Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reaksi kimia adalah suatu proses reaksi antar senyawa kimia yang melibatkan
perubahan struktur dan molekul. Dalam suatu reaksi terjadi proses suatu ikatan
dimana senyawa pereaksi bereaksi menghasilkan senyawa baru (produk). Ciri-ciri
terjadinya reaksi kimia yaitu, terbentuknya endapan, terjadi perubahan warna,
terjadi perubahan suhu, dan menghasilkan gas.

Reaksi kimia terjadi karena ada dua zat yang dicampurkan dalam suatu reaksi dan
akan menghasilkan suatu zat yang baru dan sifat yang baru juga. Dalam reaksi
kimia juga memerlukan energi. Energi yang dibutuhkan dalam reaksi kimia
adalah energi eksoterm dan energi endoterm.

Eksoterm adalah reaksi kimia yang melepaskan energi, sedangkan endoterm


adalah reaksi yang memerlukan energi. Banyak reaksi kimia yang terjadi disekitar
kita. Misalnya perayaan akhir tahun akan segera tiba, biasanya perayaan malam
tahun baru dimeriahkan dengan kembang api. Kembang api disulut untuk
memeriahkan peristiwa pergantian tahun. Peristiwa tersebut juga merupakan
reaksi kimia yang menyebabkan warna-warni yang indah dilangit.

Ilmu kimia merupakan suatu cabang ilmu yang di dalamnya mempelajari bangun
(strukutur) materi dan perubahan-perubahan yang dialami materi ini dalam
prosesproses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan (Keenan,
1984). Salah satu ilmu dalam kimia adalah kimia teori, dimana metode
matematika yang dikombinasikan dengan hukum dasar fisika akan dapat
menjelaskan suatu proses kimia yang bersangkutan. Kimia teori pada mulanya
hanya bisa memecahkan masalah sebatas satu atau dua partikel yang bergabung

1
menjadi satu kesatuan partikel, yang mana kemudian memperkenalkan sistem
koordinat pusat massa. Tetapi dengan adanya suatu pemecahan masalah secara
numerik, dimana hasilnya memiliki tingkat keakurasian yang tinggi, berbagai
masalah dalam sistem dengan komponen penyusun yang agak kompleks dapat
dipecahkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis-jenis dari reaksi kimia ?


2. Bagaimana reaksi penggabungan terjadi ?
3. Bagaiman reaksi penguraian terjadi ?
4. Bagaimana reaksi pendesakkan terjadi ?
5. Bagaimana reaksi pertukaran pasangan terjadi ?
6. Bagaimana reaksi asam basa terjadi ?
7. Bagaimana reaksi redoks terjadi ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui jenis-jenis dari reaksi kimia ?


2. Untuk mengetahui proses terjadinya reaksi penggabungan ?
3. Untuk mengetahui proses terjadinya reaksi penguraian ?
4. Untuk mengetahui proses terjadinya reaksi pendesakkan ?
5. Untuk mengetahui proses terjadinya reaksi pertukaran pasangan ?
6. Untuk mengetahui proses terjadinya reaksi asam basa ?
7. Untuk mengetahui proses terjadinya reaksi redoks ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

REAKSI KIMIA
Reaksi kimia adalah perubahan yang terjadi pada suatu campuran atau
reaksi anatara dua zat atau lebih yang menghasilkan produk reaksi. Reaksi kimia
juga dapat didefinisikan sebagai interaksi anatara dua zat atau lebih yang
melibatkan terbentuknya atau terputusnya ikatan kimia.
Menuliskan suatu persamaan reaksi, kita harus mampu menulis rumus
bangun reaksi (senyawa kimia yang ditulis di sebelah kanan tanda panah) dan
hasil reaksi (senyawa kimia yang ditulis di sebelah kanan tanda panah). Salah
satu pentingnya persamaan reaksi dalam merencanakan percobaan adalah
persamaan reaksi memungkinkan kita menetapkan hubungan kuantitatif yang
terjadi di antara reaktan dan hasil reaksi.1

Reaksi reaksi kimia dapat diamati dari perubahan yang terjadi, misalnya
perubahan warna, perubahan wujud, dan yang utama adalah perubahan zat yang
disertai perubuhan energi dalam bentuk kalor. Reaksi kimia merupakan kunci
utama ilmu kimia. dengan mereaksikan suatu zat berarti kita mengubah zat itu
menjadi zat lain, baik sifat maupun wujudnya. Dengan demikian jika anda
mengharapkan suatu zat yang memiliki ciri-ciri tertentu, maka harus dicari bahan
baku yang jika direaksi dengan zat tertentu menghasilkan zat yang diharapkan.
Para pakar kimia berusaha menciptakan bahan-bahan baru yang sangat bermanfaat
bagi kepentingan umat manusia. Berikut akan dijelaskan beberapa jenis reaksi
kimia yang dapat dilakukan dilaboratorium.2

1
Chang Raymond, Kimia Dasar, Erlangga, jakarta, 2005, hlm 194.
2
Sunarya Yayan, Kimia Dasar 1, CV. Yrama Widya, Bandung, 2010, hlm 47

3
Ketika terjadi reaksi kimia, terdapat perubahan-perubahan yang dapat kita amati.
Perhatikan ciri-ciri reaksi kimia berikut :3
a. Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Perubahan Warna
Sebagai contoh kita dapat mengamati bahwa warna ungu pada larutan
kalium permanganat (KMnO4) akan berubah jika direaksikan dengan larutan
asam oksalat (H2C2 O4). Perubahan kimia ini terjadi karena senyawa kalium
permanganat berubah menjadi senyawa mangan sulfat (MnSO4) yang tidak
berwarna. Demikian juga dengan tembaga karbonat (CuCO3) yang berwarna
hijau akan berubah menjadi tembaga oksida (Cu2O) yang berwarna kehitaman
dan karbon dioksida (CO2) setelah dipanaskan.
b. Reaksi Kimia dapat Membentuk Endapan
Ketika barium klorida (BaCl2) direaksikan dengan natrium sulfat
(Na2SO4) akan menghasilkan suatu endapan putih barium sulfat (BaSO4).
Endapan putih yang terbentuk ini sukar larut dalam air. Reaksi kimia tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut.
BaCl2 + Na2SO4 → BaSO4 + 2NaCl
(larutan) (larutan) (padatan) (larutan)
Banyak sekali zat-zat kimia yang direaksikan menimbulkan endapan. Contoh
lain adalah larutan perak nitrat (AgNO3) direaksikan dengan larutan natrium
klorida (NaCl) menghasilkan endapan putih perak klorida (AgCl) dan larutan
natrium nitrat (NaNO3).
AgNO3 + NaCl → AgCl + NaNO3
(larutan) (larutan) (padatan) (larutan)
Sebenarnya apakah endapan itu? Endapan adalah zat yang memisahkan diri
sebagai fase padat dari larutan. Endapan dapat berupa kristal (kristalin) atau
koloid dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau sentrifugasi.
Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat terlarut.
Kelarutan suatu endapan sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya.
Kelarutan endapan bertambah besar dengan kenaikan suhu, meskipun dalam
beberapa hal khusus (seperti kalium sulfat), terjadi sebaliknya.

3
Ibid., hlm 48

4
Laju kenaikan kelarutan dengan suhu berbeda-beda. Pada beberapa hal,
perubahan kelarutan dengan berubahnya suhu dapat menjadi alasan pemisahan.
Misal pemisahan ion timbal dari perak dan merkurium (I)dapat dicapai dengan
mengendapkan ketiga ion itu mula - mula sebagai klorida, diteruskan dengan
menambahkan air panas pada campuran. Air panas akan melarutkan timbal
klorida (PbCl2) tetapi perak dan raksa (I) klorida (HgCl) tidak larut di
dalamnya. Setelah menyaring larutan panas tersebut, ion timbal akan
ditemukan dalam filtrat.4
c. Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Perubahan Suhu
Kamu dapat membuktikan bahwa reaksi kimia dapat menyebabkan
perubahan suhu. Pada percobaan mereaksikan asam sulfat (H2SO4) dan
natrium hidroksida (NaOH) terjadi kenaikan suhu. Nah, reaksi kimia yang
menghasilkan kenaikan suhu dinamakan reaksi eksoterm.Reaksi eksoterm
dapat kamu temukan pada pembakaran kertas dan pembakaran bensin pada
kendaraan bermotor.Pada percobaan kedua, saat kamu mereaksikan campuran
barium hidroksida (Ba(OH)2) dan amonium klorida (NH4Cl),larutan tersebut
akan menyerap panas di sekitarnya sehingga terjadi penurunan suhu. Reaksi
kimia yang menyerap panas di sekitarnya dinamakan reaksi endoterm. Contoh
reaksi endoterm dalam kehidupan sehari-hari adalah fotosintesis dan memasak
makanan.
d. Reaksi Kimia dapat Menimbulkan Gas
Pernahkah kamu melarutkan tablet vitamin berkalsium tinggi (tablet
effervescent) ke dalam segelas air ? Ketika kamu melarutkan tablet vitamin
berkalsium tinggi ke dalam segelas air, kamu akan melihat gelembung-
gelembung gas muncul dari dalam larutan. Hal ini membuktikan bahwa dalam
peristiwa reaksi kimia dapat menimbulkan gas. Selain contoh di atas, kamu
juga dapat mengamati reaksi kimia yang menghasilkan gas pada saat kamu
5
membuka kaleng minuman berkarbonasi.

4
Ibid.
5
Smith, J.G, Organic Chemistry, MC Graw Hill Inc, New York, 2011, hlm 135

5
Dengan diketahuinya beberapa sifat atau jenis reaksi, anda dapat memahami
reaksi-reaksi kimia lebih mudah. Umumnya reaksi-reaksi kimia digolongkan
menurut jenisnya sebagai berikut :

1. REAKSI PENGGABUNGAN
Reaksi penggabungan adalah reaksi dimana dua buah zat bergabung
membentuk zat ketiga. Kasus paling sederhana adalah jika dua unsur bereaksi
membentuk senyawa. Dalam reaksi penggabungan dua atau lebih zat tergabung
membentuk zat lain. Rumus umum reaksi penggabungan sebagai berikut :
A+B AB

Misalnya logam natrium bereaksi dengan gas klorin membentuk natrium


klorida. Persamaan kimianya :
2Na(s) + Cl2(g) 2NaCl(s)
Contoh lain misalnya reaksi antara fosfor putih dan gas klorin. Dalam
jumlah klorin terbata, fosfor berekasi membentuk fosfor triklorida, PCl3, yaitu
suatu cairan yang tidak berwarna.
P4(s) + 6 Cl2(g) 4PCl3(l)
Jika klorin yang tersedia berlebih, maka senyawa fosfor yang dihasilkan
adalah fosfor pentaklorida, PCl3, suatu zat padat berwarna putih.
P4(s) + 10 Cl2(g) 4PCl5(l)
Reaksi penggabungan lain melibatkan senyawa sebagai pereaksi. Misalnya
fosfor triklorida bereaksi dengan gas klor membentuk fosfor pentaklorida.
Persamaan kimianya6 :

PCl3(l) + Cl2(g) PCl5(s)

6
Sunarya Yayan, loc. cit.

6
Contoh :
Di atmosfir, gas Nitrogen dan gas Hidrogen dapat bereaksi membentuk
Amonia dengan bantuan petir. Persamaan reaksi 7:
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Reaksi antara Hidrogen dengan Oksigen membentuk Air. Persamaan
Reaksinya8 :
2H2(g) + O2(g) 2H2O(l)

2. REAKSI PENGURAIAN
Reaksi penguraian adalah suatu reaksi senyawa tunggal membentuk dua
atau lebih zat baru. Biasanya reaksi ini berlangsung dalam suhu tinggi agar
terurai. Sebagian besar reaksi ini membutuhkan energi berupa kalor, cahaya,
dan listrik. Rumus umum reaksi penguraian sebagai berikut :

AB A+B

Beberapa senyawa yang dapat terurai dengan menaikan suhu misalnya KClO3 .
senyawa ini jika dipanaskan akan terurai menjadi KCl dan gas oksigen.
Persamaan kimianya :
KClO3(s) 2KCl(s) + 3O2(g)
Penguraian kalium klorat biasanya digunakan untuk membangkitkan gas
oksigen secara laboratorium, tetapi sekarang dilarang sebab dapat dijadikan
bahan baku untuk bahan peledak. Reaksi penguraian banyak dikerjakan
pengolahan batu kapur didaerah jawa barat. Batu kapur, CaCO3 hasil
penambangan agar dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan perlu diolah
lebih lanjut untuk dijadikan kapur tohor, CaO.
Pengolahan batu kapur ini dilakukan dengan cara pemanggangan batu kapur
dalam tungku. Persamaan kimia yang terjadi9 :
CaCO3 CaO(s) + CO2(g)
Pada reaksi ini, senyawa tunggal diuraikan menjadi dua zat yang berbeda.

7
Firstianty Fenny, Buku Poket Kimia SMA, Panda Media, Jakarta, 2015, hal 60-61.
8
Sutrisno Winda, Top Pocket Master Book, Bintang Wahyu, Jakarta, 2014, hal 377-378
9
Sunarya Yayan, loc. cit.

7
Contoh :
Jika Amonium Klorida dipanaskan maka akan terurai menjadi Ammonia
dan Asam Klorida persamaan reaksi10 :
vNH4Cl(s) NH3(g) + HCl (g)

3. REAKSI PENDESAKAN

Reaksi pendesakan atau disebut juga reaksi pertukaran tunggal adalah reaksi
dimana suatu unsur bereaksi dengan senyawa menggantikan unsur yang
terdapat dalam senyawa itu. Misalnya, jika logam besi dicelupkan kedalam
larutan tembaga (II) nitrat, akan mengendapkan logam tembaga. Persamaan
kimianya adalah11 :

v2Fe(s) + Cu(NO3)2(aq) Cu(s) + Fe(NO3)2(aq)

Besi menggantikan tembaga yang terdapat dalam larutan menghasilkan


larutan besi(II) nitrat dan logam tembaga. Jika lempeng logam seng dicelupkan
kedalam larutan tembaga sulfat yang berwarna biru, maka pada permukaan
logam seng akan terbentuk endapan tembaga berwarna merah, dan warna biru
dari larutan perlahan-lahan memudar. Hal ini menunjukan bahwa seng bereaksi
dengan tembaga sulfatmenghasilkan logam tembaga dan larutan seng sulfat
yang tidak berwarna.12

Contoh :

Jika logam Seng dicelupkan kedalam larutan Tembaga(II) sulfat akan


menggantikan posisi tembaga. Persamaan reaksi 13:

Zn(s) + CuSO4(aq) Cu(s) + ZnSO4(aq)

10
Firstianty Fenny, loc. cit.
11
Zul Alfian, Kimia Dasar, USU Press, Medan, 2009, hlm 38
12
Sunarya Yayan, op. cit. Hlm 49
13
Sutrisno Winda, loc. cit.

8
4. REAKSI METATESIS (PERTUKARAN PASANGAN)

Reaksi metatesis adalah reaksi pertukaran ion dari dua buah elektrolit
pembentuk garam, terdapat tiga jenis reaksi penggaraman yang mungkin yaitu;
garam LA dengan garam BX, garam BX dengan asam HA dan garam LA
dengan basa BOH.
Reaksi metatesis disebut juga reaksi perpindahan rangkap menyangkut
suatu larutan dan pertukaran dari kation dan anionnya. adapun pendukung
dalam rekasi metatesis adalah berupa terbentuknya endapan, gas dan eletrolit
lemah. tak hanya endapan garam bila larutan-larutan pereaksi dicampurkan
tergantung dari konsentrasi ion yang membentuk garam tersebut. Reaksi
metatesis bercirikan adanya pertukaran dari bagian molekul diantara dua
reaktan.14
Bila konsentrasi ion cukup banyak untuk membentuk campuran reaksi
menjadi jenuh terhadap kelarutan garam tersebut maka akan terbentuk
endapan. Reaksi metatesis dapat terjadi jika salah satu hasil reaksi berupa
endapan atau gas, dengan kata lain salah satu hasil reaksi memiliki kelarutan
yang rendah didalam air.
Reaksi ini secara umum dapat dituliskan sebagai berikut:
AB + CD AD + CB
Reaksi metatesis (pertukaran pasangan) dapat terjadi jika AD dan CB
memenuhi paling tidak satu kriteria berikut15:
1. Sukar larut dalam air (mengendap)
2. Senyawa tidak stabil
3. Sifat elektrolitnya lebih lemah daripada AB dan CD.
Reaksi metatesis atau reaksi pertukaran ganda adalah reaksi yang
melibatkan pertukaran bagian dari pereaksi. Jika pereaksi adalah senyawa ionik
dalam bentuk larutan, bagian yang bertukaran adalah kation dan anion dari
senyawa. Misalnya larutan kalium iodida yang tidak berwarna dicampurkan
dengan larutan timbal(II) nitrat yang juga tak berwarna. Ion-ion didalam

14
Philip Kuchel, Schaum’s Easy Outlines Biokimia, Erlangga, Jakarta, 2006, hlm 87
15
R.A Day, A. L. Underwood, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta, 2002, hlm 250

9
larutan bereaksi membentukendapan berwarna kuning dari senyawa timbal(II)
Iodida. Persamaan Kimianya :

2KI(aq) + Pb(NO3)2(aq) 2KNO3(aq) + PbI2(s)

Ion iodida dalam larutan kalium iodida bertukaran dengan ion nitrat dari
larutan timbal(II) nitrat, menghasilkan larutan kalium nitrat yang tidak
berwarna dan padatan timbal(II) iodida berwarna kuning, sebagai PbI2.

Contoh lainnya, Larutan Natrium Sulfat bereaksi dengan Barium Nitrat


Membentuk endapan putih dari barium sulfat. Persamaan reaksinya16 :

Na2SO4(aq) + Ba(NO3)2(aq) 2NaNO3(aq) + BaSO4(s)

5. REAKSI REDOKS

Reaksi redoks adalah reaksi yang mengakibatkan ada unsur yang mengalami
perubahan bilangan oksidasi. Unsur yang mengalami kenaikan bilangan
oksidasi disebut teroksidasi, dan yang turun disebut tereduksi, contohnya17:

2 Na + Cl2 → 2 NaCl

( Na = teroksidasi: Cl2 = tereduksi )

Oksidasi dan reduksi semua reaksi yang disebut dalam seksi-seksi didepan
adalah reaksi penggabungan-ion, dimana bilangan oksidasi (valensi) spesi-
spesi yang bereaksi tidaklah berubah. Namun terdapat sejumlah reaksi dalam
mana keadaan oksidasi berubah, yang disertai dengan pertukaran elektron
antara pereaksi. Ini disebut reaksi oksidasi-reduksi, atau dengan pendek reaksi
redoks.

16
Sutrisno Winda, loc. cit.
17
G. Svehla, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif, PT. Kalman Media Pusaka, Jakarta, 1985, hlm
107-109

10
Dari sejarahnya istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana
oksigen diambil oleh suatu zat.Maka reduksi dianggap sebagai proses dimana
oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian penagkapan hidrogen juga
disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut oksidasi.

18
a. Reaksi antara ion besi(III) dan timah(II) menuu terbenukanya besi(II)
dan timah(IV)
2 Fe3+ + Sn2+ → 2 Fe2+ + Sn4+
Jika reaksi ini dijalankan dengan hadirnya asam klorida, hilangnya
warna kuning ( ciri khas Fe3+ ) dapat diamati denagn mudah. Dalam reaksi
ini Fe3+ direduksi menjadi Fe2+ dan Sn2+ dioksidasi menjadi Sn4+.
Sebenarnya apa yang terjadi adalah bahwa Sn2+ memberikan elektron-
elektron kepada Fe3+ jadi terjadilah serah terima (transfer) elektron.
b. Jika sepotong besi ( misalnya paku ) dibenamkan dalam larutan tembaga
sulfat, paku ini akan tersalut logam tembaga yang merah, sementara itu
dapatlah dibuktikan adanya besi(II) dalam larutan. Reaksi yag berlangsung
adalah:
Fe + Cu2+ → Fe2+ + Cu
Dalam hal ini logam besi menyumbangkan elektron-elektron kepada ion
tembaga(II). Fe teroksidasi menjadi Fe2+ dan Cu2+ tereduksi menjadi Cu.
19
c. Pelarutan zink dalam asam klorida juga merupakan reaksi oksidasi-
reduksi:
Zn + 2H+ → Zn2+ + H2
Elektron diambil oleh H+ dari dalam Zn; ayom hidrogen tanpa-muatan
bergabung menjadi molekul H2 dan keluar dari larutan. Disini Zn
dioksidasi menjadi Zn2+ dan H+ direduksi menjadi H2.

18
Sudarmo Unggul, Kimia untuk SMA, PHIBETA, Surakarta, 2007, hlm 195
19
Ibid., hlm 196

11
d. Dalam suasana asam, ion bromat mampu mengoksidasi iodida menjadi
iod. Sementara dirinya direduksi menjadi bromida.
BrO3- + 6H- + 6I- → Br- + 3I2 + 3H2O
Tidak mudah untuk mengikuti serah terima elektron dalam hal ini, karena
suatu reaksi asam basa ( penetralan H+ menjadi H2O ) berimpit dengan
tahap redoks-nya. Namun nampak bahwa enam ion iodida kehilangan
enam elektron, yang pada gilirannya diambil oleh sebuah ion bromat
tunggal.
e. Lebih ruwet lagi ialah oksidasi hidrogen peroksida menjadi oksigen dan
air oleh permanganat, yang ia sendiri direduksi menjadi mangan(II).
2MnO4- + 5H2O2 + 6H+ → 2Mn2+ + 5O2 + 8H2O
Pemeriksaan yang lebih terperinci menunjukan bahwa sekaligus sepuluh
elektron disumbangkan oleh( lima molekul ) hidrogen peroksida kepada
(dua) ion permanganat dalam proses ini.
Melihat contoh-contoh ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan umum dan
dapatlah didefinisikan oksidasi dan reduksi dengan cara berikut:
(i) Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu
elektron atau lebih dari dalam zat ( atom, ion atau molekul ). Bila
suatu unsur dioksida, keadaan oksidasinya berubah keharga yang lebih
positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh elektron,
dan dalam proses itu zat itu direduksi. Definisi oksidasi itu sangat
umum, karena itu berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan
maupun gas.
(ii) Reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang mengakibatkan
diperolehnya satu elektron atau lebih oleh zat (atom, ion atau
molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah
menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi suatu zat pereduksi adalah
zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi.
Definisi reduksi juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses
dalam zat padat, lelehan maupun gas.

12
(iii) Dari contoh semua yang dikutip nampak bahwa selalu oksidasi dari
reduksi selalu berlangsung dengan serempak. Ini sangat jelas karena
elektron yang lain.

PENYETARAAN REAKSI REDOKS


Untuk menyatarakan reaksi redoks diperlukan cara-cara khusus.
Dalam subbab ini akan dibahas dua metode diantaranya, yaitu metode
bilangan oksidasi dan metode setengah reaksi.20
A. Metode bilangan oksidasi
Metode ini didasarkan pada pengertian bahwa jumlah peningkatan
bilangan oksidasi dan reduktor sama dengan penurunan bilangan
oksidasi dan oksidator.21
a) Reaksi ion
Reaksi ion berlangsung dalam larutan elektrolit. satu hal yang
perlu diingat pada penulisan reaksi ion, bahwa hanya elektrolit
kuat yang dituliskan sebagai ion-ion yang terpisah, sedangkan
elektrolit lemah, zat padat, zat gas dan zat nonelektrolit ditukis
sebagai molekul tak terionkan.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penyetaraan reaksi
redoks sebagai berikut22:
1. Tuliskan kerangka dasar reaksi, yaitu reduktor dan hasil
oksidasinya serta oksidator dan hasil reduksinya.
2. Setarakan unsur yang mengalami perubahan bilangan
oksidasi dengan memberi koefisien yang sesuai (biasanya
ialah unsur selain hidrogen dan oksigen) .

20
G. Svehla, loc. cit.
21
Purba Michael, Kimia 3A untuk SMA kelas XII, Erlangga, Jakarta, 2007, hlm 44
22
Ibid.

13
3. Tentukan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari oksidator
dan umlah peningkatan bilangan oksidasi dari reduktor.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan "jumlah penurunan
bilangan oksidasi" atau "jumlah peningkatan bilangan
oksidasi" adalah hasil kali antara jumlah atom yang terlibat
dengan perubahan bilangan oksidasinya.

b) Cara Setengah Reaksi


1. Menulis masing-masing persamaan setengah reaksi
reduksi,setengah reaksi oksidasi.
2. Menyetarakan unsur yang mengalami reaksi redoks.
3. Menambah satu molekul H2O.
 Pada yang kekurangan atom O ,jika reaksi berlangsung
dalam suasana asam
 Pada yang kelebihan atom O ,jika reksi berlangsung dalam
suasana basa

4. Menyetarakan atom hidrogen dengan ion H+ jika suasana


asam atau dengan OH jika suasana basa.

5. Menyetarakan muatan dengan penambahan elektron.

6. Menjumlahkan kedua persamaan setengah reaksi dengan


menyamakan elektron

c) Reaksi rumus
Reaksi redoks dalam reaksi rumus dapat disetarakan dengan
metode seperti sebelumnya ( menulisnya sebagai reaksi ion).
Reaksi redoks yang berlangsung bukan dalam larutan dapat
disetarakan dengan cara berikut:23

23
Sutrisno Winda, loc. cit.

14
1. Tentukan unsur yang mengalami perubahan bilangan
oksidasi. Tuliskan bilangan oksidasi unsur tersebut tepat
diatas lambang atomnya masing-masing.
2. Setarakan unsur-unsur yang mengalami bilangan oksidasi
dengan memberi koefisien yang sesuai.
3. Tentukanlah jumlah penurunan bilangan (yang mengalami
reduksi) dan jumlah peningkatan bilangan oksidator dari
reduktor (yang mengalami oksidasi).
4. Semakin jumlah perubahan bilangan oksidasi dari reduktor
dan oksidator dengan memberi koefisien yang
sesuai.Setarakan unsur-unsur yang lainnya dalam urutan
kation (logam), anion (nonlogam), hidrogen, dan terakhir
oksigen (disingkat, KAHO).
6. REAKSI ASAM BASA

Reaksi Netralisasi adalah reaksi penggaraman dimana perbandingan mol


antara asam dan basa sama maka sifat asam dan sifat basa saling meniadakan.
Pada reaksi netralisasi jika larutan asam dan larutan basa dalam jumlah yang
ekuivalen, akan dihasilkan suatu larutan yang bersifat netral ( pH = 7 ). Adapun
reaksi netralisasi yang sesungguhnya adalah reaksi :

OH- + H+  H2O

Reaksi diatas memperlihatkan bahwa 1 mol H+ dinetralkan oleh 1 mol OH-.


Pada reaksi antara asam bivalen ( bervalensi 2 ) dengan basa monovalen maka
1 mol asam akan menetralkan 2 mol basa 24

24
Fessenden, Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta, 1982, hlm 82

15
Contoh Reaksi Netralisasi :
a. KOH + HCl  KCl + H2O
b. 2KOH + H2SO4  K2SO4 + 2H2O
c. Ca(OH)2 + 2HCl  CaCl2 + 2H2O
Pada reaksi antara asam / basa kuat dan asam / basa lemah dengan
perbandingan mol asam – basa yang tidak sama, akan diperoleh larutan yang
sifatnya tergantung pada reaktan yang tersisa. Jika reaktan yang tersisa berupa
asam kuat maka larutan akan bersifat asam dan pH dihitung dengan rumus :

pH = -log[H+]sisa

Sebaliknya jika reaktan yang tersisa basa kuat maka larutan akan bersifat basa
dan pH dihitung dengan rumus :

pOH = -log[OH-]sisa

pH = 14 - pOH

Walaupun reaksi asam basa disebut sebagai reaksi penetralan, namun hasil
reaksi yang berupa garam tersebut tidak selalu bersifat netral. Hal ini
tergantung dari jenis asam dan basa yang direaksikan. Berikut kemungkinan-
kemungkinan dalam reaksi asam basa:

Jika asam kuat + basa kuat → garam bersifat netral


Jika asam kuat + basa lemah → garam bersifat asam
Jika asam lemah + basa kuat → garam bersifat basa
Jika asam lemah + basa lemah → garam yang sifatnya tergantung pada nilai Ka
dan Kb. Ketemtuannya adalah sebagai berikut:
Jika Ka>Kb maka garam bersifat asam
Jika Ka=Kb maka garam bersifat netral
Jika Ka<Kb maka garam bersifat basa25

25
Sutresna Nana, Kimia Dasar, Utama, Bandung, 2004, hlm 149

16
 Jika mol H+ = mol OH- maka campuran akan bersifat netral.
 Jika mol H+ > mol OH-, maka campuran akan bersifat asam, dan
konsentrasi H+ dalam campuran ditentukan oleh jumlah H+ yang bersisa.
 Jika mol OH- > H+, maka campuran akan bersifat basa, dan konsentrasi
ion OH- dalam campuran ditentukan oleh jumlah mol ion OH- yang
bersisa26
Bukti terjadinya reaksi penetralan ini ditunjukkan oleh nilai pH mendekati 7
(pH ≈ 7). Nilai pH ≈ 7 menunjukkan tidak ada lagi ion H+ dari asam dan ion
OH– dari basa selain ion H+ dan OH– hasil ionisasi air. Dengan demikian,
pada dasarnya reaksi asam basa adalah reaksi penetralan ion H+ dan OH–.
Persamaan reaksi molekulernya:
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Persamaan reaksi ionnya:
H+(aq) + Cl– (aq) + Na+ (aq) +OH– (aq) → Na+ (aq) + Cl– (aq) + H2O(l)
Persamaan ion bersihnya:
H+ (aq) + OH– (aq) → H2O(l)

26
Sutrisno Winda, loc. cit.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Reaksi kimia adalah perubahan yang terjadi pada suatu campuran atau
reaksi anatara dua zat atau lebih yang menghasilkan produk reaksi. Reaksi
kimia juga dapat didefinisikan sebagai interaksi anatara dua zat atau lebih
yang melibatkan terbentuknya atau terputusnya ikatan kimia.

Reaksi reaksi kimia dapat diamati dari perubahan yang terjadi, misalnya
perubahan warna, perubahan wujud, dan yang utama adalah perubahan zat
yang disertai perubahan energi dalam bentuk kalor. Reaksi kimia merupakan
kunci utama ilmu kimia. Umumnya reaksi-reaksi kimia digolongkan menurut
jenisnya sebagai berikut :

1. Reaksi Penggabungan
2. Reaksi Penguraian
3. Reaksi Pendesakan
4. Reaksi Pertukaran Pasangan
5. Reaksi Reduksi-Oksidasi (Redoks)
6. Reaksi Asam Basa

B. Saran

Dengan adanya makalah ini, semoga dapat membantu dan menambah


wawasan para pembaca dalam memahami materi reaksi kimia. Kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan
dan kesempurnaan makalah kami.

18
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.


Fessenden. 1982. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Firstianty, Fenny. 2015. Buku Poket Kimia SMA. Jakarta : Panda Media.
G.Svehla. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi
Mikro,Edisi V. Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka.
Keenan. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Philip, Kuchel. 2006. Schaum’s Easy Outlines Biokimia. Jakarta : Erlangga.
Purba, Michael.2007. Kimia 3A untuk SMA. Jakarta: Erlangga.
R.A Day, A.L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Smith, J.G. 2011. Organic Chemistry. New York : MC Graw Hill Inc.
Sudarmo, Unggul. 2007. Kimia Untuk SMA. Surakarta: PHIBETA.
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1. Bandung: CV. Yrama Widya.
Sutresna, Nana. 2004. Kimia Dasar. Bandung: Utama.
Sutrisno, Winda. 2014. Top Pocket Master Book. Jakarta: Bintang Wahyu.
Syukri S. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB.
Walker, Denise. 2008. Materi. Solo: Tiga Serangkai
Zul, Alfian. 2009. Kimia Dasar. Medan: USU Press

19

Anda mungkin juga menyukai