Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN 1
BEBERAPA REAKSI KIMIA

Disusun Oleh :

Nama : Selvian Aryana


NPM : 10060318129
Shift/kelompok : D/6
Tanggal Percobaan Praktikum : 01 Oktober 2018
Tanggal Pengumpulan Laporan : 15 Oktober 2018
Nama Asisten : Humairani Rahman ,S.Farm

LAPORAN FARMASI TERPADU UNIT A PROGRAM STUDI


FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2018/1440
I. Tujuan Percobaan
1.1 Mengetahui berbagai reaksi kimia seperti reaksi asam basa, reaksi
redoks, pembentukan komplek, pengendapan, pembentukan gas
beserta perubahan yang terjadi
1.2 Mengetahui kadar air dengan cara gravimetri tidak langsung
II. Prinsip Percobaan
2.1 Reaksi asam basa (penetralan)
2.2 Reaksi redoks (perubahan bilangan oksidasi sebelum dan sesudah
reaksi)
2.3 Pengendapan (pembentukan endapan terjadi karena kedua senyawa
sudah lewat jenuh)
2.4 Gravimetri (penguapan molekul air untuk menghasilkan molekul
murni)
2.5 Pembentukan kompleks (senyawa yang menghasilkan perubahan
warna dari beberapa percobaan reaksi kimia)
2.6 Pembentukan gas (perubahan wujud dari cair menjadi gas)
III. Teori Dasar
Persamaan reaksi menjelaskan secara kualitatif peristiwa yang
terjadi. Jika pereaksi bergabung dan secara kuantitatif menyatakan
jumlah zat yang bereaksi serta produk reaksi. Dalam penulisan
persamaan reaksi,harus diketahui dengan benar rumus pereaksi dan
rumus produk reaksi, sebelum reaksi disetarakan. Macam-macam
reaksi kimia yaitu reaksi sintesis (pembentukan senyawa dari unsur-
unsurnya), reaksi metasis (pertukaran antar senyawa), reaksi penetralan
(asam-basa),dan redoks. ( Achmad,2001 )
Kimia merupakan suatu ilmu yang mempelajari materi dan juga
perubahan nya. Unsur dan senyawa adalah zat-zat yang terlibat dalam
suatu perubahaan kimia. Unsur merupakan zat yang tidak dapat
dipisahkan lagi menjadi partikel yang lebih sederhana dengan cara
kimia. Sedangkan senyawa adalah suatu zat yang terdiri dari beberapa
unsur dengan perbandingan yang tetap. Contoh dari unsur adalah C,
Co, Fe dan lain-lain, sedangkan contoh dari senyawa adalah NaOH,
KBr dan lain-lain. ( Raymond Chang,2004 )
Reaksi kimia terjadi dimana-mana. Pada mesin mobil, gasolin
dibakar untuk menyuplai energi untuk menggerakan mobil,
menyalakan air, menghidupkan radio. Reaksi-reaksi kimia dalam tubuh
kita, menyediakan energi untuk menggerakan otot-otot kita. Didalam
reaksi kimia terjadi pada daun tumbuhan untuk mengubah CO2 dan air
menjadi karbohidrat. Sebagian reaksi kimia melibatkan proses
kehilangan dan penangkapan energi. Laju reaksi diukur dengan
mengamati laju reaktan, dalam perubahan kimia zat yang direaksikan
menjadi zat baru yang memiliki komposisi yang berbeda dan sifat yang
berbeda. Sifat-sifat yang baru meliputi perubahan warna, perubahan
suhu, dan terbentuknya gelembung atau suatu padatan. Reaksi-reaksi
kimia selalu meliputi perubahan kimia, karena atom dari zat yang
membentuk kombinasi baru memiliki sifat yang baru. ( Timberlake,
2004 )
Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asambasa
larutan dikelompokan menjadi tiga yaitu, asam, basa dan netral. Asam
dan basa memiliki sifat yang berbeda, sehingga kita dapat menentukan
sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau
basa, ada beberapa cara. Yang pertama menggunakan indikator warna,
yang akan menunjukan sifat suatu larutan dengan perubahan warna
yang terjadi. Misalnya lakmus, akan berwarna merah dalam larutan
yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan bersifat basa.
Sifat asam atau basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan cara
mengukur pH nya. pH merupakan suatu parameter yang digunakan
untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Laruran asam memiliki
pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan
larutan netral memiliki pH=7. Ph suatu larutan dapat ditentukan
dengan menggunakan indikator. ( Ralph H Petrucci, 1987 )
Asam secara paling sederhana di definisikan sebagai zat, yang bila
dilarutkan dalam air mengalami disosiasi dengan pembentukan ion
hidrogen sebagai satu-satunya ion positif. Basa secara sederhana dapat
di definisikan sebagai zat, yang bila dilarutkan dalam air mengalami
disosiasi dengan pembentukan ion-ion hidroksil sebagai satu satunya
ion negatif. ( Vogel I, April 1985 )
Suatu asam Bronsted-lowry didefinisikan sebagai suatu zat yang
dapat memberikan ion hidrogen, dan sebuah basa Bronsted-lowry
adalah suatu zat yang dapat menerima ion hidrogen. Dalam reaksi
asam basa Bronsted-lowry, ion hidrogen di pindahkan dari asam ke
basa. ( Oxtoby Gillis Nachtrieb, 2001 )
Secara umum, asam memiliki beberapa sifat. Asam memiliki rasa
asam, misalnya cuka yang mempunyai rasa asam dari asetat. Asam
menyebabkan perubahan warna pada kertas lakmus, dari biru menjadi
merah. Asam bereaksi dengan logam-logam tertentu, seperti seng,
magnesium, dan besi yang dihasilkan gas hidrogen. Yang terakhir,
asam dapat bereaksi dengan karbonat dan bikarbonat, yang
menghasilkan karbondioksida (CO2). ( Raymond Chang,2004 )
Sama seperti asam, basa juga memiliki beberapa sifat. Basa yang
memiliki rasa pahit.basa terasa licin, misalnya sabun. Basa
menyebabkan perubahan warna pada kertas lakmus dari merah menjadi
biru. Larutan basa dalam air akan menghasilkan arus listrik. (
Raymond Chang,2004 )
Terdapat sejumlah reaksi saat keadaan oksidasi berubah yang
disertasi dengan pertukaran elektron antar pereaksi. Ini disebut reaksi
oksidasi reduksi atau reaksi redoks. Dari sejarahnya dapat diketahui
bahwa oksidasi dianggap sebagai proses oksigen diambil dari suatu zat,
sedangkan penangkapan hidrogen disebut reduksi. Reaksi oksidasi
adalah suatu perubahan kimia dimana suatu zat memberikan atau
melepas elekron, mengalami penambahan biloks/tingkat oksidasi,
terjadi di anoda pada suatu sel elektrokimia. Sedangkan reaksi reduksi
adalah suatu perubahan kimia dimana suatu zat menerima atau
menangkap elektron, mengalami pengurangan biloks, dan terjadi di
katoda pada suau sel elektrokimia. ( Svehla, 1985 )
Oksidasi dan reduksi dapat di definisikan sebagai istilah
berkurangnya atau bertambahnya satu atau lebih elemen. Oksidasi
didefinisikan sebagai kehilangan satu atau lebih elektron secara jelas
oleh unsur terkecil yang terlibat dalam suatu reaksi. Reaksi redoks
adalah suatu reaksi transfer elektron yang mana elektron dari suatu
usnur di oksidasi dengan kehilangan satu atau lebih elektron ke unsur
lain yang di reduksi ketika berperan sebagai sebuah penerima elektron.
Jumlah elektron yang hilang harus sama dengan jumlah elektron yang
bertambah. Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi sedangkan
oksidator adalah zat yang mengalami reduksi. ( Miller,1987 )
Reaksi pengendapan merupakan reaksi yang salah satu produknya
berbentuk endapan. Endapan terjadi karena zat yang terjadi tidak atau
sukar larut dalam pelarutnya. Tidak semua zat mengendap, sehingga
reaksi pengendapan juga dipergunakan untuk identifikasi sebuah
kation atau anion. Pengendapan suatu padatan dapat di pergunakan
untuk menentukan komposisi suatu zat yang tepat. Didalam melakukan
percobaan pengendapan, harus sesempurna mungkin. Dalam
pemurnian endapan melalui pencucian, kadang-kadang digunakan
larutan pencuci yang banyak mengandung ion senama, bukan sekedar
air murni. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kelarutan dari endapan
tersebut. Teknik lain yang lebih dipahami melalui prinsip-prinsip
kesetimbangan larutan ialah pengendapan sebagian. Syarat utama
keberhasilan pengendapan reaksi adalah adanya perbedaan nyata
dalam kelarutan senyawa-senyawa yang dipisahkan. ( Petrucci, 1992 )
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat
suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan
senyawa gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal senyawa
murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang dengan teliti. Berat unsur dapat dihitung berdasarkan rumus
senyawa dan berat atom unsur-unsur atau senyawa yang dikandung
dilakukan dengan berbagai cara ,seperti: metode pengendapan; metode
penguapan; metode elektroanalisis; atau berbagai macam cara lainnya.
(Khopkar, 1999)
Gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara
penimbangan hasil reaksi pengendapan. Gravimetri merupakan
pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling sederhana
dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lain nya. kesederhanaan
itu terlihat karena dalam gravimetri jumlah zat ditentukan dengan cara
menimbang langsung massa zat yang dipisahkan dari zat-zat lain.
(Rivai, 1994)
Senyawa hidrat merupakan suatu senyawa tertentu yang berbentuk
serbuk kristal yang mengandung sejumlah molekul air. Salah satu
contohnya adalah suatu bahan yang dikenal sebagai plester yang
merupakan bahan pelapis dinding. Bahan ini tidak lainmerupakan
bahan yang mengandung kristal CaSO4 dengan dua molekul air untuk
setiap CaSO4. Molekul air yang terdapat dalam senyawa ini tidak
terikat dengan sangat kuat dan dapat dibebaskan dengan memanaskan
kristal. Kristal yang kering ini dapat menyerap air kembali dan jumlah
air yang diserap oleh kristal menghasilkan perbandingan air dan CaSO4
sebesar 2:1 . Senyawa hidrat memiliki perbandingan jumlah air dan
kristal dengan suhu perbandingan tertentu.
Senyawa koordinasi/kompleks adalah senyawa yang terbentuk
melalui ikatan koordinasi, yakni ikatan kovalen koordinasi antara ion
atau atom pusat dengan ligan (gugus pelindung). Disebut juga
dengansenyawa kompleks karena sulit dipahami pada awal
penemuannya. Ikatan kovalen koordinasi yang terjadi merupakan
ikatan kovalen (terdapat pasangan elektron yang digunakan bersama)
dimana pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari
salahsatu atom. Ikatan koordinasi bisa terdapat pada kation atau anion
senyawa tersebut. Ion atau atom pusat merupakan ion atau atom bagian
dari senyawa koordinasi yang berada dipusat (bagian tengah) sebagai
penerima pasangan elektron sehingga dapat disebut sebagai asam
lewis, umum nya berupa logam (terutama logam-logam transisi).
Sedangkan ligan atau gugus pelindung merupakan atom atau ion
bagian dari senyawa koordinasi yang berada dibagian luar sebagai
pemberi pasangan elektron sehingga dapat disebut sebagai basa lewis.
(Raymond Chang, 2004)
Ligan adalah spesies yang memiliki atom-atom yang dapat
menyumbangkan sepasang elektron pada ion logam pusat pada tempat
tertentu dalam lengkung koordinasi. Sehingga, ligan merupakan basa
lewis dan ion logam adalah asam lewis. Jika ligan hanya dapat
menyumbangkan sepasang elektron (misalnya NH3 melalui atom N)
disebut legan unidentat. Ligan ini mungkin merupakan anion
monoatomik (tetap bukan atom netral) seperti ion halida, anion
poliatomik seperti NO2- , molekul sederhana seperti NH3 atau molekul
kompleks seperti piridin C5H5N. (Petrucci, 1987)
Semua zat yang bersifat gas dapat berbaur dengan sesamanya dan
akan bercampur dalam segala perbandingan. Karena itu, semua
campuran gas adalah larutan homogen. Ciri khas molekul gas antara
lain, gaya tarik menariknya sangat kecil, susunan nya sangat tidak
teratur, dan letaknya saling berjauhan. Empat sifat dasar yang
menentukan tingkah laku fisis dari gas adalah banyak nya molekul gas,
volume gas, suhu, dan tekanan. (Petrucci, 1987)
Dalam hubungan nya dengan pH, gas dapat bersifat asam atau
basa. Kertas lakmus adalah indikator asam basa suatu bahan yang
dapat berubah warna apabila diberikan pada larutan asam atau basa.
Kertas lakmus biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan
bersifat asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna
yang berbeda pada larutan asam atau basa. ( Hervey D,2000)
Untuk mengetahui larutan bersifat asam atau basa, terlebih dahulu
harus memiliki indikator asam basa. Indikator asam basa sendiri adalah
suatu senyawa organik yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
titrasi asam dan basa, indikator ini sensitif dengan perubahan pH dalam
larutan. Jadi pada kisaran tertentu indikator ini mengalami perubahan
baik warna ataupun skala. Indikator asam basa dibagi menjadi dua,
yaitu alami dan buatan.
Indikator alami berasal dari bahan organik. Indikator alami hanya
dapt menunjukan apakah zat tersebut bersifat asam atau basa, tetapi
tidak menunjukan pH nya. Perubahan warna indikator alami
tergantung pada warna jenis tanaman nya. Contoh nya adalah ekstrak
kembang sepatu, ekstrak bunga mawar, kunyit, dan lain-lain.
Indikator buatan adalah indikator yang sudah dibuat di
laboratorium atau di pabrik bahan kimia. Untuk mengidentifikasi sifat
asam, basa, dan garam biasa nya digunakan kertas lakmus. Kertas
lakmus terdiri dari lakmus merah dan lakmus biru. Indikator asam basa
lain nya adalah indikator universal, fenolpthalein, metil jingga, metil
merah, bromtimol biru dan pH meter.
Kertas lakmus merah dan biru biasanya digunakan untuk menguji
sifat asam atau basa. Kertas lakmus merah didalam larutan asam akan
tetap berwarna merah, tetapi didalam larutan basa berwarna biru.
Kertas lakmus biru bila didalam larutan basa akan tetap berwarna biru,
tetapi didalam larutan asam akan berwarna merah.
Indikator universal ada yang berbentuk kertas, batangan atau stik,
dab berwujud cair. Indikator ini selain untuk menentukan sifat asam
basa juga dapat digunakan untuk menentukan derajat keasaman atau
pH larutan. Misalnya, indikator universal kertas berwarna kuning jika
dicelupkan kedalam asam akan berubah menjadi warna merah atau
jingga, jika dicelupkan kedalam basa akan berubah menjadi biru atau
ungu. Indikator universal stik penggunaan nya hampir sama dengan
indikator universal kertas, indikator ini tinggal dicelupkan kedalam
larutan yang akan diuji, kemudian bandingkan warna yang muncul
dengan warna standar yang ada pada kotaknya dan ada pada pH nya.
Indikator universal cair penggunaan nya hampir sama dengan
indiktaor universal kertas, indikator ini tinggal diteteskan pada larutan
yang akan diuji kemudian bandingkan warna yang muncul dengan pita
warna indikator. Indikator asam basa lain nya biasanya tersedia dalam
bentuk serbuk, kita tinggal melarutkan kedalam alkohol. Contohnya:
metil merah, metil jingga, bromtimol biru, dan fenolpthalein. Selain
itu, ada juga pH meter yang merupakan indikator asam basa yang dapat
menentukan derajat keasaman suatu larutan dengan menampilkan nilai
pH secara langsung dengan ketelitian tinggi. pH meter ini bekerja
berdasarkan prinsip elektrolit atau konduktivitas suatu larutan.
IV. Alat dan Bahan Percobaan
4.1 Alat
Alat yang digunakan untuk percobaan ini adalah: tabung reaksi,
pipet tetes, pipet bengkok/pipa penyalur gas, krus dan tutupnya,
segitiga krus, kertas lakmus, eksikator, neraca, gelas kimia 100 ml, dan
bunsen.
4.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk percobaan ini adalah: larutan HCL,
larutan NaOH, larutan CH3COOH, larutan H2C2O4, larutan H2SO4,
larutan KMnO4, larutan Fe2+, larutan NaCL, larutan AgNO3, larutan
BaCL2, larutan K2CrO4, larutan K2Cr2O7, larutan Al2(SO4)3, larutan
NH4OH, larutan (NH4)2SO4, larutan Ba(OH)2, CaCO3, indikator,
BaCL2.2H2O.
V. Prosedur
5.1 Reaksi-reaksi Kimia
a. Siapkan tiga buah tabung reaksi, tabung satu di isi oleh HCL,
tabung dua di isi olehCH3COOH, tabung tiga di isi oleh NaOH
masing-masing sebanyak 10 tetes, lalu ditambahkan indikator,
kemudian diamati perubahan yang terjadi. Tabung satu dan tabung
dua ditambahkan NaOH sebanyak 10 tetes, kemudian di amati
perubahan yang terjadi.
b. Tabung reaksi pertama di isi oleh larutan H2C2O4 ditambahkan 2
tetes larutan H2SO4, dikocok dan diamati. Kemudian ditambahkan
KMnO4 tetes demi tetes lalu dikocok hingga warna nya hilang.
Tabung reaksi kedua di isi oleh larutan Fe2+ ditambahkan 2 tetes
H2SO4, dikocok dan diamati. Kemudian ditambahkan KMnO4 tetes
demi tetes lalu dikocok hingga warna nya hilang. Tabung reaksi
ketiga di isi oleh larutan NaCL ditambahkan AgNO3 kemudian
diamati.Tabung reaksi keempat di isi oleh larutan BaCl2
ditambahkan larutan K2CrO4 kemudian diamati.
c. Siapkan empat tabung reaksi, tabung A dan B diisi oleh larutan
K2CrO4 serta tabung C dan D diisi oleh larutan K2Cr2O7. Lalu pada
tabung reaksi A dan C ditambahkan larutan HCL dan pada tabung
reaksi B dan D ditambahkan larutan NaOH, kemudian dikocok dan
diamati.
d. Siapkan dua buah tabung reaksi, tabung A diisi oleh larutan
Al2(SO4)3 dan ditambahkan larutan NaOH kemudian diamati.
Setelah itu ditambahkan lagi NaOH tetes demi tetes lalu diamati
lagi. Sedangkan tabung B diisi oleh larutan Al2(SO4)3 dan
ditambahkan larutan NH4OH kemudian diamati. Setelah itu
ditambahkan lagi NH4OH tetes demi tetes lalu diamati lagi.
e. Tabung reaksi diisi oleh larutan (NH4)2SO4 kemudian ditambahkan
5 tetes NaOH 1M lalu dihubungkan dengan pipa yang sudah diberi
kertas lakmus kemudian diamati.
f. Siapkan gelas kimia yang telah diisi Ba(OH)2 sebanyak 5 ml.
Tabung reaksi diisi dengan satu sendok CaCO3 dan ditambahkan 5
tetes HCL 1 M kemudian dihubungkan dengan pipa yang sudah
terendam didalam gelas kimia, lalu diamati.
5.2 Penentuan kandungan air secara gravimetri tidak langsung
a. Krus dan tutupnya di bakar dengan menggunakan pembakar bunsen
selama 5 menit. Lalu krus dan tutupnya disimpan didalam eksikator
selama 20 menit.
b. Ditimbang sampel BaCl2.2H2O yang telah diberikan oleh asisten
laboratorium kemudian dimasukan kedalam krus. Lalu krus dan
tutupnya ditimbang beserta isinya.
c. Krus beserta isinya dipijarkan diatas pembakar bunsen selama 10
menit, lalu didinginkan dan ditimbang.
d. Ditentukan:
 Masa sampel yang digunakan
 Masa air yang hilang
 Berat BaCl2 dalam sampel
 % berat BaCl2 dalam sampel
VI. Hasil Pengamatan dan Perhitungan
6.1 Hasil Pengamatan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan saya dapat mengetahui
bahwa:
A. Beberapa Reaksi Kimia
a. Tabung 1 = HCL+indikator fenolpthalein tidak terjadi perubahan
warna, setelah ditambahkan NaOH akan terjadi perubahan warna
tetapi menghilang.Tabung 2 = CH3COOH+indikator fenolpthalein
tidak terjadi perubahan warna, setelah ditambahkan NaOH akan
terjadi perubahan warna tetapi menghilang. Tabung 3 =
NaOH+indikator fenolpthalein berubah warna menjadi dark
magenta.
b. Tabung 1 = H2C2O4+H2SO4 tidak terjadi perubahan warna, setelah
ditambahkan KMnO4 berubah warna menjadi indigo.Tabung 2 = Fe
+ H2 SO4 berubah warna menjadi light yellow, setelah ditambahkan
KMnO4 berubah warna menjadi brown. Tabung 3 = NaCl+AgNO3
berubah warna menjadi comsilk dan terdapat endapan putih.Tabung
4 = BaCl2+K2CrO4 berubah warna menjadi lightgoldenrod yellow
dan terdapat endapan putih.
c. Tabung A = K 2 CrO4 + HCl berubah warna dari yellow menjadi
orange. Tabung B = K 2 CrO7 + NaOH berubah warna dari orange ke
kuning.Tabung C = K 2 CrO7 + HCl tidak berubah warna dari orange
tetap orange Tabung D = K 2 CrO4 + NaOH tidak ada perubahan
warna sama sekali
d. Tabung A = Al2(SO4)3+NaOH warna larutan tidak berubah. Setelah
ditambahkan NaOH tetes demi tetes warna transparan dan
didiamkan terdapat endapan putih. Tabung B = Al2(SO4)3+NH4OH
tidak berubah warna. Setelah ditambahkan NH4OH tetes demi tetes
dan didiamkan terdapat endapan.
e. (NH4)2SO4+ NaOH setelah dicampur kemudian dihubungkan
dengan pipa kaca yang telah diberi kertas lakmus, perlahan-lahan
kertas lakmus berubah menjadi warna biru. Dapat disimpulkan
larutan termasuk basa.
f. CaCO3 + HCL dan dihubungkan dengan gelas kimia yang berisi
Ba(OH)2 menghasilkan atau menimbulkan gelembung dan juga
terdapat endapan putih.
B. Penentuan Kadar Air Secara Gravimetri Tidak Langsung
a. Krus kosong sebelum pemanasan 33,56 g, krus kosong
sesudah pemanasan 33,55 g.
b. Krus + sampel sebelum dipanaskan 34,58 g, krus + sampel setelah
dipanaskan 34,42 g.
6.2 Perhitungan
a. masa BaCl2 = ( krus + sampel setelah dipanaskan) – ( krus kosong.
= 34,42 g – 33,56 g = 0.86 g
b. Masa H2 O = ( krus + sampel sebelum dipanaskan) – ( krus kosong +
sampel setelah dipanaskan)
= 34,58 g – 34,42 g = 0,16 g
masa H O
2 0,16 g
c. % H2 O = masa BaCl x 100% = 0,86 gx100%=18,6%
2
gram BaCl2 gram H2 O 0,86 g 0,16
d. = = = = 0,00413 = 0.008
Mr H2 O Mr H2 O 208 18

BaCl2H2 O = 1: 2
VII. Pembahasan
Fenolpthalein jika direaksikan dengan asam maka tidak akan
perubahan yang terjadi sebab indikator yang satu ini tidak dapat
bereaksi dengan asam tetapi dapat bereaksi dengan larutan dengan
suasana basa, dalam suasana basa larutan yang telah ditambahkan
dengan indikator fenoplthalein warna larutan tersebut akan berubah
menjadi ungu. Seperti yang dapat kita lihat dari percobaan yang telah
kita lakukan pada prosedur pertama, ketika larutan HCl dan larutan
CH3COOH dicampurkan dengan indikator fenolpthalein tidak terjadi
perubahan warna sama sekali, tetapi setelah ditambahkan NaOH
berubah warna menjadi fuchsia dan dark magenta. Tetapi pada saat
indikator fenolpthalein dimasukan kedalam larutan NaOH langsung
terjadi perubahan warna menjadi medium violet red. Ini semakin
membuktikan bahwa indikator fenolpthalein tidak dapat bereaksi
dengan larutan yang bersifat asam. Setiap asam dan basa direaksikan
hampir setiap hasil nya menghasilkan garam dan air. Berikut
merupakan salah satu contoh reaksi asam basa: (HCl + NaOH →
NaCl + H2O) (CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O)
Suatu reaksi dapat dinyatakan reaksi redoks apabila senyawa nya
telah mengalami penurunan atau peningkatan bilangan oksidasi.
Seperti pada reaksi berikut:
KMnO4 + H2SO4 + FeSO4 → K2SO4 + Fe2(SO4)3 + MnSO4
Dapat dilihat dari reaksi tersebut bahwa senyawa Mn mengalami
penurunan bilangan oksidasi yang pada awalnya 7+ menjadi 2+, dan
dapat dilihat juga dari senyawa Fe telah mengalami peningkatan bilang
oksidasi yang semula 4+ menjadi 6+. Maka dari itu hasil dari reaksi
redoks nya adalah: MnSO4 + 5Fe + 8H → Mn + 5Fe2 + 4H2O
Berikut merupakan contoh lain dari reaksi redoks: H2SO4 +
H2C2O4 + 2KMnO4 → H2C2O4 + 2HMnO4 + K2SO4
Reaksi pembentukan kompleks terjadi apabila kita sudah
mencampurkan beberapa senyawa sehingga menimbulkan atau
mengeluarkan warna baru. Berikut merupakan salah satu contoh reaksi
pembentukan kompleks: (K2CrO4 + 2HCl → 2KCl + H2CrO4)
(K2Cr2O7 + 2HCl → 2KCl + H2Cr2O7)( K2CrO4 + 2NaOH →
2KOH + Na2CrO4) (K2Cr2O7 + 2NaOH → 2KOH + Na2Cr2O7)
Reaksi pengendapan terjadi karena suatu senyawa dalam reaksi
tersebut telah melewati masa jenuhnya sehingga muncul suatu
endapan. Berikut merupakan salah satu contoh reaksi pengendapan:
(Al2(SO4)3 + 6NaOH → 2Al(OH)3 + 3(Na)2SO4) (Al2(SO4)3 +
6NH4OH → 2Al(OH)3 + 3(NH4)2SO4) (AgNO3 + NaCl → AgCl +
NaNO3) (K2CrO4 + BaCl2 → BaCrO4 + 2KCl)
Reaksi pembentukan gas terjadi karena adanya perubahan
wujud dari cair menjadi gas karena faktor tertentu. Berikut merupakan
salah satu contoh reaksi pembentukan gas: (NH4)2SO4 + 2NaOH →
2(NH4)OH + Na2SO4 CaCO3 + HCl + Ba(OH)2 → ca(OH)2 +
BaCl2 + HCO
Jika dilihat dari pengertian gravimetri sendiri, gravimetri yaitu
suatu proses penguapan molekul air dalam suatu senyawa sehingga
menjadi senyawa murni. Sehingga apabila melakukan metode ini alat
nya yang berupa krus perlu dipanaskan terlebih dahulu sebelum
digunakan untuk menarik uap air yang ada didalam pori-pori krus.
Setelah krus dipanaskan krus juga harus didinginkan didalam eksikator
agar tidak ada lagi uap air yang masuk kedalam pori-pori krus karena
didalam eksikator terdapat silika gel yang berfungsi untuk menarik
atau menyerap uap air. Selain itu dibagian ujung tutup eksikator juga
terdapat vaselin agar kedap sehingga tidak ada uap air yang masuk.
Kita juga harus berhati-hati pada saat menggunakan eksikator, tutup
eksikator dibuka dengan cara digeser secara perlahan tidak diangkat,
pada saat menggeser tutup eksikator juga sebaiknya menggeser nya
setengah bagian saja atau secukupnya menyimpan dan mengeluarkan
sampel, ini dilakukan untuk meminimalisir masuknya uap air kedalam
eksikator ketika eksikator dibuka.
Gravimetri dan stoikiometri sendiri saling berkesinambungan,
sebab gravimetri adalah suatu teknik atau cara untuk mengetahui suatu
masa pada senyawa. Sedangkan stoikiometri adalah suatu cara untuk
mengetahui atau mengukur mol suatu senyawa.
VIII. Kesimpulan dan Saran
8.1 Kesimpulan
Reaksi asam basa bisa disebut dengan reaksi penetralan, pada saat
larutan yang bersuasana asam direaksikan dengan suatu larutan yang
bersuasana basa maka akan selalu menghasilkan garam dan air. Untuk
mengetahui kadar asam atau basa biasanya menggunakan indikator,
salahsatunya adalah indikator fenolpthalein yang pada larutan atau
senyawa yang bersifat asam tidak akan mengalami reaksi atau
perubahan tetapi pada saat direaksikan dengan larutan yang memiliki
suasana basa akan mengalami perubahan warna yangterjadi pada
larutan yaitu perubahan warna yang semula bening menjadi warna
ungu.
Suatu reaksi dikatakan reaksi pengendapan itu dikarenakan
senyawa-senyawa yang direaksikan nya telah melewati titik jenuhnya
sehingga muncul suatu padatan.
Suatu reaksi dikatakan reaksi reduksi oksidasi atau redoks itu ketika
senyawa-senyawa nya telah mengalami penurunan atau penambahan
bilangan oksidasi pada setiap unsurnya.
Reaksi pembentukan kompleks yaitu suatu senyawa yang
menghasilkan perubahan baru dari beberapa macam percobaan.
Reaksi pembentukan gas terjadi karena adanya perubahan wujud
dari cair menjadi gas karena suatu pengaruh tertentu.
IX. Daftar Pustaka

Achmad, H. 2001. Reaksi-reaksi Kimia. Bandung:Citra Aditia Bali

Chang, R. 2004. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Jilid Satu Edisi


Tiga. Jakarta:Erlangga

Khopkar,S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta:UI-press

Miller. 1987. Chemistry A Basic Introduction. USA:Wadshot


Publishing Company

Oxtoby, dkk. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Edisi Empat Jilid


Satu. Jakarta:Erlangga

Rivai, H. 1994. Asas Pemeriksaan Kimia. Padang: UI-press

Ralph.H.Petrucci. 1987. Kimia Dasar Edisi Empat Jilid Dua.


Jakarta:Erlangga

Timberlake. 2004. Reaksi-reaksi Kimia. Bandung:Citra Aditya Bakti

Tim Kimia Dasar Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan


Ilmu Pengetahuan Alam. 2018. Pentuntun Praktikum Kimia Dasar.
Bandung

Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan


Semimikro Edisi Lima. Jakarta: PT KalmanPustaka

Anda mungkin juga menyukai