Anda di halaman 1dari 8

Nama : Husein Ahmad

Nim : 2007114597

Kelas : Teknik Mesin A

Matkul : Kimia Dasar

RESUME KIMIA STOIKIOMETRI

Salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek kuantitatif unsur dalam suatu
senyawa atau reaksi disebut stoikiometri yang berasal dari Bahasa Yunani yaitu stoicheon yang
berarti unsur dan metrain yang berarti mengukur. Dengan kata lain, stoikiometri adalah
perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi.
Penelitian yang cermat terhadap pereaksi dan hasil reaksi telah melahirkan hukum-hukum
dasar kimia yang menunjukkan hubungan kuantitatif itu. Hukum tersebut antara lain: hukum
kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, hukum perbandingan berganda, hukum Boyle, dan
hukum Boyle-Gay Lussac.

a. Hukum kekekalan massa (Lavoiser pada tahun 1774)


“Massa total suatu bahan sesudah reaksi kimia sama dengan massa total bahan
sebelum reaksi”
Contoh: 2 gram Hidrogen bereaksi dengan 16 gram Oksigen membentuk 18 gram air
(H2O).
b. Hukum perbandingan tetap (Joseph Proust tahun 1799)
“Perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu tetap”.
Misalkan senyawa Ap.Bq.
Massa A: Massa B = p ArA. q ArB
p . ArA p . ArB
mA= × m Ap.Bq mB = × m Ap.Bq
MrAp. Bq MrAp. Bq
p. ArA p×. ArB
% A= × mAp.Bq %B= m Ap.Bq
MrAp. Bq MrAp. Bq
Dengan : mA = massa unsur A (gram)
mB = massa unsur B (gram)
m ApBq = massa senyawa ApBq (gram)

c. Hukum perbandingan berganda (Jhon Dalton tahun 1803)


“Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, maka perbandingan
massa unsur yang satu, yang bersenyawa dengan unsur lain yang tertentu
massanya, merupakan bilangan bulat dan sederhana”.

d. Hukum Boyle
“Pada suhu tetap hasil kali tekanan dan volume gas selalu tetap”.

P1.V1 = P2.V2

Dengan: P= tekanan gas (atm)


V= volume gas (liter)

e. Hukum Boyle-Gay Lussac


“Hasil kali tekanan dan volume dibagi suhu mutlak pada suatu gas selalu tetap”.
Hukum ini dapat digunakan untuk menghitung volume gas di luar keadaan standar,
dengan rumus:
P1. V1 P2 . V2
=
T1 T2

Bilangan Avogadro merupakan bilangan yang sudah umum dikenal, baik dalam
ilmu kimia maupun fisika. Bilangan Avogadro memiliki nilai 6,0225×1023. Dalam ilmi
stoikiometri, banyak hal-hal yang harus dipahami, antara lain:

a. Massa atom relatif (Ar)


1
12
Massa atom relatif suatu unsur adalah perbandingan massa suatu atom dengan × massa
suatu atom isotop karbon-12 atau C12 (massa atom standar). Dirumuskan dengan:
massa satu unsur X
1 Ar unsur X =
12 × massa satu atom C12

b. Massa molekul relatif (Mr)


Massa molekul relatif suatu senyawa adalah perbandingan massa satu molekul senyawa
1
dengan × massa satu atom isotop karbon-12 atau C12 (massa standar). Dirumuskan
12
dengan:
massa satu unsur X
1
Mr senyawa X =
12 × massa satu atom C12

c. Konsep mol
Satu mol suatu zat adalah banyaknya zat tersebut yang mengandung 6,02×10 23 buah
partikel. Massa satu mol suatu zat sama dengan Ar atau Mr zat tersebut yang dinyatakan
dalam garam.
Massa 1 mol unsur X = Ar × gram
Massa 1 mol senyawa X = Mr × gram

Rumus mol unsur X atau mol senyawa X dapat dirumuskan dengan:


massa (gram)
mol unsur (n) =
massa Ar

massa (gram)
mol senyawa (n) =
massa Mr

Satu mol setiap zat mengandung 6,02×1023 partikel sehingga rumus mol unsur X atau mol
senyawa X dapat juga dirumuskan dengan:
N
n= atau N = n.6,02×1023
6,02×1023

Dengan: n= mol unsur X atau senyawa X


N= jumlah partikel X

Pada keadaan standar (STP yaitu 00C, 1 atm) mol setiap gas volumenya 22,4 liter,
sehingga mol unsur X juga dapat dinyatakan dengan:
Vx
n= × 1 mol X atau Vx = n.Vm
Vm Vx = n. 22,4

Di mana: n = mol unsur X atau senyawa X


Vm = volume gas dalam keadaan STP yaitu 22,4 liter
Vx = volume unsur X pada saat itu

Berdasarkan rumus-rumus di atas maka konsep mol dapat dirumuskan dengan:

m m N V
n = = = = mol
23
Ar Mr 6,02 .10 22,4

d. Molaritas (M)
Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap satu liter larutan
Dinyatakan dengan:
n
M=
V
Di mana molaritas dinyatakan dengan satuan mol/L.
perlu untuk memahaminya, mulai dari konsep mol dan massa molar, rumus
empiris dan rumus molekular, dasar stoikiometri larutan dan gas ideal, dan penulisan dan
penyetaraan reaksinya.
1. Konsep Mol dan Massa Molar (})

Dalam sistem SI, satu mol didefinisikan sebagai jumlah dari materi yang terdiri
dari entitas-entitas (atom-atom, molekul-molekul, atau partikel-partikel lainnya) sejumlah
jumlah atom-atom yang berada dalam 12 gram karbon-12. Nilai jumlah atom tersebut
adalah 6,022×1023

Massa molar,}, didefinisikan sebagai massa dari 1 mol entitas (atom, ion,
molekul, unit formula) dari materi. Satuan dari massa molar (}) adalah gram/mol.

N = nN_A

konsep stoikiometriMateri Stoikiometri: Hubungan massa, jumlah mol, dan


jumlah atom dari unsur

(Sumber: Chang, Raymond. 2010. Chemistry (10th edition). New York: McGraw Hill)

Rumus Empiris dan Rumus Molekuler


Rumus empiris merupakan rasio bilangan bulat paling sederhana dari jumlah mol dari
masing-masing unsur dalam suatu senyawa. Rumus molekuler merupakan jumlah mol
sebenarnya dari masing-masing unsur dalam 1 mol senyawa. Rumus molekuler bisa saja identik
dengan rumus empiris ataupun merupakan kelipatan bilangan bulat dari rumus empiris. Sebagai
contoh, asam fosfat (H3PO4) memiliki rumus molekuler dan rumus empiris yang identik. Glukosa
memiliki rumus molekuler C6H12O6 yang merupakankelipatan 6 kali rumus empirisnya, CH2O.

rumus molekuler ≡ (rumus empiris)n

}rumus molekuler = n× }rumus empiris, n = 1, 2, 3, …

Dasar Stoikiometri Larutan

Istilah “konsentrasi” larutan menyatakan jumlah zat terlarut yang dilarutkan dalam
sejumlah tertentu pelarut atau sejumlah tertentu larutan. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan
dalam molaritas. Molaritas (M) didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut per liter larutan.

Dasar Stoikiometri Gas Ideal

Volum molar, Vm, didefinisikan sebagai volum dari 1 mol entitas (atom, ion, molekul,
unit formula) dari materi. Satuan dari volum molar (Vm) adalah L/mol.

Hukum Avogadro menyatakan bahwa pada tekanan dan temperatur tertentu dan tetap,
volum gas secara langsung berbanding lurus terhadap jumlah gas.
Pada keadaan STP (P = 1 atm, T = 273 K), Vm gas ideal =
22,414 L/mol

Pada keadaan RTP/ATP (P = 1 atm, T = 298 K), Vm gas ideal = 24 L/mol

Pada keadaan tertentu, berlaku hukum gas ideal:

di mana R adalah tetapan gas, R = 0,08206 L∙atm/mol∙K = 8,314 J/mol∙K

Menulis dan Menyetarakan Persamaan Reaksi Kimia

Persamaan reaksi kimia adalah pernyataan yang ditulis dengan rumus molekuler yang
memberikan informasi identitas dan kuantitas zat-zat yang terlibat dalam suatu perubahan kimia
ataupun fisika. Semua zat yang bereaksi, disebut pereaksi/reaktan, ditempatkan di sebelah kiri
tanda panah, yang arah panahnya ke kanan menunjuk pada produk, yakni semua zat yang
dihasilkan dari reaksi.

Dalam persamaan reaksi, dikenal koefisien reaksi, yaitu bilangan yang berada di sebelah
kiri rumus molekuler untuk mengalikan semua atom dalam rumus molekuler tersebut.
Perbandingan koefisien-koefisien reaksi dapat diinterpretasi sebagai perbandingan mol zat-zat
dalam reaksi. Pada setiap reaktan dan produk, dituliskan wujud zatnya (s (padat), l (cair), g (gas),
atau aq (larutan dengan pelarut air)) dalam tanda kurung di sebelah kanan rumus molekuler
masing-masing.

Contoh persamaan reaksi kimia setara:


Sumber :

Stoikiometri – Referensi

1. Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition). New
Jersey: Pearson Education, Inc.
2. Chang, Raymond. 2010. Chemistry (10th edition). New York: McGraw Hill

Anda mungkin juga menyukai