Anda di halaman 1dari 5

PENENTUAN ENTALPI REAKSI DAN ENERGI DALAM

Aji Indrayan Pratama (2103001)


Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas bumi Balikpapan, Teknik Pengolahan Migas,
Indonesia

Abstrak
Reaksi kimia berlangsung dengan menyerap atau membebaskan kalor. Reaksi yang
membebaskan kalor disebut reaksi eksoterm, sedangkan reaksi yang menyerap kalor disebut reaksi
endoterm. Suatu sistem dapat mengalami perubahan karena berbagai hal, misalnya akibat perubahan
suhu, perubahan volume, maupun perubahan tekanan. Bila sistem mengalami perubahan pada tekanan
tetap, maka perubahan kalor disebut dengan perubahan entalpi (ΔH). Dalam penelitian ini yang berjudul
“Penentuan Entalpi Reaksi dan Energi Dalam” dan bertujuan untuk menentukan perubahan entalpi pada
reaksi NaOH dan HCl, besarnya kalor penetralan NaOH oleh HCl, dan menghitung energi dalam pada
sistem yang tertutup. Alat yang disiapkan pada praktikum kali ini adalah gelas kimia 100 mL,
kalorimeter, pengaduk, dan hot plate. Dan bahan yang digunakan adalah larutan HCl 1M, larutan NaOH
1M, dan akuades. Hasil yang didapatkan dari praktikum kali ini adalah nilai entalpi sebesar -9,695,1
J/mol.
Kata kunci: Perubahan, Entalpi, Kalorimetri

1. Pendahuluan
Perubahan entalpi adalah yang maupun energi dengan lingkungan di luar
terjadi sebagai akibat dari perubahan yang kalorimeter ). Secara garis besar
dialami sistem, dapat dilihat atau diamati Kalorimeter dibedakan menjadi dua, yaitu
dari adanya perbedaan suhu sistem awal kalorimeter bom dan kalorimeter sederhana
dengan suhu sistem akhir. Dimana [3]. Menurut Alencar [4] kalorimeter telah
praktikum ini bertujuan untuk menentukan diterapkan secara luas untuk menghitung
perubahan entalpi pada reaksi antara larutan perubahan entalpi berbagai reaksi.
NaOH dan HCl, menentukan besarnya kalor Keuntungan besar menggunakan teknik
penetralan NaOH oleh HCl, dan kalorimeter terkait dengan fakta bahwa
menghitung energi dalam pada sistem yang perolehan perubahan panas terkait dengan
tertutup. Perubahan entalpi adalah kalor semua proses metabolisme yang terlihat
ionisasi pada keasaman (H+), tidak hanya dalam budaya tertentu terus mendeteksi
mengandung panas hidrolisis (∆H), tetapi tanpa mengganggu sistem dengan prosedur
juga mengandung kontribusi dari ionisasi pengambilan sampel[5].
asam dari berbagai peserta [1]. Menurut Bunyi hukum Termodinamika I
Woledge dkk [2], dalam pengukuran adalah “Energi tidak dapat diciptakan
perubahan entalpi untuk hidrolisis sebagian ataupun dimusnahkan, melainkan hanya
besar dihindari dengan kondisi basa, tetapi dapat diubah bentuknya saja”[6]. Energi
reaksi pengikatan tidak dipertimbangkan Dalam termodinamika teknik, energi dari
secara terpisah. sebuah sistem terdiri dari tiga kontribusi
Kalorimetri adalah suatu sistem makroskopik: energi kinetik (EK), energi
terisolasi ( tidak ada perpindahan materi dalam (U), dan energi potensial (EP).
Bentuk perubahan energi lainnya disatukan kalorimeter, setelah terjadi kenaikan suhu
sebagai energi dalam sistem, dan energi 30C matikan sumber arus dan stopwatch
dalam merupakan sifat eksentif sistem secara bersama sama dan catat berapa
karena merupakan energi total[7]. waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan
2. Metode 30C tersebut, setelah itu diulangi langkah 1
s.d 6 dengan perubahan suhu yang berbeda,
Pada praktikum penentuan entalpi
dengan kenaikan suhu 60C dan 90C, dan di
reaksi dan energi dalam terdapat beberapa
hitung energi dalam air.
alat dan bahan yang digunakan dan juga
terdapat prosedur kerja dalam pelaksanaan 3. Hasil dan Pembahasan
praktikum seperti;
Pada percobaan berjudul
2.1 Alat dan Bahan “Penentuan entalpi reaksi dan energi
Alat yang digunakan pada percobaan ini dalam” yang bertujuan untuk menentukan
adalah gelas kimia, kalorimeter, kalor reaksi atau kalor pelarutan dengan
termometer, Hot plate, dan gelas ukur. kalorimeter. Perubahan entalpi adalah yang
Adapun bahan yang digunakan adalah terjadi sebagai akibat dari perubahan yang
larutan HCl 1 M, larutan NaOH 1 M dan dialami sistem, dapat dilihat atau diamati
aquades. dari adanya perbedaan suhu sistem awal
2.2 Prosedur kerja dengan suhu sistem akhir [1].
2.2.1. Penentuan tetapan kalorimeter
Dimasukkan 25 mL aquades kedalam Tabel 1. penentuan ∆H (entalpi)
calorimeter dan catat suhunya ( ), reaksi dengan kalorimeter
kemudian dipanaskan 25 mL aquades yang Pengamatan Penentuan Penentuan
Tetapan ∆H
lain sampai suhunya naik menjadi 40°C Kalorimeter
(sebagai ), kemudian dimasukkan T1 24˚C 24 ˚C
kedalam kalorimeter dan aduk larutan T2 40˚C 24 ˚C
dalam kalorimeter sampai suhu konstan dan T3 28 ˚C 25 ˚C
catat suhunya sebagai ∆T1|T3-T1| 28 ˚C - 24 ˚C 25 ˚C - 24
2.2.2. Penentuan perubahan entalpi (∆H) = 4 ˚C ˚C = 1 ˚C
reaksi ∆TII|T2-T3| 40 ˚C - 28 ˚C 24 ˚C - 25
Dimaasukkan 50 mL larutan HCl 1 M = 12 ˚C ˚C = 1 ˚C
ke dalam kalorimeter dan catat suhunya
sebagai , kemuadian diambil 50 mL larutan Pada percobaan ini, dengan
NaOH 1 M dan atur sehingga suhunya (T2) mempraktekkan ΔH (entalpi) reaksi
sama dengan suhu larutan HCl 1 M dalam menggunakan kalorimeter diperoleh hasil
kalorimeter, setelah itu dicampurkan kedua bahwa entalpi reaksi adalah 24 dengan T1 =
larutan tersebut dalam kalorimeter, aduk 22 °C sebagai tetapan kalorimeter dan T2 =
sampai suhu konstan dan dicatat suhu 40 °C sebagai tetapan kalorimeter. Entalpi
konstan dari campuran tersebut sebagai T3 reaksi sama dengan T1 dan entalpi reaksi
2.2.3. Penentuan energi dalam pada konstanta kalorimeter T3 = 29°C
Dimasukkan 50 gram air dalam adalah 28°C. Untuk mendapatkan nilai ΔT1
kalorimeter dan catat suhu awalnya, digunakan perhitungan |T3-T1|. dimana
dinyalakan sumber listrik dan stop watch hasil yang diperoleh untuk konstanta
secara bersamaan, diamati termometer pada kalorimetri adalah 7°C dan hasil yang
diperoleh untuk entalpi reaksi adalah 4°C. Pada nilai eror perubahaan suhu air,
Untuk menentukan nilai menggunakan pada percobaan pertama dengan waktu 85
perhitungan |T2-T3|, hasil yang diperoleh detik dan 51 detik nilai eror yang
untuk tetapan kalorimeter adalah 11°C dan didapatkan 17,17 detik, pada percobaan
hasil yang diperoleh untuk entalpi reaksi kedua dengan waktu 115 detik dan 81 detik
adalah 4°C. nilai eror yang didapatkan 17,17 detik, pada
Tabel 2. Hasil perhitungan tetapan percobaan ketiga dengan waktu 150 detik
kalorimeter dan 110 detik nilai eror yang didapatkan
Jenis Hasil 20,20 detik. Pada percobaan ini, percobaan
Kalor yang diserap 420 J yang bekerja dengan baik terjadi pada
air dingin percobaan pertama dan kedua dengan suhu
Kalor yang diserap 1.260 J
awal 25˚C dan suhu akhirnya 28˚C dan
air panas
Kalor yang diserap 418,745 J 31˚C.
kalorimeter Tabel 6. Hasil Energi dalam
Tetapan kalorimeter 104,685 J/ ˚C
No Energi dalam air ( Joule )
1. 630
Pada percobaan ini, kalor serap air 2. 1,260
dingin 420 J, kalor serap air panas 1.260 J, 3. 1,890
kalor serap kalorimeter 418,745 J, dan Pada hasil pengamatan perubahaan suhu
tetapan kalorimeter 104,685 J/°C. dari tabel 4, praktikan dapat membuat
Tabel 3. Hasil kalor reaksi (q reaksi) grafik energi listrik terhadap energi dalam
dan perubahan entalpi Grafik 1. Energi listrik terhadap
Reaksi Hasil energi dalam
q4 380,07 J
2000
q5 104,685 J
q6 -484,755 J 1500
Mol larutan 0,05 mol
Nilai Entalpi -9,695,1 J/mol 1000

500
Tabel 4. Tabel pengamatan suhu air
0
No Massa Suhu Suhu Waktu
25 27 29 31 33 35
air awal air ( detik
Suhu Akhir (˚C)
( gram ) (˚C ) (˚C ) )
1. 50 ml 25 28 85
2. 50 ml 25 31 115 4. Kesimpulan
3. 50 ml 25 34 150
Dari percobaan ini dapat
disimpulkan bahwa praktisi dapat
Tabel 5. Nilai eror perubahan suhu air
menentukan perubahan entalpi pada reaksi
Waktu 1 Waktu 2 Nilai Error antara larutan NaOH dan HCl. Entalpi yang
85 51 17,17 dihasilkan adalah -9,695,1 J/mol. Hasil
115 81 17,17 yang diperoleh untuk kalor penetralan
150 110 20,20 NaOH oleh HCl adalah 380,07 J J, energi
dalam sistem tertutup yang diperoleh pada
kenaikan suhu 3 °C adalah 630 J, hasil yang 2, pp. 1–7, 2000, doi:
diperoleh pada kenaikan suhu 6 °C adalah 10.1016/S0040-6031(00)00495-0.
1260 J , Hasil yang diperoleh dengan [5] N. Barros, S. Feijóo, A. Simoni, S.
kenaikan suhu 9°C adalah 1890 J. A. M. Critter, and C. Airoldi,
“Interpretation of the metabolic
DAFTAR PUSTAKA enthalpy change, ΔHmet, calculated
[1] B. Y. Richard, “THE ENTHALPHY for microbial growth reactions in
CHANGE OF ADENOSINE soils,” J. Therm. Anal. Calorim.,
TRIPHOSPHATE HYDROLYSIS”. vol. 63, no. 2, pp. 577–588, 2000,
doi: 10.1023/A:1010162425574.
[2] R. C. Woledge and P. J. Reilly,
“Molar enthalpy change for [6] N. Evalina, K. Riza, and A. A.
hydrolysis of phosphorylcreatine Rimbawaty, PEMANFAATKAN
under conditions in muscle cells,” BAHAN BAKAR SAMPAH
Biophys. J., vol. 54, no. 1, pp. 97– PLASTIK DENGAN
104, 1988, doi: 10.1016/S0006- MENGGUNAKAN PEMBANGKIT
3495(88)82934-5. LISTRIK HOT AIR STIRLING
ENGINE.
[3] S. P. Wahyu Sriyanto, “JENIS-
JENIS DAN PENENTUAN [7] Y. J. Lewerissa, “Analisis Energi
ENTALPI REAKSI KIMIA KELAS Pada Perencanaan Pembangkit
XI PENYUSUN. Modul Kimia Listrik Tenaga Uap (Pltu) Dengan
Kelas XI KD 3.5.” Cycle Tempo,” J. Voering, vol. 3,
no. 1, p. 23, 2018, doi:
[4] J. Alencar, “Application of the 10.32531/jvoe.v3i1.85.
metabolic enthalpy change in
studies of soil microbial activity,”
Thermochim. Acta, vol. 356, no. 1–
HALAMAN PENGESAHAN
PRAKTIKUM THERMODINAMIKA
PERCOBAAN I
PENENTUAN ENTALPI REAKSI DAN ENERGI DALAM

ASISTEN PRAKTIKUM PRAKTIKAN

Prapti Ira Kumalasari, S.Pd., M.T. Aji Indrayan Pratama


NIDN : 1107098701 2103001

Anda mungkin juga menyukai