Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN 4
TERMOKIMIA

Disusun oleh
Kelompok 4

Anggota :
1. Annisa Rachmatika Renalda (1519041)
2. Angela Dzulfa Hendri (1519042)
3. Annisa Tri Sekarwangi (1519044)

LABORATORIUM KIMIA DAN FISIKA DASAR


TEKNIK KIMIA POLIMER
POLITEKNIK STMI JAKARTA
2019
PERCOBAAN 4
TERMOKIMIA

I. TUJUAN
1. Menentukan tetapan kalorimeter
2. Menentukan kalor penetralan antara basa kuat dan asam kuat
3. Menentukan kalor penetralan antara basa kuat dan asam lemah

II. TEORI DASAR


Termokimia membahas tentang perubahan energi yang menyertai suatu
reaksi kimia dalam bentuk kalor reaksi. Perubahan yang terjadi dapat
berupa pelepasan kalor (reaksi eksoterm) atau penyerapan kalor (reaksi
endoterm). Kalor reaksi dapat digolongkan dalam kategori yang lebih khusus
1) kalor pembentukan, 2) kalor pembakaran, 3) kalor pelarutan, dan 4) kalor
penetralan. Perubahan energi yang terjadi bersifat kekal, artinya tidak ada
energi yang hilang selama reaksi berlangsung melainkan berubah bentuk
dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain.
Adanya hukum kekekalan energi ini ditunjukan oleh selisih penyerapan dan
pelepasan energi yang disebut sebagai energi dalam. Jika pada suatu sistem
diberikan sejumlah energi dalam bentuk kalor (q), maka sistem akan
melakukan kerja (w) sebesar w = P × ΔV. Setelah melakukan kerja sistem
masih menyimpan sejumlah energi yang disebut sebagai energi dalam (U).
Dalam bentuk persamaan, ΔU = q + w. Dalam percobaan akan ditentukan
kalor reaksi yang menyertai suatu reaksi kimia pada tekanan tetap (qP).
Perubahan kalor yang terjadi pada tekanan tetap disebut perubahan entalpi
(ΔH). Karena sistem yang diukur hanya melibatkan zat padat dan zat cair
yang perubahan volumenya kecil (ΔV→0) maka besaran kerja yang
dilakukan sistem dapat diabaikan (w = P × ΔV = 0). Dengan demikian ΔU =
ΔH. Besarnya kalor yang terlibat dalam reaksi kimia dapat diukur dengan
alat yang disebut kalorimeter. Besarnya kalor yang diserap oleh kalorimeter
untuk menaikkan suhu kalorimeter sebesar satu derajat dinamakan tetapan
kalorimeter dengan satuan J/K.

III. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. kalorimeter
2. gelas kimia 100 ml
3. termometer
4. gelas ukur 100 ml
5. batang pengaduk
6. hotplate
7. stopwatch

B. Bahan
1. akuades/aqua dm
2. larutan NaOH 1 M
3. larutan HCl 1 M
4. larutan asam asetat 1 M

IV. PROSEDUR KERJA


A. Penentuan Tetapan Kalorimeter
1. Dengan menggunakan gelas ukur, masukkan 50 ml akuades/aqua dm ke
dalam kalorimeter. Catat temperaturnya.
2. Dengan menggunakan gelas ukur, masukkan 50 ml akuades/aqua dm ke
dalam gelas kimia 100 ml. Panaskan di atas hotplate hingga suhu air kirakira
10C di atas temperatur air di dalam kalorimeter.
3. Turunkan gelas kimia dari hotplate dan catat temperatur stabilnya.
4. Masukkan air panas ke dalam kalorimeter. Aduk campuran beberapa saat.
Catat temperaturnya mengikuti tabel pada bagian pengamatan.
B. Penentuan Kalor Penetralan Basa Kuat – Asam Kuat
1. Dengan menggunakan gelas ukur, masukkan 50 mL larutan NaOH 1
M ke dalam kalorimeter. Catat temperaturnya.
2. Dengan menggunakan gelas ukur, masukkan 50 mL larutan HCl 1 M
ke dalam gelas kimia 100 ml. Catat temperaturnya.
3. Masukkan larutan HCl ke dalam kalorimeter. Aduk campuran
beberapa saat. Catat temperaturnya mengikuti tabel pada bagian
pengamatan.
C. Penentuan Kalor Penetralan Basa Kuat – Asam Lemah
1. Dengan menggunakan gelas ukur, masukkan 50 mL larutan NaOH 1
M ke dalam kalorimeter. Catat temperaturnya.
2. Dengan menggunakan gelas ukur, masukkan 50 mL larutan asam
asetat 1 M ke dalam gelas kimia 100 ml. Catat temperaturnya.
3. Masukkan larutan asam ke dalam kalorimeter. Aduk campuran
beberapa saat. Catat temperaturnya mengikuti tabel pada bagian
pengamatan.
V. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
A. Penentuan Tetapan Kalorimeter
T air dingin (T1) : 28
T air panas (T2) : 38

T (menit) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
T (C) 33 33 33 32 32 32 32 32 32 32

1. Dengan regresi sederhana di atas kertas milimeter, tentukan


temperatur pencampuran saat t = 0 menit, T3.

2. Gunakan asas Black: kalor yang dilepas air panas = kalor yang
diterima air dingin + kalor yang diterima kalorimeter

m  c  ΔTa = m  c  ΔTb + k  ΔTc


keterangan:

m = massa air, gunakan ρ air = 1 g/ml

c = kalor jenis air = 4,2 J/gC = 4,2 J/gK

ΔTa = perubahan temperatur air panas = T2 – T3

ΔTb = perubahan temperatur air dingin = T3 – T1


ΔTc = perubahan temperatur kalorimeter = ΔTb

k = tetapan kalorimeter

3. Hitung harga tetapan kalorimeter dalam J/K.

B. Penentuan Kalor Penetralan Basa Kuat – Asam Kuat


T basa (T1) : 29
T asam (T2) : 28
T rata-rata (T3) : 28,5

T (menit) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
T (C) 35 35 35 35 35 34 34 33 33 33

1. Dengan regresi sederhana, tentukan temperatur pencampuran saat t =


0 menit, T4.

2. Gunakan asas Black: kalor yang dihasilkan reaksi = kalor yang


diterima larutan + kalor yang diterima kalorimeter
q1 = m  c  ΔTa + k  ΔTb

keterangan:
m = massa larutan, gunakan ρ larutan = 1,005 g/ml
c = kalor jenis larutan = 4,205 J/gC = 4,205 J/gK
ΔTa = perubahan temperatur larutan = T4 – T3
ΔTb = perubahan temperatur kalorimeter = ΔTa
k = tetapan kalorimeter

3. Hitung q1 dalam J.
4. Hitung ΔH reaksi penetralan dengan cara, ΔH = –q1/mol NaCl
produk.
 Jawaban no 3 & 4 :
C. Penentuan Kalor Penetralan Basa Kuat – Asam Lemah
T basa (T1) : 29
T asam (T2) : 27
T rata-rata (T3) : 28

T (menit) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
T (C) 34 34 34 34 34 34 33 33 33 33

1. Dengan regresi sederhana, tentukan temperatur pencampuran saat t


= 0 menit, T4.

2. Gunakan asas Black: kalor yang dihasilkan reaksi = kalor yang


diterima larutan + kalor yang diterima kalorimeter

q2 = m . c . ΔTa + k . ΔTb

keterangan:
m = massa larutan, gunakan ρ larutan = 1,005 g/ml
c = kalor jenis larutan = 4,205 J/gC = 4,205 J/gK
ΔTa = perubahan temperatur larutan = T4 – T3
ΔTb = perubahan temperatur kalorimeter = ΔTa
k = tetapan kalorimeter
3. Hitung q2 dalam J.
4. Hitung ΔH reaksi penetralan dengan cara, ΔH = –q2/mol
CH3COONa produk.
 Jawaban no 3 & 4 :

VI. DISKUSI
1. Jika diketahui tetapan kalorimeter sebesar 20 J/K, apa artinya?
: Kalorimeter yang digunakan dapat menyerap kalor sebesar 20
J setiap 1 K
2. Kalor jenis air sebesar 4,2 J/gK. Apa artinya?
: untuk menaikkan suhu 1 gr air sebesar 1 K diperlukan kalor
sebesar 4,2 J
3. Berapa nilai entalpi penetralan asam kuat – basa kuat hasil
perhitungan? Apa artinya?
: nilai entalpinya adalah -847,528 J/mol, artinya adalah Reaksi
yang terjadi saat berlangsungnya pelepasan panas atau kalor.
4. Bandingkan nilai entalpi kedua reaksi. Mengapa salah satu nilai
lebih besar dari lainnya?
: nilai entalpi AK-BK > nilai entalpi AL-BK. Mengapa? Karena
adanya perbedaan senyawa. Ketika NaOH dan HCl bereaksi,
terbentuk NaCl dan H2O disertai pelepasan kalor. Kalor yang
dilepaskan ini diserap oleh lingkungan, akibatnya suhu
lingkungan naik. Kenaikan suhu lingkungan ditunjukkan oleh
naiknya suhu larutan. Jadi, yang diukur bukan suhu sistem
(NaOH dan HCl) melainkan suhu lingkungan (larutan NaCl
sebagai hasil reaksi). Zat NaOH dan HCl dalam larutan sudah
habis bereaksi. Oleh karena reaksi NaOH dan HCl melepaskan
sejumlah kalor maka dikatakan reaksi tersebut eksoterm.

VII. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini, dapat diperoleh hasil berikut :

A. Tetapan Termokimia : 3,59 J/K


B. Entalpi Penetralan AK-BK : - 847, 528 J/mol
C. Entelpi Penetralan AL-BK : - 736.117,37 J/mol

Kalorimeter bersifat menyerap kalor dari larutan yang dimasukkan pada alat
tersebut dan menjaga suhu suatu zat dan tidak terpengaruh oleh lingkungan,
sifatnya dalam proses adalah secara adiabatik yaitu tidak ada energi yang lepas
atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter.

Anda mungkin juga menyukai