Anda di halaman 1dari 21

A.

JUDUL PERCOBAAN
Termokimia
B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mempelajari perubahan energi yang terjadi pada setia reaksi
kimia.

2. Mahasiswa mempelajari perubahan kalor yang diukur melalui percobaan


sederhana.
C. LANDASAN TEORI
Kalor adalah perpindahan energi termal antara dua benda yang
memiliki suhu berbeda. Kalor juga biasa diartikan sebagai perpindahan dari
benda panas ke benda dingin walaupun kalor itu sendiri mengandung arti
perpindahan energi. Ketika kalor menggambarkan perubahan energi, kalor
terbagi menjadi dua yaitu kalor diserap dan kalor dilepas. Ilmu yang
mempelajari perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia disebut
termokimia (Chang,2005 : 161)
Kalor dapat dipikirkan sebagai energi yang di pindahkan karena
perbedaan suhu. Energi sebagai kalor mengalir dari benda yang lebih panas
ke benda yang lebih dingin. Pada tingkat molekul ini berarti bahwa molekul-
moleku dari bagian yang lebih panas kehilangan energi kinetiknya dan
berpindah kebagian yang lebih dingin ketika kedua bagian tersebut tersentuh.
Akibatnya energi kinetik translasi rata-rata dari molekul-molekul benda yang
lebih panas menurun atau dikatakan suhunya turun. Pada benda yang lebih
dingi suhunya meningkat. Energi berpindah, atau kalor mengalir, di antara
kedua benda tersebut sampai tercapai suhu yang sama.(Petrucci,1985 : 173)
Kalor merupakan bentuk energi yang terjadi akibat adanya
perubahan suhu. Jadi perubahan kalor pada suatu reaksi dapat diukur
melalui pengukuran perubahan suhu yang terjadi, sedangkan Pengukuran
perubahan kalor tersebut dapat diukur dengan kalorimeter yaitu sebuah
wadah yang bersifat osilator, sehingga perubahan kalor selama reaksi tidak
hilang. Bom kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah
kalor (nilai kalor) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna suatu
senyawa, bahan makanan, bahan bakar (Kurniawan,2017: 123).
Transfer kalor tidak hanya dapat mengubah suhu tetapi dalam
beberapa hal, juga dapat mengubah wujud materi. Contohnya, ketika suatu
padatan dipanaskan, molekul, atom, atau ion dalam padatan bergerak dengan
kekuatan lebih besar dan akhirnya terbebas dari tetangganya dengan cara
mengatasi gaya tarik di antara molekul, atom, atau ion tersebut. Energi
diperlukan untuk mengatasi gaya tarik tersebut. Selama proses pelelehan,
suhu tetap konstan karena transfer energi termal (kalor) digunakan untuk
mengatasi gaya yang mempertahankan padatan tersebut. Proses yang terjadi
pada suhu konstan disebut sebagai isotermal. Setelah padatan meleleh
sempurna, kalor yang masih mengalir akan menaikkan suhu cairan yang
dihasilkan (Petrucci,2007 : 224).
Termokimia merupakan salah satu kajian khusus dari termodinamika
yaitu kajian mendalam mengenai hubungan antara kalor dengan bentuk energi
lainnya. Dalam termodinamika kita memepelajari perubahan-perubahan
dalam keadaan sistem (state system), yang didefinisikan sebagai nilai-nilai
semua sifat mikroskop yang relevan, seperti susunan energi, suhu, tekanan
dan volume. Energi tekanaan, volume dan suhu, tekanan dan volume. Energi,
tekanan, volume dan suhu dikatakan sebagai fungsi keadaan (state puncion),
yaitu sifat material yang hanya bergantung pada kondisi awal dan akhir, tidak
tergantung pada cara mencapaian keadaan tersebut. Hukum termodinamika
pertama kali disusun berdasarkan konsep hukum kekekalan energi yang
menyatakan bahwa energi dapat diubah dari suhu bentuk kebentuk yang lain,
tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnakan. Dalam hukum termodinamika
kita dapat menguji keabsahan yaitu dengan cara mengukur perubahan energi
dalam suatu sistem antara keadaan awal dan keadaan akhir dalam suatu
proses ( Chang , 2005 : 162-163).
Termodinamika menjelaskan hubungan antara kalor dengan bentuk-
bentuk energi lain. Penerapan termodinamika memiliki peranan penting
dalam bidang ilmu kimia. Hukum termodinamika merupakan alat penting
untuk mempelajari reaksi kimia. Hukum termodinamika ada tiga. Hukum
termodinamika pertama menyatakan pentingnya hubungan antar kalor, kerja
dan energi-dalam. Hukum kedua mengemukakan untuk memperkirakan
keadaan-keadaan yang menyebabkan reaksi-reaksi kimia terjadi dan gagasan-
gagasan penting mengenai kesetimbangan kimia. Hukum ketiga meliputi
dasar-dasar yang berguna untuk perhitungan-perhitungan termodinamika
tertentu (Petrucci,1985 : 172-173)

Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi


panas dan energi kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi
yang dikandung setiap unsur atau senyawa. Energi kimia yang terkandung
dalam suatu zat adalah semacam energi potensial zat tersebut. Energi
potensial kimia yang terkandung dalam suatu zat disebut panas dalam atau
entalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara entalpi reaktan dan
entalpi hasil pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi reaksi disimbol
(∆H). Apabila perubahan entalpi reaksi negatif (∆H = -) reaksinya disebut
reaksi eksoterm artinya reaksi tersebut membebaskan panas sebesar (∆H).
Sedangkan, apabila reaksi menyerap panas sebesar ∆H, maka perubahan
entalpi reaksi bernilai positif (∆H = +) reaksinya disebut sebgai reaksi
endoterm (Elida,1994 : 83)
Kalor reaksi didefinisikan sebagai kuantitas kalor yang akan
dipertukarkan dengan sekeliling dalam pengambilan kalorimeter ke suhu
awalnya. Namun kalorimeter tidak secara fisik dikembalikan ke kondisi
awalnya. Mengambil kalor reaksi sebagai negatif dai kuantitas kalor yang
menghasilkan perubahan suhu dalam kalorimeter. Artimya, kita gunakan
persamaan qreaksi = - q kalorim. (Petrucci,1985 : 230)
Perubahan entalpi (∆H, biasanya dinyatakan dalam kilojoule) adalah
suatu ukuran kalor reaksi (atau proses lainnya) pada tekanan tetap. Entalpi
merupakan fungsi keaadaan. Perubahan entalpi ∆H sama dengan ∆E + P∆V
untuk proses tekanan-konstan. Untuk reaksi kimia pada suhu konstan, ∆H
diberikan oleh ∆E + RT∆n, dimana ∆n, adalah selisih antara mol gas produk
dan mol gas reaktan.(Chang,2005 : 182)

Dalam organisme hidup, molekul organic yang dinamai steroid


disintesis banyak. Reaktifitas steroid yang sangat rendah mempersulit
metabolisme mereka, yang dapat dikonstrasikan dengan oksidasi penuh
(pembakaran) dalam kehidupan organisme. Dalam kasus seperti itu, para
peneliti menggunakan perhitungan teoritis entalpi (Ochinnikov,2011:1).

Kuantitas kalor yang diperlukan untuk mengubah suhu satu gram air
sebesar satu derajat Celcius disebut kalori (kal). Kalori adalah satuan energi
yang kecil, dan satuan kilokalori (kkal) juga digunakan secara luas. Satuan SI
untuk kalor adalah satuan SI untuk energi, yaitu Joule (J). kuantitas kalor
yang digunakan untuk mengubah suhu suatu sistem sebesar satu derajat
disebut kapasitas kalor (heat capacity) sistem tersebut. Jika sistem adalah satu
mol zat, digunakan istilah kapasitas kalor molar. Jika sistem adalah satu gram
zat, istilah yang digunakan adalah kapasitas kalor spesifi, atau lebih lazim
disebut kalor spesifik (Petruci,2007 : 224).
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Kalorimeter 2 buah
b. Termometer 110°c 3 buah
c. Gelas ukur 25 ml 1 buah
d. Gelas kimia 100 ml 1 buah
e. Pipet tetes 1 buah
f. Tabung reaksi 1 buah
g. Botol semprot 1 buah
h. Corong 1 buah
i. Pembakar Spritus 1 buah
j. Penjepit tabung reaksi
k. Stopwatch
2. Bahan
a. Larutan asam klorida (HCl) 2M
b. Larutan natrium hidroksida (NaOH) 2 M
c. Aquades (H2O)
d. Korek Api
e. Tissue

E. PROSEDUR KERJA
1. Penentuan calorimeter
a. Sebanyak 20 mL dimasukkan kedalam kalorimeter. Temperaturnya
dicatat.
b. Sebanyak 20 mL air dipanaskan di dalam gelas kimia sampai kira-
kira suhunya naik 10oC daru suhu kamar dan temperaturnya dicatat.
c. Sebanyak 20 mL air panas diatas dicampurkan ke dalam kalorimeter,
kemudian diaduk selaa 10 menit dengan selang waktu satu menit.
Temperaturnya diamati.
d. Kurva pengamatan temperatur terhadap selang waktu dibuat untuk
menentukan harga penurunan temperatur air panas dan penaikan
temperatur air dingin.

e. Tetapan kalorimeter dihitung.


2. Penentuan kalor penetralan HCL dan NaOH
a. Sebanyak 20 mL HCl 2 M dimasukkan ke dalam kalorimeter.
Temperaturnya dicatat.
b. Sebanyak 20 mL NaOH 2M diukur. Temperaturnya dicatat
(temperaturnya diatur sedemikian sehingga sama temperatur HCl).
c. NaOH dicampurkan kedalam kalorimeter, kemudian diaduk selama 5
menit dengan selang waktu setengah menit. Temperatur campuran
dicatat.
d. Grafik dibuat untuk memperoleh perubahan temperatur akibat reaksi
tersebut.
e. ∆H penetralan dihitung jika kerapatan larutan = 1,03 g/mL dan kalor
jenisnya 3,96 J/grK.
F. HASIL PENGAMATAN

1. Penentuan tetapan kalorimeter


No.

Perlakuan

Hasil

1.

Air 20 mL diukur temperatur nya

27°C

2.

Air panas 20 mL diukur temperatur nya


Waktu Tempera
tur
1 menit 33,5°C
2 menit 33,5°C
3 menit 33,5°C
4 menit 32,9°C
5 menit 32,9°C
6 menit 32,5°C
7 menit 32°C 37°C
8 menit 31,8°C
3.
9 menit 31,8°C
10 menit 31,8°C 20 mL air + 20 mL air panas diukur temperatur nya selama 10 menit dengan selang 1
menit

2. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH


No
Perlakuan Hasil
.
1. 20 mL NaOH 2 M diukur temperatur nya 30°C
2. 20 mL HCl 2 M diukur temperatur nya 30°C
Temperat
Waktu
ur
30 detik 37°C

60 detik 37°C

90 detik 36,9°C

20 mL HCl 2 M+ 20 mL NaOH 2 M diukur


3. temperatur nya selama 5 menit dengan selang
waktu setengah menit

120 detik 36,6°C

150 detik 36°C

180 detik 35,9°C

210 detik 35,7°C

240 detik 35,2°C

270 detik 35,1°C

300 detik 35°C

G. ANALISIS DATA
1. Penentuan tetapan kalorimeter
Diketahui :
mair = Vair x Massa jenis air
gr
= 20 mL x 1
mL
= 20 gr
Tdingin(T1) = 27+ 273
= 300 K
Tpanas(T2) = 37+ 273
= 310 K
Tkonstan = 33,5+ 273
= 306,5 K
s = 4,2 J/gr.K
gr
ρ =1
mL
Kalor yang diserap air dIngin (Q1)
Q1 = mair dingin x sx (Tcampuran −¿ T1)
= 20 g x 4,2 J/gr.K x (306,5 K – 300 K)
= 20 g x 4,2 J/gr.K x 6,5 K
= 546 J
Kalor yang diberikan oleh air panas (Q2)
Q2 = mair panas × s× (T2 −¿ Tcampuran)
= 20 gr × 4,2 J/gr.K × (310K – 306,5K)
= 20 gr × 4,2 J/gr.K × 3,5 K
= 294 J
Kalor yang diteima oleh kalorimeter (Q3)
Q3 = Q2 −¿ Q1
= 126 J – 714 J
= −¿ 252 J
Perhitungan kapasitas kalor kalorimeter/tetapan kalorimeter (k)
Q3 −252 J
K = =
∆T 7K
= −36 J/K
Grafik hubungan antara suhu (T) terhadap waktu (s)
Kegiatan 1 penentuan kalorimeter
Hubungan antara suhu terhadap waktu
34

33.5

33

32.5

32

31.5

31

30.5
60 120 180 240 300 360 420 480 540 600
2. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH
Diketahui :
[NaOH] = 2M
[HCl] = 2M
Volume NaOH= 20 mL
Volume HCl = 20 mL
Volume campuran = 40 mL
TNaOH = 30°C
= 30°C+ 273
= 303 K
THCl = 30°C
= 30°C + 273
= 303 K
Tcampuran = 37°C
= 37 °C + 273
= 310K
Massa jenis campuran = 1,03 g/mL
C = 3,96 J/gr.K.
Massa campuran = volume campuran × massa jenis campuran
= 40 ml × 1,03 g/mL
= 41,2 gram
Mol NaOH =M × V

= 2M × 20mL
= 40 mmol
= 0.04 mol
Mol HCl =M × V
= 2M × 20Ml
= 40 mmol
= 0,04 mol
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
M = 0,04 mol 0,04 mol - -
R = 0,04 mol 0,04 mol 0,04 mol 0,04 mol

S = - - 0,04mol 0,04 mol


Kalor yang diserap
Q(4) = massa campuran x C x ∆T
= 41,2 gr x 3,96 J/gr.K x (310 – 303) K
= 1.142,06 J
Kalor yang diserap kalorimeter
Q(5) = K x ∆T
= 86,3 J K-1x (310-303) K
= 604,1 J
Kalor yang dihasilkan reaksi
Q(6) = Q(4) + Q(5)
= 1142,06 J+ 604,1 J
= 1746,16 J
Q(6)
Hn =
mol
1746,16 J
=
0,04 mol
= 43.654 J/mol
= 43,654 kJ/mol

Grafik hubungan antara suhu (T) terhadap waktu (s)


Kegiatan 2 penentuan penetralan HCL dan NaOH
Hubungan antara suhu terhadap waktu
37.5

37

36.5

36

35.5

35

34.5

34
60 120 180 240 300 360 420 480 540 600
H. PEMBAHASAN

Kalor adalah perpindahan energy termal antara dua benda yang


memiliki suhu berbeda. Kalor juga biasa diartikan sebagai perpindahan
dari benda panas ke benda dingin walaupun kalor itu sendiri mengandung
arti perpindahan energi. Ketika kalor menggambarkan perubahan energi,
kalor terbagi menjadi dua yaitu kalor diserap dan kalor dilepas. Ilmu yang
mempelajari perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia disebut
termokimia (Chang,2005 : 161)
Dalam pengukuran energi panas( kalor), yang berperan penting
dalam hal itu adalah sistem dan lingkungan. Sistem merupakan segala
sesuatu yang menjadi pusat perhatian, sedangkan lingkungan merupakan
hal hal diluar sistem, yang membatasi sistem dan dapat mempengaruhi
sistem. .
Prinsip kerja yang digunakan pada percobaan ini yaitu
pencampuran, pengadukan dan pemanasan. Sedangkan Prinsip dasar dari
percobaan ini adalah mengukur perubahan energi kalor yang terjadi pada
kalorimeter. Percobaan termokimia ini merupakan percobaan yang
bertujuan untuk mempelajari perubahan energi yang terjadi pada setiap
reaksi kimia dan perubahan kalor yang diukur melalui kalorimeter
sederhana. Pada percobaan ini terdapat dua kegiatan yakni kegiatan
pertama yaitu penentuan tetapan kalorimeter dan kegiatan kedua yaitu
penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH. Alat yang digunakan yakni
kalorimeter sederhana yang berfungsi untuk mengukur jumlah kalor yang
diserap atau dilepaskan.
1. Penentuan tetapan kalorimeter
Kalor merupakan bentuk energi yang terjadi akibat adanya
perubahan suhu. Jadi perubahan kalor pada suatu reaksi dapat diukur
melalui pengukuran perubahan suhu yang terjadi, sedangkan Pengukuran
perubahan kalor tersebut dapat diukur dengan kalorimeter yaitu
sebuah wadah yang bersifat osilator, sehingga perubahan kalor selama
reaksi tidak hilang. (Kurniawan, 2017: 123)
Penentuan tetapan kalorimeter yaitu memasukkan air (H2O)
kedalam kalorimeter lalu ukur suhunya sebagai suhu awal sebagai langkah
awal untuk menetukan tetapan kalorimeter, pada penentuan tetapan
kalorimeter yaitu menggunakan campuran antara air panas dan air dingin
karena air panas memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan dengan air
dingin yang jika dicapurkan maka air yang memiiki suhu yang lebih tinggi
akan memberikan sebagian suhunya kepada air yang kurang suhunya,
sehingga campuran air panas dan air dingin akan mempunyai suhu yang
sama. Selanjutnya masukkan air (H2O) kedalam gelas kimia dengan
volume yang sama lalu panaskan hingga suhunya naik 10C dari suhu
awal, dimana suhu awal air dingin adalah 27°C dan suhu awal air panas
adalah 37°C yang diukur menggunakan termometer. Lalu air (H2O) yang
telah dipanaskan tersebut dicampurkan ke dalam kalorimeter untuk
mengetahui reaksi yang terjadi serta perubahan suhu yang dihasilkan,
kemudian diaduk selama 10 menit dan amati perubahan suhunya dalam
selang waktu setiap satu menit. Fungsi pengukuran setiap satu menit
adalah untuk mengetahui perubahan suhu yang terjadi setiap satu menit.
Pengukuran waktu dengan menggunakan stopwatch dilakukan bersamaan
pencampuran air panas. Fungsi pengadukan ini dilakukan agar diperoleh
suhu larutan yang konstan dan larutan tercampur secara homogen, selain
itu untuk mempercepat jalannya reaksi antara air panas dan air dingin.
Reaksi yang terjadi di dalam kalorimeter yaitu terjadinya
penurunan suhu. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, suhu konstan
terjadi pada menit ke-8 sampai menit ke-10 sebesar 31,8oC. Hal ini
menandakan bahwa sudah tidak terjadi perpindahan kalor lagi. Terjadi dua
macam reaksi saat air panas dan air dingin tersebut dicampurkan. Kedua
reaksi tersebut adalah reaksi endoterm dan eksoterm. Reaksi endoterm
adalah reaksi penerimaan kalor, Kalor yang dilepaskan oleh air panas
kemudian diterima oleh air dingin. Saat itulah reaksi endoterm
berlangsung, sedangkan Reaksi eksoterm terjadi ketika air panas yang
suhunya lebih tinggi melepaskan kalor atau disebut dengan reaksi
pelepasan kalor. Pada proses ini tidak terjadi proses kimia, tetapi terjadi
proses fisika. Karena kenaikan temperatur air dingin dapat dihitung
dengan menggunakan pengurangan temperatur maksimum yang konstan.
Sedangkan penurunan temperatur air panas dapat dihitung dengan
menggunakan pengurangan temperatur air panas dengan suhu maksimum
konstan.
kurva pengamatan temperatur terhadap selang waktu dibuat untuk
menentukan harga penurunan temperatur air panas dan penaikan
temperatur air dingin. Setelah itu, tetapan kalorimeter dihitung. Hasil
tetapan kalorimeter pada percobaan ini adalah -36 J/K. Artinya dibutuhkan
sebanyak -36 J/K untuk melepesakan 1 K kalorimeter yang berarti energi
kalornya dari sistem ke lingkungan karena energi kalornya negatif
sedangakan jika energi kalornya positif maka energi kalornya dari
lingkungan sistem.
2. Penentuan kalor penetralan HCL dan NaOH
Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH bertujuan untuk
mempelajari perubahan kalor yang diukur melalui percobaan sederhana.
Pada kegiatan kedua ini dilakukan dengan cara mereaksikan sebanyak 2M
HCl dan 2M NaOH didalam kalorimeter dengan volume yang sama, dan
juga temperatur diatur sedemikian rupa hingga suhu HCl dan NaOH
sama, dimana suhu awal HCl adalah 30oC dan suhu awal NaOH adalah
30oC, suhu HCL dan NaOH disamakan karena HCL dan NaOH memiliki
sifat larutan yang berbeda. Kemudian HCl dan NaOH dicampurkan
kedalam kalorimeter dan diaduk. Pengamatan pada temperatur dilakukan
selama 5 menit dengan selang waktu 0,5 menit setelah pencampuran.
Fungsi pengukuran setiap 0,5 menit adalah untuk mengetahui perubahan
suhu setiap 0,5 menit. Dari hasil pengamatan. Fungsi pengadukan
dilakukan agar suhu larutan konstan dan larutan tercampur secara
homogen, serta untuk mempercepat jalannya reaksi antara larutan HCL
dan NaOH. Jika NaOH direaksikan dengan HCl, maka akan menghasilkan
NaCl dan H2O. Adapun reaksi yang terjadi:
NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O(l)
Reaksi penetralan HCl dan NaOH diperoleh temperatur larutan
meningkat dari suhu awal, hal ini terjadi karena pada saat reaksi terjadi
pelepasan kalor atau terjadi reaksi eksoterm, artinya Kalor yang di
lepaskan oleh sistem atau reaksi NaOH dan HCl diserap oleh lingkungan,
akibatnya suhu lingkungan naik seperti yang ditunjukkan pada temperatur.
Dari praktikum yang telah dilakukan, suhu akhir pada saat pencampuran
yaitu 35OC, sehingga didapatkan hasil kalor penetralan HCl dan NaOH
yaitu 43,654 kJ/mol. Artinya dibutuhkan sebesar 43,654KJ/mol untuk
menetralkan larutan HCL dan NaOH yang berarti energi kalornya dari
lingkungan ke sistem karena energi kalor positif sedangakan jika energi
kalor negatif maka energi kalornya dari system ke lingkungan.

I. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
a. Termokimia adalah kajian aliran panas yang dikaitkan dengan reaksi
kimia. Termokimia mempelajari tentang perubahan kalor yang terjadi
dalam suatu reaksi kimia dan untuk menentukan perubahan kalor yaitu
menggunakan kalorimeter. Dari hasil analisis data di peroleh nilai
tetapan kalorimeter dan H penetralan antara larutan HCl dan NaOH.
Untuk nilai tetapan kalorimeter yaitu -36 J/K, dan H penetralan yaitu
43,654 KJ/mol.
b. Tetapan kalorimeter diperoleh dari pencampuran air dingin dan air
panas dengan perubahan suhu yang dihasilkan dan dihitung dengan
rumus yang sudah ditetapkan. Perubahan suhu pada saat percobaan
diperoleh sebesar 10oC mengakibatkan terjadinya pelepasan kalor atau
energi. Dan perubahan kalor diperoleh dari hasil penetralan antara
larutan HCl dan NaOH dengan perubahan suhu yang dihasilkan,
sehingga dapat dihitung dengan menggunakan rumus. Pada saat
penetralan HCl dan NaOH, temperatur larutan meningkat dari suhu
awal. Hal ini disebabkan karena pada saat reaksi, terjadi pelepasan
kalor dari sistem kelingkungan atau terjadi reaksi eksoterm.
2. Saran
a. Dalam melakukan praktikum sebaiknya mengikuti petunjuk
dengan bak agar dapat menimalisisr kesalahn dalam praktikum
b. Diharapkan agar lebih teliti saat pengambilan data terutama saat
pembacaan skala pada termometer sehingga diperoleh hasil yang
lebih baik.

c. lebih berhati-hati dalam menggunakan alat-alat laboratorium agar


tidak terjadi hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan alat.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

Elida S, Tety.1994.Pengantar Kimia.Jakarta : Gunadarma


Kurniawan, Hadi. 2017. Analisis Pengaruh Kandungan Logam Berat Terhadap
Energi Pembakaran Batubara. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro,
Vol.1, No.2. Banda Aceh: UIN Ar-Raniry

Ovchinnikov, Vitalty V. 2011. Thermochemistry of Heteroatomic Compounds:


Calculation of the heat of Combustion and the heat of Formation of
some Bioorganic Molecules with Different Hydrophenanthrene
Rows.Kazan Russian : Tupolev Kazan State Technical University

Petrucci, Ralph H.1985 Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi


Modern. Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai