Anda di halaman 1dari 5

Laporan Proses Industri Kimia

Stronsium Ferit-keramik Porselin Alumina sebagai Peningkat

Struktur Dielektrik Kapasitor Berbahan Dasar Pasir Besi

Disusun Oleh :

Ade Tiya Anjani (3335190061)

Hanif Al Fattah (3335190084)

Furqan Jallaludin (3335190085)

Muhammad Raja Najahtama (3335190086)


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia kaya akan sumber daya alamnya dan dapat digunakan untuk keperluan masyarakatnya

dan dapat pula membantu perkembangan ekonomi masyarakatnya. Sesuatu yang sering kita injak

dan membantu menghangatkan suhu ruangan adalah keramik. Bayangkan jika rumah kita

beralaskan tanah pasti dingin apalagi dikala hujan melanda. Maka dari itu akan dijelaskan

bagaimana pembuatan kramik itu sendiri.

Indonesia adalah negara yang mempunyai sumber daya mineral melimpah diantaranya adalah

pasir besi, stronsium, dan keramik porselin. Bahan-bahan tersebut sering digunakan untuk bahan

baku dalam komponen elektronik. Material keramik dari lempung digunakan untuk dielektrik ,

untuk stronsium dan pasir besi sebagai bahan ferit.

Stronsium mempunyai sifat yang ringan, tahan terhadap suhu tinggi, serta tidak mudah rapuh.

Stronsium memiliki permitivitas listrik yang tinggi, cocok digunakan untuk bahan dielektrik dari

kapasitor.Keramik dapat digunakan sebagai bahan dielektrik yang dapat menyimpan energy

tinggi. Keramik porselin alumina memiliki rumus kimia(Al2O3).

1.2 Tujuan

Tujuan penelitiannya adalah untuk menggunakan komposit stronsium feritkeramik porselin

alumina untuk meningkatakan struktur dielektrik pada kapasitor.


BAB II

ISI

Stronsium ferit dari sintesis pasir besi dan stronsium oksida dengan keramik porselin alumina

dari tanah liat, kedua bahan tersebut dicampurkan untuk membuat komposit. Tanah liat tersebut

digunakan karena mengandung feldspar, olivin, silika, dan alumina. Stronsium ferit dan tanah

liat dimasukan kedalam cawan. Ditambahkan perekat PVAC kedalam bahan campuran tersebut

agar lebih menyatu dan kekat. Bahan terus diaduk hingga bahan tercampur merata, agar tidak

terjadi gumpalan. Air sedikit ditambahkan sampai komposit basah. Selanjutnya dilakukan

pencetakan dengan bentuk silinder diameter 4 cm, dan tinggi 1 cm dan tekanan hidrolik 4 ton. 3

kalsinasi dalam temperature 250 oC agar kandungan air dalam komposit dapat menguap. (untuk

ukuran disesuaikan)

Dengan adanya perkembangan teknologi elektronik dan keunggulan-keunggulan karakteristik

frekuensi elektronik yang tinggi pada piranti elektronik diperlukannya perkembangan pembuatan

keramik pada suhu yang rendah. Dan sintering dengan electrode Ag harus mempunyai titik leleh

yang lebih rendah(961ᵒC) [5]. Proses dari pembuatan dengan metode ini ialah dengan cararesin

dituangkan dengan tangan kedalam wadah berbentuk anyaman , rajuan atau kain,diberikan

tenana dan diratakan menggunakan kuas atupun rol dan sejenisnya. Hal ini dilakukan berkali-kali

agar tercapai hasil yang diinginkan ketebalannya. Resin yang langsung berkontak dengan udara

dan biasanya proses pencetakan dilakukan pada temperatur kamar yaitu 25ᵒC.[2] Magnet

keramik yang adalah sebuah magnet permanen mempunyai struktur Hexagonal close-pakced
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Dari percobaan dan dari data yang ada, dapat distarik kesimpulan bahwa penambahan stronsium

ferit yang banyak, akan menambah kekuatan tekan dari komposit dielektrik. Perbandingan

komposit dengan penambahan dari stronsium ferit akan meningkatkan nilai kapasitansi hingga

mencapai maksimum.

3.2 Saran

Harus lebih mengetahui dan mempelajari lebih dalam mengenai proses kramik dan perlu adanya

terjun langsung untuk melihat pembuatannya, dimana diharapkan dapat menambah wawasan dan

memudahkan untuk melakukan penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai