Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISA

“TERMOKIMIA”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Laporan Laboratorium

Praktikum Kimia Dasar

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK I

ILHAMSYAH MUZAKKIR 160140025

TESYA GUSNIA 160140046

MUHAMMAD IKHSAN 160140069

MELY FIDAYANTI 160140073

SERTA BERUTU 160140080

LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

LHOKSEUMAWE

2017
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Pratikum : Termokimia.


1.2 Tanggal Pratikum : 23 November 2017.
1.3 Pelaksana Pratikum : Ilhamsyah Muzakkir (101400125)
Tesya Gunia (160140046)
Mely Fidayanti (160140073)
Muhammad Ikhsan (160140069)
Serta Berutu (160140080)
1.4 Tujuan Pratikum : Mengamati perubahan suhu reaksi Eksoterm dan
Endoterm.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mengamati perubahan suhu reaksi eksoterm dan reaksi endoterm,


merupakan bagian dari thermodinamika. Soekarjo 1984 mengatakan bahwa
termokimia yaitu mempelajari perubahan-perubahan panas yang mengikuti reaksi-
reaksi kimia. Banyak panas yang timbul atau diperlukan pada reaksi kimia disebut
panas reaksi. Pada volume tetap sama dengan perubahan energy dalamnya.
Besarnya panas reaksi tergantung pada jenis reaksi, keadaan fasa zat-zat dalam
reaksi. Jumlah zat bereaksi dan suhu reaksi (Team Jurusan Teknik Kimia, 2013).
Termokimia membahas hubungan antara kalor dengan pengukuran kalor
yang menyertai reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan reaksi
kimia.

Sistem dan lingkungan


Dalam termokimia ada sua hal yang diperlukan perhatikan yang
menyangkut perpindahan energi, yaitu sistem dan lingkungan. Segala sesuatu
yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajari perubahan energi disebut sistem,
sedangkan hal-hal diluar yang membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem
disebut lingkungan.
Contoh :
Pada reaksi antara larutan NaOH dengan larutan HCl dalam suatu tabung reaksi
dan terjadi kenaikan suhu yang menyebabkan suhu tabung reaksi naik, demikian
pula suhu sekitarnya.
Pada contoh tersebut yang menjadi pusat perhatian adalah larutan NaOH
dan HCl. Dengan demikian larutan NaOH dan HCl disebut sistem, sedangkan
tabung reaksi, suhu udara, tekanan udara, merupakan lingkungan. Berdasarkan
interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
sistem terbuka, sistem tertutup, dan sistem terisolasi.
a. Sistem terbuka
Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadi
perpindahan energi dan zat (materi) antara lingkungan dengan sistem.
Contoh :
Reaksi antara logam magnesium dengan asam klorida encer yang dilakukan pada
tabung reaksi terbuka. Pada peristiwa ini terjadi reaksi :
Mg (s) + 2 HCl (aq) → MgCl (aq) + H2 (g)
Oleh karena itu, reaksi dilakukan pada tabung terbuka maka gas hidrogen
yang terbentuk akan keluar dari sistem ke lingkungan dan energi yang dihasilkan
pada reaksi tersebut akan merambat keluar dari sistem ke lingkungan pula.
b. Sistem tertutup
Suatu sistem yang antara sistem dan lingkungan dapat terjadi perpindahan
energi, tetapi tidak dapat terjadi pertukaran materi disebut sistem tertutup.
Contoh :
Bila reaksi antara logam magnesium dengan asam klorida encer tersebut
dilakukan pada tabung reaksi yang tersumbat dengan rapat, maka gas hidrogen
(materi) didalam sistem tidak dapat meninggalkan (keluar) dari sistem, tetapi
perpindahan energi keluar dari sistem tetap terjadi melalui dinding tabung reaksi.
c. Sistem terisolasi
Sistem terisolasi merupakan sistem yang tidak memungkin kan terjadinya
perpindahan energi dan materi antara sistem dan lingkungan.
Contoh :
Bila reaksi antara logam magnesium dan asam klorida encer tersebut
dilakukan didalam suatu tempat yang tertutup (terisolasi), seperti didalam
penyimpanan air panas (termos).

Reaksi endoterm dan reaksi eksoterm


Dalam suatu reaksi kimia, energi yang dilepaskan oleh sistem dalam
bentuk kalor akan diserap oleh lingkungan disebut reaksi eksoterm. Sebaliknya,
dalam reaksi dimana energi diserap oleh sistem dalam bentuk kalor akan sama
dengan energi yang dilepaskan oleh lingkungan disebut reaksi endoterm.
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
sistem ke lingkungan. Dalam hal ini sistem melepaskkan kalor ke lingkungan.
Pada reaksi eksoterm umumnya suhu sistem naik. Adanya kenaikkan suhu inilah
yang mengakibatkan sistem melepaskan kalor ke lingkungan.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
lingkungan ke sistem. Dalam hal ini, kalor diserap oleh sistem ke lingkungannya.
Pada reaksi endoterm umumnya ditunjukkan oleh adanya penurunan suhu.
Adanya penurunan suhu sistem inilah yang mengakibatkan terjadinya penyerapan
kalor oleh sistem. (Unggul Sudarmo, 2006).
Hukum thermodinamika l disusun berdasarkan konsep hukum kekekalan
energi yang menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan maupun
dimusnahkan. Energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya.
Dalam kajian hukum termodinamika l, kita akan mempelajari hubungan antara
kalor, usaha (kerja), dan energi dalam (∆U).
Perubahan energi dalam (∆U) dapat dinyatakan dalam persamaan ∆U=Uf-
Ui, dimana Uf adalah energi dalam setelah mengalami suatu proses dan Ui adalah
energi dalam setelah mengalami suatu proses. Perubahan energi dalam (∆U)
merupaka fungsi keadaan. Energi dalam (U) akan bertambah jika sistem
menerima kalor dari lingkungan dan menerima usaha (kerja) dari lingkungan.
Sebaliknya energi dalam (U) akan berkuarang jika sistem melepaskan kalor ke
dalam lingkungan dan melakukan kerja (usaha) terhadap lingkungan. Dengan
demikian, hubungan antara kalor, usaha (kerja), dan perubahan energi dalam(∆U)
dapat dinyatakan dalam persamaan sederhana berikut :
∆U = Q +W
Perubahan energi dalam (∆U) adalah penjumlahan dari perpindahan kalor
(Q) yang terjadi antar sistem-lingkungan dan kerja (w) yang dilakukan oleh
diberikan kepada sistem.
Semua reaksi kimia dapat menyerap maupun melepas energi dalam bentuk
panas (kalor). Kalor adalah perpindahan energi termal antara dua materi yang
memiliki perbedaan temperatur. Termokimia adalah kajian tentang perpindahan
panas yang terjadi dalam reaksi kimia (kalor yang menyertai suatu reaksi kimia).
Pembakaran gas hidrogen dengan gas oksigen adalah salah satu contoh
reaksi kimia dapat menghasilkan kalor dalam jumlah besar. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
2H2 (g) + O2 (g) → 2H2O (I) + energi
Dalam reaksi ini, baik produk maupun reaktan merupakan sistem,
sedangkan sekeliling reaksi kimia merupakan lingkungan. Oleh karena itu, energi
tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Hilangnya sejumlah energi pada
sistem akan ditampung pada lingkungan. ( Micheal Purba, 2006).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Thermometer
4. Sumbat karet berlubang

3.1.2 Bahan-bahan
1. Larutan HCl 1M 3 ml.
2. H2SO4 Pekat 5 ml.
3. Ammonium klorida 5 gram.
4. Logam Zn secukupnya 5 gram.

3.2 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja pada percobaan ini adalah:
A. Reaksi penguraian
1. Dua tabung reaksi, masing-masing diisi dengan 2 ml air suling. Ukur
suhunya dengan menggunakan thermometer dan catat. Biarkan
thermometer terus tercelup. Thermometer diangkat pada tabung pertama,
masukan 2 gram NH4Cl catat suhunya. Pada tabung kedua teteskan larutan
H2SO4 pekat melalui dinding tabung sebanyak 1 ml, catat suhunya.

B. Reaksi pada ruangan tertutup dan terbuka


1. Sediakan 2 buah tabung reaksi, tabung pertama dilengkapi dengan tutup
karet yang berlubang untuk memasukan thermometer, dan tabung kedua
biarkan terbuka. Isi kedua tabung tersebut dengan HCl 1M masing-masing
2 ml dan masukan secuil logam Zn dalam kedua tabung tersebut. Biarkan
selama 5 menit dan catat suhu masing-masing larutan diatas dan tabung
mana yang suhunya lebih tinggi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Table 4.1.1 Hasil pengamatan Reaksi penguraian.
No Perubahan suhu (oC)
Tabung Suhu pereaksi
. Suhu awal Suhu akhir
o
1. Ke-1 H2SO4 + N4Cl. 26 C 18oC Endoterm
2. Ke-2 H2O + H2SO4. 26oC 59oC Eksoterm

Tabel 4.1.2 Hasil pengamatan Reaksi pada ruangan tertutup dan terbuka.
No Perubahan suhu (oC) Suhu
Tabung
. Suhu awal Suhu akhir pereaksi
Tabung tertutup HCl +
1. 27oC 29oC Eksoterm
Zn.
Tabung terbuka HCl +
2. 28oC 39oC Endoterm
Zn.

4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini tabung pertama dan kedua sama-sama diisi dengan air
kemudian dicelupkan thermometer. Didapati hasil suhunya tetap atau tidak
berubah ini diakibatkan suhu pada air dengan lingkungan sama. Kemudian tabung
dimasukan NH4Cl. Larutan tersebut suhunya menjadi turun yaitu 18 oC dan
dinding tabung dingin. Hal ini dikarenakan terjadinya reaksi endoterm yaitu
perpindahan kalor dari lingkungan ke system ditandai dengan penurunan suhu
ingkungan.

NH4Cl + H2O → NH4OH + HCl


Pada tabung kedua H2SO4 terjadi peningkatan suhu yaitu 59oC, hal ini
disebutkan karena reaksi tersebut adalah reaksi eksoterm, yaitu reaksi perpindahan
dari system kelingkungan ditandai dengan kenaikan suhu disekitar lingkungan.
H2SO4 + H2O → HSO4 + H3O+
Pada percobaan kedua tertutup dan terbuka ditabung tertutup terjadi
kenaikan suhu sebesar 29oC, hal ini dikarenakan kalor tidak keluar kelingkungan.
Sedangkan pada tabung kedua yag terbuka juga terjadi kenaikan suhu sebesar
30oC, hal ini dikarenakan udara bebas keluar kelingkungan dan pada percobaan
kedua ini terjadi reaksi eksoterm, yang ditandai dengan kenaikan suhu yang
awalnya 28oC menjadi 29oC dan 32oC, juga terciptanya gas pada reaksi ini.

2HCl + Zn → ZnCl2 + H2.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan dan saran


1. Penambahan air dengan NH4Cl mengalami reaksi endoterm yaitu reaksi
yang terjadi karena adanya perpindahan kalor dari system kelingkungan
yang menyebabkan penurunan suhu.
2. Penambahan air dan H2SO4 mengalami reaksi eksoterm dimana adanya
kenaikan suhu.
3. pada tabung tertutup dan terbuka akan menghasilkan perbedaan suhu yang
terbuka.
4. pada tabung tertutup, kalor yang dihasilkan tidak mengalami pertukaran
kalor dari system kelingkungan.
5. untuk tabung terbuka kalor akan berpindah atau keluar kelingkungan.

5.2 Saran
Sebaiknya periksa alat yang akan digunakan sebelum dilakukan
percobaan.
DAFTAR PUSTAKA

Purba, Michael.2006. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.


Sudarmo,Unggul.2006. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Phibeta.
Team Jurusan Teknik Kima.2013. Penuntun praktikum Kimia Analisa.
Lhokseumawe.
LAMPIRAN B
TUGAS

1. Sebutkan pembagian dari panas reaksi?


2. Buatlah definisi dari masing-masing bagian pada saat no.1 ?

Penyelesaian

1. a. panas atomisasi
b.Panas penuapan standar
c. Panas peleburan standar
d.Panas pelarutan integral
e.Panas pengenceran integral
f.Panas pelarutan differensial
g.Panas pengenceran differensial
h.Panas hidrasi
i.Panas netraslisasi

2. a. panas atomisasi adalah panas yang diperlukan untuk menghasilkan 1 mol


zat dalam bentuk gas dari keadaan yang paling stabil pada keadaan
standar.
b. Panas penguapan standar adalah panas yang diperlukan untuk
menguapkan 1 mol zat cair menjadi upaya pada keadaan standar.
c. Panas pelebuaran standar adalah panas yang di perlukan atau dilepas pada
peleburan.
d. Panas pelarutan integral adalah panas yang timbula atau diserap pada
pelarutan suatu zat dalam suatu pelarut.
e. Panas pengenceral integral adalah panas yang timbul atau diserap jika
suatu larutan dengan konsentrasi tertentu diencerkan lebih lanjut dengan
menambahkan pelarut.
f. Panas pelarut differensial adalah panas yang timbul atau diserap jika 1
mol zat terlarut ditambahan ke dalam sejumlah besar larutan tanpa
mengubah konsentrasi larutan.
g. Panas pengenceran differensial adalah panas yang timbul atau diserap jika
1 mol pelarut ditambahkan ke dalam sejumlah larutan tanpa mengubah
konsentrasi larutan tersebut.
h. Panas netralisasi adalah panas yang diserap atau dilepaskan jika 1 mol
ekivalen asam kuat tepat di netralkan oleh 1 mol ekivalen basa kuat.
i. Panas hidrasi adalah panas yang timbul atau diperlukan pada
pembentukkan hidrat.
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT

Rak Tabung Pipet Volume

Tabung Reaksi Ball Pipet

Aluminium Foil
Termometer

Anda mungkin juga menyukai