I. GAMBARAN UMUM
Kegiatan pengenalan kampus merupakan kegiatan awal mahasiswa baru yang memasuki dunia perkuliahan. Goal point dari Kegiatan
Pengenalan Kampus ini adalah, mahasiswa baru dapat berpikir secara kritis, dapat memberikan solusi konkrit terkait problematika masyarakat
Indonesia, memiliki jiwa berbangsa dan bernegara, berpikir secara ilmiah atau keilmuan, dan dapat menjaga serta melestarikan lingkungan
(biotik dan abiotik) sekitar.
mahasiswa. Hal tersebut lah yang kemudian mereka realisasikan dengan menyelenggarakan sebuah kongres paling bersejarah dalam dunia
kepemudaan mahasiswa di tanah air. Yaitu Kongres Pemuda II yang berlangsung di Jakarta pada 26-28 Oktober 1928 yang kemudian
menghasilkan sumpah pemuda yang sangat bersejarah untuk bangsa ini.
organisasi-organisasi mahasiswa yang sudah ada sejak zaman penjajahan kemudian terlahir kembali dengan terlebih dahulu mengalami
penyatuan dengan organisasi-organisasi yang di pandang memiliki kesamaan terutama dalam landasan berfikir dan bergeraknya.
Era ini sangat disayangkan dimana Gerakan Mahasiswa menguat namun terjadi konflik horizontal dalam tubuh mahasiswa dimana hal ini
akibat dari politik asing yang melakukan divide at impera. Adu domba yang dilakukan asing akhirnya berhasil dan pecah pada saat organisasi
mahasiswa dan Ormas bersaru untuk menumpas yang dainggap simpatisan PKI tanpa proses peradilan. Peristiwa ini memakan belasan ribu
korban baik yang bersalah maupun dianggap bersalah. Gerakan Mahasiswa pun saat itu diperalat dengan aksi- aksi yang ditujukan pada
penggulingan Presiden Soekarno dengan tuduhan Soekarno mendukung PKI, namun hal ini dilakukan untuk melanggengkan naiknya rezim
orde baru yang merupakan antek-antek Amerika saat itu.
Alhasil melalui surat “misteri” Perintah Sebelas Maret (SUPERSEAMAR) Pemerintahan Soekarno perlahan mulai dilucuti dan pada
akhirnya 1 Juli 1966, Soeharto ditunjuk sebagai pejabat presiden berdasarkan Tap MPRS No XXXIII/1967 pada 22 Februari 1967. Selaku
pemegang Ketetapan MPRS No XXX/1967, Soeharto kemudian menerima penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Presiden Soekarno.
Melalui Sidang Istimewa MPRS, pada 7 Maret 1967, dan akhirnya terbukti pula dimana rezim Orde Baru merupakan antek-antek imprealisme
dimana di terbitkannya UU No 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing. Dengan adanya UU ini akhirnya pada saat itu pula Investasi
Gunung emas Temabag diserahkan kepada Amerika melalui kontrak karya dan Saham yang dimiliki diperbolehkan 70% untuk pihak asing.
Lahirlah, selanjutnya apa yang disebut gerakan “Mahasiswa Menggugat” yang dimotori Arif Budiman. Bobrok pembangunan dan
demoralisasi perilaku kekuasaan rezim Orde Baru terus mencuat. Menjelang Pemilu 1971, pemerintah Orde Baru telah melakukan berbagai cara
dalam bentuk rekayasa politik, untuk mempertahankan dan memapankan status quo dengan mengkooptasi kekuatan-kekuatan politik masyarakat
antara lain melalui bentuk perundang- undangan. Misalnya, melalui undang-undang yang mengatur tentang pemilu, partai politik, dan
MPR/DPR/DPRD. Muncul berbagai pernyataan sikap ketidakpercayaan dari kalangan masyarakat maupun mahasiswa terhadap beberapa partai
politik. Protes terus berlanjut. Tahun 1972, dengan isu harga beras naik, berikutnya tahun 1973 selalu diwarnai dengan isu korupsi sampai
dengan meletusnya demonstrasi memprotes PM Jepang Kakuei Tanaka yang datang ke Indonesia dan peristiwa Malari pada 15 Januari 1974.
Peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari) adalah peristiwa demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan sosial yang terjadi pada 15 Januari
1974. Peristiwa itu terjadi saat Perdana Menteri (PM) Jepang Tanaka Kakuei sedang berkunjung ke Jakarta (14-17 Januari 1974). Mahasiswa
merencanakan menyambut kedatangannya dengan berdemonstrasi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Karena dijaga ketat, rombongan
mahasiswa tidak berhasil menerobos masuk pangkalan udara. Tanggal 17 Januari 1974 pukul 08.00, PM Jepang itu berangkat dari Istana tidak
dengan mobil, tetapi diantar Presiden Soeharto dengan helikopter dari Bina Graha ke pangkalan udara. Kedatangan Ketuaa Inter-Governmental
Group on Indonesia (IGGI), Jan P. Pronk dijadikan momentum untuk demonstrasi antimodal asing. Klimaksnya, kedatangan PM Jepang, Januari
1974, disertai demonstrasi dan kerusuhan.
Hal ini terjadi akibat dihapuskannya Dewan Mahasiswa dan diterapkannya kebijakan NKK/BKK di seluruh Indonesia. Setelah gerakan
mahasiswa 1978, praktis tidak ada gerakan besar yang dilakukan mahasiswa selama beberapa tahun akibat diberlakukannya konsep Normalisasi
Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) oleh pemerintah secara paksa. Kebijakan NKK dilaksanakan berdasarkan
SK No.0156/U/1978. Konsep ini mencoba mengarahkan mahasiswa hanya menuju pada jalur kegiatan akademik. Organisasi Kemahasiswaan di
Lingkungan Perguruan Tinggi, dan dimantapkan dengan penjelasan teknis melalui Instruksi Dirjen Pendidikan Tinggi tahun 1978 tentang
pokok-pokok pelaksanaan penataan kembali lembaga kemahasiswaan di Perguruan Tinggi. Kebijakan BKK itu secara implisif sebenarnya
melarang dihidupkannya kembali Dewan Mahasiswa, dan hanya mengijinkan pembentukan organisasi mahasiswa tingkat fakultas (Senat
Mahasiswa Fakultas-SMF) dan Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (BPMF). Hal yang terpenting dari SK ini terutama pemberian wewenang
kekuasaan kepada rektor dan pembantu rektor untuk menentukan kegiatan mahasiswa, yang menurutnya sebagai wujud tanggung jawab
pembentukan, pengarahan, dan pengembangan lembaga kemahasiswaan. Dengan konsep NKK/BKK inilah kemudian muncul “stempel”
organisasi intra ( internal ) dan ekstra ( eksternal ) kampus yang tentu saja gunanya memecah konsentrasi gerakan mahasiswa dengan mencoba
menyibukkan mahasiswa dengan aktivitas yang tidak bersentuhan dengan rakyat.
Menjelang pemilu Mei 1997, dalam waktu dua bulan menjelang sidang MPR bulan Maret, sembilan di antara mereka yang diculik selama
periode kedua dilepas dari kurungan dan muncul kembali. Beberapa di antara mereka berbicara secara terbuka mengenai pengalaman mereka.
Penculikan mahasiswa memicu gerakan yang lebih besar Hari demi hari demonstrasi bertambah gencar dilaksanakan oleh para mahasiswa,
terutama setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998. Agenda reformasi yang
menjadi tuntutan para mahasiswa mencakup beberapa tuntutan, seperti: • Adili Soeharto dan kroni-kroninya, • Laksanakan amandemen UUD
1945, • Hapuskan Dwi Fungsi ABRI, • Pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya, • Tegakkan supremasi hukum, • Ciptakan
pemerintahan yang bersih dari KKN Gedung parlemen, yaitu Gedung Nusantara dan gedung-gedung DPRD di daerah, menjadi tujuan utama
mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia. Seluruh elemen mahasiswa yang berbeda paham dan aliran dapat bersatu dengan satu tujuan untuk
menurunkan Soeharto.
Dalam gerakan mahasiswa pada tahun 1998, Forum Kota bersama FKSMJ tercatat oleh sejarah sebagai organ gerakan mahasiswa pertama
yang memasuki Gedung DPR/MPR pada tanggal 18 Mei 1998. pada awalnya Forkot beranggotakan 16 kampus yang memilki akar sejarah
pergerakan mahasiswa seperti UKI (Universitas Kristen Indonesia), IKIP Jakarta (sekarang Universitas Negeri Jakarta), IAIN Syarif
Hidayatullah, Unas (Universitas Nasional), ISTN (Institut Sains dan Teknologi Nasional), Atmajaya, Institut Teknologi Indonesia, Universitas
Jayabaya dan lain sebagainya. Kemudian jumlah itu sempat membengkak menjadi 70-an lebih kampus. Forum Kota sendiri dibentuk untuk
menyatukan Gerakan yang ada dikampus-kampus seputar Jakarta. Selanjutnya didalam Gerakan 1998 yang menuntut reformasi dan
dihapuskannya “KKN” (korupsi, kolusi dan nepotisme) pada 1997-1998, lewat pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa, akhirnya
memaksa Presiden Soeharto melepaskan jabatannya. Berbagai tindakan represif yang menewaskan aktivis mahasiswa dilakukan pemerintah
untuk meredam gerakan ini di antaranya: Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II , Tragedi
Lampung. Gerakan ini terus berlanjut hingga pemilu 1999. Dalam peristiwa-perisitiwa inilah beberapa nama mahasiswa pun tercatat menjadi
korban hingga kehilangan nyawa.
para aktivis reformasi, agenda reformasi pun digagalkan oleh kemunculan reformis-reformis gadungan. Selain itu tak sedikit pula Aktivis era 74,
76/77 hingga 98 justru seakan kehilangan idealismenya ketika bersepakat untuk ikut dalam politik transaksional yang menyengsarakan rakyat
dan tak tangggung-tanggung stempel “ mantan aktivis “ pun seolah menjadikan mereka komoditas unggul dalam pasar partai politik.
Era kebebasan yang didapatkan setelah Selama 32 tahun terkungkung dalam baying kekejaman rezim Soeharto pun seakan terlewati begitu
saja. Gerakan-gerakan mahasiswa justru tidak memaknai kebebasan tersebut sebagai alat untuk memperjuangkan cita-cita kemerdekaan,
sebaliknya organisasi-organisasi mahasiswa justru seakan dinina bobokan dengan kebebasan tersebut.
Bisa dikatakan hingga kini dari sekian banyaknya organisasi mahasiswa yang ada, tak banyak yang masih berada di jalur yang semestinya,
dimana tetap berada dalam barisan rakyat. belum terhapusnya pola berfikir peninggalan Rezim Soeharto ( organisasi internal dan eksternal
kampus ) dan diperparah dengan tida adanya upaya untuk duduk bersama dan bergerak bersama ditengah lingkaran rakyat semakin menambah
kemunduran gerakan. Setelah itu belum ada Lagi Gerakan Mahasiswa yang massif dalam skala Nasional untuk melakukan sebuah perjuangan
bersama rakyat. Namun tetap ada terdengar gerakan-gerakan mahasiswa baik di Kampus-kampus, Daerah dan Nasional namun belum ada se
massif yang sebelumnya, hal ini diakibatkan oleh tantangan Mahasiswa yang sangat besar dan abu vulkanik sisa-sisa peninggalan kekuasaan
Orde Baru masih berkecamuk diberbagai kalangan, bahkan dikalangan orang tua yang merupakan generasi didikan Orde Baru. Jangan sampai
Gerakan Mahasiswa hanya tinggal Sejarah namun jadikanlah ia masa depan.
UKM FESTIVAL
Dresscode Individu Kelompok
1. Laki-laki 1. Konsumsi 3. Konsumsi
Baju bebas hitam dominan (kemeja, kaos dll) Air secukupnya Tolak angin 1 box
Celana bebas sopan Makanan secukupnya Minyak kayu putih 30 ml
Sepatu dominan hitam
Pita 2 jari di lengan kiri sesuai warna fakultas 2. Perlengkapan 4. Perlengkapan
Alat tulis (buku tulis, pulpen, dll) Papan nama kelompok
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”
HARI PERTAMA
Dresscode Individu Kelompok
3. Laki-laki 5. Konsumsi 5. Konsumsi
Rambut pinggir 1 cm belakang, kanan kiri 2 cm, Botol air minum 1 – 1,5 L (simbol Permen 1 pak (bukan permen
dan atas 3 cm. 5PP) karet
Peci hitam Susu kotak 1 Tolak angin 1 box
Nametag kalung (tali hitam) Roti 1 Minyak kayu putih 30 ml
Kemeja putih lengan panjang dan lomar baduy Pangan lokal rebus/goreng (ubi,
Celana hitam bahan singkong, pisanh, kentang, talas, 6. Perlengkapan
Ikat pinggang hitam sukun minimal 2) memilih dua jenis Papan nama kelompok
Kaos kaki hitam panjang pangan tsb. (sterefoam)
Sepatu kets hitam (dominan) Makan siang nasi dengan tempat bekal Trashbag 2 pcs
Pita dua jari dilengan kiri sesuai warna fakultas makan (lauk bebas)
KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
“Aktualisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi Guna Terwujudnya Mahasiswa yang Kritis dalam Berpikir, Responsif terhadap Problematika dan
Progresif dalam Pergerakkan”
4. Perempuan Buah-buahan 1
Kerudung hitam segiempat dikeluarkan Obat-obatan pribadi
(muslim)
Tidak berkerudung kuncir satu tali warna hitam 6. Perlengkapan
Nametag kalung (tali hitam) Alat tulis (buku tulis, pulpen, dll)
Kemeja putih lengan panjang dan lomar baduy Alat ibadah (kitab suci, sajadah,
Rok hitam bahan tidak ketat mukena dll)
Ikat pinggang hitam Tas ransel dominan hitam
Kaos kaki hitam panjang Sendal jepit
Sepatu kets hitam (dominan)
Pita dua jari dilengan kiri sesuai warna fakultas
Buah-buahan 1
Obat-obatan pribadi
2. Perempuan
Kerudung hitam langsung dikeluarkan (muslim) 2. Perlengkapan
Tidak berkerudung kuncir satu tali warna hitam Alat tulis (buku tulis, pulpen, dll)
Nametag kalung (tali hitam) Alat ibadah (kitab suci, sajadah,
Batik lengan panjang dan lomar baduy mukena dll)
Rok hitam bahan tidak ketat (rempel) Tas ransel dominan hitam
Ikat pinggang hitam Sendal jepit
Kaos kaki hitam panjang
Sepatu kets hitam (dominan)
Pita dua jari dilengan kiri sesuai warna fakultas