Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MASALAH KEIMANAN KEPADA


RASUL ALLAH SWT

Disusun Oleh:
NAYLA MELISA PUTRI (21)

Kelas XI MIPA 1

SMA NEGERI 3 BOJONEGORO


Tahun Pelajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan Mengucapakan Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kehendak
nya saya telah dapat menyelesaikan makalah ini. meskipun banyak sekali kekurangan dan
kesalahan didalamnya, namun saya berharap bisa memberikan sedikit penegtahuan tentang
hal yang saya tulis ini.

Makalah ini memuat tentang Menganalisis Iman kepada Para Rasul Allah, dimana
didalamnya di terangkan bagaimana seharusnya kita mengimani keberadaan Rasul-Rasul
Allah, baik yang di sebutkan maupun yang tidak di sebutkan. Maka dengan hal ini, semoga
kita semua akan menjadi lebih mengetahui dan lebih memperkuat iman kita terhadap
keberadaan Rasul-Rasul Allah.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Saya menyadari bahwa dalam penuliasan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu Saya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga  makalah ini
dapat bernmanfaat bagi pembaca.

DAFTAR ISI

2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................4
1.3. Tujuan............................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
2.1     Pengertian Iman Kepada Rasul Allah....................................................................6
Dalil Iman Kepada Rasul Allah.....................................................................................7
2.2    Fungsi Iman kepada Rasul Allah Swt.....................................................................8
2.3 Meneladani Sifat-sifat Rasulullah SAW.....................................................................9
2.4 Cara Beriman Kepada Rasul Allah Swt.....................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................12
3.2  Saran.............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

BAB 1

PENDAHULUAN

3
1.1 Latar Belakang
            Iman kepada Rasul-Rasul Allah merupakan suatu kewajiban, karena iman kepada
Rasul-Rasul Allah merupakan rukun iman, yaitu yang ke 4. Iman kepada Rasul artinya
mempercayai dengan sepenuh hati atas kedatangan Rasul,mulai dari Rasul yang pertama
yaitu Nabi Adam as hingga Rasul terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.

            Ajaran yang dibawa oleh para nabi dan Rasul sejak Nabi Adam as hingga Nabi
Muhammad SAW. Merupakan suatu rangkaian yang memiliki satu tujuan yaitu mengesankan
Allah SWT. Berupa syariat atau hukum tertentu yang kemudian disampaikan atau di ajarkan
kepada umatnya. Oleh karena itu,kita sebagai seorang muslim,wajib beriman atau
mempercayai kepada para Rasul utusan Allah sehingga dengan hal itu kita akan
mengamalkan semua ajaran yang di bawa oleh Rasul utusan Allah tersebut. Dengan
berpegang hidup pada Allah dan sunah Rasul maka kita akan hidup bahagia di dunia dan juga
akhirat.

            Namun, di dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita hanya mengetahui tentang


pengertiannya saja itupun hanya terbatas, tanpa mengetahui akan pemahamnnya lebih dalam
dan penerapannya di dalam kehidupan yang kita jalani atau di dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, kita patut dan wajib mempelajari, memahami dan menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari, tentu akan jauh lebih bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat
kita.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari iman kepada Rasul Allah SWt.?
2. Bagaimana cara beriman kepada Rasul Allah .?
3. Apa dalil mengenai beriman kepada Rasul Allah.?
4. Bagaimana hikmah beriman kepada Rasul Allah.?

1.3. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa pengertian iman kepada Rasul.
2. Untuk mengetahui cara kita beriman kepada Rasul Allah.

4
3. Untuk mengetahui jumlah  Rasul yang wajib kita ketahui beserta sejarah singkatnya.
4. Untuk mengetahui tugas dari para Rasul Allah.
5. Untuk mengetahui hikmah dari beriman kepada Rasul Allah
6. Untuk mengetahui bagaimanakah cara kita untuk mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengertian Iman Kepada Rasul Allah


Pengertian menurut bahasa, rasul berarti utusan Allah. Dapat juga diartikan sebagai
seseorang yang mengikuti berita-berita yang mengutusnya.

5
Pengertian menurut istilah, berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah
mengutus manusia laki-laki terpilih yang diberi wahyu oleh Allah SWT dan wahyu tersebut
harus disampaikan kepada umatnya sebagai pedoman dan petunjuk hidup, agar hidupnya
selamat dari dunia hingga kelak di akherat.

Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang
wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini
dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt.
untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar
dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Menurut Imam Baidhawi, Rasul adalah orang yang diutus Allah swt. dengan syari’at yang
baru untuk menyeru manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah
swt. untuk menetapkan (menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa
nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak
diberikan syari’at yang baru. Ia hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan syari’at
yang dibawa nabi Musa AS.

Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-Mukmin ayat
78 yang artinya:
“ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad) melainkan beberapa orang
laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-
orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.” (Q.S. al Anbiya: 7)
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka
ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami
ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan
dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua
perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang
batil." (Q.S. Al-Mukmin : 78)

Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt.
adalah mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan,
dan jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di
6
antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.   
 
                   Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun
yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah
meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh
Allah swt. untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia
agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di
akhirat. Menurut Imam Baidhawi,

                   Rasul adalah orang yang diutus Allah swt. dengan syari’at yang baru untuk
menyeru manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah swt. untuk
menetapkan (menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa
adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan
syari’at yang baru. Ia hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan syari’at yang dibawa
nabi Musa AS.

                   Iman kepada Rasul Allah merupakan rukun iman yang keempat. Karena
merupakan rukun iman yang keempat, bagi setiap muslim wajib untuk mengetahui dan
mengimani 25 Nabi dan Rasul tersebut. Nabi adalah manusia terpilih untuk menerima wahyu
dari Allah. Lalu apa perbedaan Nabi dan Rasul? Nabi menerima wahyu untuk dirinya sendiri,
sedangkan Rasul menerima wahyu dan memiliki tugas untuk menyampaikannya pada seluruh
umat di dunia.

Dalil Iman Kepada Rasul Allah


                   Mengenai identitas rasul dapat dibaca dalam Q.S. Al Anbiya ayat 7 dan Al-
Mukmin ayat 78 yang artinya: “ Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu
(Muhammad) melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka,
maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu jika kamu tiada mengetahui.”
(Q.S. al Anbiya: 7)
"Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka
ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan
kepadamu. Tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan
seizin Allah; maka apabila telah datang perintah dari Allah, diputuskan (semua perkara)

7
dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil." (Q.S. Al-
Mukmin : 78)
Dalam ayat di atas dijelaskan, bahwa rasul-rasul yang pernah diutus oleh Allah swt. adalah
mereka dari golongan laki-laki, tidak pernah ada rasul berjenis kelamin perempuan, dan
jumlah rasul yang diutus sebelum Nabi Muhammad saw. sebenarnya sangat banyak. Di
antara para rasul itu ada yang diceritakan kisahnya di dalam Al-Quran dan ada yang tidak.

‫ َع‬ َ‫ة‬qq‫ َوخَ ْم َس‬ ‫ ِماَئ ٍة‬ ُ‫ثَالَثَة‬  َ‫ َذالِك‬ ‫ ِم ْن‬ ‫اَ ْلفًااَلرُّ ُس ُل‬  َ‫ َو ِع ْشرُوْ ن‬ ٌ‫ َواَرْ بَ َعة‬ ‫ف‬
ٍ ‫اَ ْل‬ ُ‫ ِماَئة‬ : ‫قَا َل‬ ‫؟‬ ‫ ْاالَ ْنبِيَا ِء‬ ُ‫ ِع َّدة‬ ‫ َك ْم‬ ِ‫هللا‬ ‫ َرسُوْ َل‬ ‫يَا‬ : ‫قَا َل‬ ‫ َذر‬ ‫َأبِى‬ ‫ع َْن‬
)‫د‬qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqq‫َأحْ َم‬ ُ‫( َر َواه‬ ‫رًا‬qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqْ‫ َغفِي‬ ‫ َجمًّا‬ ‫ َر‬qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqq‫َش‬
"Dari Abu Dzar ia berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah : berapa jumlah para nabi?
Beliau menjawab: Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan di antara mereka yang
termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar." (H.R. Ahmad)

2.2    Fungsi Iman kepada Rasul Allah Swt


            Iman kepada Rasul Allah swt. Mengandung empat unsur yang merupakan tanda-tanda
penghayatan terhadap fungsi iman kepada Rasul-rasul Allah swt, yaitu:
1.      Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar dari Allah swt. Barang siapa yang
mengingkari mereka walaupun hanya salah seorang Rasul, maka dianggap kafir.
Firman Allah dalam Qs:Asy-Syura:105.”Kaum Nuh telah mendustakan para Rasul.”(Qs:
Asy-syura:105).
2.      Mengimani Rasul yang telah kita kenal maupun yang tidak kenal namanya.
Firman Allah dalam Qs:Al-mu-min:78.” Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang
rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara
mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.”(Qs: Al-mu-min:78).
3.      Membenarkan berita-berita yang bersumber dari wahyu Allah swt.
4.      Mengamalkan syariat-syariat mereka yang diutus Allah swt, kepada kita
Firman Allah dalam Qs:An-nissa:65.”Maka demi Tuhan, mereka pada hakikatnya tidak
beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkatra yang meeka 
perselisihakan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan
terhadapm putusan yang kamu berikan dan meeka menerima dengan sepenuhnya .”(Qs:An-
nisa:65).

8
2.3 Meneladani Sifat-sifat Rasulullah SAW.
1.  Meneladani Sifat Siddiq    
         Untuk menel;adani sifat siddiq, dalam kehidupan sehari-hari dapat diusahakan dengan
cara selalu berkata benar, tidak berbohong dalam berbicara dengan siapa pun. Benar dalam
hati, ucapan, dan tindakan. Rasulullah saw, selama hidupnya tidak pernah berbohong, baik
terhadap para sahabatnya maupun terhadap musuhnya.
2.  Meneladani Sifat Amanah
          Amanah artinya dapat dipercaya. Apabila kamu pipercaya melakukanb sesuatu
sebaiknya dapat dipercaya, sehingga tugas apa pun selalu dikerjaan dengan baik dan benar.
            3.  Meneladani Sifat Fatanah
           Fatanah artinya cerdas. Kecerdasan merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada
manusia, tetapi tidak merata. ada yang cerdas dan ada pula yang tidak cerdas. Dalam
meneladani sifat ini dapat dilakukan dengan cara bersungguh-sungguh dalam belajar atau
menuntut ilmu.
    4.  Meneladani Sifat Tablig
           Menyampaikan sesuatu yang benar kepada sesama manusia termasuk salah satu upaya
untuk meneladanisifat tablig. Mnyampaikan kebenaran dan mencegah kemaksiatan yang
dilakukan oreang lain biasanya mengandung risiko. Keberanian melakukan ini merupakan
salah satu perbuatan yang mulia. Hal ini pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, ketika
berdakwah. Beliau seringkali disambut dengan cemooh, hinaan, bahkan lemparan batu dan
kotoran unta. Ini semua dilakuakan semata-mata karena perintah Allah swt.

2.4 Cara Beriman Kepada Rasul Allah Swt

1.      Meyakini dengan penuh tanggung jawab akan kebenaran Nabi Muhammad  dan apa
yang oleh beliau bawa, sebagaimana Allah menandaskan tentang ciri orang bertaqwa:
‫ َوالَّ ِذي‬ ‫ َجا َء‬ ‫ق‬
ِ ‫بِالصِّ ْد‬ ‫ق‬
َ ‫ص َّد‬ َ ‫ُأو ٰلَِئ‬ ‫هُ ُم‬  َ‫ْال ُمتَّقُون‬
َ ‫ َو‬ ‫بِ ِه‬ ‫ك‬
  “Dan orang-orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka
itulah orang-orang yang bertaqwa. (Az-Zumar : 33).
2.      Ikhlas mentaati Rasul dengan melaksanakan seluruh perintah-Nya dan menjauhi seluruh
larangannya.
“Dan jika kamu taat kepadanya , niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain
kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”.

9
3.   Mengikuti ajaran pemikiran, pokok-pokok agama, hukum-hukum dan cabang cabangnya
sesuai dengan yang beliau ajarkan dengan ikhlas. Allah berfirman:
َ ‫ي َُح ِّك ُمو‬ ‫ َش َج َرفِي َما‬ ‫بَ ْينَهُ ْم‬ ‫ثُ َّم‬  ‫اَل‬ ‫فِييَ ِجدُوا‬
qَ ُ‫ َحتَّ ٰىيُْؤ ِمن‬ ‫ك‬
‫فَاَل‬  َ‫ َو َربِّك‬  ‫اَل‬ ‫ون‬
‫َأ ْنفُ ِس ِه ْم‬ ‫ َح َرجًا‬ ‫ ِم َّما‬  َ‫ضيْت‬ َ َ‫ق‬ ‫ َويُ َسلِّ ُموا‬ ‫تَ ْسلِي ًما‬
“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam
perkara yang mereka persilisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati
mereka terhadap putusan yang kamu berikan , dan mereka menerima dengan
sepenuhnya. (An-Nisa : 65).
4.      Mencintai beliau , keluarga, para sahabat dan segenap pengikutnya. Rasulullah
bersabda, yang artinya.
  “Tidaklah beriman seorang sehingga aku lebih dia cintai dari pada orang tuanya, anaknya
dan seluruh manusia (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
5.      Membela dan memperjuangkan ajaran Nabi serta berda’wah demi membebaskan
ummat manusia dari kegelapan/kedhaliman, kebatilan, kemungkaran dan kemaksiatan
menuju kepada cahaya kebenaran. Sebagaimana firman Allah:
                            
َ‫الَّ ِذين‬  َ‫يَتَّبِعُون‬ ‫ال َّرسُو َل‬ ‫ي‬ َّ ِ‫النَّب‬ ‫الَّ ِذي‬ ُ‫يَ ِجدُونَه‬ ‫ َم ْكتُوبًا‬ ‫ ِع ْن َدهُ ْم‬ ‫فِي‬
‫التَّوْ َرا ِة‬ ‫يل‬ِ ‫ َواِإْل ْن ِج‬ ‫يَْأ ُم ُرهُ ْم‬ ‫ُوف‬ِ ‫بِ ْال َم ْعر‬ ‫ َويَ ْنهَاهُ ْم‬ ‫ َع ِن‬ ‫ ْال ُم ْن َك ِر‬  ُّ‫َويُ ِحل‬
ِ ‫الطَّيِّبَا‬ ‫ َويُ َحرِّ ُم‬ ‫ َعلَ ْي ِه ُم‬ ‫ث‬
‫لَهُ ُم‬ ‫ت‬ َ ‫ ْالخَ بَاِئ‬ ‫ض ُع‬ َ َ‫ َوي‬ ‫ َع ْنهُ ْم‬ ‫ِإصْ َرهُ ْم‬
‫ َواَأْل ْغاَل َل‬ ‫الَّتِي‬ ‫َت‬ْ ‫ َكان‬ ‫ َعلَ ْي ِه ْم‬  َ‫ َمنُوافَالَّ ِذين‬ ‫بِ ِه‬ ُ‫ َو َع َّزرُوه‬ ُ‫صرُوه‬ َ َ‫َون‬
‫ َواتَّبَعُوا‬ ‫ور‬َ ُّ‫الن‬ ‫الَّ ِذي‬ ‫ُأ ْن ِز َل‬ ُ‫ َم َعه‬ ‫ك‬ َ ‫ُأو ٰلَِئ‬ ‫هُ ُم‬  َ‫ْال ُم ْفلِحُون‬
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati
tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan
menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang
buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada
mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan
mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-
orang yang beruntung  (Al-’Araf: 157).
6.      Meneladani akhlaq dan kepemimpinan Nabi dalam setiap amalnya, Allah berfirman:
ِ ‫ َرس‬ ِ ‫هَّللا‬ ٌ‫ُأ ْس َوة‬ ٌ‫ َح َسنَة‬ ‫لِ َم ْن‬  َ‫ َكان‬ ‫يَرْ جُو‬ َ ‫هَّللا‬
‫لَقَ ْد‬  َ‫ َكان‬ ‫لَ ُك ْم‬ ‫فِي‬ ‫ُول‬
‫ َو ْاليَوْ َم‬ ‫اآْل ِخ َر‬ ‫ َو َذ َك َر‬ َ ‫هَّللا‬ ‫َكثِيرًا‬

10
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu (yaitu)
orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut nama Allah (Al-Ahzab:21).
7.      Banyak membaca shalawat dan salam kepada beliau terutama setelah disebut namanya.
8.      Waspada dan berhati-hati dari ajaran-ajaran yang menyelisihi ajaran Nabi Muhammad
seperti waspada dari syirik, tahayul, bid’ah, khurafat, itulah pernyataan Allah :
‫تَجْ َعلُوا‬ ‫ ُدعَا َء‬ ‫ُول‬
ِ ‫ال َّرس‬ ‫بَ ْينَ ُك ْم‬ ‫ َك ُدعَا ِء‬ ‫ْض ُك ْم‬
ِ ‫بَع‬ ‫بَ ْعضًا‬ ‫قَ ْد‬ ‫يَ ْعلَ ُم‬
ُ ‫هَّللا‬  َ‫الَّ ِذين‬  َ‫يَتَ َسلَّلُون‬ ‫ ِم ْن ُك ْم‬ ‫لِ َوا ًذا‬ ‫فَ ْليَحْ َذ ِر‬  َ‫الَّ ِذين‬  َ‫يُخَالِفُون‬ ‫ع َْن‬ ‫َأ ْم ِر ِه‬
‫َأ ْن‬ ‫صيبَهُ ْم‬ ِ ُ‫ت‬ ٌ‫فِ ْتنَة‬  ْ‫َأو‬ ‫صيبَهُ ْم‬ ِ ُ‫ي‬  ٌ‫ َع َذاب‬ ‫َألِي ٌم‬
Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebahagian kamu
kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang
berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka
hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau
ditimpa azab yang pedih. (An-Nur : 63).
9.      Mensyukuri hidayah keimanan kepada Allah dan RasulNya dengan menjaga persatuan
umat Islam dan menghindari perpecahan dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan AS-
Sunnah shohihah. Itulah tegaknya agama:
ِ ‫الد‬ ‫ َوص َّٰى َما‬ ‫بِ ِه‬ ‫نُوحًا‬ ‫ َوالَّ ِذي‬ ‫َأوْ َح ْينَا‬  َ‫ِإلَ ْيك‬ ‫َو َما‬
‫ َش َر َع‬ ‫لَ ُك ْم‬  َ‫ ِمن‬ ‫ِّين‬
َّ ‫ َو‬ ‫بِ ِه‬ ‫ِإب َْرا ِهي َم‬ ‫َأ ْن” َو ِعي َس ٰى َو ُمو َس ٰى‬ ‫َأقِي ُموا‬  َ‫ال ِّدين‬  ‫ َواَل‬ ‫تَتَفَ َّرقُوا‬
َ‫ص ْين‬
‫فِي ِه‬ ‫ َكبُ َر‬ ‫ ْل ُم ْش ِر ِكينَ َعلَى‬ ‫ َما‬ ‫تَ ْدعُوهُ ْم‬ ‫“ِإلَ ْي ِه‬ ُ ‫هَّللا‬ ‫يَجْ تَبِي‬ ‫ِإلَ ْي ِه‬ ‫َم ْن‬
‫يَ َشا ُء‬ ‫ َويَ ْه ِدي‬ ‫ِإلَ ْي ِه‬ ‫ي َم ْن‬  ُ‫يُنِيب‬

  “Dia telah mensyari’atkan bagi kaum tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada
Nuh dan dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan
kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama 1341) dan janganlah kamu
berpecah belah karenanya.(Asy-Syura: 13)
               

BAB III
PENUTUP

11
3.1 Kesimpulan
            Beriman kepada Rasul Allah merupakan hal yang wajib dan patut diketahui oleh
setiap umat muslim di seluruh dunia. Pengertian beriman kepada rasul allah berarti adalah
kita harus mengimani atau mempercayai adanya rasul-rasul allah.
            Pengertian Rasul adalah Rasul adalah lelaki pilihan dan yang diutus oleh Allah
dengan risalah kepada manusia. Rasul merupakan yang terbaik diantara manusia lainnya
sehingga apa yang dibawa, dikatakan dan dilakukan adalah sesutu yang terpilih dan mulia
dibandingkan dengan manusia lain.
            Jadi, beriman kepada rasul-rasul allah merupakan hal yang sangat berharga dan patut
dipelajari. Karena, selain memberikan hikmah-hikmah yang sangat bermanfaat juga
memberikan pembelajaran dan teladan bagi kehidupan kita baik di dunia maupun di akhirat.
Kita sebagai manusia harus mempelajari lebih dalam, memahami lebih luas, dan
menerapkannya di dalam kehidupan kita tentang beriman kepada rasul-rasul allah agar kita
dapat menjadi yang lebih baik di setiap harinya, dan mendapat kehidupan yang bahagia di
dunia maupun di akhirat.

3.2  Saran
            Diskusi mengenai pembahasan ini merupakan awal yang masih sederhana sehingga
ada beberapa hal yang disarankan, antara lain :
1. Masyarakat harus mengetahui dan memahami mengenai pengertian iman kepada Rasul
Allah secara dalam. 
2. Pemerintah harus lebih menambah waktu jam pelajaran mengenai materi tersebut di dalam
kalangan pelajar agar mereka mampu memahami lebih dalam, luas, serta terarah nantinya.
3. Masyarakat Harus mampu menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, dengan
menunjukkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Rasul-rasul allah.
4. Kepada siswa dan siswi diharapkan mampu mempelajari tentang materi Beriman kepada
Rasul-rasul allah secara intensif dan lebih luas.
5. Diharapkan ada peneliti yang mampu melengkapi kekurangan dari makalah ini

DAFTAR PUSTAKA
http://islamicpwr.blogspot.co.id/2012/10/iman-kepada-rasul-allah.html
http://www.aljiddiyah.com/2017/05/iman-kepada-rasul-allah-swt.html

12
http://pendidikan-agama-islam-sma.blogspot.co.id/2015/11/iman-kepada-rasul-rasul-
allah.html
http://tugasgalau.blogspot.co.id/2015/09/makalah-beriman-kepada-rasul-allah-swt.html

13

Anda mungkin juga menyukai