Anda di halaman 1dari 12

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 TEKNIK MESIN A

TAHUN AJARAN 2020/2021


 
NAMA : PUTRY AZHUBA MARIA.S
NIM : 2007114360
KELAS :A
DOSEN :  PEPI HELZA YANTI, M.Si
PERCOBAAN KE- :  4
JUDUL : TERMOKIMIA

 
1. TUJUAN PRAKTIKUM
 Mencari panas netralisasi pada reaksi 1 mol HCl dengan 1 mol NaOH dengan
alat  sederhana. 

2. TEORI DASAR (Sumber diktat dan sumber lain)

 Termokimia merupakan cabang ilmu kimia yang merupakan dasar dari


termodinamika yang mempelajari perubahan-perubahan panas yang mengikuti
reaksi-reaksi kimia.  Termokimia mengenal sistem dan lingkungan, sistem adalah
bagian tertentu dari alam yang menjadi pusat perhatian dan lingkungan adalah bagian
diluar sistem atau yang berada di sekitar sistem (Chang, 2004).

 Didalam termokimia terdapat tiga jenis sistem anatara lain sistem terbuka, sistem
tertutup, dan sistem terisolasi. Sistem terbuka yaitu sistem dimana dapat terjadi
pertukaran energi dan massa dengan lingkungannya, sistem tertutup yaitu sistem
dimana hanya terjadi pertukaran energi dengan lingkungannya, massa tidak berubah,
sedangkan pada sistem terisolasi ialah keadaan yang tidak memungkinkan terjadinya
pertukaran energi maupun massa dengan lingkungannya (Atkins, 1999).

 Kajian tentang kalor dihasilkan atau dibutuhkan oleh reaksi kimia disebut termokimia.
Termodinamika merupakan cabang dari termokimia karena tabung reaksi dan isinya
membentuk sistem. Kita dapat mengukur (secara tak langsung, dengan cara mengukur
kerja atau kenaikan temperatur) energi yang dihasilkan oleh reaksi dengan kalor dan
dikenal sebagai q, bergantung pada kondisinya, apakah dengn perubahan energi
dalam atau perubahan entalpi. Sebaliknya jikakita tahu ∆U atau ∆H suatu reaksi, kita
dapat meramalkan jumlah energi yang dihasilkannya sebgai kalor (Altkins, 1999).

 Hampir semua reaksi kimia menyerap atau menghasilkan (melepaskan) energi,


umumnya dalam bentuk kalor. Penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara
energi termal dan kalor. Kalor (heat) adalah perpindahan energi termal antara dua
benda yang suhunya berbeda walaupun kalor diserap atau kalor dibebaskan. Ketika
menggambarkan perubahan energi yang terjadi selama proses tersebut. Ilmu kimia
yang mempelajari perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia disebut termokimia
(thermochemistry) (Chang, 2004).


 Panas dan kerja, keduanya adalah bentuk perpindahan energi kedalam atau keluar
sistem, maka dapat dibayangkan sebagai energi dalam keadaan singgah. Jika
perubahan energi disebabkan kontak mekanik sistem dengan lingkungannya, maka
kerja dilakukan : jika perubahan itu disebabkan ileh kontak kalor (menyebabkan
perubahan suhu, maka kalor dipindahkan. Dalam banyak proses, kalor dan keduanya
menembus batas sistem, dan perubahan energi dalam sistem adalah jumlah dari
kontribusi itu. Pernyataan ini disebut hukum pertama yang mempunyai rumus
matematika :
 E=q+w

 Suatu sistem dapat dibayangkan mengandung kerja atau kalor, sebab kerja dan kalor
keduanya mengacu bukan pada keadaan sistem, tetapi pada proses yang mengubah
suatu keadaan-keadaan lainnya. Perubahan keadaan yang sama dari sistem dapat
dilakukan dengan memindahkan kalor ke sistem tanpa melakukan kerja sehingga : E =
w + w. Karena qdan w tergantung pada proses tertentu atau (lintasan) yang
menghubungkan keadaan, maka mereka bukanlah fungsi keadaan (Oxtoby, 2001).

ΔE = Q – W

Q = kalor yang diserap oleh sistem


W = kerja yang dilakukan oleh sistem
Kebanyakan reaksi kimia berlangsung pada tekanan tetap. Kerja dirumuskan
dengan  dengan persamaan: W = P ΔV, dimana P = tekanan gas dan ΔV=
perubahan volume untuk sistem gas. 
Oleh karenanya pada tekanan tetap ΔE = Q – P ΔV 
Bila ΔV = 0 maka ΔE = Q. Kuantitas kalor yang diserap pada tekanan tetap
disebut  entalpi (ΔH), untuk reaksi kimia ΔH adalah kalor reaksi. 

ΔH suatu reaksi kimia dapat ditetapkan dengan mengukur perubahan suhu


yang mengiringi reaksi sejumlah reagen tertentu, lalu dikoreksi dengan kalor
yang diserap oleh  kalorimeter (tetapan Kalorimeter). 
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O ΔH =  Atau OH + H H2O ΔH =
- +

 Reaksi kimia yang menyangkut pemecahan atau pembentukan ikatan kimia


selalu berhubungan dengan penyerapan atau pelepasan panas. Reaksi eksotermik
adalah suatu reaksi yang melepaskan energi. Jika reaksi berlangsung pada suhu tetap
berdasarkan perjanjian ∆H akan bernilai negatif karena kandngan panas dari sistem
menurun. Sebaliknya pada reaksi endotermik yaitu reaksi yang membutuhkan panas
berdasarkan perjanjian ∆H akan bernilai positif. Namun kadang-kadang buku
menggunakan tanda sebaliknya dari yang telah diuraikan diatas. Karena itu dalam
penulisan dibidang termodinamika dianjurkan untuk selalu mencantumkan
penggunaan tanda yang akan digunakan (Bird, 1993).

 Panas pelarutan ada dua macam, yaitu proses pelarutan integral dan panas
pelarutan diferensial. Besarnya panas pelarutan bergantung pada jumlah mol pelarut
dan zat terlarut (Sukardjo, 2002).

 Panas pelarutan adalah panas yang diserap jika 1 mol padatan dilarutkan
dalam larutan yang sudah dalam keadaan jenuh. Hal ini berbeda dengan panas
pelarutan untuk larutan encer yang biasa terdapat dalam tabel panas pelarutan. Panas
pelarutan biasanya terdapat tabel merupakan panas. Pengenceran dari keadaan jenuh
menjadi encer (Sukardjo, 2002).

 Panas netralisasi terjadi dalam larutan asam kuat dan basa kuat dengan sedikit
air ternyata berharga konstan. Hal ini disebabkan karena asam kuat dan basa kuat
akan mudah terionisasi sempurna dalam bentuk ion didalam larutan. Panas penetralan
merupakan jumlah panas yang dilepaskan ketika 1 mol air terbentuk akibat reaksi
dengan asam dan basa atau sebaliknya (Subowo dan Sanjaya, 1983).

3. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

1. Menentukan Harga Air Gelas Kimia 


Alat-alat yang digunakan: 
 Gelas kimia 150 ml dan 250 ml 
 Gelas ukur 
 Batang pengaduk 
 Thermometer 
Bahan-bahan yang digunakan: 
 Air suling 
 Serbuk gergaji 

2. Menentukan Panas Netralisasi 


Alat alat yang digunakan : 
 Gelas kimia 150 dan 250 ml 
 Gelas ukur 
 Batang pengaduk 
 Thermometer 
Bahan-bahan yang digunakan : 
 Larutan asam klorida, HCl 1M 
 Larutan natrium hidroksida, NaOH 1M  

4. PROSEDUR KERJA (Dalam bentuk diagram)

1) Menentukan Harga Air Gelas Kimia

Ambilah gelas ukur dan


ukurlah cairan air suling
sebanyak 40 ml.

Tuangkan kedalam Kalorimeter

Gelas piala kering dan


Tutuplah kalorimeter panaskan air ini sampai
yang telah dilengkapi 600 – 700, ukur suhu air
dengan termometer dan panas dengan tepat (Td)
alat pengaduk,  catat menggunakan termometer
suhu (Td).

Amati, catat suhu setiap 1 menit sampai


tidak ada lagi perubahan suhu dan
tentukan tetapan kalorimeternya
Dengan menganggap bobot 40 mL air suling adalah 40 g dan kalor jenis air adalah 4,184
J/goC, maka tetapan kalorimeter dapat dihitung dari persamaan:

C Mp (Tp - Tm) = c Md (Tm – Td) + W (Tm – Td)

Dimana C = kalor jenis air, 4,184 J/goC

Mp = bobot air panas

Md = bobot air dingin

Tp = suhu air panas sebelum bercampur

Td = sebelum bercampur

Tm = suhu campuran14

W = tetapan kalorimeter, J/oC


2) Menentukan Panas Netralisasi 

Keringkan kalorimeter dengan seksama. 

Ukurlah 40 mL
Ukurlah 40 mL larutan NaOH 1 M
larutan HCL 1 M ke lalu masukkanlah ke
dalam gelas piala dalam kalorimeter
150 mL dan letakkan
di dekat kalorimeter.

Apabila suhu kedua larutan sama, pindahkan

40 mL larutan HCl 1 M ke kalorimeter

Segera tutup dan catat suhu setiap


15 detik sambil mengaduk

Suhu larutan akan


mencapai titik maksimum,
dan perlahan akan turun.
Catat suhu setiap 1 menit
hingga tidak ada lagi
perubahan suhu

Tentukanlah ΔH netralisasi reaksi HCl dan NaOH


Kalor netralisasi diperoleh dari:

Q = c M (Tf – Ti) + W ( Tf – Ti)

Q = (4,184 J/goC (80 g) (Tf – Ti) + W (Tf – Ti)

Dimana Tf = suhu campuran

Ti = suhu pereaksi sebelum dicampur

Q = kalor yang diserap oleh sekeliling

H dinyatakan dalam J/mol, karena tekanannya tetap maka H dicari dengan mebagi Q oleh
jumlah mol yang bereaksi (0,0401 x 1,0 mol/L) = 0,040 mol

−Q sekeliling
ΔHreaksi =
0,040

5. PENGAMATAN (Tabel sesuai jurnal)

A. Hasil Pengamatan
Suhu (oC) Ulanga Ulanga Ulanga Ulanga Ulanga Ulangan Ulanga Ulanga Rata
n 1 n n n n n n
6 -rata
2 3 4 5 7 8

Suhu Air 31,5 31,5 31,5 31,5 31,5 31,5 31,5 31,5 31,5
Dingin

Suhu Air 44,5 44,5 44,0 44,0 44,0 44,0 43,5 43,5 44
Panas

Suhu - - - - - - - - 44
Campuran (Modus
Air
Panas)

Waktu 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4


(Menit)

1. Penentuan Ketetapan Kalorimeter


 Tabel berdasarkan diktat
 Tabel berdasarkan video pengamatan

Data Hasil
Bobot Kalorimeter Kosong (A) 157,50 gram
Bobot Kalorimeter + Air Suling (B) 207,50 gram
Bobot Kalorimeter + Air Suling Campuran 257,45 gram
(C)
Bobot Air Suling (B-A) 50,00 gram
Bobot Air Panas (C-B) 49,95 gram
Suhu Air Dingin (a) 31,5 oC
Suhu Air Panas (b) 71 oC
Suhu Air Campuran (c) 44 oC
ΔT Air Dingin (c-a) 12,5 oC
ΔT Air Panas (b-c) 27 oC
ΔT Kalorimeter = ΔT Air Dingin (c-a) 12,5 oC
Kalor Jenis Air (cair) 1 kal/gram oC

2. Penentuan ΔH Netralisasi untuk Asam Basa

Suhu (oC) Suhu Awal Suhu Akhir Rata-rata

Suhu Larutan Asam 25 oC 25 oC 25 oC

Suhu Larutan Basa 25 oC 25 oC 25 oC

Suhu Campuran - 32 oC 32 oC

B. Perhitungan Tetapan Kalorimeter

Diketahui : Tair dingin = 31,5 oC


Vair dingin = 50 gram
Vair panas = 49,95 gram

Tair panas = 70 oC

Tcampuran = 44 oC

1.) ΔT kalor lepas air panas = Tair panas - Tcampuran


= 70 oC - 44 oC

= 26 oC

2.) ΔT kalor diterima air dingin = Tcampuran - Tair dingin

= 44 oC - 31,5 oC

= 12,5 oC

ΔT = Rata-rata Tsuhu dingin + Rata-rata Tsuhu panas


2

ΔT = 31,5 oC + 44 oC
2

= 37,7 oC

3.) Kalor yang dilepas air panas


m = ρair - Vair
= 1 gram/ml x 49,95 gram
= 49,95 gram
Q = m . c . ΔT

= 49,95 gram . 4,18 J/g oC . 26 oC


= 5428,5 J

4.) Kalor yang diterima air dingin


m = ρair - Vair
= 1 gram/ml x 50 gram
= 50 gram
Q = m . c . ΔT

= 50 gram . 4,18 J/g oC . 12,5 oC


= 2612,5 J

5.) Kalor serap dari kalorimeter (Asas Black)


Q = Qair panas - Qair dingin
= 5428,5 J – 2612,5 J
= 2816 J

C. Perhitungan ΔH Netralisasi reaksi HCl dengan NaOH

1.) Perubahan entalpi reaksi


50 ml = 50 g
Massa NaOH + HCL = 50 gram + 50 gram
= 100 gram

2.) mol NaOH =MxV


= 1 M x 0,05 L
= 0,05 mol
mol HCL =MxV
= 1 M x 0,05 L
= 0,05 mol

 q larutan 1 = m (NaOH) . c . ΔT

= 50 gram . 4,18 J/g oC . 25 oC


= 5225 J
q reaksi = -q larutan
= -5225 J

 q larutan 2 = m (HCL) . c . ΔT

= 50 gram . 4,18 J/g oC . 25 oC


= 5225 J
q reaksi = -q larutan
= -5225 J

 q larutan 3 = m (NaOH + HCL) . c . ΔT


= 100 gram . 4,18 J/g oC . 25 oC
= 10450 J
q reaksi = -q larutan
= -10450 J

Jadi, ΔH = - q
mol
= - (-5225 J) + (-5225 J) + (-10450 J)
0,05 mol
= -(-20900)
0,05 mol
= 418000 J/mol

D. Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan system dan lingkungan ?


Sistem adalah Segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam
mempelajari perubahan energi.
Lingkungan adalah hal-hal di luar sistem yang membatasi system
(mengelilingi sistem) dan dapat mempengaruhi sistem.

2. Apa perbedaan antara entalpi dengan energy dalam ?


Entalpi (ΔH) adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah
energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang
digunakan untuk melakukan kerja.
Energi (ΔE) dalam adalah jumlah energi dari semua energi yang dimiliki oleh
sistem molekul.
Perbedaan antara ΔH dan ΔE untuk sistem cairan dan padatan adalah relatif
kecil karena hanya ada sedikit perubahan volume sistem selama reaksi.
Perbedaan ini bisa signifikan, untuk reaksi yang melibatkan gas jika ada
perubahan jumlah mol gas dalam proses reaksi.
3. a. Sistem terbuka adalah
Sistem terbuka adalah sistem yang dapat mempertukarkan materi dan energi
dengan lingkungannya. Akibatnya komposisi dari sistem terbuka tidak
tetap(berubah).

b. Sistem tertutup adalah


Sistem tertutup adalah sistem yang hanya dapat melakukan pertukaran
energidengan lingkungannya.

6. DAFTAR PUSTAKA
1. DIKTAT PERCOBAAN KE-4
2. https://www.slideshare.net/wd_amaliah/laporan-praktikum-termokimia
( SELASA, 13 OKT 20, JAM 22:22 )
3. http://kumpulan-laporan-praktikum-kimia.blogspot.com/2015/11/termokimia.html
( SELASA, 13 OKT 20, JAM 22.40 )

Anda mungkin juga menyukai