Oleh :
Ni Made Tiara Chandra Acintya
1908511046
Kelompok 2
I. Tujuan
1. Mengetahui prinsip kerja dari kalorimeter.
2. Mengetahui perubahan energi yang menyertai reaksi pada percobaan.
3. Menentukan tetapan kalorimeter pada percobaan.
4. Menentukan kalor penetralan HCl dan NaOH pada percobaan.
5. Menentukan kalor reaksi Zn (S) + CuSO4 (aq) pada percobaan.
Suhu
42 35 35 35 34 33 33 33 33 32
(ºC)
5.2. Tabel Data Pengamatan Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH
T0 HCl : 30ºC
T0 NaOH : 30ºC
t
0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5
(menit)
Suhu
43 43 39 41 42 41 40 38 36 40
(ºC)
5.3. Tabel Data Pengamatan Penentuan Kalor Reaksi Zn (S) + CuSO4 (aq)
T0 CuSO4
0,5 menit: 31ºC ● 1,5 menit : 31ºC
1 menit : 31ºC ● 2 menit : 31ºC
t
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(menit)
Suhu
45 43 44 43 42 41 41 42 42 43
(ºC)
VI. Pembahasan
Pada percobaan penentuan panas pelarutan kali ini dilakukan dalam 3 percobaan yaitu
penentuan tetapan calorimeter, penentuan kalor penetralan dan penentuan kalor reaksi Zn (S) +
CuSO4 (aq). Percobaan ini dilakukan dengan metode kalorimetrik dengan alat calorimeter yang
berprinsipkan pada pengukuran perubahan temperaturnya yang sebanding dengan energi yang
dilepas atau diterima sebagai kalor sehingga perubahan entalpinya dapat ditentukan.
Percobaan pertama adalah penentuan tetapan kalorimetri (kapasitas kalor) yaitu
jumlah kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu calorimeter beserta isinya sebesar
1 C. Percobaan ini menggunakan zat berupa air. Air dimasukan ke dalam calorimeter
o
kemudian dicampurkan dengan air yang temperaturnya lebih tinggi ± 10 C yang diukur o
temperaturnya selama 10 menit dengan selang waktu 1 menit dan dengan perbandingan
volume yang sama agar dalam perhitungan volume dapat diabaikan. Hasil yang didapatkan
yaitu temperatur dari menit ke satu sampai 10 adalah 42; 35; 35; 35; 34; 33; 33; 33; 33; 32 C o
dan setelah dilakukan perhitungan didapatkan kalor yang diserap air dingin (q1) sebesar 378
J ; kalor yang dilepaskan air panas (q2) sebesar 462 J ; kalor yang diterima calorimeter (q3)
sebesar 84 J sehingga didapatkan tetapan kalorimeternya (k) sebesar 18,67 J/K.
Percobaan kedua yaitu penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH yang merupakan
asam dan basa kuat yang mudah terionisasi dan menghasilkan garam dan air. Suhu HCl dan
NaOH diatur sedemikian rupa agar sama dimana suhunya 30 C. Hasil yang didapatkan selama
o
pencampuran HCl dan NaOH yaitu temperature yang diukur selama 5 menit dengan selang
waktu 0,5 menit dari menit ke 0,5 sampai 5 adalah 43 ; 43 ; 39 ; 41 ; 42 ; 41 ; 40 ; 38 ; 36 ;
40 C. Setelah dilakukan perhitungan didapatkan kalor yang diserap (q11) adalah 1680,4656 J
º
; kalor yang diserap calorimeter adalah (q12) 192,301 J ; kalor yang dihasilkan reaksi adalah
1.872,7666 J sehingga didapatkan kalor penetralan (∆Hn) sebesar 46.819,165 J/mol.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa reaksi mengalami kenaikan temperature
yang menandakan bahwa reaksi berjalan secara eksoterm. Reaksi yang terjadi adalah:
Percobaan ketiga yaitu penentuan kalor reaksi Zn (S) + CuSO4 (aq). Penentuan kalor
reaksi ini dilakukan dengan mencampurkan larutan CuSO4 dengan serbuk Zn. Sebelum
pencampuran tempratur larutan CuSO4 diukur selama 2 menit dengan selang waktu 0,5 menit,
sehingga diperoleh suhu rata – rata CuSO4 sebesar 31ºC. Selanjutnya dilakukan pencampuran
kedua reaktan, dengan adanya pencampuran ini maka reaksi yang akan disebabkan adalah :
VII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa
kesimpulan antara lain sebagai berikut :
1. Prinsip kerja dari kalorimeter berdasarkan pada pengukuran perubahan tempratur yang
sebanding dengan energi yang dilepaskan atau diterima dalam bentuk kalor sehingga
perubahan entalpinya dapat ditentukan.
2. Reaksi kimia selalu disertai dengan perubahan energi, hal ini dapat dilihat dari perubahan
suhu yang terjadi pada percobaan. Dari perubahan suhu ini akan mempengaruhi besar atau
kecilnya kalor pelarutan yang dihasilkan di dalam percobaan.
3. Pada percobaan diperoleh tetapan kalorimeter (k) sebesar 18,67 J/K
4. Pada percobaan diperoleh kalor penetralan HCl dan NaOH (∆Hn) sebesar 46.819,165 J
5. Pada percobaan diperoleh kalor reaksi Zn (S) + CuSO4 (aq) (∆Hr) sebesar 28.688,54 J/mol
DAFTAR PUSTAKA
Chang, R. 2004. Kimia Dasar Konsep – Konsep Inti Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Melville, et.al. 2016. Bomb Calorimetry an Heat of Combustion. Iranica Journal of Energy &
Envirement. Vol.4 : 73-78.
Petrucci, R.H. 1987. Fisika Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta : Erlangga.
A. Data Pengamatan
1. Tabel Data Hasil Pengamatan Penentuan Tetapan Kalorimeter
Suhu Air Dingin : 30ºC
Suhu Air Panas : 40ºC
t
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(menit)
Suhu
42 35 35 35 34 33 33 33 33 32
(ºC)
2. Tabel Data Hasil Pengamatan Penentuan Kalor Penetralan HCl dan NaOH
T0 HCl : 30ºC
T0 NaOH : 30ºC
t
0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5
(menit)
Suhu
43 43 39 41 42 41 40 38 36 40
(ºC)
3. Tabel Data Hasil Pengamatan Penentuan Kalor Reaksi Zn (S) + CuSO4 (aq)
T0 CuSO4
0,5 menit: 31ºC ● 1,5 menit : 31ºC
1 menit : 31ºC ● 2 menit : 31ºC
t
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(menit)
Suhu
45 43 44 43 42 41 41 42 42 43
(ºC)
B. Perhitungan
1. Penentuan Tetapan Kalorimeter
Diketahui:
Vair dingin = 20 cm3
Vair panas = 20 cm3
ρ air = 1 g/cm3
Kalor jenis air (S) = 4,2 J/goK
T air dingin = 30oC = 303 K
T air panas = 40oC = 313 K
(42 +35 +35 +35 +34 +33 +33 +33 +33+32)℃
T2 (T campuran) = = 34,5oC = 307,5 K
10
K = - 186,6667 J/K
[NaOH] = 0,05 M
V NaOH = 20 cm3 = 0,02 L
[HCl] =2M
V HCl = 20 cm3 = 0,02 L
Ditanya : q11 ; q12 ; q13 ; dan ∆Hn = …..?
Jawab :
n NaOH = [NaOH] x VNaOH
= 0,05 M x 0,02 L
= 0,001 mol
n HCl = [HCl] x VHCl
= 2 M x 0,02 L
= 0,04 mol
NaOH + HCl NaCl + H2O
m : 0,001 0,04 - -
b : 0,001 0,001 0,001 0,001
s: 0 0,039 0,001 0,001
= 28.688,54 J/mol
C. Pertanyaan
1. Tanpa melihat data, perkirakan kalor penetralan sistem reaksi berikut serta berikan
alasannya :
NaOH – HCl
NH4OH – HCl
NH4OH – CH3COOH
Jawab :
Kalor penetralanadalah kalor reaksi yang dihasilkan atau dilepaskan pada
penetralan 1 mol asam oleh satu mol basa atau 1 mol basa oleh satu mol asam. Panas
netralisasi asam kuat oleh bas kuat adalah -57 kj/mol, sedangkan panas netralisasi asam
lemah oleh basa lemah kurang dari -56 kj/mol. Hal ini disebabkan oleh asam dan basa
lemah hanya terionisaasi sebagian sedangkan asam dan basa kuat terioniasi sempurna.
Maka itu kalor netralisasi dari tinggi ke rendah adalah NaOH – HCl ; NH4OH – HCl ;
NH4OH – CH3COOH.
2. Jika sistem yang dipelajari hanya menyangkut zat padat dan zat cair saja, maka kerja
sistem dapat diabaikan. Apakah akibat dari keadaan ini?
Jawab :
Jika sistem yang dipelajari hanya menyangkut zat padat dan zat cair saja, maka
kerja sistem dapat diabaikan dimana terjadi perubahan volume yang sangat kecil sehingga
kerja yang bersangkutan dengan sistem tersebut dapat diabaikan. Akibatnya perubahan
entalpi (∆H) dan perubahan energi dalam hal ini adalah identik
3. Diketahui:
T air panas = 35 C
o
T air dingin = 29 Co
V air dingin = 40 cm 3
V air panas = 40 C o
ρ air = 1 g/cm 3
Data:
0 29,9
1 28,8
2 28,6
3 28,4
4 28,2
5 28,0
Ditanya: K= ….?
Jawab:
m air panas = ρ air x V air dingin
= 1 g/cm x 40 cm
3 3
= 40 gram
m air dingin = ρ air x V air dingin
= 1 g/cm x 40 cm
3 3
= 40 gram
T air panas = T = 35 C 1
o
T = (29,9+28,8+28,6+28,4+28,2+28,0)6= 28,65 C
2
o
∆T air dingin = T – T 2 1
= 28,65 -29
= -0,35
∆T air panas = T – T 2 1
= 28,65 -35
= - 6,35
K = m . S (∆Tp - ∆Td)/ ∆T
K = 40 g . 4,2 J/g C (-6,35 – (-0,35) /- 0,6 K
o
4. Diketahui:
m Na CO 2 3 = 8,4 g
m air = 80 g
Mr Na CO 2 3 = 106,9 g/mol
Mr H O 2 = 18 g/mol
∆T = 6,24 K
S = 4,0 J/g Ko
K = 1680 J/K
Jawab :
Na CO 2 3 + 2H O
2 → 2NaOH + H CO
2 3
m : 0,792 8,88 - -
b : 0,792 0,792 0,1584 0,792
s : 0 8, 7216 0,1584 0,792
= 2206,464 J
Kalor yang diserap calorimeter (q12)
q12 = K x ∆T
= (1680 J/K) x 6,24 K
= 10483, 2 J
Kalor yang dihasilkan reaksi
q13 = q11 + q12
= 2206,464 + 10483,2
= 12.689,664 J
Kalor Penetralan (∆Hs)
∆Hs = q13n NaOH+n Na2CO3= 12.689,664 J0,9504 mol=13.351,9192Jmol