Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LARUTAN

ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Oleh Kelompok 3 X-MIPA 1

Nayla Melisa Putri (21)


Dwi Wulan Paramita (09)
Ubaidillah Maulidul Ula (28)
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara larutan
elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit, serta untuk mengetehui apa saja ciri-ciri
dan jenis larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit berdasarkan sifat-sifat
yang ditimbulkan selama praktikum.
KAJIAN TEORI

A. Larutan
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.
Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan
zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan
dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut
membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan,
seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan,
misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam
cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat,
misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.

1. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut
di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat
terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal,
dan bagian per juta (part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi
larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah)
atau pekat (berkonsentrasi tinggi).

2. Pelarutan

Molekul komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam keadaan


tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan antarpartikel komponen murni terpecah dan
tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut
dan zat terlarut sama-sama polar, akan terbentuk suatu sruktur zat pelarut mengelilingi
zat terlarut; hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap stabil.
Bila komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut, pada suatu
titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika zat
terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik padatan
tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat terlarut dalam
larutan tersebut adalah maksimal, dan larutannya disebut sebagai larutan jenuh. Titik
tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan,
seperti suhu, tekanan, dan kontaminasi. Secara umum, kelarutan suatu zat (yaitu jumlah
suatu zat yang dapat terlarut dalam pelarut tertentu) sebanding terhadap suhu. Hal ini
terutama berlaku pada zat padat, walaupun ada perkecualian. Kelarutan zat cair dalam zat
cair lainnya secara umum kurang peka terhadap suhu daripada kelarutan padatan atau gas
dalam zat cair. Kelarutan gas dalam air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu.

3. Larutan Ideal
Bila interaksi antarmolekul komponen-komponen larutan sama besar dengan interaksi
antarmolekul komponen-komponen tersebut pada keadaan murni, terbentuklah suatu
idealisasi yang disebut larutan ideal. Larutan ideal mematuhihukum Raoult, yaitu
bahwa tekanan uap pelarut (cair) berbanding tepat lurus dengan fraksi mol pelarut dalam
larutan.Larutan yang benar-benar ideal tidak terdapat di alam, namun beberapa larutan
memenuhi hukum Raoult sampai batas-batas tertentu. Contoh larutan yang dapat
dianggap ideal adalah campuranbenzena dan toluena.
Ciri lain larutan ideal adalah bahwa volumenya merupakan penjumlahan tepat volume
komponen komponen penyusunnya. Pada larutan non-ideal, penjumlahan volume zat
terlarut murni dan pelarut murni tidaklah sama dengan volume larutan.

4. Sifat Koligatif Larutan


Larutan cair encer menunjukkan sifat-sifat yang bergantung pada efek kolektif jumlah
partikel terlarut, disebut sifat koligatif(dari kata Latin colligare, "mengumpul bersama").
Sifat koligatif meliputi penurunan tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik
beku, dan gejala tekanan osmotik.

5. Jenis-Jenis Larutan
Larutan dapat diklasifikasikan misalnya berdasarkan fase zat terlarut dan pelarutnya.
Tabel berikut menunjukkan contoh-contoh larutan berdasarkan fase komponen-
komponennya.
Contoh Zat terlarut
larutan Gas Cairan Padatan
Gas Udara (oksigen dan Uap air di udara Bau suatu zat padat yang
P gas-gas lain dalam (kelembapan) timbul dari larutnya
E nitrogen) molekul padatan tersebut di
L udara
A Cairan Air terkarbonasi Etanol dalam air; Sukrosa (gula) dalam
R (karbon dioksida campuran air; natrium klorida
dalam air) berbagai hidrokarbon (garam dapur) dalam
U
(minyak bumi) air; amalgam emas
T dalam raksa
Padatan Hidrogen larut dalam Air dalam karbon Aloi logam seperti baja
logam, misalnya aktif; uap air
platina dalam kayu

Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik, larutan dapat dibedakan sebagai


larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit mengandung
zat elektrolit sehingga dapat menghantarkan listrik, sementara larutan non-elektrolit tidak
dapat menghantarkan listrik.

A. Sejarah Larutan Elektrolit


Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan
teori elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia hampir saja tidak
diberikan gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini.
Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel
bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah
muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion
dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik. Larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung
gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation
dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa
jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang
menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi
dan ion negatif mengalami oksidasi. Contoh, pada laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis
yang menghasilkan gas hidrogen sebagai berikut.
HCl(aq)→ H+(aq) + Cl-(aq)
Reaksi reduksi : 2H+(aq) + 2e- v→ H2(g)
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-

B. Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan
memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelmbung gas
dalam larutan. Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke
dalam larutan elektrolit.

Setelah semua alat (kabel, larutan elektrolit, elektroda, lampu holder dan bola lampu)
disusun, dan kemudian dihubungkan ke sumber listrik, terlihat lampu menyala. Ini
membuktikan bahwa pada gambar listrik mengalir melalui larutan elektrolit. Beberapa
macam larutan elektrolit yaitu berupa asam, basa kuat dan garam.
Dalam keadaan murni, asam merupakan senyawa kovalen tetapi jika dilarutkan
didalam air akan terurai menjadi ion-ion.
HCl(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl-(aq)
Umumnya, basa merupakan senyawa ionic, kecuali NH3 adalah basa yang dalam
keadaan murni berupa senyawa kovalen dan didalam air terurai menjadi ion-ionnya.
NH3(g) + H2O(l) → NH4+(aq) + OH-(aq)
Semua garam merupakan merupakan senyawa ionic. Jika garam dilarutkan didalam
air, ion-ion garam akan melepaskan diri dari kisi-kisi Kristal yang selanjutnya terhidrasi di
dalam pelarut air.
NaCl-(s) + H2O(l) → Na+(aq) + Cl-(aq)
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi larutan
elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Elektrolit kuat dengan daya hantar yang besar.
Contohnya larutan asam kuat, basa kuat dan garam. Dan elektrolit lemah, yaitu larutan
dengan daya hantar yang lemah.
Elektolit Kuat Elektrolit lemah
HCl CH 2COOH

H2SO4 HF
HNO3 HNO2
HClO4 NH3

1. Larutan Elektrolit Kuat


Pada larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi
sempurna). Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya
hantarnya kuat. pada persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak
panah satu arah ke kanan, dengan harga derajat ionisasi adalah satu  (α  =  1).
Yang tergolong elektrolit kuat adalah :
~ Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
~ Basa  kuat,  yaitu  basa-basa  golongan  alkali  dan  alkali  tanah, antara lain : NaOH,
KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
~ Garam-garam  yang  mempunyai  kelarutan  tinggi,  antara  lain : NaCl, KCl, KI,
Al2(SO4)3 dan lain-lain.

Ciri – ciri larutan elektrolit kuat :


~ Nyala lampu terang
~ Menghasilkan banyak ion
~ Molekul netral pada larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
~ Penghantar listrik yang baik
~ Gelembung gas banyak
~ α = 1 atau terionisasi dengan sempurna
Contoh : NaCl → Na+ + Cl-

2. Larutan Elektrolit Lemah


Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun
tidak menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini
disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga
dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam
persamaan reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik),
dengan  harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari satu (0 < α < 1).
Yang tergolong elektrolit lemah adalah:
~ Asam  lemah,  antara  lain:  CH3COOH,  HCN,  H2CO3,  H2S 
~ Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain.
~ Garam-garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2 

Ciri – ciri larutan elektrolit kuat :


~ Nyala lampu redup
~ Menghasilkan sedikit ion
~ Molekul netral dalam larutan banyak
~ Terionisasi hanya sebagian kecil
~ Penghantar listrik yang buruk
~ Gelembung gas sedikit
~ 0 < α < 1 atau terionisasi sebagian
Contoh : CH3COOH       CH3COO-  + H

3. Senyawa Pembentuk Larutan Elektrolit


Senyawa yang dalam larutannya dapat menghantarkan arus listrik berupa senyawa ion
dan senyawa kovalen polar, karena senyawa-senyawa tersebut dapat terionisasi saat
dilarutkan dalam air.
* Senyawa ion
Senyawa ion tersusun dari ion-ion yang bentuknya padat dan kering. Ion-ion
penyusun senyawa ion dalam pelarutnya akan bergerak bebas sehingga larutan ion
dapat menghantarkan arus listrik. Senyawa ion dalam bentuk kristal, ion-ionnya
tidak dapat bergerak bebas sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik. Contoh
senyawa ion adalah NaCl, KCl, NaOH dan KOH.
* Senyawa kovalen polar
Senyawa kovalen polar apabila dilarutkan dalam air, maka akan terurai
menjadi ion-ion. Hal tersebut disebabkan oleh ikatan kovalen pada senyawa tersebut
mudah putus dalam pelarut air dan menghasilkan ion-ion. Contohnya asam klorida
(HCl),Amonia (NH3).

A. Larutan Non Elektrolit


Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
dengan memberikan gejala berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau lampu tidak
menyala pada alat uji. Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian
tergolong ke dalam larutan nonelektrolit.

Setelah semua alat (kabel, larutan elektrolit,elektroda, lampu holder dan bola lampu)
disusun, dan kemudian dihubungkan ke sumber listrik, terlihat lampu tidak menyala. Ini
membuktikan bahwa pada gambar tidak mengalir melalui larutan non elektrolit.
Larutan non elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat non elektrolit.
Sedangkan zat non elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air tidak terurai
dalam bentuk ion-ionnya, tetapi terurai dalam bentuk molekuler.
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
~ Larutan urea
~ Larutan sukrosa
~ Larutan glukosa
~ Larutan alkohol dan lain-lain

Sebagai tambahan, larutan non elektrolit memiliki karakteristik sebagai berikut:


~ Tidak menghasilkan ion
~ Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
~ Tidak terionisasi
~ Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung, dan lampu tidak
menyala
~ Derajat ionisasi = 0

B. Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus listrik

Pada Tahun 1887, seorang ilmuwan Swedia yang bernama Svante August Arrhenius
mengemukakan sebuah teori yang menjelaskan mengapa larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik. Menurutnya, larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik,
karena dalam larutan elektrolit tersebut terdapat ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion
inilah yang dapat menghantarkan arus listrik. Untuk lebih memahami teori Arhennius ini,
coba perhatikan gambar di atas!
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa arus listrik mengalir melalui larutan
elektrolit (CuCl2) yang ditandai dengan bergeraknya jarum amperemeter. Hal ini dikarenakan
larutan tersebut terion menjadi ion Ca2+ yang bergerak menuju katoda dan ion Cl- yang
bergerak menuju anoda.

Berdasarkan gambar pertama terlihat bahwa larutan elektrolit kuat (NaCl) terion
sempurna menjadi ion Na+ dan Cl- sehingga dapat menghidupkan lampu dengan terang
karena jumlah ion yang banyak. Sedangkan pada gambar ke dua terlihat larutan elektrolit
lemah(CH3COOH) terion sebagian menjadi ion CH3COO- dan ion H+ dan sebagian dalam
bentuk CH3COOH Karena jumlah ion yang sedikit maka lampu menyala dengan redup.
Daya hantar listrik pada larutan elektrolit kuat, lemah dan non elektrolit merupakan
kekuatan elektrolit yang dinyatakan dengan derajat ionisasi (α). Secara matematis dinyatakan
dengan persamaan berikut
α = mol zat yang terionisasi mol zat mula-mula.

Berdasarkan persamaan diatas dan kegiatan sebelumnya :


 Jika α = 1, maka zat terionisasi sempurna dan merupakan latutan elektrolit kuat.
 Jika 0< α <1, maka zat terionisasi sebagian dan merupakan larutan elektrolit lemah.
 Jika α = 0, maka zat tidak terionisasi dan merupakan larutan non elektrolit

A.Sifat Daya Hantar Listrik dalam Larutan


Larutan tergolong ke dalam campuran homogen yang terdiri dari pelarut dan zat
terlarut. Pelarut -pelarut yang biasa digunakan adalah air. Sedangkan zat terlarut terdiri dari
berbagai senyawa ion maupun kovalen. Sifat daya hantar listrik zat yang terlarut dalam air
dapat diketahui dengan uji nyala
Gambaran Bentuk Molekul Elektrolit Kuat, Elektrolit Lemah, dan Nonelektrolit.
Jenis Sifat dan Pengamatan Contoh Senyawa Reaksi Ionisasi
Larutan Lain
Elektrolit - Terionisasi sempurna NaCl, NaOH, H2SO4, NaCl —> Na+ + Cl-
Kuat - Menghantarkan arus HCl, dan KCl NaOH —> Na+ + OH-
listrik H2SO4 —> H+ + SO42-
- Lampu menyala terang HCl —> H+ + Cl-
KCl —> K+ + Cl-
- Terdapat gelembung gas
Elektolit -   Terionisasi sebagian CH3COOH, N4OH, CH3COOH –> H+ +
Lemah -   Menghantarkan arus HCN, dan Al(OH)3 CH3COOH-
listrik HCN –> H+ + CN-
-   Lampu menyala redup Al(OH)3 –> Al3+ + OH-
-   Terdapat gelembung
gas
Non -   Tidak terionisasi C6H12O6 C6H12O6
Elektrolit -   Tidak menghantarkan C12H22O11 C12H22O11
arus listrik CO(NH 2 ) 2 CO(NH2)2
-   Lampu tidak menyala C 2H5OH C2H5OH
-   Tidak terdapat
gelembung gas

A. Manfaat Larutan Elektrolit Dan Larutan Non Elektrolit


1. Larutan Elektrolit
Dalam kehidupan sehari-hari larutan ini dapat dimanfaatkan dalam beberapa hal seperti :
 Akumulator (aki) berfungsi menyimpan energi (listrik) dalam bentuk energi kimia.
Seperti baterai dan kapasitor. Larutan elektrolit yang tergantung pada aki berupa
asam sulfat (H2SO4).
 Cairan tubuh, cairan tubuh manusia mengandung larutan elektrolit dimana berfungsi
sebagai penghantar daya listrik untuk kerja impuls saraf.
 Garam dapur, bumbu yang sangat penting untuk memasak. Secara kimia garam
tersusun dari unsur natrium dan klorin yang bergabung membentuk senyawa natrium
klorida (NaCl) yang merupakan elektrolit kuat.

2. Larutan Non Elektrolit


Dalam kehidupan sehari-hari larutan ini dapat dimanfaatkan dalam beberapa hal seperti :
 Glukosa, sumber energi yang bersifat manis dan bisa larut dalam makanan dan
minuman. Biasanya terdapat pada gula, nasi, gandum, jagung dan sebagainya.
 Urea, senyawa ini biasanya digunakan sebagai pupuk di bidang pertanian.
 Alkohol, termasuk dalam larutan non-elektrolit yang digunakan sebagai disinfektan
dan obat luka.

ALAT DAN BAHAN


Alat:
 6 gelas ukur
 1 buah lampu
 2 buah baterai
 kabel 2 warna
 1 papan untuk alas
 tissue secukupnya
 2 buah paku
 selotip secukupnya
 cutter
 gunting

Bahan:
 larutan sungai
 larutan sumur
 larutan CH3COOH
 larutan NH3
 larutan HCl
 larutan NaOH

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan satu alat penguji elektrolit seperti gambar di atas
2. Siapkan 6 buah gelas ukur kimia yang telah berisi larutan sungai, sumur, CH3COOH,
NaCl, HCl, NaOH
3. Celupkan kedua batang paku ke dalam larutan yang akan diuji. Dengan catatan paku
tidak boleh bersentuhan saat dimasukkan ke dalam larutan dan paku harus dikeringkan
dengan tisu terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke larutan lain.
4. Amati dan catat apakah ada reaksi yang ditunjukkan dari lampu maupun paku tersebut
saat paku dimasukkan ke dalam larutan.

HASIL PERCOBAAN
Larutan yang Diuji Indikator Lampu Gelembung Gas Keterangan
Air Sungai Tidak menyala Tidak ada Non elektrolit
Air Sumur Tidak menyala Tidak ada Non elektrolit
CH3COOH Tidak menyala Banyak gelembung Elektrolit lemah
NH3 Tidak menyala Sedikit gelembung Elektrolit lemah
HCl Tidak menyala Banyak gelembung Elektrolit lemah
NaOH Menyala (redup) Banyak gelembung Elektrolit lemah

ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan, tidak ada satupun larutan yang
merupakan larutan elektrolit kuat.

Elektrolit lemah:
~ CH3COOH
~ NH3
~ HCl
~ NaOH

Non elektrolit:
~ Air Sungai
~ Air Sumur

PEMBAHASAN
Pada percobaan ini cara untuk mengetahui apakah suatu larutan itu merupakan larutan
elektrolit kuat, elektrolit lemah atau non elektrolit adalah dengan memperhatikan paku yang
berperan sebagai elektroda tembaga yang dimasukkan ke dalam larutan. Paku yang
dimasukkan ke dalam larutan akan melakukan proses pelepasan dan penerimaan ion yang
dapat diketahui melalui terang-redupnya sinar lampu dan ada-tidaknya gelembung gas di
ujung-ujung paku.

Secara teoretis, air sungai termasuk ke dalam jenis larutan elektrolit lemah.
Seharusnya, ujung paku mengeluarkan gelembung-gelembung ketika dimasukkan ke air
sungai. Namun, tidak ada reaksi apapun yang ditunjukkan oleh paku. Kami menyimpulkan
bahwa ini terjadi karena air sungai yang kami ambil tidak jernih. Air sungai yang kami
gunakan keruh dan berwarna cokelat kehitaman.

Sementara air sumur memang termasuk ke dalam jens larutan non elektrolit sehingga
tidak ada nyala lampu maupun gelembung sama sekali.

NH3 dan CH3COOH termasuk ke dalam jenis larutan dengan elektrolit lemah secara
teoretis. Reaksi yang ditunjukkan sesuai dengan pernyataan secara teori. NH3 dan
CH3COOH masih bisa menghantarkan arus listrik meski dengan daya hantar yang buruk.
Munculnya banyak gelembung dari CH3COOH dan sedikit gelembung dari NH3 cukup
membuktikan bahwa kedua larutan tersebut termasuk elektrolit lemah

HCl dan NaOH termasuk ke dalam jenis larutan dengan elektrolit kuat secara teoretis.
Namun, menurut hasil percobaan yang telah dilakukan, kedua larutan tersebut menunjukkan
ciri-ciri larutan dengan elektrolit lemah. HCl dan NaOH sama-sama mengeluarkan banyak
gelembung, namun lampu tidak menyala saat paku dimasukkan ke dalam larutan HCl, dan
lampu menyala dengan redup saat paku dimasukkan ke dalam larutan NaOH.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari percobaan ini adalah hasil percobaan tidak
selalu sama dengan teori yang telah dikemukakan oleh para ahli. Kami juga dapat
mengidentifikasi perbedaan dari macam-macam larutan, seperti:

~ Larutan elektrolit kuat dapat menghantarkan listrik dengan baik/ sempurna karena
terbentuknya muatan-muatan sempurna yang dibentuk oleh banyaknya ion-ion
secara berlawanan.
~ Larutan elektrolit lemah kurang dapat mennghantarkan listrik dengan baik/
sempurna karena muatan-muatan kurang sempurna yang dibentuk oleh sedikitnya
ion-ion secara berlawanan.
~ Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik karena larutan-larutan
tersebut tidak terurai menjadi ion-ion, sehingga zat-zat tersebut tetap berwujud
molekul-molekul netral yang tidak bermuatan listrik.

Dengan mengetahui daya hantar larutan beserta gejala-gejala hantaran listrik dalam
larutan, kita dapat mengelompokkan larutan menjadi larutan elektrolit dan non elektrolit.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai