Anda di halaman 1dari 2

TINJAUAN PUSTAKA

Termokimia ialah cabang kimia yang berhubungan dengan hubungan timbal balik panas
dengan reaksi kimia atau dengan perubahan keadaan fisika. Secara umum, termokimia ialah
penerapan termodinamika untuk kimia. Tujuan utama termokimia ialah pembentukan kriteria
untuk ketentuan penentuan kemungkinan terjadi atau spontanitas dari transformasi yang
diperlukan (Klotz, 1950).
Termodinamika, dalam arti luas, adalah pengkajian hubungan kuantitatif antara kalor dan
bentuk lain energi, seperti energi yang dikaitkan dengan gejala elektromagnet, permukaan, dan
kimia. Termodinamika kimia dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang menangani
hubungan kalor, kerja dan bentuk lain energi, dengan kesetimbangan dalam reaksi kimia dan
dalam perubahan keadaan. Erat berkaitan dengan termodinamika kimia adalah termokimia,
yang menangani pengukuran dan penafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia,
perubahan keadaan dan pembentukan larutan (Keenan, 1980).
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki
oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam
bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-atom
penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu diukur dengan
alat termometer (Sukardjo, 1997).
Eksotermik (pemanasan luar) dalam kaidah pembahasan termodinamika adalah suatu
proses atau reaksi yang melepaskan energi panas atau energi cahaya (contohnya percikan
api atau ledakan), energi listrik (contohnya pada baterai), atau bisa juga energi suara. Asal kata
eksotermik adalah dari awalan kata bahasa Yunani "ex-" (yang berarti di luar) dan "thermein"
(yang berarti panas). Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Marcellin Berthelot, seorang ahli
kimia dari Perancis. Kebalikan dari proses eksotermik adalah proses endotermik, yang
menyerap energi dalam bentuk panas, yang juga dicetuskan oleh Berthelot (Zumdahl, 2008).
Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang menyangkut perpindahan
energi yaitu sistem dan lingkungan. Segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam
mempelajari perubahan energi disebut sistem, sedangkan hal-hal di luar sistem yang membatasi
sistem dan dapat mempengaruhi sistem disebut lingkungan. Berdasarkan interaksinya dengan
lingkungan, sistem dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sistem terbuka, sistem tertutup, dan
sistem terisolasi (Zumdahl, 2008).
Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadi pertukaran kalor dan zat
(materi) antara lingkungan dengan sistem. Reaksi antara logam magnesium dengan asam
klorida encer yang dilakukan pada tabung reaksi yang terbuka. Pada peristiwa ini terjadi reaksi
:
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Oleh karena reaksi dilakukan pada tabung terbuka maka gas hidrogen yang terbentuk akan
keluar dari sistem ke lingkungan, dan kalor yang dihasilkan pada reaksi tersebut akan
merambat keluar dari sistem ke lingkungan pula (Zumdahl, 2008).
Sistem tertutup adalah suatu sistem yang antara sistem dan lingkungan dapat terjadi
pertukaran kalor, tetapi tidak dapat terjadi pertukaran materi. Bila reaksi antara logam
magnesium dengan asam klorida encer tersebut dilakukan pada tabung reaksi yang tersumbat
dengan rapat, maka gas hidrogen (materi) di dalam sistem tidak dapat meninggalkan (keluar)
dari sistem tetap terjadi melalui dinding tabung reaksi (Zumdahl, 2008).
Sistem terisolasi merupakan sistem yang tidak memungkinkan terjadinya pertukaran kalor
dan materi antara sistem dengan lingkungan. Bila reaksi antar logam magnesium dan asam
klorida encer tersebut dilakukan di dalam suatu tempat yang tertutup rapat (terisolasi), seperti
di dalam penyimpanan air panas (termos) (Zumdahl, 2008).
Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi dari suatu
sistem termodinamika. Entalpi terdiri dari energi dalam sistem, termasuk satu dari lima
potensial termodinamika dan fungsi keadaan, juga volume dan tekanannya (merupakan besaran
ekstensif. Satuan SI dari entalpi adalah joule, namun digunakan juga satuan British Thermal
Unit (BTU) dan kalori (van Wylen, 1985).
Total entalpi (H) tidak bisa diukur langsung. Sama seperti pada mekanika klasik, hanya
perubahannya yang dapat dinilai. Entalpi merupakan potensial termodinamika, maka untuk
mengukur entalpi suatu sistem, kita harus menentukan titik reference terlebih dahulu, baru kita
dapat mengukur perubahan entalpi atau ΔH. Nilai ΔH bernilai positif untuk reaksi endoterm
dan negatif untuk eksoterm. Untuk proses dengan tekanan konstan, ΔH sama dengan perubahan
energi dalam sistem ditambah kerja yang dilakukan sistem pada lingkungannya. Maka,
perubahan entalpi pada kondisi ini adalah panas yang diserap atau dilepas melalui reaksi kimia
atau perpindahan panas eksternal (van Wylen, 1985).
Dengan menggunakan lambang ∑, yang berarti “jumlah semua” atau “penjumlahan dari”,
para ahli kimia secara sembarang telah mendefinisikan perubahan entalpi, ∆H, dari suatu
reaksi, sebagai:
∆H = ∑ produk - ∑ pereaksi
Apabila entalpi pereaksi lebih besar daripada entalpi produk, maka reaksi itu adalah
eksotermik. Sebaliknya, jika entalpi produk lebih besar daripada entalpi pereaksi, maka reaksi
itu endotermik (Keenan, 1980).

DAFTAR PUSTAKA
Keenan, Charles W., Kleinfelter, Donald C., Wood, Jesse H. 1980. Kimia Untuk Universitas
(Edisi Keenam). Terjemahan dari General College Chemistry (Sixth Edition), oleh Aloysius
Hadyana Pudjaatmaka, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Klotz, I. 1950. Chemical Thermodynamics (textbook). Prentice-Hall, Inc., New York.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Bumi Aksara, Jakarta.
Van Wylen, G.J., Sonntag, R.E. 1985. Fundamentals of Classical Thermodynamics, Section 5.5
(3rd edition). John Wiley & Sons Inc, New York.
Zumdahl, Steven S. 2008. Thermochemistry on Chemistry. Cengage Learning, London.

Anda mungkin juga menyukai