Anda di halaman 1dari 11

Persiapan Praktikum 

 
 
Hal yang perlu dibawa ketika akan praktikum di laboratorium: 
1. Jas laboratorium 
2. Masker dan masker cadangan 
3. Sarung tangan lateks 
4. Lap kain 
5. Tissue 
6. Ikat rambut (bagi para siswi) 
7. Membawa LKS praktikum yang sudah di print 
8. Sudah membaca semua prosedur yang ada 
Lembar Kegiatan Siswa
Tahun Ajaran 2022 / 2023

Subjek : Chemistry
Judul Praktikum : Energetika dan Termokimia (Kalorimeter)
Praktikan : Jocelyn Amelia Tjandra
Kelas : F112/Major A
Tanggal : Jumat, 19 Mei 2023

I. Tujuan Praktikum:
1. Membandingkan reaksi yang melepaskan kalor dan menyerap kalor.
2. Menentukan perubahan entalpi untuk reaksi netralisasi dengan kalorimeter.

II. Dasar Teori:


Sintesis dasar teori yang berhubungan dengan praktikum, gunakan minimal 3 sumber dari
buku atau jurnal. Sitasi menggunakan format APA. Tuliskan daftar pustakanya pada bagian
akhir dari LKS ini. (Reaksi Eksoterm, Endoterm, Kalorimeter dan perhitungan Q pada
Kalorimeter Bom)
Termokimia adalah studi yang mempelajari mengenai energi panas/kalor yang
menyertai perubahan kimia dan fisika (Nurhanifah et al., 2020). Dalam studi ini, ada jenis-
jenis reaksi yang terjadi, yaitu reaksi endoterm dan reaksi eksoterm. Reaksi endoterm
merupakan jenis reaksi dimana kalor dari lingkungan akan diserap oleh sistem sebab suhu
lingkungan lebih tinggi daripada suhu sistem (panas berpindah dari tinggi ke rendah).
Sedangkan reaksi eksoterm adalah reaksi yang terjadi ketika sistem melepaskan kalor yang
lalu akan diserap oleh lingkungan (Wahyu, 2020). Maka dari itu, reaksi endoterm bersuhu
rendah (dingin) dan nilai entalpi sistemnya positif karena sistem menyerap panas. Sementara
reaksi eksoterm berbanding terbalik dengan reaksi endoterm sebab di reaksi ini sistem
melepaskan panas. Pada reaksi eksoterm, lingkungan mengalami kenaikan yang
menyebabkan entalpi reaktan lebih tinggi daripada entalpi produknya. Oleh karena itu, hasil
entalpi dari reaksi eksoterm selalu negataif (< 0). Sebaliknya, reaksi endoderm membuat
entalpi produk lebih tinggi daripada entalpi reaktan, sehingga menghasilkan perubahan
entalpi positif (> 0) (Sulni, Yusnita & Lili, 2019).
Dalam ilmu termokimia, terdapat alat bernama kalorimeter, yang digunakan untuk
mengukur total panas yang dilepaskan (Astutik, 2016). Dalam mengukur total panas,
kalorimeter dibagi menjadi 2 jenis, yaitu kalorimeter simpel dan kalorimeter bom (Harnanto
& Ruminten, 2009, p.62). Seperti namanya, kalorimeter simpel lebih sederhana dibandingkan
dengan kalorimeter bom. Pada kalorimeter bom, kalorimeternya diletakkan dalam wadah
tertutup berisi air sehingga kalor lebih sulit untuk dilepaskan (Kalsum et al, 2009, p.54).
Dengan begitu, kalorimeter bom lebih

Oleh karena itu, cara untuk mengukur q (kalornya) pun berbeda. Pada pengukuran
menggunakan kalorimeter biasa, qreaksi sama dengan negatif qlarutan ditambah qkalorimeter , yang
dapat dihitung menggunakan rumus qlarutan = m. c. ∆t dan qkalorimeter = Ckalorimeter. ∆t (Alamsyah,
2013). Tetapi, terkadang jika Ckalorimeter sangat kecil maka kita dapat mengabaikannya,
sehingga rumus menjadi qreaksi = - qlarutan . Sedangkan untuk kalorimeter bom, kalor dapat
ditemukan dengan rumus qreaksi = -( qair + qbom ), dimana qair didapatkan dengan mengalikan
massa dengan kalor jenis larutan serta perubahan suhu. Dan q bom bisa didapatkan dengan
mengalikan Cbom (kapasitas kalor bom) dengan ∆t (perubahan suhu) (Safitri, 2017).

III. Alat dan Bahan:


Alat Bahan
Tabung reaksi 3 buah Ba(OH)2.8H2O 2 gram
Sumbat karet untuk tabung
1 buah NH4Cl 2 gram
reaksi
Penjepit tabung reaksi 1 buah Pita Mg 1 cm
Spatula 1 buah HCl 2 M secukupnya
Pembakar spiritus 1 buah CaCO3.2H2O 2 gram
Gelas ukur 25 mL 1 buah Akuades secukupnya
Termometer 1 buah HCl 1 M secukupnya
Gelas kimia 100 mL 2 buah NaOH 1 M secukupnya
Silinder ukur 10 mL 1 buah
Kalorimeter 1 set
Pipet Tetes 2 buah
Corong 1 Buah

IV. Langkah Kerja:


Eksperimen 1: Reaksi Endoterm dan Eksoterm
1. Siapkan tabung reaksi, lalu masukkan 1 gram Ba(OH)2.8H2O dan 1 gram NH4Cl.
2. Aduk campuran kemudian tutup mulut tabung dengan sumbat karet.
3. Pegang bagian bawah tabung reaksi dan rasakan suhunya.
4. Diamkan sesaat lalu buka sumbat, kemudian cium bau gas yang dihasilkan.
Jangan mencium bau gas langsung dari mulut tabung. Kibaskan gas yang
dihasilkan dengan tangan ke arah hidung.
5. Siapkan tabung reaksi kedua, isi dengan 5 mL larutan HCl 2 M kemudian ukur
suhunya dengan menggunakan termometer.
6. Masukkan pita Mg ke dalam tabung reaksi kedua.
7. Rasakan perubahan suhu yang terjadi dengan memegang tabung reaksi, ukur
kembali suhu larutan, dan amati yang terjadi dengan pita magnesium.
8. Siapkan tabung reaksi ketiga, lalu masukkan 1 gram CaCO3.2H2O ke dalamnya.
9. Jepit tabung, lalu panaskan isi tabung di atas pembakar spiritus.
10. Jika mulai terjadi perubahan pada CaCO3, hentikan pemanasan. Amati yang
terjadi.

Eksperimen 2: Kalorimeter
1. Siapkan 20 mL larutan NaOH 1 M dalam bejana kalorimeter dan 20 mL larutan
HCl 1 M dalam gelas kimia.
2. Ukur suhu kedua larutan dengan menggunakan termometer, kemudian catat suhu
masing-masing larutan. Setelah itu, hitunglah suhu rata-ratanya.
suhu larutan NaOH 1 M + suhu larutan HCl 1 M
T1 =
2
3. Tuangkan larutan HCl 1 M ke dalam bejana kalorimeter ynag berisi NaOH,
tutuplah dengan penutup kalorimeter, aduk larutan, kemudian ukur kembali suhu
campuran (suhu tertinggi dan konstan). Catat suhu akhirnya (T2).
V. Pengumpulan Data
Eksperimen 1:
No. Kegiatan Pengamatan
1 a. Ba(OH)2.8H2O + NH4Cl Tabung terasa dingin
b. Gas yang dihasilkan Bau menyengat & tidak sedap (bau sangit)
2 a. Suhu larutan HCl 2 M Suhu awal larutan: 26o C
b. Suhu campuran Mg + HCl Tabung menjadi hangat, suhu larutan menjadi
35,5o C
c. Kondisi Mg selama reaksi Mg pelan-pelan melebur dalam HCl dan meletup

3.Tuliskanlah reaksi pembakaran CaCO3


Tabung menjadi panas, zat bereaksi dengan meletup/meletus-letus (popping)
CaCO3 >>> CaO + CO2

Foto hasil percobaan:


1.

2.
3.

Eksperimen 2:
Suhu Awal (T1) Suhu Akhir (T2) Perbedaan Suhu (∆T)
NaOH 1 M = 240C 300C 60C
HCl 1 M = 230C 300C 70C
Rata-rata (T1) = 23,50C 300C 6,50C
Foto hasil percobaan:

VI. Analisis Data/Pertanyaan


Eksperimen 1:
1. Hal apa yang menunjukkan telah terjadi reaksi kimia pada percobaan di atas?
Pada percobaan diatas, terdapat beberapa macam reaksi kimia yang
telah terjadi. Salah satu indikator terjadinya reaksi kimia adalah adanya
perpindahan energi. Pada percobaan di atas terjadi perubahan suhu pada
beberapa zat. Perubahan suhu melibatkan adanya perpindahan energi
panas/kalor antar sistem dan lingkungan di sekitarnya, sehingga menjadi salah
satu ciri terjadinya reaksi kimia pada zat tersebut. Selain itu, terjadi reaksi
pembakaran pada CaCO3, yang (CaCO3 >>> CaO + CO2) merupakan salah
satu bentuk reaksi kimia. Pada Ba(OH)2.8H2O + NH4Cl juga bisa dideteksi
adanya reaksi kimia dari gas (aroma) yang dihasilkan. Adanya produksi gas
menjadi salah satu ciri terjadinya reaksi kimia antar dua zat atau lebih.

2. Manakah yang termasuk ke dalam reaksi endoterm atau eksoterm? Mengapa


demikian?
1. Percobaan satu menunjukkan terjadinya reaksi endoterm. Reaksi endoterm
ditandai dengan adanya penyerapan kalor oleh sistem, yang menyebabkan
suhu lingkungan menurun. Hal ini sesuai dengan hasil percobaan pertama,
di mana suhu tabung reaksi menjadi dingin. Artinya, zat Ba(OH)2.8H2O +
NH4Cl (sistem) menyerap energi kalor pada tabung reaksi (lingkungan).
2. Percobaan kedua menunjukkan terjadinya reaksi eksoterm. Reaksi
eksoterm terjadi ketika sistem melepaskan kalor ke lingkungan, sehingga
lingkungan mengalami kenaikan suhu. Ciri ini bisa diamati dari percobaan
kedua, di mana suhu tabung reaksi menjadi lebih hangat. Artinya,
campuran Mg + HCl (sistem) tersebut telah melepaskan kalor sehingga
panasnya berpindah ke tabung reaksi (lingkungan).
3. Percobaan ketiga menunjukkan terjadinya reaksi endoterm. Sesuai dengan
ciri-ciri reaksi endoterm, percobaan ketiga menunjukkan bahwa panas
pada api (lingkungan) ditransfer pada tabung reaksi dan zat CaCO3
(sistem). Sehingga, tabung reaksi dan zat tersebut mengalami kenaikan
suhu.

3. Jika hasil reaksi dibiarkan beberapa jam, bagaimana dengan suhu campuran hasil
reaksi?
Ketika dibiarkan beberapa jam, suhu campuran akan kembali menyesuaikan
dengan suhu ruang di sekitarnya. Salah satu sifat dari panas/kalor adalah mengalir
dari suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah. Ketika campuran tersebut
memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingan suhu ruang, lama kelamaan panas
tersebut akan disalurkan ke lingkungan sekitarnya (ruangan) hingga suhunya stabil.
Sehingga, suhu campuran akan kembali menjadi seperti suhu ruang.

4. Bagaimana nilai entalpi sistem jika mengalami reaksi eksoterm atau endoterm?

Nilai entalpi sistem pada reaksi eksoterm akan menurun. Sedangkan nilai
entalpi sistem pada reaksi endoterm akan meningkat. Pada reaksi eksoterm, nilai
entalpi sistem menjadi lebih rendah dibandingkan hasil reaksi produknya, sehingga delta H
nya menjadi bernilai negatif (< 0). Sebaliknya, ketika terjadi reaksi endoterm nilai entalpi
sistem menjadi lebih teinggi dibandingkan reaksi produknya, sehingga hasil dari delta
H bernilai positif ( > 0)

Eksperimen 2:
1. Tentukan kalor reaksi (Q) yang dihasilkan dari percobaan di atas! (kalor jenis air =
4,2 J K-1 g-1, massa jenis air 1 g mL-1, 2 x 20 mL larutan dianggap sama dengan 40
mL air.

2. Tentukan pula nilai perubahan entalpi untuk reaksi tersebut!


3. Apakah reaksi netralisasi ini termasuk reaksi endoterm atau eksoterm?
Reaksi netralisasi di atas termasuk ke dalam jenis reaksi eksoterm. Hal
tersebut bisa ditentukan dengan melihat nilai delta H yang negatif. Salah satu ciri
dari reaksi eksoterm adalah delta H yang bernilai negatif (< 0). Penurunan delta H
menunjukkan bahwa nilai delta H semakin kecil, yang artinya nilai delta H tersebut
sesuai dengan ciri-ciri entalpi reaksi pada reaksi eksoterm. Selain itu, meski pada
percobaan reaksi antara NaOh dan HCl menunjukkan kenaikkan suhu pada larutan
yang sesuai dengan ciri reaksi endoterm, namun ketika mengukur suhu larutan,
larutan tersebut sudah bersifat sebagai lingkungan. Sedangkan, sistemnya
merupakan zat NaOh dan HCl yang belum bereaksi. Larutan tersebut merupakan
hasil reaksi dari NaOh dan HCl itu sendiri. Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa
reaksi yang terjadi merupakan reaksi eksoterm, karena terjadi peningkatan suhu
pada lingkungan (larutan NaOh + HCl).
VII. Kesimpulan
Tuliskan kesimpulan yang menjawab tujuan praktikum dan mencantumkan hasil praktikum.  
Tuliskan saran yang bermanfaat untuk mengembangkan praktikum dan untuk praktikan
selanjutnya.
Dari percobaan yang telah kami lakukan, bisa disimpulkan bahwa reaksi eksoterm dan
endoterm memiliki beberapa perbedaan yang bisa diamati secara langsung. Reaksi
eksoterm yang melibatkan pelepasan kalor, menunjukkan bahwa suhu sistem akan
dilepas menuju lingkungan, sehingga lingkungan mengalami peningkatan suhu.
Sedangkan reaksi endoterm yang melibatkan penyerapan kalor, menunjukkan bahwa
suhu sistem akan meningkat dan suhu lingkungan cenderung mengalami penurunan
suhu. Selain itu, ciri yang paling jelas dan tepat dari reaksi eksoterm maupun endoterm
adalah dengan melihat hasil perubahan entalpinya. Nilai perubahan entalpi lebih akurat
untuk menentukan jenis reaksi berdasarkan hasil perhigtungan delta H. Ketika nilai
perubahan entalpi tersebut negatif, maka reaksi yang terjadi pasti merupakan reaksi
eksoterm. Sedangkan, ketika perubahan entalpi tersebut positif, reaksi yang terjadi pasti
merupakan reaksi endoterm.

VIII. Daftar Pustaka 


Tuliskan daftar pustaka dengan format APA 6th edition. 

Alamsyah, D. (2021, April 3). Kalorimeter. Dede Alamsyah. Retrieved from:


https://www.academia.edu/4805167/KALORIMETER

Astutik, W. (1970, January 1). Pengaruh Pengadukan terhadap kinerja kalorimeter Bom
Pada Pengukuran nilai kalor minyak tanah ( effect of stirring performance against
bomb calorimeter at calorific value measurement kerosene). Diponegoro University.
Retrieved from: http://eprints.undip.ac.id/53627/

Kalsum, S., Devi, P. K., Masmiami, & Syahrul, H. (2009). Buku Sekolah elektronik Kimia
Kelas XI SMA. Retrieved from:
https://bimbinganalumniui.com/edukasi/pelajaran/read/613/buku-sekolah-elektronik-
kimia-kelas-xi-sma

Ruminten, A. H. (2009). Buku Sekolah elektronik Kimia Kelas XI SMA. Retrieved from:
https://bimbinganalumniui.com/edukasi/pelajaran/read/612/buku-sekolah-elektronik-
kimia-kelas-xi-sma

Nurhanifah, S., Setiawati, M., Sutardi, Nurchaili, & Husaeni, R. K. Direktorat Guru dan
Tenaga Kependidikan Madrasah. (2020). Modul Pembelajaran Kimia TERMOKIMA.
Retrieved from: https://cendikia.kemenag.go.id/publik/buku_detail/683#flipbook

Safitri, H. N. (2017). Pengembangan alat praktikum kalorimeter Bom Pada Pokok Bahasan
Kalor. Retrieved from: http://lib.unnes.ac.id/32470/1/4201413013.pdf

Sriyanto, S.Pd., W. (2020). KONSEP DASAR PERUBAHAN ENTALPI (Modul Kimia Kelas
XI KD 3.4). Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.
Retrieved from: https://repositori.kemdikbud.go.id/22157/1/XI_Kimia_KD-
3.4_Final.pdf

Sulni, Yusnita, E., & Lili, W. (2019). REAKSI EKSOTERM DAN REAKSI ENDOTERM.
In Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm (pp. 18–19). essay, Direktorat Pembinaan
SMA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Retrieved from:
https://repositori.kemdikbud.go.id/20654/ 
 

Anda mungkin juga menyukai