PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Generasi muda adalah harapan masa depan, calon pemimpin masa depan, oleh karena
itu di pundak generasi mudalah nasib suatu bangsa dipertaruhkan. Suatu bangsa apa bila
generasi mudanya memiliki kualitas yang unggul dan semangat yang kuat untuk memajukan
budaya daerah yang didasari dengan keimanan dan akhlak mulia, maka bangsa itu akan besar.
Namun Saat ini kita dapat melihat betapa lemahnya peran generasi muda dalam
menjaga dan melestarikan budaya daerah masing masing. Di sini bisa kita lihat, bahwa
generasi muda lebih suka mengikuti budaya modern yang kebarat-baratan dari pada budaya
daerah kita yang lebih beradat dan beradab.
Apabila generasi muda lebih memperhatikan budaya lokal maka budaya lokal suatu
bangsa tidak akan punah di era globalisasi ini. Karena budaya lokal sangat berpengaruh
terhadap perilaku generasi muda. Mereka akan akan lebih menghargai nilai budaya dan
bahasa, nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan dan cinta tanah air yang dirasakan semakin
kuat.
1
1
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat dalam pelaksanaan
tugas mata kuliah ilmu budaya dasar khususnya tentang pembahasan pengaruh budaya lokal
terhadap perilaku generasi muda. Melalui makalah ini, penulis mencoba untuk memberikan
pengetahuan mengenai budaya lokal dan generasi muda serta pengaruh budaya lokal terhadap
generasi muda itu sendiri.
2
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang
memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang
(menurutSoerjanto Poespowardojo 1993) Budaya adalah keseluruhan sistem gagasan
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki
diri manusia dengan cara belajar.
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau
bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
2.2 Faktor Penyebab Munculnya Budaya Kekinian
Kurangnya Penjagaan yang ketat di wilayah gerbang Indonesia
Dalam gerbang wilayah Indonesia, sepertinya kurang adanya badan seleksi khusus
yang bisa menyeleksi budaya-budaya asing negatif yang masuk ke Indonesia. Seperti
masih banyaknya gambar serta video porno yang didatangkan dari luar.
Saat ini banyak masyarakat Indonesia yang meniru gaya hidup atau lifestyle orang-
orang bule atau lebih berkiblat kebarat-baratan, yakni melakukan sex bebas, berpakaian mini,
gaya hidup bebas tanpa ikatan atau biasa sering kita sebut dengan kumpul kebo. Istilah ini
digunakan kepada pasangan yang bukan muhrimnya tetapi tinggal seatap tidak dalam tali
pernikahan.
Di Indonesia gaya hidup ini tidak dibenarkan karena menyalahi beberapa norma yakni
norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan. Sanksi yang diberikan bagi yang
melanggar juga cukup berat terutama pada lingkungan sekitarnya. Orang-orang yang
melakukan “kumpul kebo” atau tinggal serumah tanpa ikatan pernikahan ini akan dipandang
kurang pantas oleh warga sekitar. Sanksi yang diberikan masyarakat tidak berat tetapi cukup
menyakitkan karena bisa-bisa akan mengucilkan orang yang melakukan kegiatan ini.
3
Menyalagunakan Tekhnologi
Seperti sempat kita bahas diatas bahwa pemanfaatan tekhnologi yang salah dapat
mempermudah arus budaya asinya negatif yang masuk. Seperti Internet sekarang ini internet
banyak disalahgunakan untuk hal-hal negatif, seperti ada situs porno, melakukan hal
penipuan, dll. Orang-orang menyalahgunakan pemanfaatan tekhnologi ini denga cara yang
tidak benar. Orang-orang bisa mengakses dengan mudah situs-situs porno yang mereka
inginkan. Hal ini membawa dampak buruk bagi yang menikmatinya.
4
4
Generasi muda yang pintar pasti bisa memilih mana sesuatu yang baik bagi dirinya
mana yang tidak baik bagi dirinya. Terlihat didalam lingkungan sosialnya, keika ia terjun
didalam lingkungan sosialnya ia menjadi individu yang bebas dan hanya dia yang bisa
memilih ia ingin bergaul dengan siapa. Pribadi yang supel akan bisa membawa dirinya
kepada siapa saja tetapi perlu diingat menyeleksi teman itu harus, karena pengaruh negatif
dari pihak asing bisa datang dari siapa saja, baik dari teman, tekhnologi canggih ataupun apa
saja . Sehingga kita sebagai orang timur wajib menjunjung tinggi norma dan adat ketimuran
kita.
5
5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan waktu Penelitian
Populasi dari penelitian adalah siswa siswi SMA Negeri 5 Kota Jambi. Dan yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 10 orang siswa X MIA 3.
Cara kami dalam menganalisis data yang kami dapat yaitu dengan pertama-tama
memastikan bahwa semua data dan landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan
baik. Lalu kami mulai menghitung jumlah data,setelah itu kami mengklasifikasikan jawaban-
jawaban dari tiap pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih.
Langkah berikutnya,sesuai dengan jenis penelitian kami,kami menghubungkam data-data
yang satu dengan yang lain dan juga dengan landasan teori yang ada. Langkah terakhir,kami
menuangkan dalam karya tulis ini.
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah data masalah “PENGARUH
BUDAYA KEKINIAN YANG DAPAT MERUSAK SIKAP ANAK MUDA”. Untuk
memperoleh data tersebut dilakukan dengan cara memberikan angket kepada 10 responden.
Berikut hasilnya:
7
4.2 Pembahasan
Secara umum budaya diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Jadi budaya daerah adalah suatu sistem atau cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah daerah dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
daerah terbentuk dari berbagai unsur, termasuk sistem agama dan politik,adat istiadat, bahasa
perkakas,pakaian,bangunan, dan karya seni serta bahasa.
Ciri-cirinya adalah:
Dalam permasalahan pada budaya lokal, telah di analisiskan dengan analisis SWOT
sebagai berikut:
Kekuatan (Strength)
Kekuatan dari suatu nilai kearifan dalam berbudaya lokal adalah perlu adanya
bimbingan terhadap generasi muda kita agar nilai dalam unsur kebudayaan yang ada di
indonesia tetap melekat pada diri generasi muda kita sehingga tidak hilang suatu ajaran yang
bernilai positif pada kebudayaan yang ada di indonesia.
Nilai Bhineka Tunggal Ika sebagai sikap social yang menyadari akan kebersamaan
ditengah perbedaan, dan perbedaan dalam kebersamaan. Semangat ini sangat penting untuk
diaktualisasikan dalam tantanan kehidupan social yang multicultural.
Nilai moral sosial itu terkait hubungan manusia dengan manusia yang lain dalam
kehidupan bermasyarakat.
8
Dalam melakukan hubungan tersebut, manusia perlu memahami norma-norma yang
berlaku agar hubungannya dapat berjalan lancar atau tidak terjadi kesalah pahaman.
Nilai kearifan lokal menyama braya; mengandung makna persamaan dan
persaudaraan dan pengakuan social bahwa kita adalah bersaudara. Sebagai satu kesatuan
sosial persaudaraan maka sikap dan prilaku dalam memandang orang lain sebagai saudara
yang patut diajak bersama dalam suka dan duka.
Kelemahan (Weakness)
Kurang adanya partisipasi kepada seluruh kalangan masyarakat ataupun generasi muda
untuk mempertahankan suatu kebudayaan yang ada di indonesia, kebudayaan yang
turunan dari leluhur kita dan banyak sekali mengandung arti tersendiri bagi bangsa
indonesia yaitu nilai arti dalam kehidupan sosial baik dalam bertutur kata yang baik
ataupun tingkah laku.
Seiring dengan perkembangan pesatnya suatu zaman sehingga nilai dari kearifan
kebudayaan yang ada maka tertinggalah suatu nilai kebudayaan di indonesia sehingga
sedikit sekali masyarakat indonesia yang masih melestarikan budaya indonesia yang ada
pada saat ini.
Kurang dapat perhatian dari pemerintah sekitar mengenai kearifan kebudayaan yang ada
disekitarnya sehingga masyarakat sekitarnya kurang begitu mau mempelajarinya sehingga
norma-norma yang terkandung dalam suatu kearifan kebudayaan yang ada di indonesia
sedikit terlupakan.
Lemahnya bangsa indonesia akan pentingnya pelestarian kebudayaan yang telah dimiliki
karena bangsa indonesia sendiri memiliki banyak kekayaan budaya sehingga banyak
wisatawan asing yang ingin berkunjung ke indonesia untuk melihat langsung kebudayaan
ataupun kesenian yang ada di indonesia.
Peluang (Opportunity)
Indonesia mampu bersaing dengan negara lain mengenai suatu unsur kearifan dalam
kebudayaannya karena indonesia itu memiliki suatu nilai norma kehidupan yang
terkandung dalam karakteristik setiap seseorang sehingga terciptalah suatu arti bihneka
tunggal ika.
9
Mampu menciptakan daya tarik tersendiri kepada wisatawan mancanegara untuk datang
ke indonesia, karena indonesia itu sendiri memiliki keaneka ragaman suku bangsa dan
budaya serta memiliki norma-norma kehidupan yang baik dalam berperilaku sehari-hari
sehingga banyak wisatawan asing mencontoh nilai kebudayaan bangsa indonesia untuk
dikembangkan lagi dinegaranya pada saat dia kembali.
Mempunyai nilai tersendiri bagi bangsa indonesia untuk bersaing dalam kemajuan
teknologi yang terjadi pada zaman sekarang sehingga nilai karakteristik yang terdapat
pada bangsa indonesia tidak hilang karena indonesia dikenal oleh negara lain dengan
negara yang mempunyai kebubayaan yang banyak dan mempunyai kekayaan alam yang
dapat mencukupi kehidupan setiap warga negaranya.
Dapat memajukan nilai kearifan kebudayaan indonesia dengan suatu tindakan atau
perilaku yang baik dan mencerminkan bahwa bangsa indonesia dalam bertutur kata atau
dalam kehidupan keseharian mempunya sifat ramah tamah sehingga mempunyai daya
tarik tersendiri untuk negara lain sehingga mereka mau berkujung ke indonesia
Tantangan/Hambatan (Threats)
10
Pengertian Generasi Muda
Generasi muda sekarang ini menjadi bahan pembicaraan oleh semua kalangan
masyarakat, karena generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang nantinya sebagai
pemegang nasib bangsa ini, maka generasi mudalah yang menentukan semua apa yang dicita-
citakan bangsa dan Negara ini.
Kartadiharjo : “ditinjau dari dimensi waktu, semua yang ada pada lokasi sosial itu dapat
dipandang sebagai generasi, sedangkan menurut Auguste Comte ( Pelopor sosiologi
modern) : “generasi adalah jangka waktu kehidupan sosial manusia yang didasarkan pada
dorongan keterikatan pada pokok-pokok pikiran yang asasi”.
Dalam pola pembinaan dan pengembangan generasi muda ( Menteri Muda Urusan
Generasi muda Jakarta 1982) secara umum generasi muda diartikan sebagai golongan
manusia yang berusia muda. Pengertian generasi muda dalam lokakarya tentang generasi
muda yang diselenggarakan tanggal 4 – 7 Oktober 1978, dibedakan dalam beberapa kategori :
- Biologi : generasi muda adalah mereka yang berusia 12-15 tahun ( remaja ) dan 15-30
tahun ( generasi muda ).
- Budaya, generasi muda adalah mereka yang berusia 13-14 tahun.
- Angkatan kerja, yang dibuat oleh Depkaner adalah yang berusia 18-22 tahun.
- Kepentingan perencanaan pembangunan, yang disebut sebagai sumber daya manusia
muda adalah yang berusia 0-18 tahun.
- Idiologi politik, generasi muda yang menjadi pengganti adalah mereka yang berusia 18-40
tahun.
- Lembaga dan lingkungan hidup sosial, generasi muda dibedakan menjadi 3 kategori :
Siswa, yakni usia 6-8 tahun
Mahasiswa, yakni usia 18-25 tahun
Pemuda yang berada diluar sekolah berusia 15-30 tahun
11
Dalam pengertian GBHN 1993 telah dijelaskan menjadi anak, remaja, dan pemuda,
sedangkan ditinjau dari segi usia adalah sebagai berikut :
Mengenai persepsi tentang generasi muda sampai sekarang ini belum ada kesepakatan
para ahli, namun pada dasarnya ada kesamaan mengenai pengertian generasi muda tersebut,
yaitu beralihnya seseorang dari masa kanak-kanak menuju masa remaja atau muda dengan
disertai perkembangan fisik dan non fisik (jasmani, emosi, pola pikirannya dan sebagainya ).
Jadi generasi muda itu adalah sebagai generasi peralihan. Dan dalam pandangan orang tua
belum dewasa generasi muda merupakan generasi penerus bangsa yang harus dipersiapkan
dalam mencapai cita-cita bangsa, bila generasi muda telah dipercaya dan mempunyai rasa
tanggung jawab yang tinggi dalam memperjuangkan amanah itu maka suatu bangsa tidak
akan sia-sia dalam mendidik generasi tersebut, maka dari itu nilai yang dibangun dalam
membentuk generasi muda ini adalah untuk menyiapkan penerus bangsa untuk melanjutkan
perjuangan para pahlawan.
Krisis identitas dan jati diri telah menyebabkan sebagian generasi muda Indonesia
mudah mengekor dan ikut-ikutan terhadap apapun yang dijejalkan kepada mereka. Barat
sebagai pihak yang mendominasi globalisasi dianggap unggul, sehingga apapun yang datang
dari barat dianggap baik dan diadopsi begitu saja tanpa disikapi secara kritis. Budaya
membeo dan mengekor ini telah menyebabkan sebagian generasi muda terlihat kebarat-
baratan, ke-jepang-jepangan, ke-korea-koreaan atau bahkan berideologi marx, komunis dan
sebagainya.
Krisis identitas juga telah menyebabkan bangsa Indonesia kehilangan ‘kharisma’ dan
‘pengakuan’ dari negara lain. Bangsa Indonesia seakan kehilangan ciri khusus, keunikan dan
partikularitas. Dalam pergaulan Internasional, misalnya, ketika berbicara mengenai Islam
maka yang menjadi sorotan adalah negara-negara sekitar wilayah Timur Tengah. Meskipun
pada kenyataannya, Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dengan
12
ciri keislaman yang unik dan khas, yang seharusnya turut mewarnai wacana keislaman secara
global. Sebaliknya, wacana Islam keindonesiaan tidak tampak di situ.
Sebagai tambahan, krisis identitas juga dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan
rasa nasionalisme pemuda. Budaya asing yang terbawa bersama globalisasi tidak membentuk
pola pikir, namun menawarkan nilai. Tidak membebaskan namun menghilangkan kesadaran.
Sehingga pemuda yang terbiasa dengan nilai budaya asing akan menentang nilai-nilai
budaya lokal. Menganggap segala yang berbau lokal terbelakang, tertinggal dan perlu diubah.
Dari sini nasionalisme akan tergerus, terkikis bahkan pada akhirnya akan hilang.
Rasa bangga akan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal seharusnya mulai dipupuk
sejak dini untuk menghindari krisis identitas dan jati diri generasi muda.
Nilai-nilai primordial tidak selalu berarti bersikap eksklusif dan memandang segala
hal secara konservatif tanpa menerima nilai budaya lain. Berideologi lokal berarti menjadikan
nilai-nilai lokal sebagai filter dalam menerima nilai budaya asing. Berkearifan lokal juga
berarti bersikap terbuka dan terus menerima masukan dari budaya manapun dalam rangka
memperkaya dan mengaktualisasikan nilai-nilai budaya lokal.
Pemuda yang telah mengenal dan mengadopsi nilai-nilai kearifan lokal sejak dini
akan menggunakannya sebagai pisau analisis dalam membedah dan memisahkan unsur nilai
dari unsur teknologi. Ia akan bisa menentukan mana hal yang perlu diadopsi dan mana yang
perlu dintinggalkan. Ia akan selalu bersikap kritis dalam menyikapi setiap fenomena yang
dihadapinya. Dengan identitas yang jelas, pemuda semacam ini tidak akan mudah mengekor
dan ikut-ikutan mengadopsi nilai budaya lain. Sehingga, ia akan tetap menjadi manusia
Indonesia modern berciri lokal.
Selain terjaminnya nasionalisme pemuda, identitas yang jelas juga akan memberikan
rasa percaya diri kepada generasi muda untuk membawa dan memperkenalkan partikularitas
yang melekat kuat pada tradisi bangsa dalam pergaulan internasional. Nantinya ciri khusus
ini akan tersebar, dikenal dan dihargai sebagai bagian integral dari bangsa Indonesia. Dengan
begitu, Indonesia akan punya kharisma dan nilai khusus yang bisa dibanggakan di mata dunia
internasional.
13
Generasi Muda memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan budaya
daerah. Dalam konteks keberlanjutan budaya apabila Generasi Muda sudah tidak lagi peduli
terhadap budaya daerahnya maka budaya tersebut akan mati. Namun jika generasi mudanya
memilki kecintaan dan mau ikut serta dalam melestarikan budaya daerahnya budaya tersebut
akan tetap ada disetiap generasi.
Generasi muda juga harus menjadi aktor terdepan dalam memajukan budaya daerah,
sehingga budaya asing yang masuk yang ke daerah tidak merusak atau mematikan budaya
daerah tersebut.
Besarnya pengaruh budaya asing terhadap budaya daerah ini yang membuat para
generasi muda yang peduli terhadap budaya daerahnya harus bekerja keras dan memfilter
setiap budaya yang masuk ke daerah. Jangan sampai generasi muda lengah dan bahkan
mengikuti budaya budaya yang bertentangan dengan budaya daerahnya.
Setidaknya ada beberapa peran generasi muda dalam memajukan budaya daerah
,diantaranya:
Memperkuat Akidah
Akidah merupakan pondasi dasar yang harus dimiliki oleh para generasi muda untuk
meneruskan nilai budaya luhur bangsa Indonesia. Kuat dan tidaknya pondasi ini juga akan
menetukan seberapa kuat character suatu bangsa.
Bila para generasi mudanya sudah tidak memiliki jati diri yang kuat maka budaya
asing pun akan mudah dengan leluasanya menggeser budaya suatu daerah.dan sebaliknya jika
suatu daerah memiliki jatidiri yang kuat maka akan sangat sulit budaya asing untuk bisa
masuk, apalagi mengantikan buadaya daerah tersebut.
Maka dari itu generasi muda seharusnya lebih menguatkan jatidiri dan kecintaanya
pada suatu budaya yang akan mereka warisi nantinya.
Meningkatkan Intelektualitas
Intelektualitas menjadi sesuatu yang di anggap penting karena melalui intelektualitas
ini para generasi muda bisa menyelamatkan memajukan budaya daerah di mana mereka
14
tinggal dan melalui intelektualitas ini akan lahir moral dan etika serta menjunjung tinggi nilai
nilai suatu budaya.
Keluasan ilmu pengetahuan juga bisa dijadikan sebagai jalan untuk mebangun negeri
ini,sehingga dengan keluasan ilmu tersebut para generasi muda bisa memberikan pemahaman
dan pembelajaran kepada masyarakat dan menjadi pilter masuknya budaya asing ke daerah
masing-masing.
Penyebaran budaya asing yang semakin hari semakin memprihatinkan saat ini, yang
mulai mengikis nilai-nilai budaya daerah seharusnya menjadi perhatian yang serius bagi
kalangan intelektual muda.
Kecenderungan kepada budaya asing yang melanda generasi muda indonesia
mestinya bisa di tanggulangi dengan ilmu dan pembelajaran budaya daerah yang mengadung
nilai-nilai luhur dimasanya termasuk penerapan muatan lokal di tingkat pendidikan.
Generasi muda sebagai aset masa depan
Sudah selayaknya dan sudah menjadi kewajiban kita para generasi muda untuk terus
berusaha dan berupaya untuk terus melestarikan peninggalan sejarah nenek moyang kita yang
telah ditinggalkan dalam bentuk budaya maupun bentuk bangunan bersejarah.
Sebagai generasi penerus sudah seharusnya jika para generasi muda menggali potensi
dirinya dan berupaya untuk mengaktifkan lagi kebudayaan daerah yang sebagian besar sudah
tergeserkan oleh nilai budaya asing yang secara nyata bertentangan dengan budaya dasar
daerah kita.
Pemuda sebagai aset penerus eksistensi budaya daerah sudah menjadi kewajiban
baginya untuk berusaha dan berupaya untuk melestarikan kebudayaan daerah yang sebagian
sudah hamper punah, sehingga kebudayaan yang hampir punah itu bisa dibangkitkan lagi..
Kecintaan kita pada budaya dan berusaha membentuk kelompok kelompok pecinta
budaya daerah serta bekerja sama dengan pemerintah untuk membantu berdirinya sarana dan
prasarana agar terwujudnya kelestarian budaya daerah tersebut.
Dengan berdirinya kelompok sanggar muda tersebut diharapakan dapat melestarikan
budaya daerah yang ada dan menumbuhkan kecintaan serta kesadaran generasi muda akan
pentingya untuk melestarikan budaya daerahnya.
Sehingga apa yang menjadi tradisi dan khasan suatu daerah akan tetap ada dan
kejayaan dimasa lalu menjadi sejarah tersendiri yang bisa dibanggakan di oleh generasi
penerusnya kelak.
15
Kesadaran Melestarikan Budaya
Sesungguhnya, “Melestarikan suatu budaya lebih sulit dari pada membuat budaya
yang baru”, demikian ungkpan orang bijak. Tapi itulah kenyataanya saat ini yang terjadi kita
lebih sulit mempelajari budaya daerah yang tak lain milik kita sendiri.
Konsisi seperti ini bisa kita lihat begitu banyak anak muda kita yang lebih hapal lagu
lagu barat ketimbang lagu daerah seperti lagu Ongkona Bone, Ininnawa sabbarae, dan lain
sebagainya, Nah disinilah peran penting para generasi muda untuk menyelamatkan serta
melestarikan budaya daerah yang sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat saat ini.
Sejatinya, kesadaran untuk melestarikan budaya daerah ini idealnya memang harus
dimulai dari para generasi muda, karena di pundaknyalah ada potensi besar yang perlu
mendapat motivasi dari berbagai pihak
Pengaruh Budaya Lokal Terhadap Generasi Muda
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa budaya lokal sangat
mempunyai peranan penting terhadap perilaku generasi muda. Dikarenakan para generasi
muda inilah sebagai aset masa depan dan penerus bangsa. Sudah seharusnya jika para
generasi muda menggali potensi dirinya dan berupaya untuk mengaktifkan lagi kebudayaan
daerah yang sebagian besar sudah tergeserkan oleh nilai budaya asing yang secara
nyata bertentangan dengan budaya dasar daerah kita.
Apabila suatu budaya lokal telah melekat pada diri generasi muda, dipastikan para
generasi muda akan lebih mencintai budaya yang ada di indonesia dengan penuh rasa
tanggung jawab karena semua masyarakat indonesia mempunyai peranan penting dalam
memajukan suatu unsur kebudayaan yang ada di indonesia
5.2 Saran
Hendaknya para generasi muda membentuk suatu badan untuk pembudidayaan
keaneka ragaman suatu budaya yang terkandung dalam norma-norma kehidupan yang terjadi
pada masyarakat indonesia sehingga melekatlah dalam diri seseorang tersebut untuk selalu
melestarikan budaya yang ada pada negara indonesia, sehingga atitude norma-norma
kehidupan manusia dalam bertingkah laku tidak dipandang sebelah mata oleh negara lain.
Selain itu para generasi muda harus terus berkarya ditengah-tengah kemajuan
teknologi pada zaman sekarang dengan tidak meninggalkan sedikitpun nilai-nilai yang
terkandung dalam suatu unsur kebudayaan sehingga kebudayaan yang ada di indonesia terus
berkembang ditengah-tengah kemajuan teknologi.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://intishar1994.wordpress.com/2013/04/25/kearifan-budaya-lokal-cerminan-perilaku-
budaya-masyarakat/
http://bimbimelevens.blogspot.com/2013/05/pengaruh-budaya-lokal-terhadap-
generasi.html#!/2013/05/pengaruh-budaya-lokal-terhadap-generasi.html
http://salamannennungeng.blogspot.com/2013/04/peran-generasi-muda-dalam-
melestarikan.html
http://forbetterindonesia.wordpress.com/2011/11/18/transformasi-nilai-nilai-kearifan-lokal-
bagi-pembangunan-mental-generasi-muda/
http://jasapembuatanweb.co.id/artikel-ilmiah/pengertian-generasi-muda
http://rizqidiaz.blogspot.co.id/2012/05/pengertian-budaya-kebudayaanadat.html
https://nilam12.wordpress.com/2012/08/29/faktor-faktor-penyebab-budaya-asing-masuk-ke-
indones/
18
Tren Baru Kekinian Tukar Baju Pacar
19
Pengaruh Budaya Kekinian Terhadap Kehidupan Manusia
20