbentuklah suatu
idealisasi yang disebut larutan ideal. Larutan ideal mematuhihukum Raoult, yaitu
bahwa tekanan uap pelarut (cair) berbanding tepat lurus dengan fraksi mol pelarut dalam
larutan.Larutan yang benar-benar ideal tidak terdapat di alam, namun beberapa larutan
memenuhi hukum Raoult sampai batas-batas tertentu. Contoh larutan yang dapat
dianggap ideal adalah campuranbenzena dan toluena.
Ciri lain larutan ideal adalah bahwa volumenya merupakan penjumlahan tepat volume
komponen komponen penyusunnya. Pada larutan non-ideal, penjumlahan volume zat
terlarut murni dan pelarut murni tidaklah sama dengan volume larutan.
5. Jenis-Jenis Larutan
Larutan dapat diklasifikasikan misalnya berdasarkan fase zat terlarut dan pelarutnya.
Tabel berikut menunjukkan contoh-contoh larutan berdasarkan fase komponen-
komponennya.
Contoh Zat terlarut
larutan Gas Cairan Padatan
Gas Udara (oksigen dan Uap air di udara Bau suatu zat padat yang
P gas-gas lain dalam (kelembapan) timbul dari larutnya
E nitrogen) molekul padatan tersebut di
L udara
A Cairan Air terkarbonasi Etanol dalam air; Sukrosa (gula) dalam
R (karbon dioksida campuran air; natrium klorida
dalam air) berbagai hidrokarbon (garam dapur) dalam
U
(minyak bumi) air; amalgam emas
T dalam raksa
Padatan Hidrogen larut dalam Air dalam karbon Aloi logam seperti baja
logam, misalnya aktif; uap air
platina dalam kayu
B. Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan
memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelmbung gas
dalam larutan. Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke
dalam larutan elektrolit.
Setelah semua alat (kabel, larutan elektrolit, elektroda, lampu holder dan bola lampu)
disusun, dan kemudian dihubungkan ke sumber listrik, terlihat lampu menyala. Ini
membuktikan bahwa pada gambar listrik mengalir melalui larutan elektrolit. Beberapa
macam larutan elektrolit yaitu berupa asam, basa kuat dan garam.
Dalam keadaan murni, asam merupakan senyawa kovalen tetapi jika dilarutkan
didalam air akan terurai menjadi ion-ion.
HCl(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl-(aq)
Umumnya, basa merupakan senyawa ionic, kecuali NH3 adalah basa yang dalam
keadaan murni berupa senyawa kovalen dan didalam air terurai menjadi ion-ionnya.
NH3(g) + H2O(l) → NH4+(aq) + OH-(aq)
Semua garam merupakan merupakan senyawa ionic. Jika garam dilarutkan didalam
air, ion-ion garam akan melepaskan diri dari kisi-kisi Kristal yang selanjutnya terhidrasi di
dalam pelarut air.
NaCl-(s) + H2O(l) → Na+(aq) + Cl-(aq)
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi larutan
elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Elektrolit kuat dengan daya hantar yang besar.
Contohnya larutan asam kuat, basa kuat dan garam. Dan elektrolit lemah, yaitu larutan
dengan daya hantar yang lemah.
Elektolit Kuat Elektrolit lemah
HCl CH 2COOH
H2SO4 HF
HNO3 HNO2
HClO4 NH3
Setelah semua alat (kabel, larutan elektrolit,elektroda, lampu holder dan bola lampu)
disusun, dan kemudian dihubungkan ke sumber listrik, terlihat lampu tidak menyala. Ini
membuktikan bahwa pada gambar tidak mengalir melalui larutan non elektrolit.
Larutan non elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat non elektrolit.
Sedangkan zat non elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air tidak terurai
dalam bentuk ion-ionnya, tetapi terurai dalam bentuk molekuler.
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
~ Larutan urea
~ Larutan sukrosa
~ Larutan glukosa
~ Larutan alkohol dan lain-lain
Pada Tahun 1887, seorang ilmuwan Swedia yang bernama Svante August Arrhenius
mengemukakan sebuah teori yang menjelaskan mengapa larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik. Menurutnya, larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik,
karena dalam larutan elektrolit tersebut terdapat ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion
inilah yang dapat menghantarkan arus listrik. Untuk lebih memahami teori Arhennius ini,
coba perhatikan gambar di atas!
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa arus listrik mengalir melalui larutan
elektrolit (CuCl2) yang ditandai dengan bergeraknya jarum amperemeter. Hal ini dikarenakan
larutan tersebut terion menjadi ion Ca2+ yang bergerak menuju katoda dan ion Cl- yang
bergerak menuju anoda.
Berdasarkan gambar pertama terlihat bahwa larutan elektrolit kuat (NaCl) terion
sempurna menjadi ion Na+ dan Cl- sehingga dapat menghidupkan lampu dengan terang
karena jumlah ion yang banyak. Sedangkan pada gambar ke dua terlihat larutan elektrolit
lemah(CH3COOH) terion sebagian menjadi ion CH3COO- dan ion H+ dan sebagian dalam
bentuk CH3COOH Karena jumlah ion yang sedikit maka lampu menyala dengan redup.
Daya hantar listrik pada larutan elektrolit kuat, lemah dan non elektrolit merupakan
kekuatan elektrolit yang dinyatakan dengan derajat ionisasi (α). Secara matematis dinyatakan
dengan persamaan berikut
α = mol zat yang terionisasi mol zat mula-mula.
Bahan:
larutan sungai
larutan sumur
larutan CH3COOH
larutan NH3
larutan HCl
larutan NaOH
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan satu alat penguji elektrolit seperti gambar di atas
2. Siapkan 6 buah gelas ukur kimia yang telah berisi larutan sungai, sumur, CH3COOH,
NaCl, HCl, NaOH
3. Celupkan kedua batang paku ke dalam larutan yang akan diuji. Dengan catatan paku
tidak boleh bersentuhan saat dimasukkan ke dalam larutan dan paku harus dikeringkan
dengan tisu terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke larutan lain.
4. Amati dan catat apakah ada reaksi yang ditunjukkan dari lampu maupun paku tersebut
saat paku dimasukkan ke dalam larutan.
HASIL PERCOBAAN
Larutan yang Diuji Indikator Lampu Gelembung Gas Keterangan
Air Sungai Tidak menyala Tidak ada Non elektrolit
Air Sumur Tidak menyala Tidak ada Non elektrolit
CH3COOH Tidak menyala Banyak gelembung Elektrolit lemah
NH3 Tidak menyala Sedikit gelembung Elektrolit lemah
HCl Tidak menyala Banyak gelembung Elektrolit lemah
NaOH Menyala (redup) Banyak gelembung Elektrolit lemah
ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan, tidak ada satupun larutan yang
merupakan larutan elektrolit kuat.
Elektrolit lemah:
~ CH3COOH
~ NH3
~ HCl
~ NaOH
Non elektrolit:
~ Air Sungai
~ Air Sumur
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini cara untuk mengetahui apakah suatu larutan itu merupakan larutan
elektrolit kuat, elektrolit lemah atau non elektrolit adalah dengan memperhatikan paku yang
berperan sebagai elektroda tembaga yang dimasukkan ke dalam larutan. Paku yang
dimasukkan ke dalam larutan akan melakukan proses pelepasan dan penerimaan ion yang
dapat diketahui melalui terang-redupnya sinar lampu dan ada-tidaknya gelembung gas di
ujung-ujung paku.
Secara teoretis, air sungai termasuk ke dalam jenis larutan elektrolit lemah.
Seharusnya, ujung paku mengeluarkan gelembung-gelembung ketika dimasukkan ke air
sungai. Namun, tidak ada reaksi apapun yang ditunjukkan oleh paku. Kami menyimpulkan
bahwa ini terjadi karena air sungai yang kami ambil tidak jernih. Air sungai yang kami
gunakan keruh dan berwarna cokelat kehitaman.
Sementara air sumur memang termasuk ke dalam jens larutan non elektrolit sehingga
tidak ada nyala lampu maupun gelembung sama sekali.
NH3 dan CH3COOH termasuk ke dalam jenis larutan dengan elektrolit lemah secara
teoretis. Reaksi yang ditunjukkan sesuai dengan pernyataan secara teori. NH3 dan
CH3COOH masih bisa menghantarkan arus listrik meski dengan daya hantar yang buruk.
Munculnya banyak gelembung dari CH3COOH dan sedikit gelembung dari NH3 cukup
membuktikan bahwa kedua larutan tersebut termasuk elektrolit lemah
HCl dan NaOH termasuk ke dalam jenis larutan dengan elektrolit kuat secara teoretis.
Namun, menurut hasil percobaan yang telah dilakukan, kedua larutan tersebut menunjukkan
ciri-ciri larutan dengan elektrolit lemah. HCl dan NaOH sama-sama mengeluarkan banyak
gelembung, namun lampu tidak menyala saat paku dimasukkan ke dalam larutan HCl, dan
lampu menyala dengan redup saat paku dimasukkan ke dalam larutan NaOH.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari percobaan ini adalah hasil percobaan tidak
selalu sama dengan teori yang telah dikemukakan oleh para ahli. Kami juga dapat
mengidentifikasi perbedaan dari macam-macam larutan, seperti:
~ Larutan elektrolit kuat dapat menghantarkan listrik dengan baik/ sempurna karena
terbentuknya muatan-muatan sempurna yang dibentuk oleh banyaknya ion-ion
secara berlawanan.
~ Larutan elektrolit lemah kurang dapat mennghantarkan listrik dengan baik/
sempurna karena muatan-muatan kurang sempurna yang dibentuk oleh sedikitnya
ion-ion secara berlawanan.
~ Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik karena larutan-larutan
tersebut tidak terurai menjadi ion-ion, sehingga zat-zat tersebut tetap berwujud
molekul-molekul netral yang tidak bermuatan listrik.
Dengan mengetahui daya hantar larutan beserta gejala-gejala hantaran listrik dalam
larutan, kita dapat mengelompokkan larutan menjadi larutan elektrolit dan non elektrolit.
DOKUMENTASI