Anda di halaman 1dari 8

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan “Reaksi-Reaksi Kimia”, dengan tujuan mengamati reaksi


kimia berlangsung atau terjadi dengan melihat perubahan-perubahannya. Prinsip kerja
yang digunakan dalam percobaan ini adalah analisa data kualitatif, dimana pekerjaan
yang mempunyai tujuan untuk menyelidiki dan mengetahui kandungan senyawa-
senyawa apa saja yang terdapat dalam sampel uji. Hasil yang didapatkan dari
percobaan ini ketika Pb(NO3)2 ditambahkan K2CrO4 menghasilkan endapan berwarna
kuning, Pb(NO3)2 ditambahkan NaOH menghasilkan endapan berwarna putih, dalam
percobaan perubahan suhu, H2SO4 ditambahkan dengan NaOH menjadi lebih hangat,
sedangkan H2SO4 ditambahkan dengan HCl menjadi lebih dingin, dalam percobaan
menghasilkan warna yang berbeda, K2CrO4 ditambah HCl menghasilkan campuran
berwarna orange, dan K2CrO4 ditambah NaOH menghasilkan campuran berwarna
orange (tetap seperti warna K2CrO4) dan dalam percobaan menghasilkan gas, Na
ditambah dengan H2O menghasilkan ledakan gas. Kesimpulan dari percobaan ini,
semua reaksi-reaksi yang dilakukan dalam percobaan termasuk dalam reaksi kimia.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Reaksi kimia adalah proses yang mengonversi sekelompok zat, yang
disebut reaktan, menjadi sekelompok zat baru yang dinamakan produk, dengan
kata lain, reaksi kimia adalah proses yang menghasilkan perubahan kimia.
Reaksi-reaksi kimia terjadi dengan ditandai adanya, perubahan warna,
perubahan suhu, terbentuknya gas, maupun terbentuknya endapan. Reaksi kimia
dapat bersifat reversible dan irreversible. Hasil dari rekasi kimia juga
dipengaruhi oleh unsur atau materi yang digunakan. Perbedaan sifat materi
dapat dilihat dalam susunannya pada table periodik, dalam setiap perioda dan
golonganya memiliki sifat tertentu.
Perkiraan dari hasil reaksi-reaksi kimia yang dilakukan dalam percobaan
akan menghasilkan endapan, gas maupun perubahan suhu serta warna.
Perkiraan timbul karena melihat perbedaan Ksp dan Qsp dari setiap zat yang
akan dicampurkan. Selain itu, adapula dalam percobaan reaksi-reaksi kimia
yang akan mengalami reaksi sintesa dan reaksi analisa. Reaksi eksoterm dan
endoterm diperkirakan juga akan muncul dalam percobaan ini, karena tanda-
tanda reaksi kimia yang sebelumnya telah dijelaskan. Untuk itu percobaan ini
dilakukan agar mendapatkan hasil data yang sesuai dengan teori yang ada.

1.2. Tujuan Percobaan


Tujuan dari dilakukan percobaan ini untuk mengamati reaksi kimia
berlangsung atau terjadi dengan melihat perubahan-perubahannya.

1.3. Manfaat Percobaan


Manfaat dilakukannya percobaan ini agar dapat mengetahui tanda-tanda
terjadinya reaksi kimia, serta dapat membedakan hal apa yang terjadi dan
mengapa terjadi reaksi kimia yang berlangsung tersebut, berdasarkan hasil yang
didapatkan atau yang diamati.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Reaksi kimia (chemical reaction) adalah proses yang mengonversi


sekelompok zat, yang disebut reaktan (reactant), menjadi sekelompok zat baru, yang
dinamakan produk (product). Dengan kata lain, reaksi kimia adalah proses yang
menghasilkan perubahan kimia. Memang, dalam banyak kasus, tidak ada yang terjadi
ketika sejumlah zat dicampur; masing-masing mempertahankan komposisi dan sifat
aslinya. Kita memerlukan bukti sebelum kita dapat mengatakan bahwa suatu reaksi
telah terjadi. Beberapa jenis bukti fisis yang diperlukan ditunjukkan sebagai berikut
ini.
 Perubahan warna
 Pembentukan padatan (endapan) dalam larutan jernih
 Evolusi gas
 Evolusi atau penyerapan kalor
Meskipun pengamatan seperti ini biasanya menandakan bahwa reaksi telah
terjadi, bukti kuat masih memerlukan analsisi kimia terperinci dari campuran reaksi
untuk mengidentifikasi semua zat yang ada. Lebih lagi, analisis kimia dapat
mengungkapan bahwa reaksi kimia telah terjadi meskipun tidak ada gejala fisis yang
jelas (Suminar, 2004).
Reaksi kimia merupakan reaksi senyawa dalam larutan (air). Perubahan yang
terjadi adalah bukti terjadinya reaksi kimia. Dalam ilmu kimia, reaksi merupakan
salah satu cara untuk mengetahui sifat-sifat kimia dari suatu atau berbagai zat.
Perubahan dalam reaksi kimia dapat berupa perubahan warna, timbulnya panas,
timbulnya gas, terjadinya endapan dan sebagainya. Reaksi kimia secara umum dibagi
2, yaitu reaksi asam-basa dan reaksi redoks. Pada reaksi redoks terjadi perubahan
biloks (bilangan oksidasi), sedangkan pada reaksi asam-basa tidak ada perubahan
biloks. Keduanya ini terdapat ke dalam 4 tipe reaksi, yaitu :
A. Reaksi Sintetis
Reaksi dimana dua atau lebih zat tunggal dalam suatu reaksi kimia (kombinasi,
komposisi).
Unsur + Unsur à Senyawa, misal : Fe + S àFeS
Senyawa + Senyawa à Senyawa yang lebih kompleks, 
B. Reaksi Dekomposisi
Reaksi yang menghasilkan dua atau lebih zat yang terbentuk dari suatu zat
tunggal.Senyawa à dua atau lebih zat yang lebih sederhana, 
C. Reaksi Penggantian Tunggal
Reaksi dimana suatru unsur menggantikan unsur lainnya.
D. Reaksi Penggantian Ganda
Reaksi dimana ion-ion positif dari dua senyawa saling dipertukarkan. 
Cara teringkas untuk memberikan suatu reaksi kimia adalah dengan menulis suatu
persamaan kimia berimbang yang merupakan pernyataan kualitatif maupun
kuantitatif mengenai pereaksi yang terlibat. Tiap zat diwakili oleh rumus molekulnya.
Menyatakan banyaknya atom-atom dari tiap macam dalam suatu satuan zat itu.
Rumus molekulnya merupakan kelipatan bilangan bulat rumus empiris zat itu yang
menyatakan Jumlah minimal yang mungkin dalam perbandingan yang benar atom-
atom dari tiap macamnya. Tiga kelas umum reaksi yang dijumpai dengan meluas
dalam kimia ialah reaksi kombinasi langsung, reaksi penukargantian sederhana dan
reaksi penukargantian rangkap.Hubungan kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi
dalam suatu persamaan kimia berimbang memberikan dasar stoikiometri. Perhitungan
stoikiomentri mengharuskan penggunaan bobot atom unsur dan bobot molekul
senyawa. Banyaknya suatu hasil reaksi tertentu yang menurut perhitungan akan
diperoleh dalam suatu reaksi kimia rendemen teoritis untuk suatu reaksi kimia.
Penting untuk mengetahui mana yang merupakan pereaksi pembatas yakni pereaksi
yang secara teoritis dapat bereaksi sampai habis, sedangkan pereaksi-pereaksi lain
berlebih (Hadyana,1984).
Reaksi pengendapan (precipitation reaction) yang cirinya adalah terbentuk
produk yang tidak larut, atau endapan. Endapan (precipitate) adalah padatan tak larut
yang terpisah dari larutan. Reaksi pengendapan biasanya melibatkan senyawa-
senyawa ionik. Misalnya, ketika larutan timbal nitrat [(Pb(NO 3)2] ditambahkan ke
dalam larutan natrium iodide (NaI), akan terbentuk endapan kuning timbal Iodida
(PbI2). Sedangkan natrium nitrat akan tertinggal dalam larutan.
Pb(NO3)2 (aq) + 2NaI(aq) PbI2(s) + 2NaNO3(aq)
Bagaimanakah kita dapat meramalkan apakah endapan akan terbentuk ketika
dua larutan dicampurkan atau ketika satu senyawa ditambahkan ke dalam satu
larutan? Hal itu bergantung pada kelarutan (solubility) dari zat terlarut, yaitu jumlah
maksimum zat terlarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu
tertentu. Dalam konteks kualitatif, ahli kimia membagi zat-zat sebagai dapat larut,
sedikit larut, atau takdapat larut. Zat dikatakan dapat larut jika sebagian besar zat
tersebut melarut bila ditambahkan air. Jika tidak, zat tersebut digambarkan sebagai
sedikit larut atau tidak dapat larut. Semua senyawa ionik merupakan elektrolit kuat,
tetapi daya larutnya tidak sama (Abdul kadir,2004).
Nilai Ksp berguna untuk menentukan keadaan senyawa ion dalam larutan,
apakah belum jenuh, tepat jenuh, atau lewat jenuh, yaitu dengan membandingkan
hasil kali ion dengan hasil kali kelarutan, kriterianya adalah sebagai berikut :
1.        Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing-
masing kurang dari nilai Ksp maka larutan belum jenuh dan tidak terjadi
endapan.
2.      Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya masing-masing sama
dengan nilai Ksp maka kelarutannya tepat jenuhnamun tidak terjadiendapan.
3.      Apabila hasil kali ion-ion yang dipangkatkan koefisiennya lebih dari nilai Ksp,
maka larutan disebut lewat jenuh dan terbentuk endapan (Syukri,1999).
Larutan jenuh didefinisikan sebagai larutan yang mengandung zat terlarut
dalam jumlah yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara zat terlarut yang
larut dan yang tak larut. Pembentukan larutan dipengaruhi oleh faktor
luar. Pembentukan larutan jenuh dapat dipercepat dengan pengadukan yang kuat dari
zat terlarut yang berlebih.  Banyaknya zat terlarut yang melarut dalam pelarut yang
banyaknya tertentu, untuk menghasilkan suatu larutan jenuh disebut kelarutan zat
terlarut.  Lazimnya kelarutan dinyatakan dalam gram zat terlarut per 100 cm 3 atau
100 gram pelarut pada temperatur yang sudah ditentukan (Sukmariyah, 1999).
Pada dasarnya, perubahan entalpi terjadi karena adanya perpindahaan energi
antara sistem dan lingkungan. Sistem adalah sesuatu yang menjadi pusat perhatian
atau pusat pengamatan. Adapun lingkungan adalah daerah di luar sistem. Misalnya,
dalam proses es mencair, yang dipandang sebagai sistem adalah air dan es, sedangkan
udara luar sebagai lingkungan. Jika suatu reaksi berlangsung dalam gelas kimia, zat-
zat yang bereaksi bertindak sebagai sistem, gelas kimia sebagai lingkungan.
Berdasarkan adanya perpindahan energi antara sistem dan lingkungan, reaksi
termokimia dikelompokkan menjadi reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia yang menghasilkan kalor. Pada reaksi
ini, terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan sehingga lingkungan menjadi
lebih panas. Reaksi eksoterm akan membebaskan energi sehingga entalpi sistem
berkurang dan perubahan entalpi bernilai negatif.
Reaksi-reaksi pembakaran, seperti pembakaran kayu. Pembakaran metana,
pembakaran proppana dan reaksi antara serbuk alumunium dan besi oksida
merupakan contoh-contoh eksoterm. Contoh lain reaksi eksoterm, yaitu reaksi antara
oksida kapur(CaO) dan air. Reaksi tersebut menghasilkan kalsium hidroksida
(Ca(OH)2) melalui persamaan reaksi berikut
CaO + H2O Ca(OH)2 + panas
Tangan anda dapat merasakan panas yang dilepaska oleh reaksi ini. Tangan
anda (termasuk lingkungan) menerima panas dari sistem yang bereaksi.
Reaksi endoterm adalh reaksi kimia yang menyerap atau menerima kalor.
Pada reaksi ini, terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem sehingga suhu
lingkungan turun dan menjadi lebih dingin. Reaksi endoterm menyerap sejumlah
energi sehingga energi sistem bertambah. Karena entalpi bertambah, perubahan
entalpinya bertanda positif.
Contoh reaksi endoterm, yaitu reaksi antara barium hidroksida (Ba(OH)2) dan
kristal amonium klorida (NH4Cl) dengan penambahan beberapa tetes air.
+H2O
Ba(OH)2(s) + 2NH4Cl(s) BaCl2(aq) + 2NH4OH(aq)
Reaksi ini menyerap kalor dari lingkungan. Jika reaksi dilakukan pada tabung
reaksi, tangan Anda dapat merasakan dinginnya tabung karena sistem menyerap kalor
dari tangan Anda (lingkungan) (Yayan Sunarya, 2007).
Contoh reaksi endoterm lainnya adalah reaksi antara amonium tiosianat
(NH4SCN) Ddan barium hidroksida dekahidrat, Ba(OH)2.10H2O. v
Sifat yang paling menonjol dari kompleks logam transisi ialah warnanya.
Warna-warna tersebut timbul karena kompleks koordinasi sering mengabsorbsi
cahaya di daerah spectrum tampak. Warna yang bisa dilihat dari sampel ialah warna
koplmenter dengan yang paling kuat diabsorbsi. Bila cahaya putih memasuki larutan
berair yang mengandung [Co(NH3)5Cl]2+, ion mengabsorbsi paling kuat di dekat
panjang-gelombang 530 nm, yaitu daerah spektrtum kuning-hijau. Hanya komponen
biru dan merah (dari cahaya putih) yang ditransmisikan oleh larutan, menghasilkan
warna ungu. Materi yang mengabsorbsi dengan lemah atau tidak sama sekali, di
daerah tampak, tidak berwarna.
Warna beberapa senyawa logam transisi octahedral muncul akibat eksitasi
electron dari tingkat t2g –terhuni ke tingkat eg –kosong. Frekuensi cahaya v yang dapat
menginduksi transisi seperti ini terkait dengan selisih energi antara kedua tingkat, o,
sebesar
hv=o
Semakin besar pembelahan medan kristal, semakin tinggi frekuensi cahaya
yang diabsorbsi paling kuat dan semakin pendek panjang-gelombangnya. Dalam
[Co(NH3)6]3+, senyawa jingga yang mengabsorpsi paling kuat dalam daerah spectrum
violet, o pembelahan medan kristal lebih besar daripada dalam [Co(NH 3)5Cl]2+, yaitu
senyawa violet yang mengabsorpsi paling kuat pada frekuensi lebih rendah (panjang-
gelombang lebih panjang) dalam daerah spektrum kuning-hijau. Suatu kompleks d10
(seperti Zn2+ atau Cd 2+) tidak berwarna, sebab semua tingkat d (baik t2g maupun eg)
terisi; transisi t2g eg tidak dapat berlangsung, dan absorpsi di daerah
spektrum tampak sangat sedikit. Kompleks d5 spin-tinggi seperti [Mn(H2O)6]2+ dan
[Fe(H2O)6]3+ juga mengabsorpsi sangat lemah sebab proses pembalikan spinnya
sewaktu eksitasi oleh cahaya (dipersyaratkan oleh prinsip Pauli dalam hal ini) sangat
jarang terjadi. Karena alasan ini, ion kompleks Mn2+ dengan enam ligan-air berwarna
sangat pucat. Logam transisi yang memiliki electron valensi 4d dan 5d mempunyai
pembelahan medan kristal lebih besar daripada logam transisi dengan electron valensi
3d; dalam hal ini bahkan ligan medan-lemah menghasilkan kompleks spin-rendah
(Suminar, 2003).
Saat membuka botol minuman ringan (softdrink), Anda akan melihat
gelembung-gelembung gas. Gelembung terebut menandakan adanya gas CO 2 dalam
minuman tersebut. Reaksi pencampuran larutan elektrolit dapat juga menghasilkan
zat yang berwujud gas, di antaranya adalah has H2 dan CO2.
Ketika larutan HCl ditambahkan serbuk seng, zat apakah yang terbentuk?
Reaksi tersebut akan menyebabkan larutnya serbuk seng disertai terbentuknya
gelembung-gelembung gas. Gas itu tidak berwarna, tidak berbau, ringan, dan mudah
meletup. Sifat-sifat ini menunjukkan bahwa gas tersebut adalah gas hidrogen. Reaksi
uusr-unsur logam dengan asam (HA) akan menghasilakn gas hidrogen, kecuali untuk
logam-logam Cu, Hg, Pt, dan Au.
L(s) + HA(aq) LA(aq) + H2(q)
Reaksi pembentukan gas karbon dioksida (CO3), pada garam mengandung
ion karbonat (CO32-) atau ion bikarbonat (HCO3-) jika direaksikan dengan larutan
asam, menghasilkan asam karbonat. Selanjutnya, asam karbonat ini akan dengan
mudah terurai menghasilkan gas karbon dioksida dan air (Nana Sutresna, 2007).
H2O(l)
CO32-(aq) + 2H+(aq) H2CO3(aq)
CO2(g).
DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1998. Kimia Universitas Asas & Struktur Edisi Kelima Jilid 1.
Terjemahan dari General Chemistry Principles, oleh Sukmariyah Maun,
Kamianti Anas dan Tilda S. Sally. Binarupa Aksara: Jakarta.
Chang, Raymond.2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid 1 Edisi Ketiga.
Terjemahan dari General Chemistry: The Essential Concepts, oleh
Muhammad Abdulkadir Martoprawiro dkk. Erlangga:Jakarta.
Keenan, A.. 1992. Kimia Untuk Universitas, Jilid 1. Terjemahan dari General College
Chemistry oleh Hadyana Pudjaatmaja, Erlangga:Jakarta.
Petrucci, Ralph H.1996.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat
Jilid 1. Terjemahan dari GENERAL CHEMISTRY, Principles and Modern
Application Fourth edition, oleh Suminar Achmadi, Erlangga, Jakarta.
Oxtoby, dkk.2003.Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 2. Terjemahan
dari PRINCIPLES OF MODERN CHEMISTRY, Fourth Edition, oleh
Suminar Setiati Achmadi, Erlangga:Jakarta.
Sunarya, Yayan. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung : Setia Purna Inves.
Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Jakarta : Grafindo.
Syukri. 1999. Kimia Dasar Jilid 2. ITB : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai