I. Tujuan Percobaan
1.1 Mengetahui jenis-jenis reaksi kimia
1.2 Menentukan kandungan air dalam sampel dengan cara gravimetri
V. Prosedur
5.1 Reaksi-reaksi kimia
A. Disediakan 3 tabung reaksi bersih, 1,2 dan 3. Kemudian ditempatkan
larutan-larutan berikut masing masing 10 tetes. Dalam tabung 1 diisi
larutan HCL 0,1 M, tabung 2 diisi CH3COOH 0,1 M, dan tabung 3 diisi
NaOH 0,1 M. Kemudian tetesi indikator phenolptalein ke dalam tiap
tabung. Diamati perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung
setelah ditambahkan 1 tetes indikator phenolptalein. Ditambahkan 10
tetes NaOH 0,1 M kedalam tabung 1 dan tabung 2. Diamati apa yang
terjadi. Disebutkan jenis reaksi yang terjadi dan dituliskan persamaan
reaksi lengkapnya
B. Ditempatkan 1 ml H2C2O4 dalam sebuah tabung reaksi, kemudian
ditambahkan 2 tetes H2SO4 2M, lalu kocok tabung dan diamati.
Ditambahkan KMnO4 0,05 M tetes demi tetes (sambil dikocok) hingga
warna larutan yang terbentuk tidak hilang. Diulangi pekerjaan ini
dengan mengganti H2C2O4 dengan Fe2+. Dibandingkan laju hilangnya
warna ungu diantara kedua prosedur ini. Disebutkan jenis reaksi yang
terjadi dan dituliskan persamaan reaksi lengkapnya. 1 ml NaCl 0,1 M
direaksikan dengan AgNO3 0,1 M sebanyak 5 tetes. Diamati perubahan
apa yang terjadi, disebutkan jenis reaksi yang terjadi dan dituliskan
persamaan reaksi lengkapnya. 1 ml larutan BaCl2 0,1 M direaksikan
dengan 1 ml K2CrO4 0,1 M. Diamati perubahan apa yang terjadi,
disebutkan jenis reaksi yang terjadi dan dituliskan persamaan reaksi
lengkapnya.
C. Disediakan 4 buah tabung reaksi, A,B,C, dan D. Diisi tabung A dan
tabung B dengan 1 ml K2CrO7 0,1 M. Diisi tabung C dan D dengan 1 ml
K2Cr2O7 0,1 M. Ditambahkan 10 tetes HCL 1 M kedalam tabung A dan
C lalu dikocok. Diamati perubahan yang terjadi dan bandingkan kedua
tabung tersebut. Ditambahkan 10 tetes NaOH 1 M kedalam tabung B
dan D lalu dikocok. Diamati perubahan yang terjadi, dibandingkan
kedua tabung tersebut dan disimpulkan.
D. Ditempatkan 1 ml Al2(SO4)3 0,1 M masing-masing dalam tabung reaksi
A dan B. Ke dalam tabung reaksi A, ditambahkan 5 tetes NaOH 1 M.
Diamati perubahan apa yang terjadi. Kemudia ditambahkan lagi tetes
demi tetes NaOH. Diamati dan dilakukan langkah yang sama pada
tabung B, digunakan larutan NH4OH 1 M. Dicatat perubahan yang
terjadi
E. Disiapkan tabung reaksi, pipa kaca penyalur gas, dan kertas lakmus.
Ditempatkan 5 ml larutan (NH4)2SO4 dalam tabung kemudian
ditambahkan 5 tetes NaOH 1 M, dan segera dihubungkan tabung dengan
pipa kaca yang dibagian ujungnya telah terdapat kertas lakmus. Diamati
perubahan yang terjadi.
F. Disiapkan tabung reaksi, pipa kaca penyalur gas, dan gelas kimia 100
ml. Diisi gelas dengan 5 ml larutan Ba(OH)2. Dimasukkan 1 sesndok
CaCO3 kedalam tabung, ditambahkan dengan segera 5 tetes HCl 1 M,
dan sesegera mungkin hubungkan tabung dengan pipa kaca yang bagian
ujungnya terendam dalam larutan dalam gelas kimia. Diamati perubahan
yang terjadi.
5.2 Penentuan kandungan air secara gravimetri tidak langsung
A. Ditempatkan krus bersih serta tutupnya diatas segitia krus. Dipijarkan
dengan pembakar bunsen selama 5 menit. Setelah itu, dibiarkan krus
beserta tutupnya mendingin dalam eksikator selama 20 menit hingga
mencapai suhu ruangan, kemudian ditimbang krus beserta tutupnya.
Dipastikan selalu menggunakan tang pemegang krus selama pengerjaan
tahap ini dan tahap-tahap berikutnya.
B. Dimintalah sampel BaCl2.2H2O diatas kertas timbang kepada asisten
kelompok saudara, kemudian dimasukkan dalam krus. Timbang krus
bertutup beserta isinya.
C. Dipijarkan krus beserta isinya diatas pembakar bunsen selama 10 menit,
dinginkan, kemudian ditimbang. Diulangi pekerjaan ini hingga diperoleh
hasil penimbangan yang relatif tidak berbeda.
D. Ditentukan :
Masa sampel yang digunakan
Masa air yang hilang
Berat BaCl2 dalam sampel
% berat BaCl2 dalam sampel
5. Bilangan hidrat
(Berat krus + sample) – (Berat krus kosong yang dipijarkan)
BaCl2 + Mr
VII. Pembahasan
7.1 Reaksi-reaksi kimia
Percobaan A
Pada tabung (1), direaksikan HCl (asam kuat) dengan indikator
phenolptalein tidak terjadi perubahan warna. Hal ini disebabkan karena
phenolptalein mempunyai PH 8,2-10,0 sehingga phenolptalein merupaka
indikator untuk basa. Kemudian direaksikan dengan NaOH tidak terjadi
reaksi karena HCl (asam kuat) direaksikan dengan NaOH (basa kuat) akan
menghasilkan garam netral dengan pH 7
Reaksinya : NaOH + HCl → NaCl + H2O
Pada tabung (2), direaksikan CH3COOH (asam lemah) dengan indikator
phenolptalein tidak terjadi perubahan, sama seperti pada tabung 1 karena
phenolptalein mempunyai pH 8,2-10,0. Ketika direaksikan dengan NaOH
(basa kuat) berubah menjadi warna ungu namun lama kelamaan menjadi
ungu.
Reaksinya : CH3COOH + NaOH → CH3COOH + H2O
Pada tabung (3), NaOH (basa kuat) direaksikan dengan indikator
phenolptalein berubah menjadi warna ungu karena NaOH merupakan basa
kuat dan indikator phenolptalein untuk basa.
Percobaan B
Pada percobaan ini terjadi reaksi redoks dimana pada tabung (1) KMnO4
berfungsi sebagai oksidator dan mengalami reaksi reduksi. Pada saat
H2C2O4 direaksikan dengan H2SO4 tidak terjadi perubahan karena H2SO4
bersifat sebagai katalis. Namun setelah direaksikan dengan KMnO4,
berubah menjadi warna ungu setelah diberi KMnO4 tetes demi tetes.
Reaksinya : H2C2O4 + 2KMnO4 → 2HMnO4 + K2C2O4
H2SO4 + 2KMnO4 → 2HMnO4 + K2SO4
Dan pada tabung (2) Fe2+ sebagai reduktor dan mengalami reaksi oksidasi.
Ketika Fe2+ direaksikan dengan H2SO4 tidak terjadi perubahan, karena
H2SO4 bersifat sebagai katalis. Namun setelah direaksikan dengan KMnO4,
berubah menjadi warna ungu setelah ditetesi KMnO4 tetes demi tetes.
Reaksinya : Fe2+ + H2SO4 → FeSO4 + H2
Fe2+ + 2KMnO4 → Fe(MnO4) + 2k
Jika kedalam larutan elektrolit yang sukar larut ditambahkan suatu larutan
yang mempunyai ion senama atau sejenis, maka kesetimbangan bergeser
dari arah zat yang mengendap.
Reaksinya : NaCl + AgNO3 → NaNO3 + AgCl
Penambahan ion Cl- dari larutan NaCl akan menyebabkan kesetimbangan
reaksi yang (1) bergeser ke kiri, sehingga AgCl yang mengendap menjadi
bertambah banyak atau AgCl yang larut semakin sedikit.
Pada percobaan ini terjadi reaksi pengendapan.
Reaksinya : BaCl2 + K2CrO4 + KCl
Pada reaksi ini terdapat BaCl2, dan merupakan zat yang sukar larut sehingga
terbentuk endapan. Endapan terbentuk karena larutan tersebut sudah lewat
jauh akibat penambahan K2CrO4.
Percobaan C
Pada percobaan ini terjadi reaksi pembentukan senyawa kompleks.
Pada tabung (1) K2CrO4 dengan suasana asam, direaksikan dengan HCl
(asam kuat) maka larutan berubah menjadi warna orange, karena lajunya
bergeser ke kanan.
Reaksinya : K2CrO4 + 2HCl → 2KCl + H2CrO4
Pada tabung (2) K2CrO4 dengan suasana asam, direaksikan dengan NaOH
(basa kuat), maka tidak mengalami perubahan karena suasana yang berbeda.
Reaksinya : K2CrO4 + 2NaOH → 2KOH + Na2CrO4
Pada tabung (3) K2CrO7 adalah larutan dengan suasana basa, ketika
ditambahkan HCl (asam kuat) tidak mengalami perubahan karena suasana
yang berbeda.
Reaksinya : K2Cr2O7 + 2HCl → 2KCl + H2Cr2O7
Pada tabung (4) K2Cr2O7 adalah larutan dengan suasana basa, ketika
ditambahkan NaOH (basa kuat), mengalami perubahan menjadi warna
kuning karena lajunya bergeser ke kiri.
Reaksinya : K2Cr2O7 + NaOH → 2KOH + Na2Cr2O7
Percobaan D
Pada tabung (1) direaksikan Al2(SO4)3 dengan NaOH terbentuk endapan
putih keruh. Apabila dilanjutkan dengan penambahan NaOH maka endapan
akan menjadi bening kembali, karena Na akan lebih berikatan dengan OH-
karena jumlahnya lebih banyak dari SO42-
Reaksinya : Al2(SO4)3 + 6NaOH → 2Al(OH)3 + 3Na2SO4
Pada tabung (2) direaksikan Al2(SO4)3 dengan NH4OH (garam yang
terbentuk asam kuat dan basa lemah) terbentuk endapan putih keruh.
Apabila dilanjutkan dengan penambahan NH4OH maka endapan akan
menjadi bening karena unsur nitrogen di NH4OH membentuk ikatan
kompleks dengan endapannya.
Reaksinya : Al2(SO4)3 + 6NH4OH → 2Al(OH)3 + 3 (NH4)2SO4
Percobaan E
Pada percobaan ini terdapat reaksi asam basa dan pembentukan gas. Karena
dilihat kesimpulan pada percobaan ini yaitu kertas lakmus berubah menjadi
warna biru. Dan dapat diambil kesimpulan bahwa larutan tersebut bersifat
basa karena basa suka membirukan lakmus.
Pada reaksi ini terbentuk gas yang berasal dari NH4OH. NH4OH → NH3+
H2O
Karena gas yang dihasilkan NH3+ merupakan basa, karena mengubah kertas
lakmus menjadi biru.
Percobaan F
Pada percobaan ini reaksinya : CaCo3(aq) + HCl(aq) → HCO3(g) + CaCl(aq)
Lalu CO2 + Ba(OH)2 → BaCO3 dan BaCO3 yang membuat keruh larutan
tersebut dan terbentuk gelembung dan CO2 juga yang membuat bercak putih
diujung pipa.
7.2 Penentuan kandungan air secara gravimetri tidak langsung
Pada percobaan senyawa hidrat ini menggunakan kristal CuSO4 x H2O yang
berarti CuSO4 ini mengandung molekul sejumlah air.
Dari hasil percobaan ini pada awalnya krus kosong tanpa tutup ditimbang
beratnya 40,90 gram. Lalu setelah di open dan didinginkan beratnya
menjadi 40,85 gram. Hal ini terbukti terjadinya pengurangan molekul air
pada Kristal CuSO4.
Untuk mengetahui berat BaCl2 dalam senyawa hidrat dengan cara
pemanasan agar air yang terdapat pada kristal tersebut hilang dengan cara
menguap. Dalam percobaan ini massa sampel yang digunakan adalah 1
gram, massa air yang hilang adalah 0,15 gram. Berat BaCl2 0,85 gram,
kandungan air yang hilang 0,16 gram. Kadar berat BaCl2 85%
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan :
Pada praktikum ini terjadi beberapa reaksi kimia yaitu
a. Reaksi asam basa : penetralan
HCl + NaOH → NaCl + H2O
CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
b. Reaksi redoks : perubahan bilangan oksidasi
H2C2O4 + H2SO4 + KMnO4 K2SO4 → MnSO4 + CO2
Fe2+ + H2SO4 → FeSO4 + H2
FeSO4 + KMnO4 → K2SO4 + Fe(MnO4)2
c. Reaksi pengendapan : terbentuknya endapan dalam larutan
NaCl + AgCl → AgCl + NaNO3
BaCl2 + K2CrO4 → KCl + BaCrO4
d. Reaksi senyawa kompleks : terjadinya perubahan warna
K2CrO4 + HCl → H2CrO4 + KCl
K2CrO4 + NaOH → Na2CrO4 + KOH
K2CrO4 + HCl → H2Cr2O7 + KCl
K2CrO4 + NaOH → Na2Cr2O7 + KOH
Al2(SO4)3 + NaOH → Na2SO4 + Al(OH)
Al2(SO4)3 + NH4OH → (NH4)2SO4 + Al(OH)3
e. Reaksi pembentukan gas : terjadinya gelembung (oksigen)
(NH4)2SO4 + NaOH → Na2SO4 + NH3 + H2O
f. Reaksi pembentukan gas dan pengendapan
Ba(OH)2 + CaCO3 + 2 HCl → BaCl2 +Ca(OH)2+ H2CO3
Penentuan kadar atau kandungan air dalam sampel secara gravimetri
- Berat/massa sampel yang digunakan : 0,84 g
- Massa air yang hilang : 0,15 g
- Berat BaCl2 dalam sampel : 1 gram
- % berat BaCl2 dalam sampel : 85%