Anda di halaman 1dari 11

Makalah Kimia Larutan elektrolit dan nonelektrolit

BAB I
Pendahuluan

1.1 LARUTAN adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan
masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik.
Larutan terdiri atas zat terlarut dan pelarut.
Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan dibedakan dalam dua macam,
yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
Sampai di sini, yang telah dibahas adalah, cairan satu komponen, yakni cairan murni. Fasa cair
yang berupa sistem dua atau multi komponen, yakni larutan juga sangat penting. Larutan terdiri
atas cairan yang melarutkan zat (pelarut) dan zat yang larut di dalamnya (zat terlarut). Pelarut
tidak harus cairan, tetapi dapat berupa padatan atau gas asal dapat melarutkan zat lain. Sistem
semacam ini disebut sistem dispersi. Untuk sistem dispersi, zat yang berfungsi seperti pelarut
disebut medium pendispersi, sementara zat yang berperan seperti zat terlarut disebut dengan zat
terdispersi (dispersoid).
Baik pada larutan ataupun sistem dispersi, zat terlarut dapat berupa padatan, cairan atau gas.
Bahkan bila zat terlarut adalah cairan, tidak ada kesulitan dalam membedakan peran pelarut dan
zat terlarut bila kuantitas zat terlarut lebih kecul dari pelarut. Namun, bila kuantitas zat terlarut
dan pelarut, sukar untuk memutuskan manakah pelarut mana zat terlarut. Dalam kasus yang
terakhir ini, Anda dapat sebut komponen 1, komponen 2, dst.
Tabel 1.1
Zat terlarut Pelarut Contoh
Gas Gas Udara, semua campuran gas
Gas Cair Karbon dioksida dalam air
Gas Padat Hidrogen dalam platina
Cair Cair Alkohol dalam air
Cair Padat Raksa dalam tembaga
Padat Padat Perak dalam platina
Padat Cair Garam dalam air
Kita sering mendengar kata larutan. Ada larutan gula, larutan garam, larutan teh. Tapi bagaimana
dengan air kopi? Apakah kita menganggapnya sebagai sebuah larutan?
Suatu campuran terdiri dari dua komponen utama, yaitu zat terlarut dan zat pelarut. Jika dari
contoh di atas zat terlarutnya adalah, gula, garam, teh, dan kopi; sedangkan zat pelarutnya adalah
air.

Suatu zat dikatakan larutan jika campuran antara zat terlarut dan pelarutnya bersifat homogen.
Artinya tidak terdapat batas antar komponennya, sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara zat
pelarut (air) dan terlarutnya. Beda halnya dengan air kopi, masih terdapat perbedaan antara
keduanya, walaupun secara kasat mata, airnya sudah berubah warna menjadi hitam. Hal ini juga
berlaku untuk campuran antara pasir dan air. Anda bisa menambahkan sendiri contoh-contonya.
Untuk air kopi kita menyebutnya sebagai larutan heterogen/campuran .
1.2 Pada tahun 1887, seorang ahli kimia dari Swedia Svante August Arrhenius berhasil
melakukan pengamatan terhadap sifat listrik larutan. Dia menyatakan bahwa larutan dapat
menghantarkan arus listrik jika larutan tersebut mengandung partikel-partikel yang bermuatan
listrik (ion-ion) dan bergerak bebas didalam larutannya.Pembuktian adanya larutan elektrolit
dapat kita lakukan dengan percobaan sederhan. Persiapkan larutan garam dapur (NaCl), asam
cuka dapur (CH3COOH), larutan gula (C12H22O11) dan larutan alkohol C2H5OH (etanol),
larutan ini mudah kita sediakan, kemudian kita tuang kedalam beker gelas
BAB II
Kajian Pustaka

2.1 Pengertian Larutan Elektrolit


Mari kita kembali ke pokok bahasan ini. Pastinya kita pernah melihat orang melakukan
penangkapan ikan dengan alat setrom listrik yang sumber arusnya berasal dari aki; atau kalian
pernah mendengar penyataan jika kita menyentuh stop kontak dalam kondisi tangan basah,
kemungkinan besar akan kesetrom. Apa yang menjadi faktor penyebab dari semua perilaku ini?
Mengapa ikan bisa mati jika alat setrom dicelupkan kedalam air? Bukankah penghantar listrik
erat kaitannya dengan suatu bahan logam? Pertanyaan-pertanyaan ini akan kita bahas di sini.

Suatu larutan dapat dikatakan sebagai larutan elektrolit jika zat tersebut mampu menghantarkan
listrik. Mengapa zat elektrolit dapat menghantarkan listrik? Ini erat kaitannya dengan ion-ion
yang dihasilkan oleh larutan elektrolit (baik positif maupun negative). Suatu zat dapat
menghantarkan listrik karena zat tersebut memiliki ion-ion yang bergerak bebas di dalam larutan
tersebut. ion-ion inilah yang nantinya akan menjadi penghantar. Semakin banyak ion yang
dihasilkan semakin baik pula larutan tersebut menghantarkan listrik.
2.2 Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat elektrolit. Sedangkan zat elektrolit
itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air terurai membentuk ion-ionnya. Zat elektrolit
yang terurai sempurna di dalam air disebut Elektrolit Kuat dan larutan yang dibentuknya disebut
Larutan Elektrolit Kuat. Zat elektrolit yang hanya terurai sebagian membentuk ion-ionnya di
dalam air disebut Elektrolit Lemah dan larutan yang dibentuknya disebut Larutan Elektrolit
Lemah.
2.3 Larutan Non-Elektrolit
Larutan non elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat non elektrolit. Sedangkan zat
non elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air tidak terurai dalam bentuk ion-
ionnya, tetapi terurai dalam bentuk molekuler.
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
- Larutan urea
- Larutan sukrosa
- Larutan glukosa
- Larutan alkohol dan lain-lain
2.4 Membedakan Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit
Larutan elektolit dan non elektrolit dapat dibedakan dengan jelas dari sifatnya yaitu
penghantaran Listrik.
a). Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik.
Hal ini untuk pertama kalinya diterangkan oleh Svante August Arrhenius(1859-1927), seorang
ilmuwan dari Swedia. Arrhenius menemukan bahwa zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi
partikel-partikel berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik. Karena secara total larutan
tidak bermuatan, maka jumlah muatan positif dalam larutan harus sama dengan muatan negatif.
Atom atau gugus atom yang bermuatan listrik itu dinamai ion. Ion yang bemuatan positif disebut
kation, sedangkan ion yang bermuatan negatif disebut anion. Pembuktian sifat larutan elektrolit
yang dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen. Zat-zat yang
tergolong elektrolit yaitu asam, basa, dan garam.
Contoh larutan elektrolit kuat : HCl, HBr, HI, HNO3, dan lain-lain
Contoh larutan elektrolit lemah :CH3COOH, Al(OH)3 dan Na2CO3
b). Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
Adapun larutan non elektrolit terdiri atas zat-zat non elektrolit yang tidak dilarutkan ke dalam air
tidak terurai menjadi ion ( tidak terionisasi ). Dalam larutan, mereka tetap berupa molekul yang
tidak bermuatan listrik. Itulah sebabnya larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
Pembuktian sifat larutan non elektrolit yang tidak dapat menghantarkan listrik ini dapat
diperlihatkan melalui eksperimen.
Contoh larutan non elektrolit : Larutan Gula (C12H22O11), Etanol (C2H5OH), Urea
(CO(NH)2), Glukosa (C6H12O6), dan lain-lain
2.5 Kekuatan Elektrolit
Kekuatan suatu elektrolit ditandai dengan suatu besaran yang disebut derajat ionisasi (α)
Keterangan :
Elektrolit kuat memiliki harga α = 1, sebab semua zat yang dilarutkan terurai menjadi ion.
Elektrolit lemah memiliki harga α<1, sebab h anya sebagian yang terurai menjadi ion.
Adapun non elektrolit memiliki harga α = 0, sebab tidak ada yang terurai menjadi ion.
Elektrolit kuat : α = 1(terionisasi sempurna)
Elektrolit lemah : 0 < α < 1 (terionisasi sebagian)
Non Elektrolit : α = 0 (tidak terionisasi)
2.6 Jenis-jenis Larutan dan Larutan Elektrolit

Proses pelarutan secara umum


Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu sistem homogen yang
mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing komponennya tidak bisa dibedakan
secara fisik disebut larutan, sedangkan suatu sistem yang heterogen disebut campuran.
Biasanya istilah larutan dianggap sebagai cairan yang mengandung zat terlarut, misalnya
padatan atau gas dengan kata lain larutan tidak hanya terbatas pada cairan saja.
Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut, yang dapat dipertukarkan
tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen yang utama yang terdapat dalam jumlah
yang banyak, sedangkan komponen minornya merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk
melalui pencampuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung
dalam keadaan tercampur. Semua gas bersifat dapat bercampur dengan sesamanya, karena itu
campuran gas adalah larutan. Proses pelarutan dapat diilustrasikan seperti Gambar di atas.
Jenis-jenis larutan

 Gas dalam gas – seluruh campuran gas


 Gas dalam cairan – oksigen dalam air
 Cairan dalam cairan – alkohol dalam air
 Padatan dalam cairan – gula dalam air
 Gas dalam padatan – hidrogen dalam paladium
 Cairan dalam padatan – Hg dalam perak
 Padatan dalam padatan – alloys

BAB III
METODOLOGI PENULISAN
Metode yang penulis digunakn dalam penulisan ini adalah metode dalam penelitian atau praktik
Kimia, dari alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian larutan elektrolit dan nonelektrolit,
adapun bahan dan alat yang kami uji cobakan antara lain :
Alat yang digunakan:
1. Gelas Kimia
2. Gunting
3. Solasi
4. Batang Karbon
5. Kabel
6. Batu batre 9 volt
Bahan-bahan:
1. Garam
2. Cuka
3. Alkhool
4. Gula
5. Jeruk
6. Air
Dari alat dan bahan diatas membuktikan bahwa dalam penelitin ini kami menemukan penemuan-
penemuan baru dari sebelumnya yang belum kami temukan dan diketahui, berdasarkan hasil
penelitian ini kami melakukan dalam percobaan ini, bahwa larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit adalah larutan yang berbeda untuk lebih jelasnya mari kita simak dari hal berikut
ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
3.1 Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit
Selain dari ikatannya, terdapat cara lain untuk mengelompokan senyawa yakni didasarkan pada
daya hantar listrik. Jika suatu senyawa dilarutkan dalam air dapat menghantarkan arus listrik
disebut larutan elektrolit, dan sebaliknya jika larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus
listrik disebut larutan nonelektrolit.
Glukosa (C6H12O6), etanol (C2H5OH), gula tebu (C12H22O11), larutan urea (CO(NH2)2)
merupakan beberapa contoh senyawa yang dalam bentuk padatan, lelehan maupun larutan tidak
dapat menghantarkan arus listrik.
Cara pengujian suatu senyawa termasuk elektrolit atau nonelektrolit dapat dilakukan dengan
meghubungkan baterai dan lampu bohlam atau amperemeter kemudian ujung kabel dihubungkan
pada dua buah elektroda. Satu sebagai anoda (+), satu sebagai katoda (-).
Setelah semua terhubung pengujian dapat dilakukan dengan mencelupkan kedua elektroda ke
dalam larutan yang akan diuji dan perhatikan agar kedua elektrode tidak bersentuhan. Ketika
elektroda dicelupkan, jika lampu bohlam menyala dan atau terbentuk gelembung udara pada
kedua elektroda maka senyawa atau zat tersebut termasuk golongan senyawa elektrolit.
Begitu pula sebaliknya, ketika elektroda dicelupkan lampu bohlam tidak menyala dan atau tidak
terbentuk gelembung udara pada kedua elektroda, maka senyawa atau zat tersebut termasuk
golongan senyawa nonelektrolit.

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan


3.2 Mengapa Larutan Menghantarkan Arus Listrik
Larutan elektrolit dapat menghantarkanarus listrik sedangkan larutan nonelektrolit tidak
menghantarkan arus listrik, telah dijelaskan oleh seorang ahli kimia swedia Svante August
Arrhenius (1859-1927). Didasarkan pada teori ionisasi Arhenius, larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik karena di dalam larutan terkandung atom-atom atau kumpulan atom
yang bermuatan listrik yang bergerak bebas. Atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik
disebut ion.
Perubahan suatu senyawa menjadi ion-ion dalam suatu larutan disebut proses ionisasi. Proses
ionisasi merupakan salah satu cara menunjukan pembentukan ion-ion, umumnya ditulis tanpa
melibatkan molekul air atau pelarut, namun terkadang molekul air dituliskan juga. Misalnya HCl
yang dilarutkan dalam air dapat ditulis dalam dua persamaan:
HCl H+ + Cl–
HCl + H2O H3O+ + Cl–
CH3COOH H+ + CH3COO–
CH3COOH + H2O H3O+ + CH3COO–
Ketika diberi beda potensial, Ion yang bermuatan negatif bergerak menuju anoda (+) sedangkan
ion yang bermuatan positif bergerak menuju katoda (-) karena adanya perbedaan muatan. Aliran
ion inilah yang menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik.
Senyawa seperti glukosa, etanol, gula tebu dan larutan urea dalam bentuk padatan, lelehan
maupun larutan tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak mengalami ionisasi atau
tetap dalam bentuk molekul.
3.3 Sumber Ion Dalam Larutan Elektrolit
Ion-ion yang timbul dalam larutan elektrolit terdiri dari dua sumber yaitu senyawa ionik dan
senyawa kovalen polar.
a. Senyawa Ionik
Senyawa ionik tersusun atas ion-ion sekalipun dalam dalam bentuk padat atau kering. Misalnya
NaCl dan NaOH. NaCl tersusun dari ion Na+ dan ion Cl¯ sedangkan NaOH tersusun dari ion Na+
dan ion OH–.
Senyawa-senyawa ionik dalam keadaan padat tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-
ion yang terikata dengan kuat, sehingga tidak ion-ion tersebut tidak mengalami mobilisasi ketika
diberi beda potensial.
Namun apabila senyawa ionik dilarutkan dalam pelarut polar misalnya air, maka senyawa ionik
adalah suatu elektrolit. Hal ini disebabkan ion-ion yang awalnya terikat kuat pada kisi terlepas
kemudian segera masuk dan menyebar dengan air sebagai medium untuk bergerak.
Perlu diketahui bahwa semua senyawa ionik yang yang dapat larut dalam pelarut polar seperti air
dan lelehan senyawa ionik merupakan suatu elektrolit. Tetapi lelehan senyawa ionik memiliki
daya hantar listrik yang lebih baik dibanding larutannya.
Hal ini disebabkan susunan ion-ion dalam lelehan senyawa ionik lebih rapat dibanding dalam
bentuk larutan, sehingga ion-ion yang ada lebih mudah atau lebih cepat bergerak menuju anoda
dan katoda ketika diberi beda potensial.
b. Senyawa kovalen polar
Senyawa-senyawa kovalen baik kovalen polar maupun nonpolar dalam keadaan murni tidak
dapat menghantarkan arus listrik. Tetapi senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik
jika dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Hal ini disebabkan senyawa kovalen polar dalam
pelarut yang sesuai mampu membentuk ion-ion.
Misalnya senyawa kovalen polar mampu membentuk ion di dalam air sehingga dapat
menghantar arus listrik. Tetapi senyawa kovalen polar tidak mampu membentuk ion di dalam
benzena sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik. HCl, NH3 dan CH3COOH merupakan
beberapa contoh senyawa kovalen polar.
3.4 Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah
Senyawa yang seluruhnya atau hampir seluruhnya di dalam air terurai menjadi ion-ion sehingga
memiliki daya hantar listrik yang baik disebut elektrolit kuat. Senyawa yang termasuk elektrolit
kuat mempunyai daya hantar listrik yang relatif baik walaupun memiliki konsentrasi yang kecil.
Sebaliknya senyawa yang sebagian kecil terurai menjadi ion disebut elektrolit lemah.
Senyawa yang termasuk elektrolit lemah mempunyai daya hantar yang relatif jelek walaupun
memiliki konsentrasi tinggi (pekat). Beberapa contoh elektrolit kuat dan elektrolit lemah seperti
yang tertera pada Tabel.
Tabel 3.4

Elektrolit kuat Nama Elektrolit lemah Nama


HCl Asam klorida CH3COOH Asam asetat
H2SO4 Asam sulfat NH3 Amonia
NaCl Natrium klorida NH4OH Amonium klorida
NaOH Natrium hidroksida H2S Asam sulfida

Menggunakan rangkaian seperti pada Gambar, suatu larutan termasuk elektrolit kuat atau lemah
dapat diketahui. Larutan yang memberikan nyala bohlam terang termasuk elektrolit kuat
sedangkan elektrolit lemah nyala bohlamnya redup atau hanya menimbulkan gelembung-
gelumbung udara pada elektroda. Jika tidak ada reaksi atau perubahan apa-apa ketika kedua
elektroda dicelupkan, maka larutan tersebut termasuk larutan nonelektrolit.
Misalnya HCl, CH3COOH dan NH3, apabila diuji daya hantar listrik menggunakan konsentrasi
larutan yang sama misalnya 1 M. Maka dapat diketahui ternyata HCl memiliki daya hantar listrik
yang lebih baik dibanding dua senyawa lainnya. Hal ini dapat dilihat dari lampu bohlam yang
menyala lebih terang.
Menggunakan teori Arhenius dapat disimpulkan bahwa jumlah ion yang terbentuk dari HCl lebih
banyak dibanding dua senyawa lainnya. Artinya di dalam air sebagian besar HCl terurai menjadi
ion H+ dan ion Cl‾ sedangkan CH3COOH dan NH3 hanya sebagian kecil yang terurai ion H+ dan
ion CH3COO‾ dan NH4+ dan OH‾ atau sebagian besarnya masih tetap dalam bentuk molekul
kovalen.
Gambar 3.4

3.5 Kekuatan Elektrolit


Kekuatan suatu elektrolit ditandai dengan suatu besaran yang disebut derajat ionisasi (α)
Keterangan :
Elektrolit kuat memiliki harga α = 1, sebab semua zat yang dilarutkan terurai menjadi ion.
Elektrolit lemah memiliki harga α<1, sebab hanya sebagian yang terurai menjadi ion.
Adapun non elektrolit memiliki harga α = 0, sebab tidak ada yang terurai menjadi ion.
Elektrolit kuat : α = 1(terionisasi sempurna)
Elektrolit lemah : 0 < α < 1 (terionisasi sebagian)
Non Elektrolit : α = 0 (tidak terionisasi)
a. Reaksi Ionisasi Elektrolit Kuat
Larutan yang dapat memberikan lampu terang, gelembung gasnya banyak, maka laurtan ini
merupakan elektrolit kuat. Umumnya elektrolit kuat adalah larutan garam. Dalam proses
ionisasinya, elektrolit kuat = 1 (terurai senyawa), pada persamaanmenghasilkan banyak ion
maka reaksi ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan.
Perlu diketahui pula elektrolit kuat ada beberapa dari asam dan basa.
Contoh :
NaCl (aq)
KI (aq)
Ca(NO3)2(g) Na+(aq) + Cl-(aq)
K+(aq) + I-(aq)
Ca2+(aq) + NO3-(aq)
Di bawah ini diberikan kation dan anion yang dapat membentuk elektrolit kuat.
Kation : Na+, L+, K+, Mg2+, Ca2+, Sr2+, Ba2+, NH4+
Anion : Cl-, Br-, I-, SO42-, NO3-, ClO4-, HSO4-, CO32-, HCO32-
1.6 Reaksi Ionisasi Elektrolit Lemah
Larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak menyala, tetapi masih terdapat
gelembung gas pada elektrodanya maka larutan ini merupakan elekrtolit lemah. Daya hantarnya
buruh dan memiliki á (derajat ionisasi) kecil, karena sedikit larutan yang terurai (terionisasi).
Makin sedikit yang terionisasi, makin lemah elektrolit tersebut. Dalam persamaan reaksi ionisasi
elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik) artinya tidak semua molekul
terurai (ionisasi tidak sempurna)
Contoh:
CH3COOH(aq)
NH4OH(g) CH3COO-(aq) + H+(aq)
NH4+(aq) + OH-(aq)
b. Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus Listrik
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori
elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia hampir saja tidak diberikan
gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini. Menurut
Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik
positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan
b sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion
inilah yang bertugas mengahantarkan arus listr
1. Elektrolit kuat, karakteristiknya adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan banyak ion


2. Molekul netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
3. Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan banyak, lampu
menyala
5. Penghantar listrik yang baik
6. Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1
7. Contohnya adalah: asam kuat (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3, HClO4); basa kuat (NaOH,
Ca(OH)2, Ba(OH)2, LiOH), garam NaCl

2. Elektrolit lemah, karakteristiknya adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan sedikit ion


2. Molekul netral dalam larutan banyak
3. Terionisasi hanya sebagian kecil
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan sedikit, lampu tidak
menyala
5. Penghantar listrik yang buruk
6. Derajat ionisasi mendekati 0
7. Contohnya adalah: asam lemah (cuka, asam askorbat, asam semut), basa lemah [Al(OH)3,
NH4OH, Mg(OH)2, Be(OH)2]; garam NH4CN
8.

Sebagai tambahan, larutan non elektrolit memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Tidak menghasilkan ion


2. Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
3. Tidak terionisasi
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung, dan lampu tidak
menyala
5. Derajat ionisasi = 0
6. Contohnya adalah larutan gula, larutan alcohol, bensin, larutan urea.

Pelarutan
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa suatu larutan akan dapat menghantarkan
arus listrik apabila larutan tersebut memiliki ion-ion yang bergerak bebas, tapi apabila ion-ion
berbentuk rapat dan kuat, sehingga tidak dapat bergerak bebas maka larutan tersebut tidak dapat
menghantarkan listrik.
Saran
Saran yang penulis berikan yaitu bahwa, dari pendapat-pendapat para ahli tersebut, mari kita
hasilkan penemuan-penemuan baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya, sampai mana
kemampuan kita untuk menemukan penemuan baru, dan janganlah kita membeda-bedakan
pendapat-pendapat para ahli, jika semuanya itu memang benar.

Anda mungkin juga menyukai