Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

NOMOR PERCOBAAN 02

PERUBAHAN ENERGI PADA REAKSI KIMIA

KELOMPOK 4 :

1.BRIAN KHENG (ANGGOTA / 06)

2.CAREN JOANNA (ANGGOTA / 07)

3.MARCELLINO RIZKY SAPUTRA (KETUA / 21)

4.MICHIEL FILISIA IVANSIUS (ANGGOTA / 23)

KELAS : XI MIPA 5

SMA XAVERIUS 1 PALEMBANG

JALAN BANGAU NO. 60/1258, PALEMBANG 30113

TAHUN AJARAN 2019/2020


a. Daftar hadir proses penyelesaian laporan tetap :

No. Nama Siswa No.absen Jabatan Tanda Keterangan

Tangan

1. Brian Kheng 06 Anggota Hadir

2. Caren Joanna 07 Anggota Hadir

3. Marcellino 21 Ketua Hadir

Rizky Saputra

4. Michiel Filisia 23 Anggota Hadir

Ivansius

b. Diskripsi penilaian laporan tetap :

No. Diskripsi yang di nilai Skor Skore/nilai Ketera

maksimum ngan

1. Kelengkapan data isi sampul 2

2. Menuliskan nomor percobaan 1

3. Menuliskan judul percobaan 2

4. Menuliskan tujuan percobaan 5

5. Isi landasan teori 20

6. Menuliskan Alat dan Bahan 3

7. Menuliskan Prosedur Kerja 5


8. Menuliskan data hasil 5

pengamatan

9. Analisis data dan pembahasan 20

10. Jawaban Pertanyaan LKS 20

11. Kesimpulan 10

12. Penutup 1

13. Daftar Pustaka 2

14. Dokumen foto / Gambar 4

Total skore/nilai 100 N=


I. Nomor Percobaan : 02

II. Judul Percobaan

Perubahan Energi Pada Reaksi Kimia

III. Tujuan Percobaan

Untuk mempelajari tentang perubahan energi pada reaksi kimia.

IV. Landasan Teori

A. Hukum Kekekalan Energi

Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi, energi tidak dapat diciptakan atau

dimusnahkan. Energi alam semesta adalah tetap sehingga energi yang terlibat

di dalam suatu proses kimia dan fisika hanya merupakan perpindahan atau

perubahan energi.

Contoh perubahan energi dalam kehidupan sehari-hari adalah kita

mendapatkan energi dari makanan dengan mengubah energi kimia dalam

makanan menjadi energi kalor.

B. Satuan Energi

Dalam SI, satuan energi diturunkan dari satuan joule (J)

1 J = 1 kg m2 s-2

Satuan energi lain adalah kalori (kal) yang didefinisikan sebagai energi

yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1℃. Dalam

sistem SI, 1 kal = 4,184 J.


C. Entalpi dan Perubahan Entalpi

Entalpi (H) adalah energi kimia dalam bentuk panas atau kalor yang

terkandung di dalam suatu sistem. Entalpi suatu sistem tidak dapat diukur, yang

dapat diukur adalah perubahan entalpi (∆𝐻) yang menyertai perubahan sistem

tersebut.

Perubahan entalpi menggambarkan banyaknya kalor yang diserap maupun

yang dilepas dalam suatu reaksi.

A+B→C+D , maka ∆𝐻 = 𝐻𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 − 𝐻𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛


reaktan produk

D. Sistem dan Lingkungan

Sistem adalah segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian kita. Sedangkan

lingkungan adalah bagian sisa dari alam semesta yang dapat bertukar energi

dengan sistem selama proses yang diamati berlangsung.

Beberapa jenis sistem berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, yaitu :

a. Sistem terbuka

Sistem terbuka adalah sistem yang terjadi pertukaran zat dan energi

dengan lingkungan.

b. Sistem tertutup

Sistem tertutup adalah sistem yang tidak terjadi pertukaran zat dengan

lingkungan.
c. Sistem terisolasi

Sistem terisolasi adalah sistem yang tidak terjadi pertukaran zat dan energi

dengan lingkungan.

energi energi energi

materi
materi materi

(a) (b) (c)

Antara sistem dan lingkungan, dapat terjadi 2 reaksi, yaitu :

1. Reaksi Eksoterm

Reaksi Eksoterm adalah reaksi pembebasan panas dari sistem ke

lingkungan sehingga suhu lingkungan bertambah. Entalpi produk lebih

kecil dari pada entalpi reaktan sehingga ∆𝐻 bertanda negatif, suhu setelah

reaksi lebih tinggi dari suhu sebelum reaksi.

∆𝐻
Kalor reaktan
Sistem
Lingkungan
Entalpi

produk

Diagram tingkat energi


2. Reaksi endoterm adalah reaksi penyerapan panas dari lingkungan ke

sistem sehingga suhu lingkungan berkurang. Entalpi hasil reaksi lebih

besar daripada entalpi pereaksi sehingga ∆𝐻 bertanda positif, suhu setelah

reaksi lebih rendah daripada suhu sebelum reaksi.

∆𝐻
Kalor produk
Sistem
Lingkungan

Entalpi
reaktan

Diagram tingkat energi

V. Alat dan Bahan

No Alat dan Bahan Ukuran Jumlah

1. Tabung reaksi dan rak biasa 4/1

2. Gabus (untuk tabung reaksi) - 1

3. Penjepit tabung reaksi - 1

4. Spatula kaca - 1

5. Pembakar spiritus - 1

6. Kristal Ba(OH)2. 8 H2O - 2 spatula

7. Kristal NH4Cl - 2 spatula

8. Pita magnesium 5 cm 1

9. Serbuk belerang - 3 spatula

10. Serbuk besi halus ( yang belum - 1 spatula


teroksidasi)

11. Serbuk CuCO3 x H2O - 1 spatula

12. Larutan HCl 2M 5 cm3

VI. Prosedur Kerja

1. Percobaan 1 :

1) Masukkan kristal Ba(OH)2 .8 H2O sebanyak 2 spatula ke dalam tabung

reaksi, kemudian tambahan kristal NH4Cl sebanyak 2 spatula.

2) Aduk/guncang campuran itu, kemudian tutuplah dengan sumbat gabus.

3) Pegang tabung itu dan rasakan suhunya (panas atau dingin?).

4) Biarkan sebentar, kemudian buka tabung dan cium bau yang terjadi.

5) Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

2. Percobaan 2 :

1) Masukkan larutan HCL 3 M ke dalam tabung reaksi ±2cm

2) Masukkan pita magnesium pada tabung tersebut.

3) Rasakan suhu tabung reaksi dan juga amati apa yang terjadi.

4) Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

3. Percobaan 3 :

1) Campurkan serbuk belerang sebanyak 3 spatula dengan 1 spatula

serbuk besi.

2) Masukkan campuran itu ke dalam tabung reaksi.

3) Panaskan campuran itu sampai mulai berpijar.

4) Hentikan pemanasan.
5) Amati apa yang terjadi dan catat hasil pengamatan pada tabel

pengamatan.

4. Percobaan 4 :

1) Masukkan 1 spatula serbuk CuCO3 x H2O ke dalam tabung reaksi.

2) Panaskan sampai terjadi perubahan pada serbuk CuCO3 x H2O dan

segera hentikan pemanasan.

3) Amati apa yang terjadi dan catat hasil pengamatan.

VII. Data Hasil Pengamatan

No. Kegiatan Perubahan

1. a. Pencampuran kristal Ba(OH)2 . 8 H2O dengan Suhu sistem berubah

kristal NH4CL. menjadi dingin kemudian

setelah lama dibuka,

maka suhu sistem akan

sama dengan suhu

lingkungan dan menjadi

agak lembap, dan basah

karena melepaskan kalor.

b. Pembauan gas Baunya menjadi

menyengat dan berbau

amoniak.
2. Pencampuran Mg dengan larutan HCl Mengeluarkan banyak

gelembung seperti

mendidih, pita

magnesium melebur

sampai habis dan reaksi

menimbulkan uap dan

suhu sistem berubah

menjadi panas serta uap

yang dihasilkan berupa

gas hidrogen

3. a. Pemanasan campuran serbuk besi dan Ketika dipanaskan,

belerang serbuk besi dan belerang

mencair dan

mengeluarkan pijaran.

b. Ketika pemanasan dihentikan Setelah pemanasan

dihentikan, pijaran merah

menyala selama beberapa

detik, kemudian berhenti

dan menjadi padat.

Warnanya yang semula

kuning kehijauan berubah

menjadi hijau tua.


4. a. Pemanasan serbuk CuCO3 x H2O Ketika dipanaskan, warna

yang semula biru berubah

menjadi warna hitam.

b. Ketika pemanasan dihentikan Sistem berhenti

melakukan reaksi

VIII. Analisis dan Pembahasan Data Hasil Pengamatan

 Pada percobaan 1, terjadi reaksi kimia pada sistem, yaitu :

Ba(OH)2(s) + 2NH4Cl(s) → BaCl2(s)+2NH3(g) + 2H2O(l)

Reaksi tersebut menghasilkan endapan BaCl2 yang bersuhu dingin , gas

ammonia (NH3(g)) sehingga menghasilkan bau tidak sedap, dan air

karena tabung reaksi terlihat lembap.

Kemudian akibat karena sistem terbuka, jadi lama-lama suhu sistem akan

menerima kalor dari lingkungan yang membuat suhu sistem bertambah

dan menjadi sama dengan suhu lingkungan. Berdasarkan landasan teori,

hal ini merupakan reaksi endoterm.

 Pada percobaan 2, terjadi reaksi kimia pada sistem, yaitu :

Mg(s)+2HCl(aq) → MgCl2(aq)+H2(g)

Reaksi tersebut menyebabkan meleburnya pita magnesium terhadap

larutan HCl sehingga sistem bersuhu panas dan menghasilkan larutan

MgCl2 pada tabung dan gas H2 yang keberadaannya dapat dibuktikan


dengan mendekatkan tabung reaksi yang tertutup dan yang masih bereaksi

kepada api, maka api akan padam.

Kemudian, sistem terbuka dibiarkan sehingga suhu sistem menurun akibat

sistem melepaskan kalor ke lingkungan sehingga suhu sistem menjadi

sama dengan lingkungan. Reaksi ini merupakan reaksi eksoterm.

 Pada percobaan 3, terjadi reaksi kimia pada sistem, yaitu :

Fe(s)+S(s) → FeS(s)

Ketika dipanaskan, campuran serbuk besi dan belerang sedikit mencair

dan berubah warna dari kuning kehijauan menjadi hijau tua. Kemudian

setelah berpijar, pemanasan dihentikan. Maka, sistem masih akan bereaksi,

kemudian beberapa detik, baru sistem berhenti reaksi. Hal ini menandakan

bahwa reaksi tersebut merupakan reaksi eksoterm karena kalor produk

lebih kecil dari pada kalor reaktan sehingga sistem masih akan bereaksi

walau pemanasan sudah dihentikan.

 Pada percobaan 4, terjadi reaksi kimia pada sistem, yaitu :

CuCO3(s) → CuO(s)+CO2(g)

Ketika dipanaskan, terjadi reaksi penguraian dari tembaga(II) karbonat

menjadi tembaga(II)oksida dan gas karbon dioksida.

Reaksi juga terjadi perubahan warna yang semula biru menjadi hitam.

Kemudian setelah pemanasan dihentikan, maka reaksi juga akan berhenti.

Hal ini menunjukkan bahwa reaksi penguraian tersebut merupakan reaksi

endoterm karena kalor produk lebih besar dari pada kalor reaktan,
sehingga untuk membentuk CuO, maka harus dilakukan pemanasan terus

karena membutuhkan kalor yang banyak.

Jadi, reaksi tersebut merupakan reaksi endoterm.

IX. Jawaban pertanyaan yang ada di Lembar Kerja Praktikum

1. Gejala apa sajakah yang menunjukkan bahwa telah terjadi reaksi kimia pada

percobaan 1,2,3,dan percobaan 4?

 Pada percobaan 1:

- Suhu berubah menjadi dingin.

- Menghasilkan gas amonia dengan bau menyengat.

 Pada percobaan 2:

- Pita magnesium melebur sampai habis.

- Suhu sistem menjadi panas karena menghasilkan kalor.

- Terdapat gas hidrogen.

 Pada percobaan 3:

- Saat dipanaskan belerang mencair dan berpijar.

- Terjadi perubahaan warna dari kuning kehijau-hijauan menjadi hijau

tua.

 Pada percobaan 4:

- Perubahan warna dari hijau ke hitam.

2. Jika hasil reaksi (produk) dibiarkan beberapa jam, apa yang terjadi pada suhu

campuran pada reaksi 1 dan 2?Jelaskan!


 Pada reaksi 1 setelah dibiarkan beberapa jam maka suhu (kalor) yang ada di

lingkungan akan masuk ke sistem sehingga suhu kembali normal.

 Pada reaksi 2 setelah di biarkan beberapa jam maka suhu (kalor) yang ada

di sistem akan keluar ke lingkungan sehingga suhu kembali normal.

3. Bagaimana jumlah energi zat-zat hasil reaksi (Hp) di bandingkan dengan

jumlah energi zat-zat sebelum reaksi (Hr) pada reaksi 1,2,3, dan 4 jika diukur

pada suhu dan tekanan sama.

 Percobaan 1: (Reaksi Endoterm)

∆H=Hp-Hr
∆H>0 (+)
Hp>Hr

Ada kalor masuk ke sistem makanya ∆H=+

 Percobaan 2: (Reaksi Eksoterm)

∆H=Hp-Hr

Kalor dilepaskan ke lingkungan ∆H= - ∆H<0 (-)


Hp<Hr

 Percobaan 3:

∆H=-(negatif) Hp<Hr

 Percobaan 4:

∆H=+(positif) Hp>Hr
4. Manakah dari percobaan 1,2,3,dan 4 di atas yang merupakan:

a. Reaksi eksoterm→ Percobaan 2 dan 3

b. Reaksi endoterm→ Percobaan 1 dan 4

5. Gambarkan diagram tingkat energi (tingkat entalpi) untuk keempat reaksi

diatas.

1) Percobaan 1:
∆𝐻
BaCl2(s)+2NH3(g) + 2H2O(l)
Entalpi

∆𝐻 = +x kj
Ba(OH)2(s) + 2NH4Cl(s)

Diagram tingkat energi

2) Percobaan 2:
∆𝐻
Mg(s)+2HCl(aq)
Entalpi

∆𝐻 = -x kj
MgCl2(aq)+H2(g)

Diagram tingkat energi

3) Percobaan 3:
∆𝐻
Fe(s)+S(s)
Entalpi

∆𝐻 = -x kj
FeS(s)

Diagram tingkat energi


4) Percobaan 4:

∆𝐻
CuO(s)+CO2(g)
Entalpi
∆𝐻 = +x kj
CuCO3(s)

Diagram tingkat energi

X. Kesimpulan

XI. Penutup

XII. Daftar Pustaka

Sumber Buku :

Tim Kompas Ilmu.(2019).Rumus Pocket Kimia SMA/MA Kelas

X,XI,XII. Jakarta : PT Grasindo.

Watoni, A. Haris.2016.Kimia untuk Siswa SMA/MA Kelas XI Kelompok

Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam.Bandung : Yrama Widya.

Sumber Internet :

https://www.chemistricks.com/2015/10/pembahasan-tentang-reaksi-

eksoterm-dan.html?m=1 .(2015) .”Pembahasan tentang Reaksi Eksoterm

dan Reaksi Endoterm”. (Diunggah pada 14 Oktober 2015 dan diunduh

pada tanggal 13 September 2019).

XIII. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai